KAK FS Waduk Saka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)



PEKERJAAN



FS. Waduk/Dam Air Saka Kab. OKU Selatan



TAHUN ANGGARAN 2013



1



KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) FS. Waduk/Dam Air Saka Kab. OKU Selatan



I.



LATAR BELAKANG Keberadaan sungai Saka sebagai salah satu anak sungai Komering memiliki fungsi yang sangat penting sebagai salah satu daerah tangkapan air dan penyangga ketersediaan air bagi keberlangsungan sarana prasarana yang ada di hilirnya seperti Bendung Perjaya. Kebutuhan air untuk Bendung Perjaya ini sangat tergantung pada kondisi daerah aliran sungai yang berada di Daerah Aliran Sungainya (DAS), dimana kondisi aliran sungai pada saat musim hujan mempunyai debit yang sangat besar. Besaran debit yang lewat tersebut tidak ada manfaatnya bahkan sering sekali menjadi masalah baik di sepanjang alur sungai itu sendiri maupun daerah-daerah sekitarnya, sedangkan dimusim kemarau alur sungai mempunyai debit yang sangat minim. Daerah-daerah disekitarnya kering, pertanian dan perkebunan kekurangan air. Kesenjangan kondisi akibat perubahan musim tersebut perlu dilakukan pengkajian, supaya besaran debit yang terjadi bias dimanfaatkan dan tidak menjadi masalah lagi. Sehingga ketersediaan air pada saat musim hujan tidak berkelebihan dan pada saat musim kemarau tidak terlalu kekurangan. Salah satu pendekatan dalam pemecahan masalah ini perlu dibuat sebuah bangunan penampungan air di alur sungai tersebut, yaitu bendungan atau waduk. Bendungan atau waduk tidak saja sebagai tampungan air pada saat musim hujan tetapi dapat dimanfaatkan untuk tujuan lainnya.



Sebagaimana diuraikan di atas, maka fungsi dari waduk ini adalah sebagai penyangga ketersediaan air bagi kebutuhan air baku baik untuk daerah sekitar waduk maupun daerah irigasi yang ada di hilirnya. Fungsi waduk secara umum merupakan prasarana dasar pengairan sebagai tempat untuk menampung aliran sungai pada musim hujan dan dapat dimanfaatkan 2



pada musim kemarau. Berdasarkan fungsinya waduk dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu waduk dengan fungsi tunggal (single purpose dams) dan waduk multi guna (multi purpose dams). Namun secara umum fungsi utama dari waduk adalah untuk menampung/menyimpan kelebihan air dan untuk dimanfaatkan pada saat diperlukan dengan fungsi sebagai pengatur (regulating) aliran air. Tujuan pembuatan waduk secara umum dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : waduk konservasi (conservation dams) dan waduk penampung (storage dams). Waduk konservasi dibuat untuk mempertahankan/memperbaiki air tanah dengan cara menahan aliran agar tidak langsung terbuang akan tetapi air akan diresapkan melalui tanah dan membentuk aliran bawah tanh. Sedangkan waduk penampungan (storage dams) di buat dengan tujuan untuk menahan aliran air di tempat tertentu untuk dimanfaatkan pada musim kemarau.



II.



MAKSUD DAN TUJUAN



Maksud dan tujuan dan pekerjaan ini adalah: Secara umum fungsi utama bangunan waduk/bendungan adalah untuk menyimpan air yang di dapat dari air hujan dan air dari alur-alur sungai dalam jumlah volume yang besar dengan waktu yang cukup lama untuk dimanfaatkan pada musim kemarau. Tampungan tersebut juga dapat berfungsi sebagai pengendalian banjir yang dapat memperkecil kerusakan akibat banjir di hilir bendungan. Maksud dan tujuan yang harus dicapai dalam pekejaan FS. Waduk/Dam Air Saka ini adalah untuk mendapatkan data sebagai parameter desain Waduk/Dam/bendungan yang memenuhi kaidah kaidah keamanan bendungan yang berlaku dan aspek-aspek kelayakan ekonomi serta lingkungan. III.



SASARAN



Sasaran pekerjaan FS. Waduk/Dam Air Saka di Kab. OKU Selatan adalah untuk menghasilkan pra desain dengan semua aspek teknisnya dan kelayakan ekonomi serta lingkungan sehingga dapat dipakai dan dijadikan sebagai dasar detail desain selanjutnya. IV.



NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN A. B. C.



V.



Pelaksana Kegiatan Penanggung Jawab Kegiatan Alamat



: PPK Perencanaan dan Program BBWSS VIII. : Ka. Satker BBWS. Sumatera VIII : Jln. Soekarno Hatta Rt. 12 Kel. Talang Kelapa Kec. Alang-alang Lebar Palembang



SUMBER PENDANAAN Sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Tahun Anggaran 2013, dengan pagu dana sebesar Rp.1.500.000.000,- (termasuk PPN 10%)..



VI.



LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA AHLI PENGETAHUAN



A. LINGKUP KEGIATAN Lingkup pekerjaan FS. Waduk/Dam ini adalah sebagai berikut. 1.



Mempersiapkan data desain yang akurat untuk perencanaan Waduk/Dam/Bendungan. 3



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.



Melakukan kajian hidrologi analisis erosi dan sedimentasi. Elaborasi dan analisis data-data hidroklimatologi dan besamya tampungan optimal waduk. Melakukan penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah di bangunan utama dan bangunan pelengkap sesuai yang dipersyaratkan. Melakukan pengukuran dan pemetaan topografi pada daerah genangan, site bendungan, pelimpah, bangunan pelengkap, saluran pembuang dan spill way. Menentukan dan memilih alternative Melakukan Analisa Erosi dan Sedimentasi tampungan waduk. Melakukan kajian lingkungan Menyusun kelayakan ekonomi Melakukan Perhitungan BOQ & RAB Penyusunan dan pembuatan laporan serta gambar pra desain



B. LOKASI KEGIATAN Lokasi pekerjaan FS. Waduk/Dam Air Saka Kab. OKU Selatan terletak di terletak di aliran sungai Kemu di hilir pertemuan antara sungai Meleki dan Sungai Kemu, lokasi ini terletak pada ketinggian 310 m diatas permukaan laut dengan letak geografis pada 4° 31’ 56” LS dan 103° 49’ 45” BT atau pada koordinat X=370.103 dan Y=9.498.923. Lokasi ini terletak di perbatasan Desa Cahya Negeri dan Desa Suka Raja. Pencapaian lokasi dapat dilakukan dengan kendaraan roda dua dan dilanjutkan dengan jalan kaki menyusuri aliran sungai sejauh 1,0 km. Kondisi tutupan lahan di daerah genangan umumnya merupakan hutan ringan. Pemanfataan air dari waduk dapat mengairi lahan sawah di desa Cahya Negeri, Kenali, Tanjung Menang Hulu sampai Tanjung Menang Hilir dengan luas lahan ± 3.000 Ha dan Suplai air ke Bendung Perjaya.



C. DATA DAN FASILITAS PENUNJANG 1. Penyediaan oleh pengguna jasa Data dan sarana yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa : a. Staf Pengawas/pendamping; Selain itu juga ditunjuk staf pengawasan / supervisi sebagai pendamping selama pekerjaan, berlangsung. 2. Penyediaan Sarana oleh Penyedia Jasa Penyedia jasa/ konsultan menggunakan peralatan, sarana laboratorium, teknik dan bahan yang sesuai dengan lingkup pekerjaan untuk mencapai standar ketelitian dan ditentukan dalam surat keputusan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum No. 185/KPTS/A/1998 dan atau SNI 04/IN/m/1991. Konsultan harus memberikan hasil perencanaan yang berkualitas. Pekerjaan akan diperiksa setiap saat untuk menjamin terpenuhinya kriteria perencanaan teknis. Konsultan harus menanggung biaya pekerjaan tambahan/ pengurangan apabila temyata hasil pekerjaan tidak memenuhi persyaratan menurut penilaian pihak pengguna jasa.



