Kambing Kanye  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS AKHIR



FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN UNTUK MENGONSUMSI KAMBING GULING



Adi Kardjono



0131141354



Daniel Surya



0131141218



Kevin Chin



0131141014



Kevinnardi Iswara 0131141383 Michael Hadi S



0131141367



KONSENTTRASI BISNIS PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA JAKARTA, 2018



i



FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN UNTUK MENGONSUMSI KAMBING GULING Adi Kardjono



0131141354



Daniel Surya



0131141218



Kevin Chin



0131141014



Kevinnardi Iswara



0131141383



Michael Hadi S



0131141367



TUGAS AKHIR INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA EKONOMI



KONSENTRASI BISNIS PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA JAKARTA, 2018



ii



PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR



Kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul:



Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Untuk Mengkonsumsi Kambing Guling Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Ekonomi pada Pendidikan S1 Prasetiya Mulya, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau diplikasi dari tugas akhir yang sudah di publikasikan dan atau suidah pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas Prasetiya Mulya maupun di Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.



Tangerang, 24 Juli 2018



(Adi Kardjono) 0131141354



(Daniel Surya) 0131141218



(Kevinnardi Iswara) 0131141383



(Michael Hadi) 0131141367



iii



(Kevin Chin) 0131141014



Halaman Persetujuan Sidang Tugas Akhir



Tugas akhir dengan judul:



Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Untuk Mengonsumsi Kambing Guling



Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Ekonomi pada Pendidikan Strata Satu (S1) Universitas Prasetiya Mulya dan disetujui untuk diajukan dalam tugas akhir



Tangerang, 24 Juli 2018



Menyetujui,



Henry Pribadi, Ph D



Arief Budiman, MSI



Ketua Pembimbing



Pembimbing



iv



DAFTAR KELENGKAPAN LAPORAN TUGAS AKHIR  Halaman sampul depan 



Halaman sampul dalam







Pernyataan keaslian tugas akhir







Halaman persetujuan







Ucapan terima kasih







Ringkasan eksekutif (dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia)







Daftar isi







Daftar tabel







Daftar gambar







Daftar lampiran







Daftar Pustaka yang ditulis sesuai aturan baku







Mencantumkan sumber kutipan di daftar pustaka







Lampiran







Tata bahasa sudah baik dan benar







Ada nomor halaman







Lampiran kartu bimbingan



Checklist bagian awal dan akhir dinyatakan sudah lengkap dan boleh mengikuti ujian tugas akhir.



Menyetujui,



Henry Pribadi,Ph D Ketua Pembimbing



v



UCAPAN TERIMA KASIH Syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan kami kekuatan, kesehatan dan kemampuan dalam penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini kami ingin berterima kasih sebesar-besarnya kepada para dosen pembimbing kami yakni Bpk. Henry Pribadi.Phd selaku pembimbing utama dan bapak Arief Budiman.Msi selaku pembimbing ke 2 yang disela-sela rutinitasnya tetap meluangkan waktunya yang berharga untuk memberikan petunjuk,bimbingan dan arahan sejak fase hatching hingga selesainya penulisan ini.



Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada 1. Bpk.John Reno selaku chef pembina resep dari Kambing Guling Kanye 2. Seluruh staff dan karyawan Universitas Prasetiya Mulya yang membantu merawat kampus agar tetap kondusif dan nyaman selama pengerjaan. 3. Kepada seluruh kerabat dan teman-teman angkatan 2014 yang saling membantu dalam tugas akhir. 4. Kepada orang tua yang terus memberikan dukungan berupa materil dan nasehat selama masa pengerjaan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan semoga penelitian yang dibuat ini berguna bagi para pembaca.



vi



RINGKASAN EKSEKUTIF KANYE merupakan sebuah perusahaan yang menyajikan kambing guling dengan nasi yang dipadukan dengan kentang goreng garing dan sambal khas nusantara. KANYE berlokasi di PHX Grogol, Jakarta Barat. Kambing Guling juga merupakan salah satu makanan yang paling terkenal pada acara – acara besar. Dari hasil riset yang kami lakukan, kami menemukan bahwa terdapat 3 faktor yang mempengaruhi konsumen untuk mengonsumsi kambing guling. Faktor yang pertama adalah dari segi inovasi, dari dulu sampai sekarang tidak terdapat inovasi di industri kambing guling yang dapat meningkatkan daya tarik masyarakat untuk mengonsumsi kambing guling, maka dari itu KANYE membuat produk yang menyajikan kambing guling yang dipadukan dengan nasi , sambal khas nusantara dan juga kentang goreng garing untuk meningkatkan daya tarik masyarakat untuk mengonsumsi kambing guling. Faktor kedua adalah dari segi ketersediaan, kambing guling hanya bisa dijumpai oleh masyarakat pada saat acara tertentu saja dan sulit bagi masyarakat untuk bisa mengonsumsi kambing guling saat sedang tidak ada acara karena setelah kami melihat pesaing kami, semuanya menjual kambing guling secara perekor. Maka dari itu KANYE menjual kambing guling yang dapat konsumen beli secara perporsi dan tersedia setiap saat. Ketiga adalah edukasi, dimana KANYE akan mengedukasi para konsumennya agar tidak takut untuk mengonsumsi kambing guling. Dengan memperhatikan faktor – faktor tersebut, KANYE akan menjual kambing secara per porsi, yang disediakan setiap hari dengan harga Rp40.000 saja. Target konsumen sasaran kami berumur 18 tahun ke atas yang merupakan golongan SES B atau lebih tinggi. KANYE memiliki anggota sebanyak 5 orang yang merupakan anggota inti, dan masih belum memiliki karyawan tetap. Bisnis KANYE tersendiri akan mendapatkan BEP pada bulan November 2018.



Kata Kunci: Kambing guling, Inovasi, Edukasi, Ketersediaan, Persepsi.



vii



EXECUTIVE SUMMARY KANYE are a company that supply suckling goat with rice complimented by crispy potatoes and Indonesian chili. Kanye are located at PHX GROGOL, West Jakarta. Suckling goat are one of many dishes famous at big events. From the research that we have done. We found that there are 3 factors that affects the consumer from consuming suckling goat. The first factors which are the innovation, from the past there wasn’t any innovation in the dish that attracts the society to consume the product. Therefore KANYE made a product that serve suckling goat with combined with rice and Indonesian chili also with crispy potatoes to attract the society. Second are availability, this dish can only be found at certain events and it is rare for people to be able to consume the dish when there are no events. This could happen because all the other competitor sell the dish only at big quantity. Therefore KANYE sell suckling goat that can be bought per portion and available at all time. The third was education whereas KANYE will educate the consumer to not be afraid consuming the product. By analyzing the factors above, KANYE will sell the dish per portion that will be serve everyday at Rp40.000 per dish. Our target consumer were above 18 years old and had an Socio Economic Status of B and above. KANYE have 5 people working together that are a part of the core group and we still didn’t have any fix employee. Our business will met it break even point at November 2018.



Keyword : Suckling Goat, Innovation, Education, Availability, Perception.



viii



DAFTAR ISI



PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .........................................................iii Halaman Persetujuan Sidang Tugas Akhir ......................................................... iv DAFTAR KELENGKAPAN LAPORAN TUGAS AKHIR ........................................ v UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... vi RINGKASAN EKSEKUTIF ..................................................................................vii EXECUTIVE SUMMARY ................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix Daftar Tabel .......................................................................................................xvi Daftar Gambar ...................................................................................................xix Daftar Lampiran ................................................................................................ xxii BAB 1 .................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 1.1



Latar Belakang ............................................................................... 1



1.2



Analisis Permintaan ........................................................................ 8



1.2.2 1.3



Analisis Bidang Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi..................... 16 Analisis Penawaran ...................................................................... 27



1.3.1



Jumlah Penawaran pada Pasar Sasaran .......................................... 27



1.3.2



Analisis Persaingan pada Pasar Sasaran .......................................... 33



1.4



Kesimpulan Analisis Potensi Lingkungan Bisnis ............................... 44



BAB 2 KAJIAN LITERATUR .............................................................................. 46 2.1 Kajian Literatur Penelitian ..................................................................... 46 2.1.1 Data Primer ...................................................................................... 46 2.1.1.1 Riset Kualitatif ............................................................................. 46 2.1.1.2 Riset Kuantitatif .......................................................................... 47 2.1.2 Data Sekunder................................................................................... 47 2.2 Kajian Literatur Manajemen pemasaran................................................ 48 2.2.1 Segmentation, Targeting & Positioning ................................................ 48 2.2.1.1 Segmentation ............................................................................. 48 2.2.1.2 Targeting .................................................................................... 50 2.2.1.3 Positioning.................................................................................. 51 2.2.1.4 Pembangunan Merek perusahaan ................................................. 51



ix



2.2.1.5 Posisi Produk/Layanan Yang Diharapkan Di Benak Konsumen ........... 52 2.2.1.6 Rencana Promosi Produk dan Layanan ........................................... 52 2.2.1.7 Rencana Distribusi ....................................................................... 53 2.2.1.8 Rencana Pengelolaan Konsumen Loyal ........................................... 53 2.2.1.9 Rencana Penetapan Harga ............................................................ 53 2.2.1.10 Target Penjualan ....................................................................... 54 2.2.2 Kajian Literatur Manajemen Operasi .................................................... 55 2.2.2.1 SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Customer) ......................... 55 2.2.2.2 Process Flowchart ....................................................................... 56 2.2.2.3 Service Blueprint ......................................................................... 56 2.2.2.4 Standard Operating Procedure ...................................................... 57 2.2.2.5 Weighted Point Method ............................................................... 57 2.2.2.6 Inventory Management................................................................ 58 2.2.2.7 Storage Control ........................................................................... 59 2.2.3 Kajian Literatur Manajemen Sumber Daya Manusia ............................... 59 2.2.3.1 Fungsi SDM ................................................................................. 59 2.2.3.2 Teori, Desain, dan Perubahan dalam Organisasi .............................. 60 2.2.3.3 Penilaian Kinerja Karyawan ........................................................... 61 2.2.4 Kajian Literatur Manajemen Keuangan dan Akuntansi ........................ 61 2.2.4.1 Modal Kerja ................................................................................ 61 2.2.4.2 Kas............................................................................................. 62 2.2.4.3 Piutang Usaha ............................................................................. 62 2.2.4.4 Utang Usaha ............................................................................... 62 2.2.4.5 Laporan Keuangan ....................................................................... 62 2.2.4.5 Analisis Payback Period ................................................................ 63 2.2.4.6 Analisis Break Even Point .............................................................. 63 2.2.5 Kajian Literatur Manajemen Strategi ................................................ 64 2.2.5.1 Analisa Visi dan Misi .................................................................... 64 2.2.5.2 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ............................... 64 2.2.5.3 Blue Ocean Strategy..................................................................... 66 BAB 3 ................................................................................................................ 67 PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF................................................. 67 3.1 Temuan Penelitian Kualitatif ................................................................. 67



x



3.1.1 Rencana dan Metode Penelitian Kualitatif ............................................ 67 3.1.1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................. 67 3.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 68 3.1.1.3 Karakteristik Informan ................................................................. 69 3.1.1.4 Metode Pencarian Informan ......................................................... 69 3.1.1.5 Metode Penggalian Informasi ....................................................... 69 3.1.1.6 Perencanaan Penelitian Kualitatif .................................................. 71 3.1.1.7 Metode Analisis .......................................................................... 72 3.1.1.8 Literature Review ........................................................................ 73 3.1.2 Hasil Penelitian Kualitatif .................................................................... 75 3.1.2.1 Hasil In-Depth Interview Pakar ...................................................... 75 3.1.2.2 Kesimpulan Hasil In-Depth Interview Pakar ..................................... 80 3.1.3.1 Profil Informan Focus Group Discussion Anak Muda ........................ 82 3.1.3.2 Hasil Focus Group Discussion anak muda ........................................ 83 3.1.4.1 Profil Informan Focus Group Dicscussion Orang tua (berumur 40 sampai >50 tahun) ................................................................................. 86 3.1.4.2 Hasil Focus Group Discussion Orang tua (Umur 40 sampai >50 tahun)87 3.1.4.3 Kesimpulan Hasil Focus Group Discussion Orang tua ....................... 88 3.1.5.3 Kesimpulan Hasil Penelitian Kualitatif ............................................ 89 3.1.5 Konsep Produk Pasca Penelitian Kualitatif ............................................ 90 3.2.1 Rencana dan Metode Penelitian Kuantitatif .......................................... 91 3.2.1.2 Pelaksaan Riset ........................................................................... 92 3.2.1.3 Metode Riset .............................................................................. 92 3.2.1.3.2 Jenis Skala................................................................................ 94 3.2.2 Hasil Penelitian Kuantitatif ................................................................ 111 3.2.3 Konsep Produk dan Layanan Hasil Penelitian Kuantitatif....................... 137 3.3 Temuan Penelitian Tes Alfa ................................................................ 140 3.3.1 Rencana Dan Metode Penelitian Tes Alfa............................................ 140 3.3.2 Hasil Penelitian Tes Alfa.................................................................... 144 3.3.3 Konsep produk / Layanan hasil Penelitian Tes Alfa .............................. 147 3.4 Temuan Penelitian Tes Beta ............................................................... 150 3.4.1 Rencana dan Metode Penelitian Tes Beta ........................................... 150 3.4.2 Hasil Penelitian Tes Beta ................................................................... 156



xi



3.4.3 Konsep produk / Layanan hasil Penelitian Tes Beta ............................. 158 4.1



Deskripsi Produk atau Layanan...................................................... 159



4.2 Visi Perusahaan.................................................................................. 163 4.3 Misi Perusahaan ................................................................................. 163 4.4



Tujuan dan Sasaran Perusahaan 1 Tahun ke Depan ..................... 163



4.5



Nilai yang Dianut ............................................................................ 164



4.6



Modal Kewirausahaan .................................................................... 164



4.7 Perencanaan Bentuk Badan Usaha .................................................... 167 4.8



Strategi Bersaing Perusahaan........................................................ 168



BAB 5 .............................................................................................................. 190 STRATEGI FUNGSIONAL PERUSAHAAN ..................................................... 190 5.1 Kerangka Model Bisnis ....................................................................... 190 5.2 Rencana Pemasaran .......................................................................... 191 5.2.1 Tujuan dan Sasaran Pemasaran ......................................................... 191 5.2.2 Klasifikasi Konsumen Sasaran ............................................................ 193 5.2.3 Pembangunan Merek Perusahaan ..................................................... 194 5.2.3.1 Nama Merek dan Identitas Logo.................................................. 194 5.2.3.2 Posisi Produk/Layanan yang Diharapkan di Benak Konsumen ......... 195 5.2.4. Rencana Komunikasi Pemasaran....................................................... 199 5.2.4.1 Infrastruktur Media ................................................................... 199 5.2.4.2 Rencana Promosi Produk dan Layanan ......................................... 201 5.2.4.3 Rencana distribusi ..................................................................... 203 5.2.4.4 Rencana Pengelolaan Konsumen Loyal ......................................... 206 5.2.4.5 Matriks Komunikasi Pemasaran Terpadu ...................................... 209 5.2.5 Rencana Penetapan Harga ................................................................ 210 5.2.6 Target Penjualan ............................................................................. 211 5.2.7 Organisasi Tim Pemasaran ................................................................ 212 5.2.7.1 Struktur Tim Pemasaran ............................................................. 213 5.2.7.2 Kebijakan Pengelolaan Tenaga Penjual......................................... 213 5.2.8 Rencana Anggaran Pemasaran .......................................................... 213 5.3 Rencana Operasi ................................................................................ 215 5.3.1 Tujuan dan Sasaran Operasi .............................................................. 215 5.3.2 Pengendalian Proses Produksi ........................................................... 215



xii



5.3.2.1 Proses Produksi dan Penyediaan Layanan ........................................ 215 5.3.2.2 Kebutuhan Aset Produksi / Penyediaan Layanan ........................... 222 5.3.3 Pengendalian Standar Kualitas Produk / Layanan................................. 224 5.3.3.1 Standar Kualitas ........................................................................ 224 5.3.3.2 Toleransi Barang Cacat ............................................................... 227 5.3.3.3 Upaya Pemantapan Kualitas ....................................................... 228 5.3.4 Pengendalian Pemasok..................................................................... 230 5.3.5 Pengendalian Persediaan .................................................................. 233 5.3.6 Pengendalian Limbah dan Pengelolaan Lingkungan ............................. 236 5.3.7 Penjadwalan Kegiatan Produksi / Penyediaan Layanan......................... 237 5.3.8 Organisasi Tim Operasi ..................................................................... 238 5.3.8.1 Struktur Tim Operasi .................................................................. 238 5.3.8.2 Kebijakan Pengelolaan Tenaga Operasi ........................................ 240 5.3.9 Rencana Anggaran Operasi ............................................................... 240 5.4 Rencana Sumber Daya Manusia ........................................................ 242 5.4.1 Tujuan dan Sasaran Sumber Daya Manusia ......................................... 242 5.4.2 Budaya Perusahaan yang Ingin Dikembangkan .................................... 242 5.4.3 Struktur Organisasi .......................................................................... 243 5.4.4 Uraian Jabatan ................................................................................ 245 5.4.5 Perencanaan Sumber Daya Manusia .................................................. 247 5.4.5.1 Kebijakan Perencanaan Sumber Daya Manusia ............................. 247 5.4.5.2 Kebijakan Rekrutmen dan Seleksi ................................................ 248 5.4.5.3 Kebijakan Mitra Alih Daya........................................................... 249 5.4.6 Pengembangan Sumber Daya Manusia .............................................. 250 5.4.6.1 Kebijakan Orientasi .................................................................... 250 5.4.6.2 Kebijakan Pelatihan ................................................................... 250 5.4.6.3 Kebijakan Kedekatan Antar-Pegawai ............................................ 251 5.4.6.4 Kebijakan Penilaian Kerja ........................................................... 251 5.4.7 Kebijakan Kompensasi ...................................................................... 253 5.4.8 Rencana Anggaran Sumber Daya Manusia .......................................... 255 5.5 Rencana Keuangan ............................................................................ 255 5.5.1 Tujuan dan Sasaran Keuangan ........................................................... 256 5.5.2 Kebutuhan Modal Kerja dan Investasi ................................................ 256



xiii



5.5.2.1 Kebutuhan Anggaran Perusahaan 1 tahun ke depan ......................... 256 5.5.2.2 Rincian Biaya Pra-Operasi ........................................................... 257 5.5.2.3 Sumber Pendanaan ................................................................... 258 5.5.3 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Perusahaan ..................................... 259 5.5.3.1 Pengendalian Kas dan Uang Tunai ............................................... 259 5.5.3.2 Pengendalian Piutang Usaha ....................................................... 260 5.5.3.3 Pengendalian Persediaan ........................................................... 260 5.5.3.4. Pengendalian Utang Usaha ........................................................ 261 5.5.4 Proyeksi Laporan Keuangan perusahaan ......................................... 261 5.5.4.1 Asumsi Penyusunan Laporan Keuangan ....................................... 261 5.5.4.2 Laporan Neraca Pra-Operasi ....................................................... 264 5.5.4.4 Proyeksi Laporan Arus Kas 1 Tahun ke Depan ............................... 266 5.5.4.5 Proyeksi Laporan Neraca 1 Tahun ke Depan ................................. 268 5.5.5 Analisis Risiko .................................................................................. 269 BAB 6 .............................................................................................................. 270 KEGIATAN REALISASI PROYEK BISNIS ....................................................... 270 6.1 Laporan Kegiatan Peluncuran Bisnis .................................................. 270 6.2 Analisis dan Gap Rencana dan Realisasi Pemasaran ........................ 270 6.3 Analisis dan Gap Rencana dan Realisasi Operasi .............................. 280 6.4 Analisis dan Gap Rencana dan Realisasi Sumber Daya Manusia....... 285 6.5 Analisis dan Gap Rencana dan Realisasi Keuangan .......................... 288 6.5.1 Laporan Keuangan Realisasi .............................................................. 288 6.5.1.1 Realisasi Income Statement Kambing Guling KANYE April - 12 Juli 2018 .......................................................................................................... 291 6.5.1.2 Realisasi Arus kas Kambing Guling KANYE April-Mei 2018 .............. 293 6.5.1.3 Realisasi Balance Sheet Kambing Guling KANYE April-Juli 2018 ....... 295 6.5.2 Gap Laporan Laba Rugi ..................................................................... 297 6.5.3 Gap Laporan Arus Kas ...................................................................... 298 6.5.4 Gap Balance Sheet Kambing Guling KANYE ......................................... 299 6.6 Analisis Kelayakan Bisnis ................................................................... 301 6.6.1 Analisis Payback Period .................................................................... 301 6.6.2 Analisis Break Even Point .................................................................. 302 6.7 Kunci Sukses ...................................................................................... 304



xiv



BAB 7 .............................................................................................................. 306 PENUTUP ....................................................................................................... 306 7.1 Kesimpulan Analisis Laporan Proyek Bisnis ....................................... 306 7.2 Saran Pengembangan Proyek Bisnis .................................................. 307 7.3 Kontribusi Sosial yang Mampu dihasilkan Proyek Bisnis ..................... 308 7.4 Pembelajaran yang diperoleh ............................................................. 308 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 313 Lampiran ......................................................................................................... 317



xv



Daftar Tabel



Tabel 1. 1 Nutrisi Daging ........................................................................................ 1 Tabel 1. 2 Segmentasi Konsumen .......................................................................... 8 Tabel 1. 3 Jumlah Penduduk Jakarta Tahun 2017 ............................................... 12 Tabel 1. 4 Konsumsi Daging di Jakarta Tahun 2017 ............................................ 13 Tabel 1. 5 Proporsi SES di Jakarta ........................................................................ 13 Tabel 1. 6 Perkiraan Potensi Pasar dalam Setahun ............................................. 14 Tabel 1. 7 Profiling Konsumen di Jakarta dalam Setahun................................... 15 Tabel 1. 8 Konsumsi dan Impor Daging Sapi ....................................................... 16 Tabel 1. 9 Perbandingan Harga dan Permintaan Daging Kambing sebelum dan sesaat Idul Adha ................................................................................................... 22 Tabel 1. 10 SWOT Habib Aqiqah .......................................................................... 34 Tabel 1. 11 SWOT Raja Kambing Guling .............................................................. 36 Tabel 1. 12 Daftar Harga Raja Kambing Guling ................................................... 36 Tabel 1. 13 SWOT Sop Kambing Dudung Roxy .................................................... 38 Tabel 1. 14 SWOT Sop Kambing Agung Roxy....................................................... 39 Tabel 1. 15 BLUE OCEAN Kambing Guling ........................................................... 42 Tabel 1. 16 CPM .................................................................................................... 43 Tabel 3. 1 Pemilihan Lokasi FGD .......................................................................... 72 Tabel 3. 2 Pemilihan Tanggal Dan Waktu FGD .................................................... 72 Tabel 3. 3 Pemilihan Lokasi dan Waktu In-Depth Interview .............................. 72 Tabel 3. 4 Kesimpulan Depth-Interview Pakar .................................................... 80 Tabel 3. 5 Profil Informan Anak Muda ................................................................ 82 Tabel 3. 6 Kesimpulan FGD Anak Muda .............................................................. 84 Tabel 3. 7 Profil Informan Orang Tua .................................................................. 86 Tabel 3. 8 Kesimpulan Hasil FGD Orang Tua........................................................ 88 Tabel 3. 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas..................................................... 135 Tabel 3. 10 Hasil Analisa Korelasi ...................................................................... 136 Tabel 3. 11 Hasil Kualitatif dan Kuantitatif ........................................................ 139 Tabel 3. 12 Aspek Tangible................................................................................. 140 Tabel 3. 13 Aspek Intangible .............................................................................. 141 Tabel 3. 14 Penilaian Aspek Tangible ................................................................ 142 Tabel 3. 15 Penilaian Aspek Intangible .............................................................. 143 Tabel 3. 16 Job Description Alfa Tes .................................................................. 143 Tabel 3. 17 Hasil Penilaian Aspek Tangible Sambal Kecap ............................... 145 Tabel 3. 18 Hasil Penilaian Aspek Tangible Sambal Matah .............................. 146 Tabel 3. 19 Hasil Penilaian Aspek Tangible Sambal Ijo ..................................... 146



xvi



Tabel 3. 20 Hasil Penilaian Aspek Tangible ....................................................... 147 Tabel 3. 21 Hasil Penilaian Aspek Intangible ..................................................... 147 Tabel 3. 22 Aspek Penilaian Tangible Beta ........................................................ 150 Tabel 3. 23 Aspek Penilaian Intangible Beta ..................................................... 151 Tabel 3. 24 Job Description Tes Beta ................................................................. 154 Tabel 3. 25 Hasil Penilaian Aspek Tangible Tes Beta ........................................ 157 Tabel 3. 26 Hasil Penilaian Aspek Intangible Tes Beta ...................................... 158 Tabel 4. 1 Perincian Modal Usaha ..................................................................... 165 Tabel 4. 2 Konsumsi daging sapi ........................................................................ 168 Tabel 4. 3 Perbandingan Kenaikan Harga saat dan menjelang Idul Adha ....... 173 Tabel 4. 4 External Factor Evaluation ................................................................ 178 Tabel 4. 5 Internal Factor Evaluation ................................................................. 180 Tabel 4. 6 QSPM.................................................................................................. 182 Tabel 4. 7 Soft Selling & Hard Selling ................................................................. 185 Tabel 5. 1 Profil Konsumen KANYE .................................................................... 193 Tabel 5. 2 Perencanaan Promosi KANYE ........................................................... 203 Tabel 5. 4 Matriks Komunikasi Pemasaran Terpadu ......................................... 209 Tabel 5. 5 Tabel Target Penjualan KANYE ......................................................... 212 Tabel 5. 6 Rencana Anggaran Pemasaran KANYE ............................................. 214 Tabel 5. 7 SIPOC KANYE ...................................................................................... 216 Tabel 5. 8 Aset Produksi KANYE ......................................................................... 222 Tabel 5. 9 Standar Kualitas Bahan Baku KANYE ................................................ 225 Tabel 5. 10 Batas Bahan Baku Digunakan ......................................................... 227 Tabel 5. 11 Checklist KANYE ............................................................................... 229 Tabel 5. 12 Form Penilaian Pemilihan Pemasok ............................................... 232 Tabel 5. 13 Jenis Bahan Baku ............................................................................. 233 Tabel 5. 14 KANYE Reorder Point ...................................................................... 234 Tabel 5. 15 Jenis Penyimpanan Bahan Baku ..................................................... 235 Tabel 5. 16 Jadwal kegiatan Produksi ................................................................ 237 Tabel 5. 17 Jumlah Pekerjaan dan Waktu Yang Dibutuhkan KANYE ................ 239 Tabel 5. 18 Anggaran Operasi Dalam Setahun .................................................. 241 Tabel 5. 19 Job Description dan Job Specification ............................................ 246 Tabel 5. 20 Ration Analysis ................................................................................ 248 Tabel 5. 21 KPI .................................................................................................... 251 Tabel 5. 22 Rencana Anggaran SDM .................................................................. 255 Tabel 5. 23 Rekapitulasi Anggaran Modal KANYE Selama 1 Tahun.................. 256 Tabel 5. 24 Perincian Biaya Pra-Operasi KANYE ................................................ 258 Tabel 5. 25 Pembagian Modal KANYE ............................................................... 259



xvii



Tabel 5. 26 Perincian Kas Minimum KANYE ...................................................... 260 Tabel 5. 27 Asumsi COGS KANYE ....................................................................... 262 Tabel 5. 28 Asumsi Penjualan KANYE Selama 1 Tahun ..................................... 263 Tabel 5. 29 Neraca Pra Operasi .......................................................................... 264 Tabel 5. 30 Laporan Laba Rugi ........................................................................... 265 Tabel 5. 31 Laporan Arus Kas ............................................................................. 266 Tabel 5. 32 Proyeksi Laporan Neraca 1 Tahun Ke Depan .................................. 268 Tabel 5. 33 Mitigasi Risiko .................................................................................. 269



xviii



Daftar Gambar



Gambar 1. 1 Data Produksi Daging Kambing di Jakarta Tahun 2016 ................... 4 Gambar 1. 2 Hasil Pencarian Kambing Guling di Google Maps ............................ 5 Gambar 1. 3 Perbandingan Harga Daging Kambing dan Daging Sapi ................. 17 Gambar 1. 4 Jumlah Penduduk Jakarta berdasarkan Persebaran Tahun 2014. 18 Gambar 1. 5 Pernikahan dijalan........................................................................... 20 Gambar 1. 6 Contoh Media Promosi Melalui Instagram .................................... 23 Gambar 1. 7 Contoh Media Promosi Melalui Gofood......................................... 24 Gambar 1. 8 Pasar Santa ...................................................................................... 27 Gambar 1. 9 PHX Grogol....................................................................................... 28 Gambar 1. 10 Hasil Pencarian Kambing Guling di Google .................................. 29 Gambar 1. 11 Produksi Daging Kambing di Jakarta Tahun 2011 – 2016 ............ 30 Gambar 1. 12 Testimoni Pelanggan ..................................................................... 32 Gambar 1. 13 Daftar Harga Habib Aqiqah ........................................................... 34 Gambar 1. 14 Sosial Media Habib Aqiqah ........................................................... 35 Gambar 1. 15 Sosial Media Raja Kambing Guling ............................................... 37 Gambar 1. 16 Daftar Harga Sop Kambing Dudung Roxy ..................................... 38 Gambar 1. 17 Daftar Harga Sop Kambing Agung Roxy ....................................... 39 Gambar 1. 18 Blue Ocean Canvas Industri Kambing Guling ............................... 41



Gambar 3. 1 Usia Responden ............................................................................. 111 Gambar 3. 2 Pekerjaan Responden ................................................................... 112 Gambar 3. 3 Domisili Responden....................................................................... 113 Gambar 3. 4 PENGELUARAN RESPONDEN ......................................................... 114 Gambar 3. 5 Alasan Responden Pergi Makan Keluar Rumah ........................... 115 Gambar 3. 6 Alasan Responden Mengikuti Trend ............................................ 116 Gambar 3. 7 Alasan Responden Harus Mencoba Makanan Yang Trend .......... 116 Gambar 3. 8 Hasil Survey Packaging .................................................................. 118 Gambar 3. 9 Alasan Responden Mencoba Suatu Restoran Baru ..................... 118 Gambar 3. 10 Setuju Tidaknya Responden Terhadap Konsep Restoran Yang Menarik ............................................................................................................... 119 Gambar 3. 11 Setuju Tidaknya Responden Terhadap Brand dan Rasa ............ 119 Gambar 3. 12 Alasan Responden Kembali Ke Suatu Restoran Yang Sama ...... 121 Gambar 3. 13 Setuju Tidaknya Konsumen Terhadap Konsumsi Makanan Yang Sehat ................................................................................................................... 122 Gambar 3. 14 Setuju Tidaknya Konsumen Terhadap Kandungan Makanan Yang Dikonsumsi ......................................................................................................... 122 xix



Gambar 3. 15 Setuju Tidaknya Kosnumen Terhadap Tampilan Makanan ....... 122 Gambar 3. 16 Frekuensi Responden Pergi Makan Keluar Rumah Dalam Seminggu ............................................................................................................ 124 Gambar 3. 17 WTP Responden Saat Weekday .................................................. 125 Gambar 3. 18 WTP Responden Saat Weekend ................................................. 126 Gambar 3. 19 Keefektifan Media Promosi Menurut Responden ..................... 127 Gambar 3. 20 Fasilitas Yang Harus Tersedia di Tempat Makan Menurut Responden .......................................................................................................... 127 Gambar 3. 21 Hasil Pertanyaan Innovasi 1 ........................................................ 128 Gambar 3. 22 Hasil Pertanyaan Innovasi 2 ........................................................ 128 Gambar 3. 23 Hasil Pertanyaan Innovasi 3 ........................................................ 129 Gambar 3. 24 Hasil Pertanyaan Innovasi 4 ........................................................ 129 Gambar 3. 25 Hasil Pertanyaan Availability 1 ................................................... 130 Gambar 3. 26 Hasil Pertanyaan Availability 2 ................................................... 131 Gambar 3. 27 Hasil Pertanyaan Availability 3 ................................................... 131 Gambar 3. 28 Hasil Pertanyaan Availability 4 ................................................... 132 Gambar 3. 29 Hasil Pertanyaan Education 1 ..................................................... 133 Gambar 3. 30 Hasil Pertanyaan Education 2 ..................................................... 133 Gambar 3. 31 Hasil Pertanyaan Education 3 ..................................................... 134



Gambar 4. 1 Sambal Kecap ................................................................................ 160 Gambar 4. 2 Sambal Matah ............................................................................... 161 Gambar 4. 3 Sambal Ijo ...................................................................................... 162 Gambar 4. 4 Perbandingan Harga Daging Kambing dan Daging Sapi ............... 169 Gambar 4. 5 Persebaran Agama di DKI Jakarta Tahun 2014 ............................ 170 Gambar 4. 6 Contoh Promosi Media Sosial ....................................................... 175 Gambar 4. 7 Contoh Promosi lewat media go food .......................................... 176 Gambar 4. 8 IE Matrix......................................................................................... 181 Gambar 4. 9 Blue Ocean Canvas Industri Kambing Guling ............................... 187 Gambar 4. 10 Blue Ocean Canvas KANYE .......................................................... 189



Gambar 5. 1 Business Model Canvas ................................................................. 190 Gambar 5. 2 Logo KANYE ................................................................................... 194 Gambar 5. 3 Faktor yang Penting dalam Produk Kambing Guling ................... 195 Gambar 5. 4 Tempat yang diinginkan oleh konsumen ..................................... 196 Gambar 5. 5 Pemilihan Packaging yang Cocok dan Contoh Packaging ............ 196 Gambar 5. 6 Ketertarikan Mengonsumsi Kambing Guling ............................... 197



xx



Gambar 5. 7 Ketertarikan Untuk Mengonsumsi Kambing Guling Dengan Kombinasi Sambal .............................................................................................. 197 Gambar 5. 8 Ketertarikan Konsumen Dalam Mengonsmsi Kambing Guling Dengan Nasi ........................................................................................................ 198 Gambar 5. 9 Ketertarikan Konsumen Untuk Mengonsumsi Kambing Guling Bila Tersedia Kapanpun ............................................................................................. 198 Gambar 5. 10 Ketertarikan Konsumsi Daging Kambing Guling Dengan Kandungan Yang Sehat ....................................................................................... 199 Gambar 5. 11 Grafik Penggunaan Preferensi Media ......................................... 200 Gambar 5. 12 Instagram EATANDSTRUCTURE .................................................. 200 Gambar 5. 13 Survey GO-FOOD ......................................................................... 204 Gambar 5. 14 GO-FOOD KANYE ......................................................................... 204 Gambar 5. 15 Preferensi Tempat Makan .......................................................... 205 Gambar 5. 16 PHX KANYE .................................................................................. 206 Gambar 5. 17 FOODFACT KANYE ....................................................................... 208 Gambar 5. 18 WTP Weekdays ............................................................................ 210 Gambar 5. 19 WTP Weekend ............................................................................. 211 Gambar 5. 20 Struktur Tim Pemasaran ............................................................. 213 Gambar 5. 21 Flowchart Produksi Central Kitchen KANYE ............................... 218 Gambar 5. 22 Flowchart Produksi Stand KANYE ............................................... 219 Gambar 5. 23 Service Blueprint Stan KANYE ..................................................... 221 Gambar 5. 24 Struktur Tim Operasi ................................................................... 240 Gambar 5. 25 Struktur Organisasi ...................................................................... 244 Gambar 5. 26 Proses Perekrutan ....................................................................... 249



Gambar 6. 1 Promosi KANYE .............................................................................. 276 Gambar 6. 2 Promosi MM .................................................................................. 277 Gambar 6. 3 Jktfoodbang Instagram ................................................................. 277 Gambar 6. 4 Eatandstructure Instagram ........................................................... 278 Gambar 6. 5 Aaron Handjani Instagram ............................................................ 278



xxi



Daftar Lampiran Lampiran 1. 1 Kuesioner Latar Belakang ........................................................... 317 Lampiran 1. 2 FGD Mapping Behaviour ............................................................. 319 Lampiran 1. 3 Daftar Pertanyaan FGD Behaviour ............................................. 320 Lampiran 1. 4 FGD Mapping Experience............................................................ 322 Lampiran 1. 5 Tabel Pertanyaan FGD Experience ............................................. 323 Lampiran 1. 6 FGD Mapping Product Concept .................................................. 324 Lampiran 1. 7 Pertanyaan FGD Product Concept .............................................. 325 Lampiran 1. 8 In-Depth Interview Chef Mapping .............................................. 326 Lampiran 1. 9 Daftar Pertanyaan Depth Interview Chef .................................. 327 Lampiran 1. 10 In-Depth Interview Pemilik Restoran Mapping ....................... 330 Lampiran 1. 11 Daftar Pertanyaan Depth Interview Pemilik Restoran ............ 331 Lampiran 1. 12 Data peserta Tes Alfa Kanye ..................................................... 333 Lampiran 1. 13 Form Penilaian Tes Alfa ............................................................ 336 Lampiran 1. 14 Hasil Tes Alfa ............................................................................. 338 Lampiran 1. 15 SOP Pelatihan ............................................................................ 356 Lampiran 1. 16 KPI .............................................................................................. 356 Lampiran 1. 17 Cash Budget ............................................................................... 359 Lampiran 1. 18 Proyeksi Laporan Laba Rugi selama 1 Tahun ........................... 360 Lampiran 1. 19 Proyeksi Cash Flow Selama 1 Tahun ....................................... 361 Lampiran 1. 20 Proyeksi Balance Sheet untuk 1 tahun..................................... 362



xxii



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Kambing merupakan hewan pokok dari kawasan Afrika, Asia, Amerika



Selatan dan Amerika Pusat. Kandungan lemak yang terkandung dalam daging kambing sangatlah rendah dibanding dengan daging ayam, sapi maupun domba, sehingga daging kambing dapat dijadikan substitusi untuk orang yang ingin mengonsumsi daging dengan rendah lemak. Di tabel 1.1 dapat dilihat perbandingan nutrisi berbagai jenis daging. Tabel 1. 1 Nutrisi Daging



Dapat dilihat dari tabel 1.1 bahwa daging kambing yang biasanya terkenal berkolestrol tinggi, justru memiliki tingkat kolestrol yang paling rendah dibandingkan dengan daging ayam, sapi, babi dan domba. Hal tersebut membuktikan, bahwa persepsi dari orang yang mengonsumsi kambing bahwa daging kambing tidak sehat untuk dikonsumsi itu salah dan justru daging kambing merupakan daging yang memiliki tingkat kolestrol dan fat terendah dibandingkan dengan ke empat daging lain dengan protein yang tidak beda jauh dengan daging - daging lainnya1.



1



Coffrey, Linda., Margo, Hale., Wells, Ann. (2004). Goats: Sustainable Production Overview. Retrieved from https://attra.ncat.org/attra-pub/download.php?id=212



1



Beberapa daerah yang terkenal dengan makanan yang berbasis daging kambing adalah Afrika, Timur Tengah, Afrika Utara, India, Indonesia, Nepal, Pakistan, Meksiko dan juga Carribean. Di Argentina, Meksiko, Portugal dan Brazil terdapat masakan kambing yang dikenal dengan nama Cabrito. Cabrito ini adalah kambing muda yang dimasak menggunakan teknik memanggang diatas api secara perlahan - lahan. Di Indonesia Cabrito lebih dikenal dengan nama kambing guling atau daging bumbu ketumbar. Perbedaan Cabrito dengan kambing guling adalah bumbu yang digunakan. Cabrito lebih menggunakan bahan rempah - rempah dari daerah Barat sebagai bumbu / sausnya, sedangkan Kambing Guling di Indonesia menggunakan kecap cabai sebagai sausnya. 2Indonesia



yang 87,2% nya jumlah penduduknya merupakan agama Islam,



biasanya menghidangkan masakan kambing guling di berbagai acara pernikahan dan juga untuk menyambut berbagai hari raya agama Muslim atau juga pada saat Aqiqah. Berdasarkan KBBI, Aqiqah atau Akikah merupakan penyembelihan ternak (kambing atau lembu) sebagai pernyataan syukur orang tua atas kelahiran anaknya, lazimnya dilaksanakan pada hari ketujuh. Dari artikel yang terdapat pada www.sindonews.com pada tanggal tujuh September 2017 yang berjudul “ sepuluh makanan yang paling diburu saat resepsi pernikahan”, terdapat hasil survei yang dilakukan oleh litbang koran sindo di tujuh kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogya, Palembang dan juga Medan). Berikut merupakan urutan lengkap makanan yang paling diburu saat acara resepsi pernikahan : 1. Sate Ayam 2. Bakso 3. Siomay 4. Kambing Guling 5. Aneka Pasta



2



Swipa. Instant Indonesia: Religion of Indonesia. Retrieved http://home.swipnet.se/~w-15266/indons/instant/religion.htm 2



from



6. Pempek 7. Aneka Sop 8. Es Krim 9. Empal Gentong 10. Pudding Dari survei tersebut, kita dapat mengetahui bahwa kambing guling merupakan makanan yang populer di acara resepsi pernikahan nomor empat jika dilihat dari survey yang dilakukan oleh www.sindonews.com tersebut di tujuh kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogya, Palembang dan Medan). Kami juga telah melakukan wawancara kepada 12 Management Event Organizer mengenai antusiasme para tamu undangan terhadap makanan kambing guling. Lalu kami mendapatkan informasi bahwa berdasarkan pengalaman EO tersebut kambing guling memang merupakan salah satu makanan yang paling cepat habis dan selalu diincar orang saat datang ke acara pernikahan. Maka tidak heran jika antrian kambing guling pada saat acara resepsi pernikahan selalu ramai dan cepat habis, hal ini dikarenakan memang kambing guling merupakan salah satu makanan yang diburu oleh masyarakat yang tinggal di tujuh kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Palembang dan Medan) pada saat datang ke acara resepsi pernikahan.



3



Gambar 1. 1 Data Produksi Daging Kambing di Jakarta Tahun 20163 Dari gambar 1.1 terlihat bahwa produksi daging kambing di jakarta masih sangat rendah jika dibandingkan dengan produksi daging ayam dan juga daging sapi. Sehingga di industri daging kambing ini membutuhkan inovasi dari segi produk untuk dapat meningkatkan jumlah permintaan terhadap daging kambing. Lalu saat kami observasi kami menemukan bahwa dari dulu sampai sekarang di industri daging kambing khususnya kambing guling itu tidak melakukan berbagai inovasi baik dari segi produk maupun layanan yang diberikan guna untuk menarik minat konsumen untuk mengonsumsi kambing guling. Padahal inovasi di industri kambing guling ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah permintaan konsumen terhadap daging kambing. Padahal jumlah pernikahan di indonesia pada tahun 2015 menurut BPS adalah 1.958.134, sedangkan di DKI Jakarta terdapat 55.969 pernikahan pada tahun 2015 yang berarti perbulannya terdapat 4.665 pernikahan yang terjadi di jakarta. Sedangkan angka kelahiran di jakarta pada tahun 2015 itu mencapai 146.285 anak dan mayoritas penduduk jakarta merupakan agama Islam yang biasanya mengadakan Aqiqah saat adanya lahiran.



3



Konsumsi periode tahun 2017. (2017). Konsumsi tahun 2017. http://ditjenpkh.pertanian.go.id/userfiles/File/Buku_Statistik_2017_(ebook).pdf?time=1505 127443012 diakses pada 14 September 2017



4



Hal ini menunjukkan kemungkinan potensi permintaan terhadap pesanan kambing guling dari acara pernikahan dan juga syukuran yang sangat tinggi.



Walaupun sebenarnya terdapat potensi jumlah permintaan yang cukup besar, jumlah penawaran kambing guling di jakarta dapat dibilang masih sedikit. Gambar 1.2 merupakan hasil pencarian kami di google maps dengan keyword pencarian “kambing guling”.



Gambar 1. 2 Hasil Pencarian Kambing Guling di Google Maps



Dari gambar 1.2, daerah yang berada di luar garis biru merupakan bukan daerah yang berada di jakarta lagi. Yang berarti jumlah penawaran kambing guling yang berada di jakarta terdapat 11 penjual yang menjualnya per ekor dan bukan per porsi, sehingga tidak dapat memenuhi keingingan konsumen yang ingin menikmati kambing guling. Sedikitnya jumlah penawaran ini memberikan peluang dari segi penawaran kambing guling.



