Kajian Kitab Hadis Sekunder [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KAJIAN KITAB HADIS SEKUNDER KITAB ITHAF AL-KHAIR AL-MAHRA Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah kajian kitab hadis sekunder Pengampu: Abdulatif, LC.,M.Ag.



Anisak Khusnul Wakfiah 53030200025 Reni Deniyati 53030200032



PROGRAM STUDI ILMU HADIS (S1) FAKULTAS USHULDDIN, ADAB DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGEREI (IAIN) SALATIGA 2022



KATA PENGANTAR



Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang hingga kini memberikan nikmat yang tidak pernah ada batasnya. Shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita semua, Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga, para sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in dan kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman. Aamiin. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan beberapa pihak yang berkontribusi dalam penyelsaian makalah ini. Orientasi pembahasan makalah ini ialah kajian terhadab kitab Ithaf Al-Khair Al-Mahra karya Ahmed bin Abi Bakr bin Ismail Al-Busairi. Kitab sekunder sebgai kitab tambahan bisa menjadi salah satu pedoman umat islam atau way of life agar selamat dunia dan akhirat perlu dikaji agar sesuai standar dan bisa menjadi tambah pedoman setelah Al-Qur’an dan hadits. Berkaitan hal tersebut, kehadiran makalah ini diharapkan para pembaca dapat memahami tentang pentingnya mengkaji sebuah kitab berkaitan dengan sumber menjalankan ibadah seharihari. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Dan tentunya masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbasan dari penulis. Oleh sebab itu, kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini dan selanjutnya.



Salatiga, 11 Maret 2022



Kelompok II



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Hadis sebagai rekaman jejak kehidupan Rasulallah SAW, panutan seluruh umat manusia yang kemudian menjadi salah satu sumber ajaran bagi kaum muslimin. Yamg kemidian hadis-hadis yang disampaikan oleh beliai ini termuay dalam beberapa kitab. Ada yang dimuat dalam kitab hadis primer dan ada pula dalam hadis sekunder. Kitab kitab hadis ini sangat penting dalam kalangan akademisi sebab menjadi sebagai sumber beberapa kajian untuk menjadi objek penelitian berkaitan kehidupan masa kini. Saat ini banyak sekali sumber-sumber kitab yang tergolong dalam kitab sekunder. Banyaknya kitab tersebut sangat berguna untuk menjadi rujukan bagi kita semua agar lebih mudah untuk memahami agama Allah. Sebagai contoh pembahasan kali ini yang difokuskan pada kajian kitab hadis sekunder, kitab Ithaf Al-Khair Al-Mahrah karya Ahmed bin Abi Bakr bin Ismail Al-Busairi. Dengan adanya kitab ini maka dapat terbantu memenuhi tambahan sumber-sumber informasi dalam memenuhi kebutuhan untuk pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. B. Rumusan Masalah 1. Seperti apa identitas dari kitab Ithaf Al-Khair Al-Mahrah? 2. Bagaimana biografi dari Ahmed bin Abi Bakr bin Ismail Al-Busairi? 3. Apa yang menjadi latar belakang penulis untuk menulis kitab Ithaf Al-Khair AlMahrah? 4. Apa saja isi kitab yang disampaikan dalam kitab Ithaf Al-Khair Al-Mahrah? 5. Pendekatan apa yang digunakan Ahmed bin Abi Bakr bin Ismail Al-Busairi dalam penulisan kitabnya? C. Manfaat Penulisan 1. Mahasiswa dapat mengetahui identitas dari kitab Ithaf Al-Khair Al-Mahrah 2. Mahasiswa dapat mengetahui biografi dari Ahmed bin Abi Bakr bin Ismail AlBusairi 3. Mahasiswa dapat mengetahui latar belakang penulis untuk menulis kitab Ithaf AlKhair Al-Mahrah 4. Mahasiswa dapat mengetahui isi kitab yang disampaikan dalam kitab Ithaf AlKhair Al-Mahrah 5. Mahasiswa dapat mengetahui pendekatan yang digunakan Ahmed bin Abi Bakr bin Ismail Al-Busairi dalam penulisan kitabnya



BAB II PEMBAHASAN



A. IDENTITAS KITAB Judul kitab : Ithaf Al-Khayrah Al- Mahra Pengarang : Ahmed bin Abi Bakr bin Ismail Al-Busairi Penerbit : Dar Al Watan Jumlah Volume :9 Tema : Hukum islam dan hadits Tentang kitab : Kitab ini merupakan lampiran dari sepuluh kitab Musnad dari enam kitab yaitu Musnad Al-Tayalisi, Musaddat. Al Hamidi, Ishaq bin Rahwayh, Ibn Abi Syaibah, Al Adani, Abd bin Hamid, Al Hrits bin Abi Osama, Ahmed bin Manea dan Musnad Abi.