4



Barang dan sarana tambahan yang harus disediakan oleh konsultan pada akhir pekerjaan menjadi milik / inventaris Pengguna Jasa apabila ada ketentuan sebagaimana yang tercanturn dalam usulan biaya. 3. Standar dan Peraturan Teknis yang digunakan. Dalam pekerjaan studi standar yang berlaku di Indonesia antara lain sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.



Standar Perencanaan Irigasi oleh Direktorat Jenderal Pengairan KP. 01 s/d 07, PT. 01 s/d 04. Kriteria Bendungan kecil untuk Daerah semi kering di Indonesia No.04.00139-HAB. Perencanaan Banjir untuk Spillway Bendungan ; SNI-03-3432-1994. Tata Keamanan Bendungan ; SNI -1731-1989-F. Desing Flood / Perhitungan Banjir ; SNI-03-2415-1991. Peraturan beton bertulang ; PBI-2, Tahun 1971. Peraturan Pembebanan Indonesia ; SNI-1772-1989 F. Ameican Society of Testing Materials (ASTM). Standar Nasional Indonesia ; SNI-03-3432-1994, 05-2919-1991. Standar untuk Penyelidikan Geoteknik dan Mekanika Tanah.



D. ALIH PENGETAHUAN Penyedia jasa wajib melaksanakan diskusi, presentasi atau seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf proyek.



VII.



PENDEKATAN DAN METODOLOGI



A. PERSIAPAN DAN MOBILISASI TIM Pekerjaan persiapan dan mobilisasi tem meliputi kegiatan berikut : 



  



Persiapan personil yakni mempersiapkan seluruh tenaga ahli dan tenaga pendukung untuk segera memulai melaksanakan tugasnya sesuai dengan personil (man month) yang telah ditentukan. Persiapan adminstrasi. Persiapan peralatan / fasilitas penunjang. Persiapan teknis.



B. INVENTARISASI LAPANGAN, PENGUMPULAN DATA DAN PETA Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mendapatkan data dan informasi adalah sebagai berikut :    



Melakukan survey penyelidikan dan penelitian langsung ke lapangan. Mencari, mengumpulkan, menginventarisasi dan mengelompokkan data sehingga susunannya akan lebih praktis. sederhana dan mudah diinterpretasikan. Mencatat kekurangan data yang dibutuhkan dan mencocokkan, mengevaluasi, menguji data baik di studio atau dilapangan yang berupa tabel/daftar, diagram dan peta. Mengolah dan menganalisis data yang telah tersusun.



C. PENGUKURAN TOPOGRAFI 5



Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mendapatkan data dan informasi adalah sebagai berikut. 1. Titik Kontrol Geodesi. a. Titik kontrol geodesi yang merupakan kerangka dasar pemetaan harus menggunakan titik kontrol yang telah terpasang dan dilakukan koreksi terhadap hasil pengukuran terdahulu. b. Apabila memerlukan tambahan maka konsultan harus memasang titik kontrol baru. Titik kontrol geodesi dibuat dari pilar beton dengan ketentuan ukuran yang ada pada kriteria yang berlaku. 2. Pemasangan Patok Bench Mark dan Ring Mark a. Bench Mark (BM) dipasang pada posisi kanan kiri rencana bendungan, di sekeliling areal genangan bagian hulu, dan disamping rencana lokasi genangan. Bendungan yang akan dilaksanakan konstruksinya, harus menggunakan titik kontrol yang telah terpasang dan dilakukan koreksi terhadap hasil pengukuran terdahulu. b. Patok beton BM & CP dipasang di awal dan akhir pengukuran, pada jarak per 2 km dipasang patok beton BM & CP dan di ukur (diikatkan) dengan titik pengukuran tetap. Pada setiap patok beton BM & CP dilakukan pengamatan matahari atau pengamatan koordinat dengan alat GPS. c. Pemasangan Bench Mark sepasang dengan Control Point (CP), jarak Bench Mark dan CP antara 30 – 70 m dan dilakukan sebelum dilaksanakan pengukuran sehingga pada saat pengukuran dilaksanakan kedudukan bench mark sudah stabil. d. Bench Mark dipasang ditempat yang stabil dan aman dari gangguan, baik gangguan manusia atau binatang, serta tidak mengganggu aktifitas umum. Lokasi bench mark ditempatkan pada tempat yang mudah dicari. e. Bench Mark dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Kerangka bench mark dibuat dari besi tulangan berdiameter 8 mm, dan 6 mm. Bagian tengah bench mark dipasang baut dengan panjang 10 cm berdiameter 1 cm. f. Bench Mark dan CP diberi inisial / nomor. Khusus untuk Bench Mark inisial/nomor dibuat dari marmer dengan ukuran 12 cm x 12 cm, dengan sistem penomoran seperti yang telah ditentukan. g. Setiap benchmark dibuatkan deskripsinya, yang berisi :  Foto benchmark dari arah depan, sehingga inisial / nomor pada marmer dapat terlihat serta latar belakany foto diusahakan dapat terlihat dengan jelas sehingga akan mempermudah dalam identifikasi.  Sketsa situasi sekitar benchmark.  Sketsa detail lokasi benchmark.  Keterangan pemasang, tanggal pemasangan, nama desa, kecamatan dan kabupaten lokasi.  Deskripsi seluruh BM dibuat dengan bentuk formulir yang terdapat pada lampiran dan selanjutnya dibuat Label berikut. No. Urut



No. BM



ME



mN



M elev



Elevasi BM di Atas tanah



Muka Tanah



Ket



 Pemasangan benchmark tedebih dahulu dimintakan persetujuan tim teknis.  Deskripsi benchmark dijilid menjadi buku tersendiri.  Ketinggian BM dan CP diikatkan pada titik kontrol milik Dinas Sumber Daya Air Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam atau Badan Koordinasi Survai dan pemetaan Nasional yang sudah ada atau ditentukan lain oleh tim teknis pekeraan. 6



 Titik ikat referensi koordinat, dan elevasi berjarak maksimal 10 km dan jika tidak terdapat titik referensi, maka perlu persetujuan dari tim teknis.  Setiap pengukuran hirisontal poligon perlu dipasang 3 buah patok tetap untuk mempermudah pemeriksaan.  Setiap bench mark (BM) harus diberikan tanda pengenal (reference point), dan dipasang permanen agar fidak mudah dicabut serta aman guna pelaksanaan konstruksi.