5



Untuk mengetahui mengapa kambing guling merupakan makanan yang diburu saat resepsi pernikahan, kami telah melakukan wawancara singkat pada saat acara resepsi pernikahan terhadap 10 tamu undangan yang sedang mengantri kambing guling. Kami menanyakan mengapa mereka rela mengantri panjang demi mendapatkan masakan kambing guling ini, lalu kami mendapatkan informasi bahwa 7 dari 10 responden mengantri kambing guling karena mereka menyukai masakan kambing guling dan 3 dari 10 responden menjawab baru ingin mencoba. Lalu kami menanyakan dimana mereka makan kambing guling selain di acara pernikahan, 7 dari 10 responden bilang tidak pernah mengonsumsi kambing guling selain saat acara karena tidak pernah menemukan penjual kambing guling, lalu 3 dari 10 responden bilang pernah mengonsumsi di



hotel. Dari hasil



wawancara ini kami mendapatkan informasi bahwa tamu undangan rela mengantri antrian kambing guling yang ramai di acara resepsi pernikahan karena mereka menyukai masakan kambing guling dan sebagian tidak pernah menemukan penjual kambing guling. Informasi ini menunjukan bahwa masih banyak orang yang menyukai kambing guling atau ingin mencoba tetapi tidak dapat mengonsumsinya dikarenakan tidak menemukan penjualnya dan tidak ada yang menjual perporsi. Namun ada beberapa orang yang pernah mengonsumsi kambing guling di buffet hotel, tetapi tentu uang yang dikeluarkan untuk bisa makan buffet di hotel tidaklah murah dan hanya bisa dijangkau oleh beberapa kalangan. Menurut sisi pembuat acara, kami mendapatkan informasi dari pengalaman salah satu kerabat kami yang pernah memesan kambing guling untuk acara pernikahannya. Kesulitan yang dihadapi bermula ketika ia ingin memesan kambing guling untuk tamu undangan yang datang ke acaranya. Ketika ia ingin memesan kambing guling ia tidak dapat menyesuaikan jumlah porsi kambing guling dengan jumlah tamu undangan, hal ini dikarenakan penjual kambing guling hanya menjual kambing guling per-ekor bukan per-porsi. Sehingga harus memesan dengan jumlah yang lebih banyak dari seharusnya dan mengeluarkan biaya berlebih yang besar agar dapat mencapai jumlah tamu undangan. Hal ini



6



menunjukan ketidak efisiensian biaya yang dikeluarkan untuk memesan kambing guling, walaupun kelebihan pemesanan porsi makanan dapat memberikan dampak positif jika ternyata tamu undangannya melebihi ekspektasi, tetapi semestinya pembuat acara tidak harus mengeluarkan biaya berlebih yang besar jika saja ada penjual kambing guling yang menjual kambing guling tidak hanya perekor namun juga per-porsi. Untuk membuktikan hal ini kami juga telah menghubungi 10 vendor kambing guling yang terdapat di google satu - per satu dan memang kambing guling dijualnya perekor tidak perporsi. Selain permasalahan penjual tidak ada yang menjual kambing guling per porsi sehingga harus mengeluarkan biaya berlebih, masalah yang muncul berikutnya adalah rasa dari kambing guling itu sendiri. Setelah kami hubungi 10 vendor kambing guling yang terdapat di google ternyata dalam memesan kambing guling untuk sebuah acara, konsumen tidak dapat mencoba terlebih dahulu bagaimana rasa kambing guling yang mereka pesan atau singkatnya diberikan test food terlebih dahulu. Dari 10 vendor yang kami hubungi hanya ada 1 vendor yang dapat memberikan test food kepada konsumennya sebelum memesan untuk acara mereka. Hal ini menunjukan bahwa dalam memesan kambing guling konsumen harus mengambil resiko dengan mengeluarkan uang yang besar untuk memesan kambing guling kepada vendor tanpa mengetahui terlebih dahulu bagaimana rasa kambing guling vendor tersebut. Sehingga untuk mengetahui secara kuantitatif kami menyebarkan kuisioner. Berdasarkan survei kuisioner yang kami bagikan kepada 200 narasumber kami secara acak, kami mendapatkan informasi bahwa, para konsumen kami sebanyak 65 persen hanya mengonsumsi kambing guling di event – event tertentu saja seperti pernikahan, hajatan, dll diikuti dengan 24% yang mengonsumsinya di restoran dan sisanya mengonsumsi di pinggir jalan. Faktor yang sangat penting bagi konsumen yang tidak menyukai masakan kambing adalah karena aroma dari kambingnya tersendiri 42% dan sebanyak 33% tidak menyukai masakan kambing karena menganggap daging kambing guling tidak sehat mengandung kolesterol yang tinggi. Sedangkan faktor terpenting untuk



7



kambing guling tersendiri adalah rasa dari kambing guling tersebut yang diikuti oleh kandungan (gizi), aroma, tekstur daging, lokasi, dan harga. Dari hasil survei yang diikuti oleh 200 orang tersebut (60% perempuan dan 40% laki – laki) dapat diambil kesimpulan bahwa para konsumen tertarik untuk mengonsumsi daging kambing asalkan memiliki rasa yang lezat dan tidak berbau. Dari hasil analisa yang kami buat bisa dilihat bahwa potensi permintaan untuk kambing guling masih sangatlah besar, sedangkan jumlah penawaran kambing guling masih sangatlah sedikit. Banyak orang yang juga menyukai kambing guling namun tidak dapat mengonsumsinya, karena para penjual kambing guling masih menggunakan metode made to order. Maka dari itu terdapat kesempatan besar untuk membuka bisnis kambing guling yang menjualnya secara perporsi. 1.2



Analisis Permintaan



1.2.1 Jumlah Permintaan pada Pasar Sasaran Untuk mengetahui potensi jumlah potensi permintaan kami, kami pertama - tama menetapkan target pasar kami. Kami menggambarkan target pasar kami melalui tabel 1.2. Tabel 1. 2 Segmentasi Konsumen Dimensi Demografi



Variable



Segmen



Jenis Kelamin



Pria Wanita



Usia



0-9 Tahun (Generasi Z) 10-26 Tahun (Generasi Y / Millennials) 27-49 Tahun (Generasi X) >50 Tahun (Baby Boomers)



Pekerjaan



Pelajar (SMP, SMA) Mahasiswa



8



Dimensi



Variable



Segmen Karyawan



SES (Pengeluaran per bulan)



SES A (>RP 3.000.000) SES B (Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000) SES C (Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000) SES D (Rp 700.000 - Rp 1.000.000) SES E (Rp < 700.000)



Geografi



Regional



Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Utara Jakarta Pusat Depok Bogor Tangerang Bekasi



Psikografis



Gaya Hidup



Orang yang gemar mengonsumsi masakan kambing Orang yang kuliner baru



senang



mencoba



Orang yang update dengan sosial media Orang yang gemar mengonsumsi makanan pedas Kesadaran atas Kesehatan



Tinggi Rendah



Perilaku Konsumen



Benefits



Makanan yang mengenyangkan terutama saat makan malam Produk yang enak dan berkualitas Harga terjangkau



9



Dimensi



Variable



Segmen



Frekuensi Konsumsi



Tinggi ( ≥5 kali dalam 1 bulan) Sedang (2-4 kali dalam 1 bulan) Rendah (≤1 kali dalam 1 bulan)



Tipe Konsumen



Innovators Thinkers Achievers Experiencers Believers Strivers Makers Survivors



Keterangan: Targeted



Target konsumen kami adalah pria dan wanita dengan usia 19 sampai 50 tahun yang memiliki pengeluaran per bulan minimal Rp 2.000.000, berdomisili sekitar Jakarta dengan gaya hidup orientasi harga, orientasi kualitas dari segi makanan terutama daging kambing yang disajikan selalu segar dan tidak berbau, dan orientasi kepraktisan dengan penyajian dan konsep yang ditawarkan pada mangkuk kertas (rice bowl) yang sangat mudah untuk dibawa pulang juga, hal ini juga memudahkan konsumen dapat membeli pulang dengan mudah atau melakukan pesan antar dengan mitra layanan antar kami. Target konsumen yang kami pilih juga memiliki kesadaran atas kesehatan yang rendah namun mencari keuntungan pada makanan yang dapat mengenyangkan, enak, dan berkualitas. Tipe konsumen yang menjadi sasaran utama kami adalah Experiencers yang memiliki karakteristik: 1. Ingin semuanya 2. Pertama mengadopsi tren



10



Lalu untuk mengetahui jumlah perkiraan jumlah potensi permintaan berdasarkan target pasar, kami telah mengumpulkan data dari BPS dan telah melakukan perhitungan, berikut merupakan data dan perhitungannya di tabel 1.3.



11



Tabel 1. 3 Jumlah Penduduk Jakarta Tahun 2017 Kelompok Umur



Laki-Laki



Perempuan



Jumlah



1



2



3



4



0-4



481 928



464 027



945 955



5-9



435 741



411 376



847 117



10-14



373 937



356 706



730 643



15-19



346 116



360 434



706 550



20-24



418 901



464 982



883 883



25-29



524 940



524 826



1 049 766



30-34



534 321



509 726



1 044 047



35-39



475 756



451 364



927 120



40-44



400 602



380 792



781 391



45-49



333 996



323 266



657 262



50-54



267 070



267 752



534 822



55-59



202 998



206 394



409 392



60-64



141 660



142 420



284 080



65+



177 391



198 502



375 893



Jumlah



5 115 357



5 062 567



10 177 924



Berikut adalah pembagian profiling konsumen dilihat dari demografi, psikografis dan behaviour di tabel 1.4, tabel 1.5 dan tabel 1.6.



12



Tabel 1. 4 Konsumsi Daging di Jakarta Tahun 20174 Konsumsi Jakarta 2016 BPS Jenis daging



Satuan unit ton



Proporsi %



Kambing



1.129



0.8



Sapi



20.166



12.8



Ayam



135.781



86.4



Tabel 1. 5 5Proporsi SES di Jakarta Tabel Proporsi SES di Jakarta SES



Pengeluaran / bulan idr (‘000)



Proposi %



A



3000 atau lebih



13



B



2000 - 3000



27



C



1000 - 2000



49



D



700 - 1000



8



E



700 atau kurang



3



4



Konsumsi periode tahun 2016. (2016). Konsumsi tahun 2016. http://ditjenpkh.pertanian.go.id/userfiles/File/Konsumsi1_Periode_2016.pdf?time=15010586575 31 diakses pada 14 September 2017 5 Socio Economic Status (SES) Indonesia. (2013). SES Indonesia. https://gadeblazz.com/2013/03/04/socio-economic-status-ses-indonesia/ diakses pada 14 September 2017



13



Tabel 1. 6 Perkiraan Potensi Pasar dalam Setahun No



Variabel yang Diamati



Sumber Rujukan



Perkiraan Proporsi



Perkiraan Potensi Pasar



1 2



Populasi Jakarta Populasi Jakarta yang mengonsumsi daging kambing



BPS BPS



100% 0.8%



10.177.9246 81.423



3



Populasi Jakarta yang mengonsumsi daging kambing yang berusia 10 - 50 tahun Populasi Jakarta yang mengonsumsi daging kambing yang berusia 10 - 50 tahun dengan SES A dan B Potensi konsumen di Jakarta selama setahun



BPS



82.38%



67.076



BPS



40%



26.830



4



5



26.830



Kami memilih kategori SES A dan B dikarenakan beberapa faktor yang ada pada industri daging kambing. Pertama adalah harga beli daging kambing atau biaya modal daging kambing yang tinggi. Kedua adalah harga jual per porsi kami pada Rp 40.000 per porsi yang secara tidak langsung masuk pada kategori SES A dan B. Bila dilihat dari penduduk Jakarta yang sebesar 10.177.924 jiwa namun jumlah tersebut terbagi menjadi populasi jakarta yang mengonsumsi daging kambing dengan perkiraan yang di peroleh dari BPS di 0.8% dari jumlah polulasi Jakarta yaitu 81.423 jiwa. Potensi konsumen di Jakarta yang mengonsumsi daging kambing dengan usia 10 sampai 50 tahun pada kategori SES A dan B memiliki jumlah 26.830 orang.



6



Badan Pusat Statistik Jakarta. (2015). Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi DKI Jakarta, 2015. https://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/142. Diakses pada tanggal 14 September 2017



14



Tabel 1. 7 Profiling Konsumen di Jakarta dalam Setahun Consumer Profiling Jumlah Potensi Konsumen Dimensi



Demografi



Psikografis



6.118



11.757



8.955



Sosok A Social Foodie



Sosok B Challenger



Sosok C Social Gathering



Regional



Jakarta



Jakarta



Jakarta



Usia



10-24 (Generasi Y / Millennials)



25-49 (Generasi X)



>50 tahun (Baby Boomers)



SES (Pengeluaran per bulan)



SES A (>RP 3.000.000)



SES A 3.000.000)



SES A 3.000.000)



Lifestyle



SES B (Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000)



Frekuensi Konsumsi



Vals



(>RP



SES B (Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000)



SES B (Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000)



Pengguna aktif social media



Suka mencoba kuliner baru



Gemar mengonsumsi masakan kambing



Suka mencoba kuliner baru



Merayakan syukuran / Aqiqah



Penggemar makanan pedas



Gemar mengonsumsi masakan kambing



Gemar mengonsumsi masakan kambing



Behaviour



(>RP



Merayakan syukuran / Aqiqah Tidak memerhatikan jenis makanan



Gemar makanan pedas



Tinggi ( ≥5 kali dalam 1 bulan)



Tinggi ( ≥5 kali dalam 1 bulan)



Tinggi ( ≥5 kali dalam 1 bulan)



Sedang (2-4 kali dalam 1 bulan)



Sedang (2-4 kali dalam 1 bulan)



Sedang (2-4 kali dalam 1 bulan)



Rendah (≤1 kali dalam 1 bulan)



Rendah (≤1 kali dalam 1 bulan)



Rendah (≤1 kali dalam 1 bulan)



Experiencers



Experiencers



Experiencers



Dari tabel 1.7, dapat dilihat bahwa jumlah orang yang mengonsumsi kambing di Jakarta adalah 26.830 orang. Total potensi konsumen di Jakarta tersebut kami bagi menjadi 3 sosok berdasarkan demografi, psikografi dan



15



behaviour. Sehingga dapat dilihat bahwa pada sosok A kami menemukan 6.118 orang, pada sosok B 11.757 orang, dan pada sosok C 8.955 orang yang merupakan potensi konsumen kami di Jakarta. Profiling konsumen ini merupakan potensi konsumen jika kami membuka restoran. 1.2.2 Analisis Bidang Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi Aspek Ekonomi Konsumsi daging merupakan salah satu kebutuhan utama manusia dikarenakan daging merupakan sumber utama protein yang dibutuhkan tubuh. Namun di Indonesia konsumsi daging per kapita masih rendah jika dibandingkan negara lain. Tentunya daging yang paling sering di konsumsi dan paling awam adalah daging sapi. Berikut adalah seputar berita mengenai konsumsi daging sapi di Indonesia. Tabel 1. 8 Konsumsi dan Impor Daging Sapi Konsumsi Daging Sapi



Konsumsi Per Kapita



Defisit Impor



2015



2.2 Kg



238.000 ton



2016



2.84 Kg



220.000 ton



2017 (April )



2.9 Kg



250.198 Ton



Berdasarkan data di tabel 1.8 dapat kita lihat bahwa konsumsi daging sapi di Indonesia masih kurang. Untuk perbandingan konsumsi daging sapi di Singapura mencapai 55 kg dan di Filipina yang masih satu kategori negara berkembang mencapai 7 kg per kapita. Hal ini disebabkan karena pendapatan masyarakat yang masih relatif kecil jika dibandingkan dengan 2 negara ini. Dan Impor daging sapi yang banyak membuat harga menjadi mahal sehingga sulit di jangkau oleh kebanyakan masyarakat. Namun kebutuhan daging sapi ini dapat di substitusi dengan konsumsi daging kambing. Daging kambing selain mengandung kolesterol yang lebih rendah dari daging sapi memiliki harga yang lebih dapat di jangkau



16



masyarakat. Berikut adalah perbandingan harga daging sapi dan harga daging kambing yang diambil pada September 2017 pada website www.Infopangan.co.id.



Gambar 1. 3 Perbandingan Harga Daging Kambing dan Daging Sapi7 Dari gambar 1.3 dapat dilihat perbedaan dari harga kedua jenis daging. Harga daging kambing terendah dan daging sapi terendah berbeda sebesar 20.000 rupiah per kg. Atau sekitar 12% lebih besar dari daging kambing. Apalagi di bandingkan dengan daging has sapi. Berdasarkan berita dari www.merdeka.com tanggal 27 agustus 2016. Kementerian pertanian bertekad untuk memberikan perhatian serius terhadap kualitas domba dan kambing yang terbukti terus meningkat populasinya sebanyak 5.8% dalam kurung waktu 2011-2015. Kementerian juga bertekad agar dapat mengekspor domba dan kambing berkualitas.



7



Info Pangan. (2017). Perbandingan Harga Daging Sapi dan Daging Kambing, www.infopangan.co.id. Diakses pada 15 September 2017



17



Aspek Sosial Masakan kambing guling aslinya pada sejarahnya di beberapa negara sangat identik dengan perayaan di seluruh dunia. Misalnya kambing guling di amerika di santap sebagai hidangan menyambut paskah, di Yunani hidangan ini selain untuk menyambut paskah juga sebagai selametan pasangan yang akan menempati rumah baru sedangkan di China hidangan ini biasanya disediakan untuk menyambut tamu yang penting.



Gambar 1. 4 Jumlah Penduduk Jakarta berdasarkan Persebaran Tahun 2014. 8



Gambar 1.4 merupakan data persebaran agama di daerah DKI Jakarta. Seperti yang telah kita ketahui kalau mayoritas penduduk Jakarta beragama Islam dan totalnya sebanyak 8.3 Juta jiwa. Masakan kambing sangat identik dengan masakan timur tengah yang merupakan tempat yang sama dengan asal dari agama Islam sendiri. Tentunya masyarakat Jakarta sudah tidak awam dengan makanan kambing. Tren ini dapat dilihat dari budaya warga yang kebanyakan 8



Pusat Data Ekonomi. (2014). Jumlah penduduk Jakarta tahun 2014 berdasarkan agama. https://dataekonomisite.wordpress.com/2016/12/13/jumlah-penduduk-muslimjakarta-2016/ Diakses pada 16 September 2017



18



kalau ada acara pernikahan / selametan akan memesan kambing guling sebagai hidangan pada acara tersebut. Ini juga yang merupakan salah satu faktor yang mana kami ingin memfasilitasi konsumen yang gemar mengonsumsi kambing guling agar tidak kesulitan dalam mencari produk ini Dari data di atas tentunya kita dapat melihat bahwa mayoritas penduduk beragama Islam. Seperti yang kita ketahui bahwa agama Islam adalah agama yang berasal di timur tengah lebih khususnya di Arab. Tentunya masuknya agama Islam dari Arab ke Indonesia akan membawa berbagai budaya dari negara asal ke Indonesia. Kami ingin memfokuskan ke arah budaya kuliner yang masuk ke Indonesia lewat masuknya Agama Islam ini. Kami mencoba melakukan penelitian tentang makanan timur tengah yang paling populer di Indonesia hasilnya adalah sedemikian berikut. Penelitian kami lakukan secara sederhana dengan menulis kata kunci masakan timur tengah di Indonesia dan dari hasil halaman pertama di google kami mendapat ada 4 makanan yang hampir selalu ada di setiap website. Makanan timur tengah paling populer di Indonesia: 9 1 Kebab 2. Kari 3. Roti Maryam 4. Nasi Kebuli Dari keempat masakan di atas memiliki 1 kesamaan bahwa masakan tersebut mengandung daging kambing entah itu menjadi bagian pokok masakan atau sebagai pelengkap. Masakan kambing guling. Meski jarang ditemui di restoran-restoran masakan ini sangat kental konotasinya dengan acara pernikahan. Masakan ini hampir selalu ada di setiap acara pernikahan. Masakan ini tidak hanya ada di acara-acara pernikahan yang mewah yang biasa diselenggarakan



di



hotel-hotel.



Masyarakat



yang



memilih



untuk



menyelenggarakan pernikahan diluar hotel pun biasanya menyajikan hidangan ini. Masyarakat Indonesia gemar menyelanggarakan pernikahan di depan rumahnya 9



Gibran Kusumo (2017). Makanan khas Timur Tengah yang populer di Indonesia. https://blog.kulina.id/-makanan-khas-timur-tengah-yang-populer-di-indonesia6d9ecaa30c8. Diakses pada 16 September 2017



19



dengan tenda. Hal ini legal dan ada hukum yang mengaturnya yaitu Pasal 16 ayat (2) Perkapolri 10/2012, yang mengatakan bahwa penggunaan jalan yang bersifat pribadi antara lain untuk pesta pernikahan, kematian, atau kegiatan lainnya. Jalan yang dapat digunakan untuk kepentingan pribadi ini adalah jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.



Gambar 1. 5 Pernikahan dijalan



Masakan kambing identik dengan agama Islam karena adanya keterkaitan budaya antar masakan kambing yang biasanya merupakan kuliner has timur tengah dengan agama Islam yang berasal dari timur tengah pula. Dan ada hadits yang bermakna positif mengenai daging kambing. Pada hadits tersebut dijelaskan bahwa hewan kambing terkandung keberkahan dan kebaikan yang banyak. berikut kutipan dari kitab suci Al Quran.



Dari website muslim.or.id tentang keberkahan pada daging kambing tanggal 9 september 2016



20



10‫فيها بركة‬



‫اتخذوا الغنم فإن‬



” Peliharalah (manfaatkan) oleh kalian kambing kerana di dalamnya terdapat barakah” ‫والشاب ر‬ ‫البكة ف الغنم لما فيها من اللباس والطعام ر‬ ‫ فإنها تلد يف العام ثلث مرات‬،‫وكبة األوالد‬ ‫وجعل ر‬ ‫ي‬ ‫ وتحمل صاحبها عليه من خفض الجناح ولي الجانب‬،‫إىل ما يتبعها من السكينة‬ “Allah telah menjadikan berkah pada kambing di mana kambing dapat dimanfaatkan untuk pakaian, makanan, minuman, banyaknya anak, karena kambing beranak tiga kali dalam setahun, sehingga memberikan ketenangan bagi pemiliknya. Kambing juga membuat pemiliknya rendah hati dan lembut terhadap orang lain” Di agama Islam juga mengenal budaya Aqiqah maksudnya adalah kurban yang ditujukan untuk menunjukan rasa syukur kepada Tuhan karena dikaruniai sesuatu pendapat mengenai Aqiqah yang paling kuat adalah sunah muakkadah dan itu merupakan pendapat para ulama menurut hadits. Aqiqah ini sendiri atau selametan diselanggarakan jika waktu kelahiran anak laki-laki atau perempuan. Kurbannya pun berbeda-beda tapi kurban yang paling awam adalah 1 ekor kambing atau 1 ekor domba. Setelah dikurbankan kambing atau dombanya akan dimasak dengan berbagai cara. Tapi cara masak yang paling sering adalah dengan diguling. Tradisi agama ini menyangkut semua golongan SES karena seperti dilihat di grafik 1.2 kalau penduduk Muslim di Jakarta berjumlah sebanyak 8.3 Juta jiwa dan angka kelahiran di Jakarta pada tahun 2015 berjumlah 146.285 jiwa. Jika kita membagi persenan dengan jumlah penduduk muslim yaitu 83% maka totalnya 121.416 dan jika kita membagi sesuai SES yaitu SES A dan B sebanyak 40% maka harusnya ada 48.566 pesanan kambing di Jakarta pada tahun 2015. Tren dari daging kambing sendiri juga sangatlah tinggi di masyarakat pada saat lebaran. Saat lebaran daging kambing akan mengalami peningkatan harga 10



Muslim. (2016). Keberkahan pada daging kambing. www.muslim.or.id Diakses pada 17 September 2017



21



yang cukup signifikan. Peningkatan harga ini dikarenakan oleh jumlah permintaan dari daging kambing yang cukup tinggi saat lebaran dan Idul Adha. Seperti yang bisa dilihat di tabel 1.9. Tabel 1. 9 Perbandingan Harga dan Permintaan Daging Kambing sebelum dan sesaat Idul Adha



Aspek Teknologi Seiring dengan perkembangan teknologi tentunya perkembangan ini membantu dan memudahkan bisnis dalam berbagai aspek. Dalam bisnis makanan perkembangan teknologi sangat berperan dalam memudahkan marketing dan operation kemudahan ini di fasilitasi oleh berbagai aplikasi. Berikut akan kami bahas bagaimana perkembangan teknologi membantu bisnis kami.



22



Marketing Perkembangan teknologi memudahkan kami untuk menyampaikan nilai dan informasi kepada pelanggang. Informasi ini dapat berupa seperti promopromo yang sengaja dibuat atau ulasan tentang makanan serta lokasi kami. .



Gambar 1. 6 Contoh Media Promosi Melalui Instagram Gambar 1.6 adalah salah satu contoh promosi melalui media instagram. Instagram merupakan salah satu cara yang efektif dalam promosi dikarenakan cara tersebut sangat low cost dan efektifitasnya ditentukan dari jumlah followers dari akun kami. Untuk meningkatkan jumlah followers kami akan mengendorse beberapa akun instagram figur publik yang memiliki banyak followers dan juga menyebarkan buzzer. Media lain adalah dengan meminta ulasan dari food blogger. Untuk ulasan ini kami akan mencoba menerapkan teori word of mouth. Food blogger yang memiliki kreditabilitas yang baik dan memiliki traffic followers yang banyak biasanya akan diundang ke suatu restoran dan diminta untuk memberikan ulasan



23



dari makanan yang ditawarkan. Para food blogger ini tentu sudah dipercaya oleh para followers jadi respon positif dari food blogger akan sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pada restoran dan produk yang ditawarkan. Bekerjasama sama dengan Gojek khususnya pada fasilitas Go-Food memudahkan makanan dari suatu restoran dapat dibeli oleh siapa saja. Restoran mendaftar ke Go-Food untuk membuat para calon pelanggan yang ingin membeli makanan dengan jasa antar dapat mencoba makanan yang ditawarkan pada applikasi Gojek. Dengan bekerja sama aplikasi Go-Food penjual makanan atau restoran tidak perlu menyediakan kurir untuk pembelian pesan antar.



Gambar 1. 7 Contoh Media Promosi Melalui Gofood



Industri ini marak menggunakan media – media messenger seperti line@ dan Whatsapp, agar para konsumen dapat menghubungi penjual dengan cepat. Dengan media chat messenger tersebut, para konsumen dan penjual dapat berkomunikasi 2 arah dan dapat dengan detail membahas produk apa yang diinginkan dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan.



24



Operation Dalam praktiknya di Industri ini hal yang umum digunakan adalah applikasi yang mengatur data arus kas uang dan juga sistem inventori. Hal ini krusial karena sebagai pemilik bisnis kami memerlukan data untuk mengevaluasi keadaan bisnis. Inventori dalam industri restoran harus diatur seefisien mungkin. Bahan baku harus dipakai pada waktu prima agar menghasilkan produk yang maksimal. Berikut adalah contoh applikasi yang dipakai untuk mempermudah proses data Odoo dan moka adalah 2 applikasi yang paling umum dipakai untuk pencatatan. Namun kedua applikasi ini memiliki biaya untuk instalasi dan pembayaran per bulan. Salah satu alternatif yang low cost dan dapat membantu dengan kegunaan yang sama adalah Microsoft Excel. Kekurangan dari Microsoft Excel adalah memasukan data harus dilakukan secara manual tidak otomatis seperti Odoo dan Moka.



Aspek Politik Kami sebagai calon pemilik restoran tentunya harus memiliki pengetahuan tentang regulasi pemerintah terkait peraturan-peraturan tentang standar dari restoran. Usaha restoran masuk ke dalam kategori pariwisata dan berikut adalah kutipan ketentuan dan definisi restoran menurut Undang- Undang Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014.11 Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. 2. Usaha Restoran adalah usaha penyediaan jasa makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penyajian di suatu tempat tetap yang tidak berpindah - pindah dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.



11



Kemenpar. (2009). Peraturan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif RI. http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/PERMEN%20PAREKRAF%20No_11%20TAHU N%202014%20ttg%20RESTORAN.pdf. Diakses pada 18 September 2017



25



3. Standar Usaha Restoran adalah rumusan kualifikasi Usaha Restoran dan/atau klasifikasi Usaha Restoran yang mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan Usaha Restoran. 4. Sertifikasi Usaha Restoran adalah proses pemberian Sertifikat kepada Usaha Restoran untuk mendukung peningkatan mutu produk, pelayanan dan pengelolaan Usaha Restoran melalui audit pemenuhan Standar Usaha Restoran. Ijin ini penting karena semua restoran harus memenuhi standar pemerintah. Makanan yang dikonsumsi harus dijamin kandungannya tidak membahayakan konsumen dan layak. Selain itu pemerintah juga mewajibkan pajak dari tiap restoran. Usaha kami termasuk usaha kaki 5 dan tidak berbintang juga berbentuk perseorangan. Seperti di atur di undang-undang bahwa setiap restoran wajib memiliki sertifikasi usaha restoran tetapi kami tergolong usaha mikro dan masih memiliki beberapa kelonggaran. Nantinya karena kami bekerjasama dengan food plaza kami mendapat kemudahan mengurus surat perijinan dalam industri ini Selain itu pemerintah juga mendukung konsumsi daging kambing untuk mengurangi defisit impor akan kebutuhan daging sapi. Daging kambing dapat menjadi substitusi protein hewani akan kebutuhan protein masyarakat.Dikutip dari Kontan.co.id pada tanggal 20 september 2017 dengan topik “Konsumsi daing kambing dan domba rendah” Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan berharap bahwa daging kambing dan domba juga dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti untuk protein hewani karena produksi dalam negeri yang terus meningkat. Pemerintah juga akan mendukung untuk meningkatkan konsumsi daging kambing karena adanya kesalahpahaman di masyarakat yang mengira bahwa kandungan kolesterol pada daging kambing itu tinggi padahal daging kambing terbukti lebih sehat dibandingkan daging sapi.



26



1.3



Analisis Penawaran



1.3.1 Jumlah Penawaran pada Pasar Sasaran Kami telah memilih 2 tempat yang berpotensi untuk tempat menjalankan ide bisnis kami. Tempat pertama adalah Pasar Santa, pasar ini berlokasi di Jalan Cisanggiri 2, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kami melirik tempat ini karena pasar santa ini merupakan salah satu pilihan kuliner malam yang cukup dikenal di daerah Jakarta Selatan dan juga keadaan demografi yang memadai. Selain itu pasar santa juga berlokasi di daerah Jakarta selatan yang mayoritas beragama Islam dan cocok dengan produk yang kami tawarkan karena merupakan produk halal.



Gambar 1. 8 Pasar Santa Lalu kami survey ke pasar santa untuk melihat keadaan disana dan jumlah pengunjung yang datang. Setelah kami amati ternyata hasilnya tidak se ideal yang kami pikirkan. Kami melakukan survei pada hari kamis dan mengawasi keadaan pada pukul 17.00-19.00 dan sangat sepi. Pada saat kami survey hanya Kopi Tuku yang ramai dan tempat makan lainnya sangat jarang pengunjung. Lalu kami mendapatkan informasi dari pengelola dan juga tenant pasar bahwa untuk biaya sewa kios perbulannya sebesar 5 juta rupiah dan pasar ini biasanya ramai hanya pada saat weekend atau saat liburan tidak seperti tahun 2014 dulu. Lokasi kedua yang kami pilih adalah PHX Grogol yang berlokasi di daerah Grogol, Jakarta Barat. Kami memilih PHX Grogol karena tempat ini dekat dengan tempat tinggal kami, sehingga kami mengetahui traffic pengunjung yang datang untuk ke tempat ini lumayan ramai setiap harinya, dikarenakan lokasinya yang



27



dekat dengan kampus Trisakti dan Untar. Lalu PHX Grogol ini merupakan tempat kuliner malam yang sudah cukup terkenal di daerah Jakarta Barat. Tempat ini juga memiliki konsep yang unik dimana desain tenant yang ada di dalam berkonsepkan seperti cargo - cargo, selain itu tempat ini juga dilengkapi oleh ruang AC yang nyaman dan wifi gratis. Untuk berjualan di PHX Grogol ini, kami diberikan harga sekitar Rp 4.800.000,00 per bulannya dengan minimal menyewa selama 6 bulan. Dan kami juga harus menyiapkan deposit sebesar 2 bulan awal yang akan hangus apabila kami menyewa kurang dari 6 bulan.



Gambar 1. 9 PHX Grogol Maka dari itu kami memilih PHX Grogol sebagai pilihan utama kami dalam menjalankan ide bisnis kami. Penjual atau penyedia masakan kambing guling untuk di PHX Grogol di Jakarta Barat itu belum ada. Secara tidak langsung bisa dikatakan bahwa di PHX Grogol, hanya kami lah yang menjual kambing guling. Akan tetapi, ada beberapa tenant disana yang sangat laku keras seperti Bebek Kaleyo dan Eatlah.



28



Gambar 1. 10 Hasil Pencarian Kambing Guling di Google



Jumlah kompetitor yang menyediakan masakan kambing guling untuk pesanan acara di Jakarta itu sebenarnya terlihat cukup banyak, namun saat kami mencari di melalui google dengan pencarian keyword “Jual Kambing Guling Jakarta“. Gambar 1.10 merupakan hasil pencarian di google dengan pencarian keyword “Jual Kambing Guling Jakarta“ di halaman pertama, di halaman pertama dari hasil pencarian terdapat penjual yang menyediakan masakan kambing guling untuk pesanan acara di Jakarta yakni, Raja Kambing Guling, Habib Aqiqah, Kambing Guling Bekasi, Kambing Guling Istimewa, Kambing Guling King Blora, GonamAqiqah dan Jakarta Aqiqah. Namun setelah kami telusuri satu persatu, dari 7 penjual kambing guling yang ditemukan di halaman pertama yang masih dapat kita hubungi dan aktif hanya tinggal 2 penjual yaitu Raja Kambing Guling dan Habib Aqiqah. Hal diatas menunjukan bahwa di industri kambing guling ini sudah mulai mengeliminasi penjual yang menjual kambing gulingnya dengan rasa yang kurang enak atau mungkin servis yang diberikan tidak memuaskan. Sehingga para penjual kambing guling nyatanya tidak sebanyak seperti yang dikira.



29



Setelah kami mencari di google maps dengan keyword kambing guling yang bisa dilihat di gambar 1.2 jumlah restoran kambing guling yang muncul yang berada di Jakarta hanya terdapat 11 restoran saja. Sedikitnya penjual kambing guling di Jakarta ini juga dapat dilihat dari produksi yang juga menggambarkan konsumsi daging kambing di provinsi DKI Jakarta yang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan 5 tahun terakhir.



Gambar 1. 11 Produksi Daging Kambing di Jakarta Tahun 2011 – 2016



Jika dilihat dari gambar 1.11, dari tahun 2011 sampai dengan 2016 produksi daging kambing di Jakarta mengalami naik turun bahkan dari tahun 2013 – 2015 produksi tren daging kambing di Jakarta terus menurun. Tren produksi daging kambing yang tidak bagus ini mungkin tidak membuat orang tertarik untuk membuat bisnis penyedia makanan berbasis kambing di Jakarta. Sehingga tidak banyak restoran atau bisnis yang menyediakan makanan berbasis daging kambing di Jakarta. Tingginya pertumbuhan produksi kambing dan domba yang tidak di dukung konsumsi yang tinggi ini, disebabkan karena banyaknya masyarakat yang belum teredukasi dengan manfaat kambing (Yudi Guntara Noor, 2017)12. Padahal untuk kolesterol sendiri daging kambing lebih rendah dibandingkan dengan berbagai jenis daging lainnya seperti ayam dan kambing. Maka dari itu baik jendral 12



Konsumsi daging kambing dan daging domba rendah. (20 September 2017) Kontan, diakses pada 23 September 2017



30



perternakan dan kesehatan hewan, dan juga kementrian pertanian berharap masyarakat semakin berminat untuk mengonsumsi daging kambing. Lalu kami juga mendapatkan informasi bahwa perkembangan industri kambing akan didukung oleh pemerintah dengan mengadakan Jambore Peternakan Nasional 2017 yang akan diadakan pada 22 - 24 September mendatang di Bumi Perkemahan Cibubur dan di hadiri oleh 700 peternak, dan 500 orang dari pemerintah, dan perbankan. Maka dari itu inovasi di industri ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan konsumsi daging kambing. Dari hasil penelusuran kami umumnya para penjual kambing guling tidak memberikan tester kepada pembeli sebelum memesan kambing gulingnya. Selain itu kegiatan promosi melalui sosial media juga kurang digunakan pada industri ini jika dilihat dari sosial media yang dimiliki oleh 2 penjual kambing guling yang masih aktif dari hasil penelusuran kami. Sehingga keputusan konsumen dalam memilih penjual kambing guling akan lebih mempercayai penjual yang memiliki testimoni yang baik dari konsumen. Padahal kegiatan promosi makanan melalui sosial media seperti melalui food blogger yang terpercaya akan sangat efektif dilakukan untuk bisnis makanan, karena food blogger yang terpercaya merupakan role model atau informan untuk orang – orang yang ingin makan di suatu restoran yang memiliki kekuatan word of mouth yang besar yang dapat meyakinkan konsumen. Raja Kambing Guling yang merupakan penjual yang masih bertahan dan menjadi salah satu yang dikenal untuk kambing guling telah berjualan selama 10 tahun. Dari websitenya dapat dilihat terdapat berbagai testimoni yang baik dari pelanggannya, jumlah visitor websitenya sampai saat ini juga sudah mencapai 189437. Gambar 1.12 ini merupakan testimoni dan pelanggan yang pernah memesan dari raja kambing guling.



31



Gambar 1. 12 Testimoni Pelanggan



Namun walaupun masih bertahan dan telah berdiri selama 10 tahun Raja Kambing Guling tetap tidak melakukan innovasi dan tidak memiliki restorannya sendiri. Padahal jika ia membuka restoran sendiri ia dapat memenuhi kepuasan konsumen yang ingin mengonsumsi kambing guling yang tidak hanya pada saat acara saja dan dapat menciptakan suatu peluang baru di bisnisnya. Selain itu ia juga tidak melakukan innovasi terhadap bisnisnya baik dari segi produk, experience maupun campaign. Padahal innovasi sangat penting dilakukan disuatu bisnis untuk menarik atau mendapatkan konsumen baru (Consumer Acquisition). Jadi tidak heran jika angka produksi daging kambing di DKI Jakarta pada grafik di atas tadi terus menurun dan tidak sebanyak produksi daging sapi dan juga ayam, hal ini dikarenakan di industri kambing guling atau daging kambing tidak melakukan innovasi terhadap bisnisnya ( Product, Experience, Campaign). Secara keseluruhan, penawaran kambing guling di Food Plaza PIK itu tidak ada. Namun terdapat 2 alternatif penawaran daging kambing untuk konsumen di Food Plaza PIK yaitu Sop Kambing Dudung Roxy dan Penjual sate ayam dan sate kambing di gerobak. Di Food Plaza ini setelah kita observasi juga terlihat bahwa



32



Sop Kambing Dudung Roxy masih memonopoli pasar untuk konsumen yang ingin mengonsumsi daging kambing di Food Plaza PIK dan daerah sekitarnya. Lalu untuk kompetitor diluar Food Plaza PIK yaitu untuk kompetitor pesanan untuk acara, kompetitor untuk pesanan suatu acara lebih banyak mengingat kambing guling identik dengan makanan di suatu acara. Namun setelah kami cari ternyata penjual kambing guling untuk pesanan yang masih aktif menjual tidak sebanyak seperti kelihatannya. Lalu penjual kambing guling juga masih belum menggunakan keefektifan media sosial melalui food blogger untuk mempromosikan bisnisnya dan belum melakukan innovasi terhadap bisnis mereka. Maka dari itu untuk membuka bisnis kambing guling di Food Plaza PIK yang tidak hanya per ekor namun juga per porsi lalu melakukan innovasi terhadap kambing guling (Product) memiliki peluang yang besar karena selain tidak adanya kompetitor langsung yang menjual kambing guling, alternatif penjual daging kambing di situ juga masih sedikit. 1.3.2 Analisis Persaingan pada Pasar Sasaran Dari analisis persaingan pasar sasaran pada industri daging kambing yang kita amati, terdapat pesaing langsung dan tidak langsung. Pesaing langsung yang kami amati adalah Habib Aqiqah dan Raja Kambing Guling, kemudian kami juga mengamati pesaing tidak langsung kami yaitu Sop Kaki Kambing Dudung Roxy dan Sop Kaki Kambing Agung Roxy. Kami menerapkan tools SWOT Analysis, Blue Ocean Strategy dan CPM untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing pesaing kita. 1. Habib Aqiqah (Habib Aqiqah.com) : mulai dirintis pada tahun 2007 yang bergerak dalam bidang Jasa Aqiqah, khusus pelayanan Aqiqah dan pendistribusian Hasil olahan daging kambing ataupun pendistribusian Hewan Qurban. ( untuk pemesanan H-4)



33



Tabel 1. 10 SWOT Habib Aqiqah Strength:



Weakness:



-



Berpengalaman



-



Tidak berinovasi



-



Tidak banyak kompetitor



-



Tidak dapat test food



-



Menyediakan jasa memasak di



-



Tidak mempunyai restoran atau



tempat



tempat makan, ( hanya melalui pesanan ) -



Opportunities: -



Inovasi



Threat: sesuai



dengan



tren



-



masyarakat -



kambing



-



untuk



meningkatkan konsumsi daging kambing. -



Kompetitor baru dengan cara penyajian yang lebih menarik



Dapat melakukan edukasi tentang daging



Pengiriman harus h-4



Industri daging kambing tidak berkembang



-



Konsumen ingin mencoba rasa yang baru.



Membuka restoran/toko



Gambar 1. 13 Daftar Harga Habib Aqiqah



34



Media sosial yang dipakai :



Gambar 1. 14 Sosial Media Habib Aqiqah



Habib Aqiqah menggunakan media sosial facebook dan twitter bertujuan untuk memberi informasi tentang lokasi dan testimoni yang diberikan oleh konsumen, serta dapat juga menjadi tempat agar mendapatkan feedback konsumen.



35



2. Raja Kambing Guling(Raja Kambing Guling.com) : Bermula dari seringnya



membantu keluarga dalam melayani kambing guling hingga menjadi usaha utama dengan sistem penjualan melalui pesanan dari rekan dan relasi. Tabel 1. 11 SWOT Raja Kambing Guling Strength: -



Weakness:



Menyediakan test food untuk daging



-



Tidak berinovasi



kambing gulingnya



-



Hanya melakukan pemesanan



-



Tidak terlalu banyak kompetitor



dan



tidak



-



Telat 30 menit dari pemesanan yang



toko/restoran



mempunyai



ditetapkan, mendapat 100% uang kembali. Opportunities: -



Threat:



Berkembangnya industri kambing dengan



mengedukasi



manfaat



daging kambing -



-



Kompetitor baru dengan cara penyajian yang lebih menarik



-



Membuka toko/restoran



Industri daging kambing tidak berkembang



-



Konsumen ingin mencoba rasa yang baru.



Tabel 1. 12 Daftar Harga Raja Kambing Guling PAKET



HARGA



STANDARD



Rp.1.100.000,00



MEDIUM



Rp.1.200.000,00



SPESIAL



Rp.1.500.000,00



KOMPLIT



PAKET A : Rp.1.550.000,00 PAKET B : Rp.1.950.000,00 PAKET C : Rp.3.250.000,00



Media sosial yang di pakai:



36



Gambar 1. 15 Sosial Media Raja Kambing Guling



Raja Kambing Guling juga hanya memakai sosial media untuk informasi dan fotofoto proses pembuatan dan juga testimoni atau feedback konsumen.



37



SWOT Analysis Untuk persaingan tidak langsung: (perusahaan yang memiliki produk yang mirip.) 1. Sop Kaki Kambing Dudung Roxy : Tempat kuliner satu ini sudah ada sejak sekitar tahun 1976, dan saat ini Bapak H. Achmad Hadi, pemiliknya, sudah memiliki 13 cabang yang tersebar di Jakarta. Tabel 1. 13 SWOT Sop Kambing Dudung Roxy Strength: -



-



Weakness:



Mempunyai branding yang sudah



-



Tidak ada inovasi



kuat



-



Hanya memiliki 1 varian makanan



Mempunyai banyak cabang



Opportunities: -



Threat:



Mencoba variasi makanan lain



-



dengan daging kambing -



Kompetitor baru dengan cara penyajian yang lebih menarik



Mengedukasi masyarakat tentang



-



manfaat daging kambing untuk



Konsumen ingin mencoba rasa yang baru.



meningkatkan konsumsi



Gambar 1. 16 Daftar Harga Sop Kambing Dudung Roxy 2. Sop Kaki Kambing Agung Roxy : Sop kaki yang satu ini berlokasi di Mall Taman Anggrek, Lantai 4, Dapur Anggrek, Jl. Tanjung Duren Timur 2, Tanjung Duren, Jakarta. Merupakan spesialis sop kaki kambing yang serupa dengan Dudung Roxy.



