Jurnal BMC [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“PERAN AKTIF PERUSAHAAN START UP BERBASIS BISNIS MODEL KANVAS PADA PERUSAHAAN “TIKET.COM” Dr. Muljadi Thio, Renny Suryani



Abstrak E-Commerce merupakan salah satu konsep yang cukup berkembang dalam bidang teknologi informasi. Konsep E-Commerce memberikan banyak kemudahan dan kelebihan jika dibandingkan dengan konsep belanja yang konvensional, diantaranya semua informasi yang diinginkan konsumen dapat diakses lebih detail, cepat tanpa dibatasi tempat dan waktu, dan proses transaksi pun bisa dilakukan menjadi jauh lebih mudah. Sehingga dengan penerapan sistem ini akan sangat mempermudah dan lebih menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun penjual e-commerce tiket.com Pesatnya Perkembangan industri penerbangan didukung dengan perkembangan teknologi informasi yaitu internet. Penjualan tiket pesawat merupakan salah satu cara yang digunakan oleh penyedia jasa agen tiket untuk memudahkan calon penumpang pesawat dalam mendapatkan tiket pesawat. Tiket.com adalah perusahaan internet yang bergerak menyediakan layanan pemesanan tiket secara online, dirintis mulai November, 2011. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat kualitas Tiket.com berdasar penilaian pengguna terhadap kualitas aktual yang dirasakan dan kualitas ideal yang diharapkan.



Kata Kunci : E-Commerce, Tiket.com, Penjualan & Pelayanan.



ABSTRACT



E-Commerce is one of the concepts that is quite developed in the field of information technology. The concept of E-Commerce provides many conveniences and advantages when compared to conventional shopping concepts, including all the information consumers want can be accessed in more detail, quickly without being limited by place and time, and the transaction process can be made much easier. So that the implementation of this system will greatly facilitate and benefit more parties, both consumers and e-commerce ticket ticket.com sellers The rapid development of the aviation industry is supported by the development of information technology, such as the Internet. Ticket selling is one of the ways used by service providers ticket agent to facilitate air passengers in getting tickets. Tiket.com is one of the Internet companies provide air ticket booking services online began in November 2011. This study aimed to describe the level of quality Tiket.com based on the judgment of the actual quality and perceived quality of the ideal. Keywords



: E-Commerce, Tiket.com, Sale & Service.



A. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang E-Commerce merupakan suatu konsep baru yang biasa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada Word Wide Web Internet atau prose jual beli atau pertukaran produk, jasa, dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet. Pemasaran dan transaksi jual beli melalui media online atau daring (dalam jaringan) sudah sangat banyak digunakan pada periode waktu saat ini. Perusahaan mendapatkan media pemasaran yang lebih dinamis dan relatif ekonomis dibandingkan dengan media pemasaran lainnya. Penjualan maupun pemasaran melalui media jenis ini digunakan pada berbagai industri. Industri penjualan tiket adalah salah satu bagian yang cukup besar dalam hal menggunakan jasa media daring untuk melakukan transaksi ke pihak akhir atau konsumen. Mundorf dan Bryant (2002) menjelaskan bahwa transaksi jual-beli bisnis ke konsumen secara daring telah menimbulkan ketertarikan tersendiri selama beberapa tahun belakangan ini. Konteks daring yang menggunakan fasilitas internet, dengan hadirnya website (situs jejaring), menciptakan saluran yang efisien untuk periklanan, pemasaran, penjualan, dan distribusi secara langsung pada berbagai macam barang dan jasa serta sebagai saluran pendukung untuk keluhan konsumen (Hoffman et al., 1996). Kini sudah cukup banyak penyedia tiket maskapai penerbangan pihak ketiga yang menawarkan berbagai kemudahan akses serta harga yang kompetitif. Salah satu dari penyedia tiket pihak ketiga tersebut atau yang biasa disebut biro perjalanan yaitu Tiket.com. Tiket.com merupakan usaha yang bergerak dalam bidang biro perjalanan yang menggunakan situs jejaring untuk melakukan pemesanan tiket perjalanan dan liburan secara daring. Produk yang ditawarkan adalah hotel, kereta api, konser, dan pesawat. Nama Tiket.com sendiri diciptakan pada tahun 2000 dan dipatenkan oleh Godaddy.com, sebuah perusahaan asal Amerika yang menyediakan pelayanan jasa domain (ranah) dan web hosting (penyedia jejaring). Situs Tiket.com mulai diresmikan dan secara resmi beroperasi pada tahun 2011, kemudian pada tahun 2013 ranah ini dibeli oleh PT Global Tiket Network. Tiket.com menggunakan serveryang berbasis di Houston, Amerika Serikat. Sejak memulai transaksi di akhir tahun 2011, Tiket.com telah memiliki lebih dari 100.000 pengguna jasa layanan perjalanan daring-nya. Diperkirakan pengguna jasa Tiket.com setiap bulannya tumbuh antara 20% hingga 50%. Dari jumlah tersebut, sekitar 50% diantaranya adalah konsumen yang melakukan transaksi kembali. Transaksi untuk jasa transportasi udara mendominasi kontribusi dari total pendapatan perusahaan sebesar 50%. Tiket.com bekerjasama dengan pihak maskapai penerbangan yaitu Citilink, Lion Air, Sriwijaya Air, Merpati Air, Tigerair Mandala, Tigerair, dan Air Asia. Tiket.com sendiri telah banyak bekerja sama dengan pihak lain guna meningkatkan kualitas pelayanan dan menambah keberagaman penawaran atau promosi tertentu sesuai dengan ketentuankerjasamanya. Tiket.com juga telah meraih berbagai macam penghargaan, yaitu GIST TECH-I Competition 2012 untuk kategori Global 1st Place Winner, BUBU Awards V.08 2013 untuk kategori 1st Place Winner ECommerce, Telkom INDIGO Awards 2012 untuk kategori 1st Winner Tourism, Health & Education, SPARXUP Awards 2012 untuk kategori Winner E-