3. Pengukuran Poligon Maksud pengukuran poligon adalah untuk membuat titik tetap yang mempunyai koordinat posisi bidang horizontal (x,y) sebagai kerangka dasar dari pemetaan. Pengukuran poligon ini diikatkan pada titik triangulasi atau titik tetap lapangan (benchmark) minimal 2 milik instansi terkait yang telah diketahui koordinat dan elevasinya sesuai petunjuk tim teknis. Syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah  Pengukuran poligon sudut-sudutnya harus dilakukan secara 2 seri ganda (B, LB, B, LB) untuk tiap station dengan ketelitian < 10 ".  Jarak diukur dengan pulang pergi dengan ketelitian kesalahan penutup jarak 1:10.000.  Tiap jarak 1 km dipasang titik tetap dengan neut beton, dan pada setiap km dipasang BM dengan mempunyai kode yang jelas.  Azimuth yang digunakan adalah azimuth hasil pengamatan matahari dengan ketelitian 10" atau digunakan alat GPS dilakukan dengan pengamatan 2 titik tetap poligon menggunakan koordinat UTM.  Setiap titik poligon ditandai dengan patok kayu.  Mengusahakan titik poligon seminimal mungkin.  Orientasi arah awal dan akhir pada pengukuran poligon dengan melakukan pengamatan matahari atau pengamatan dengan alat GPS.  Jarak diukur minimal 2 kali ke muka, dan ke belakang dengan menggunakan alat EDM atau yang setara dengan ketelitian kesalahan penutup jarak 1 : 10.000.  Pengukuran sudut poligon harus menggunakan alat theodolit Wild T2 atau yang sederajat dengan ketelitian sudut minimal 10", dan seijin tim teknis atau petugas yang ditunjuk agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan balk. 4. Pengukuran Sipat Datar (Leveling) Maksud pengukuran sipat datar adalah membuat titik tetap yang mempunyai posisi vertikal/ tinggi sebagai kerangka dasar vertikal. Pengukuran sipat datar ini harus diikatkan pada titik referensi tinggi yang kondisinya masih baik dan dengan persetujuan tim teknis. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pelaksanaan pengukuran ini adalah sebagai berikut.  Pengukuran Leveling harus diikatkan pada minimal 2 bench mark yang telah diketahui elevasinya yang akan ditunjukkan tim teknis dan harus melalui titik-titik poligon. Metode pengukuran leveling digunakan cara pulang pergi atau double stand, dan apabila di lapangan hanya ada 1 bench mark maka pengukuran harus dilakukan secara close circuit.  Pembacaan rambu harus dilakukan dengan pembacaan tiga benang lengkap yaitu benang atas, benang tengah dan benang bawah sebagai control 2BT = BA + BB.  Alat yang digunakan adalah automatic level seperti zeiss Ni2 atau yang sederajat dan seijin tim teknis. Setiap slag diusahakan alat di tengah-tengah dari dua titik yang diukur dengan jarak maksimum 50 m ke rambu muka dan rambu belakang.  Saat perpindahan rambu, rambu belakang dijadikan sebagai rambu depan tetap pada posisi semula sebagai rambu belakang dengan cara hanya memutar di atas landasan rambu. Rambu landasan memakai logam yang dapat tertancap di atas tanah. Rambu ukur harus dilengkapi 7



dengan nivo kotak yang terletak di belakang rambu untuk mengetahui bahwa rambu benarbenar vertikal pada saat pengukuran.  Kesalahan penutup tinggi dan pengukuran pulang pergi atau doubel stand tidak boleh melebihi 8 √D dimana D adalah jarak. Apabila pengukuran dilakukan cara double stand maka selisih setiap stand pada tiap slag tidak boleh melebihi 2 mm. 5. Pengukuran Long Section dan Cross Section a) Pengukuran Cross Section dilakukan memanjang Bendungan dengan jarak antara titik profil 25 m. b) Titik profil berada di posisis As Bendungan. c) Pengukuran, cross section dilakukan kekiri dan kekanan bendungan dengan lebar pengambilan cross section harus selebar bendungan dan dilebihi minimal ± 20 m ke kiri dan ke kanan. d) Pengukuran cross section harus disesuaikan dengan perbedaan tinggi permukaan tanah yang ada. e) Pengukuran cross section menggunakan alat waterpass dengan ketelitian alat yang dipersyaratkan oleh Direksi Pekerjaan, untuk perbedaan ketinggiar, tanah yang tedalu besar (tebing) pengukuran dapat dilakukan dengan alat theodolite T2 atau yang sejenisnya serta diikatkan terhadap titik yang telah diketahui koordinat dan elevasinya. f) Untuk pengukuran cross section spilway, saluran pembuang harus disesuaikan dengan permukaan tanahnya dan pengukuran pada sisi kiri – kanan minimal ditambah jarak 10 meter g) Pengukuran Long section adalah pengukuran elevasi pada bendungan (waduk) 6. Pengukuran Detail Survey a) Pengukuran detail survey adalah pengukuran detail/rinci pada lokasi yang akan ditentukan kemudian oleh tim teknis. b) Pengukuran detail/rinci harus menggunakan minimal alat Theodolit Wild TO atau yang sederajat, dan dikombinasikan dengan spot height untuk elevasi bangunan. c) Jarak-jaraknya harus diukur secara langsung dengan pita ukur. Apabila pada lokasi detail survai ada bangunan air, maka dimensinya harus diukur dengan pita ukur. d) Pengukuran Detail survey dilakukan pada lokasi site rencana bendungan dan daerah genangan (ke hulu) minimal 100 m dari rencana bangunan pengelak dan ke hilir ±100 m dari rencana outlet pelimpah atau kaki bendungan. e) Pengukuran poligon cabang (Ray) pada awal dan akhir pengukuran diikatkan dengan jalur kerangka utama (poligon) dengan ketelitian kesalahan penutup jarak 1:2500 f) Untuk pengukuran elevasi dilakukan dengan alat waterpas sokkia B2 atau sejenisnya dan seizin tirm teknis pengukuran di awal dan di akhir harus diikatkan terhadap titik yang telah diketahui elevasinya dengan kesalahan penutup tinggi dari pengukuran 10√L mm, dimana L adalah jarak dalam Km. g) Untuk pengukuran elevasi dengan menggunakan T2 atau sejenisnya sistim pengukurannya sama dengan di atas dengan kesalahan penutup tinggi dari pengukuran 30√L mm, dimana L adalah jarak dalam Km h) Pengukuran detail/ rinci harus lengkap disertai dengan gambar sketsa yang jelas sehingga secara keseluruhan akan memberikan gambaran yang jelas lokasi yang bersangkutan. i) Pada pengukuran awal dan akhir dilakukan pengamatan azimut dengan pengamatan matahari atau dengan menggunakan GPS, dengan koordinat UTM.



7. Penggambaran a) Setiap gambar peta harus berisi  Garis tepi wajah peta 8



  



Garis-garis silang grid yang berjarak 10 cm baik vertikal maupun horizontal lembar sayap grid 0,5 cm. Kop di pojok kanan bawah lembar peta disesuaikan dengan Kop Direksi. Legenda gambar dan penunjuk arah utara



dengan



sayap



b) Penggambaran situasi peta ikhtisar dengan skcla 1:5000 dengan selang garis ketinggian 1 m untuk daerah tinggi (berbukit) sedangkan untuk daerah pengukuran yang rata selang garis ketinggian 0.5 m  Detail situasi digambar dengan skala 1 .- 500 dan selang garis tinggi 1 m atau 0.5 m.  Batas genangan muka air banjir dan muka air normal ditebalkan dan diwamai.  Penulisan huruf dan angka dengan cetak atau sablon dengan model dan format sesuai dengan petunjuk tim teknis.  Tebal garis dalam gambar situasi maupun gambar cross section harus sesuai dengan standar yang disetuji tim teknis. c) Long section digambar dengan skala vertikal 1 : 100 atau 1 : 200 dan skala horizontal 1 : 1.000 atau skala 1 : 2.000.