B. BIOGRAFI PENULIS Shihab Al-Din Al-Busairi bernama asli Abu Al-Abbas Ahmed bin Abi Bakr bin Ismail bin Salim bin Qaymaz bin Othman Al-Busairi Al-Kinani Al-Shafii. Beliau lahir pada bulan Muharram tahun 762 H di Abusir, dari Gharbia dekat Samanoud. Beliau



tinggal di Kairo dan mengikuti Imam Abd Ar-rahim al-Iraqi di usia tuanya. Beliau banyak mendengar darinya kemudian mengikutinya serta mengikuti Ibn Hajar alAsqalani. Kemudian beliau juga bertemuIbn Hatim, al-Tanukhi, al-Balqani dan alHaythami dan mengambil dari mereka. Beliau wafat pada malam delapan belas Muharram tahun 839 H pada usia tujuah puluh delapan tahun. Ketika beliau tinggal di kairo dan mengikuti syaikh Irak sehingga dia banyak mendengar darinya. Shihab Al-Din Al-Busairi kemudian mengabdikan dirinya untuk menyalin buku-buku hadits dan bekerja dalam tata bahas sedikit di Badr Al-Din Al-Qudsi hingga dbeliau meninggal. C. LATAR BELAKANG PENULISAN Shihab al-din al-Busairi mulai menulis buku Ithaf al-Khayra al-Mahra pada bulan Syawal tahun 817 H dan menyelsaikannya pada bulan Dzulhijjah 823 H, yang berarti bahwa ia telah menyelidiki dan mengedit buku tersebut lebih dari enam tahun. Ahmed bin Abi Bakr bin Ismail Al- Busairi memilih musnad para imam dalam penulisan kitabnya sebagai bahan rujukan, sebab mereka dari golongan penghafal yang terkemuka. Beliau berani menuliskan hadis-hadis dalam kitab tersebut sebab hadits-hadits yang ada didalamnya juga ada di dalam enam kitab. D. ISI KITAB Dalam kitab tersebut terdapat ulasan dari sepuluh rantai narasi dari enam buku yaitu shahih al-Bukhari, Shahih al-Muslim, Sunan Abi Daud. Sunan Ibn Majah, Sunan an-Nasai dan Suna at-Tirmidzi. Dalam kitabnya tersebut beliau mengatur hadits-hadits dalam buku hukum dan beliau juga berkomitmen untuk mengatur buku tentang bab-bab yurispudensi, karena dia mengatur buku-buku dan bab-bab kemudian dijelaskan beberapa kata-kata aneh yang terkandung dalam hadits yang beliau tulis kedalam kitabnya. Shihahb al-Din al-Busairi sangat memperhatikan kutipan yang ia gunakan, misalnya kutipan dari syekhnya seperti al-Hafiz Ibn Hajar al-Asqalani dan lain-lain. Beliau juga sangat memperhatikan mengenai beberapa hadits, dari simbol, memiliki validitas, kebaikan atau kelemahan,dan kepatuhannya pada prinsip-prinsip dari mana hadits tersebut di transmisikan, serta kepeduliannya terhadap apa yang dia lewatkan dari hadits-hadits yang beliau salin. E. PENDEKATAN AL-BUSAIRI DALAM MENULIS BUKU 1. Shihab Al-Din al-Busairi memulai bukunya dengan pengantar dimana dia mengidentifikasi sepuluh mudnad yang pelengkapnya akan diekstraksi, enam prinsip yang akan dia ambil pelengkapnya, dan menentukan metode untuk memasukkan pelengkapnya. 2. Shihab Al-Din Al-Busairi menyebutkan terjemahan singkat dari sepuluh musnad