38



Tabel 1. 14 SWOT Sop Kambing Agung Roxy Strength: -



-



Weakness:



Membuka di foodcourt sehingga beda



-



Kompetitor banyak di foodcourt



kompetitor dengan sop kaki jalanan



-



Biaya sewa mahal



Bersih



Opportunities: -



Membuka



Threat: banyak



cabang



untuk



-



memperkuat branding sehingga menjadi sop kaki yang terkenal bersih dan terjamin



-



foodcourt -



Membuka di lokasi yang lebih banyak di lewati oleh pejalan kaki bukan orang yang jalan di mall.



Pesaing langsung membuka juga di



Orang lebih suka makan di pinggir jalan karena ambience nya



-



Orang lebih memilih makan yang sudah terkenal di foodcourt.



Gambar 1. 17 Daftar Harga Sop Kambing Agung Roxy



39



Blue Ocean Dalam Blue Ocean Strategy kami membandingkan dua kompetitor langsung kami yaitu Habib Aqiqah dan Raja Kambing Guling. Faktor-faktor yang menonjol dari dua kompetitor kami adalah sebagi berikut: a) Ketersediaan: Habib Aqiqah dan Raja Kambing Guling hanya menjual kambing guling melalui website. Sistem pembelian dari kedua pesaing adalah made to order dengan minimal pembelian 1 ekor. b) Harga : Habib Aqiqah dan Raja Kambing Guling mempunyai harga 1 kambing guling yang tidak begitu berbeda yaitu Rp 1.325.000,00 untuk Habib Aqiqah dan Rp 1.300.000 untuk Raja Kambing Guling. c) Pemesanan: Untuk pemesanan, Habib Aqiqah mempunyai waktu H-4 untuk pesanan kambing guling dan H-3 untuk Raja Kambing Guling. d) Edukasi: Belum ada upaya yang dilakukan Habib Aqiqah dan Raja Kambing Guling untuk meng-edukasi masyarakat yang mempunyai persespsi salah terhadap daging kambing. e) Inovasi: Habib Aqiqah dan Raja Kambing Guling menyajikan kambing guling dengan saus kecap yang merupakan cara tradisional memakan kambing guling. f) Promosi: Habib Aqiqah dan Raja Kambing Guling masih memakai cara promosi yang konvensional.



40



Gambar 1. 18 Blue Ocean Canvas Industri Kambing Guling



Seperti yang dapat di lihat dari gambar 1.18, terdapat 6 faktor penting yang ada di industri kambing guling. Maka dari itu, kami menggunakan strategi blue ocean untuk Eliminate, Raise, Reduce dan Create untuk menciptakan value yang baru.



41



Tabel 1. 15 BLUE OCEAN Kambing Guling Eliminate ●



Raise



Waktu pemesanan yang lama



● ●



Reduce



Create ●



● ●



Edukasi terhadap daging kambing Membiasakan konsumen untuk memakan daging kambing sebagai substitusi dari daging sapi



Harga yang tinggi untuk memakan kambing guling Kesulitan mengonsumsi kambing guling di luar acara-acara







42



Membuat tempat makan daging kambing guling yang di jual per porsi dengan harga yang terjangkau Inovasi produk



Tabel 1. 16 CPM Habib Aqiqah Critical Success Factors



Weight



Rating



RAJA KAMBING GULING



Weighted Score



Rating



Weighted Score



RASA



0.20



4.0



0.8



3.5



0.7



AROMA



0.15



2.0



0.3



2.5



0.375



TEKSTUR



0.15



3.0



0.45



3.0



0.45



BUMBU



0.10



1.5



0.225



1.5



0.15



PENGIRIMAN



0.15



1.0



0.15



1.0



0.15



HARGA



0.10



1.0



0.10



1.0



0.10



MARKETING



0.15



0.5



0.075



0.5



0.075



TOTAL



1.00



2.1



2



Range dari rating yang kita berikan adalah 1 - 4 1= Buruk; 4= Bagus Dari tabel 1.14 dan tabel 1.15, dapat dilihat bahwa masih terdapat banyak celah di industri daging kambing guling. Dari blue ocean strategi kita dapat mengisi celah yang ada untuk dijadikan competitive advantage. Sedangkan pada CPM kita dapat melihat bahwa persaingan antar kompetitor penjual kambing guling ini tidak mempunyai perbedaan signifikan yang dapat membuat mereka menjadi berbeda dan menarik di mata konsumen. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa penjual daging kambing guling ini masih tergolong red ocean karena belum mempunyai diferensiasi ataupun advantage untuk memberikan value lebih untuk konsumen.



43



1.4



Kesimpulan Analisis Potensi Lingkungan Bisnis Dari hasil analisa yang kami lakukan ternyata masih banyak orang yang



belum mengetahui fakta sebenarnya mengenai daging kambing dengan baik. Sehingga hal tersebut menjadi faktor yang membuat konsumen enggan untuk mengonsumsi daging kambing. Padahal di jaman yang teknologinya sudah maju ini untuk mendapatkan informasi relatif cukup mudah. Ditambah lagi dengan hampir semua golongan yang sudah menggunakan smartphone, menjadikan social media sebagai alternatif yang baik untuk menyebarkan informasi guna mengedukasi masyarakat mengenai manfaat daging kambing sebenarnya. Jika kesalahan persepsi masyarakat terhadap daging kambing ini bisa teratasi tentu permintaan masyarakat akan daging kambing akan meningkat, terlebih pemerintah yang juga mendukung masyarakat untuk mengonsumsi daging kambing sebagai pengganti daging sapi. Jika konsumen sudah teredukasi dengan baik, tetapi konsumen masih memiliki kendala dalam hal memilih jenis masakan kambing. Hal ini dikarenakan terdapat masakan kambing seperti kambing guling yang tidak selalu tersedia setiap saat dan hanya bisa dikonsumsi oleh konsumen pada acara tertentu saja. Tidak selalu tersedianya makanan ini dikarenakan memang para penjual kambing gulingi hanya menjualnya perekor saja sehingga sulit untuk para konsumen yang ingin menikmatinya untuk konsumsi pribadi. Walaupun kambing guling disediakan di buffet - buffet hotel tertentu tetapi hanya sedikit masyarakat yang mengetahuinya dan harganya pun tentu karena di hotel tidak lah murah sehingga sulit dijangkau oleh seluruh kalangan yang ingin menikmati kambing guling. Maka dari itu perlu ada yang mengambil langkah untuk menyediakan kambing guling secara perporsi agar keinginan konsumen akan kambing guling yang belum terpuaskan dapat terpenuhi. Potensi untuk menjalankan bisnis kambing guling yang menjual secara perporsi di Jakarta ini juga sangatlah tinggi. Dengan adanya penjual kambing guling yang secara perporsi konsumen dapat dengan memenuhi keinginan untuk



44



mengonsumsi kambing gulingnya yang belum terpuaskan. Ditambah lagi dengan adanya go food, konsumen bisa dengan mudah untuk mendapatkan produknya karena jarak bukanlah suatu hambatan lagi. Masyarakat Jakarta yang ingin mengadakan Aqiqah namun memiliki kendala dalam memesan kambing guling karena harganya yang mahal atau jumlah tamu undangan yang sedikit karena harus memesan satu ekor dapat diatasi masalahnya dengan adanya penjual kambing guling perporsi ini. Jumlah penawaran kambing guling di Jakarta masih sedikit, namun potensi permintaanya sangatlah besar. Dalam industri kambing guling untuk media promosi, kompetitor masih mengandalkan cara konvensional seperti word of mouth untuk menarik konsumen agar mencoba produknya. Padahal di jaman yang sudah hampir semua golongan menggunakan smartphone ini, social media dapat meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap suatu produk dengan cepat. Maka dari itu sebagai pendatang baru untuk mengejar brand awareness kompetitor dengan menggunakan social media merupakan bukan hal yang sulit. Ditambah lagi dengan innovasi dari segi produk yang dapat dilakukan dengan menambahkan varian sambal untuk mendampingi kambing guling dapat menarik perhatian konsumen dan memberikan konsumen pengalaman baru dalam menikmati kambing guling ini, karena kambing guling dari dulu sampai sekarang masih menggunakan sambal kecap sebagai pendampingnya dan belum ada innovasi yang dilakukan di masakan kambing guling ini. Maka dari itu membuka restoran kambing guling yang menjual secara perporsi sangatlah menjanjikan, karenarestoran ini dapat memenuhi kebutuhan konsumen akan kambing guling yang belum terpuaskan. Selain itu restoran ini juga dapat menerima pesanan atau berkerja sama kepada event organizer untuk pesanan kambing guling, baik untuk acara pernikahan maupun Aqiqah.



45



BAB 2 KAJIAN LITERATUR



2.1 Kajian Literatur Penelitian Riset bisnis merupakan hal yang penting dilakukan guna untuk mencari informasi atau data mengenai keadaan atau fenomena bisnis yang sedang terjadi di pasar. Informasi dan data tersebut kemudian akan di proses sehingga terdiri menjadi peluang dan masalah yang akan mendorong munculnya ide. Untuk membentuk hipotesis dibutuhkan data primer dan data sekunder (Zikmund, 2013).



2.1.1 Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan secara individu maupun organisasi, cara mengambil data primer terdapat dua metode yaitu secara kualitatif dan kuantitatif (Zikmund, 2013).



2.1.1.1 Riset Kualitatif Untuk memperkuat tujuan perusahaan dengan riset kualitatif, peneliti akan melakukan penelitian yang akan mencari informasi atau persepsi baru tanpa pengukuran numerik. Data-data yang didapat bisa berupa visual, auditorial dan deskriptif lainnya. Tiga macam riset kualitatif untuk mendapatkan data tersebut adalah dengan: 1. Observasi: Mengamati pola perilaku dari individu dan kebiasaan yang terjadi di lingkungan bisnis yang di sasar (Zikmund, 2013). 2. Focus Group Discussion : Membuat kelompok diskusi dengan target pasar yang dituju dan akan dipandu atau dipimpin oleh moderator agar diskusi antar peserta berjalan lancar dan sesuai tujuan, diskusi dapat berjalan selama 60-90 menit dan dapat di ikuti oleh 6 sampai 10 responden (Zikmund, 2013).



46



3. Depth Interview: Metode satu ini memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam terhadap responden guna untuk mengetahui apakah tujuan perusahaan sudah sesuai atau perlu dikembangkan lagi (Zikmund, 2013).



2.1.1.2 Riset Kuantitatif Riset kuantitatif adalah riset penelitian yang membahas tujuan melalui penilaian yang melibatkan pengukuran dan analisis dalam bentuk number atau angka. Untuk melakukan riset yang membutuhkan data untuk dijadikan informasi, metode yang dipakai adalah: 1. Sampling: Sampling yang digunakan adalah non-probability sampling dimana sampel akan dipilih secara acak dari populasi yang tidak diketahui dan dapat dipilih berdasarkan observasi pribadi (Zikmund, 2013). 2. Penelitian Deskriptif: Metode ini dipakai secara sistematif untuk menganalisa kesimpulan dan jawaban yang diberikan oleh responden seperti data pribadi dan sebagainya (Zikmund, 2013). 3. Kuesioner: Metode ini dilakukan dengan memberikan responden untuk mengisi suatu formulir untuk menjawab pertanyaan yang ada dan jawabannya akan diberikan nilai sehingga penilaian tersebut dapat diukur (Zikmund, 2013).



2.1.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah diciptakan atau dianalisa oleh seseorang sebelumnya dalam bidang yang sama. Data sekunder ini berguna untuk menjadi referensi dan menghemat waktu dan biaya yang akan dikeluarkan dalam proses penelitian. Data sekunder sangat dibutuhkan ketika terjadi kesulitan mencari data yang akan dimasukan menjadi data primer. Dalam mencari data sekunder terdapat beberapa cara yaitu:



47



1. Fact-finding: Dengan menemukan fakta-fakta seperti jumlah populasi ataupun kandungan produk tertentu yang sudah diakui oleh lembagalembaga yang memiliki sertifikasi (Zikmund, 2013). 2. Data Mining: Menggunakan teknologi yang ada seperti internet untuk mencari atau menemukan data-data tentang pasar tujuan atau persepsi orang tentang produk tertentu (Zikmund, 2013).



2.2 Kajian Literatur Manajemen pemasaran Di dalam kajian literatur ini akan dibahas teori mengenai manajemen pemasaran.



2.2.1 Segmentation, Targeting & Positioning 2.2.1.1 Segmentation Segmentasi merupakan proses membagi market menjadi lebih spesifik. Dari pasar yang besar di bagikan menjadi bagian-bagian kecil berdasarkan karakter atau perilakunya. Perusahaan harus bisa memutuskan variabel dari segmentasi, yang merupakan dimensi yang membagi seluruh pasar menjadi sebuah kelompok orang yang homogen, dengan kebutuhan dan preferensi yang berbeda (Solomon, 2015). Dimensi yang dibagi oleh segmentasi meliputi demografi, geografi, psikografis dan behaviour dari konsumen. 



Segmentasi Berdasarkan Demografi Segmentasi berdasarkan demografi dapat dijelaskan menjadi statistik yang



membagi populasi berdasarkan: umur, jenis kelamin, kelompok etnis, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan struktur keluarga. Pembagian ini merupakan langkah yang sangat penting untuk menemukan profil konsumen yang berpotensi untuk sebuah produk atau layanan. Dengan menentukan langkah tersebut dengan baik perusahaan dapat menyampaikan pesan dan produk kepada suatu kelompok konsumen yang relevan (Solomon, 2015).



48



Berdasarkan Solomon (2015), setiap golongan umur memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda - beda. Lalu diikuti oleh unsur jenis kelamin, dan yang ketiga adalah unsur pendapatan dan kelas sosial yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelompokan kelompok mana yang memiliki daya beli sesuai dengan produk yang ditawarkan. Untuk pendapatan dan kelas sosial biasanya dibagi menjadi 3 golongan, yaitu kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Unsur yang terakhir adalah tempat tinggal, unsur ini biasanya membedakan preferensi setiap orang sesuai tempat tinggal mereka atau wilayah geografis. 



Segmentasi Berdasarkan Psikografis Mengelompokkan konsumen berdasarkan persamaan psikologis dan



perilaku seperti kepentingan, minat dan opini yang sama. Perusahaan biasanya menggunakan ini untuk menggambarkan gambaran yang lebih jelas tentang profil konsumen yang mereka inginkan (Solomon, 2015). Dalam segmentasi berdasarkan psikografis ini terdapat value and lifestyle (VALS). Menurut Solomon (2015), VALS mengelompokan konsumen menggunakan karakteristik psikologi untuk melakukan segmentasi pasar menjadi delapan kelompok konsumen. Kunci dalam sistem ini adalah motivasi dari konsumen itu sendiri seperti, impian, pencapaian dan ekspresi diri. Konsumen yang termotivasi oleh pencapaian mereka melalui produk atau layanan yang mereka gunakan akan mendemonstrasikan sukses untuk rekan-rekan mereka. Konsumen yang termotivasi berdasarkan ekspresi diri menginginkan aktivitas sosial atau fisik yang bervariasi dan beresiko. Oleh karena itu VALS membantu mencocokan produk dengan karakteristik orang tertentu. 



Segmentasi Berdasarkan Perilaku Segmentasi berdasarkan perilaku ini mengelompokan konsumen



berdasarkan tingkah laku mereka ketika bereaksi terhadap, merasa tentang atau menggunakan produk. Cara untuk menggunakan segmentasi berdasarkan perilaku adalah dengan mengelompokan konsumen menjadi pemakai dan bukan pemakai suatu produk. Dengan ini perusahaan bisa memfokuskan kepada konsumen yang



49



sebelumnya pernah menggunakan produknya atau mencoba menarik perhatian konsumen baru (Solomon, 2015). 2.2.1.2 Targeting Targeting adalah suatu perusahaan mengevaluasi setiap segmentasi yang berpotensi dan menentukan kelompok mana yang akan mereka tanamkan modal untuk merubah mereka menjadi konsumen (Solomon, 2015). Yang disebut sebagai target pasar itu adalah merupakan suatu kelompok dari konsumen. Dalam targeting terdapat 3 tahap yaitu adalah mengevaluasi segmentasi pasar, mengembangkan profil segmentasi, dan memilih strategi penargetan. Tahap pertama yaitu adalah mengevaluasi segmentasi pasar dengan memperhatikan beberapa syarat, yaitu adalah kelompok dari suatu segmen tersebut memiliki beberapa kemiripan atau kesamaan antar anggota yang lain mengenai keinginan dan kebutuhan dari suatu produk, segmen tersebut dapat diukur, ukuran segmen yang cukup besar untuk bisa menjadikan keuntungan pada sekarang dan masa yang akan datang dan kemampuan perusahaan melayani kebutuhan dari segmen (Solomon, 2015). Tahap kedua, menurut Solomon (2015) adalah mengembangkan profil segmentasi agar dapat benar - benar memahami kebutuhan dari anggota segmen tersebut serta untuk mencari suatu peluang bisnis. Profil dari segmen tersebut merupakan demografi, lokasi, informasi dari suatu gaya hidup, dan deskripsi dari seringnya konsumen dalam membeli suatu produk. Tahap ketiga, memilih



strategi penargetan



yang terkonsentrasi



(concentrated targeting strategy) lebih berfokus kepada perusahaan untuk dapat menawarkan suatu produk kepada konsumen yang lebih terkonsentrasi / ke satu kelompok. Strategi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan kecil yang memiliki sumber daya yang kecil atau terbatas.



50



2.2.1.3 Positioning Penempatan (Positioning) adalah pengembangkan strategi pemasaran untuk bisa mempengaruhi segmen pasar tertentu merasakan produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan dibandingkan dengan pesaing lainnya (Solomon, 2015). Dalam menetapkan positioning ada empat tahapan yang digunakan. Berdasarkan Solomon (2015), tahap pertama adalah melakukan analisa posisi kompetitor yang ada di pasar. Agar perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, perusahaan harus mengidentifikasi siapa saja kompetitor yang ada di pasaran baik itu pesaing langsung maupun pesaing tidak langsung, lalu mengetahui bagaimana konsumen memandang perusahaan kita, dan melihat keunggulan produk yang ditawarkan dibandingkan dengan produk yang ditawarkan oleh kompetitor. Langkah kedua adalah menentukan competitive advantage perusahaan. Tahap ketiga adalah menyelesaikan 4p atau marketing mix dengan meletakkan semua bagian pada tempatnya. Tahap keempat adalah mengevaluasi tanggapan yang diberikan oleh target pasar sehingga perusahaan dapat memperbaiki dan mengembangkan strategi sesuai kebutuhan target pasar. Perubahan dalam strategi ini biasanya disebut re-positioning, yaitu perusahaan melakukan perubahan dalam memposisikan produk untuk menanggapi perubahan pasar. 2.2.1.4 Pembangunan Merek perusahaan Pembangunan merek perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan nama, istilah, tanda, simbol atau kombinasi dari seluruhnya untuk menciptakan suatu ciri khas atau sebagai identitas yang dapat membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lain (Kotler, 2009:332). Dalam pembangunan merek terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi cara pandang konsumen terhadap perusahaan dan juga produk yang ditawarkan, salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah pemilihan warna, berdasarkan (Junaedi, 2003: h.14) warna merupakan unsur yang sangat



51



tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu men-stimuli perasaan. 2.2.1.5 Posisi Produk/Layanan Yang Diharapkan Di Benak Konsumen Untuk menentukan produk atau layanan yang diharapkan oleh konsumen kami menggunakan riset seperti yang dapat dilihat di 2.1.1.1 dan 2.1.1.2 dengan mengetahui preferensi dan keinginan dari konsumen kita dapat menyesuaikan value yang dimiliki oleh perusahaan untuk dapat diterima oleh pasar. 2.2.1.6 Rencana Promosi Produk dan Layanan Menurut Kotler & Keller (2009: 189-192), promosi produk dan layanan terdiri dari a.



Promosi penjualan yang mencakup tiga manfaat berbeda seperti: i.Komunikasi: meraih perhatian dan mengarahkan konsumen terhadap produk ii.Insentif: memberikan nilai lebih sebagai pendorong untuk konsumen iii.Undangan: mencakup undangan berbeda untuk melibatkan diri dalam transaksi sekarang.



b.



Periklanan untuk menjangkau pembeli yang tersebar secara geografis



dengan bentuk iklan seperti tv, surat kabar dan radio. c.



Penjualan personal dengan cara berinteraksi secara pribadi dengan



konsumen, dan juga melakukan pengembangan terhadap konsumen dan mendengarkan respons langsung dari konsumen. d.



Hubungan masyarakat dan publisitas untuk mendapatkan kredibilitas



tinggi, dan juga dapat mencakup masyarakat yang suka menghindari iklan-iklan. e.



Pemasaran langsung dan interaktif seperti melalui telepon, online, dan



secara pribadi.



52



2.2.1.7 Rencana Distribusi Menurut Kotler & Keller (2009: 14) saluran distribusi digunakan untuk menggelar, menjual, atau menyampaikan produk fisik atau jasa kepada pelanggan atau pengguna. Saluran distribusi dapat mencakup toko fisik maupun toko-toko virtual di internet. Dalam metode ini terdapat metode langsung dan daring yang memiliki fungsi sebagai berikut 



Metode langsung menggunakan toko fisik seperti membuka restoran.







Metode daring menggunakan bantuan dari aplikasi atau pihak ketiga untuk membuat restoran virtual seperti aplikasi Go-Food yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat.



2.2.1.8 Rencana Pengelolaan Konsumen Loyal Menurut (Tjiptono, 2000) pengelolaan konsumen dibutuhkan agar konsumen tersebut loyal terhadap perusahaan atau produk yang ditawarkan, beberapa cara untuk membuat konsumen loyal adalah dengan salah satunya menerapkan Customer Relationship Management dan juga memberikan Service Recovery.



2.2.1.9 Rencana Penetapan Harga Menurut Kotler & Keller (2009: 67) harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan dengan fitur produk, saluran, dalam penetapan harga terdapat enam langkah menurut Kotler & Keller (2009: 76-90), yaitu 1. Memilih tujuan penetapan harga, semakin jelas tujuannya maka akan semakin mudah untuk menetapkan harga, lima tujuan utama biasanya adalah untuk kemampuan bertahan, laba maksimum, pangsa pasar maksimum, pemerahan pasar maksimum dan kepemimpinan kualitas produk.



53



2. Menentukan permintaan, perusahaan harus memperhatikan sensitivitas harga, memperkirakan kurva permintaan dan elastisitas kurva permintaan. 3. Memperkirakan biaya untuk dapat tertutupi seperti biaya produksi dan biaya distribusi. 4. Menganalisis biaya, harga dan penawaran pesaing. 5. Memilih metode penetapan harga. 6. Memilih harga akhir.



2.2.1.10 Target Penjualan Untuk menentukan target penjualan dibutuhkan forecasting atau penentuan target yang berguna untuk membantu perusahaan mendapatkan keuntungan maksimal dan kerugian minimal Heizer dan Render (2009:47), dengan beberapa metode seperti Qualitative Methods yang menggunakan pendapat dari ahli atau juga dapat dilakukan dengan melakukan Forecasting dimana kita bisa melihat atau memprediksi jumlah penjualan selanjutnya berdasarkan sales yang sudah terjadi di hari-hari sebelumnya.



54



2.2.2 Kajian Literatur Manajemen Operasi Berikut akan dibahas mengenai teori yang digunakan dari manajemen operasi. 2.2.2.1 SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Customer) SIPOC (Russell, 2014) adalah sebuah cara yang digunakan untuk mendokumentasikan alur bisnis dari awal (pembelian bahan baku) sampai akhir (diterima konsumen). SIPOC ini juga dikategorikan sebagai pemetaan proses tingkat tinggi karena di dalam pencatatannya tidak dijelaskan secara detil. Dalam SIPOC terdapat 5 elemen yang harus diisi untuk setiap processnya. 5 elemen tersebut terdiri dari supplier, input, process, output dan customer, berikut adalah penjelasan untuk setiap elemennya. 



Supplier



Identifikasi setiap orang atau sistem yang menyuplai input. Setiap input harus memiliki supplier. Dokumentasikan supplier untuk setiap input di kolom supplier. Ini akan menggambarkan dan memberikan informasi supplier mana yang memberikan suatu input. 



Input



Pada bagian ini kita menentukan apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan output yang diinginkan. Input adalah suatu hal yang memancing process. Biasanya input adalah hal yang nyata atau berwujud. 



Process



Ini adalah pemetaan proses tingkat tinggi yang sebaiknya proses pembuatannya dibatasi menjadi 4 sampai 7 langkah. Tuliskan setiap langkah pembuatan dalam kolom proses. Tulis langkah atau aktivitas yang mengambarkan aktivitas yang besar. 



Output



Ini adalah hasil dari proses yang telah dikerjakan. Kalau terdapat banyak output yang dihasilkan fokuskan lah ke yang paling penting.



55







Customer



Ini adalah orang yang menerima output yang dihasilkan. Setiap output harus memiliki 1 customer. 2.2.2.2 Process Flowchart Process Flowchart (Russell, 2014) adalah gambaran dari beberapa langkah dalam suatu proses secara berurutan. Elemen yang terdapat dalam proses ini adalah urutan dari tiap aktivitas, bahan baku atau jasa yang masuk atau keluar dari aktivitas, keputusan yang harus dibuat, orang yang dibutuhkan untuk mengerjakan aktivitas, dan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan untuk setiap langkah atau aktivitas. Process flowchart ini dapat mengambarkan apapun, seperti proses manufaktur, proses administrasi atau servis, dan suatu proyek. 2.2.2.3 Service Blueprint Service blueprint (Shostack, 1982) merupakan metode yang biasanya digunakan untuk membuat dan mengatur proses servis. Service blueprint ini juga dikenal sebagai lanjutan dari customer journey map. Dalam customer journey map ini menspesifikasikan segala interaksi yang akan dilakukan konsumen kepada perusahaan melalui customer lifecycle mereka. Sedangkan dalam service blueprint melihatnya lebih dalam dan melihat interaksi baik secara fisik maupun digital yang mendukung interaksi konsumen. Service Blueprint biasanya digambarkan dengan diagram berbentuk jalur kolam renang dengan interaksi antar jalur, setiap jalur memiliki satu kategori spesifik. Ada 5 jalur dalam service blueprint yaitu physical evidence, customer actions, front office, back office, dan supporting actions. 



Physical Evidence



Segala sesuatu yang konsumen bisa lihat, sentuh, dengar ataupun cium terdapat di jalur ini. 



Customer Actions



Pada jalur ini diisi mengenai aksi yang harus dilakukan konsumen agar mereka dapat menggunakan layanan perusahaan.



56







Front Office



Aktivitas, orang dan bukti fisik yang dapat diamati oleh konsumen setelah mereka telah melakukan aksi. 



Back Office



Aktivitas, orang dan bukti fisik yang dibutuhkan untuk memberikan servis kepada konsumen, namun konsumen tidak dapat melihatnya ataupun berinteraksi dengannya. 



Supporting Actions



Segala sesuatu yang mendukung servis tanpa menjadi bagian unik dari servis tersebut. 2.2.2.4 Standard Operating Procedure SOP (Standard Operating Procedure) (Russell, 2014) merupakan instruksi dalam bentuk tulisan yang dibuat bertujuan untuk mendokumentasi cara melakukan suatu aktivitas. Banyak perusahaan yang mengandalkan SOP untuk memastikan konsistensi dan kualitas produk yang mereka hasilkan. SOP juga merupakan alat yang berguna untuk mengkomunikasikan kebijakan perusahaan yang penting, regulasi pemerintah, dan cara terbaik untuk melakukannya. 2.2.2.5 Weighted Point Method Weighted point method (Hillman-Willis & Huston, 1990) adalah sebuah metode pemilihan dengan memberikan nilai untuk setiap kriteria pemilihan, dengan metode ini pemilihan akan lebih objektif karena pemilihan pemasok dipilih berdasarkan nilai tertinggi. Prosedur untuk melakukan weighted point method adalah: 1.



Define evaluation criteria



Kriteria evaluasi merupakan bagian dari daftar kebutuhan dan bergantung terhadap situasi mengambil keputusan pada saat itu. 2.



Weighting of evaluation criteria



Setiap kriteria diberikan bobot nilai sesuai dengan tingkat kepentingan masing masing.



57



3.



Determination of point value



Setiap solusi yang ada diberikan nilai sesuai dengan seberapa cocok dia dengan kriteria yang ada. 4.



Scoring system



Setiap solusi mendapat poin untuk setiap kriteria. 5.



Calculation total sum point



Ini dilakukan dengan menambahkan poin untuk setiap alternatif. 6.



Establish ranking



Setiap solusi diberikan urutan rangking sesuai dengan nilai yang diperoleh. 2.2.2.6 Inventory Management Inventori (Russell, 2014) merupakan stok barang yang disimpan untuk memenuhi kebutuhan kedepan. Tujuan dari inventori manajemen ini adalah untuk menentukan berapa unit barang yang harus dipesan dan kapan harus memesan barang tersebut agar efektif dan juga efisien. Tipe inventori ada 5 yaitu: 1. Raw Material ( Bahan baku dasar ) 2. Purchased part and supplies ( Barang atau bahan yang dibeli ) 3. Work in process products ( Barang setengah jadi) 4. Items being transported ( Barang yang sedang dikirim ) 5. Tools and equipment ( Peralatan dan perlengkapan ) Terdapat metode yang bernama reorder point. Reorder point (Chen Fangruo, 1998) merupakan titik jumlah inventori dimana harus melakukan pemesanan bahan baku. Metode ini biasa digunakan untuk mengetahui kapan harus memesan stok barang kembali agar efektif dan efisien. Rumus untuk menghitung reorder point adalah: Rata - Rata Penjualan perhari x Lama Waktu Pemesanan (Lead Time) + Safety Stock



58



2.2.2.7 Storage Control Bahan baku dibagi menjadi 2 jenis yaitu perishable dan non-perishable. Perishable (Davis, 2012) merupakan jenis bahan baku makanan yang mudah rusak seperti daging, sayuran, dsb. Sedangkan untuk non-perishable (Davis, 2012) merupakan jenis bahan baku yang tidak mudah rusak seperti garam, lada, dsb. Untuk jenis storage atau penyimpanannya terdapat 3 jenis penyimpanan yaitu dry storage, refrigerated storage, dan freezer storage.



2.2.3 Kajian Literatur Manajemen Sumber Daya Manusia Berikut akan dibahas mengenai bagian dari manajemen SDM mengenai fungsi dan desain dari organisasi. 2.2.3.1 Fungsi SDM Sumber daya manusia memiliki fungsi untuk membuat analisa pekerjaan atau job analysis. Job analysis tersendiri adalah prosedur yang dilakukan untuk menentukan tugas dari setiap posisi yang ada di suatu perusahaan dan karakteristik yang diperlukan untuk posisi tersebut (Dessler, 2017). Analisa pekerjaan tersebut terdiri dari 2 hal, yaitu adalah spesifikasi pekerjaan (job specification) dan deskripsi pekerjaan (job description). Spesifikasi pekerjaan (job specification) adalah suatu pernyataan yang memberitahukan suatu kualitas terendah yang harus dimiliki oleh seorang pekerja untuk dapat diterima bekerja di suatu perusahaan tersebut. Spesifikasi pekerjaan bertujuan untuk memudahkan suatu perusahaan untuk mencari atau mempekerjakan orang untuk dapat mengisi suatu posisi di perusahaan tersebut dengan tepat dan sesuai. Isi dari spesifikasi pekerjaan adalah jabatan dan sebutan jabatan, kualifikasi pendidikan, personalia, fisik dan kesehatan mental, kemampuan khusus, kedewasaaan dan keteguhan, serta hubungan pekerjaan dengan pekerjaan yang lain. (Dessler, 2017) Perusahaan memiliki keuntungan saat menggunakan spesifikasi pekerjaan. Spesifikasi pekerjaan sangat membantu dalam melakukan penyeleksian pegawai,



59



membantu untuk memberikan justifikasi pada setiap pekerjaan, membantu membuat suatu program untuk pelatihan karyawan, membantu mengevaluasi pekerjaan, dan membantu untuk mengambil keputusan mengenai promosi, transfer dan memberi tambahan untuk karyawan (Dessler, 2017) Yang kedua adalah deskripsi pekerjaan (job description). Deskripsi pekerjaan (job description) tersendiri adalah merupakan daftar dari tugas dan tanggung jawab dari suatu posisi atau jabatan di dalam suatu organisasi, sedangkan job specification merupakan daftar dari hal yang dibutuhkan dalam menempati suatu posisi, seperti pendidikan, keahlian, dll. Deskripsi pekerjaan secara sederhana menjelaskan tentang sifat dan jenis dari pekerjaan yang dilakukan. Di dalam deskripsi pekerjaan tersebut menceritakan tentang informasi seperti judul pekerjaan, lokasi kerja, ringkasan pekerjaan, sifat dan tujuan pekerjaan, tugas yang harus dilakukan, kondisi kerja, mesin, peralatan dan peralatan untuk digunakan oleh calon pekerja dan bahaya yang terlibat di dalamnya (Dessler, 2017) Dengan menggunakan deskripsi pekerjaan juga memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan tersebut. Pertama, dapat membantu atasan untuk menugaskan para karyawan sehingga bisa dibimbing dan dipantau kinerja mereka, membantu dalam melakukan proses rekrutmen dan seleksi, membantu untuk melakukan perencanaan tenaga kerja, membantu penilaian terhadap kinerja, membantu evaluasi pekerjaan dan membantu dalam membuat program pelatihan dan pengembangan karyawan tersebut. 2.2.3.2 Teori, Desain, dan Perubahan dalam Organisasi Terdapat 3 komponen struktur organisasi (Daft, 1983). Pertama adalah struktur organisasi harus menunjukan hubungan pelaporan yang formal, termasuk jumlah tingkat dalam hierarki dan rentang kontrol manajer serta supervisor. Yang kedua adalah struktur organisasi harus dapat mengidentifikasi pengelompokan suatu individu sehingga menjadi suatu departemen dan sekumpulan departemen menjadi suatu organisasi secara keseluruhan. Yang ketiga yaitu struktur organisasi



60



mencakup perancangan sistem guna untuk menjaga komunikasi, koordinasi dan integrasi antar departemen bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Struktur organisasi yang digunakan oleh KANYE adalah struktur organisasi fungsional. Organisasi fungsional adalah organisasi yang susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut Dalam organisasi ini seorang tenaga pengajar tidak hanya bertanggung jawab kepada satu atasan saja. 2.2.3.3 Penilaian Kinerja Karyawan Untuk mengukur kinerja karyawan digunakan KPI (Key Performance Indicator). KPI adalah ukuran berskala dan kuantitatif yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja organisasi dalam tujuan mencapai target suatu organisasi. Sebagai alat pengukuran prestasi, mempunyai skor yang menentukan tahap pengukuran sebuah organisasi untuk mencapai tahap keberhasilan. KPI juga digunakan untuk menentukan dan menilai kondisi bisnis dan personil yang mendukung pengambilan keputusan untuk menyikapi kondisi tersebut agar tercapai tujuan perusahaan tersebut (Banerjee dan Buoti, 2012). 2.2.4 Kajian Literatur Manajemen Keuangan dan Akuntansi Perusahaan membutuhkan manajemen keuangan yang bersih, transparan dan juga terstruktur. Di dalam Kajian literatur ini kami akan membahas teori yang dipakai dalam laporan keuangan kami. 2.2.4.1 Modal Kerja Menurut Kasmir (2012) Pengertian modal kerja merupakaan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar.



61



2.2.4.2 Kas Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh perusahaan (Munawir, 2010). 2.2.4.3 Piutang Usaha Menurut Weygandt (2013) piutang adalah sebuah klaim yang diadakan terhadap pelanggan untuk uang, barang, jasa, dan lain-lain. 2.2.4.4 Utang Usaha Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. 2.2.4.5 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah alat yang sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil operasi yang telah dicapai oleh perusahaan (Munawir, 2002). Neraca Neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada saat tertentu (Harahap, 2009).



62



Laporan Laba Rugi Menurut Munawir (2010:26), laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan Arus Kas Laporan arus kas bisa dijelaskan sebagai uang dan surat berharga lainnya yang dapat di uangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut, setiap saat dapat ditukar menjadi kas, tanggal jatuh temponya sangat dekat, kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan oleh perubahan tingkat bunga (Harahap,2004). 2.2.4.5 Analisis Payback Period Payback Period adalah menurut Bambang Riyanto (2004) suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceed atau aliran kas netto. Payback period bisa dihitung menggunakan rumus berikut



Payback Period = Nilai Investasi / Kas Masuk Bersih



2.2.4.6 Analisis Break Even Point Menurut Kasmir (2011) Analisis titik Impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dan menurut Bambang Riyanto (2011) perhitungan break even point atas dasar unit



BEP (Q)= FC/(P-V)



63



2.2.5 Kajian Literatur Manajemen Strategi Perusahaan



membutuhkan



strategi



agar



dapat



mengungguli



kompetitornya di dalam Kajian literatur ini akan dibahas teori yang menjadi basis strategi perusahaan kami. Teori yang dipakai adalah QSPM dan juga Blue Ocean Strategy. 2.2.5.1 Analisa Visi dan Misi Visi Menurut David dan David (2016) Visi dari sebuah perusahaan harus menjawab pertanyaan “What do we want to become?” Visi yang baik tidak lebih dari 1 kalimat yang sudah memuat value dan jenis bisnis apa yang dijalankan Misi Misi dari sebuah perusahaan harus juga menjawab pertanyaan “What is our business”. Misi harus merupakan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan Visi dari perusahaan (David and David 2016). Tujuan Jangka Panjang Tujuan jangka panjang adalah pernyataan terukur, realistis, mudah dipahami, dan dapat diperoleh oleh perusahaan. Pernyataan ini akan menjadi tujuan sehingga perusahaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditetapkan (David dan David, 2016). 2.2.5.2 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) QSPM (David dan David, 2016) merupakan metode yang dipakai untuk menentukan strategi perusahaan dengan cara melihat dan menganalisa kekuatan Internal dan Eksternal. Setelah perusahaan mengetahui posisi kekuatan internal dan eksternal, alternatif strategi yang akan dipakai ditimbang dan dibandingkan yang paling sesuai. Tahap dalam QSPM adalah menentukan nilai EFE (External Factor Evaluation), IFE (Internal Factor Evaluation) kemudian menggunakan Internal External Matrix untuk mengetahui posisi.



64







External Factor Evaluation Menurut David dan David (2016), dalam melakukan penelitian lingkungan



secara eksternal, perusahaan akan meneliti hal-hal yang berasal dari perusahaan sehingga perusahaan harus mengidentifikasi tren-tren yang ada Analisa EFE dilakukan dengan menjabarkan Threat dan juga Opportunities yang ada dan berhubungan dengan perusahaan. Analisis ini dapat menggunakan tools PESTEL dan juga Porter Five Forces. Jika nilai EFE sudah di atas 2.5 maka posisi perusahaan sudah baik. Namun jika di bawah 2.5 perusahaan cenderung rawan. 



PESTEL Analysis



PESTEL (Political, Economic, Social, Technology, Environment, Legal) Analysis (David dan David, 2016) merupakan suatu strategi yang menjadi dasar dari EFE. PESTEL menjabarkan situasi Threat dan Opportunities yang menyangkut perusahaan.







Internal Factor Evaluation Setelah melakukan penelitian akan eksternal berikutnya adalah Internal.



Analisa Internal (David dan David, 2016) berguna untuk menentukan Strength dan Weakness dari perusahaan. Sama seperti EFE jika nilai di atas 2.5 bisa dikatakan bahwa perusahaan berada pada posisi cukup bagus tapi jika di bawah maka posisi perusahaan kurang kuat.



65







Matching Stage Setelah melakukan analisa eksternal dan internal, maka masuk ke dalam



tahap matching stage. Menurut David dan David (2016), di dalam tahap ini terdapat beberapa tools untuk mencocokan diantaranya SWOT matrix, SPACE matrix, BCG matrix, internal eksternal matrix, dan grand strategy matrix. KANYE menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT adalah sebuah matriks yang menggabungkan aspek-aspek yang terdapat di EFE dan IFE yang kemudian akan mencocokkan antar aspek dari kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Dari mencocokkan keempat aspek ini akan tercipta empat jenis strategi yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.







Decision Stage



Setelah dilakukan matching stage, akan ada beberapa alternatif strategi yang dapat dipilih. Alternatif strategi dipilih berdasarkan letak IFE EFE perusahaan di matrix-matrix yang ada di matching stage. Strategi yang paling banyak muncul akan dipilih dan dibandingkan melalui pembobotan dengan Variabel IFE dan EFE. Setelah pembobotan maka strategi dengan nilai terbesar seharusnya merupakan strategi paling sesuai dengan kondisi perusahaan 2.2.5.3 Blue Ocean Strategy Perusahaan selalu bersaing untuk mendapatkan market share dan juga competitive advantage. Blue ocean strategy (David dan David, 2016) memberikan pendekatan yang membuat persaingan di pasar menjadi Irrelevant. Strategi blue ocean kurang lebih bisa diartikan dengan cara memasuki “Unknown market space” atau pasar yang belum disentuh. 4 cara memasuki blue ocean adalah dengan Raise, Reduce, Eliminate dan Create.



66



BAB 3 PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF



3.1 Temuan Penelitian Kualitatif 3.1.1 Rencana dan Metode Penelitian Kualitatif Pada bagian ini kami akan membahas mengenai perencanaan dan metode yang akan digunakan untuk mendapatkan informasi dengan penelitian kualitatif. 3.1.1.1 Latar Belakang Penelitian KANYE merupakan sebuah restoran yang menyediakan kambing guling yang dijual tidak hanya secara perekor namun juga perporsi. KANYE ini berdiri untuk memenuhi keinginan masyarakat dalam mengonsumsi kambing guling yang belum terpenuhi. Dibandingkan dengan penjual kambing guling lainnya, KANYE memiliki keunggulan dari segi fleksibilitas produk, inovasi produk dan juga edukasi produk kepada konsumen. Untuk mengetahui apakah value yang kami tawarkan sesuai dengan kebutuhan target konsumen yang telah kami tetapkan, kami akan melakukan penelitian secara kualitatif. Kami akan melaksanakan Focus Group Discussion dengan target sasaran kami untuk mengetahui persepsi, sifat, pengalaman dan juga permasalahan yang dihadapi oleh para responden kami. Selain FGD, kami juga akan melakukan depth interview dengan koki dan pemilik restoran yang menjual daging kambing untuk mengetahui lebih lanjut mengenai insight mengenai cara memproses daging kambing dan operasional dari restoran.



67



3.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Tujuan dari pelaksanaan riset adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui persepsi masyarakat tentang daging kambing. 2. Menggali informasi tentang industri daging kambing dari orang yang sudah berpengalaman 3. Mengetahui cara memproses kambing guling dengan baik dan benar secara profesional. 4. Mengetahui kesulitan apa saja yang dialami konsumen ketika ingin mengonsumsi daging kambing guling. 5. Mengetahui faktor-faktor apa yang paling penting dalam masakan daging kambing bagi konsumen. 6. Menggali informasi mengenai kekurangan dan kelebihan kambing guling yang ada saat ini. Manfaat Setelah melakukan penelitian kualitatif, kelompok akan mendapatkan manfaat yang akan terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: ● Manfaat Teoritis ○ Penelitian kualitatif yang dilakukan ini berguna untuk mengetahui kekurangan dan masalah yang di alami industri daging kambing sehingga ke depan nya akan lebih mudah untuk mencari solusi untuk mengembangkan industri tersebut. ● Manfaat Praktis ○ Secara praktis penelitian ini akan sangat berguna bagi kelompok kami untuk mengetahui kebiasaan dan persepsi konsumen di industri daging kambing sehingga memudahkan kami untuk menyesuaikan value kami untuk menyelesaikan masalah tersebut.