8. Hasil Pengukuran Hasil pengukuran dimaksudkan untuk bisa memberikan suatu gambaran pemetaan mengenai rencana daerah genangan, daerah calon kedudukan tubuh bendungan, dan daerah calon kedudukan bangunan-bangunan pelengkap. Ketentuan untuk calon tubuh bendungan, dan calon daerah genangan batas yang dipetakan adalah: a) Daerah yang tercakup 50 m di luar kedua ujung galian mercu calon tubuh bendungan dan melebar ke arah hulu sejauh 100 m dari bangunan pengelak dan ke hilir sejauh 100 meter dari rencana outlet pelimpah atau kaki bendungan bagian hilir. b) Skala peta disamakan disesuaikan dengan luas genangan serta kepentingan desain atas persetujuan tim teknis. Selain itu pemetaan untuk as tubuh bendungan dan peta situasi, dilengkapi pula dengan gambar penampang melintang dan penampang memanjang, demikian pula apabila mencakup dengan pekerjaan pemetaan sungai. Selanjutnya peta dan gambar as tubuh bendungan dibuat dalam skala 1 : 500 dengan interval tinggi 1 m.



D. PENYELIDIKAN GEOLOGI DAN MEKANIKA TANAH 1. Pemboran Intl (Core Borring) a) Konsultan harus melakukan pemboran inti yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi karakteristik geologi yang terdapat di bawah perrnukaan tanah secara langsung melalui core/inti yang diambil, terutama untuk mengetahui jenis bahan dan stratigrafinya, dan jika dibuat penampang melalui titik-titik pengeboran yang ada dapat pula diinterpretasikan kondisi struktur geologinya. b) Pengeboran harus dilakukan pada beberapa titik dengan kedalaman tiap titik bervariasi sesuai dengan kebutuhan dengan total kedalaman adalah 280 meter. c) Penentuan titik bor serta kedalamannya ditentukan berdasarkan hasil studi pendahuluan dan joint inspection dengan mendapatkan persetujuan dari pihak pengguna jasa. Apabila dalam pelaksanaan muncul kendala atau pertimbangan lain sehingga harus mengubah lokasi titik maupun kedalamannya maka harus dilaporkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. 9



d) Pengeboran menggunakan bor mesin rotary drilling jenis Small Skid Mounted Spindle Rotari Driler dengan kemampuan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk lubang bor dengan kedalaman lebih dari 25 meter akan digunakan YBM YSO 1 H atau setara sedangkan untuk lubang bor dengan kedalaman kurang dari 25 meter akan digunakan YBM 05 atau yang setara. Mata bor/bit akan menggunakan jenis NX. e) Pada lapisan yang mudah runtuh harus dipasang cassing pengaman, sedangkan sampel yang terambil dimasukkan ke dalam kolom plastik transparan. f) Core barrel yang digunakan berasal dari jenis tripple core barrel atau disesuaikan dengan formasi yang ada. g) Pelaksanaan pemboran harus diawasi oleh seorang Well Site Geologist yang bertanggung jawab terhadap deskripsi log bor serta kualitas dan kelancaran pemboran. h) Well Site Geologist harus menghentikan pemboran jika dianggap cukup atau menambah kedalaman pemboran sesuai dengan kebutuhan. Meskipun kedalaman pemboran tidak sesuai dengan yang direncanakan asalkan total kedalaman pemboran tetap sesuai dengan jumlah total kedalaman. i) Well Site Geologist harus menentukan metode pemboran yang diterapkan oleh juru bor sehingga didapatkan inti/core yang baik (Core Recovery 90 -100%). j) Juru bor (bore master) harus membuat catatan harian yang mencantumkan tanggal pelaksanaan, hari, kondisi cuaca, jam kerja, jam istirahat, kegiatan pemboran pada hari yang bersangkutan, kemajuan core yang terambil, kendala yang ada, dan lain sebagainya. k) Core yang terambil harus langsung dideskdpsi kemudian dimasukkan ke dalam core box. Apabila terjadi core loss akan dijelaskan secara teknis dan pada core box diberikan tanda sesuai dengan kedalamannya. Namun pada hakekatnya core recovery akan dijaga agar berkisar antara 90 – 100%. l) Deskripsi core meliputi jenis batuan, nama batuan, warna, tingkat pelapukan dan lain-lain dan akan dibuat pula log bornya yang mencantumkan pula core recovery, rock quality designation (RQD), permeabilitas, nilai lugeon dan nilai SPT untuk setiap lubang bor. m) Core hasil pengeboran harus disimpan di dalam core box yang kuat dan diberi label yang jelas dengan mencantumkan nama proyek, lokasi, nomor titik bor, tanggal pelaksanaan, total kedalaman, interval kedalaman dan pelaksana pemboran dengan jelas dan tidak mudah terhapus (dicat). Setiap core di dalam core box (tiap kemajuan 5 meter) akan difoto secara tegak lurus sehingga foto core tampak jelas. n) Khususnya untuk interval yang kosong (tidak ada corenya), misalnya karena diambil untuk analisis laboratorium, maka di dalam core boxnya akan diberi keterangan. o) Setelah selesai pemboran, lubang ditutup dengan konstruksi patok beton cukup kuat dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 40 cm dan ditengahnya akan diberi pipa paralon untuk keperluan kontrol; atau pengecekan muka air tanah. Pada patok tersebut akan dicantumkan nomor titik bornya. 2. Uji Penetrasi Standar (Standart Penetration Test= SPT) a) Uji Penetrasi Standar (SPT) dimaksudkan untuk mengetahui kepadatan relatif dari tanah/batuan pada kedalaman tertentu di lapangan sekaligus untuk mendapatkan sampel yang representatif untuk mendapatkan identifikasi tanah bersangkutan. b) SPT dilakukan pada lubang bor dengan penyebaran dan interval titik uji ditentukan berdasarkan kebutuhan desain dan kondisi geologi setempat. Dalam hal ini konsultan akan meminta persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau sesuai TOR yaitu 56 Sample. c) SPT dilakukan dengan menggunakan hammer seberat 63,5 kg dengan tinggi jatuh 75 cm dengan jatuhan otomatis serta menggunakan split spoon sampler. d) Setiap titik uji dilakukan sebanyak 3 (tiga) hitungan N, yaitu N1, N2 dan N3 dimana N adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah atau banyaknya pukulan hammer untuk memasukkan sampler sedaiam 15 cm. Contoh tanah yang terambil harus dideskripsi sebagaimana layaknya core kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik khusus dan disimpan di dalam core box. e) Jika dalam 5 (lima) kali pukulan sampler hanya masuk kurang dad 2 cm atau mental maka SPT 10



pada titik tersebut bisa dihentikan namun harus dapat diinterpolasikan nilai N nya. f) Nilai N yang didapat akan dibuat grafiknya pada log bor. g) Untuk titik-titik lain dalam satu lubang bor yang tidak dilakukan SPT, nilai N-nya diinterpretasikan dari jenis dan sifat batuan dari hasil deskripsi dan hasil pengujian SPT pada jenis dan batuan yang sama. 3. Pengambilan Sampel Tanah Untuk mengadakan penelitian tanah laboratorium, pengambilan contoh tanah ini sangat penting untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya, sehingga pengambilan contoh tanah ini harus dilakukan. a) Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sample) Agar data parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat digunakan maka perlu sekali diperhatikan pada saat pengambilan, pengangkutan dan penyimpanan contoh-contoh tanah ini, maka harus dilakukan hat-hat sebagai berikut :         



