Jurnal Reading Anestesi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JOURNAL READING



The Effect of Needle Type, Duration of Surgery and Position of the Patient on the Risk of Transient Neurologic Symptoms Diajukan untuk memenuhi syarat dalam mengikuti Program Pendidikan Profesi Bagian Ilmu Anestesi dan Reanimasi di RSUD Kebumen



Disusun oleh: Citra Kusuma Putri, S. Ked NIM: 07711061



Pembimbing: dr. Rahmad Gunawan, Sp. An., M. Kes



FAKUTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2014



EFEK TIPE JARUM, DURASI PEMBEDAHAN, DAN POSISI PASIEN TERHADAP RESIKO TRANSIENT NEUROLOGIC SYMPTOM (TNS) Abstrak Latar belakang: Insidensi TNS setelah anestesi spinal dengan lidokain dilaporkan cukup tinggi sekitar 40%. Tujuan: Penelitian prospektif klinis ini mengetahui insidensi kejadian TNS pada pasien yang menjalani anestesi spinal dengan dua jenis jarum yang berbeda, pada dua posisi pembedahan yang berbeda. Pasien dan Metode: Penelitian klinis saat ini diikuti oleh 250 pasien (ASA I-II), yang merupakan kandidat pembedahan dengan posisi supine atau litotomi. Berdasarkan tipe jarum (Sprotte atau Quincke) dan anestesi lokal (lidokain dan bupivakain) semua pasien dibagi menjadi 4 kelompok. Setelah dilakukan anestesi dengan posisi duduk, kemudian posisi berubah menjadi supine atau litotomi, sesuai dengan prosedur pembedahan. Pasien diamati komplikasi anestesi spinal pada lima hari pertama post pembedahan. Tujuan akhir primer penelitian ini adalah melihat insidensi TNS diantara 4 kelompok. Tujuan kedua adalah mengevaluasi efek posisi pasien, tipe jarum, dan durasi pembedahan terhadap munculnya TNS setelah anestesi spinal. Hasil: TNS lebih sering muncul pada anestesi dengan lidokain (P=0,003). Efek dari tipe jarum tidak begitu signifikan (P=0,7).



Berdasarkan analisis multivariat, durasi



pembedahan secara signifikan lebih rendah pada kejadian TNS (P=0,04). Juga, resiko TNS meningkat pada pembedahan dengan posisi litotomi (P=0,00). Kesimpulan: Berdasarkan dari hasil penelitian, anestesi spinal dengan lidokain, dan posisi litotomi meningkatkan resiko TNS.



1. LATAR BELAKANG Setelah anestesi spinal, banyak komplikasi neurologi yang mungkin terjadi. LBP, kesemutan pada bokong dan ekstremitas bawah, merupakan gejala mayor dari komplikasi neurologi. Nyeri sementara dan biasanya menetap 24-48 jam. Tahun 1993, Schenider et.al. menerbitkan laporan kasus yang konon mendeskripsikan kasus pertama dari manifestasi klinis yang sekarang ini dikenal sebagai TNS. Diantara anestetik lokal yang digunakan pada anestesi spinal, lidokain merupakan obat yang sering digunakan.



2



Begitupula, resiko tinggi terjadinya TNS dihubungkan dengan obat ini. Faktor resiko yang menyebabkan gejala ini belum diketahui. Beberapa penelitian meneliti efek posisi pasien dikombinasikan dengan tipe jarum.



2. TUJUAN Penelitian ini, kami mengevaluasi insidensi TNS pada 4 kelompok tergantung tipe obat anestesi dan jarum. Kami juga mengevaluasi efek posisi pasien dan durasi pembedahan terhadap terjadinya TNS setelah anestesi spinal.



3. PASIEN DAN METODE Penelitian RCT double-blind mengevaluasi 250 kandidat pasien pembedahan elektif dari Januari 2011 sampai Desember 2011. Disetujui oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Tehran dan randomisasi didapatkan dengan sistem komputer dan teknik amplop tertutup. Semua pasien berusia antara 18-60 tahun dengan skor ASA I atau II. Subjek yang mengalami penyakit neuromuskular, stenosis kanal spinal atau penyakit diskus vertebra, fraktur femur, atau fraktur pelvis, diabetes melitus, obesitas, dan mereka yang pernah mengalami komplikasi setelah anestesi spinal dieksklusi dari penelitian. Tahapan penelitian dijelaskan kepada pasien dan informed consent tertulis didapatkan dari semua pasien. Semua kasus secara acak di bagi menjadi 4 kelompok berdasarkan tipe jarum (25 Sprotte atau Quincke) dan anestetik lokal (lidokain atau bupivakain). Pada kelompok satu dan dua, 1,5-2 mL lidokain 5% hiperbarik (Orion Pharma) digunakan untuk anestesi spinal dan kelompok ketiga dan keempat 2,5-3 mL bupivakain 0,5% isobarik (MYLAN) untuk tujuan sama. Berdasarkan tipe jarum Sprotte, 62 pasien menerima lidokain, dan 62 lainnya mendapat bupivakain. Menggunakan jarum Quincke, bupivakain diinjeksikan pada 63 pasien dan lidokain pada 63 pasien lainnya. Setelah dilakukan EKG, pengukuran tekanan darah non invasif, pulse oxymetry, dan infus 8 mL/kgBB normal salin, anestesi spinal dilakukan posisi duduk pada L2-L3 atau L3-L4 oleh anestesiolog yang sama. Dosis anestetik yang digunakan berdasarkan tinggi badan pasien. Hipotensi intra-operatif (mengurangi MAP lebih dari 20% batas) diobati dengan injeksi 5-10 mg efedrin dan infus RL 200 mL. Bradikardi (ddenyut jantung