Commerce, dan penghargaan ASEAN ICT Awards 2012 untuk kategori GOLD Award Start-up. Pertumbuhan pengguna dan pendapatan Tiket.com pada 2013 meningkat 3.100% bila dibandingkan dengan data 2012. Lebih dari 60% pengguna Tiket.com menjadi pelanggan loyal yang melakukan transaksi kembali di Tiket.com. Terlebih, sekitar 70% mayoritas pengguna layanan biro perjalanan ini berasal dari Jawa. Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, maka peneliti menganggap bahwa Tiket.com dapat mewakili perusahaan-perusahaan biro perjalanan yang lainnya sehingga memutuskan untuk memilih obyek penelitian Tiket.com sebagai perusahaan tujuan dan memilih Yogyakarta sebagai lokasi penelitian. Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, Mencetuskan suatu konsep yang penyederhanaan konsep bisnis yang dapat diterapkan di segala jenis industry. Konsep tersebut disebut sebagai model bisnis. Model bisnis dirancang untuk menyederhanakan suatu kompleksitas bisnis agar dapat lebih mudah dipahami oleh awam atau orang yang tidak terlibat dalam bisnis tersebut. Penyederhanaan tersebut tidak berarti menyepelekan suatu konsep bisnis yang telah disusun atau menyepelekan intelektualitas pembuatnya. Model Bisnis hanya berusaha menyatukan perbedaan konsep bisnis menjadi “Bahasa” umum yang dapat diadopsi oleh semua pihak. Model Bisnis mengambarkan secara rasional tentang bagaimana sebuah organisasi (Baik profit maupun non profit) menciptakan, menyampaikan, dan menemukan nilai-nilai penting bagi pelanggan. Konsep model bisnis menggunakan 9 faktor utama sebagai bahasa bersama untuk memahami bisnis. Sembilan faktor tersebut antara lain : Costumer segment, Value Proposition, Channel, Costumer Relationship, Revenue Stream, Key Resourcess, Key Activities, Key Partnership, Cost Structure.



1.2 Rumus Masalah 1. Apa pengertian dari Business Model Canvas? 2. Bagaimana Kerangka Business Model Canvas? 3. Bagaimana Business Model Canvas pada “Perusahaan Tiket.com” 4. Mengapa Menggunakan Business Model Canvas?