Undisturbed Sample, UDS (contoh tak terganggu) diambil dari dua cara, yakni dari lubang pemboran dan dari test pit. Jumlah pengambilan sampel disesuaikan dengan TOR yang ada, yaitu sebanyak 10 buah dari total kedalaman pemboran 280 meter. Penentuan penyebaran dan interval titik pengambilan UDS disesuaikan dengan kebutuhan desain dan kondisi geologi setempat. Penentuan rencana penyebaran dan interval titik pengambilan UDS diperhitungkan dengan cermat, didiskusikan dan meminta persetujuan Direksi Pekerjaan. Untuk mendapatkan sample yang baik, Konsultan harus menugaskan well site geologist yang selektif dan cermat dalam menentukan kedalaman pengambilan sampel tersebut. Pengambilan sampel harus menggunakan sampler tube yang mampu mengambil sampel sepanjang 30 — 45 cm (shelby tube). Tabung contoh yang telah terisi harus segera disekat kedua ujungnya dengan lilin/parafin dengan baik serta diberi label yang mencantumkan nama proyek, lokasi, nomor titik bor clan interval kedalaman pengambilan. Untuk UDS yang diambil dari lubang test pit, pengambilannya harus hati-hati dan tidak boleh dilakukan pada tanah yang sudah terinjak-injak saat menggali ata-pun pada tanah humus. Sampel UDS yang sudah diambil akan segera di analisa di laboratodum,



b) Pengambilan contoh terganggu (disturbed sample) Pengambilan contoh tidak asli dapat diperoleh dari pembuatan sumur uji/test pit sebanyak ± 30 kg. Pengambilan contoh tanah ini diambil sebagai berikut :   



Bulk sampel/disturbed sample/DS/contoh terganggu diambil dari test pit untuk tanah bahan timbunan. Sampling dilakukan dengan menggunakan karung. Karung yang telah terisi contoh harus diberi label dengan mencantumkan nama proyek, lokasi, nomor test pit dan interval kedalaman pengambilan.



4. Uji Permeabilitas Lapangan (Insitu Permeability Test) a) Uji permeabilitas lapangan dimaksudkan untuk mengetahui nilai permeabilitas tanah secara langsung di lapangan. b) Uji permebilitas lapangan dilakukan pada lokasi sumur uji dan lubang bor dengan cara falling head test. Setiap pengujian dilakukan 3 (tiga) kali masing-masing selama 10 –15 menit. c) Uji permeabilitas lapangan dilakukan pada lubang bor dengan jumlah pengujian sebanyak 10 11



titik uji. d) Penentuan penyebaran dan interval titik uji ditentukan berdasarkan kebutuhan desain dan kondisi geologi setempat. Dalam hal ini Konsultan akan melakukan diskusi dan persetujuan dari pihak Direksi Pekerjaan. e) Uji permeabilitas ini dilakukan dengan menggunakan packer dengan jenis pompa ataupun jenis tekan/mekanis. f) Pengujian dilakukan secara bertingkat mulai dari tekanan 0.50 kg/cm2, 1.0 kg/cm2 dan 2.50 kg/cm2 dst, kemudian turun kembali atau ditentukan di lapangan sesuai dengan kedalamannya. g) Dengan pengujian ini dapat dihitung nilai permeabilitas dan nilai lugeon-nya serta dapat dibuat grafik untuk setiap pengujian.



5. Pengujian Laboratorium Mekanika Tanah a) b) c) d)



Kedalaman maksimum test pit adalah 3,5 meter. Jika tanahnya mudah runtuh akan dibuat dinding penahan. Jika terdapat air dangkal maka akan dibuang atau dipompa. Penggalian harus dihentikan jika kedalaman test pit maksimum 3.5 meter sudah tercapai, atau telah mencapai batuan keras, atau tanahnya sangat labil, atau debit air tanahnya sangat tinggi sehingga tidak bisa dipompa atau dibuang. e) Tanah/batuan pada lubang test pit harus dideskripsi, dibuat lognya, dilakukan pengambilan contoh tanah asli UDS dan bulk sampelnya. f) Pada lubang test pit juga harus dilakukan uji permeabilitas dengan metode falling head atau constant head sesuai dengan jenis material yang diuji untuk mendapatkan nilai permeabilitas (k) lapangan. g) Sample ini diambil untuk mengetahui karakteristik tanah yang akan digunakan sebagai bahan timbunan, yang diteliti lebih lanjut di laboratorium mekanika tanah. h) Lubang test pit harus diamankan dengan cara ditimbun kembali. 6. Penyelidikan Laboratorium Mekanika Tanah a) Selain dilakukan penyelidikan mekanika tanah secara insitu test, dalam penyelidikan inipun dilakukan pengujian mekanika tanah dan batuan secara laboratorium dengan tujuan untuk mengetahui sifat fisik tanah dan batuan dan sifat mekanik tanah bersangkutan (dibeberapa tempat pada kedalaman tertentu). b) Pengujian laboratorium dilakukan terhadap contoh tanah terganggu (disturbed sample), dan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Pengujian laboratorimum Mekanika Tanah untuk contoh tanah (soil sample) yang diambil (UDS dan DS) meliputi pengujian indek properties dan structure/ engineering properties. c) Pengujian indek properties meliputi percobaan-percobaan berikut :  Spesific Gravity  Unit Weight  Natural Water Content  Liquid Limit  Plastic Limits  Shrinkage Limit  Grain Size Analysis  Hydrometer Analysis d) Pengujian structure/engineering properties meliputi :  Unconfined Compression Strengh  Direct Shear Testing 12



 



Triaxial Test Laboratory Permeability Test



e) Pengujian laboratorium terhadap bulk sample (disturbed sample) adalah percobaan pemadatan tanah (proctor/compaction test). Semua pengujian laboratorium mekanika tanah yang dilakukan akan mengikuti Standart ASTM (American Standart for Testing Materials).



E. PERHITUNGAN HIDROLOGI Kegiatan ini dilakukan untuk mengkaji ulang analisa hidrologi yang pemah dilakukan pada tahun 1983. Kajian ulang ini meliputi :  Data Curah Hujan  Analisis debit andalan  Analisis Frekuensi  Analisis curah hujan rancangan  Analisis debit banjir rancangan  Analisis sedimentasi a) Data Curah Hujan Ketersediaan data curah hujan disuatu daerah studi sangat terbatas serta pencatatan data yang tidak continue maka dalam penentuan data yang akan digunakan untuk perhitungan dapat dipilih dari stasiun yang terdekat dengan tahun data yang continue juga disarankan data yang terbaru. b) Analisis debit andalan Perhitungan debit andalan (Dependable Discharge) dimaksudkan untuk mencari nilai kuantitatif debit yang tersedia sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan. Analisis debit andalan dengan cara transformasi dari data curah hujan dihitung menggunakan Metode NRECA dan atau Metode Mock. c) Analisis frekwensi Untuk mengetahui suatu kebenaran hipotesa distribusi frekuensi, maka dilakukan pemeriksaan uji kesesuaian distribusi, dalam hal kajian ini dapat memakai dua metode uji yaitu uji Smimov Kolmogorov dan uji Chi- square. d) Analisis curah hujan rancangan Untuk mengetahui curah hujan rancangan dalam perhitungannya, dapat dilakukan dengan menggunakan metode EJ. Gumbel Type 1, metode Log Pearson Type III, metode Log Normal dan lain — lain. e) Analisis debit banjir rancangan Debit banjir rancangan untuk perencanaan banjir dihitung dengan kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 1000 tahun 0,5 PM F. Untuk desain pelimpah dihitung dengan kala ulang 1000 tahun 0,5 dan PMF (diambil debit yang terbesar). Perhitungan banjir rancangan dilakukan dengan :  Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu  Metode Hidrograf Satuan Soil Conservation Service (SCS) f)