68



3.1.1.3 Karakteristik Informan Untuk mendapatkan informasi yang akurat, kami akan membuat kriteria dalam pemilihan informan. Kriteria pemilihan informan untuk melakukan FGD kami akan mengacu pada profiling konsumen yang telah kami buat. Berikut adalah kriterianya: 1. Laki - laki atau Perempuan 2. Berusia 10 - 24 tahun dan 25 - 50 tahun keatas. Nantinya kami akan memilih 6 informan untuk tiap - tiap kelompok usia. 3. Golongan Menengah atau Menengah Atas 4. Berdomisili di Jakarta 5. Mengonsumsi daging kambing paling sedikit sebulan 1 kali 6. Pernah mengonsumsi kambing guling 3.1.1.4 Metode Pencarian Informan Data yang nantinya akan diperoleh kelompok akan nantinya berasal dari informan yang sudah memenuhi kriteria yang kami buat. Dalam mendapatkan informan kami akan memanfaatkan kenalan dari anggota kelompok, sehingga kami akan lebih mudah untuk memastikan bahwa informan kami memenuhi kriteria yang kami buat. 3.1.1.5 Metode Penggalian Informasi Dalam penggalian informasi, kelompok menggunakan metode Focus Group Discussion dan Depth Interview. 1. Focus Group Discussion FGD adalah sebuah wawancara yang tidak terstruktur dan bebas mengalir dengan sekelompok kecil orang, biasanya antara enam dan sepuluh orang13. Kami akan membuat guidelines dan daftar pertanyaan agar moderator dapat dengan mudah menggarahkan para informan. Focus Group Discussion akan dilakukan



13



Zikmund Babin Carr Griffin, Business Research Method, South Western CENGAGE Learning, Canada, 2013, hlm 142



69



terhadap 5 peserta dan dilakukan sebanyak 3 kali sesuai dengan kelompok usia dan kriteria yang telah kelompok tentukan. Panduan FGD 1. Moderator akan memperkenalkan diri, tujuan serta alur dari FGD. 2. Proses FGD akan direkam menggunakan instrumen rekorder. 3. Proses FGD akan didokumentasikan menggunakan instrumen kamera untuk menjadi bukti telah melakukan penelitian. 4. Dalam FGD, semua diskusi tidak ada yang salah maupun benar, semua jawaban akan diterima kelompok dengan baik.



2. In-Depth Interview In-depth interview adalah wawancara satu orang dengan satu orang lainnya antara peneliti profesional dan responden penelitian14. Kelompok akan melaksanakan in-depth interview guna untuk mendapatkan insight yang dapat berguna bagi kelompok dari narasumber yang terpercaya. Kelompok akan melakukan 2 depth interview terhadap narasumber yang sudah berpengalaman dalam perkerjaannya. Narasumber yang kami pilih yaitu Pak John Reno beliau merupakan Demi Chef di restaurant Ritz Carlton Kuningan dan Kak Chyntia Halim pemilik Ayam Geprek Si Gembul yang berada di food plaza PIK yang sudah memiliki 2 cabang di tempat lainnya. Panduan In-Depth Interview 1. Pewancara akan memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan serta alur dari interview. 2. Proses interview akan direkam dengan instrumen rekorder. 3. Proses interview akan didokumentasikan menggunakan instrumen kamera untuk menjadi bukti telah melakukan penelitian. 4. Dalam interview, semua diskusi tidak ada yang salah maupun benar, semua jawaban akan diterima kelompok dengan baik.



14



Zikmund Babin Carr Griffin, Business Research Method, South Western CENGAGE Learning, Canada, 2013, hlm 149



70



3.1.1.6 Perencanaan Penelitian Kualitatif 1. Focus Group Discussion Berikut perencanaan penelitian kualitatif dengan metode focus group discussion yang akan kami lakukan. Pembentukan Tim Agar FGD dapat berjalan dengan baik kami akan membagi tugas dan peran untuk setiap anggota kelompok. Berikut merupakan peran dan tugas untuk setiap anggota kelompok: ● Moderator : Michael Hadi Soemitro Moderator bertugas menjamin diskusi agar berjalan dengan lancar, menjadi fasilitator yang terlatih dan mampu memahami masalah yang dibahas serta tujuan penelitian yang ingin dicapai. ● Assisten Moderator : Kevin Chin & Daniel Surya Assisten moderator bertugas membantu moderator utama secara intensif dan mengamati jalanya FGD dengan memonitor waktu, fokus diskusi, pertanyaan yang belum dijawab serta memberikan kesempatan kepada para perserta FGD yang masih pasif dan belum memperoleh kesempatan berbicara. ● Notulen : Kevinnardi Iswara Notulen bertugas untuk mencatat masalah yang didiskusikan dan insight yang di dapat dari jawaban informan. ● Dokumentasi : Adi Kardjono Dokumentasi bertugas untuk mendokumentasikan kegiatan FGD dari awal hingga akhir.



71



Pemilihan Lokasi dan Waktu Tabel 3. 1 Pemilihan Lokasi FGD Tempat



Alamat



Alasan



Central Park



Jakarta Barat



Terdapat tempat yang nyaman dan kondusif



Sunrise Garden



Jakarta Barat



Terdapat acara komsel disana



Tabel 3. 2 Pemilihan Tanggal Dan Waktu FGD Hari



Tanggal



Waktu



Sabtu



16 Desember 2017



19.00



Jumat



15 Desember 2017



21.00



2. In-Depth Interview Dalam menentukan pemilihan lokasi dan waktu, kami mengikuti jadwal yang diinginkan oleh narasumber. Berikut merupakan lokasi dan waktu yang dipilih: Tabel 3. 3 Pemilihan Lokasi dan Waktu In-Depth Interview Narasumber John Reno



Chyntia Halim



Tanggal dan Waktu 12 Desember 2017



13 Desember 2017



Tempat Warunk



Upnormal



Alasan Dekat rumah Pak John



Kuningan



Reno



Ayam Geprek si Gembul



Saat dia controlling salah



BSD



satu cabangnya



3.1.1.7 Metode Analisis Dalam melakukan analisis kualitatif terhadap hasil focus group discussion dan in-depth interview, kelompok akan mengolah data dengan menggunakan langkah - langkah sebagai berikut:



72



1. Menulis hasil rekaman FGD (transkrip). 2. Mencari pokok permasalahan atau masalah yang menonjol yang kemudian akan dilakukan dengan pengelompokan masalah yang ada. 3. Penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh. 3.1.1.8 Literature Review Dalam pengerjaan bab 2 kami akan mencoba untuk menggunakan jurnal yang ada sebagai referensi dari pertanyaan yang akan kami ajukan ke responden. Jurnal yang kami pilih bertopik seputar Konsumsi makanan di luar rumah, Pengaruh media terhadap pemilihan makanan, Daging Kambing. Kami mengutip beberapa kalimat di jurnal dan membuat pertanyaan dari keyword di kalimat tersebut. Berikut adalah jurnal yang kami kutip: Social Modelling of eating : A review of When and why social influence affect food intake and choice15 Rozin (2005) menyatakan bahwa makanan yang dimakan seseorang dipengaruhi oleh kehidupan sosial dari orang tersebut. Selain itu makan juga biasanya mengambil tempat pada tempat yang biasanya merupakan tempat yang menyenangkan yang merupakan bagian dari pengalaman budaya mereka. Menurut dari Herman & Polivy (1988) juga mengatakan bahwa pengaruh sosial sangatlah berpengaruh pada gaya konsumsi seseorang. Factors associated with eating out of home in Vietnamese adolescents16 Di Vietnam, menurut Lucan, Barg & Long (2010) dan Rydell et al.(2008) faktor yang terpenting dalam menentukan tempat makan diluar rumah adalah rasa dari makanan yang ditawarkan, keyakinan dan kesempatan untuk bertemu Kirsten E Bevelander Tegan Cruwys Roel C. J. Hermans, ( 2015 ), “Social Modelling of eating : A review of When and why social influence affect food intake and choice “, Appetite, Vol 86 hal 3 – 18 15



Link ke dokumen : https://ac.els-cdn.com/S0195666314004383/1-s2.0S0195666314004383-main.pdf?_tid=6b763122-d340-11e7-975400000aab0f26&acdnat=1511766109_93453e0cae4a0d69f21363327a1a35d9 Carl Lachat et al, ( 2011 ), “Factors associated with eating out of home in Vietnamese adolescents “, Appetite, Vol 57 Iss 3 hal 649 - 655 16



73



teman teman merupakan salah satu faktor terbesar yang ada. Dimana menurut Yen, Lin & Davis (2008) kesadaran akan kesehatan serta nutrisi dari makanan yang akan dimakan tersebut juga merupakan salah satu faktor yang sangatlah diperhatikan dalam memilih tempat makan diluar rumah. Eating out in modern societies: An overview of a heterogeneous habit 17 Gaya hidup modern merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi gaya konsumsi makanan seseorang. Dimana gaya konsumsi seseorang sudah berubah sejak moderenisasi yang sudah terjadi di suatu lingkungan menurut Beardsworth & Keil (1997); Fischler (1995); Mennell, Murcott & Van Otterloo (1992) ; Murcott (1983). Menurut Van Den Eeckhout (2012), budaya juga merupakan salah satu faktor yang masih bertahan hingga saat ini, seperti kepercayaan, nilai, norma yang membuat orang menentukan gaya konsumsi mereka diluar rumah. Beberapa studi mengatakan juga bahwa makan keluar bukan merupakan gaya hidup dari masyarakat modern tetapi merupakan gaya dari gaya hidup tradisional menurut Mennell (1996) Eating out in Spain: Motivations, sociability and consumer contexts18 Di Spanyol, ada studi yaang mempelajari tentang hubungan dari meningkatnya pengeluaran diluar rumah terutama pada meningkatnya gaya hidup makan diluar rumah yang merupakan dampak dari cost-benefit relationship,



17



Cecilia Diaz Mendez Hans Peter Van Den Broek, ( 2017 ), “Eating out in modern



societies: An overview of a heterogeneous habit “, Appetite, Vol 119 hal 1 - 4 Link ke dokumen :



http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0195666317306566/pdfft? md5=2ca1f1d6735ffd7dc2fc22bc0e1c794c&pid=1-s2.0-S0195666317306566main.pdf



Cecilia Diaz Mendez Isabel Garcia Epejo, ( 2017 ), “Eating out in Spain: Motivations, sociability and consumer contexts “, Appetite, Vol 119 hal 14 – 22 Link ke dokumen : https://ac.els-cdn.com/S0195666317304919/1-s2.0S0195666317304919-main.pdf?_tid=b8d47996-d346-11e7-9c3900000aab0f26&acdnat=1511768816_cdb77af76dbe3f449a0f3bf3f3afb6b7 18



74



dimana wanita lebih menghargai untuk makan diluar dibandingkan makan dirumah menurut Angulo, Gil, & Mur (2007); Jensen & Yen (1996); Kinsey (1983); McIntosh et al. (2011); Martín Cerdeno (2003); Rama (1997) ; Stewart & Yen (2004); Mutlu & Gracia (2006). Studi lain mengatakan bahwa kebiasaan makan diluar berhubungan erat dengan kesulitan untuk beradaptasi dengan rutinitas pekerjaan menurut Cheng, Olsen, Southerton, & Warde, (2007); Cullen (1994); Daniels & Glorieux (2015); Gofton (1995); Manrique & Jensen (1998); Stewart & Yen, (2004) Warde (1999). 3.1.2 Hasil Penelitian Kualitatif 3.1.2.1 Hasil In-Depth Interview Pakar Berikut adalah hasil dari wawancara mendalam kedua pakar yang terdiri dari sudut pandang Chef dan Pemilik Restoran. John Reno Dari sudut pandang informan selaku Chef di Ritz Carlton, didapati: A. Faktor yang penting untuk berhasil di industri makanan adalah passion untuk bekerja sepenuh hati dan memiliki keinginan untuk belajar sehingga bisa memberikan hasil yang terbaik. B. Untuk menghasilkan makanan dengan kualitas yang terbaik, hal pertama yang harus diperhatikan adalah pemilihan bahan baku dasar yang akan digunakan kemudian cara penyimpanan dan cara prosesnya sehingga menjadi suatu produk yang siap dijual. C. Untuk mengetahui dan mendapatkan resep atau cita rasa yang pas di perlukan trial and error yang banyak sehingga akhirnya hafal di luar kepala. D. Waktu yang lama dan tempat yang jauh sudah merupakan resiko konsumen ketika ingin mengonsumsi makanan yang enak, karena konsumen rela menunggu lama untuk mendapatkan makanan yang mereka inginkan. E. -Setiap orang memiliki ciri khas dan sudut pandang yang berbeda terhadap makanan. 75







Tidak semua orang dapat membedakan rasa daging yang telah disimpan di dalam kulkas dan daging yang baru dipotong, karena perbedaan itu tidak signifikan.







Sebagian orang menyukai daging kambing karena aromanya.







Harus bisa mematahkan sugesti orang yang salah terhadap daging kambing, bahwa daging kambing itu mengandung kolestrol dan darah tinggi karena semua makanan yang menggunakan garam terlalu banyak tentu akan menyebabkan darah tinggi dan panas yang disebabkan habis memakan kambing guling merupakan khasiat dari daging kambing sendri.







Packaging, penyajian dan kantong plastik yang menarik dapat menarik minat konsumen untuk membeli selain dari segi jenis makanan.



F. -Selalu belajar dari yang terbaik. 



Harus menguasai teknik memasakan yang digunakan, jangan melakukan stupid cooking.



G. -Untuk menjaga stock daging di dalam kulkas dengan baik jangan terlalu sering membuka tutup kulkas karena bisa menambah kandungan air di dalam daging sehingga dapat merubah tekstur dan rasa dari daging tersebut. 



Jika ingin membeli karakas jangan membeli yang frozen karena tidak segar dan tidak bagus.







Jika daging disimpan dengan cara dipotong tipis - tipis dan disusun secara sejajar akan lebih cepat cair jika ingin dimasak lagi nantinya.







Harus mengetahui cara menyimpan setiap bahan baku yang ada, karena setiap bahan baku memiliki cara penyimpananya sendiri.







Teknik pemasakan yang dapat digunakan untuk konsep yang ditawarkan dapat menggunkan Teknik Teppanyaki tidak harus dibakar langsung menggunakan api, karena mayoritas di semua hotel menggunakan Teppanyaki.



76



H. -Jika daging dimasak setengah matang daging akan lebih juicy. 



Daging harus disajikan saat masih panas karena akan lebih nikmat dan akan tidak keras.







Daging kambing memiliki rasa yang lebih kenyal, lebih manis dan memiliki aroma tersendiri dibandingkan dengan daging sapi.







Kambing asal Australia memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan kambing lokal.







Untuk penyajian daging lebih baik dipotong tipis lalu menghasilkan daging yang banyak dari pada besar tetapi sedikit karena mempengaruhi psikologi orang yang memakan.







Kambing guling itu tidak harus 1 ekor kambing yang diguling diatas api, melainkan hanya persepsi orang terhadap kambing guling saja, karena kambing guling hanya memiliki perbedaan bumbu saja.







Harus bisa mengutilisasi setiap bagian dari kambing yang dibeli agar COGS tidak tinggi.







Untuk menghasilkan rasa makanan yang enak dengan COGS makanan yang rendah kalian bisa mengkombinasikan lamb chop dengan daging kambing biasa.







Proses pemotongan yang salah dapat membuat daging kambing menjadi bau.







Bau dari daging kambing lokal dan impor berbeda, dan jika menggunakan kunyit dan bawang putih bau dari kambing tersebut akan berubah menjadi wangi.



I. Budaya mempengaruhi pemilihan makanan. J. - Supplier itu mudah di cari. - Untuk supplier, indoguna merupakan supplier yang bagus karena sudah digunakan oleh banyak hotel dan restoran karena memiliki standarisasi yang baik. Jika ingin membeli dari supermarket, supermarket Aeon memiliki kualitas daging yang baik dibanding supermarket lainnya karena memiliki standarisasi jepang.



77



- Jangan ragu untuk mencoba daging yang dibeli saat mentah karena untuk mengetahui tekstur kelembutan daging tersebut. K. Konsep yang kita tawarkan di anggap menarik dan dapat membuat konsumen tidak bosan dan lebih mudah untuk dilakukan karena tidak perlu membeli 1 ekor kambing. L. Rata-rata makanan yang enak itu orang jaman dulu karena prosesnya masih tradisional semua dari pada yang sekarang sudah instan. Cynthia Halim Dari sudut pandang informan selaku pemilik restoran ayam geprek si gembul di PIK, didapati: a. Faktor-faktor yang paling penting agar bisnis makanan berhasil adalah pemilihan lokasi tempat usaha dan manajemen karyawan. b. Persaingan di bisnis makanan semakin tinggi sehingga bisnis harus mampu menandingi dan mengikuti tren yang ada. c. Jumlah karyawan disesuaikan dengan keramaian dari usaha bukan dari seberapa luas tempat usaha. d. Mengatasi karyawan yang sering tidak masuk dengan sanksi berupa potongan gaji. Dengan sistem pengajian karyawan per minggu namun hitungan tetap per hari. e. Untuk mendapatkan harga sewa yang paling bagus bisa mencari milik pribadi namun hal tersebut harus pembayaran per tahun. f. Bermain di industri makanan sangatlah mengutamakan SOP atas rasa makanan yang harus memiliki konsistensi yang tinggi supaya konsumen baru bisa suka dan menjaga langganan tidak kecewa. g. Menyarankan agar kebersihan untuk memproses makanan harus tetap dijaga dengan mencuci tangan sebelum memulai dan selalu menggunakan sarung tangan. h. Dapat memperhitungkan keramaian seiring penjualan setiap harinya agar dapat mempersiapkan bahan-bahan atau barang dagangan bertujuan mengurangi atau menanggulangi keluhan yang dapat terjadi



78



jika lagi rush hour atau terima orderan yang tinggi dalam waktu yang bersamaan, keramaian mulai datang pada jam tujuh malam. i.



Kunci utama untuk penjualan yang ramai adalah marketing yang gencar pada saat awal yang membuat orang penasaran dan membuahkan customer engagement yang baik. Gimmick atau marketing campaign yang serentak memberikan rasa penasaran pada orang-orang yang belum pernah mencoba makanan tersebut menjadi ingin mencobainya.



j.



Gojek digunakan sebagai cara untuk membantu penjualan disaat-saat jam sepi pengunjung dan juga ketika musim hujan.



k. Dari pihak manajemen Food Plaza memiliki peraturan yang standar, kebersihan yang cukup baik karena ada iuran kebersihan juga dan untuk menyebarkan brosur tidak dilarang. l.



Melakukan jadwal stok yang tepat supaya bisa menanggulangi food waste dan menyediakan permintaan yang lebih tinggi di hari Jumat, Sabtu dan Minggu.



m. Food blogger memiliki kemampuan yang sangat baik untuk meningkatkan brand awareness namun tidak pada customer engagement. n. Human error masih sering terjadi pada pencatatan penjualan dan masih harus rekap manual setiap harinya. Narasumber merekomendasikan untuk menggunakan POS seperti Moka. o. Untuk mempermudah perhitungan inventori lebih baik memorsikan setiap bahan baku dapat dihitungkan berupa 1 porsi berapa gram. p. Kambing guling yang dijual perporsi merupakan hal yang belum pernah didengar oleh narasumber kami. Narasumber kami mengalami kesulitan dalam menemukan penjual kambing guling dan hanya mengonsumsinya diacara pernikahan.



79



3.1.2.2 Kesimpulan Hasil In-Depth Interview Pakar Berikut adalah hasil kesimpulan dari hasil wawancara mendalam yang telah kelompok lakukan terhadap dua pakar, yaitu koki dan pemilik usaha dari industri food and beverage. Tabel 3. 4 Kesimpulan Depth-Interview Pakar Depth Interview Pakar



Konsep



Value Proposition



“Kambing itu sebenarnya gampang kalau kita cari, pertama Product Quality umur, umur dari kambing tersebut, makan dari kambing tersebut, dan cara potong tersebut harus ada caranya, karena kalau motong kambingnya tidak benar itu bau dari kambing tersebut keluar “ “kalian harus memiliki kualitas sendiri”



Bahan Baku yang Berkualitas



Kehangatan makanan saat penyajian



“Lalu dimasukan kedalam prasmanan sebenarnya agar daging tersebut tetap panas saja karena tentu daging akan lebih nikmat jika dimakan pada saat panas dan daging tidak keras.” “orang mau makan enak itu resiko, kenapa resiko. resiko Customer yang pertama nunggu lama, terus juga makan enak juga Satisfaction kita harus ngantri dan walaupun jauh juga kita samperin kan pasti mau rumah lu di pondok indah atau pondok mana kek kalau enak kan jalan, begitu nyampe ga ada tempat juga bakal nunggu “



Quality Control Taste Fast Serving



“Sebenernya SOP kita sih semua bumbu bumbu udah kita siapin di rumah, nah jadi kalo misalnya cuma 1 orang yang jualan gitu bisa, cuma cadangan aja kalo rame kan kita gatau kan.” “sekarang cara bumbuin, kalau dibumbuin itu kita berani bumbu orang ga akan kecewa, pelit bumbu rasa akan



80



Customer Preference



Penggunaan Bumbu



berkurang, tapi banyak bumbu bukan berarti harus keluar banyak uang”



Lokasi Praktis



“paling rame itu season-season lebaran” Cuaca “Gojek membantu penjualan yang sepi ketika musim hujan”



Culture



“Lalu juga lebih baik tipis tapi banyak dari pada tebel tapi sedikit karena akan mempengaruhi psikologi konsumen. “ “ misalkan orang Chinese di pernikahan tidak ada hoisom tidak keren, kalau orang barat tidak ada salmon croute atau beef wellington tidak oke, kalau orang Indonesia tidak ada kambing guling yang mana oke. maka dari itu budaya yang mempengaruhi pemilihan makanan. “ “Menarik karena itu bisa membuat konsumen tentu tidak bosan. Kalau konsep anda seperti itu tentu lebih enak, anda tidak perlu membeli 1 ekor dan menggulingnya langsung, karena yang penting penyajiannya saja.”



Kuantitas makanan



“kita hanya bikin seperti display saja sama seperti orang Product Design yang jualan sate kambing dia pajang kambing dari atas ke bawah tapi begitu kita beli sate, kita taunya uda ditusukin, ga tau itu daging kapan, daging kemaren, dua hari yang lalu atau daging yang masih baru ga ada yang tau kan. sebenarnya hanya istilahnya tuh kita bikin pandangan orang tuh Oh bener ni kambing, kambing yang bener bener baru dipotong “ “Selain itu tempatnya harus menarik dan beda sendiri karena sekarang tidak hanya jual makanan tapi jual tempat, jual bungkus, jual plastik, asal penyajiannya bagus sekarang sudah bisa menarik konsumen untuk pembeli, walaupun padahal cuman kambing guling saja. “



Menyediakan Display



“Sebenarnya orang itu tersugesti terhadap bahwa kambing guling itu 1 ekor kambing guling sebenarnya itu tidak benar dan maka dari itu sugesti tersebut harus bisa kita patahkan dengan cara kita. Lalu kambing guling itu kolestrol dan darah tinggi semua itu sugesti semua makanan yang menggunakan garam terlalu banyak tentu akan darah tinggi. Maka dari itu sugesti tersebut harus kita patahkan. “



Edukasi Konsumen



81



Penyajian makanan yang menarik



Consumer Perception



Mengikuti Preferensi Konsumen Desain Packaging yang menarik



3.1.3.1 Profil Informan Focus Group Discussion Anak Muda Kelompok melakukan diskusi kelompok dengan dua golongan usia yang telah kami tetapkan diatas. Berikut adalah tabel profil informan diskusi kelompok mahasiswa Tabel 3. 5 Profil Informan Anak Muda



Nama



Geographical (Tempat Tinggal asli bukan kos)



Demographical (Umur dan pengeluaran untuk makan )



Behavioral (Life Style)



Pengeluaran sekali makan (Dalam Ribuan)



Josua



Menteng (Jakarta Pusat)



20 tahun Rp.3.000.000 Rp3.500.000



“Makan diluar untuk mencoba hal baru” Preferensi daging : Semua (bergantigantian)



Makan biasa: 40-60 Restoran 100200



Andre



Kelapa Gading (Jakarta Utara)



25 tahun Rp.3.000.000 Rp.3.500.000



“Makan diluar untuk ngumpul-ngumpul” Preferensi daging : Semua (Yang ada saja)



Makan biasa: 50 tahun) a. Paling sering makan diluar saat weekend, dan untuk seminggu dapat makan diluar minimal 4 kali dan biasanya 8 kali. b. Ingin makan diluar untuk berkumpul bersama keluarga. c. Pengeluaran untuk makan lebih besar saat bersama - sama yaitu sekitar 100 - 150rb per orang sedangkan saat sendiri hanya 50rb saja. d. Menurut mereka, makan dirumah lebih bersih dibandingkan makan diluar. e. Mayoritas tidak suka menggunakan layanan Go-Food f. Mayoritas paling sering makan diluar saat malam g. Jarang menggunakan atau melihat sosial media, sehingga intervensi dari foodblogger tidak berpengaruh. h. Faktor terpenting : Kenyamanan, rasa, dan harga i.



Tertarik dengan aneka sambal, terutama sambal matah.



j.



Takut mengonsumsi kambing karena memiliki pemikiran bahwa daging kambing berbahaya.



87



3.1.4.3 Kesimpulan Hasil Focus Group Discussion Orang tua Berikut ini adalah hasil kesimpulan dari hasil FGD yang dilakukan oleh kelompok terhadap orang tua yang berdomisili di daerah Jakarta. Tabel 3. 8 Kesimpulan Hasil FGD Orang Tua



Focus Group Discussion



Konsep



“Pribadi hanya sekitar 50.000 kalau sendiri. Kalau makan bersama kaya 100 -150rb per orang”



Value Preposition



Pricing



Competitive Price



Occassion



Convenient Place



Health Conciousness



Balancing Subproduct



Availability



Provide a flexible Restaurant



“Ingin kalau sambel matah, lebih suka pedas karena banyak favorit sama sambel matah.”



Innovation



Provide a new product which is flexible and unique



“Suka tapi tidak boleh terlalu banyak karena kolestrol dan darah tinggi takut stroke”



Consumer Perception



Education



Brand Image



Improving Marketing & Branding



Repurchase



Maintaining Quality



“Tertarik apabila harganya masuk” “lebih ke AC dan yang lainnya juga kesejukan. Tapi kalau parkir juga dipertimbangkan terutama bagi pria” “lebih enak yang rada jauh dari rumah, karena lebih kaya jalan kalau misalkan rada jauh” “lebih ke kesehatan” “Suka tapi tidak boleh terlalu banyak karena kolestrol dan darah tinggi takut stroke” “tapi kalau saya sih takut darah tinggi” “hanya tau saat pesta tapi brandnya juga gatau” “Langka karena tidak semua restoran menyajikan itu, paling hanya di pesta saja.” “Apabila membuat makan kambing guling dengan porsi kecil itu berprospek jadi hanya asal nyicip aja”



“ah masa, tapi kalau saya sih takut darah tinggi” “enak tapi tidak sehat darah tinggi” “hanya tau saat pesta tapi brandnya juga gatau” “tidak menemukan supplier yang menjual daging kambing, gatau yang jual dimana” “masih yang penting enak” “lebih ke makanan enak tapi kebersamaan juga sama anak”



88



3.1.5.3 Kesimpulan Hasil Penelitian Kualitatif Dari hasil penelitian kualitatif yang telah kami lakukan dengan melakukan interview terhadap pakar dan pemilik restoran yang berdomisili di PIK serta diskusi kelompok dengan anak muda dan orang tua, kami dapat menyimpulkan beberapa hal. Pertama, dari segi harga, kami menemukan kemiripan dalam pengeluaran untuk 1 kali makan. Dari segi permasalahan terhadap kambing guling kedua golongan juga berpendapat bahwa makanan kambing guling sangat sulit untuk ditemukan dan dipesan karena harus memesan minimal 1 ekor sehingga menjadi makanan yang langka. Lalu dari segi brand image, kambing guling masih memiliki brand image yang sangat lemah karena dari hasil kedua golongan sama sekali tidak mengetahui merek kambing guling yang terdapat di pasaran. Kedua, daging kambing memiliki persepsi yang buruk di mata konsumennya, terutama di mata orang tua. Sehingga hal tersebut menjadi hambatan untuk menikmati daging kambing tersendiri untuk orang tua. Namun untuk kalangan anak muda, walaupun mereka juga beranggapan bahwa daging kambing itu tidak sehat, tetapi mereka tetap memakannya karena yang terpenting untuk mereka adalah rasa. Persepsi yang buruk ini mereka ketahui berdasarkan rumor yang beredar di masyarkat tanpa melakukan riset atau mencari fakta sebenarnya. Hal tersebut mengakibatkan konsumen membutuhkan edukasi yang mengenai fakta nutrisi daging kambing sebenarnya. Ketiga, konsumen dari yang tua dan muda sama sama memiliki ketertarikan terhadap daging kambing, tetapi memiliki perilaku yang berbeda. Dimana, para konsumen muda atau mahasiswa lebih menginginkan makanan yang praktis dan bisa diantar menggunakan aplikasi Gojek. Akan tetapi, orang tua lebih jarang menggunakan aplikasi tersebut dan cenderung memilih tempat makan yang memiliki tempat yang nyaman (minimal ber ac dan terlihat bersih). Untuk mahasiswa memiliki tingkat makan diluar yang lebih tinggi saat weekdays, sedangkan untuk orang tua, mayoritas lebih memilih untuk makan diluar saat weekend. Lalu untuk orang tua lokasi yang terlalu jauh akan menjadi hambatan untuk



memilih



tempat



makan,



sedangkan



89



untuk



anak



muda



tidak



mempermasalahkan lokasi dalam memilih tempat makan karena yang terpenting untuk mereka adalah lokasi. Menurut wawancara yang kami lakukan, kami juga dapat mengetahui bahwa musim liburan dan cuaca merupakan musim yang akan meningkatkan penjualan karena orang lebih cenderung makan keluar rumah saat liburan dan lebih memilih untuk delivery dibanding datang langsung ketempat makan saat hujan. Dari hasil kualitatif kami juga dikatakan bahwa mayoritas akan ingin mencoba kambing guling dengan konsep yang kami tawarkan, dan akan melakukan repurchasing apabila rasa yang ditawarkan enak. 3.1.5 Konsep Produk Pasca Penelitian Kualitatif Dari hasil penelitian kualitatif, kelompok mendapatkan bayangan mengenai produk yang akan disukai oleh para informan kami. Secara garis besar, konsumen menginginkan produk yang lebih praktis, fleksibel, unik, rasa baru dan memiliki lokasi tempat yang nyaman sebagai tempat mereka berkumpul bersama keluarga. Sehingga kami akan membuat kambing guling yang dijual secara perporsi dengan menggunakan bowl dengan tambahan sambal matah atau cabe ijo untuk memberikan konsumen produk yang fleksibel, praktis dan terdapat rasa baru untuk mereka coba. Kami juga akan menyajikannya dengan desain kemasan yang unik untuk menarik konsumen karena sekarang konsumen tidak hanya membeli makanannya saja. Setelah konsumen yang datang menyukai kambing guling kami, barulah kami mulai untuk menjaga kualitas dan rasa kami agar konsumen yang melakukan pembelian ulang tetap merasa puas terhadap kambing kami. Edukasi juga sangat diperlukan kepada konsumen kami, terutama pada golongan orang tua. Karena banyak dari mereka yang membatasi diri untuk mengonsumsi kambing karena menganggap kambing guling tidak baik untuk kesehatan. Padahal dari wawancara yang kami lakukan dengan chef mendapatkan hasil bahwa daging kambing itu tidak mengandung kolestrol yang tinggi dan memberikan darah tinggi. Efek panas yang disebabkan setelah memakan daging kambing



merupakan



khasiat



dari



daging



kambing



itu



sendiri.



Dari segi pemasaran juga, dapat dikatakan social media merupakan media yang paling efektif dan akan kami gunakan, karena menurut hasil diskusi kami,



90



dapat dilihat bahwa golongan orang tua sekalipun, untuk sekarang banyak yang menggunakan media sosial dan mendapatkan informasi promosi melaui media sosial seperti instagram. 3.2.1 Rencana dan Metode Penelitian Kuantitatif 3.2.1.1 Tujuan Riset Riset yang dilakukan memiliki judul sebagai berikut: “Faktor - faktor yang mempengaruhi konsumen untuk mengonsumsi kambing guling” Tujuan dari pelaksanaan riset ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui persepsi masyarakat tentang daging kambing bagi kesehatan. 2. Mengetahui pengalaman dan kebiasaan konsumen dalam mengonsumsi saat di luar rumah. 3. Mengetahui faktor-faktor apa yang paling penting dalam masakan daging kambing bagi konsumen. 4. Menggali informasi mengenai kekurangan dan kelebihan kambing guling yang ada saat ini. 5. Mengetahui faktor-faktor mana yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian ulang. 6. Mengetahui willingness to pay dan buy konsumen terhadap produk daging kambing atau makanan. 7. Mengetahui merek kambing mana yang paling dikenal konsumen. 8. Mengetahui preferensi design atau packaging produk.



91



3.2.1.2 Pelaksaan Riset Riset kuantitatif ini akan dilaksanakan pada: Hari, Tanggal: Sabtu, 27 Januari 2018 Tempat: Jakarta Kegiatan: Penyebaran kuisioner online 3.2.1.3 Metode Riset 



Desain Penelitian Dalam menyusun kegiatan penelitian “Faktor-faktor yang mempengaruhi



konsumen untuk mengonsumsi kambing guling” akan digunakan desain penelitian deskriptif yaitu desain penelitian yang menggambarkan perilaku, pemikiran, persepsi, atau perasaan suatu kelompok ataupun individu. Alasan kami menggunakan desain penelitian tersebut adalah karena dalam melakukan pengumpulan data, kami akan melakukannya dengan menggunakan survei ataupun kuisioner. Data yang akan dikumpulkan dalam riset ini adalah data yang bersifat kuantitatif. Kuisioner yang kami buat berfungsi untuk menguji lebih dalam dari faktor - faktor yang telah kami dapatkan dari hasil riset kualitatif yang telah kami lakukan. Untuk membuat kuisioner tersebut, kami telah melakukan riset kualitatif yang terdiri dari depth interview dan focus group discussion.



92



Populasi penelitian Dengan menggunakan simple random sampling (Zikmund, 2013), kami akan menggunakan rumus untuk menentukan berapa jumlah sample yang diperlukan untuk riset ini.



Dapat dilihat bahwa, jumlah responden yang kita butuhkan adalah 379 orang, dan kita asumsikan hanya 90% yang valid, sehingga kita akan mencari total 422 orang untuk mengisi kuisioner kami.



93



3.2.1.3.2 Jenis Skala Jenis skala yang akan kami gunakan dalam penelitian kami ini adalah nominal, ordinal dan interval. Skala nominal merupakan skala pengukuran paling rendah dalam penilitian, skala ini digunakan untuk mengelompokan data menurut kategorinya19. Kami menggunakan skala ini dibagian dari behaviour, demografi, dan juga pertanyaan saringan dari pertanyaan kami. Sedangkan skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sudah menyatakan peringkat antar peringkatan, di dalam skala ini objek atau suatu kategori diurutkan dari yang tingkatan terendah sampai tingkatan tertinggi atau sebaliknya20. Kami menggunakan skala ordinal di bagian value dari kuesioner kami untuk mengetahui apakah konsumen setuju dan dapat menerima value yang kami tawarkan, selain itu kami juga menggunakannya untuk beberapa pertanyaan dibagian behaviour. Skala Interval memiliki sifat dari skala ordinal dan juga nominal, tetapi skala ini juga mendapatkan informasi mengenai perbedaan kuantitas dari suatu konsep21. Kami menggunakan skala ini dibagian behaviour dan demografi.







Tipe Responden Riset ini akan dilakukan dengan menyebarkan kuisioner secara online.



Dalam melaksanakan penelitian kuantitatif ini, kami akan mencari 422 responden dengan karakteristik sesuai tabel 1.7 yang berisi mengenai profiling konsumen yang telah kami buat.



19



Zikmund Babin Carr Griffin, Business Research Method, South Western CENGAGE Learning, Canada, 2013, hlm 293 20 Zikmund Babin Carr Griffin, Business Research Method, South Western CENGAGE Learning, Canada, 2013, hlm 295 21 Zikmund Babin Carr Griffin, Business Research Method, South Western CENGAGE Learning, Canada, 2013, hlm 297 94







Instrumen Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif. Maka dari itu, instrumen



riset yang kami gunakan adalah penyebaran kuesioner secara online. Kami memilih penyebaran kuesioner secara online karena untuk menghemat waktu pengumpulan data karena kami mengenal salah satu publik figur di instagram yang berniat membantu kami menyebarkan kuesioner melalui akunnya. Selain itu profil konsumen yang kami pilih adalah menengah dan menengah ke atas yang dimana mayoritas sudah menggunakan smartphone baik dari kalangan yang masih muda maupun sudah tua. Berikut adalah kuesioner yang kami buat:



Hipotesis Penelitian Behaviour 1. Willingness to pay 2. Place 3. Brand Image 4. Trend 5. Health Conciousness 6. Culture 7. Occasion 8. Repurchase Intention



Value 1. Availability 2. Product Innovation 3. Education



95



Kuesioner Penelitian: BAGIAN I. PERTANYAAN SARINGAN 1. Apakah anda pernah memakan kambing guling? [1] Ya



[2] Tidak (STOP)



Behaviour BAGIAN II. PERTANYAAN SEPUTAR BEHAVIOUR MEMAKAN DILUAR RUMAH Berikut ini terkait dengan memakan diluar rumah. Pilih satu jawaban dan lingkarilah (O) atau beri tanda silang (X) pada nomor di depan jawaban yang Anda pilih. Untuk pertanyaan mengenai promotion dan place, urutkan lah jawaban dari yang menurut anda memiliki poin paling tinggi sampai paling rendah, Sedangkan untuk pertanyaan nomor 1 tuliskanlah jawaban di tempat yang disediakan. 1. Sebutkan alasan kenapa mengonsumsi kambing guling?_______________ Occasion



2



Dalam



rangka



apa



[ 1. ] Untuk Bertemu dengan teman dan keluarga



anda biasanya pergi



[ 2. ] Tidak bisa memasak sendiri



makan keluar rumah



[ 3. ] Bosan dengan makanan dirumah [ 4. ] Lainnya :____________ Trend



3



Saya harus mencoba



[ 1. ] Sangat Tidak Setuju



makanan yang sedang



[ 2. ] Tidak Setuju



trend



[ 3. ] Kurang Setuju [ 4. ] Ragu - Ragu [ 5. ] Agak Setuju [ 6. ] Setuju [ 7. ] Sangat Setuju



96



4



Saya mengikuti trend



[ 1. ] Dorongan teman



makanan



[ 2. ] Rasa penasaran



yang



ada



karena _______



[ 3. ] Tertarik dengan keunikan suatu makanan [ 4. ] Lainnya : ___________



5



Menurut anda Jenis



[ 1. ]



Packaging mana yang paling menarik



[ 2. ]



[ 3. ]



Promotion (Urutkan) 6



Media promosi apa



[ ] Media Sosial ( Instagram, Facebook. dll)



yang menurut anda



[ ] Brosur



paling efektif untuk



[ ] Food Blogger



mempromosikan



[ ] Radio



makanan?



[ ] Majalah



Brand Image



97



7



Apa



yang



menarik



paling



bagi



untuk



anda



mencoba



restoran yang baru?



[ 1. ] Logo [ 2. ] Promosi [ 3. ] Nama [ 4. ] Konsep [ 5. ] Lainnya : __________



8



Saya akan lebih ingat



[ 1. ] Sangat Tidak Setuju



dengan restoran yang



[ 2. ] Tidak Setuju



memiliki konsep yang



[ 3. ] Kurang Setuju



menarik



[ 4. ] Ragu - Ragu [ 5. ] Agak Setuju [ 6. ] Setuju [ 7. ] Sangat Setuju



9



Saya Brand



lebih yang



memilih lebih



[ 1. ] Sangat Tidak Setuju [ 2. ] Tidak Setuju



terkenal dibandingkan



[ 3. ] Kurang Setuju



rasa yang lebih enak



[ 4. ] Ragu - Ragu [ 5. ] Agak Setuju [ 6. ] Setuju [ 7. ] Sangat Setuju Repurchase Intention



10



Apa yang membuat



[ 1. ] Rasa



anda kembali ke suatu



[ 2. ] Tempat yang nyaman



tempat makan yang



[ 3. ] Harga



sama ?



[ 4. ] Promosi [ 5. ] Lainnya : __________ Health Conciousness



11



Saya



lebih



memilih



[ 1. ] Sangat Tidak Setuju



makanan yang enak



[ 2. ] Tidak Setuju



dibandingkan



[ 3. ] Kurang Setuju



sehat



yang



[ 4. ] Ragu - Ragu [ 5. ] Agak Setuju [ 6. ] Setuju



98



[ 7. ] Sangat Setuju



11a



Saya



lebih



memilih



makanan yang sehat



[ 1. ] Sangat Tidak Setuju [ 2. ] Tidak Setuju [ 3. ] Kurang Setuju [ 4. ] Ragu - Ragu [ 5. ] Agak Setuju [ 6. ] Setuju [ 7. ] Sangat Setuju



11b



Saya



lebih



kepada



peduli



kandungan



[ 1. ] Sangat Tidak Setuju [ 2. ] Tidak Setuju



makanan sebelum saya



[ 3. ] Kurang Setuju



konsumsi.



[ 4. ] Ragu - Ragu [ 5. ] Agak Setuju [ 6. ] Setuju [ 7. ] Sangat Setuju



11c



Saya



lebih



kepada



peduli tampilan



[ 1. ] Sangat Tidak Setuju [ 2. ] Tidak Setuju



makanan sebelum saya



[ 3. ] Kurang Setuju



konsumsi



[ 4. ] Ragu - Ragu [ 5. ] Agak Setuju [ 6. ] Setuju [ 7. ] Sangat Setuju Place ( Urutkan )



99



13



Faktor lokasi apa yang



[ ] Tempat parkir luas



membuat anda ingin



[ ] Terdapat Wi-Fi



datang



[ ] Dekat dengan ATM



ke



suatu



tempat makan ?



[ ] Desain tempat yang menarik [ ] Tempat tidak panas [ ] Bersih



Frequency 14



Seberapa sering anda



[ 1. ] 1-2



pergi



keluar



[ 2. ] 2-4



rumah dalam kurun



[ 3. ] 4-6



waktu 1 minggu ?