1.3 Rumus Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian dari Business Model Canvas 2. Untuk mengetahui Kerangka Business Model Canvas? 3. Untuk Mengetahui Business Model Canvas pada “Perusahaan Tiket.com”



B. PEMBAHASAN 2.1 Business Model Canvas Pengusaha yang perkembangan bisnisnya baik biasanya memiliki model bisnis yang efisien dan efektif dalam menjangkau target pasarnya. Model bisnis adalah jabaran strategi yang menyangkut berbagai aspek dalam bisnis tersebut menjadi satu kesatuan strategi yang utuh untuk menghasilkan keuntungan. Dulu kita mengenal model tradisional “Business Plan” yang membutuhkan puluhan lembar untuk mendokumentasikan rencana bisnis Anda. Pendekatan dokumen “Business Plan” dianggap terlalu formal dan menghabiskan waktu yang lama dalam pembuatannya. Saat ini telah ada model bisnis baru yang diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder yaitu “Business Model Canvas” berupa alat visual satu halaman yang memungkinkan start-up tetap fokus pada penciptaan nilai, tidak lagi membuang-buang waktu dalam berpuluh-puluh lembar. Bisnis model kanvas adalah sebuah strategi dalam manajemen yang berupa visual chart yang terdiri dari 9 elemen. Model bisnis ini pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. Dalam buku tersebut, Alexander mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis. Jika dilihat sepintas, sebenarnya alur model bisnis kanvas nampak cukup sederhana. Secara garis besar, alurnya mengalir dari satu elemen bisnis menuju elemen penting berikutnya. Berikut adalah sembilan elemen yang terdapat dalam bisnis model kanvas.



2.2 Kerangka Business Model Canvas Pengisian template BMC dimulai dari kolom Customer Segments di sebelah kanan. Pada dasarnya bagian ini ditulis daftar konsumen yang disasar. Dalam mengisi, founder perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: “Siapa pengguna utama produk Anda? Bagaimana karakteristiknya? Apa saja segmentasi konsumen yang ingin disasar?”, agar menjadi lebih spesifik dan detail. Segmentasi konsumen bisa beragam, bahkan sebuah produk bisa saja menyasar lebih dari satu segmen. Beberapa jenis segmentasi dalam startup digital seperti B2C (Business to Consumer), B2B (Business to Business), C2C (Customer to Customer), B2G (Business to Government) — atau gabungan dari beberapa segmentasi seperti B2B2C dan B2B2G. Tidak cukup sampai di situ, masing-masing segmen pelanggan harus dipahami karakteristiknya secara mendalam. Sementara karakteristik masing-masing segmen pelanggan bisa saja berbeda penjabarannya. Bagan di bawah ini adalah contoh pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab founder agar memahami karakteristik calon pelanggannya.



Kemudian elemen berikutnya Value Proposition, yakni berisi mengenai solusi yang coba ditawarkan kepada pelanggan. Beberapa pertanyaan yang dapat dijawab founder untuk mengisi bagian ini di antaranya: “Masalah apa yang coba diselesai dengan produk/layanan startup Anda? Apakah permasalahan tersebut cukup signifikan? Solusi apa yang ingin ditawarkan? Apa manfaat solusi tersebut bagi konsumen?”. Lalu yang menjembatani antara dua elemen tersebut di atas Channel, yakni tentang bagaimana solusi disampaikan kepada pelanggan. Prinsip dari elemen channels nantinya akan terkait dengan pemasaran, penjualan, distribusi, dan dukungan pasca penjualan. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab founder untuk mengisi elemen ini antara lain: “Bagaimana startup Anda berkomunikasi dengan pelanggan? Bagaimana menyampaikan produk/layanan ke konsumen?”. Kemudahan akses ke layanan digital memang membuat poin ini terlihat makin mudah. Media sosial, situs online, atau aplikasi ponsel bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun kembali lagi, pemilihan kanal sebaiknya dipilih berdasarkan karakteristik pelanggan yang sudah diidentifikasi dalam proses sebelumnya. Revenue Streams menjadi elemen berikutnya yang perlu dipikirkan, yakni bagaimana solusi yang dihasilkan dapat menghasilkan pemasukan bagi startup. Di era digital ini, varian revenue streams menjadi lebih luas. Ada yang bersifat langsung seperti pembayaran per transaksi, lisensi, berlangganan, freemium, iklan, penjualan produk dll. Ada juga yang bersifat tidak langsung seperti referral, affiliate dll. Tiap produk/layanan bisa memiliki mekanisme yang berbeda dan bisa memiliki lebih dari satu mekanisme. Selain perlu memahami ragam jenis revenue streams untuk bisnis digital, founder juga perlu mencermati beberapa hal berikut: “Bagaimana dengan model perhitungan harga (pricing models) yang diterapkan? Di harga berapa konsumen mau membayar?, “Bagaimana perbandingan kontribusi antar revenue streams? Bagaimana harga yang ditawarkan kompetitor produk sejenis?”. Selanjutnya masih ada lima elemen yang perlu diisi. Kelimanya diisi berdasarkan empat poin di atas yang sudah didefinisikan. Berikut penjelasan kelimanya: 



