Analisis Sedimentasi Sedimentasi dari suatu daerah pengaliran tertentu dapat ditentukan dengan pengukuran pengangkutan sediment pada titik kontrol dari alur sungai atau dengan menggunakan rumusrumus Empiric besarnya volume sedimentasi di waduk digunakan untuk mengetahui elevasi dari bangunan pengambilan (Intake), pada bendungan besar volume sedimentasi dihitung selama umur waduk yaitu antara 50 — 100 tahun. 13



Perkiraan laju sedimentasi pada tahap detail design laju sedimentasi dihitung dengan menggunakan metode Engelund — Hansen dan metode USLE (Universal Soil Lost Equation) dari Wishmeyer — Smith. F. TAMPUNGAN BENDUNGAN Kapasitas tampungan efektif dihitung dengan menggunakan kurva lengkung massa yang didasarkan pada besamya debit inflow, kebutuhan air serta kehilangan air. Prinsip dasar dalam analisis kapasitas tampungan efektif bendungan adalah untuk mengoptimalkan ketersediaan air. VIII.



JANGKA WAKTU PELAKSANAAN



Masa pelaksanaan pekerjaan “FS. Waduk/Dam Air Saka di Kab. OKU Selatan ini adalah 6 (enam) bulan termasuk mobilisasi, terhitung mulai dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). IX.



TENAGA AHLI Tenaga ahli yang dibutuhkan pada pekerjaan ini adalah A. Tenaga Profesional



1. Team Leader (1 orang, 6 Bulan) Seorang Team Leader mempunyai sertifikat keahlian Sumber Daya Air (SDA) yang dikeluarkan oleh HATHI/LPJK, berpendidikan sarjana teknik sipil/pengairan (S1) Iulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi, diutamakan yang mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 12 tahun atau pasca sarjana teknik sipil/pengairan (S2) berpengalaman 7 tahun dalam pelaksanaan pekerjaan dibidang perencanaan bangunan air diutamakan perencanaan Bendungan dan mempunyai pengalaman sebagai Team Leader minimal 7 kali. Team Leader mempunyai tugas utama memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal secara penuh sampai dengan pekerjaan selesai (khususnya internal) dengan volume lama kerja adalah 6 (Enam) man month. 2. Tenaga Ahli Bendungan (Dam Engineer) (2 orang, 4 buan) Seorang Ahli Bendungan mempunyai sertifikat keahlian Sumber Daya Air (SDA) yang dikeluarkan oleh KNIBB atau HATHI/LPJK, berpendidikan Sarjana Teknik Sipil/Pengairan (S1) lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi, diutamakan yang mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 10 tahun dalam pelaksanaan pekerjaan dibidang perencanaan bendungan dan pengembangan sumber daya air lainnya serta operasi waduk dan pemah terlibat dalam tugas sejenis minimal 5 kali dengan volume lama kerja 4 (empat) man month. 3. Tenaga Ahli Hidrologi/ Hidrometri (Hidrologist Engineer) (1 orang, 3 bulan) Seorang Ahli Hidrologi/Hidrometri mempunyai sertifikat keahlian Sumber Daya Air (SDA) yang dikeluarkan oleh HATHI/LPJK, berpendidikan Sarjana Teknik Sipil/Teknik Pengairan (S1) diutamakan yang mempunyai pengalaman kerja minimal 8 tahun dengan keahlian sebagai ahli hidrologi. Bertanggung jawab terhadap perhitungan hydroklimatologi, analisa tampungan waduk, analisa debit banjir rancangan, sedimentasi, dll dengan volume lama kerja adalah 3 (tiga) man month. 4. Soil Mechanical Engineer (1 orang, 3 bulan) Seorang Ahli Mekanikal Engineer mempunyai sertifikat Ahli, berpendidikan Sarjana Teknik Sipi/Teknik Pengairan (S1) diutamakan yang mempunyai pengalaman minimal 8 tahun dibidang 14



mekanika tanah/soil mechanical/rock mekanikal baik di tempat site dam, borrow area, quarry area dan juga pada saat penyelidikan laboratorium. Membuat laporan tentang hasil penyelidikan yang sistematis dan valid untuk bisa digunakan sebagai dasar perencanaan detail desain waduk. Dengan volume lama kerja 3 (tiga) man month. 5. Tenaga Ahli Struktur Bangunan Air (1 orang, 3 bulan) Seorang Ahli Hidraulik Struktur memiliki sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh HATHI/LPJK, berpendidikan sarjana teknik sipil/pengairan (S1) lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi, diutamakan mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun dalam pelaksanaan pekerjaan dibidang struktur bangunan air diutamakan perencanaan struktur bangunan bendungan dan mempunyai pengalaman sebagai Ahli Hidraulik bangunan-bangunan air minimal 3 (tiga) kali. Ahli Hidraulik Struktur mempunyai tugas mengkoordinir kegiatan Asistennya dan membuat skenario didalam menganalisa alternative bangunan bendungan dan bangunan pelengkapnya, menganalisis fenomena hidraulik sungai yang mencakup pola aliran dan bentuk DAS dengan simulasi numerik pola arus dan angkutan sedimen, termasuk berkoordinasi dengan ketua tim maupun dengan tim Ahli lainnya didalam penyusunan detail desain, dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal secara penuh sampai dengan pekerjaan selesai dengan waktu penugasan selama 3 (tiga) man month. 6. Tenaga Ahli Geodesi/GIS (Geodetic Engineer) (1 orang, 3 bulan) Seorang Ahli Geodesi mempunyai sertifikat Surveyor Ahli yang dikeluarkan oleh Ikatan Surveyor Indonesia (ISI)/LPJK. Tenaga ahli yang disyaratkan adalah berpendidikan Sarjana Teknik Geodesi Strata 1 (S1) yang berpengalarnan melaksanakan pekerjaan dibidang geodesi khususnya menyangkut perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pembangunan waduk/bendung besar/bangunan air lainnya, diutamakan yang mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 8 tahun, dengan tugas utamanya adalah bertanggung jawab terhadap pengawasan pengukuran dan pemetaan topografi GIS, pengukuran secara detail dan akurat, pengukuran areal rencana kom waduk, detail as dam, spillway, penentuan titik pengeboran serta pelaksanaan pengukuran untuk perencanaan jalan akses menuju waduk dan jalan-jalan lainnya yang termasuk di dalam wilayah waduk, dll. Dengan volume 3 man month. 7. Tenaga Ahli Geologi (Geologist) / Geoteknik (Geotechnical Engineer) (1 orang, 2 bulan) Seorang Ahli Geologi (Geologist) mempunyai sertifikat Ahli Geoteknik yang dikeluarkan oleh HATHI/LPJK. Sarjana Teknik Geologi (S1) lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi, diutamakan yang mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 8 tahun dalam perencanaan dibidang perencanaan konstruksi sub bidang penyelidikan geologi teknik untuk perencanaan bendungan dan lingkup sumber daya air dan pemah terlibat dalam tugas sejenis minimal 5 kali dengan volume lama kerja adalah 2 man month. 8. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi (1 orang, 2 bulan) Seorang Ahli Sosial Ekonomi, berpendidikan Sarjana Ekonomi/Pertanian Strata 1 (S1) lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi, diutamakan mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun dalam bidang analisis sosial ekonomi masyarakat dan mempunyai pengalaman sebagai Ahli Sosek dalam bidang keairan minimal 3 (tiga) kali. Ahli Sosek mempunyai tugas melakukan evaluasi dan analisis bidang ekonomi yang meliputi; Analisis Nilai Bersih Sekarang (NPV). Nisbah Biaya Keuntungan (BCR), dan Tingkat Pengembalian Internal (IRR) dan Titik Impas (BEP) serta menganalisis dampak sosial yang mungkin akan timbul akibat dari pelaksanaan pembangunan Bendungan/Waduk. Ahli Sosek harus berkoordinasi dengan ketua tim maupun dengan tim Ahli lainnya didalam kaitannya dengan penyusunan detail desain, dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal secara penuh sampai dengan pekerjaan selesai dengan waktu penugasan selama 2 (dua) man month. 9. Tenaga Ahli Lingkungan (1 orang, 2 bulan) 15