[ 4. ] >6



makan



Willingness To Pay



15



Berapa uang yang anda



[ 1. ] < Rp 25000



rela keluarkan untuk



[ 2. ] Rp 25.001 – Rp 50.000



anda makan sendiri



[ 3. ] Rp 50.001 – Rp 75.000



dalam sekali makan



[ 4. ] Rp 75.001 – Rp 100.000



ketika diluar rumah



[ 5. ] > Rp 100.000



pada saat weekdays ( Senin-Jumat) 16



Berapa uang yang anda



[ 1. ] Rp 200.000



pada saat weekend ( Sabtu,Minggu)



100



BAGIAN III. PERTANYAAN UTAMA Beberapa pernyataan/pertanyaan berikut ini berkaitan dengan Kambing Guling. Angka “1” berarti “Sangat tidak Setuju (STS)”, angka “2” berarti “Tidak Setuju (TS)”, angka “3” berarti “Kurang Setuju (KS)”, angka “4” berarti “Ragu-Ragu (RR)”, angka “5” berarti “Agak Setuju (AS)”, angka “6” berarti “Setuju (S)”, angka “7” berarti “Sangat Setuju (SS)” Value Innovation 1. Saya tertarik untuk mengonsumsi kambing guling apabila dapat dibeli secara per porsi 2. Saya tertarik untuk mengonsumsi kambing guling apabila dikombinasikan dengan berbagai sambel yang sedang trend seperti sambal matah 3. Saya tertarik untuk membeli suatu produk apabila memiliki packaging yang menarik 4. Saya tertarik mengonsumsi kambing guling meski disajikan di dalam sebuah mangkuk dengan nasi putih Availability 1. Saya tertarik untuk mengonsumsi kambing guling apabila dapat menemukan penjualnya dengan mudah 2. Saya tertarik untuk mengonsumsi kambing guling apabila kambing guling tersedia kapanpun 3. Saya tertarik untuk mengonsumsi kambing guling apabila dapat dipesan lewat aplikasi seperti go food 4. Saya tertarik mengonsumsi kambing guling saat tersedia untuk dikonsumsi sehari – hari



101



Education 1. Saya akan mengonsumsi kambing guling apabila daging kambing merupakan makanan yang sehat dan rendah kolestrol 2. Saya tidak mengetahui cara untuk mengonsumsi daging kambing yang sehat 3. Saya akan mengonsumsi daging kambing apabila saya mengetahui cara tersebut 4. Saya mengetahui bahwa daging kambing mengandung kolestol yang tinggi dan menyebabkan darah tinggi berdasarkan isu yang beredar di masyarakat BAGIAN IV. DEMOGRAFI Pilih satu jawaban dan lingkarilah O) atau beri tanda silang (X) pada nomor di depan jawaban yang Anda pilih. Kode



Pertanyaan



Jawaban



1



Umur



_______tahun



2



Pekerjaan



[1] Pelajar



[3]Lainnya : ____________



[2] Karyawan Swasta



3



Domisili (tempat tinggal)



[1] Jakut [2] Jakpus [3] Jaksel



4



Rata-rata pengeluaran pribadi dalam [1] < 1 juta sebulan (Rp) [2] 1 – 3 juta [3] 3 – 5 juta [4] 5 - 7 juta [5] 7 – 9 juta [6] > 9 juta



102



[4] Wirausaha



[4] Jakbar [5] Jaktim [6] Bogor



[7]Tangerang [8] Bekasi [9] Lainnya



Teknik Sampling Teknik pengumpulan data yang akan kami gunakan adalah probabilty sampling dengan metode simple random sampling. Probability sampling merupakan sebuah teknik dimana setiap elemen yang terdapat di dalam populasi memiliki kesempatan yang tidak 0 persen untuk menjadi bagian dari sample22. Sedangkan simple random sampling adalah salah satu teknik dalam probabilty sampling yang dimana setiap unsur dalam populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih untuk menjadi bagian dari sample23. Kami menggunakan metode ini karena untuk menghemat waktu pengumpulan data yang ada. Kami menyebarkan kuesioner secara online dengan menempatkan kuesioner online yang telah kami buat ke dalam instagram story ke salah satu publik figur di instagram, melalui pesan berantai di social media seperti LINE dan Whatsapp. 3.2.1.3.6 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data kuantitatif akan dilakukan secara deskriptif dan menggunakan software komputer. Analisa deskriptif merupakan perubahan dasar dari data yang diperoleh menjadi karakteristik dasar24. Program yang akan digunakan dalam pengolahan data adalah SPSS. SPSS merupakan sebuah program untuk mengolah data yang telah di dapatkan dari research. Kami akan menggunakan Exploratory Factor Analysis (EFA) untuk mengolah data yang kami dapatkan. EFA merupakan sebuah teknik statistik yang digunakan untuk



22



Zikmund Babin Carr Griffin, Business Research Method, South Western CENGAGE Learning, Canada, 2013, hlm 392 23 Zikmund Babin Carr Griffin, Business Research Method, South Western CENGAGE Learning, Canada, 2013, hlm 396 24 Zikmund Babin Carr Griffin, Business Research Method, South Western CENGAGE Learning, Canada, 2013, hlm 484 103



mengungkap sebuah struktur dasar dari seperangkat variable yang besar, EFA biasa digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable yang diukur25. 3.2.1.3.7 Uji Validitas & Uji Reabilitas Untuk mendapatkan hasil riset yang tidak keliru, kami akan melakukan uji validitas dan uji realibilitas terhadap data yang kami dapatkan. Validitas merupakan sebuah keakuratan suatu ukuran atau sejauh mana sebuah nilai secara jujur mewakili suatu konsep26.Uji validitas adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Realibilitas adalah sebuah indikator dari kekonsistenan sebuah pengukuran27. Uji realibilitas adalah alat untuk mengukur kekonsistenan dari hasil kuesioner yang telah dibuat. Sebuah kuesioner dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan jika jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pernyataannya konsisten.



25



Norris, Megan; Lecavalier, Luc (17 July 2009). "Evaluating the Use of Exploratory Factor Analysis in Developmental Disability Psychological Research". Journal of Autism and Developmental Disorders. 40 (1): 8–20. doi:10.1007/s10803-009-0816-2 26 Zikmund Babin Carr Griffin, Business Research Method, South Western CENGAGE Learning, Canada, 2013, hlm 303 27 Zikmund Babin Carr Griffin, Business Research Method, South Western CENGAGE Learning, Canada, 2013, hlm 301 104



Uji Validitas Innovation Component Matrixa



Component 1 IN 1



,844



IN 2



,681



IN 3



,633



IN 4



,829



Availability Component Matrixa



Component 1 AV 1



,875



AV 2



,863



AV 3



,885



AV 4



,802



105



Education Component Matrixa



Component 1 ED 1



,616



ED 2



,789



ED 3



,916



ED 4



,838



.



Health Consciousness Component Matrixa



Component 1 HC 1



,892



HC 2



,910



HC 3



,670



106



Uji Reabilitas Innovation Reliability Statistics



Cronbach's Alpha



Cronbach's Alpha Based on Standardized Items



N of Items



,723



,739



4



Item Statistics



Mean



Std. Deviation



N



IN 1



5,844



1,2210



32



IN 2



5,250



1,6461



32



IN 3



5,531



1,3675



32



IN 4



5,844



1,2210



32



107



Availability Reliability Statistics



Cronbach's Alpha



Cronbach's Alpha Based on Standardized Items



N of Items



,876



,879



4



Item Statistics



Mean



Std. Deviation



N



AV 1



5,875



1,1288



32



AV 2



5,500



1,2181



32



AV 3



5,813



1,2811



32



AV 4



5,219



1,3377



32



108



Education Reliability Statistics



Cronbach's Alpha



Cronbach's Alpha Based on Standardized Items



N of Items



,791



,802



4



Item Statistics



Mean



Std. Deviation



N



ED 1



5,813



1,2556



32



ED 2



5,688



1,5120



32



ED 3



5,781



1,2111



32



ED 4



6,156



1,0506



32



109



Health Consciousness Reliability Statistics



Cronbach's Alpha



Cronbach's Alpha Based on Standardized Items



N of Items



,772



,768



3



Item Statistics



Mean



Std. Deviation



N



HC 1



4,581



1,3360



31



HC 2



4,129



1,6277



31



HC 3



4,710



1,2164



31



110



3.2.2 Hasil Penelitian Kuantitatif Riset yang dilakukan adalah dengan mengambil sampel acak yang berjumlah 515 responden secara online. Dari hasil riset tersebut didapat 384 responden yang menjawab pernah mengonsumsi kambing guling.



1. Informasi Responden A.



Umur



Gambar 3. 1Usia Responden



Dari riset yang dilakukan kami mendapatkan persebaran umur yang dapat di lihat di gambar 3.1, responden yang dituju adalah yang berumur 18 – 50 tahun. Responden yang didapat memiliki mayoritas umur yang masi didalam kurun yang diinginkan dengan mayoritas umur merupakan 21-22 tahun.



111



B. Pekerjaan



Gambar 3. 2 Pekerjaan Responden



Oleh karena umur mayoritas responden yang diteliti berkisar dari 21-22 tahun, maka dapat dilihat di gambar 3.2 mayoritas pekerjaan responden adalah mahasiswa.



112



C. Domisili



Gambar 3. 3 Domisili Responden Dapat dilihat dari gambar 3.3 bahwa mayoritas dari responden yang diteliti berdomosili di Jakarta, khususnya Jakarta Barat.



113



D. Rata-Rata Pengeluaran Pribadi dalam Sebulan



Gambar 3. 4 PENGELUARAN RESPONDEN Berdasarkan hasil survey kami yang dapat dilihat dari gambar 3.4, responden yang kebanyakan mahasiswa kami mendapat data pengeluaran pribadi paling banyak berada pada kisaran 1 sampai 3 juta rupiah perbulannya. 2. Informasi Behaviour dalam Mengonsumsi Makanan Diluar Rumah Dari riset kuantitatif bagian II kami mencari tahu mengenai perilaku masyarakat dalam mengonsumsi makanan diluar rumah. Dari hasil riset kuantitatif didapati ada berbagai macam alasan dalam mengonsumsi kambing guling. Sebagian besar alasan yang diberikan dikarenakan kesukaannya terhadap rasa yang diberikan oleh kambing guling. Kemudian, berikut merupakan alasan responden makan diluar rumah.



114



a. Occasion



Gambar 3. 5 Alasan Responden Pergi Makan Keluar Rumah Di urutan pertama yaitu untuk bertemu dengan teman dan keluarga. Lalu alasan berikutnya ada bosan dengan makanan dirumah, dan tidak bisa memasak sendiri dan hanya sebagian kecil lainnya. Untuk mengaplikasikannya ke dalam bisnis kami, kami akan menyediakan tempat makan yang memiliki meja dan kursi yang nyaman sehinnga konsumen yang datang ke tempat kami dapat menikmati makanan kami dan bersosalisasi dengan teman atau keluarga mereka dengan nyaman.



115



b. Trend



Gambar 3. 6 Alasan Responden Mengikuti Trend



Gambar 3. 7 Alasan Responden Harus Mencoba Makanan Yang Trend



Dalam penelitian ini, kami mencari tahu alasan masyarakat mengikuti trend yang sedang ada di masyarakat dan seberapa banyak yang mengikuti trend makanan yang ada, gambar 3.6 merupakan alasan responden mencoba suatu tren



116



makanan. Responden yang memiliki gaya untuk harus mengikuti tren makanan yang ada cukup banyak yaitu di dominasi oleh 140 responden dengan agak setuju untuk harus mengikuti tren makanan yang ada. Alasan utama yang paling banyak dipilih responden untuk mengikuti tren yang ada adalah karena keunikan dari suatu makanan diikuti dengan rasa penasaran dari responden itu sendiri. Dari hasil ini yang kami dapat ini, untuk membuat agar kambing guling yang kami buat ini menjadi suatu tren baru di masyarakat, kami akan membuat kambing guling kami ini unik dari segi saus dan segi penyajian. Dari segi saus kami akan menggunakan selain saus kecap yang sudah menjadi hal biasa dan ciri khas dalam menyantap kambing guling, kami akan menambahkan saus lain yang tidak seperti biasanya disajikan dengan kambing guling untuk menimbulkan rasa penasaran yang ada dari konsumen, yaitu sambal matah dan juga cabe hijau. Lalu dari segi penyajian yang biasanya konsumen hanya bisa menikmati kambing guling di berbagai acara yang disajikan di piring dan terkadang dipadukan dengan lontong, kami akan menggantinya dengan kemasan yang berbentuk segi empat sesuai dengan hasil survei mengenai pemilihan packaging dibawah dan memadukannya dengan nasi putih sebagai pengganti lontong.



Kemudian berikut packaging yang disukai oleh responden untuk mengonsumsi makanan:



117



Gambar 3. 8 Hasil Survey Packaging Dari gambar 3.8 bisa dilihat kemasan yang disukai oleh responden merupakan opsi 3 dengan hasil 38% tetapi sedikit serupa dengan opsi 2 yaitu 36%. Perbedaan yang tidak signifikan ini akan kami tes lebih lanjut dalam alpha test untuk memastikan packaging mana yang lebih sesuai dengan produk yang akan kami buat. c. Brand Image



Gambar 3. 9 Alasan Responden Mencoba Suatu Restoran Baru



118



Gambar 3. 10 Setuju Tidaknya Responden Terhadap Konsep Restoran Yang Menarik



Gambar 3. 11 Setuju Tidaknya Responden Terhadap Brand dan Rasa



119



Untuk bagian ini kami menanyakan keberpengaruhan brand dalam memilih makanan, kami membagi ini menjadi 3 pertanyaan. Dalam menjalankan bisnis, perlu diketahui hal yang paling menarik bagi responden untuk mencoba suatu restoran baru, berikut merupakan hasil dari pernyataan tersebut. Alasan tertinggi merupakan konsep yang kemudian disusul oleh promosi lalu other. Pada other yaitu terbanyak dikarenakan rasa makanan yang didapat dari rekomendasi teman dan sudah memiliki review dari teman. Mayoritas responden setuju bahwa dengan konsep yang menarik suatu restoran akan lebih diingat. Hal ini membuat konsep merupakan hal yang sangat penting bagi restoran karena akan lebih diingat dan ingin dicoba oleh responden. Dari data yang kami dapat ini kami akan menawarkan konsep dimana konsumen dapat membeli kambing guling secara perporsi dan dapat mengonsumsinya dengan kekhawatiran terhadap kesehatan mengonsumsi kambing yang berkurang. Lalu kami juga akan membuat promosi yang berbentuk paket makan sharing atau makan bersama sehingga dapat menjadi dorongan untuk konsumen mengajak temannya untuk mencoba restoran kami. Namun dalam memilih makanan mayoritas responden kami mengganggap bahwa brand bukanlah hal yang penting jika dibandingkan dengan rasa. Menurut responden kami rasa yang lebih enak merupakan faktor yang penting dibandingkan dengan merek. Sehingga disini kami sebagai pemain baru yang belum memiliki merek yang kuat, memiliki kesempatan untuk menarik perhatian konsumen mencoba restoran kami, karena yang selain rasa yang terpenting merupakan konsep dari restoran itu sendiri.



120



d. Repurchase Intention



Gambar 3. 12 Alasan Responden Kembali Ke Suatu Restoran Yang Sama Pada bagian ini kami mencari tahu mengenai alasan responden kembali ke tempat yang sama atau melakukan pembelian kembali ( Repeat Order ), alasan yang paling banyak dipilih oleh responden untuk kembali ke suatu tempat yang sama merupakan rasa, yang kedua harga. Untuk other berisikan pendapat yang menyatakan pelayanan yang baik. Dari sini kami mendapatkan bahwa first impression konsumen dalam mencoba makanan kami merupakan hal yang penting sehingga dapat membuat konsumen kembali mengonsumsi produk yang kami tawarkan. Sehingga kami harus benar - benar memberikan yang terbaik pada saat awal kami menjalankan bisnis ini. Setelah itu kami akan membuat SOP yang rinci sehingga rasa yang diberikan akan tetap konsisten.



121



e. Health Consciousness



Gambar 3. 13 Setuju Tidaknya Konsumen Terhadap Konsumsi Makanan Yang Sehat



Gambar 3. 14 Setuju Tidaknya Konsumen Terhadap Kandungan Makanan Yang Dikonsumsi



Gambar 3. 15 Setuju Tidaknya Kosnumen Terhadap Tampilan Makanan Pada bagian ini kami menanyakan kesadaran konsumen terhadap kesehatan mereka dalam memilih makanan. Kami membuat 3 pertanyaan mengenai bagian ini. Dari hasil yang kami dapatkan, mayoritas responden lebih memilih untuk mengonsumsi makanan yang sehat. Namun walaupun mayoritas responden lebih



122



memilih untuk mengonsumsi makanan yang sehat, dalam pertanyaan berikutnya mayoritas responden masih ragu - ragu dalam memilih makanan berdasarkan kandungan yang ada di makanan. Hal ini menunjukan bahwa konsumen peduli akan kesehatan mereka dalam memilih makanan, namun mereka masi ragu dalam memerhatikan kandungan makanan mereka karena tidak semua makanan memberikan informasi kandungan makanan itu. Maka dari itu disini kami akan memberikan informasi akan kandungan makanan yang konsumen konsumsi agar konsumen dapat tenang akan kesehatan mereka dalam mengonsumsi makanan kami.



f. Frequency



123



Gambar 3. 16 Frekuensi Responden Pergi Makan Keluar Rumah Dalam Seminggu



Dalam bagian ini kami menanyakan frekuensi konsumen memakan diluar rumah dalam kurun waktu 1 minggu. Disini dalam 1 minggu mayoritas konsumen pergi makan keluar rumah 2 - 4 kali dalam seminggu.



124



g. Willingness to Pay Dalam bagian ini kami menanyakan berapa uang yang rela mereka keluarkan ketika makan keluar untuk diri mereka sendiri, kami membagi menjadi 2 yaitu ketika weekday ( Senin - Jumat ) dan ketika weekend ( Sabtu - Minggu). Berikut merupakan hasil yang kami dapatkan : 



Weekday



Gambar 3. 17 WTP Responden Saat Weekday



Berdasarkan survey 50% orang memilih pengeluaran makanan yang sesuai untuk sekali makan diantara 25.000 hingga 50.000 untuk hari biasa.



125







Weekend



Gambar 3. 18 WTP Responden Saat Weekend Dari hasil survey, dilihat bahwa uang yang rela dikeluarkan untuk makan diluar pada saat weekend ternyata lebih besar. Mayoritas mengeluarkan uang pada saat weekend untuk sekali makan sekitar 50.000 hingga 100.000 rupiah. Dari hal tersebut beserta data di atas yang menyebutkan bahwa pengeluaran responden kami berkisar pada 1-3juta rupiah per bulannya. kami berencana untuk menetapkan harga makan sebesar 40.000 rupiah yang sesuai dengan kategori makan pada hari biasa dan juga menawarkan harga yang lebih murah untuk weekend. Kami menilai bahwa harga 40.000 ini paling sesuai untuk produk kami dan cocok pada weekday maupun weekend.



126



h. Promotion



Gambar 3. 19 Keefektifan Media Promosi Menurut Responden Untuk media promosi yang paling tinggi berada di media sosial dan food blogger. Sehingga apabila melakukan promosi lebih baik melakukannya di media sosial dan food blogger. i. Place



Gambar 3. 20 Fasilitas Yang Harus Tersedia di Tempat Makan Menurut Responden Dari hasil analisa kami, faktor yang terpenting adalah kebersihan, dan tempat tidak panas. Dan yang paling tidak penting adalah atm.



127



3. Value a.



Innovation



Gambar 3. 21 Hasil Pertanyaan Innovasi 1



Gambar 3. 22 Hasil Pertanyaan Innovasi 2



128



Gambar 3. 23 Hasil Pertanyaan Innovasi 3



Gambar 3. 24 Hasil Pertanyaan Innovasi 4 Untuk pertanyaan value kami menyakan 4 pertanyaan dan memiliki tanggapan yang positif. Berikut merupakan penjabarannya berdasarkan grafik diatas, kami mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden kami tertarik apabila kambing guling dijual secara perporsi. Mereka juga tertarik untuk mencoba kambing guling jika dikombinasikan dengan sambal yang sedang tren seperti sambal matah. Untuk 2 pertanyaan berikutnya kami mencari tahu apa tanggapan konsumen mengenai kepentingan sebuah kemasan dalam membeli sebuah



129



makanan, hasilnya mayoritas responden kami kebanyakan memilih poin 6 yang berarti design merupakan unsur yang cukup penting ketika konsumen membeli makanan. Terakhir kami mencari tahu apakah konsumen dapat menerima jika kambing guling disajikan dengan nasi putih, hasilnya pun mendapatkan tanggapan yang baik dari responden kami yang kebanyakan memilih poin positif. b. Availability



Gambar 3. 25 Hasil Pertanyaan Availability 1



130



Gambar 3. 26 Hasil Pertanyaan Availability 2



Gambar 3. 27 Hasil Pertanyaan Availability 3



131



Gambar 3. 28 Hasil Pertanyaan Availability 4 Untuk availability kami menanyakan 4 pertanyaan. kami ingin mencari tahu bagaimana respon calon pembeli jika mereka dapat mengonsumsi kambing guling untuk sehari-hari. Jawabannya pun mayoritas positif mereka tertarik untuk menikmati masakan ini setiap hari jika dapat ditemukan penjualnya dengan mudah dan sangat tertarik untuk membeli lewat pelayanan go-food. Kambing guling pun dinilai dapat dikonsumsi pada setiap kali makan bukan hanya saat makan malam.



132



c. Education



Gambar 3. 29 Hasil Pertanyaan Education 1



Gambar 3. 30 Hasil Pertanyaan Education 2



133



Gambar 3. 31 Hasil Pertanyaan Education 3 Perihal edukasi konsumen kami menanyakan 4 pertanyaan. konsumen sebenarnya tertarik mengonsumsi daging kambing tapi takut dengan paradigma bahwa masakan ini tidak sehat dan dapat menyebabkan berbagai penyakit. mereka tertarik jika sebenarnya mengonsumsi daging kambing memiliki efek yang sama dengan konsumsi daging-daging lain.hampir keseluruhan mengetahui kalau daging kambing mengandung kolesterol yang tinggi dan menyebabkan darah tinggi berdasarkan isu yang beredar di masyarakat.



134



4.



Uji Validitas dan Reliabilitas Tabel 3. 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel



Mean



SD



Uji Validitas Muatan Faktor



Kesimpula n



Health Conciousness HC1



5.109



1.3220



0.839



Valid



HC2



4.510



1.5566



0.838



Valid



HC3



4.784



1.3854



0.584



Valid



Innovation IN 1



5.641



1.3368



0.790



Valid



IN 2



5.141



1.6858



0.761



Valid



IN 3



5.276



1.4112



0.650



Valid



IN 4



5.185



1.5447



0.771



Valid



Availability AV 1



5.747



1.2205



0.832



Valid



AV 2



5.362



1.4745



0.903



Valid



AV 3



5.565



1.5005



0.884



Valid



AV 4



4.690



1.7025



0.840



Valid



Education ED 1



5.802



1.2692



0.757



Valid



ED 2



5.115



1.6150



0.715



Valid



ED 3



5.339



1.5037



0.855



Valid



ED 4



5.885



1.3236



0.514



Valid



135



Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items



Kesimpulan



0.630



Reliable



0.731



Reliable



0.903



Reliable



0.680



Reliable



Semua variable telah diuji dan terbukti valid dan reliable, sehingga bisa digunakan.Untuk variable Repurchase Intention, tidak diolah karena bukan merupakan value.



3.2.2.5 Hasil Analisa Korelasi Tabel 3. 10 Hasil Analisa Korelasi



HC



IN



AV



HC



1



IN



0.263**



1



AV



0.181**



0.651**



1



ED



0.239**



0.410**



0.397**



ED



1



** Correlation is significant at 0.01 level (2-tailed).



Dari hasil uji korelasi yang telah kami lakukan, dapat dinyatakan bahwa semua faktor saling berkorelasi satu sama lain. Availability dan Innovation merupakan factor yang memiliki tingkat korelasi tertinggi. Sehingga innovation dan availability merupakan variabel terpenting untuk dapat meningkatkan intensitas pembelian.



136



3.2.3 Konsep Produk dan Layanan Hasil Penelitian Kuantitatif 1. Konsep produk yang diuji oleh KANYE Dari hasil penelitian kuantitatif, kami mendapatkan konsep produk yang berupa kambing guling yang memiliki tingkat availability yang tinggi. Dimana sesuai dengan konsep produk awal kami yang berupa kambing guling yang bisa dinikmati kapan saja. Selain itu, dari innovasi juga berperan sangat penting karena berkorelasi dengan availability. Sehingga kami akan membuat tetap seperti rencana awal kami yang berupa membuat kambing guling yang disajikan secara per porsi dan membuat innovasi bumbu seperti aneka sambal dan topping – topping yang ada. Layanan yang akan disediakan adalah layanan berupa kambing guling yang bisa dinikmati kapanpun. Kami akan melakukan promosi pada media sosial dan blogger makanan, karena merupakan sarana paling efektif menurut survey yang telah kami lakukan. Selain itu, untuk pemilihan tempat, kami akan memilih tempat yang bersih dan tidak panas. Dan tidak terlalu memperhatikan mengenai akses ATM. Dari segi pengeluaran yang dilakukan responden kami, kami dapat menyimpulkan bahwa harga 50.000 rupiah merupakan harga yang tepat untuk para calon konsumen kami, baik di saat weekdays maupun weekend.



2. Pengaruh hasil temuan penelitian dengan konsep produk (Marketing Mix 4P) 



Price Berdasarkan hasil riset kuantitatif kami, kami mendapat hasil konsumen



rela mengeluarkan uang untuk makan di luar pada hari biasa pada Rp 25.000 hingga Rp 50.000. Dan pada hari libur pada kisaran Rp. 50.000 sampai Rp.150.000. Berdasarkan korelasi dengan lokasi dan suasana kami memutuskan untuk mematok harga makanan kami pada kisaranRp.40.000 hingga Rp.50.000 diluar harga minuman. hal ini cocok pada kisaran makanan pada hari biasa dan pada



137



weekend juga memiliki margin yang bagus. Dengan kisaran harga tersebut juga memungkinkan kami untuk berkompetisi lebih ketat dengan saingan kami yang menjual produk serupa (ricebowl) seperti eatlah yang menjual dengan kisaran Rp.35.000 hingga Rp.50.000 tapi menjual daging ayam. 



Product



Dari konsep yang sudah dijabarkan di atas kami mendapatkan beberapa insight dan teori. yang pertama adalah kami mendapati kalau betul banyak orang masih mengira bahwa daging kambing merupakan daging yang kurang sehat karena dapat menyebabkan kolesterol dan darah tinggi. dan mereka tidak mengetahui cara mengonsumsi daging kambing yang sehat. oleh karena itu kami menyediakan produk rice bowl dengan daging yang sudah diporsikan. dan berdasarkan riset akan dipadukan dengan sambal matah atau sambal ijo. Kombinasi daging kambing guling biasanya dipadukan dengan lontong namun dengan riset mereka juga tertarik untuk mengonsumsinya dengan nasi. 



Promotion



Berdasarkan data di atas kami mendapati hasil bahwa media yang paling efektif dipakai untuk mempromosikan suatu restoran baru adalah dengan Instagram dan blogger makanan. Meski demikian satu hal yang tidak kurang penting adalah word of mouth marketing atau memberikan insentif kepada para pembeli dengan harapan dapat menjadi promotor restoran kami.. berikut adalah penjabaran strategi promosi kami berdasarkan hasil data kuantitatif 1. Social Media / Online Promotion Untuk media ini kami akan membuat account instagram yang berisi mengenai informasi promo dan lokasi juga info produk. Kami akan mencari traffic di sosial media dengan cara mengendorse food blogger untuk meliput produk kami. Selain itu kami akan mencoba pendekatan customer lewat zomato. zomato merupakan applikasi yang meliput makanan dan sudah memiliki traffic. applikasi



138



ini dapat menjadi referensi bagi para pecinta kambing guling yang ingin menemukan restoran kami. 2. Word of Mouth Dengan produk yang baik kami berharap konsumen dapat mereferensikan atau bertindak sebagai promotor untuk membantu marketing kami. kami akan memberikan insentif agar konsumen memiliki keinginan untuk menyebarkan produk kami seperti memberikan diskon produk atau promo. Promo yang diharapkan minimal adalah dengan mempost story di instagram dengan content mengenai restoran kami. 



Place



Kami akan melakukan selling dengan dine in ataupun take away. Dine in diharapkan konsumen mendapatkan suasana yang nyaman dalam mengonsumsi produk tanpa memerlukan cost yang besar dari kami untuk mengelola tempat. dan juga Take Away lebih diarahkan kepada selling melalui Go-Food. Kami Berencana untuk membuka di PHX Grogol karena tempat ini sesuai dengan buying power calon konsumen juga strategis sebagai tempat take away dari product kami Tabel 3. 11 Hasil Kualitatif dan Kuantitatif Variable



Kualitatif



Kuantitatif



Innovation



-Produk praktis, Fleksibel Unik, Rasa baru



-Produk nasi dengan kambing guling per porsi. -Produk dengan sambal matah atau ijo



Availability



-Lokasi tempat yang nyaman Makanan harus bisa dipesan lewat online



-Produk mudah ditemukan -Produk tersedia kapanpun -Produk dapat dipesan lewat GoFood



Health Conciousness



-Konsumen membatasi dan tidak memakan kambing dalam jumlah banyak



-Kandungan dari suatu makanan tidak begitu krusial dalam pemilihan makanan



Education



-Chef menyebutkan kalau daging kambing tidak menyebabkan kolesterol dan darah tinggi



-Masyarakat tidak tahu kenapa daging kambing menyebabkan kolesterol dan darah tinggi -Masyarakat tertarik untuk mengonsumsi jika sehat



139



3.3 Temuan Penelitian Tes Alfa 3.3.1 Rencana Dan Metode Penelitian Tes Alfa Kami akan mencoba menjelaskan perencanaan mengenai metode penelitian yang akan menguji produk kami. Kami akan mencari tahu bagaimana respon langsung dari konsumen dengan memberikan sample dari produk berupa 1 porsi ricebowl dengan daging kambing.Sesuai dengan ketentuan yang berlaku tes alfa ini sepenuhnya masih menjadi tanggung jawab dari kelompok KANYE. Calon informan tidak perlu untuk mengeluarkan biaya apapun. Untuk menganalisa potensi secara spesifik kami akan menggunakan analisis “5W+1H”. Berikut adalah rincian penjelasannya: a.



What & Why



Pada bagian pertama, KANYE akan menjelaskan aspek apa saja yang akan menjadi bahan uji coba dalam melakukan Alfa Tes ini. Kami akan menggunakan “Food and Beverages Product / Service Matrix” sebagai landasan teori kami untuk menjelaskan aspek aspek yang ada dari konsep produk dan layanan yang kami miliki. Tabel 3. 12 Aspek Tangible Aspek Fisik (Tangible) Produk



Keterangan



Rasa



KANYE ingin mengetahui bagaimana respon para informan yang mengikuti Alfa Tes ini terhadap rasa makanan yang ditawarkan oleh KANYE. Informan akan diminta untuk menjabarkan bagaimana cita rasa yang ditawarkan oleh KANYE, dan diperkenankan untuk memberikan masukan terhadap produk makanan tersebut.



Tekstur



KANYE ingin mengetahui respon dari para informan dari segi tekstur. Disini kami akan mengetahui preferensi tekstur yang diinginkan calon konsumen kami dari Tes Alfa yang kami lakukan.



Varian Menu



Dari bagian ini, KANYE bertujuan untuk dapat mengetahui apakah varian menu yang kami tawarkan sudah dapat memenuhi keinginan konsumen atau belum.



Porsi



Informan disini akan diminta memberikan pendapat mengenai porsi yang tepat untuk 1 kali makan, sehingga kami juga dapat menentukan apakah porsi yang kami sediakan sudah pas atau belum.



140



Packaging



Informan akan diminta memberikan pendapat terhadap kemasan yang kami tawarkan, dimulai dari ke praktisan, penampilan, dll.



Aroma



Informan akan kami minta untuk memberikan masukan terhadap aroma kambing guling yang telah kita sajikan.



Servis



Keterangan



Kecepatan (waktu penyajian)



Para informan akan diminta pendapat mengenai waktu penyajian yang tepat dan pas untuk sebuah masakan kambing guling dengan nasi tersebut. Hal ini bertujuan untuk membuat target waktu untuk pembuatan satu porsi dari KANYE.



Tabel 3. 13 Aspek Intangible Aspek Non-Fisik (Intangible) Produk



Keterangan



Harga



Peserta akan memberikan masukan mengenai harga yang ditawarkan untuk seporsi KANYE. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan preferensi harga yang pas untuk para calon konsumen



Edukasi



Peserta akan diberikan informasi mengenai cara mengonsumsi daging kambing dengan sehat. Hal ini bertujuan untuk melihat tingkah laku dari calon konsumen, Apakah masih takut untuk mengonsumsi kambing atau malah jadi ingin mengonsumsi kambing setiap hari.



Inovasi



Peserta akan memberikan masukan mengenai inovasi produk. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk diterima oleh calon pembeli



Availability



Peserta akan diberi tahu bahwa produk kambing guling kini mudah ditemukan dan kami ingin mengetahui sikap mereka ketika mengonsumsi produk ini ( Setiap hari, 2 hari sekali)



b. How Kami akan melakukan tes alfa ini dengan mengundang para informan untuk tes alfa untuk datang ke tempat yang telah kami tetapkan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut dibagian where. Tes alfa yang akan kami lakukan ini akan dimulai dari pemesanan menu yang dilakukan oleh informan, proses pemasakan hingga nantinya produk jadi dan dihidangkan. Setelah informan mencoba makanan yang kami berikan, informan diperkenankan untuk mengisi formulir penilaian untuk memberikan penilaian, kritik dan juga saran untuk KANYE. Berikut adalah prosedur lebih jelasnya : 141



1. Mengundang informan untuk datang ke tempat untuk tes alfa. 2. Setelah informan datang dan berkumpul salah satu anggota kami akan bertindak sebagai moderator dan menjelaskan proses dari tes alfa. 3. Informan diberikan 3 pilihan untuk mencoba varian menu (sambal kecap, sambal matah, atau sambal ijo) mana yang mereka ingin coba pertama. 4. Setelah informan memilih kami akan menyiapkan makanan yang informan pesan. 5. Setelah disajikan dan informan mencobanya, kami akan memberikan 2 varian lain yang belum dipilih informan untuk informan cicipi. 6. Setelah mencoba informan akan diarahkan oleh moderator untuk mengisi formulir penilaian secara jujur. Dalam proses tes alfa diatas, kami akan melakukan dokumentasi berupa foto dan video dengan menggunakan handphone kami. Berikut adalah penjelasan bagaimana cara menilai atribut yang akan diuji, yang dimana atribut tersebut telah dibagi menjadi beberapa aspek yang seperti sudah dijelaskan dibagian What & Why : Tabel 3. 14 Penilaian Aspek Tangible Aspek Fisik (Tangible) Produk



Keterangan



Rasa



Untuk menilai atribut rasa, peserta akan memberikan penilaian pada makanan berdasarkan keseluruhan perpaduan sambal dan daging.



Tekstur



Untuk menilai atribut tekstur, peserta akan memberikan penilaian pada tingkat kelembutan daging yang kami sajikan, apakah sudah cukup lembut atau belum.



Varian Menu



Pada bagian ini informan kami akan menilai masing - masing varian sambal yang kami berikan, dimulai dari sambal matah, cabe ijo, dan juga sambal kecap.



Porsi



Dalam bagian ini informan dapat menilai atribut ini berdasarkan kuantitas yang kami berikan untuk harga yang kami tetapkan. Apakah informan merasa puas dengan porsi yang kami berikan atau tidak.



142



Packaging



Informan dapat menilai atribut ini berdasarkan bentuk, desain dan juga kepraktisan.



Aroma



Informan akan menilai bagian ini berdasarkan aroma yang dikeluarkan oleh makanan yang kami sajikan.



Servis



Keterangan



Kecepatan (waktu penyajian)



Kami akan mengukur dari waktu pemasakan hingga sampai disajikan kepada konsumen. Lalu informan dapat menilai apakah waktu pemasakan dan penyajian sudah cukup cepat atau belum.



Tabel 3. 15 Penilaian Aspek Intangible Aspek Non-Fisik (Intangible) Produk



Keterangan



Harga



Kami nantinya akan memberitahukan kepada informan harga untuk setiap varian produknya nanti, lalu konsumen dapat menilai apakah harga tersebut sudah sesuai dengan produk yang didapatkan atau belum.



Edukasi



Informan dapat menilai atribut ini berdasarkan informasi yang kami berikan mengenai kesehatan terhadap kambing guling, apakah konsumen dapat menerimanya atau tidak.



Inovasi



Informan menilai dan memberi masukan terhadap kecocokan kambing guling yang disajikan dengan nasi dan bumbu sambal



Availability



Informan memberikan masukan akan intensitas konsumsi produk jika mudah ditemukan



Tabel 3. 16 Job Description Alfa Tes Nama



Peran



Adi Kardjono



Menyediakan bahan dan persiapan produk untuk Tes Alfa dan memasak selama pelaksanaan Tes Alfa berlangsung.



Daniel Surya



Mencari peserta Tes Alfa yang sesuai dengan target pasar yang dituju dan membantu proses memasak.



Kevin Chin



Menyediakan dan menyiapkan tempat untuk pelaksanaan Tes Alfa dan membantu proses memasak.



Kevinnardi Iswara



Menjadi moderator saat Tes Alfa berlangsung.



Michael Soemitro



Melakukan dokumentasi selama Tes Alfa berlangsung.



Hadi



143



c. When KANYE akan merencanakan untuk melakukan kegiatan penelitian Tes Alfa pada hari Jumat tanggal 9 Februari 2018 dan Minggu 11 Februari 2018. Pada hari Jumat kami akan melakukan tes alfa terhadap golongan Social Foodie di BSD dimulai dari jam 6 malam. Untuk golongan Challenger dilakukan pada hari Minggu jam 10 pagi di Muara Karang dan untuk golongan Social Gathering dilakukan di Citra Garden jam 2 siang. Proses tes alfa diperkirakan 1 - 2 jam. d. Where Dalam pelaksanaan Tes Alfa, KANYE akan memilih dan mempersiapkan tempat yang cocok untuk menjalankan tes tersebut. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan untuk KANYE memilih tempat adalah mudah ditemukan oleh peserta tes, memiliki tempat memasak dan mempunyai fasilitas seperti meja makan dan sebagainya. Karena itu KANYE memilih rumah yang sedang disewa oleh anggota KANYE, selain dengan lokasinya yang berdekatan dengan Universitas Prasetiya Mulya, peserta juga dapat langsung mencoba produk KANYE yang baru dimasak dilokasi. Lalu di salah satu rumah anggota KANYE di Muara Karang, Jakarta Utara dan di Citra Garden, Jakarta Barat. e. Who KANYE telah mencari 12 calon peserta yang akan mengikuti Tes Alfa pada tanggal 9 Februari. Calon peserta yang dicari adalah target segmen dari produk KANYE itu sendiri yang terbagi dengan 3 kategori, karena itu kita mencari 4 orang dari setiap segmen untuk mengikuti Tes Alfa. Data-data dari peserta Tes Alfa dapat dilihat di bagian lampiran. 3.3.2 Hasil Penelitian Tes Alfa KANYE telah berhasil melakukan tes alfa dengan jadwal yang telah di tetapkan yaitu pada tanggal 9 Februari 2018 dan 11 Februari 2018 dengan jumlah 12 informan. Sesuai yang kami rencanakan disini kami menguji 3 varian produk kami yaitu sambal kecap, sambal matah dan sambal ijo. Disini kami telah menjelaskan penilaian untuk tes alfa ini yang dibagi menjadi aspek fisik ( tangible ) dan aspek non-fisik ( intangible ). Untuk memaparkan data secara jelas baik secara deskriptif



144



maupun kuantitatif, kami disini telah membagi temuan hasil tes alfa ini sesuai dengan varian menu yang kami coba : 



Sambal Kecap



Deskripsi Menu: “Sambal Kecap”, direkomendasikan untuk orang yang ingin menikmati rasa original dari kambing guling. Komposisi utama dari sambel kecap ini adalah daging kambing guling ( 100 gr ), nasi putih ( 200 gr ), dan sambal kecap (10 gr). Menu ini akan kami jual seharga Rp 40.000 / porsi. Tabel 3. 17 Hasil Penilaian Aspek Tangible Sambal Kecap Aspek Fisik (Tangible) Produk



Keterangan



Rasa



Rata - rata: 4.33 Feedback: Secara keseluruhan, para peserta alfa test kami, sudah menyukai rasa yang diberikan, apalagi rasa kambing guling yang disajikan sudah bisa bersaing dengan kambing guling pada umumnya.



Tekstur



Rata - rata: 4.083 Feedback: Dari segi tekstur, sudah baik. Para informan kami, mengatakan bahwa dagingnya sudah empuk dan mudah untuk dikunyah dan ditelan



Varian Menu



Rata - rata : 4.33 Feedback: Sudah sangat cocok dan pas, akan tetapi ada baiknya apabila bumbu kecapnya dipisah agar bisa ditambahkan sesuka hati. Cabainya juga harus ditambah agar bisa mengeluarkan rasa pedas yang pas.



Aroma



Rata - rata : 3.916 Feedback: Mayoritas dari informan kami mengatakan bahwa aromanya sudah ada aroma khas kambing guling. Akan tetapi ada minoritas yang mengatakan bahwa aromanya masih terlalu kambing, sehingga akan ada masalah untuk orang yang sensitif dengan aroma kambing.







Sambal Matah



Deskripsi Menu : “Sambal Matah”, direkomendasikan untuk orang yang ingin mencoba kambing guling dengan cita rasa khas bali yang pedas. Komposisi utama dari sambal matah ini adalah daging kambing guling ( 100 gr ), nasi putih ( 200 gr ), dan sambal matah (10 gr). Menu ini akan kami jual seharga Rp 42.000 / porsi.



145



Tabel 3. 18 Hasil Penilaian Aspek Tangible Sambal Matah Aspek Fisik (Tangible) Produk



Keterangan



Rasa



Rata - rata : 4 Feedback: Secara keseluruhan, para peserta alfa test kami, menyukai perpaduan rasa antara sambal matah dengan kambing guling.



Varian Menu



Rata - rata : 4.41666667 Feedback : Para informan banyak beranggapan bahwa sambal matah kurang pedas dan lebih baik diberikan level untuk tingkat kepedasan.



Aroma



Rata - rata : 4.16666667 Feedback : Para informan beranggapan bahwa aroma yang dikeluarkan dari sambal matah bisa menutupi bau dari daging kambing.







Sambal ijo



Deskripsi Menu : “Sambal ijo”, Direkomendasikan untuk orang yang ingin mencoba kambing guling dengan cita rasa khas padang yang gurih. Komposisi utama dari sambel ijo ini adalah Daging kambing guling ( 100 gr), Nasi putih ( 200 gr), dan sambal ijo ( 10 gr). Menu ini akan kami jual dengan harga Rp. 42.000 per porsinya. Tabel 3. 19 Hasil Penilaian Aspek Tangible Sambal Ijo Aspek Fisik (Tangible) Produk



Keterangan



Rasa



Rata - rata: 3.75 Feedback: Secara keseluruhan, para peserta alfa test kami menyukai produk ini, namun ada beberapa komentar mengenai sambal terlalu berminyak yang kurang pas



Varian Menu



Rata - rata: 3.583 Feedback : Informan banyak yang beranggapan menu terlalu berminyak namun ada yang berpendapat sesuai dengan cita rasa padang.



Aroma



Rata - rata : 3,5 Feedback : Informan beranggapan bahwa aroma sambel ijo beraroma gurih namun ada juga yang bilang terlalu berminyak.



146



Tabel 3. 20 Hasil Penilaian Aspek Tangible Porsi



Rata - rata: 4,083 Feedback: Dari porsi yang diberikan, seluruh peserta sudah cukup puas dengan porsi yang telah kami berikan. Akan tetapi, ada yang memberikan masukan untuk menjual hanya kambingnya saja, dengan tidak menggunakan nasi.



Packaging



Dari segi packaging, mayoritas informan lebih memilih packaging nomer 3 dibandingkan nomer 2. Packaging nomer 3 dipilih oleh 9 orang, sedangkan packaging nomer 2 hanya 3 orang. Feedback: Buat packagingnya, dengan warna yang sesuai dengan logo, selain itu buatlah packaging agar bisa tahan dengan makanan panas.



Servis



Keterangan



Kecepatan (waktu penyajian)



Rata - rata : 4,083 Feedback : Informan sudah cukup puas dengan waktu penyajian kami yaitu sekitar 5 menit dan berharap kami konsisten karena menurut mereka kambing guling harus disajikan saat panas.



Ekspektasi



Rata - rata : 3,583



Realita



Rata - rata : 4,4167



Tabel 3. 21 Hasil Penilaian Aspek Intangible Aspek Non-Fisik (Intangible) Produk



Keterangan



Harga



Secara keseluruhan informan kami paling rendah 1 orang rela membayar sebesar Rp 35.000 sedangkan mayoritas rela membayar sekitar Rp 40.000 - Rp 50.000.



Edukasi



Informan setelah mendapatkan fakta bahwa daging kambing tidak menyebabkan kolesterol dan darah tinggi mulai menjadi tertarik dalam mengonsumsi daging ini sebagai konsumsi rutin.



Inovasi



Informan menginginkan adanya side dish atau topping seperti telur ceplok / sate yang bisa menambah selera makan.



Availability



Informan juga tertarik jika ada yang menyediakan Kambing guling secara perporsi dan dapat di akses atau dibeli secara mudah melalui berbagai applikasi online.