3. Penulis memprakarsai dengan memulaidari buku iman dan menutupnya dengan buku sifat Firdaus. Diaman dia mengatakan dalam pendahuluannya: “saya memberi peringkat pada seratus buku. Kemudian beliau mengumpulkan empat kitab dalam dua kitab. Masing-masing dua kita dalam satu kitab, maka beliau mengumpulkan kitab korban dan kitab aqiqah secara bersama-sama, kitab keutamaan al-Qur’an dan kitab suci. Kitab tafsir bersam-sama, dan beliau membagi tiga buku menjadi enam buku, masing-masing buku menjadi dua buku. Kitab penjualan dan kitab perdamaian, kitab pakaian dan perhiasan ke kitab pakaian dan perhisan , kitab penguasa dan jabatan menjadi kitab tuan dan kitab jabatan , dan kitab zuhud dan kitab ketakwaan, sehingga jumlah kitab menjadi seratus dua. 4. Belai membagi kitab ke dalam bab-bab, dan setiap kitab ke dalam bab-bab dan jumlah bab untuk setiap buku dan ukuran tiap bab berbeda-beda sesuai dengan jumlah hadits yang beliau lihat sebagai syarat kitabnya. 5. Shihab al-Din al-Busairi memasukkan hadits dari musnad Ahmad, Musnad alBazzar, Shahih Ibn Hibban dan Mustadrak al-Hakim ke dalam sepuluh rantai perawi. 6. Jika hadits itu memiliki dua jalan atau lebih, maka ia mengeluarkannya melalui jalan yang telah ditentukan oleh para penulis Musnad atau salah satunya, meskipun maknanya sama. Beliau menyebutkan hadits dalam enam kitab atau salah satunya dari selain jalan yang dibawa oleh penulis musnad, dan jika hadits itu ada dalam enam kitab, dia menyebutkan orang yang mengeluarkannya dari selain kitab-kitab yang dia andalkan untuk kemaslahatan dan untuk mengetahui bahwa hadits itu bukan individu. 7. Jika hadits berada dalam dua rantai perawi atau lebih dari satu jalan seorang sahabat, maka dia meriwayatkan di jalannya di satu tempat jika rantai perawinya berbeda, dan menetapkan metode membawa hadits di setiap riwayat yang dia sebutkan untuk membedakan antara yang hadits narasi dan yang tersirat. 8. Jika hadits dalam Musnad dalam dua atau lebih cara, maka nama pemilik Musnad disebutkan dalam metode pertama, dan sisa jalan bersimpati kepadanya tanpa menyebutkan pemilik Musnad kecuali ada kecurigaan. 9. Jika Musnad atau kamus sesuai satu kata dari teks hadis, ia meriwayatkan satu teks, kemudian merujuk apa yang mengikutinya, dan menyebutkan semua teks ketika berbeda. 10. Dia menelusuri hadits dengan menilai mereka sebagai benar dan lemah, atau dengan berbicara tentang perawi mereka dengan cara dimodifikasi.



BAB III PENUTUP



a. Kesimpulan Ahmed bin Abi Bakr bin Ismail Al- Busairi adalah seorang yang sangat terkemuka yang sangat cinta terhadap agama allah. Beliau mengabdikan dirinya untuk menulis bberap kitab diantaranya yaitu kitab Ithaf Al-Khair Al-Mahrah. Beliau memilih musnad para imam dalam penulisan kitabnya sebagai bahan rujukan, sebab mereka dari golongan penghafal yang terkemuka. Beliau berani menuliskan hadis-hadis dalam kitab tersebut sebab hadits-hadits yang ada didalamnya juga ada di dalam enam kitab. Dalam kitab tersebut terdapat ulasan dari sepuluh rantai narasi dari enam buku yaitu shahih al-Bukhari, Shahih al-Muslim, Sunan Abi Daud. Sunan Ibn Majah, Sunan an-Nasai dan Suna at-Tirmidzi. Dalam kitabnya tersebut beliau mengatur hadits-hadits dalam buku hukum dan beliau juga berkomitmen untuk mengatur buku tentang bab-bab yurispudensi, karena dia mengatur buku-buku dan bab-bab kemudian dijelaskan beberapa kata-kata aneh yang terkandung dalam hadits yang beliau tulis kedalam kitabnya. b. Saran Kami sebagai penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan dalam makalah ini, terutama rujukan-rujukan yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami sebagai penulisa sangat membuka lebar kritik dan saran dari pembaca untuk meningkatkan kulitas makalah yang kami sampaikan selanjutnya. Sekian semoga makalah ini tetap berguna bagi kita semua.



DAFTAR PUSTAKA



https://ar.m.wikipedia.org/wiki/%D8%A5%D8%AA%D8%AD%D8%A7%D9%8 1_%D8%A7%D9%84%D8%AE%D9%8A%D8%B1%D8%A9_%D8%A7%D9% 84%D9%85%D9%87%D8%B1%D8%A9_%D8%A8%D8%B2%D9%88%D8% A7%D8%A6%D8%AF_%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B3%D8%A7%D9% 86%D9%8A%D8%AF_%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%B4%D8%B1%D8% A9 https://ar.m.wikipedia.org/wiki/%D8%B4%D9%87%D8%A7%D8%A8_%D8%A 7%D9%84%D8%AF%D9%8A%D9%86_%D8%A7%D9%84%D8%A8%D9%8 8%D8%B5%D9%8A%D8%B1%D9%8A