Seorang Ahli Lingkungan memiliki sertifikat Amdal A, berpendidikan Sarjana Teknik Lingkungan/Biologi/Sipil/Pengairan dibidang lingkungan Strata 1 (S1) lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi, diutamakan mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun dalam bidang analisis dampak ligkungan dan mempunyai pengalaman sebagai Ahli Lingkungan dalam bidang keairan minimal 3 (tiga) kali. Ahli Lingkungan mempunyai tugas mengumpulkan data dan informasi tentang rencana usaha dan/atau kegiatan, rona lingkungan hidup serta issue keresahan masyarakat yang terkait dengan rencana pembangunan bendungan. AhliLingkungan harus berkoordinasi dengan ketua tim maupun dengan tim Ahli lainnya didalam penyusunan detail desain, dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal secara penuh sampai dengan pekerjaan selesai dengan waktu penugasan selama 3 (tiga)) man month. B. Asisten Tenaga Ahli 1. Asisten Ahli Bendungan/Waduk Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S1) yang berpengalaman melaksanakan kegiatan perencanaan dibidang pekerjaan kesipilan khususnya untuk pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya selama sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. Bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan tenaga ahli bendungan/Waduk sebanyak 1 orang dengan volume lama kerja 4 bulan. 2. Asisten Hidrologi/Hidrometri (Ass. Hidrologist) Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S1) yang berpengalaman melaksanakan kegiatan perencanaan pekerjaan hidrologi keteknik-sipilan khususnya untuk pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya selama sekurang-kurangnya 4 tahun. Bertanggung jawab membantu pelaksanaan pekerjaan tenaga ahli hidrologi dengan volume lama kerja 3 (tiga) man month. 3. Asisten Ahli Struktur Bangunan Air Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S1) yang berpengalaman melaksanakan kegiatan perencanaan dibidang pekerjaan kesipilan khususnya untuk pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya selama sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. Bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan tenaga ahli Struktur Bangunan Air dengan volume lama kerja 3 (tiga) man month.



4. Asisten Ahli Geodesi/Gis Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S1) yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang geodesi khususnya menyangkut perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pembangunan waduk/bendung besar/bangunan air lainnya, selama sekurangkurangnya 4 (empat) tahun. Bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan tenaga ahli Geodesi/Gis dengan volume lama kerja 3 (tiga) man month. 5. Asisten Ahli Geologi (Geologist) / Geoteknik (Geotechnical Engineer) Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Geologi (S1) yang berpengalaman dalam perencanaan dibidang perencanaan konstruksi sub bidang penyelidikan geologi teknik untuk perencanaan bendungan dan lingkup sumber daya air, selama sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. Bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan tenaga ahli Ahli Geologi (Geologist) / Geoteknik (Geotechnical Engineer) 1 orang selama 2 bulan. 6. Asisten Ahli Sosial Ekonomi Berpendidikan Sarjana Teknik Ekonomi/Pertanian (S1) dengan pengalaman minimal 4 tahun mempunyai tugas melakukan evaluasi dan analisis bidang ekonomi yang meliputi; Analisis Nilai Bersih Sekarang (NPV). Nisbah Biaya Keuntungan (BCR), dan Tingkat Pengembalian Internal (IRR) 16



dan Titik Impas (BEP) serta menganalisis dampak sosial yang mungkin akan timbul akibat dari pelaksanaan pembangunan Bendungan/Waduk. Bertanggung jawab membantu pelaksanaan pekerjaan tenaga ahli Sosial Ekonomi dengan volume lama kerja 2 man month. 7. Asisten Ahli Lingkungan Berpendidikan Sarjana Sarjana Teknik Lingkungan/Biologi/Sipil/Pengairan dibidang lingkungan Strata 1 (S1), Berpengalaman dalam bidang analisis dampak ligkungan dan dengan pengalaman minimal 4 tahun mempunyai tugas melakukan mengumpulkan data dan informasi tentang rencana usaha dan/atau kegiatan, rona lingkungan hidup serta issue keresahan masyarakat yang terkait dengan rencana pembangunan bendungan. Bertanggung jawab membantu pelaksanaan pekerjaan tenaga ahli Lingkungan dengan volume lama kerja 2 man month.



C. Tenaga Pendukung 1. Chief Surveyor Geoteknik (1 orang, 2 bulan) Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Diploma III Teknik Sipil atau Teknik yang berpengalaman melaksanakan kegiatan survey geoteknik untuk pembangunan dibidang pekerjaan kesipilan khususnya survey untuk pelaksanaan pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya dan survey pelaksanaan pembangunan jalan selama sekurang-kurangnya 6 tahun. Dengan volume 2 man month. 2. Surveyor Geoteknik (2 orang, 2 bulan) Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Lulusan SMK/STM Bidang Teknik Sipil atau Bidang Geologi yang berpengalaman melaksanakan kegiatan survey geoteknik untuk pembangunan dibidang pekerjaan kesipilan khususnya survey untuk pelaksanaan pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya dan survey pelaksanaan pembangunan jalan selama sekurangkurangnya 5 tahun . 3. Chief Surveyor Topografi (1 orang, 4 bulan) Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Diploma III Teknik Sipil atau Teknik Geodesi yang berpengalaman melaksanakan kegiatan survey topografi untuk pembangunan dibidang pekerjaan kesipilan khususnya survey untuk pelaksanaan pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya dan survey pelaksanaan pembangunan jalan selama sekurangkurangnya 6 tahun. 4. Surveyor Topografi (4 orang, 4 bulan) Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Lulusan SMK/STM Bidang Teknik Sipil atau Teknik Geodesi yang berpengalaman melaksanakan kegiatan survey topografi untuk pembangunan dibidang pekerjaan kesipilan khususnya survey untuk pelaksanaan pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya dan survey pelaksanaan pembangunan jalan selama sekurangkurangnya 5 tahun (sebanyak 4 orang). Dengan volume 4 man month. 5. Chief Draftman (1 orang, 3 bulan) Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Diploma III Teknik Sipil yang berpengalaman melaksanakan kegiatan, penggambaran dengan menggunakan program komputer CAD (seperti misalnya AutoCAD, ArchiCAD atau lainnya) untuk pekerjaan dibidang kesipilan khususnya untuk pelaksanaan pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya selama sekurangkurangnya 6 (enam) tahun. Dengan volume 3 (tiga) man month. 6. CAD Operator/Draftman (4 orang, 3 bulan) Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Lulusan SMK/STM Bidang Teknik Sipil yang berpengalaman melaksanakan kegiatan penggambaran dengan menggunakan program komputer CAD (seperti misalnya AutoCAD, ArchiCAD atau lainnya) untuk pekerjaan dibidang kesipilan khususnya untuk 17



pelaksanaan pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya selama sekurangkurangnya 5 tahun (sebanyak 4 orang). Dengan volume 3 (tiga) man month. 7. Tenaga Lokal Topografi (15 orang, 4 bulan) Tenaga setempat yang membantu surveyor dalam pekerjaan pengukuran /pemetaan topografi untuk pelaksanaan pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya dan survey pelaksanaan pembangunan jalan. 8. Tenaga Lokal Geologi, Mektan, Sosek, Hidrologi hidrometri (4 orang; 2 bulan) Tenaga setempat yang membantu surveyor dalam pekerjaan geologi untuk pelaksanaan pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya . 9. Operator Komputer Sebagai tenaga yang mengoperasikan komputer dalam menginput data dan administrasi kantor perusahaan yang bersangkutan (3 orang) dengan volume 6 (enam) man month.