3.3.3 Konsep produk / Layanan hasil Penelitian Tes Alfa Secara keseluruhan hasil dari penelitian tes alfa sangat bermanfaat dan berguna untuk tahap penelitan tes beta yang akan dilakukan oleh KANYE. Dari hasil tersebut KANYE dapat memperbaiki dan menambahkan aspek fisik dan non-fisik



147



agar dapat menyajikan produk kambing guling yang inovatif dan sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen. Berdasarkan hasil data yang sudah didapat, berikut adalah konsep produk dan layanan yang akan diberikan oleh KANYE berdasarkan hasil tes alfa yang sudah divalidasi. Sambal Kecap Produk



Pada varian menu sambal kecap mendapatkan nilai 4,33/5 untuk rasa, dari segi sambalnya sendiri mendapatkan nilai 4,33 /5, dan untuk aroma 3.916 / 5, angka ini menunjukan nilai yang baik. Akan tetapi dari feedback yang diberikan oleh informan kami, kami akan melakukan pengubahan untuk varian ini berupa :  Penambahan cabe yang digunakan agar lebih pedas  Menyediakan sambal kecap tambahan untuk konsumen  Menambahkan jeruk nipis untuk menutupi bau dari daging kambing



Sambal Matah Produk



Pada varian menu sambal matah mendapatkan nilai 4 untuk rasa dan sambalnya mendapatkan nilai 4.41. Sambel matah dinilai merupakan kombinasi yang cocok dengan kambing guling dan nasi. Produk ini mendapat respon yang sangat baik dari informan dan mendapatkan feedback yaitu:  Meningkatkan rasa pedas atau bahkan membuatkan tingkat kepedasan dari sambal matah.



Sambal Ijo Produk



Pada varian menu sambal hijau mendapatkan nilai 3.75 untuk rasa dan untuk sambalnya mendapatkan nilai 3.5. Angka ini menunjukan kalau produk ini diterima di masyarakat tapi masih belum merupakan produk yang kuat. Akan tetapi dari feedback yang diberikan oleh informan kami, kami akan melakukan pengubahan untuk varian ini berupa :  Mengurangi penggunaan minyak  Menggunakan lebih banyak cabai agar lebih pedas



Produk Porsi



Porsi kami mendapatkan nilai 4.083. Yang bisa diartikan kebanyakan informan kami sudah puas terhadap porsi yang diberikan dan dinilai mengenyangkan. Dari feedback yang kami terima ini, kami juga akan membuat porsi tambahan untuk konsumen yang nantinya menginginkan ekstra daging.



Packaging



Sesuai dengan hasil riset penelitian kuantitatif, mayoritas responden ini masih memilih packaging nomor 3 sebagai packaging yang paling pas. Dari feedback yang diberikan oleh informan bahwa dalam membuat packaging penting untuk memilih warna yang dapat menyatu dan sesuai dengan logo.



148



Harga



Sesuai dengan hasil riset informan kami rela membayar 40.000 sampai 50.000 untuk seporsi makanan kami. Hanya ada 1 orang dari 12 informan yang menyebutkan rela membayar sebesar 35.000



Education



Informan menyebutkan setelah mendapatkan informasi bahwa daging kambing tidak menyebabkan kolesterol dan darah tinggi mereka menjadi lebih tertarik untuk mengonsumsi daging kambing



Availability



Informan tertarik untuk mengonsumsi produk ini secara rutin dan akan sangat baik jika mereka mendapatkan akses yang mudah lewat applikasi online



Innovation



Selain kambing guling yang dijual secara perporsi informan juga menginginkan adanya side dish pelengkap di masakan seperti telur ceplok atau sate



Layanan Kecepatan Penyajian



Informan memberi nilai 4,083 kepada waktu penyajian kami yang berkisar selama 5 menit. Karena mereka berpendapat bahwa makanan ini harus disajikan secara panas



149



3.4 Temuan Penelitian Tes Beta 3.4.1 Rencana dan Metode Penelitian Tes Beta Pada bagian ini, KANYE akan menjelaskan perencanaan mengenai metode yang akan digunakan untuk tes beta yang akan dilaksanakan sebagai lanjutan dari Tes Alfa yang sudah dilakukan. Penelitian tes beta ini akan dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana hasil dari konsep produk dan kinerja yang telah disempurnakan terhadap pasar sasaran yang dituju. Untuk penjelasan lebih langsung dari Tes Beta yang akan dijalankan kami menggunakan metode analisis “5W+1H”. Berikut adalah penjelasannya:



a. What + Why Tabel 3. 22 Aspek Penilaian Tangible Beta Aspek Fisik ( Tangible ) – Produk Kategori



Alasan



Rasa



Untuk mengetahui apakah sudah cocok dengan rasa kambing guling pada konsumen dan dengan kambing guling



Size Portion



Untuk mengetahui apakah ukuran porsi yang diberikan sudah sesuai dengan ekspetasi konsumen.



Appearance



Mengetahui pendapat konsumen tentang penempatan atau plating produk agar bisa lebih disesuaikan dan dibuat nyaman untuk dikonsumsi



Packaging



Mengetahui apakah design packaging sudah sesuai dengan pasar yang dituju.



Topping



Mengetahui apakah topping yang berupa telur 150oring omega dan kentang crispy sudah cocok dengan kambing guling kami atau tidak.



Aroma



Informan akan kami minta untuk memberikan masukan terhadap aroma kambing guling yang telah kita sajikan.



Tekstur Daging



KANYE ingin mengetahui respon dari para informan dari segi tekstur. Disini kami akan mengetahui preferensi tekstur yang diinginkan calon konsumen kami dari Tes Alfa yang kami lakukan.



150



Aspek Fisik ( Tangible ) – Servis Kategori



Alasan



Kejelasan Menu



KANYE akan memberikan design menu yang praktis dan mudah dimengerti agar konsumen tau jelas apa yang dipesannya.



Kecepatan waktu penyajian



KANYE akan membuat SOP dan melakukan preparasi bahan sebelum jam buka serta melakukan forecasting sales agar supply sesuai dengan demand.



Tabel 3. 23 Aspek Penilaian Intangible Beta Aspek Non-Fisik ( Intangible ) - Produk Kategori



Alasan



Promosi



Bertujuan untuk melihat apakah strategi pemasaran yang dilakukan pada saat Beta Test sudah benar atau belum agar dapat disesuaikan kembali.



Harga



Peserta akan memberikan masukan mengenai harga yang ditawarkan untuk seporsi KANYE. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan preferensi harga yang pas untuk para calon konsumen



Edukasi



Peserta akan diberikan informasi mengenai cara mengonsumsi daging kambing dengan sehat. Hal ini bertujuan untuk melihat tingkah laku dari calon konsumen, Apakah masih takut untuk mengonsumsi kambing atau malah jadi ingin mengonsumsi kambing setiap hari



Innovasi



Peserta akan memberikan masukan mengenai inovasi produk. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk diterima oleh calon pembeli



Availability



Peserta akan diberi tahu bahwa produk kambing guling kini mudah ditemukan dan kami ingin mengetahui sikap mereka ketika mengonsumsi produk ini ( Setiap hari, 2 hari sekali)



b. How Dalam mengukur keseluruhan hasil dari aspek fisik dan non-fisik yang sudah dijelaskan di atas, KANYE akan melakukan beberapa metode yang sesuai saat penjalanan tes beta, dengan berjalannya tes beta maka akan terjadi transaksi langsung dengan konsumen, maka karena itu salah satu metode pengukuran nya adalah dengan membagikan kuisioner singkat untuk konsumen. Kami akan membagikan kuisioner kami kepada 10 konsumen pertama yang membeli produk kami. Berikut adalah kuesioner yang akan kami berikan :



151



Kuisioner beta KUISIONER PENELITIAN Kepada Yth. Responden di tempat, Kami adalah mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya. Saat ini kami sedang melakukan sebuah penelitian lanjut untuk brand KANYE (Kambing Guling) supaya dapat di improve semaksimal mungkin. Oleh karena itu, kami bermaksud ingin meminta bantuan Saudara untuk bersedia menjadi responden penelitian kami. Kami berharap Saudara memberikan jawaban apa adanya, sesuai dengan pengalaman dan perasaan Saudara. Terima kasih banyak atas partisipasinya. Hormat kami, Tim Peneliti Lingkari varian rasa berdasarkan menu yang di pesan Varian rasa yang dicoba



Sambal Kecap



Sambal Matah



Sambal Ijo



Setelah membeli / tidak membeli terhadap produk KANYE, mohon berikan penilaian terhadap aspek-aspek berikut yang menjadi atribut penilaian produk: 1 = Sangat Buruk, 7 = Sangat Baik No. Atribut



Skala Penilaian



Tangible 1



Rasa



1 2 3 4 5 6 7



2



Size Portion



1 2 3 4 5 6 7



3



Appearance



1 2 3 4 5 6 7



4



Packaging



1 2 3 4 5 6 7



5



Topping



1 2 3 4 5 6 7



6



Aroma



1 2 3 4 5 6 7



152



7



Tekstur Daging



1 2 3 4 5 6 7



8



Kejelasan Menu



1 2 3 4 5 6 7



9



Kecepatan waktu penyajian 1 2 3 4 5 6 7



Intangible 1



Promosi



1 2 3 4 5 6 7



2



Harga



1 2 3 4 5 6 7



3



Innovasi



1 2 3 4 5 6 7



Beri tanda [✓] pada jawaban yang sesuai. STS: Sangat Tidak Setuju, TS: Tidak Setuju, N: Netral, S: Setuju, SS: Sangat Setuju Pernyataan



STS TS N S SS



1. Saya akan membeli KANYE, apabila tersedia setiap hari dan bisa dipesan melalui online Alasan : 2. Saya menjadi tidak takut untuk mengonsumsi kambing karena mengetahui bahwa kambing memiliki kolestrol yang rendah Alasan :



KRITIK DAN SARAN



153



DEMOGRAFI Pertanyaan



Jawaban



Umur



_______tahun



Pekerjaan



[1] Pelajar



[4] Wirausaha



[2]Karyawan Swasta



[5] Lainnya : ____________



[3] PNS/TNI/Polri Domisili (tempat tinggal) [1] Jakut



[4] Jakbar



[7] Tangerang



[2] Jakpus



[5] Jaktim



[8] Bekasi



[3] Jaksel



[6] Bogor



[9] Lainnya



Terima kasih atas partisipasinya.



Tabel 3. 24 Job Description Tes Beta Nama



Peran



Adi Kardjono



Menimbang dan memasak daging.



Daniel Surya



Mengantar makanan dan memberikan kuesioner



Kevin Chin



Memasak telur goreng.



Kevinnardi Iswara



Menjadi kasir dan menjelaskan nilai edukasi dari kami.



Michael Hadi Soemitro



Memasukan nasi dan kentang crispy kedalam packaging.



154



c. Where Setelah melakukan analisis terhadap pencarian data pada penelitian kuantitatif dan kualitatif, makan KANYE tetap akan membuka tempat di PHX Grogol. PHX Grogol ini merupakan sebuah foodcourt yang bertemakan kontener kontener, tenant makanan yang terdapat disana pun bervariasi dan belum ada produk yang menjual makanan berbasis daging kambing maupun domba. Selain itu, kami memilih lokasi ini karena tempat ini merupakan tempat yang cukup strategis dimana dekat dengan perumahan, perkantoran, dan juga universitas. Pengunjung yang mendatangi tempat ini juga sesuai dengan profil konsumen yang telah kami buat pada bab 1. d. When KANYE memiliki perencanaan dalam melakukan penelitian tes beta pada tanggal 12 April 2018. Sehingga kami sudah bisa melakukan launching produk kami selambat lambatnya sekitar satu minggu setelah melakukan beta tes. e. Who Sesuai dengan analisis target sasaran pada bab sebelumnya, KANYE akan menargetkan konsumen dengan sebutan social foodie (umur 10 - 24), challenger (umur 25 - 49), dan social gathering (umur diatas 50 tahun).



155



3.4.2 Hasil Penelitian Tes Beta Hasil Demografi Pertanyaan



Jawaban



Umur



-20 : 5 orang 21-30 : 22 orang 30-50 : 13 orang



Pekerjaan



Pelajar : 15 Orang Karyawan Swasta : 18 Wirausaha : 7



Domisili



Jakut : 11 Jakbar : 12 Jaksel : 3 Jakpus : 6 Bogor : 4 Tangerang : 4



Varian Rasa Sambal Kecap



Responden : 15



Sambal Matah



Responden : 15



Sambal Ijo



Responden : 10



156



Tabel 3. 25 Hasil Penilaian Aspek Tangible Tes Beta Aspek Fisik (Tangible) Produk



Keterangan



Rasa



Rata - rata: 5,9 Feedback: Dari segi rasa, para konsumen kami mengatakan bahwa rasa yang ditawarkan sudah enak dan sama seperti kambing guling pada umumnya. Sambal yang ditawarkan juga cocok dengan nasi kambing guling.



Size Portion



Rata - rata: 6,275 Feedback: Porsi yang ditawarkan sudah cukup mengenyangkan bagi mayoritas konsumen kami.



Appearance



Rata - rata : 6,15 Feedback: Sudah sangat baik dari segi penampilan, terutama dari segi penataan dan telur omega setengah matang yang menggugah selera.



Packaging



Rata - rata : 5,275 Feedback: Dari segi packaging, sudah tergolong baik, karena membuat para konsumen menjadi nyaman dan praktis untuk bisa menikmati KANYE.



Topping



Rata - rata : 5,175 Feedback: Topping yang disediakan sudah cocok terutama apabila dipadukan dengan sambal dan kentang crispy yang membuat para konsumen mendapatkan sensasi crispy dan daging kambing yang empuk.



Aroma



Rata - rata : 6,575 Feedback: Aroma yang ditawarkan sudah sangat baik, tidak ada bau kambing yang tersisa dan aromanya sama dengan kambing guling.



Tekstur Daging



Rata - rata : 6,025 Feedback: Dari segi tekstur, sudah baik. Para informan kami, mengatakan bahwa dagingnya sudah empuk dan mudah untuk dikunyah dan ditelan.



Kejelasan Menu



Rata - rata : 2,575 Feedback: Dari segi menu, masih sulit untuk bisa dimengerti oleh konsumen, terutama susunan dari penambahan toppingnya.



Kecepatan Waktu Penyajian



Rata - rata : 5,175 Feedback: Dari waktu penyajian sudah baik, karena para konsumen mengganggap tidak terlalu lama.



157



Tabel 3. 26 Hasil Penilaian Aspek Intangible Tes Beta Aspek Non-Fisik (Intangible) Produk



Keterangan



Promosi



Rata - rata: 3,45 Feedback: Promosi yang kita tawarkan kepada konsumen, yang berupa free telor omega ketika post KANYE di instastory dianggap masih kurang menarik bagi konsumen.



Harga



Rata - rata: 4.225 Feedback: Dari segi harga, para konsumen dapat menerima harga yang telah kita tawarkan, terbukti dari hasil rata - rata yang menunjukan nilai diatas angka 4



Innovasi



Rata - rata : 5,975 Feedback: Secara keseluruhan,. mereka menilai cukup tinggi karena menganggap innovasi yang kami lakukan sangatlah innovatif dan dapat diterima oleh mereka.



Availability



Dari aspek ini, kita mendapatkan bahwa mayoritas konsumen kami sangat setuju apabila mereka ingin membeli KANYE apabila tersedia di go - food. (mayoritas setuju)



Edukasi



Dari segi edukasi, para konsumen kami mengaku menjadi tidak takut untuk mengonsumsi daging kambing karena daging kambing memiliki kolestrol yang rendah (mayoritas setuju)



3.4.3 Konsep produk / Layanan hasil Penelitian Tes Beta Dari beta tes yang sudah dijalankan terhadap 40 orang, KANYE dapat menarik kesimpulan bahwa dari segi rasa, portion, appearance, packaging, topping, aroma, tekstur,kecepatan dan innovasi sudah bisa diterima oleh para konsumen kami. Akan tetapi, dari segi kejelasan menu bisa dikatakan masih belum bisa diterima, karena masih memiliki nilai yang berada dibawah angka 4. Oleh karena itu, kita akan membuat daftar menu baru, yang memiliki desain serta kejelasan yang cukup untuk para konsumen kita. Untuk harga kami mendapatkan rating 4,225, hal ini menunjukan bahwa harga yang kami berikan sudah cukup pas namun belum begitu memberikan nilai yang maksimal. Lalu kami juga mendapatkan masukan untuk membuat menu untuk konsumen yang tidak menyukai pedas. Maka dari itu untuk melanjutkannya kami membuat menu tambahan untuk rasa original yang tidak pedas



158



Bab 4 PROFIL DAN STRATEGI PERUSAHAAN 4.1



Deskripsi Produk atau Layanan Kelompok kami menamakan bisnis yang kami buat ini KANYE ( Kambing



Enye - Enye ). Kami memutuskan untuk menggunakan enye - enye dalam nama kami ini karena selain untuk menarik perhatian masyarakat akan produk kami, juga untuk menggambarkan bahwa daging kambing yang kami sajikan tersebut lembut. KANYE menawarkan kepada masyarakat masakan kambing guling yang dijual secara perporsi dengan nasi putih yang dipadukan dengan kentang goreng garing dan berbagai jenis sambal nusantara. Selain itu kami juga menyediakan tambahan telur goreng jika konsumen ingin melengkapi makanan mereka. Telur yang kami gunakan adalah telur omega, kami menggunakan telur omega karena telur omega memiliki warna kuning telur yang berwarna oranye yang dapat meningkatkan estetika makanan dan selera makan konsumen. Selain itu telur omega juga memiliki kandungan makanan yang lebih baik dibandingkan dengan telur ayam biasanya. Teknik memasak yang kami gunakan untuk memasak kambing guling kami adalah teppanyaki, teknik ini umumnya digunakan pada masakan jepang. Kami menggunakan teknik ini karena kambing guling yang kami jual itu perporsi bukan perekor sehingga lebih efisien menggunakan teknik ini dibandingkan dengan menggunakan penggulingan kambing yang merupakan teknik slow cook. Untuk menyajikan daging kambing yang lembut, kami menggunakan bagian bahu dan paha yang merupakan bagian terlembut yang bisa digunakan untuk memasak kambing guling. Lalu agar daging kambing yang kami sajikan tidak menimbulkan bau yang tidak sedap, kami menggunakan berbagai rempah rempah yang dapat menghilangkan bau pada daging kambing untuk memarinasi daging kami. Daging kambing yang kami gunakan juga merupakan daging kambing kualitas internasional dari vendor yang sudah terpercaya dan sudah banyak digunakan oleh restoran - restoran ternama.



159



Untuk saat ini kami memberikan 3 varian sambal yang dapat dipilih oleh konsumen untuk di padukan dengan kambing guling sesuai dengan selera mereka. Sambal yang kami sediakan adalah : ● Sambal Kecap



Gambar 4. 1 Sambal Kecap Direkomendasikan untuk orang yang ingin menikmati rasa original dari kambing guling. Komposisi utama dari sambel kecap ini adalah daging kambing guling ( 80 gr ), nasi putih ( 200 gr ), kentang crispy ( 30 gr ) dan sambal kecap (5 gr). Menu ini akan kami jual seharga Rp 40.000 / porsi.



160



● Sambal Matah



Gambar 4. 2 Sambal Matah Direkomendasikan untuk orang yang ingin mencoba kambing guling dengan cita rasa khas bali yang pedas. Komposisi utama dari sambal matah ini adalah daging kambing guling ( 80 gr ), nasi putih ( 200 gr ), kentang crispy ( 30 gr ) dan sambal matah (5 gr). Menu ini akan kami jual seharga Rp 40.000 / porsi.



161



● Sambal ijo



Gambar 4. 3 Sambal Ijo Direkomendasikan untuk orang yang ingin mencoba kambing guling dengan cita rasa khas padang yang gurih. Komposisi utama dari sambel ijo ini adalah daging kambing guling ( 80 gr), nasi putih ( 200 gr), kentang crispy ( 30 gr ) dan sambal ijo ( 5 gr). Menu ini akan kami jual dengan harga Rp. 40.000 per porsinya.



162



4.2 Visi Perusahaan Sebagai suatu perusahaan yang bergerak di bidang food and beverages, KANYE memiliki visi untuk menjadi pilihan utama pelanggan dalam menyediakan masakan kambing guling yang praktis dan innovatif dengan standar konsisten dan menjadi brand yang dapat bersaing dengan kompetitor di pasar dalam negeri KANYE memiliki visi untuk dikenal di pasar dalam negeri akan hidangan yang khas juga memiliki standar masakan yang tidak mengecewakan pelanggan. 4.3 Misi Perusahaan Untuk mencapai visi diatas, KANYE memiliki misi yaitu -



Menjadi brand Restoran yang dikenal di Jakarta



-



Menjadi restoran yang menyediakan kambing guling yang fleksibel dengan rasa yang konsisten



-



Membuat masakan Kambing guling yang fleksibel dan innovatif yang sesuai dan diterima oleh masyarakat



-



Mengedukasi masyarakat akan kandungan daging kambing yang sebenarnya



Bisnis kami akan berasaskan kejujuran, dan integritas yang tinggi. KANYE akan terus berinovasi dalam industri kambing guling, dengan nilai nilai yang telah diterapkan di perusahaan. 4.4



Tujuan dan Sasaran Perusahaan 1 Tahun ke Depan Kami menggunakan SMART goals untuk membantu mewujudkan visi dan



misi dari perusahaan, berikut adalah tujuan dan sasaran yang akan dilaksanakan : Tujuan : Menjadi market leader dalam pasar kambing guling di Jakarta Sasaran : -



Membuka gerai kedua di Jakarta dalam jangka waktu 6 bulan



-



Terus memberikan produk yang innovatif dalam jangka waktu 6 bulan sekali



-



Menjaga kualitas dan konsistensi produk dan servis bisa mendapat komplain dari konsumen kurang dari 1% dalam setahun



163



4.5



Meningkatkan sales setiap bulannya minimal sebesar 5% Nilai yang Dianut



Sebagai perusahaan yang bergerak di industri makanan KANYE harus memiliki pedoman yang kuat agar dapat mewujudkan visi dan misi nya oleh karena itu KANYE mempunyai “ K I K F“ yang memiliki arti sebagai berikut : ○ K : Kualitas = Untuk menjadi yang terbaik, KANYE berupaya memberikan produk, layanan dan promosi dengan kualitas yang konsisten. ○ I : Inovatif = Kami juga akan terus melakukan research and development terhadap produk dan promosi sehingga kepuasan konsumen dapat di penuhi setiap saat. ○ K : Konsisten = KANYE juga akan mempertahankan rasa produk dan kinerja dari pelayanan kami agar tetap optimal untuk dapat memuaskan dan tidak mengecewakan konsumen. ○ F : Fleksibel = Kami akan cepat beradaptasi dengan keadaan pasar yang berubah-ubah agar dapat bersaing dengan kompetitor 4.6



Modal Kewirausahaan



Untuk modal kewirausahaan kami membuka KANYE, kami menggunakan metode self-funding. Metode ini kami pilih karena cara ini merupakan cara tercepat untuk mendapatkan dana untuk membuka bisnis ini jika dibandingkan dengan metode lainnya seperti meminjam dari bank, pegadaian, venture capital maupun angel investor. Kebutuhan total modal usaha kami untuk menjalankan bisnis ini adalah sebesar Rp 42.790.500. Untuk memenuhi kebutuhan modal kami setiap anggota kelompok menanamkan modal sebesar Rp 8.558.100. Perincian modal untuk menjalankan usaha ini dapat dilihat di tabel 4.1 perincian modal usaha.



164



Tabel 4. 1 Perincian Modal Usaha Nama



Harga



Sewa (Deposit 2 bulan akhir dan 1 bulan awal)



Rp14.400.000



Desain Tempat



Rp10.000.000



Cetak Packaging ( 2000 packaging )



Rp2.700.000



Desain Packaging



Rp300.000



Gaji Karyawan / Bulan (1 orang)



Rp3.700.000



Research & Development



Rp3.000.000



Budget Marketing



Rp2.500.000



Inventory Cushion



Rp2.000.000



Kitchen Equipment Kulkas



Rp1.530.000



Rice cooker



Rp280.000



Blender



Rp235.000



Isi ulang gas



Rp155.000



Timbangan



Rp53.000



Pisau



Rp30.000



Talenan



Rp20.000



Panci Telur



Rp40.000



Panci Daging



Rp95.000



Dandang Aluminium



Rp20.000



Toples Plastik ( 5 )



Rp40.000



Tempat Cabe Stainless ( 3 )



Rp210.000



Tempat Bumbu Oles



Rp85.000



Kabel Roll



Rp139.000



Spatula Kayu



Rp20.000



Spatula Stainless



Rp30.000



Sponge



Rp8.000



165



Nama



Harga



Kain Lap



Rp12.000



Sapu dan Pengki



Rp80.000



Total Kitchen Equipment



Rp3.482.000



Total



Rp40.082.000



166



4.7 Perencanaan Bentuk Badan Usaha Pengertian Badan Usaha adalah kesatuan hukum, teknis dan ekonomis yang memiliki tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan dengan kegiatan yang diciptakan. Bentuk bentuk badan usaha: Perusahaan perseorangan merupakan jenis kegiatan usaha, modal dan manajemen ditangani oleh satu orang. Orang yang punya usaha tersebut biasanya menjadi manajer atau direktur sendiri, jadi tanggung jawabnya tidak terbatas. Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan beberapa orang lebih dari satu orang atau badan hukum koperasi berkegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandas asas kekeluargaan. BUMN merupakan jenis badan usaha yang mana seluruh atau sebagian modal dimiliki oleh Pemerintah. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) adalah jenis badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh sekelompok orang atau seseorang. BUMS dibedakan menjadi firna, CV atau persekutuan komanditer, PT (perseroan terbatas) dan yayasan. Dengan pemahaman demikian KANYE menetapkan putusan bentuk badan usaha yang baik, sangat cocok dan tepat adalah perusahaan perseorangan. Ciri-cirinya yaitu dimiliki perorangan, pengelolaan sederhana, pemodalan tidak terlalu besar dan kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik KANYE sendiri. Kelebihan yang dimiliki adalah dapat dimulai dengan mudah, biaya tergolong rendah dan bebas dalam mengelola perusahaan. Akan tetapi memiliki kekurangan sebagai berikut tenaga kerja dan manajemen terbatas, Kebutuhan modal yang dapat dipenuhi oleh pemilik juga kecil dan Karena perorangan dan biaya terbilang sedikit, jadi kemampuan perusahaan terbatas. Oleh karena kekurangan dan kelebihan yang demikian sangat memiliki kecocokan dengan kondisi KANYE disebabkan perusahaan perseoranganlah yang paling tepat untuk kami jalankan.



167



4.8



Strategi Bersaing Perusahaan



KANYE berlokasi di PHX Grogol yang merupakan tempat strategis karena dikeliling oleh beberapa perkantoran dan 2 universitas yaitu Universitas Trisakti dan Universitas Tarumanagara. Pada penerapannya kami akan menerapkan teori dari mata kuliah Strategic Management. Untuk menerapkan teori ini kami akan melakukan beberapa analisa menggunakan PESTEL dan SWOT matrix. PESTEL a. Economic Force Konsumsi daging merupakan salah satu kebutuhan utama manusia dikarenakan daging merupakan sumber utama protein yang dibutuhkan tubuh. Namun di Indonesia konsumsi daging per kapita masih rendah jika dibandingkan negara lain. Tentunya daging yang paling sering di konsumsi dan paling awam adalah daging sapi. Berikut adalah seputar berita mengenai konsumsi daging sapi di Indonesia. Tabel 4. 2 Konsumsi daging sapi Konsumsi daging sapi



Konsumsi Per kapita



Defisit Impor



2015



2.2 Kg



238.000 ton



2016



2.84 Kg



220.000 ton



2017 (April )



2.9 Kg



250.198 Ton



Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa konsumsi daging sapi di Indonesia masih sangat kurang. Untuk perbandingan konsumsi daging sapi di Singapura mencapai 55kg dan di Filipina yang masih satu kategori negara berkembang mencapai 7 kg Per kapita. Hal ini disebabkan karena pendapatan masyarakat yang masih relatif kecil dibandingkan 2 negara ini. Dan Impor daging sapi yang banyak membuat harga menjadi mahal sehingga sulit di jangkau oleh kebanyakan masyarakat. Namun kebutuhan daging sapi ini dapat di substitusi dengan konsumsi daging kambing. Daging kambing selain mengandung kolesterol yang lebih rendah dari daging sapi memiliki harga yang lebih dapat di jangkau masyarakat. Berikut adalah



168



perbandingan harga daging sapi dan harga daging kambing yang diambil pada september 2017 pada web Infopangan.co.id



Gambar 4. 4 PERBANDINGAN HARGA DAGING KAMBING DAN DAGING SAPI 28 Dari data di atas dapat dilihat perbedaan harga daging kambing. harga daging kambing terendah dan daging sapi terendah sangat berbeda jauh. Harga daging sapi berbeda 12% lebih besar dari daging kambing. apalagi di bandingkan dengan daging has sapi. Berdasarkan berita dari merdeka.com tanggal 27 agustus 2016. Kementrian pertanian bertekad untuk memberikan perhatian serius terhadap kualitas domba dan kambing yang terbukti terus meningkat populasinya sebanyak 5.8% dalam kurung waktu 2011-2015. Kementan juga bertekad agar dapat mengekspor domba dan kambing berkualita b. Social, Cultural, Demographic, and Natural Environment Forces Masakan kambing guling aslinya pada sejarahnya di beberapa negara sangat identik dengan perayaan di seluruh dunia. Misalnya kambing guling di amerika di santap sebagai hidangan menyambut paskah, di Yunani hidangan ini selain untuk menyambut paskah juga sebagai selametan pasangan yang akan menempati rumah baru sedangkan di China hidangan ini biasanya disediakan untuk menyambut tamu yang penting.



28



Info Pangan. (2017). Perbandingan Harga Daging Sapi dan Daging Kambing, www.infopangan.co.id. Diakses pada 15 September 2017



169



Gambar 4. 5 Persebaran Agama di DKI Jakarta Tahun 201429 Diatas merupakan data persebaran agama di daerah DKI Jakarta. Seperti yang telah kita ketahui kalau mayoritas penduduk jakarta beragama Islam dan totalnya sebanyak 8.3 Juta jiwa. Masakan kambing sangat identik dengan masakan timur tengah yang merupakan tempat yang sama dengan asal dari agama Islam sendiri. Tentunya masyarakat Jakarta sudah tidak awam dengan makanan kambing. Tren ini dapat dilihat dari budaya warga yang kebanyakan kalau ada acara pernikahan / Selametan akan memesan kambing guling sebagai hidangan pada acaranya. Ini juga yang merupakan salah satu faktor dimana kami ingin memfasilitasi konsumen yang gemar mengonsumsi kambing guling agar tidak kesulitan dalam mencari produk ini Dari data di atas tentunya kita dapat melihat bahwa mayoritas penduduk beragama islam. Seperti yang kita ketahui bahwa agama Islam adalah agama yang berasal di timur tengah lebih khususnya di Arab. tentunya masuknya agama Islam dari Arab ke Indonesia akan membawa berbagai budaya dari negara asal ke



29



Pusat Data Ekonomi. (2014). Jumlah penduduk Jakarta tahun 2014 berdasarkan agama. https://dataekonomisite.wordpress.com/2016/12/13/jumlah-penduduk-muslimjakarta-2016/ Diakses pada 16 September 2017



170



Indonesia. Kami ingin memfokuskan ke arah budaya kuliner yang masuk ke Indonesia lewat masuknya Agama Islam ini. Kami mencoba melakukan penelitian tentang makanan timur tengah yang paling populer di Indonesia hasilnya adalah sedemikian berikut. penelitian kami lakukan secara sederhana dengan menulis keyword masakan timur tengah di Indonesia dan dari hasil page pertama di google kami mendapat ada 4 makanan yang hampir selalu ada di setiap website, yaitu: Makanan timur tengah paling populer di Indonesia 1 Kebab 2. Kari 3. Roti Maryam 4. Nasi Kebuli Dari keempat masakan di atas memiliki 1 kesamaan bahwa masakan tersebut mengandung daging kambing entah itu menjadi bagian pokok masakan atau sebagai pelengkap.Masakan kambing guling. Meski jarang ditemui di restoran-restoran masakan ini sangat kental konotasinya dengan acara pernikahan. Masakan ini hampir selalu ada di setiap acara pernikahan. Masakan kambing identik dengan agama islam karena adanya keterkaitan budaya antar masakan kambing yang biasanya merupakan kuliner has timur tengah dengan agama islam yang berasal dari timur tengah pula. Dan ada hadits yang bermakna positif mengenai daging kambing. pada hadits tersebut dijelaskan bahwa hewan kambing terkandung keberkahan dan kebaikan yang banyak. berikut kutipan dari kitab suci Al Quran. Dari website muslim.or.id tentang keberkahan pada daging kambing tanggal 9 september 2016 ‫اتخذوا الغنم فإن فيها بركة‬ ” Peliharalah (manfaatkan) oleh kalian kambing kerana di dalamnya terdapat barakah” ‫والشاب ر‬ ‫البكة ف الغنم لما فيها من اللباس والطعام ر‬ ‫ فإنها تلد يف العام ثلث مرات‬،‫وكبة األوالد‬ ‫وجعل ر‬ ‫ي‬ ‫ وتحمل صاحبها عليه من خفض الجناح ولي الجانب‬،‫إىل ما يتبعها من السكينة‬



171



“Allah telah menjadikan berkah pada kambing di mana kambing bisa dimanfaatkan untuk pakaian, makanan, minuman, banyaknya anak, karena kambing beranak tiga kali dalam setahun, sehingga memberikan ketenangan bagi pemiliknya. Kambing juga membuat pemiliknya rendah hati dan lembut terhadap orang lain” Di agama Islam juga mengenal budaya Aqiqah maksudnya adalah kurban yang ditujukan untuk menunjukan rasa syukur kepada Tuhan karena dikaruniai sesuatu pendapat mengenai Aqiqah yang paling kuat adalah sunah muakkadah dan itu merupakan pendapat para ulama menurut hadits. Aqiqah ini sendiri atau slametan diselanggarakan jika waktu kelahiran anak laki-laki atau perempuan. Kurbannya pun berbeda-beda tapi kurban yang paling awam adalah 1 ekor kambing atau 1 ekor domba. Setelah dikurbankan kambing atau dombanya akan dimasak dengan berbagai cara. Tapi cara masak yang paling sering adalah dengan diguling. Tradisi agama ini menyangkut semua golongan SES karena seperti dilihat di atas kalau penduduk Muslim di Jakarta berjumlah sebanyak 8.3 Juta Jiwa. dan angka kelahrian di Jakarta pada tahun 2015 berjumlah 146.285 jiwa. Jika kita membagi persenan dengan jumlah penduduk muslin yaitu 83% maka totalnya 121.416 dan jika kita membagi sesuai SES yaitu SES a dan b sebanyak 40% maka harusnya ada 48.566 pesanan kambing di Jakarta pada tahun 2015



172



Jumlah Angka Kelahiran 2015



146.285



Jumlah penduduk muslim (83%)



121.416



SES A&B (40%)



48.566



Tren dari daging kambing sendiri juga sangatlah tinggi di masyarakat pada saat lebaran. Saat lebaran daging kambing akan mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan. Peningkatan harga ini dikarenakan oleh jumlah permintaan dari daging kambing yang cukup tinggi saat lebaran dan Idul Adha. Tabel 4. 3 Perbandingan Kenaikan Harga saat dan menjelang Idul Adha



c. Political, Governmental and Legal Forces Kami sebagai calon pemilik restoran tentunya harus memiliki pengetahuan tentang regulasi pemerintah terkait peraturan-peraturan yang melingkup standar dari restoran yang dapat mempengaruhi usaha kami. Usaha restoran masuk ke dalam kategori pariwisata dan berikut adalah kutipan ketentuan dan defisini restoran menurut Undang- Undang Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. 2. Usaha Restoran adalah usaha penyediaan jasa makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penyajian di suatu tempat tetap yang tidak berpindahpindah dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.



173



3. Standar Usaha Restoran adalah rumusan kualifikasi Usaha Restoran dan/atau klasifikasi Usaha Restoran yang mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan Usaha Restoran. 4. Sertifikasi Usaha Restoran adalah proses pemberian Sertifikat kepada Usaha Restoran untuk mendukung peningkatan mutu produk, pelayanan dan pengelolaan Usaha Restoran melalui audit pemenuhan Standar Usaha Restoran. Usaha kami termasuk usaha kaki 5 dan tidak berbintang juga berbentuk perseorangan. Seperti di atur di undang-undang bahwa setiap restoran wajib memiliki sertifikasi usaha restoran tetapi kami tergolong usaha mikro dan masih memiliki beberapa kelonggaran. Selain itu pemerintah juga mendukung konsumsi daging kambing untuk mengurangi defisit impor akan kebutuhan daging sapi. Daging kambing dapat menjadi substitusi protein hewani akan kebutuhan protein masyarakat. Seperti di kutip dari kontan.co.id pada tanggal 20 september 2017 Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan berharap bahwa daging kambing dan domba juga dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti untuk protein hewani karena produksi dalam negeri yang terus meningkat. Pemerintah juga akan mendukung untuk meningkatkan konsumsi daging kambing karena adanya kesalahpahaman di masyarakat yang mengira bahwa kandungan kolesterol pada daging kambing itu tinggi padahal daging kambing terbukti lebih sehat dibandingkan daging sapi.



d. Technological Forces Seiring dengan perkembangan teknologi tentunya perkembangan ini membantu dan memudahkan bisnis dalam berbagai aspek. Dalam bisnis makanan perkembangan teknologi sangat berperan dalam memudahkan marketing dan juga pengaturan inventory atau bagian operation. Kemudahan ini di fasilitasi oleh berbagai aplikasi dan juga media sosial. berikut akan kami bahas bagaimana perkembangan teknologi membantu bisnis kami



174



Marketing Perkembangan teknologi memudahkan kami untuk mendistribusikan value dan informasi kepada konsumen. Informasi ini dapat berupa seperti promopromo yang kami buat atau review tentang makanan kami serta lokasi kami.



Gambar 4. 6 Contoh Promosi Media Sosial Gambar 4.6 adalah salah satu contoh promosi melalui media instagram. Instagram merupakan salah satu cara yang efektif dalam promosi dikarenakan promosi ini sangat low cost dan efektifitasnya ditentukan dari jumlah followers dari akun kami. untuk meningkatkan followers kami akan melakukan endorse beberapa akun instagram yang memiliki banyak followers dan juga menyebarkan buzzer. Salah satu media lain adalah dengan meminta review dari food blogger. Untuk review ini kami akan mencoba menerapkan teori word of mouth marketing. Dimana para food blogger yang sudah terpercaya dan memiliki traffic followers lumayan banyak akan kami undang ke restoran kami dan kami minta untuk memberikan review makanan kami. Para food blogger ini tentunya sudah



175



dipercaya oleh para followersnya sehingga respon positif dari food blogger akan sangat membantu dalam memajukan bisnis kami. Kami juga akan mencoba dan bekerjasama sama dengan Gojek khususnya pada fasilitas Go-food, sehingga produk kami bisa dibeli oleh siapa saja dengan mudah. Kami akan mendaftar ke Go-food untuk membuat para calon konsumen kami dapat mencoba kambing guling yang memiliki rasa yang khas. Dengan menggunakan aplikasi Go-food kami juga tidak perlu menyediakan kurir untuk mengantar kambing guling kami, karena bisa lebih efektif dan efisien.



Gambar 4. 7 Contoh Promosi lewat media go food Kami akan menggunakan media – media messenger seperti line@ dan Whatsapp, agar para konsumen dapat menghubungi kami dengan cepat. Dengan media chat messenger tersebut, para konsumen bisa berinteraksi oleh kita dan bisa dengan detil membantu kami untuk mengatur regulasi kepada konsumen apabila konsumen melakukan pemesanan untuk acara acara tertentu. Operation Dalam hal operation ada beberapa applikasi yang memudahkan kita dalam menghitung stok inventori atau arus masuk kas seperti odoo atau moka namun untuk pencatatan kami memilih untuk menggunakan microsoft excel yang kami pikir sesuai dan sudah cukup untuk skala bisnis kami. Kami akan menggunakan microsoft excel untuk mencatat inventori dan juga arus kas dari bisnis kami



176



Kami masih akan melakukan pencatatan secara manual dan menginputnya kedalam microsoft excel. Pencatatan ini akan memudahkan kami untuk menganalisa data dan memonitor perkembangan bisnis kami.



177



Analisis External External Factor Evaluation Tabel 4. 4 External Factor Evaluation External Opportunities



Weight (0.00-1.00)



Rating (1-4)



Weighted Score



Pemerintah mendukung konsumsi daging kambing dengan beberapa aturan.



0.7



3



0.21



Demografi penduduk yang mayoritas islam mendukung.



0.12



4



0.48



Pesaing Produk Kambing tidak banyak.



0.09



3



0.27



Jumlah angka kelahiran meningkat 27.5%



0.03



1



0.03



Produk di pasaran tidak fleksibel dan susah di pesan.



0.07



3



0.21



Kepahaman akan IPTEK meningkat di masyarakat.



0.13



3



0.39



Produksi kambing meningkat 29.7% di Jakarta



0.03



2



0.06



Kemudahan pemesanan melalui applikasi.



0.08



3



0.24



Produk daging substitusi banyak.



0.10



3



0.3



Adanya paradigma kambing menyebabkan darah tinggi dan kolesterol.



0.08



3



0.24



Kualitas daging kambing dalam negeri tidak stabil.



0.05



2



0.1



Innovasi baru produk substitusi.



0.08



3



0.24



Kesulitan membangun pangsa pasar.



0.07



3



0.21



External Threat



178



Produk daging substitusi lebih murah.



0.04



2



0.08



Harga bahan baku lokal fluktuatif.



0.03



2



0.06



Alternatif bahan baku diimpor dan harganya lebih mahal.



0.03



2



0.06



Total



1.00



3.18



179



Analisis Internal Internal Factor Evaluation Tabel 4. 5 Internal Factor Evaluation Internal Strength



Weight (0.001.00)



Rating (1-4)



Weighted Score



Diferensiasi Produk dengan inovasi bahan baku.



0.12



4



0.48



Produk Fleksibel.



0.12



4



0.48



Porsi produk di atas ratarata.



0.11



4



0.44



Packaging unik dan sudah food grade.



0.05



3



0.15



Belum ada kompetitor yang menjual produk serupa.



0.05



3



0.15



Metode Marketing Modern.



0.05



4



0.2



Pemesanan Mudah.



0.06



4



0.24



Menyediakan side dish.



0.03



3



0.09



Brand Awareness Produk kecil.



0.11



2



0.22



Lifetime produk tidak lama.



0.04



1



0.04



Pilihan konsumen terbatas untuk jenis daging kambing.



0.04



2



0.08



Daging perlu dibersihkan dari urat sehingga waste banyak.



0.04



1



0.04



SDM dapat berhenti dan berpindah kapan saja.



0.03



2



0.06



Membutuhkan SDM yang terlatih untuk dapur.



0.03



2



0.06



Supplier sesuai standard sedikit.



0.02



1



0.02



Internal Weakness



180



Untuk meningkatkan Brand Awareness membutuhkan biaya pemasaran besar.



0.10



Total



1.00



2



0.2



2.95



Internal External Matrix



Gambar 4. 8 IE Matrix KANYE memiliki nilai IFE 2.61 dan juga nilai EFE 3.18. Nilai ini merupakan acuan dari perusahaan untuk menerapkan strategi-strategi dan juga menunjukan bahwa KANYE memiliki posisi yang cukup baik. Dari diagram Internal External Matrix KANYE menempati posisi pada kuadran ke 2 dengan 4 pilihan strategi yaitu Integration, Market Penetration, Market Development atau Product Development. Perusahaan kami tidak memungkinkan melakukan integration karena kami masih merupakan startup dan belum kompeten dan sesuai untuk mengakuisisi suatu perusahaan. Juga strategi market development tidak cocok karena merupakan strategi membuka pasar baru yang membutuhkan modal yang besar. Strategi yang menjadi konsiderasi kami ada 2 yaitu Product Development dan Market Penetration. 181



Quantitative Strategic Planning Matrix Pada tahap ini kami sudah menemukan 2 strategi yang mungkin diterapkan. 2 Strategi ini adalah Product Development dan Market Penetration yang akan dibandingkan lewat tabel QSPM. Tabel 4. 6 QSPM Product Development



Market penetration



Weight



AS



TAS



AS



TAS



Pemerintah mendukung konsumsi daging kambing dengan beberapa aturan.



0.04



2



0.08



3



0.12



Demografi penduduk mendukung.



0.05



3



0.15



3



0.15



Pesaing Produk Kambing tidak banyak.



0.03



3



0.09



4



0.12



Jumlah Angka kelahiran meningkat 27.5%



0.02



Produk di pasaran tidak fleksibel dan susah di pesan



0.03



3



0.09



3



0.09



Kepahaman akan IPTEK meningkat di Masyarakat



0.05



3



0.15



4



0.20



Key Factors Opportunities



182



Produksi Kambing meningkat 29.7% di Jakarta



0.02



Kemudahan Pemesanan melalui applikasi



0.04



3



0.12



4



0.16



Produk daging substitusi banyak.