Customer Relationships merupakan mekanisme yang dilakukan oleh startup untuk berhubungan dengan pelanggan. Tujuannya untuk meningkatkan traksi, sehingga tidak berpaling ke produk kompetitor. Key Activities merupakan berbagai kegiatan yang perlu akan dilakukan untuk merealisasikan empat elemen di atas, mulai dari riset konsumen, pengembangan produk, hingga distribusi melalui kanal yang dipilih. Key Resources adalah berbagai kebutuhan yang perlu disediakan untuk merealisasikan model bisnis, bisa berupa dukungan orang, alat atau perangkat lunak, dan lain-lain. Key Partnership adalah pihak-pihak yang menjadi penentu jalannya bisnis. Misalnya yang dikembangkan adalah platform e-commerce, bisa jadi yang menjadi rekanan utamanya adalah pemasok barang atau distributor. Cost Strucuture berisi biaya-biaya yang perlu dikeluarkan untuk mengembangkan, memasarkan dan mendistribusikan layanan yang berhasil dikembangkan startup.



Berikut ini contoh BMC Tiket.com dengan studi kasus beberapa bisnis digital yang saat ini sudah sukses.



Mengapa menggunakan Business Model Canvas? 



Easy to visualize , BMC ini memang digunakan untuk memvisualkan suatu bisnis, dengan memilahkannya ke-9 blok.







Easy to understand, BMC juga mempermudah teman-teman untuk memahami bisnis dari teman-teman sebelum membaca business plan yang bisa berlembar-lembar.



C. PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan Bisnis Model Canvas ( BMC ) memiliki Sembilan elemen, yaitu Customer Segment, Value Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resources, Keya Activities, Key Partnership dan Cost Sructure. BMC kita dapat melihat lebih akurat bagaimana usaha yang akan atau sedang dijalankan. Serta dengan BMC dapat memetakan suatu bisnis lebih sederhana dan strategis. 3.2 Saran Dengan Bisnis Model Canvas diharapkan dapat memudahkan para pebisnis baik pemula maupun yang sudah menjalankan dalam mengetahui aspek – aspek terpenting dalam suatu bisnis.



DAFTAR PUSAKA http://repository.upnyk.ac.id/7686/1/ABSTRAKSI.pdf https://media.neliti.com/media/publications/129707-ID-penerapan-bisnis-model-kanvas-dalampene.pdf http://eprints.umpo.ac.id/1856/2/BAB%20I.pdf file:///C:/Users/IP320I~1/AppData/Local/Temp/S1-2014-302363-chapter1.pdf https://www.academia.edu/27292949/BUSINESS_MODEL_CANVAS.docx https://zahiraccounting.com/id/blog/mengenal-business-model-canvas/ https://www.jurnal.id/id/blog/2018-memahami-tentang-bisnis-model-kanvas/ https://dailysocial.id/post/tutorial-business-model-canvas-startup http://sucihanda.blogspot.com/2017/03/business-model-canvbmc-makalah-business.html https://medium.com/abpincubator/apa-itu-business-model-canvas-bmc101-81893bfd0e08



Dosen Pembimbing DR. Muljadi Thio, S.Kom., MM., MBA., CHC., CCDd Profile Dosen Doctor (S3) di Universitas Pakuan Bogor Dosen S1 di Universitas Budhi Dharma & STMIK Dharma Putra Dosen S2 di STAB Nalanda & STBN Sriwijaya Business Director in Trainingdigitalmarketing.com Founder Certified Hypno Communicator CHC & CCDd Founder Saung Meditasi Arama Lemo & Sekolah Dhammasekha Karuna



Profile Penyusun     



SD Negeri Sepanjang Jaya IV, Bekasi SMP Negeri 02, Bekasi SMK Mutiara Baru (Jurusan Administrasi Perkantoran) STMIK Dharma Putra Bekasi (Jurusan Sistem Informasi) PIC CRM & HRD PT Graha Prawira Daniswara



Penyusun : Renny Suryani (111180042)