10. Administrasi Sebagai tenaga yang mengoperasikan komputer dalam menginput data administrasi dan mengurus tagihan-tagihan, buat laporan invoice (1 orang) dengan volume 6 (enam) bulan. Untuk tenaga ahli harus melampirkan copy Sertifikat Keahlian yang sesuai dengan bidang keahliannya yang masih berlaku, kartu NPWP dan Bukti Pembayaran Pajak tahun terakhir (2012). X.



KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah 1. Laporan Rencana Mutu Desain 2. Laporan Pendahuluan; 3. Laporan Bulanan @ 3 Buku; 4. Laporan Interim/Antara 5. Laporan Ringkas (Executive Summary) 6. Laporan Akhir (Final) 7. Laporan Akhir (Draft) 8. Laporan Nota Perhitungan Desain 9. Laporan BOQ & RAB 10. Laporan Sosial Ekonomi & Lingkungan 11. Laporan Geologi dan Mekanika Tanah; 12. Laporan Hidrologi/Hidrometri; 13. Data Study Kelayakan 14. Laporan Survey Topografi/Data Ukur Topografi 15. Deskripsi BM & CP 16. Gambar Design A1 (Gambar Pradesain, Gambar Topografi & Geologi) 17. Gambar Design A3 (Gambar Pradesain, Gambar Topografi & Geologi) 18. Dokumen Seluruh Laporan & Gambar Dalam Hardisk External 80 GB 19. Dokumen Audio Visual Kegiatan Survey (CD) 20. Foto Dokumentasi Kegiatan Survey dll



XI. LAPORAN Sesuai kerangka acuan kerja, konsultan menyusun beberapa laporan yang akan diserahkan kepada pemilik pekerjaan. Laporan-laporan tersebut adalah sebagai berikut :



18



1. Rencana Mutu



Kontrak



Laporan Rencana Mutu Kontrak yang dibuat oleh penyedia jasa dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini diserahkan paling lambat 2 (dua) minggu setelah kontrak ditandatangani, dan laporan dibuat sebanyak 3 rangkap, 2.



Laporan Pendahuluan, Laporan pendahuluan berisi gambaran umum lokasi pekerjaan, hasil pengumpulan data, temuantemuan awal dan permasalahan yang ada di lapangan, serta konsep penanganan permasalahan, rencana kerja, jadwal mobilisasi tenaga ahli, dan jadwal kegiatan, dan metodologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Laporan pendahuluan ini serahkan paling lambat 1 bulan setelah kontrak ditanda tangani, dan dibuat sebanyak 3 rangkap untuk bahan diskusi. Laporan Pendahuluan yang telah diperbaiki diserahkan 1 (satu) minggu setelah diskusi dilaksanakan dan diserahkan sebanyak 3 rangkap.



3. Laporan Bulanan Laporan Bulanan, berisi tentang kemajuan pekerjaan, masalah yang dihadapi, langkah-langkah yang perlu diambil, rencana kerja selanjutnya, absensi seluruh personil dan kurva S. Laporan bulannan diserahkan setiap awal bulan (tanggal 1 s/d tanggal 5) sebanyak 2 rangkap tiap bulannya. 4. Laporan Interim/Antara Konsep laporan antara merupakan bahan diskusi dan harus diserahkan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak SPMK sebanyak 5 rangkap, berisi hasil pengumpulan dan pengolahan data primer, sekunder; hasil pengukuran dan investigasi; metodologi pelaksanaan pekerjaan dan pendekatan pemecahan masalah; evaluasi, analisa, prioritas dan rekomendasi yang perlu dilakukan dan rencana kegiatan selanjutnya. Laporan antara yang sudah diperbaiki haruss segera diserahkan 1 (satu) minggu setelah diskusi dilaksanakan sebanyak 3 rangkap. 5. Laporan Ringkas (Executive Summary) Laporan ini berisikan ringkasan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan maksud dan tujuan pelaksanaan pekerjaan dan telah dilengkapi/direvisi sesuai dengan hasil diskusi. Diserahkan sebanyak 5 rangkap/exemplar 6. Laporan Akhir (Final Report) Laporan Akhir akan menyajikan hasil akhir pelaksanaan pekerjaan, termasuk kesimpulan dan rekomendasi mengenai tindak lanjutnya. Laporan Akhir ini berisikan hasil pengumpulan data dan peta, inventarisasi kondisi eksisting, analisis data hidrologi, analisis data sosial ekonomi pertanian, hasil penyelidikan geologi dan mekanika tanah, dan penyajian informasi lainnya berupa data perencanaan, peta, grafik dan gambar desain. Menjelaskan tentang konsep dan rangkuman dari seluruh kegiatan investigasi geoteknik dan desain yang diusulkan berdasarkan metode dan analisis data. Laporan ini juga disertai dengan rekapitulasi rencana anggaran biaya dan kesimpulan. Konsep laporan akhir merupakan bahan diskusi dan harus dididskusikan paling lambat 1 bulan sebelum kontrak berakhir sebanyak 5 rangkap. Laporan akhir yang sudah diperbaiki haruss segera diserahkan 1 (satu) minggu setelah diskusi dilaksanakan sebanyak 5 rangkap.



7. Laporan Pendukung 19



a. b. c. d. e. f. g. h.



i.



Laporan Nota Perhitungan/Desain : 5 rangkap Laporan BOQ & RAB : 5 rangkap Laporan Sosial Ekonomi & Lingkungan : 5 rangkap Laporan Geologi dan Mekanika Tanah : 5 rangkap Laporan Analisa Hidrologi/Hidrometri : : 5 rangkap Laporan Study Kelayakan : 5 rangkap Laporan Survey Topografi+ Deskripsi BM+ Buku Ukur : 5 rangkap Gambar Desain Topografi, dan Geologi ukuran A1 & A3  Gambar A1 dijilid : 1 rangkap  Blue Print A1 dijilid : 3 rangkap  Gambar A3 dijilid : 3 rangkap Dokumentasi Lapangan (Album Foto), Peta Bakorsurtanal dan Image Satelit



8. Diskusi :  Diskusi Laporan Pendahuluan  Diskusi Konsep Laporan Antara  Diskusi Konsep Laporan Akhir Menyerahkan Laporan Hasil Diskusi yang berisi Materi Diskusi (Bahan Paparan), Notulen/Berita Acara hasil diskusi, absensi dan foto-foto selama pelaksanaan diskusi. Masing-masing diserahkan sebanyak 2 rangkap. 9. CD hasil pelaksanaan pekerjaan berisi seluruh kegiatan, foto-foto, bahan diskusi dan paparan dari point 1 s.d 8, diserahkan sebanyak 5 (lima) keping dan eksternal hardisk minimal 1 Tb 1 buah diserahkan pada akhir kontrak.



10.



20