0.03



3



0.09



2



0.06



Adanya paradigma kambing menyebabkan darah tinggi dan kolesterol



0.03



Kualitas daging kambing dalam negeri tidak stabil.



0.02



Kesulitan membangun pangsa pasar.



0.03



3



0.12



3



0.12



Kualitas daging kambing dalam negeri tidak stabil.



0.03



3



0.12



3



0.12



Produk daging substitusi lebih murah.



0.02



4



0.12



3



0.09



Harga bahan baku lokal fluktuatif.



0.02



Alternatif bahan baku diimpor dan harganya lebih mahal.



0.01



Threat



Strength Differensiasi produk



0.07



3



0.21



4



0.28



Diferensiasi Produk dengan inovasi bahan baku.



0.07



3



0.21



4



0.28



Porsi produk di atas rata-rata.



0.03



Packaging unik dan



0.02



183



sudah food grade Belum ada kompetitor yang menjual produk serupa.



0.02



Metode marketing modern



0.03



3



0.09



4



0.12



Pemesanan Mudah



0.02



3



0.06



3



0.06



Disediakan Side dish



0.02



2



0.08



3



0.12



3



0.06



2



0.04



Weakness Brand awareness kecil



0.04



Lifetime produk tidak lama.



0.03



Hanya menjual kambing



0.02



Pilihan konsumen terbatas untuk jenis daging kambing.



0.01



SDM dapat berhenti dan berpindah kapan saja



0.02



Membutuhkan SDM yang terlatih untuk dapur.



0.02



Supplier sesuai standard sedikit.



0.02



2



0.04



3



0.06



Untuk meningkatkan Brand Awareness membutuhkan biaya pemasaran besar.



0.05



4



0.20



3



0.15



Total



1.00



2.08



2.25



Berdasarkan tabel 4.6 kami akan menggunakan strategi market penetration pada perusahaan ini.



184



Potensi konsumen kami dengan perusahaan yang terletak di PHX grogol adalah karyawan dan juga mahasiswa karena lokasi ini terletak dekat dengan beberapa kantor dan juga Universitas. Untuk strategi ini kami akan membagi menjadi Soft Selling dan Hard Selling. Tabel 4. 7 Soft Selling & Hard Selling Target Soft Selling



Metode



Occassion



Karyawan



-Endorse Food Blogger



-Makan Siang



Mahasiswa



-Bekerjasama dengan



-Makan Malam



Pengunjung PHX influencer -Promo delivery Gojek Hard Selling



Perkantoran



-Membuat paket



-Acara-acara



bundling



kantor



-Membuat promo



-Buka puasa



untuk buka puasa



bersama



bersama



185



Blue Ocean Strategy Blue ocean strategy adalah strategi yang membuat kita berbeda dari kompetitor sehingga persaingan menjadi tidak relevan dengan memberikan value yang berbeda untuk market share yang sama. Dalam industri daging kambing guling ini Raja Kambing Guling masih tergolong red ocean karena belum mempunyai perbedaan yang dapat membuat menonjol dari pesaing langsung lainnya. Kami membandingkan Raja Kambing Guling dengan pesaing langsung nya yaitu Habib Aqiqah dan Haji Ishak. Faktor-faktor penting dari ketiga penjual kambing guling ini adalah: a) Ketersediaan: Habib Aqiqah dan Raja Kambing Guling hanya menjual kambing guling melalui website. Sistem pembelian dari ketiga pesaing adalah made to order dengan minimal 2 ekor untuk Raja Kambing Guling dan minimal pembelian 1 ekor untuk Habib Aqiqah dan Haji Ishak. b) Harga : Habib Aqiqah dan Raja Kambing Guling mempunyai harga 1 kambing guling yang tidak begitu berbeda yaitu Rp 1.325.000,00 untuk Habib Aqiqah dan Rp 1.300.000 untuk Raja Kambing Guling dan untuk Rp 2.400.000 untuk Haji Ishak.. c) Waktu Pemesanan : Untuk pemesanan, Habib Aqiqah mempunyai waktu H-4 untuk pesanan kambing guling dan H-3 untuk Raja Kambing Guling dan untuk haji ishak H -2. d) Edukasi: Belum ada upaya yang dilakukan Habib Aqiqah, Haji Ishak dan Raja Kambing Guling untuk meng-edukasi masyarakat yang mempunyai persepsi salah terhadap daging kambing. e) Inovasi: Habib Aqiqah, Haji Ishak dan Raja Kambing Guling menyajikan kambing guling dengan saus kecap yang merupakan cara tradisional memakan kambing guling. f) Promosi : Habib Aqiqah, Haji Ishak dan Raja Kambing Guling masih memakai cara promosi yang konvensional



186



Gambar 4. 9 Blue Ocean Canvas Industri Kambing Guling



187



Bila di lihat dari Eliminate, Raise, Reduce dan Create adalah sebagai berikut : Eliminate



Raise



● Waktu pemesanan yang lama ( Waktu



● Edukasi



Pemesanan)



terhadap



daging



kambing(Edukasi) ● Membiasakan



konsumen



untuk



memakan daging kambing sebagai substitusi dari daging sapi (Edukasi) ● Promosi



dengan



cara



terbaru



(



instagram dll ) (Promosi)



Reduce



Create ● Membuat



● Harga yang tinggi untuk memakan kambing guling (Harga) ● Kesulitan mengonsumsi guling



di



luar



tempat



makan



daging



kambing guling yang di jual per porsi dengan harga yang terjangkau (



kambing acara-acara



(Ketersediaan) ● Quantity dalam memesan kambing guling (fleksibel)



188



Ketersediaan) ● Inovasi produk (Inovasi)



Gambar 4. 10 Blue Ocean Canvas KANYE Berikut adalah hasil dari Blue Ocean. KANYE menerapkan strategi blue ocean dengan cara melakukan metode promosi yang berbeda sekaligus mengedukasi konsumen dan membuat inovasi produk yang fleksibel dengan cara dijual perporsi. KANYE melakukan metode marketing yang berbeda dibandingkan para kompetitornya dengan memaksimalkan social media di Instagram dengan para endorser dan Influencer. Social media ini juga menjadi sarana edukasi konsumen kami.



189



BAB 5 STRATEGI FUNGSIONAL PERUSAHAAN 5.1 Kerangka Model Bisnis Dalam menjalankan bisnis kami memerlukan Business model canvas untuk memetakan strategi dalam membangun bisnis yang bertahan. Berikut merupakan business model canvas dari KANYE:



Gambar 5. 1 Business Model Canvas Kami melihat adanya masalah dengan konsumsi kambing guling di Indonesia. Penikmat kambing guling hanya dapat menikmati masakan ini jika ada acara seperti pernikahan, kelahiran atau syukuran lainnya. Kami melakukan tes dan survei tentang hal ini dan ternyata memang masakan ini tidak dijual di restoran biasa karena harus dipesan perekor dan tidak dapat dibeli secara per porsi. Kami juga meneliti bahwa masakan kambing guling ini merupakan masakan yang penyajiannya tidak mengalami perubahan. Masakan ini selalu disajikan dengan lontong dan sambal kecap.Berdasarkan beberapa hal tersebut kami memutuskan untuk menjual kambing guling yang innovatif dan praktis. Kami menjual kambing guling yang disajikan perporsi dengan nasi juga sambal-sambal



190



baru seperti sambal ijo atau matah. Tantangan kami berada pada proses pengolahan daging kambing karena dari hasil survei konsumen kurang menyukai daging kambing yang berbau. Key activities dari kami adalah dalam meracik bumbu dan juga memastikan kualitas dari daging restoran kami. Key Resources kami adalah sumber daya manusia untuk membantu mengolah bahan baku seperti untuk membersihkan lemak berlebih dari kambing atau membuat sambal. Kami menjadikan ini key resources karena untuk mengolah bahan memerlukan keahlian, jika pegawai kurang ahli waste akan banyak. Perusahaan juga memerlukan key partners berupa penyuplai bahan baku yang bisa memberikan kualitas yang konsisten dan mitra penyewa tempat yang bisa membantu promosi kami. Cost structure dari perusahaan meliputi marketing Cost dan juga operational cost. Yang pertama, jika dijabarkan meliputi biaya endorse figur sosial atau food blogger untuk memperkenalkan makanan kami, sedangkan yang kedua meliputi biaya gaji, sewa karyawan dan juga bahan baku. Kami mendapatkan omset lewat sales. Untuk dapat mempertahankan konsumen yang ada kami harus konsisten dalam melakukan upload pada instagram kami agar konsumen terus mengetahui perkembangan promo yang kami lakukan. Channel kami untuk menjangkau konsumen adalah Gojek lewat aplikasi GoFoodnya, Instagram untuk konten restoran kami dan para endorser kami. 5.2 Rencana Pemasaran Dalam bagian ini kami akan membahas mengenai rencana pemasaran produk kami yang dimulai strategi besar yang akan diterapkan hingga promosi promosi yang akan diterapkan. 5.2.1 Tujuan dan Sasaran Pemasaran Tujuan dan sasaran pemasaran dari KANYE dalam satu tahun kedepan akan dijalankan sesuai dengan prinsip “SMART” yang sudah ditentukan sebelumnya.



191



Pada tahun pertama KANYE mempunyai tujuan untuk mengembangkan brand awareness di daerah Jakarta dengan cara : 1. Meningkatkan brand awareness 2. Menjadi pemimpin dalam pasar kambing guling di Jakarta 3. Membuka cabang 4. Meningkatkan penjualan sesuai target yang sudah ditetapkan di rencana penjualan. 5. Menjaga hubungan dengan konsumen menggunakan CRM Sasaran untuk mencapai tujuan dari pemasaran KANYE adalah dengan: 1. Mencari 5000 pengikut untuk sosial media Instagram dengan melakukan endorsement kepada influencer dan food blogger di media tersebut. 2. Membuka cabang ke dua pada bulan September tahun 2018. 3. Menjual 30 porsi makanan per harinya pada akhir tahun dari setiap cabang yang ada. 4. Merubah persepsi konsumen mengenai dampak negatif daging kambing melalui edukasi dalam ruang lingkup CRM. 5. Memberi promosi-promosi yang sesuai dengan trend yang sedang berjalan.



192



5.2.2 Klasifikasi Konsumen Sasaran KANYE memiliki klasifikasi konsumen sasaran sebagai berikut : Tabel 5. 1 Profil Konsumen KANYE Consumer Profiling Jumlah Potensi Konsumen Dimensi



Demografi



6.118



11.757



8.955



Sosok A Social Foodie



Sosok B Challenger



Sosok C Social Gathering



Regional



Jakarta



Jakarta



Jakarta



Usia



10-24 (Generasi Y / Millennials)



25-49 (Generasi X)



>50 tahun (Baby Boomers)



SES (Pengeluaran per bulan)



SES A (>RP 3.000.000)



SES A 3.000.000)



SES A 3.000.000)



Lifestyle



SES B (Rp 2.000.000 Rp 3.000.000)



Pengguna aktif social media Suka mencoba kuliner baru



Psikografis Gemar mengonsumsi masakan kambing



Behaviour



Frekuensi Konsumsi Daging Kambing



Vals



(>RP



(>RP



SES B (Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000)



SES B (Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000)



Suka mencoba kuliner baru



Gemar mengonsumsi masakan kambing



Gemar mengonsumsi masakan kambing



Tidak memerhatikan jenis makanan



Gemar makanan pedas



Tinggi ( ≥5 kali dalam 1 bulan)



Tinggi ( ≥5 kali dalam 1 bulan)



Tinggi ( ≥5 kali dalam 1 bulan)



Sedang (2-4 kali dalam 1 bulan)



Sedang (2-4 kali dalam 1 bulan)



Sedang (2-4 kali dalam 1 bulan)



Experiencers



Experiencers



Experiencers



Berdasarkan berbagai penelitian seperti kualitatif, kuantitatif serta test alfa dan beta KANYE dapat menentukan bahwa target yang dituju adalah Social Foodie, Challenger dan Social Gathering dengan SES A dan B, dengan demografi, psikografis dan behaviour yang sudah tertera di tabel 5.1 sehingga memungkinkan



193



KANYE untuk dapat melakukan promosi dan menggunakan media yang tepat untuk menarik pelanggan dengan efektif. 5.2.3 Pembangunan Merek Perusahaan Pembangunan merek perusahaan adalah langkah awal yang dapat menentukan citra merek yang ingin diberikan oleh KANYE terhadap konsumen. 5.2.3.1 Nama Merek dan Identitas Logo Nama merek adalah nama, istilah, tanda,simbol, atau kombinasi dari semuanya (Kotler,2009:332).Nama kelompok kami adalah KANYE yang mempunyai arti kambing enye-enye, kami memutuskan untuk menggunakan nama tersebut karena enye-enye sendiri merupakan slang word yang memiliki arti lembut atau lembek yang merupakan ciri khas dari daging kambing guling yang lezat, nama KANYE itu sendiri juga sudah tidak asing di mata konsumen karena merupakan nama dari artis terkenal yang mempunyai influence yang tinggi. Berikut merupakan logo dari KANYE:



Gambar 5. 2 Logo KANYE Logo KANYE seperti yang terlihat di gambar 5.2 adalah gambar kambing yang menggunakan pakaian yang sedang hype dan memegang sendok dan garpu di kedua tangannya untuk memberikan gambaran bahwa kita menjual produk makanan, serta juga ada kata-kata kambing guling di atas gambar kambingnya sehingga orang-orang mengetahui bahwa KANYE merupakan spesialis kambing 194



guling. Untuk pemilihan warna kami memilih berdasarkan manfaat psikologisnya seperti: -



Merah yang meningkatkan rasa lapar



-



Oranye agar terlihat semangat



-



Kuning agar terlihat positif



-



Hitam agar terlihat elegan



5.2.3.2 Posisi Produk/Layanan yang Diharapkan di Benak Konsumen Produk layanan yang diharapkan di benak konsumen adalah persepsi masyarakat terhadap jenis produk yang diinginkan (Kottler, 2009). Dalam industri daging kambing guling berdasarkan dari hasil penelitian kuantitatif dengan metode penyebaran kuesioner, kami mendapatkan bahwa:



Gambar 5. 3 Faktor yang Penting dalam Produk Kambing Guling



Dari grafik 5.3 dapat dilihat bahwa faktor terpenting dalam kambing guling adalah rasa, kandungan dan aroma.



195



Gambar 5. 4 Tempat yang diinginkan oleh Konsumen



Dari gambar 5.4 dapat dilihat bahwa kebersihan merupakan faktor terpenting dalam tempat makan kemudian diikuti oleh tempat yang tidak panas dan seterusnya.



Gambar 5. 5 Pemilihan Packaging yang Cocok & Contoh Packaging



Dari hasil yang didapat untuk packaging yang diinginkan oleh konsumen tidak terdapat hasil yang signifikan dengan hasil yang hampir sama antara option 3 sebagai pilihan utama dan option 2 dapat dilihat di gambar 5.4.



196



Gambar 5. 6 Ketertarikan Mengonsumsi Kambing Guling



Dari gambar 5.5 hasil yang didapatkan konsumen sangat setuju bila akan tertarik



dengan



kambing



guling



yang



dijual



secara



per



porsi.



Gambar 5. 7 Ketertarikan Untuk Mengonsumsi Kambing Guling Dengan Kombinasi Sambal Dari gambar 5.6 dapat dilihat responden juga sangat setuju untuk kambing guling yang dikombinasikan dengan sambal-sambal seperti sambal matah yang sedang tren.



197



Gambar 5. 8 Ketertarikan Konsumen Dalam Mengonsmsi Kambing Guling Dengan Nasi



Responden juga memberikan jawaban positif mengenai mengonsumsi kambing guling dengan nasi putih seperti yang dilihat di gambar 5.7.



Gambar 5. 9 Ketertarikan Konsumen Untuk Mengonsumsi Kambing Guling Bila Tersedia Kapanpun



Dari gambar 5.8 juga dapat dilihat bahwa responden akan tertarik untuk mengonsumsi daging kambing guling bila tersedia kapanpun.



198



Gambar 5. 10 Ketertarikan Konsumsi Daging Kambing Guling Dengan Kandungan Yang Sehat



Gambar 5.9 menunjukkan bahwa responden tertarik untuk mengonsumsi daging kambing guling bila memiliki khasiat yang tidak membuat kolestrol dan darah tinggi. Menurut teori-teori di atas setelah melakukan analisis kuantitatif, hal yang kami dapatkan adalah untuk mengetahui apa perilaku yang harus diperhatikan agar konsumen menunjukkan respon yang positif dan apa juga yang harus dilakukan untuk tetap memenuhi ekspetasi konsumen agar tetap konsisten dan juga memastikan bahwa produk yang telah kami berikan sesuai dengan nilai yang diinginkan oleh konsumen karena itu kita harus bisa menjaga atribut-atribut penting untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan oleh kedua pihak. 5.2.4. Rencana Komunikasi Pemasaran Dalam rencana komunikasi pemasaran kami mencari tahu terlebih dahulu pemasaran mana yang memiliki potensi terbesar untuk dilakukan. 5.2.4.1 Infrastruktur Media KANYE akan menggunakan media untuk bisa mempromosikan dan meningkatkan kesadaran akan merek agar dapat meningkatkan penjualan. KANYE



199



sendiri akan melakukan hal tersebut dengan menggunakan metode daring dan secara langsung. Dalam metode daring itu sendiri, KANYE akan menggunakan sosial media yang dapat memudahkan kami untuk memasuki pasar baru (Porter, 2001). Seperti Instagram yang sesuai dengan riset analisis kuantitatif yang telah dilakukan seperti gambar 5.10.



Gambar 5. 11 Grafik Penggunaan Preferensi Media



Melalui Instagram KANYE akan melakukan endorsement ataupun memberikan promosi melalui influencer dan foodblogger yang memiliki pengikut yang gemar mengikuti industri makanan dan minuman seperti pada gambar 5.11.



Gambar 5. 12 INSTAGRAM EATANDSTRUCTURE



Hal ini dilakukan guna untuk meng-utilisasikan ribuan pengikut yang sudah berada di akun “jktfoodbang” untuk lebih mengenal produk yang ditawarkan oleh



200



KANYE dan tentu diharapkan akan menambah pengikut untuk akun Instagram KANYE tersendiri agar dapat lebih mudah memberikan promosi dan informasi. KANYE juga memiliki Whatsapp yang berfungsi sebagai layanan untuk mempermudah konsumen bila ingin memesan terlebih dahulu agar disiapkan, selain itu media Whatsapp juga dapat digunakan untuk feedback yang ingin diberikan oleh konsumen. Metode kedua yang digunakan KANYE adalah hard selling yang merupakan cara untuk yang menggunakan pesan penjualan yang lebih langsung, kuat, dan terang-terangan ketika berada di dalam PHX Grogol untuk menarik konsumen seperti dengan membuat iklan dengan: 1. Promosi MONDAY MADNESS memberikan potongan harga yang dikhususkan hanya pada hari senin yang merupakan hari dengan pengunjung terdikit. Dengan media-media yang sudah dipertimbangkan dan dipakai oleh KANYE, semua bertujuan untuk meningkatkan citra merek dan penjualan dari KANYE. 5.2.4.2 Rencana Promosi Produk dan Layanan Promosi merupakan faktor penting yang mempengaruhi seseorang kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pasar (Swastha, 2000:222). Bagi bisnis baru yang ingin meningkatkan brand awareness seperti KANYE, berikut adalah perencanaan promosi yang akan dilakukan KANYE: Dengan membuka cabang kedua yang diperkirakan akan buka dalam bulan September. KANYE juga memiliki target sebanyak 5.000 pengikut untuk sosial media Instagram dengan melakukan endorsement kepada influencer dan food blogger yang memiliki audience yang tepat, follower tersebut akan di utilisasikan untuk mempermudah KANYE memberikan informasi atau promosi seputar produk yang diharapkan untuk dapat meningkatkan penjualan dan memenuhi target penjualan sebesar 30 per harinya. KANYE juga menyediakan layanan untuk pelanggan yang ingin memberikan masukan atau mempunyai saran yang lebih baik untuk produk kami melalui media Whatsapp, dengan demikian KANYE dapat menciptakan atau mengembangkan



201



produk baru yang sesuai dengan tren yang berada di industri makanan dan dapat memuaskan keinginan dari pelanggan.



202



Tabel 5. 2 Perencanaan Promosi KANYE Rencana Promosi



Metode



Tujuan



Durasi



Endorsement



Mencari Influencer dan foodblogger yang memiliki pengikut yang banyak.



Untuk meningkatkan brand awareness dan product knowledge



Selama bisnis berjalan



Instagram story



Memberikan telur omega gratis untuk konsumen yang memasukkan story tentang KANYE di Instagram



Untuk meningkatkan brand awareness



Selama alfa test



BUY 1 GET 1



Memberikan satu nasi kambing guling gratis setiap pembelian nasi kambing guling



Untuk meningkatkan brand awareness



20 - 22 April



Monday Madness



Memberikan potongan harga sebesar 25% setiap hari senin



Untuk membantu sales ketika sepi pengunjung



Setiap senin



Free Ta’jil



Memberikan takjil gratis untuk setiap pembelian nasi kambing guling



Untuk menarik konsumen yang ingin berbuka puasa dengan takjil



Selama bulan puasa



2>1



Memberikan potongan harga untuk setiap pembelian dua nasi kambing guling secara bersamaan



Untuk meningkatkan sales



Selama bulan Agustus



5.2.4.3 Rencana distribusi Rencana distribusi adalah proses penyaluran barang yang digunakan produsen kepada konsumen (Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, 1993: 200). Sama seperti infrastruktur media KANYE akan menggunakan metode daring dan langsung, dalam metode daring yang dimaksud ini adalah dengan bekerja sama dengan GO-FOOD dapat di lihat seperti pada gambar 5.13.



203



Gambar 5. 13 Survey GO-FOOD



Gambar 5. 14 GO-FOOD KANYE



Alasan kami memilih GO-FOOD adalah karena: 1. Saluran distribusi dan jangkauan pasar lebih luas. 2. Jangkauan pelanggan lebih luas. 3. Dapat menekan biaya.



204



4. Awareness lebih luas. Go-jek atau Go-food sudah menjadi pilihan utama yang digunakan oleh konsumen ketika ingin memesan atau mengonsumsi produk tertentu, dengan teknologi dan sistem yang diberikan oleh GO-FOOD, KANYE dapat menekan biaya biaya seperti delivery dan juga dapat meningkatkan brand awareness dengan berada di recomended atau top picks yang diadakan oleh GO-FOOD. Dan untuk metode langsung kami membuka sebuah stan di PHX Grogol berdasarkan penelitian kuantitatif yang sudah dilakukan sebelumnya, bertujuan untuk para konsumen dapat dengan langsung membeli dan mengonsumsinya di tempat yang sudah disediakan oleh PHX bersama teman dan keluarga dengan nyaman, berikut adalah foto dari KANYE yang berada di tempat PHX yang sesuai dengan preferensi konsumen yang di dapat dari data kuantitatif yang telah di lakukan.



Gambar 5. 15 Preferensi Tempat Makan



205



Gambar 5. 16 PHX KANYE Dengan dua metode ini, KANYE dapat melakukan distribusi dari satu tempat untuk melayani konsumen di seluruh wilayah Jakarta.



5.2.4.4 Rencana Pengelolaan Konsumen Loyal Dalam pengelolaan konsumen loyal yang berguna untuk membuat para konsumen puas dan loyal membeli produk dalam jangka panjang (Tjiptono, 2000 : 110), KANYE menggunakan CRM dengan selalu berusaha untuk interaktif dengan para konsumen dan menanyakan pendapat dan saran dari konsumen secara langsung, KANYE juga akan melakukan survei kepuasan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak memakan waktu banyak dan sebagai ganti mengisi survei kami akan memberikan telur omega gratis sebagai pelengkap nasi kambing guling yang dipesannya sebagai kompensasi atas waktu yang telah diberikan. Dengan mengetahui masukan atau saran dari konsumen KANYE dapat membentuk Service Recovery yang mempunyai tujuan spesifik untuk memastikan pelanggan mendapatkan tingkat pelayanan yang sepantasnya selain sebagai pengawasan agar pelanggan mendapatkan pelayanan yang sepantasnya Service



206



Recovery juga memiliki fungsi untuk mendeteksi dan memecahkan masalah sebelum terjadinya kesalahan atau kekecewaan yang dialami oleh pelanggan. Maka dengan itu KANYE akan membuat standar pelayanan yang akan membantu menghindari dan menyelesaikan keluhan yang diberikan seperti: 1. Menjelaskan dengan sabar dan menawarkan produk yang sesuai dengan preferensi konsumen 2. Mengawasi waktu dari pemesanan sampai ke tangan pelanggan agar tidak terlalu lama 3. Bertanya ke pelanggan tentang preferensi yang diinginkan pada bagian dari produk seperti tingkat kematangan telur dan kepedasan dari sambal 4. Meminta maaf dan memberikan kompensasi bila terjadinya kesalahan 5. Fleksibel dalam memenuhi keinginan pelanggan



Selain dengan cara-cara tersebut kami juga melakukan upaya untuk mengedukasi konsumen atau masyarakat yang salah atas persepsi tentang kandungan daging kambing guling dengan memberikan fakta dan penjelasan seputar kandungan daging kambing dan daging merah lainnya dengan menggunakan poster foodfact seperti gambar 5.17 dan melalui media sosial.



207



Gambar 5. 17 FOODFACT KANYE



208



5.2.4.5 Matriks Komunikasi Pemasaran Terpadu Tabel gantt chart pemasaran KANYE untuk satu tahun Tabel 5. 3 Matriks Komunikasi Pemasaran Terpadu Kegiata n



Augu Septem Octo Novem Decem Janua Febru Marc



Pemasa April May June TUJUAN ran



July



st



2018 2018 2018 2018 2018



ber



ber



ber



ber



2018



2018



2018



2018



ry



ary



h



2019 2019 2019



Mingg u



123412341234123412341 2 3 4 12341 2 3 4 1 2 3 4 12341 2 3 4 1234



Meningk atkan Brand Awarene Endorse ss



ment



Meningk atkan Brand Awarene Instagra ss



m Story



Meningk atkan



Buy 1



Sales



Get 1



Meningk Monday atkan



Madnes



Sales



s



Meningk atkan



Free



Sales



Ta’jil



Meningk atkan Sales



2>1



Untuk tetap konsisten dan relevan KANYE berupaya melakukan endorsement setiap dua bulan sekali, dan melakukan kembali Instagram Story 209



sebagai promosi soft opening dan promo Buy 1 Get 1 sebagai promosi grand opening, dua promosi ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan brand awareness dengan menjual dalam kuantitas yang banyak, monday madness juga akan dilakukan setiap hari senin selama berjalannya bisnis, sedangkan Free Ta’jil hanya dalam bulan puasa dan 2>1 hanya akan dijalankan pada bulan Agustus untuk mempersiapkan soft dan grand opening cabang kedua kami. 5.2.5 Rencana Penetapan Harga Harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh barang atau jasa (Monroe, 1990).Untuk menetapkan harga yang cocok dengan konsumen dan dapat bersaing dengan kompetitor di dalam PHX Grogol, KANYE melakukan melakukan analisa kuantitatif dengan hasil sebagai berikut:



Gambar 5. 18 WTP Weekdays



210



Gambar 5. 19 WTP Weekend Dari grafik 5.18 dan 5.19 kita dapat melihat bahwa Willingness To Pay berkisar dari Rp.50.000 - Rp.100.000, karena itu KANYE memutuskan memakai strategi Optional Product Pricing, dimana KANYE menetapkan harga untuk nasi kambing guling hanya sebesar Rp.40.000 dengan margin 100% dan menjual telur omega dan pelengkap lainnya dengan margin yang jauh lebih besar. 5.2.6 Target Penjualan Untuk menentukan target penjualan dibutuhkan forecasting atau penentuan target yang berguna untuk membantu perusahaan mendapatkan keuntungan maksimal dan kerugian minimal Heizer dan Render (2009:47) KANYE telah membuat target penjualan untuk dicapai dalam 1 tahun dengan menggunakan Qualitative methods yang menggunakan pendapat atau opini dari ahli, KANYE akan merundingkan bersama dengan seorang chef john reno yang telah menjadi mentor kami setelah melakukan depth-interview bersamanya, perkembangan dan peningkatan penjualan di industri makanan berdasarkan data penjualan yang telah kita berikan menghasilkan target penjualan selama 1 tahun sebagai berikut:



211



Tabel 5. 4 Tabel Target Penjualan KANYE Bulan



Total Penjualan



April 2018



350



Mei 2018



450



Juni 2018



500



Juli 2018



600



Agustus 2018



700



September 2018



1500



Oktober 2018



1575



November 2018



1655



Desember 2018



1740



Januari 2019



1830



Februari 2019



1920



Maret 2019



2016



Keterangan Grand Opening



Pembukaan Cabang kedua KANYE



Total



14.836 Porsi



Dari tabel 5.5 KANYE meningkatkan target sebesar 10% mulai dari pembukaan cabang ke 2 yang akan di buka pada bulan September 2018 karena akan dipercaya dapat meningkatkan brand awareness dan peningkatan penjualan.



5.2.7 Organisasi Tim Pemasaran Organisasi Tim Pemasaran KANYE akan dipercayakan terhadap Head of marketing yang mempunyai tujuan dan sasaran untuk: 1. Meningkatkan Penjualan 2. Meningkatkan Brand Awareness 3. Membangun Brand Image 4. Membangun Customer Relationship KANYE yang merupakan bisnis baru belum membutuhkan tenaga tambahan di dalam tim pemasaran karena masih dapat ditangani oleh Head of



212



marketing dengan menggunakan teknologi-teknologi yang sudah tersedia dan dapat diakses dengan bebas di pasar. 5.2.7.1 Struktur Tim Pemasaran Dapat dilihat pada gambar 5.20 struktur awal tim pemasaran hanya melibatkan Marketing Manager yang kemudian bila terjadi perekrutan sales manager atau content manager maka akan langsung bekerja dibawah Marketing Manager, berikut adalah struktur dari tim pemasaran:



Gambar 5. 20 Struktur Tim Pemasaran 5.2.7.2 Kebijakan Pengelolaan Tenaga Penjual Kebijakan pengelolaan tenaga penjual masih belum ditentukan karena masih dijalankan seorang diri oleh CMO yang merupakan shareholder dari KANYE, kebijakan akan ditentukan setelah adanya karyawan pemasaran, kebijakan yang dimaksud adalah: 1. Insentif/bonus 2. Jam kerja 3. SOP 4. Sistem Gaji 5. Dll 5.2.8 Rencana Anggaran Pemasaran Rencana anggaran pemasaran sangat dibutuhkan sebab untuk menjaga agar tidak melebihi anggaran yang telah diberikan, Munandar (2010:1). Berikut adalah anggaran pemasaran yang sudah ditetapkan oleh KANYE:



213



Tabel 5. 5 Rencana Anggaran Pemasaran KANYE Bulan



Endorsement



April 2018 Mei 2018



Photoshoot Rp.500.000



Rp.2.000.000



Rp.500.000 Rp.1.500.000



Rp.500.000



Agustus 2018 September 2018



Rp.1.000.000 Rp.1.000.000



Rp.500.000



Oktober 2018 November 2018



Rp.1.500.000



Rp.500.000 Rp.500.000



Rp.1.500.000



Rp.500.000



Februari 2019 Maret 2019



Rp.2.500.000 Rp.500.000



Desember 2018 Januari 2019



Rp.2.000.000 Rp.500.000



Juni 2018 Juli 2018



Promosi



Rp.500.000 Rp.1.500.000



Rp.500.000



Total



Rp.20.000.000



Seperti yang dapat dilihat dari tabel 5.6 KANYE berniat untuk melakukan endorsement terhadap foodblogger atau public figure setiap dua bulan sekali untuk meningkatkan brand awareness dan juga akan melakukan photoshoot lagi saat pembukaan cabang ke 2 di bulan September.



214



5.3 Rencana Operasi Pada bagian ini kami akan membahas proses produksi yang akan dilakukan di KANYE. Secara garis besar proses produksi KANYE nantinya akan dibagi menjadi di 2 tempat. Tempat pertama ialah rumah salah satu anggota kami yang berfungsi sebagai central kitchen kami dan tempat kedua ialah stan kami yang terletak di PHX Grogol. 5.3.1 Tujuan dan Sasaran Operasi Tujuan dari divisi operasional KANYE pada tahun pertama adalah sebagai berikut: 1. Menjaga konsistensi rasa dari makanan yang ditawarkan 2. Membuat varian baru sesuai dengan perkembangan pasar 3. Menurunkan COGS 4. Meningkatkan kapasitas produksi untuk menunjang pembukaan gerai baru



Sasaran untuk mencapai tujuan operasi KANYE yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Melakukan Quality Assurance dengan menggunakan SOP dan Foodtest 2. Mengeluarkan varian rasa baru dalam waktu 3 bulan sekali 3. Menurunkan Waste proses penguratan sebanyak 25 % 4. Menambah jumlah pekerja untuk melakukan proses pemisahan urat dari daging 5.3.2 Pengendalian Proses Produksi Dalam bagian ini kami akan menjelaskan secara jelas proses produksi KANYE mulai dari mengolah bahan baku sampai makanan diterima oleh konsumen. Kami juga akan menjelaskan aset yang dibutuhkan agar proses produksi kami dapat berjalan. 5.3.2.1 Proses Produksi dan Penyediaan Layanan Dalam proses produksi KANYE, kami akan melakukannya di 2 tempat yaitu di dapur pusat kami dan di stan kami di PHX Grogol. Kami memutuskan untuk



215



menggunakan sistem dapur pusat ini agar stan kami tidak terlalu penuh dengan perlengkapan produksi karena ukuran stan kami yang tidak terlalu besar dan supaya stan kami selalu terjaga kebersihannya. Dapur pusat kami akan bertempat di rumah salah satu anggota kami yang terletak di daerah Muara Karang yang jaraknya cukup dekat dengan lokasi kami berjualan di PHX Grogol. Letak dapur pusat kami ini juga cukup strategis karena dekat dengan pasar dan juga toko swalayan, sehingga kita sewaktu produksi terjadi kekurangan bahan, kami bisa membeli kekurangan bahan dengan cepat.Untuk menggambarkan alur produksi kami secara garis besar kami akan menggunakan SIPOC, yang bisa dilihat di tabel 5.7. Tabel 5. 6 SIPOC KANYE Supplier



Input



Process



Output



Customer



Vendor Bahan Baku Sayuran



Bahan baku



Mengupas bahan baku, membersihkan bahan baku, dan memproses bahan baku



Bumbu Kuning Bumbu Original Sambal Matah Sambal Kecap Cabe Ijo Kentang Goreng



Dapur KANYE



Vendor Daging Kambing



Daging Kambing



Memisahkan urat dengan daging, memarinasi daging menggunakan bumbu kuning dan didiamkan selama 1 jam



Daging Kambing yang siap untuk dimasak



Dapur KANYE



Vendor Packaging



Lembaran Packaging



Melipat lembaran packaging



Packaging siap digunakan



Stan KANYE



Vendor Beras



Beras



Mencuci dan memasak beras



Nasi putih



Stan KANYE



Vendor Telur



Telur Omega



Menggoreng Telur



Telur Goreng Omega



Stan KANYE



Dapur KANYE



Daging Kambing yang sudah dimarinasi



Memasak daging kambing menjadi setengah matang dan menyimpannya



Daging Kambing setengah matang



Stan KANYE



Stan KANYE



Daging Kambing setengah matang



Menimbang daging dan Memasak daging kambing



Daging Kambing guling yang siap disajikan



Stan KANYE



216



Supplier



Input



Process



Output



Customer



menggunakan bumbu original Stan KANYE



Daging Kambing yang siap disajikan, Nasi putih, Kentang Goreng, Packaging, Sambal yang dipilih dan Sendok Makan



Menyatukan nasi putih, kentang goreng, daging kambing, dan sambal yang dipilih ke dalam packaging



Nasi Kambing Guling dengan varian sambal yang dipilih



Pelanggan KANYE



Vendor sayuran yang nantinya akan kami gunakan sudah dapat memenuhi segala kebutuhan bahan baku dasar untuk membuat bumbu, sambal dan kentang goreng kami. Sedangkan untuk vendor daging kami sudah mempunyai kriteria vendor yang dibutuhkan untuk bisa memenuhi standar yang kami inginkan, pembahasan mengenai kriteria vendor daging akan dibahas dilanjut dibagian standar kualitas. Untuk vendor telur kami akan memilih yang lokasinya dekat dengan stan kami, sehingga kami bisa dengan mudah untuk membeli telur jika stok telur sudah mau habis. Sedangkan untuk vendor beras salah satu anggota kami memiliki kerabat yang memiliki toko beras dekat dengan rumahnya sehingga mudah untuk memesan beras dan harga yang didapatkan tentu akan lebih murah dibandingkan dengan yang ada di pasaran. Yang terakhir untuk vendor packaging kami menggunakan packaging yang kami inginkan yang berbahan dasar foodgrade sehingga aman untuk makanan, packaging yang diterima masih berbentuk lembaran sehingga kami harus melipatnya menjadi boks jika ingin digunakan. Process pertama dan kedua dalam tabel SIPOC dilakukan di dapur pusat kami dan selebihnya dilakukan di stan kami di PHX Grogol. Kami akan menggambarkan alur produksi kami di dapur pusat dan stan lebih mendalam dengan menggunakan flowchart, yang digambarkan dalam gambar 5.21.



217



Gambar 5. 21 Flowchart Produksi Dapur Pusat KANYE



Dalam proses flowchart proses produksi yang dilakukan di dapur pusat ini titik krusialnya terdapat pada penguratan daging kambing, hal ini dikarenakan daging kambing merupakan bahan baku utama dalam produk yang kami buat, sehingga jika proses ini tidak berjalan dengan baik daging yang disajikan akan terasa kenyal, sehingga membuat tidak enak untuk dimakan. Selain itu memisahkan daging dengan urat juga membutuhkan kemampuan khusus karena jika tidak memiliki kemampuan khusus waste daging yang dihasilkan akan semakin besar dan proses penguratan akan memakan waktu lebih lama. Proses penguratan ini menjadi satu - satunya titik krusial dalam proses produksi kami karena pembuatan bumbu, sambal, dan kentang goreng semua sudah memiliki SOP yang jelas sehingga bisa dibuat oleh siapapun orangnya, sedangkan untuk penguratan tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik karena membutuhkan selain harus mengetahui cara yang benar, dibutuhkan keterampilan menggunakan pisau yang baik. Lalu kami lanjutkan mengenai alur produksi di stan kami sampai kami siap beroperasi, yang kami gambarkan dalam gambar 5.21.



218



Gambar 5. 22 Flowchart Produksi Stan KANYE



Pada flowchart proses produksi di stan kami terdapat beberapa langkah awal yang harus dilakukan sebelum akhirnya stan kami dapat beroperasi, seperti yang dapat dilihat di flowchart diatas langkah yang harus dilewati adalah membuat daging menjadi setengah matang, menempatkan bahan yang dikirim dari dapur pusat ketempatnya, memasak nasi, melipat packaging jika stok packaging yang sudah dilipat tinggal sedikit dan melakukan food test terhadap makanan kami, untuk mengetahui apakah makanan yang akan kami sajikan sudah sesuai dengan standar kami. Titik krusial dalam flowchart produksi pada stan kami ini adalah pada saat mematangkan daging kambing. Proses ini menjadi titik krusial karena saat mematangkan daging kambing dari daging yang setengah matang harus menggunakan api yang kecil tidak boleh yang terlalu besar dan terlalu lama memasaknya, karena akan membuat daging overcooked dan menjadi terlalu kering. Maka dari itu pada langkah ini setiap anggota yang bertugas memasak



219



daging menjadi matang harus bersabar dan berhati - hati agar daging tidak overcooked dan merusak cita rasa daging yang ditawarkan. Setelah stan siap beroperasi berikutnya kami akan menggambarkan proses pelayanan kami kepada konsumen dengan menggunakan service blueprint. Service blueprint (Shostack, 1984) merupakan metode yang biasanya digunakan untuk membuat dan mengatur proses servis. Berikut merupakan service blueprint kami yang tergambar dalam gambar 5.22.



220



Gambar 5. 23 Service Blueprint Stan KANYE



Service Blueprint yang kami buat untuk stan kami ini, kami buat dari mulai pelanggan datang ke PHX sampai dengan pelanggan memesan dan menerima produk kami. Hal penting untuk menjalankan service blueprint kami ini adalah keramahan dan ketelitian. Titik krusial dalam service blueprint kami ini adalah pada saat menyapa dan menawarkan makanan, karena itu merupakan interaksi pertama dengan pelanggan yang akan menentukan apakah pelanggan akan memesan atau tidak. Untuk pelayanan kami, kami menggunakan 2S1M. 2S1M ini adalah senyum, sapa dan menawarkan. Jadi setiap ada pengunjung PHX Grogol yang melewati stan kami, kami akan melakukan 2S1M ini. Lalu saat mengantar makanan ke pelanggan orang yang bertugas mengantar wajib memberikan salam dan meminta pelanggan memberikan feedback jika ada kekurangan pada makanan kami.



221



5.3.2.2 Kebutuhan Aset Produksi / Penyediaan Layanan Terdapat beberapa aset yang dibutuhkan KANYE agar proses produksi dapat berjalan. Aset yang kami gunakan saat ini ada yang berupa aset yang kami miliki dan aset yang bukan kami miliki. Hal ini dikarenakan produksi KANYE dilakukan di dapur pusat dan di stan PHX, sehingga untuk beberapa kebutuhan aset di dapur pusat sudah dapat terpenuhi tanpa kami harus membelinya karena lokasi dapur pusat kami merupakan rumah salah satu anggota kami. Dalam tabel 5.8 tercatat aset yang dibutuhkan agar kegiatan operasi dapat berjalan. Tabel 5. 7 Aset Produksi KANYE No.



Nama Barang



Jumlah Unit yang dibutuhkan



Jumlah Unit yang dimiliki



Total Nilai



1.



Kompor



2



1



Rp 300.000,00



2.



Gas



2



1



Rp 155.000,00



3.



Selang Gas



2



0



0



4.



Spatula



3



2



Rp 50.000,00



5.



Panci



1



0



0



6.



Wajan Double Pan



1



0



0



7.



Teflon



1



1



Rp 95.000,00



8.



Panci Telur



1



1



Rp 40.000,00



9.



Talenan



3



1



Rp 20.000,00



10.



Pisau



3



3



Rp 45.000,00



11.



Kulkas



2



1



Rp 1.530.000,00



12.



Rice Cooker



1



1



Rp 280.000,00



13.



Termos Nasi



1



1



Rp 85.000,00



14.



Timbangan



2



1



Rp 53.000,00



15.



Blender



1



1



Rp 235.000,00



16.



Dandang Alumunium



1



1



Rp 20.000,00



17.



Toples Plastik



5



5



Rp 40.000,00



222



No.



Nama Barang



Jumlah Unit yang dibutuhkan



Jumlah Unit yang dimiliki



Total Nilai



18.



Tempat cabe stainless



3



3



Rp 210.000,00



19.



Tempat Bumbu Oles



1



1



Rp 85.000,00



20.



Kabel Roll



1



1



Rp 139.000,00



21.



Sponge



1



1



Rp 8.000,00



22.



Kain lap



1



1



Rp 12.000,00



23



Sapu dan Pengki



1



1



Rp 80.000,00



Total



Rp.3.482.000,00



Dari tabel 5.7, jumlah unit yang dibutuhkan merupakan jumlah aset yang digunakan pada proses produksi yang dilakukan di dapur pusat dan di stan kami, yang kepemilikan dari aset tersebut ada yang kami miliki dan bukan yang kami miliki. Sedangkan jumlah unit yang dimiliki merupakan aset yang digunakan pada proses produksi dan dimiliki oleh kami. Aset yang kami hitung total nilainya adalah aset yang kami miliki, hal ini dikarenakan seperti yang sudah dijelaskan diatas, sebagian aset yang kami butuhkan untuk kebutuhan produksi sudah tersedia di salah satu rumah anggota kami sehingga kami tidak perlu membeli aset itu lagi.



223



5.3.3 Pengendalian Standar Kualitas Produk / Layanan 5.3.3.1 Standar Kualitas Dalam industri makanan, kualitas makanan merupakan hal terpenting yang harus dijaga agar konsumen tidak kecewa dengan makanan yang mereka beli. Jika sekali konsumen kecewa atau tidak puas dengan makanan yang mereka pesan, mereka mungkin tidak akan datang kembali lagi dan dapat memberikan ulasan yang buruk terhadap makanan kami yang dapat berdampak buruk bagi brand image kami. Terlebih lagi di zaman dimana sosial media sudah menjadi media yang dapat menyebar luaskan informasi dengan cepat dan membuat sebuah kejadian atau sesuatu menjadi populer atau viral, kami harus waspada dan mencegah orang mengulas sesuatu yang buruk mengenai makanan kami dengan menjaga kualitas makanan dan layanan yang kami berikan. Maka dari itu KANYE akan memberikan kualitas terbaik yang konsumen bisa rasakan. KANYE menyediakan nasi kambing guling dengan empat varian sambal yang dapat dipilih oleh konsumen. Untuk seporsi nasi KANYE yang dipesan oleh konsumen, konsumen akan mendapatkan nasi putih, daging kambing guling, kentang goreng dan varian sambal yang konsumen pilih yang disajikan di dalam packaging boks dengan sendok plastik. Konsumen juga dapat menambahkan tambahan telur goreng omega untuk melengkapi makanan mereka. Kami akan menjelaskan standar kualitas kami berdasarkan tiap bahan utama yang terdapat dalam makanan yang didapatkan oleh konsumen. Dalam membuat standar kualitas, kami mengikuti saran yang di dapat dari hasil in-depth interview pakar chef (John reno, 2017). Untuk menyimpulkan standar kualitas bahan baku KANYE kami akan menggambarkannya dalam bentuk tabel, yang bisa dilihat di tabel 5.8.



224



Tabel 5. 8 Standar Kualitas Bahan Baku KANYE No.



Nama Bahan



Standar Kualitas



1.



Beras



Beras RM



2.



Daging Kambing



3.



Kentang



4.



Cabe Rawit



-



Berwarna Merah Tidak ada hitam - hitam Segar



5.



Tomat



-



Berwarna Merah Segar



6.



Bawang Merah



Bawang Merah Brebes



7.



Bawang Putih



Bawang Putih Kating



8.



Daun Jeruk



9.



Serai



Serai Muda



10.



Kecap Manis



Kecap Manis Bango



11.



Packaging



Berbahan Foodgrade



12.



Telur



Telur Omega



-



Bagian Paha Kambing Berusia dibawah 1 tahun Tidak berbau perenggus



Menggunakan Kentang Kuning



-



Segar Tidak ada cacat



Yang pertama adalah untuk nasi putih, beras yang kami gunakan adalah beras RM. Berdasarkan vendor beras kami, beras ini merupakan standar yang digunakan oleh rumah makan atau restoran - restoran. Beras ini juga sudah diuji dan terbebas dari residu pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi. Pada proses pemasakan nasi kami juga memberikan daun pandan kedalam rice cooker agar nasi putih kami memiliki aroma yang harum. Dalam seporsi nasi kambing guling, kami memberikan nasi putih sebanyak 200 gram. Berikutnya untuk daging kambing guling, daging kambing yang kami gunakan adalah kambing yang berumur dibawah 1 tahun dan bagian yang kami gunakan adalah bagian paha. Hal ini agar daging yang dihasilkan lebih lembut untuk dimakan, kami juga telah memilih vendor daging kambing yang bisa



225



menyembelih kambing dengan benar, karena jika proses penyembelihan salah, daging akan berbau perenggus. Lalu agar daging kambing tidak kenyal dan berbau, kami juga melakukan proses pembersihan urat dan lemak. Setelah daging dibersihkan untuk mencegah bau perenggus yang dikeluarkan daging kambing, kami menambahkan rempah - rempah dibumbu kami yang berfungsi untuk menghilangkan bau perenggus tersebut. Untuk seporsinya kami memberikan 80 gram daging kambing. Untuk kentang goreng, kami menggunakan kentang yang berwarna kuning. Hal ini dikarenakan kentang yang berwarna kuning kandungan gluten atau zat tepungnya lebih sedikit sehingga kentang goreng yang dihasilkan akan lebih garing dari yang berwarna kuning keputih - putihan. Lalu kami juga menggunakan kapur sirih yang dicampur dengan air untuk direndam dengan kentang sebelum digoreng agar kentang lebih garing. Dalam seporsinya kami memberikan 14 gram kentang goreng. Untuk sambal matah, sambal kecap dan cabe ijo, kami membuatnya setiap hari. Jadi sambal yang kami sajikan selalu segar. Bahan - bahan yang kami gunakan untuk membuat sambal juga telah kami pilih yang paling segar, terutama penggunaan cabe rawit untuk sambal matah dan sambal kecap, kami menggunakan cabe rawit yang berwarna merah untuk menggugah selera konsumen kami. Untuk sambal matah yang kami menggunakan bawang merah brebes, kami menggunakan bawang merah brebes karena aroma yang bawang yang dikeluarkan lebih kuat dibandingkan dengan bawang merah biasanya. Untuk sambal kecap kami menggunakan tomat yang berwarna merah untuk menunjukan kesegaran dan menggugah selera pelanggan, lalu kecap manis yang digunakan adalah kecap Bango. Untuk setiap pembuatan sambal kami sudah memiliki sop yang jelas sehingga rasa yang dihasilkan akan tetap konsisten. Untuk yang tidak menyukai pedas kami juga menyediakan bumbu original yang juga telah memiliki sop pembuatan yang jelas. Untuk sambal setiap porsinya kami memberikan 7 gram sambal.



226



Bahan packaging yang kami gunakan untuk menyajikan makanan ke konsumen adalah bahan yang sudah food grade. Dengan ini kami tidak perlu melapisi plastik lagi sebelum menyajikan makanan kami ke dalam packaging karena sudah aman. Di packaging kami juga sudah terdapat logo food grade sehingga konsumen juga dapat melihat dan merasa tenang saat mengonsumsi makanan kami. Untuk telur goreng yang kami sediakan sebagai tambahan, kami menggunakan telur omega. Kami menggunakan telur omega sebagai standar kami karena warna yang dihasilkan bukan kuning melainkan oranye yang dapat meningkatkan selera makan dan terkesan lebih mahal. Untuk mencegah adanya rambut atau bahan lain yang masuk kedalam makanan konsumen, setiap pemasak dan yang menata makanan menggunakan topi dan sarung tangan plastik. 5.3.3.2 Toleransi Barang Cacat KANYE memiliki tingkat toleransi terhadap barang yang sangat rendah, hal ini dikarenakan dalam industri makanan adanya sedikit produk yang cacat akan bisa berakibat fatal dan berujung kepada keracunan makanan. Maka dari itu KANYE akan sangat berhati - hati untuk menjaga kepercayaan konsumen. Daging kambing yang merupakan bahan utama yang kami gunakan juga merupakan bahan yang sangat sensitif, maka dari itu proses penyimpanannya harus dilakukan dengan baik. Jika daging yang kami terima dari vendor kami sangat berbau dan keras, kami akan mengkomplain dan meminta penukaran kepada vendor kami. Tabel 5.9 menjelaskan mengenai kadarluasa bahan yang bisa digunakan setelah dibuat. Tabel 5. 9 Batas Bahan Baku Digunakan No.



Nama Bahan



Batas digunakan



1.



Daging Kambing siap dimasak



3 Minggu



2.



Kentang Goreng



2 Minggu



3.



Sambal Matah, Cabe Ijo, Sambal Kecap



1 Hari



4.



Bumbu Original



3 Minggu



5.



Bumbu Kuning



1 Bulan



227



Daging yang sudah dimarinasi bisa disimpan didalam freezer sampai dengan 1 bulan, namun demi keamanan kami akan membatasinya menjadi 3 minggu, jika ada daging yang sudah melebihi 3 minggu, daging tersebut akan dibuang. Untuk kentang goreng memiliki ketahanan selama 3 minggu namun kami memiliki batas aman di 2 minggu, jika kentang goreng sudah melebihi 2 minggu kentang goreng akan dibuang. Kentang harus disimpan di toples yang kedap udara. Untuk ketiga varian sambal kami selalu membuatnya setiap hari untuk menjaga kualitas dari sambal itu sendiri. Jika ada sisa sebenarnya bisa digunakan untuk besok hari lagi namun cita rasa yang ditawarkan berubah, maka dari itu disini kami membuat ketiga varian sambal seminimal mungkin dan jika stok sambal di stan habis, kami juga menyediakan bahan mentah di stan untuk membuat sambal tambahan sehingga akan mengurangi waste yang ada. Untuk bumbu original dan bumbu kuning yang kami gunakan ini memiliki daya tahan yang cukup kuat jika disimpan di dalam kulkas. Untuk setiap produksi kami memberikan label tanggal pembuatan dan tanggal kadarluasa agar mudah untuk dilihat dan diawasi. 5.3.3.3 Upaya Pemantapan Kualitas Seperti yang sudah kami bahas pada sebelumnya kualitas merupakan faktor paling penting pada industri makanan ini, maka dari itu kami disini berkomitmen memberikan kualitas terbaik dengan konsisten. Maka dari itu setiap proses produksi yang dilakukan oleh KANYE sudah memiliki SOP yang jelas agar kualitas dari rasa yang kami berikan tetap konsisten. Kami telah memiliki merek garam, lada, gula dan berbagai bumbu lainnya yang kami gunakan juga selalu menggunakan merek yang sama untuk menjaga konsistensi rasa dari makanan kami. Disini kami juga memegang prinsip golden rule yaitu lakukanlah seperti kalian ingin diperlakukan. Maka dari itu kami selalu mengadakan food test sebelum membuka stan kami. Jadi sebelum membuka stan kami memasak sepotong daging untuk dicicipi, mencicipi kentang goreng, dan semua varian sambal, jika hasil yang dirasakan sudah sesuai berarti stan sudah bisa dibuka. Namun jika rasa tidak sesuai, kami akan mencari kesalahan dan membenarkan bahan tersebut. Walaupun kami sudah mempunyai SOP, hal ini akan tetap kami



228



lakukan sebagai pencegah jika ternyata ada kesalahan manusia dalam proses produksi. Karena KANYE memiliki 2 tempat produksi, kami akan menggunakan checklist yang berfungsi sebagai pengingat bahan yang akan dibawa dari dapur pusat ke stan kami dan sebagai pemandu agar stan sudah siap beroperasi. Checklist (Klaas Willems Ugent, 2014) adalah sebuah alat bantu yang digunakan untuk mengurangi potensi kegagalan yang disebabkan oleh ingatan dan perhatian manusia. Untuk checklist KANYE bisa dilihat dari tabel 5.10. Tabel 5. 10 Checklist KANYE Checklist Operasional KANYE Tanggal : Central Kitchen No.



Bahan yang harus dibawa



1.



Kentang Goreng



2.



Sambal Matah



3.



Sambal Kecap



4.



Cabe Ijo



5.



Bumbu Original



6.



Daging Kambing



Check



Stan No.



Yang harus dilakukan



Check



1.



Menempatkan Bahan yang dibawa pada tempatnya



2.



Memasak Nasi



3.



Memasak daging menjadi setengah matang



4.



Memotong daging dan menyimpannya di chiller



5.



Melakukan Foodtest



Nama Pengecek :



229



Untuk meningkatkan kualitas makanan kami, kami akan menanyakan feedback kepada konsumen mengenai makanan kami. Dari feedback yang diberikan kami akan mencoba memperbaiki dan meningkatkan kualitas makanan kami. Seperti contoh ada pelanggan yang memesan sambal matah dan memberikan feedback bahwa sambal matah yang kami sajikan masih kurang pedas, dari masalah tersebut setelah kami diskusikan kami mengambil keputusan untuk menanyakan kepada konsumen apakah ia ingin pedas atau biasa saja, jika konsumen menginginkan yang pedas kami akan memberikan tambahan cabe rawit kepada sambal matahnya jika tidak kami akan memberikannya sesuai standar kami. Penanyaan feedback ini kami lakukan setiap kali setiap ada konsumen kami yang memesan. Selain itu untuk meningkatkan kualitas makanan kami, kami juga akan melakukan pengembangan dan riset dengan menggunakan bahan baku yang lebih mahal, seperti contohnya bawang putih yang digunakan diubah dari yang biasa menjadi bawang putih yang kating yang harganya lebih mahal dan memiliki aroma yang lebih kuat. Lalu menggunakan daging kambing yang umurnya masih dibawah 3 bulan agar daging yang dihasilkan lebih lembut namun harganya yang lebih mahal. Atau melakukan percobaan untuk mengempukan daging kambing menggunakan nanas, meat tenderizer, garam batu, baking powder dan lain - lain. 5.3.4 Pengendalian Pemasok Pemasok adalah suatu individu atau perusahaan yang menyediakan sumber daya yang akan dipergunakan oleh perusahaan untuk diolah atau dipergunakan lagi



30.Bagi



KANYE peran pemasok dalam sisi bahan baku daging



sangatlah penting, hal ini dikarenakan daging kambing merupakan bahan baku utama penentu rasa dari makanan yang kami tawarkan. Maka dari itu pemilihan untuk pemasok daging kambing sangatlah penting dan juga sulit untuk menemukan yang sesuai dengan keinginan kami. Berbeda dengan pemasok bahan baku sayuran, pemasok bahan baku sayuran juga penting, namun jumlah pemasok



30



I. N. Pujawan, Supply Chain Management, Jakarta: Guna Widya, 2005.



230



yang menawarkan bahan baku sayuran dengan kualitas dengan harga yang baik cukup banyak sehingga lebih mudah untuk menemukannya. Untuk pemilihan pemasok kami akan menggunakan metode poin tertimbang atau weighted point method. Weighted point method (Willis and Huston, 1990) adalah sebuah metode pemilihan dengan memberikan nilai untuk setiap kriteria pemilihan, dengan metode ini pemilihan akan lebih objektif karena pemilihan pemasok dipilih berdasarkan nilai tertinggi. Kami telah memiliki kriteria yang akan kami paparkan dalam bentuk tabel. Pemberian nilai adalah 1 sampai 5, dimana 1 berarti sangat buruk dan 5 berarti sangat baik. Nilai tertinggi yang bisa didapat adalah 25. Di tabel 5.11 dapat dilihat jenis pemasok dan kriteria pemilihannya.



231



Tabel 5. 11 Form Penilaian Pemilihan Pemasok No



1.



Pemasok



Daging Kambing



Kriteria



Poin Tertimbang



Bisa memberikan daging kambing dengan usia dibawah 1 tahun



1



Harga



1



Memiliki kemampuan menyembelih yang benar



1



Lokasi masih dalam jangkauan



0.5



Bisa diantar



0.5



Waktu minimum pemesanan H - 1



1



Jumlah Nilai 2.



Sayuran



Kualitas Bahan Baku Segar



2.5



Harga



1.5



Lokasi masih dalam jangkauan



0.5



Bisa diantar



0.5



Harga



2



Menyediakan bahan foodgrade



1



Kecepatan waktu pembuatan



1



Lokasi masih dalam jangkauan



0.5



Bisa diantar



0.5



Harga



2



Lokasi masih dalam jangkauan



0.5



Ukuran Telur



2



Bisa diantar



0.5



Jumlah Nilai 3.



Packaging



Jumlah Nilai 4.



Telur Omega



Jumlah Nilai



232



Nilai ( 1 -5 )



Total Nilai



Dari tabel 5.11 telah ditunjukan kriteria pemilihan pemasok untuk setiap bahan yang dibutuhkan untuk produksi kami. Kriteria diatas kami buat agar kualitas bahan yang kami dapat sesuai dan dapat memenuhi standar kualitas kami. Kami akan memilih 3 pemasok yang akan kami seleksi menggunakan tabel penilaian yang telah kami buat diatas. 5.3.5 Pengendalian Persediaan Inventori atau persediaan adalah sebuah stok barang yang disimpan yang akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan permintaan untuk kedepannya. Pengendalian persediaan bagi KANYE sangatlah penting karena bahan - bahan yang digunakan ada yang dapat bertahan lama dan ada juga yang cepat. Maka dari itu penting untuk bisa menjaga stok barang dengan jumlah yang sesuai agar tidak menjadi waste. Agar persediaan kami efektif dan efisien, kami akan menggunakan teori yang terdapat pada inventori manajemen. Tujuan dari penggunaan teori ini adalah untuk mengetahui jumlah barang yang harus dipesan dan kapan harus memesan barang tersebut. Dalam KANYE inventori kami bagi menjadi 2 tipe yaitu bahan baku dasar atau raw material dan bahan setengah jadi atau work in process product. Pembagiannya bisa dilihat di tabel 5.13. Tabel 5. 12 Jenis Bahan Baku Bahan Baku Dasar ( Raw Material ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.



Bahan setengah jadi ( WIP)



Bawang Merah Bawang Putih Ketumbar Jahe Kunyit Cabe Rawit Cabe Ijo Tomat Serai Daun Jeruk Jeruk Nipis Jeruk Limo Daging Kambing Kecap Manis Telur



1. 2. 3.



233



Bumbu Kuning Bumbu Original Daging yang telah dimarinasi



Untuk bahan baku dasar seperti sayuran kami akan menggunakan metode periodic system, periodic system ini adalah pemesanan yang dilakukan untuk jumlah pemesanan yang bervariasi untuk kurun waktu tertentu. Kami memilih untuk menggunakan metode ini untuk bahan baku dasar karena untuk mendapatkan harga pembelian yang lebih murah untuk kuantitas yang lebih besar. Kami akan berbelanja bahan baku dasar untuk waktu 1 minggu sekali. Sedangkan untuk bahan setengah jadi (WIP), kami akan menggunakan metode penghitungan reorder point with variable demand dengan menggunakan rumusnya yaitu: Rata - Rata Penjualan perhari x Lama Waktu Pemesanan (Lead Time) + Safety Stock Reorder point (Fangruo Chen, 1998) merupakan titik jumlah inventori dimana harus melakukan pemesanan bahan baku. Sedangkan lead time adalah waktu pemesanan sampai barang yang dipesan tiba diperusahaan untuk digunakan. Safety stock merupakan stok inventori yang dijaga selama masa pemesanan atau lead time untuk mencegah stockout atau kekurangan inventori. Selanjutnya kita asumsikan bahwa setiap hari penjualan nasi kambing guling sebanyak 30 porsi dengan probabilitas penambahan telur goreng omega sebesar 50 %. Dengan lead time 1 hari dan safety stock 30 porsi. Maka dari itu untuk reorder Point penghitungannya bisa dilihat di tabel 5.14. Tabel 5. 13 KANYE Reorder Point Barang



Lead Time



Safety Stock



Reorder Point



Daging Kambing



1 Hari



30 porsi



60 porsi



Kentang Goreng



1 Hari



420 gram



840 gram



Packaging



14 Hari



30 boks



450 boks



Bumbu Kuning



1 Hari



250 gram



500 gram



Telur Omega



0 Hari



15 butir



15 Butir



Untuk daging kambing kami akan melakukan reorder point ketika daging kambing yang sudah dimarinasi tersisa 60 porsi atau setara dengan 5 kg. Untuk varian sambal kami memproduksinya setiap hari dan untuk telur memiliki lead



234



time 0 hari karena pemasok telur omega dengan stan kami sangatlah dekat sehingga sangat mudah untuk membelinya. Untuk sistem penggunaannya kami menggunakan sistem First In First Out, jadi bahan yang telah dibuat terlebih dahulu akan digunakan lebih dulu. Seperti misalkan kentang goreng harus di habiskan terlebih dahulu stok yang sudah lama, setelah habis baru menggunakan kentang goreng stok baru. Untuk pembelanjaan bahan baku, kami melakukannya seminggu sekali. Penyimpanan bahan baku kami bagi menjadi ada yang di dry storage dan cold storage. Untuk pembagiannya kami sudah kelompokan dalam tabel 5.14. Pembagian penyimpanan ini kami lakukan berdasarkan saran dari pakar chef John Reno. Tabel 5. 14 Jenis Penyimpanan Bahan Baku No.



Nama Barang



Jenis Penyimpanan



1.



Bawang Merah



Dry Storage



2..



Bawang Putih



Dry Storage



3.



Jahe



Dry Storage



4.



Kunyit



Dry Storage



5.



Kemiri



Dry Storage



6.



Ketumbar



Dry Storage



7.



Kentang



Dry Storage



8.



Garam



Dry Storage



9.



Gula



Dry Storage



10.



Lada



Dry Storage



11.



Penyedap



Dry Storage



12.



Tenderizer



Dry Storage



13.



Cabe Rawit



Cold Storage



14.



Cabe Ijo



Cold Storage



15.



Serai



Cold Storage



16.



Daun Jeruk



Cold Storage



235



No.



Nama Barang



Jenis Penyimpanan



17.



Jeruk Limo



Cold Storage



18.



Jeruk Nipis



Cold Storage



19.



Tomat



Cold Storage



20.



Bumbu Kuning



Cold Storage



21.



Bumbu Original



Cold Storage



22.



Daging Kambing



Cold Storage



23.



Kecap Manis



Cold Storage



5.3.6 Pengendalian Limbah dan Pengelolaan Lingkungan Limbah yang dihasilkan dari proses produksi KANYE adalah limbah - limbah yang bersifat organik, seperti kulit bawang dan sebagainya. Dalam proses penguratan daging, limbah yang dihasilkan adalah lemak dan urat kambing. Limbah yang dihasilkan ini nantinya dapat kami olah menjadi sop atau gulai. Namun untuk sekarang ini, kami masih akan lebih fokus untuk mengembangkan dari sisi kambing guling itu sendiri. Setelah kambing guling sudah berjalan dengan baik, baru kami akan mulai mengembangkan dari sisi sop dengan memanfaatkan limbah yang kami hasilkan.



236



5.3.7 Penjadwalan Kegiatan Produksi / Penyediaan Layanan Untuk kegiatan produksi KANYE kami sudah membuat penjadwalannya selama 1 tahun yang bisa dilihat di tabel 5.15. Tabel 5. 15 Jadwal kegiatan Produksi



Kegiatan Operasional Minggu



April



May



June



July



August



September



October



November



December



January



February



March



2018



2018



2018



2018



2018



2018



2018



2018



2018



2019



2019



2019



1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4



1



2



3



4



1 2



Bumbu Kuning Bumbu Original Sambal Matah Sambal Kecap Cabe Ijo Kentang Goreng Pengolahan Daging kambing R&D Peningkatan Kapasitas



237



3 4



1



2



3



4



1



2



3



4



1 2 3 4



1



2



3



4 1 2 3 4



Dari jadwal yang bisa dilihat diatas untuk proses pembuatan sambal dan pengolahan kambing terus dilakukan setiap minggunya. Untuk sambal diproduksi setiap hari di tiap minggunya karena selain sambal tidak tahan lama, hal ini dilakukan juga untuk menjaga kualitas dari cita rasa yang kami tawarkan. Untuk daging kambing kami juga memproduksinya tiap minggu untuk menjaga kualitas dari kelembutan daging tersebut. Sedangkan untuk kentang goreng kami memproduksinya setiap 2 minggu sekali agar biaya gas dan minyak yang dikeluarkan tidak membludak. Lalu untuk bumbu kuning dan bumbu original kami produksinya setiap 3 minggu sekali, hal ini kami lakukan karena kedua bahan tersebut dapat disimpan dan bertahan cukup lama didalam kulkas. 5.3.8 Organisasi Tim Operasi Tim operasi dalam KANYE berperan penting untuk menghasilkan dan menjaga konsistensi rasa yang tinggi. Dalam bagian ini kami akan menjelaskan tugas, struktur serta kebijakan yang ada untuk tenaga kerja dibidang operasi. 5.3.8.1 Struktur Tim Operasi Sebelum membentuk struktur tim di divisi operasional KANYE, kami akan menjelaskan berbagai pekerjaan yang terdapat saat produksi KANYE. Pada produksi di dapur pusat terdapat proses pembuatan bumbu kuning, bumbu original, 3 varian sambal, proses penguratan daging, marinasi daging yang sudah selesai dibersihkan dari urat dan proses penggorengan kentang. Agar tiap proses dapat dijalankan dengan efisien kami telah menghitung jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan. Dalam tabel 5.16 bisa dilihat penjabaran jenis pekerjaan, jumlah pekerja yang dibutuhkan dan lama waktu pengerjaannya.



238



Tabel 5. 16 Jumlah Pekerjaan dan Waktu Yang Dibutuhkan KANYE No.



Jenis Pekerjaan



Pekerja yang dibutuhkan



Waktu Pengerjaan



1.



Pembuatan Bumbu Kuning



1 Orang



60 Menit



2.



Pembuatan Bumbu Original



1 Orang



5 Menit



3.



Pembuatan 3 Varian Sambal



1 Orang



20 Menit



4.



Penguratan Daging



2 Orang



90 Menit / 5 Kg Daging



5.



Marinasi Daging



1 Orang



5 Menit



6.



Pembuatan Kentang Goreng



1 Orang



90 Menit



Dalam proses produksi KANYE, pekerjaan yang membutuhkan waktu lama untuk dilakukan ada 3 yaitu penguratan daging, pembuatan bumbu kuning dan pembuatan kentang goreng. Karena ketiga proses ini memakan waktu yang lama, dalam 1 minggu kami mengerjakannya dihari yang berbeda agar tidak memakan waktu produksi yang lama. Untuk optimalnya kami membutuhkan 3 orang untuk bekerja di central kitchen. Sedangkan untuk di stan, kami membutuhkan 2 orang untuk berjualan. Lalu setiap minggunya kami akan berbelanja untuk membeli bahan baku. Rencananya pada bulan September nanti kami akan membuka gerai kedua kami, maka dari itu kami harus meningkatkan kapasitas produksi kami. Untuk meningkatkan kapasitas produksi kami berencana untuk mempekerjakan 2 pekerja paruh waktu pada bulan September. Karena dapur pusat kami terletak dirumah salah satu anggota kami, kami berencana untuk mempekerjakan kedua asisten rumah tangga dari anggota kami untuk membantu proses produksi kami. Gambar 5.24 adalah gambaran struktur dari tim operasi jika sudah mempekerjakan 2 pekerja paruh waktu.



239



Gambar 5. 24 Struktur Tim Operasi 5.3.8.2 Kebijakan Pengelolaan Tenaga Operasi Untuk saat ini belum ada kebijakan kami mengenai tenaga operasi, hal ini dikarenakan dalam divisi operasi, kami masih mempekerjakan pekerja paruh waktu. Sehingga kami belum mempertimbangkan untuk memberikan insentif atau bonus tambahan. Jika nantinya ada penambahan karyawan tetap baru kami akan pertimbangkan insentif, bonus ataupun THR kepada pekerja kami. 5.3.9 Rencana Anggaran Operasi Untuk operasi kami telah membuat anggaran yang bisa dilihat di tabel 5.17. Rencana anggaran operasional KANYE ini dibuat untuk kurun waktu April 2018 sampai Maret 2019.



240



Tabel 5. 17 Anggaran Operasi Dalam Setahun Bulan



Biaya Bahan Baku



Biaya Produksi



Apr 2018



Rp 7.000.000



Rp 350.000



Mei 2018



Rp 9.000.000



Rp 200.000



Jun 2018



Rp 10.000.000



Rp 200.000



Jul 2018



Rp 12.000.000



Rp 350.000



Aug 2018



Rp 14.000.000



Rp 200.000



Sept 2018



Rp 30.000.000



Rp 550.000



Oct 2018



Rp 31.500.000



Rp 550.000



Nov 2018



Rp 33.100.000



Rp 400.000



Dec 2018



Rp 34.800.000



Rp 550.000



Jan 2018



Rp 36.600.000



Rp 550.000



Feb 2018



Rp 38.400.000



Rp 400.000,00



Mar 2018



Rp 40.320.000



Rp 550.000,00



Packaging



R&D



Rp 2.700.000



Total Rp 10.050.000 Rp 9.200.000



Rp 300.000 Rp 5.550.000



Rp 10.500.000 Rp 17.900.000 Rp 14.200.000



Rp 300.000



Rp 31.250.000 Rp 32.450.000



Rp 5.550.000



Rp 39.250.000 Rp 300.000



Rp 36.050.000 Rp 37.350.000



Rp 5.550.000



Rp 44.750.000 Rp 300.000



Total



Rp 41.570.000 Rp 324.520.000



241



5.4 Rencana Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah salah satu bagian dari perusahaan yang paling penting. SDM bertujuan untuk menjalankan proses - proses yang ada dalam suatu perusahaan seperti perencanaan. Staffing, pengorganisasian, memimpin suatu kelompok atau organisasi untuk bisa mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. SDM juga berfungsi sebagai pengawas guna untuk mencegah dan menyelesaikan masalah atau konflik yang terjadi dalam suatu perusahaan tersebut. 5.4.1 Tujuan dan Sasaran Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah penggerak dari suatu sistem yang ada di suatu perusahaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan dari suatu perusahaan tersebut (Mathis dan Jackson, 2006, p.3). Berikut adalah tujuan dan sasaran dari KANYE pada sumber daya manusia: Tujuan: 1. Para anggota mampu menjalin hubungan yang berintegerasi dengan baik antar satu sama lain di setiap divisi 2. Meningkatkan kinerja setiap divisi dan menciptakan loyalitas tinggi dari setiap anggota terhadap KANYE. 3. Mempertahankan kinerja tinggi di setiap divisi untuk mendukung proses bisnis yang akan dijalankan. Sasaran: 1. Membuat KPI yang akan dilaksanakan pada setiap bulan. 2. Memberikan training kepada karyawan secara intensif selama 1 minggu awal. 3. Melakukan bonding selama 3 bulan sekali yang bertujuan untuk meningkatkan loyalitas dan kedekatan antar anggota. 5.4.2 Budaya Perusahaan yang Ingin Dikembangkan Nilai perusahaan yang dipegang oleh KANYE adalah kejujuran, keterbukaan dan konsistensi. Yang pertama adalah kejujuran. Budaya kejujuran tersendiri



242



merupakan nilai yang sangatlah penting dan harus dimiliki oleh setiap anggota. Nilai kejujuran ini harus kita tunjukan kepada setiap anggota dan kepada para pembeli untuk bisa mendapatkan kepercayaan oleh konsumen. Sehingga KANYE akan menyajikan fakta - fakta yang sesungguhnya kepada para konsumen. Sedangkan kejujuran dalam setiap anggota bertujuan untuk mempererat rasa hubungan dan menumbuhkan rasa percaya antar individu. Keterbukaan yang dimaksud adalah terbuka terhadap anggota dan pembeli. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan konsumen yang memiliki loyalitas yang tinggi. Dalam hal ini kami akan menyajikan informasi - informasi tentang produk KANYE dengan didukung oleh data - data yang sudah diolah dari sumber yang terpercaya dan bisa terus menjadi pelanggan setia kepada produk KANYE. Kami akan melakukan training kepada karyawan kami dengan mengedukasinya mengenai fakta daging kambing, sehingga KANYE akan bisa menyampaikan kepada para konsumennya terhadap fakta – fakta yang ada dalam daging kambing. Konsistensi yang akan diterapkan adalah konsisten terhadap pekerjaan, sehingga kita akan mempertahankan konsistensi kinerja yang tinggi dalam menjalankan perusahaan KANYE. Dengan begitu, kita dapat dipercaya oleh konsumen dan rekan kerja kita tersendiri. Rasa yang saling percaya disinilah merupakan salah satu hal yang terpenting untuk menjadi suatu perusahaan yang sukses. Ketiga budaya tersebut akan menjadi dasar KANYE dalam menjalankan proses manajemen SDM seperti recruitment, selection, penilaian kinerja dan peraturan perusahaan. Dalam menerapkan ketiga budaya tersebut, kami akan selalu melakukan bonding setiap 3 bulan sekali dan akan menjalankan KPI terhadap semua anggota kami paling tidak minimal selama satu bulan sekali. 5.4.3 Struktur Organisasi Dalam suatu struktur organisasi haruslah memenuhi 3 komponen (Daft, 1983). Pertama adalah struktur organisasi harus menunjukan hubungan pelaporan yang formal, termasuk jumlah tingkat dalam hierarki dan rentang kontrol manajer serta supervisor. Yang kedua adalah struktur organisasi harus dapat



243



mengidentifikasi pengelompokan suatu individu sehingga menjadi suatu departemen dan sekumpulan departemen menjadi suatu organisasi secara keseluruhan. Yang ketiga yaitu struktur organisasi mencakup perancangan sistem guna untuk menjaga komunikasi, koordinasi dan integrasi antar departemen bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Berikut adalah struktur organisasi KANYE:



Gambar 5. 25 Struktur Organisasi KANYE akan memakai struktur organisasi fungsional, dimana para anggotanya akan mendapatkan tugas dan tanggung jawab yang sesuai bidang yang dikuasai oleh masing - masing anggota. Dengan demikian, KANYE bisa menjadi perusahaan yang efisien dan efektif. Akan tetapi walaupun memiliki struktur fungsional, KANYE masih mengadopsi pola kerja organik. Hal tersebut disebabkan karena ukuran perusahaan masih tergolong kecil. Ciri dari pola kerja organik adalah formalisasi yang lebih rendah, pengambilan keputusan yang partisipatif dan memiliki tim yang lintas fungsional (Daft, 1983). Dalam suatu organisasi juga sudah ada pembagian tugas yang jelas tetapi tetap memiliki penanggung jawab dari setiap divisi, dan dalam mengambil keputusan lebih ke arah demokratis. Dalam setahun kedepan (2018), KANYE akan merekrut 2 orang karyawan di bagian operasional yang akan dilakukan pada bulan April sebagai tim operasional secara paruh waktu untuk membantu menyiapkan bahan baku. Pada



244



bulan Agustus saat kita membuka cabang baru, kita akan merekrut 1 orang tambahan guna menjadi tim operasional yang beroperasi di cabang baru kami. 5.4.4 Uraian Jabatan Berikut ini adalah job description dan specification dari KANYE. Job description tersendiri adalah merupakan daftar dari tugas dan tanggung jawab dari suatu posisi atau jabatan di dalam suatu organisasi, sedangkan job specification merupakan daftar dari hal yang dibutuhkan dalam menempati suatu posisi, seperti pendidikan, keahlian, dll (Dessler, 2015).



245



Tabel 5. 18 Job Description dan Job Specification Jabatan



Job Description



Job Specification



Direktur Utama ●











● ●



Membuat tujuan dan sasaran untuk bisa menunjukan arah kepada seluruh divisi Merencanakan dan mengawasi seluruh kegiatan fungsional Melakukan evaluasi terhadap seluruh anggota Memimpin arah dari perusahaan Membuat komunikasi yang baik terhadap seluruh anggota



● ●



Menganalisis tren yang ada dalam masyarakat Menetapkan harga sesuai dengan target pasar Melaksanakan kegiatan promosi di media - media seperti social media Mengatur promosi yang akan dilakukan Menetapkan target penjualan dan bagaimana cara untuk mencapai target tersebut Menjaga hubungan dengan rekan atau klien



● ●















Pendidikan minimal S1 Memiliki leadership yang tinggi Memiliki pengalaman dalam memimpin suatu kelompok Memiliki keahlian untuk menggunakan aplikasi berbasis microsoft Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik



Manajer Pemasaran ● ●







● ●







Manajer Keuangan ●



● ●







Memantau dan mencatat pengeluaran dan pemasukan uang setiap harinya Membuat catatan keuangan Memberikan saran terhadap perusahaan tentang keuangan Memberikan informasi keuangan kepada perusahaan guna untuk mengambil keputusan, baik jangka



246







● ●



● ● ● ● ● ●



Pendidikan minimal S1 Memiliki keahlian mengolah social media Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik Mengikuti tren Sudah memiliki pengalaman menjadi seorang marketer



Pendidikan minimal S1 Pernah bekerja di bidang keuangan Mengetahui tentang accounting Mampu menggunakan Ms. Excel Jujur, terbuka dan berintegritas Mampu bekerja sama



panjang ataupun jangka pendek Manajer Operasi ● ● ● ●



Manajer Sumber Daya Manusia



● ● ● ●



Memimpin alur produksi Memastikan proses produksi tepat waktu Membuat SOP Membuat perencanaan produksi setiap harinya Mengadakan rapat evaluasi setiap bulan Melakukan seleksi rekrutmen Membuat tes, memberikan pelatihan Membuat KPI



● ● ● ●



● ● ● ●







Pendidikan minimal S1 Memiliki kemampuan memasak Memiliki tingkat mobilitas yang tinggi Pernah bekerja di bidang operasional minimal selama 1 tahun Pendidikan minimal S1 Memiliki sifat terbuka, jujur, dan adil Mampu bekerja sama Memiliki pengalaman menjadi HR selama minimal 1 tahun Memiliki kemampuan komunikasi yang baik



5.4.5 Perencanaan Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan KANYE dibutuhkan perencaan dalam mengolah SDM. Di dalam perencanaan SDM tersendiri memiliki 3 kebijakan yaitu adalah kebijakan rekrutmen, seleksi dan mitra alih daya. 5.4.5.1 Kebijakan Perencanaan Sumber Daya Manusia Perencanaan sumber daya manusia yang akan dilakukan oleh KANYE adalah job analysis. Job analysis tersendiri adalah prosedur yang dilakukan untuk menentukan tugas dari setiap posisi yang ada di suatu perusahaan dan karakteristik yang diperlukan untuk posisi tersebut (Dessler, 2015). Dari prosedur tersebut akan dijadikan tanggung jawab (job specification) untuk para anggotanya. Maka dari itu, dalam mencari anggota atau perekrutan, dibutuhkan karyawan yang sesuai dengan job specification. Dalam menentukan sumber daya manusia, KANYE akan menggunakan workforce planning, dimana adalah sebuah proses dalam menentukan suatu posisi yang harus diisi dengan merekrut orang yang sesuai kriteria untuk posisi tersebut (Dessler, 2015). Karena KANYE merupakan perusahaan kecil dan baru, maka KANYE akan menggunakan ratio analysis. Ratio analysis tersendiri artinya adalah



247



menyesuikan jumlah karyawan sesuai dengan jumlah forecast yang telah dibuat. Berikut adalah perbandingannya: Tabel 5. 19 Ration Analysis Jumlah Karyawan



Penjualan per hari



5



30



6



60



7



90



Dari tabel 5.19, dapat diketahui bahwa untuk sekarang ini kita hanya memiliki 6 orang karyawan, dimana 1 orang karyawan tambahan tersebut hanya bersifat paruh waktu untuk membantu tim operation saja untuk menyiapkan bahan baku untuk pembuatan kambing guling. KANYE akan merekrut karyawan baru apabila nantinya sudah membuka cabang di bulan Agustus, yang di targetkan akan ada penjualan sejumlah 60 porsi per harinya. Disini, akan dicari karyawan untuk menjaga cabang baru dengan kriteria yang sesuai dengan yang dibutuhkan. 5.4.5.2 Kebijakan Rekrutmen dan Seleksi Menurut Gusdorf (2008), rekrutmen adalah proses menarik tenaga kerja yang memiliki kualifikasi untuk suatu jabatan di perusahaan. Untuk tahun pertama, KANYE telah merekrut pekerja paruh waktu untuk membantu operasional kami menyiapkan bahan baku. Perekrutan tim operasional ini, kami lakukan dengan interview dan melihat pengalaman kerja yang ada. Sehingga pada akhirnya kami memutuskan untuk mempekerjakan seorang karyawan yang terampil untuk memasak terutama dalam kasus kita, terampil untuk memisahkan urat pada daging kambing. Proses rekrutmen yang dilakukan oleh KANYE, dimulai dari pembuatannya job specification sehingga kita bisa menjalankan proses operasional dengan baik. Metode yang kita pakai untuk mencari tenaga kerja secara efisien dan efektif adalah dengan menggunakan metode referensi. Metode ini dapat meminimalisir biaya yang dibutuhkan untuk mencari orang yang sesuai.



248



Setelah kami mendapat para kandidat yang ingin bekerja di KANYE, kami segera melakukan interview terlebih dahulu guna untuk menyeleksi para kandidat tersebut agar kami mendapatkan pekerja yang sesuai dengan job specification yang telah kami buat. Berikut adalah alur dari proses interview yang kami lakukan:



Gambar 5. 26 Proses Perekrutan Pertama, yang kami akan lakukan adalah wawancara singkat mengenai pengalaman kerja dan keterampilan yang dimiliki. Setelah melakukan hal tersebut, kami akan melakukan uji coba dan pelatihan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa orang tersebut cocok dengan posisi yang kami perlukan. Setelah melalui semua hal itu, barulah kita akan merekrut orang tersebut secara resmi. 5.4.5.3 Kebijakan Mitra Alih Daya Mitra alih daya sendiri merupakan proses pemindahan pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Untuk setahun kedepan, KANYE masih belum menggunakan mitra alih daya. Hal tersebut disebabkan oleh KANYE tetap ingin menjaga kualitasnya sehingga, KANYE memutuskan untuk memproses semua bahan sendiri. Hanya pada bagian packaging KANYE yang menggunakan perusahaan luar untuk mencetaknya. Selebihnya, KANYE masih melakukannya



249



sendiri dan tidak memiliki rencana untuk melakukan mitra alih daya ke perusahaan lain. 5.4.6 Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia, maka akan ada kebijakan orientasi dan kebijakan pelatihan. 5.4.6.1 Kebijakan Orientasi Menurut Dessler (2009), Orientasi memiliki tujuan untuk dapat memberikan informasi - informasi dasar untuk para pekerja atau karyawan baru untuk membantu mereka dalam melakukan tugasnya (peraturan perusahaan). Supaya orientasi berhasil, maka karyawan tersebut harus memahami perusahaan dimana mereka bekerja serta prosedur dan aturan yang ada di dalamnya. Mereka harus mengetahui apa saja yang diharapkan oleh perusahaan dari mereka. Oleh karena itu, KANYE akan melakukan orientasi berupa pengenalan terhadap perusahaan, budaya serta visi dan misi yang dituju oleh perusahaan. Kami juga akan memberikan peraturan dan job description dengan jelas yang disertai dengan pelatihan yang dilakukan di divisinya. KANYE juga akan mengajarkan karyawan untuk bekerja sesuai dengan SOP yang sudah ada. 5.4.6.2 Kebijakan Pelatihan Pelatihan



merupakan



proses



yang



berguna



untuk



memberikan



pengetahuan terhadap para pekerja baru mengenai keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya (Dessler, 2009). Jenis pelatihan yang akan dilakukan oleh KANYE adalah on the job training. Pada bulan April, KANYE telah merekrut seorang karyawan yang membantu proses produksi. Pelatihan dilakukan dengan metode on the job training. Sehingga kita masih mengawasi apa yang dilakukan oleh karyawan kami dan memberikan feedback mengenai hasil kinerja mereka. Pada bulan Agustus nanti, KANYE akan merekrut karyawan untuk menjaga di cabang barunya. Jenis pelatihan yang akan dilakukan juga adalah on the job training, dimana kita akan mengawasi dan memberikan arahan serta feedback



250



dengan kinerja yang mereka lakukan. Karyawan baru saat ini, akan lebih difokuskan untuk melakukan operation melayani pelanggan. 5.4.6.3 Kebijakan Kedekatan Antar-Pegawai Kedekatan antar pegawai merupakan hal yang crucial pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, KANYE menetapkan budaya kejujuran, keterbukaan dan konsistensi di dalam perusahaan. Hal tersebut bertujuan untuk bisa menciptakan keharmonisan di dalam perusahaan. Dengan adanya keharmonisan tersebut, maka para anggotanya akan saling percaya satu sama lain dan bisa terus meningkatkan kinerja dan kenyamanan mereka di dalam perusahaan. Oleh karena itu, kami menghimbau seluruh anggota untuk bisa jujur dan terbuka terhadap rekan kerjanya agar bisa menghasilkan kinerja yang konsisten, efektif serta efisien. 5.4.6.4 Kebijakan Penilaian Kerja Untuk mengukur kinerja karyawan, KANYE akan menggunakan KPI. Berikut adalah KPI dari KANYE: Tabel 5. 20 KPI Divisi Penanggung Jawab Umum



Performa



KPI



Membuat tujuan dan sasaran perusahaan serta mengawasi para anggotanya



Berhasil memenuhi target minimal 70%



25%



Meningkatkan kinerja perusahaan



Melakukan evaluasi minimal 3 bulan sekali.



15%



Menganalisa laporan yang telah disiapkan oleh setiap divisi.



Bobot



20%



Memberikan arahan kepada setiap divisi. 20% Mempertahankan komunikasi yang baik antar anggota



Tidak adanya konflik yang terjadi antar anggota.



251



20%



Realisasi



Nilai



Divisi Pemasaran



Performa



KPI



Bobot



Meningkatkan brand image dari KANYE



Menambah follower Instagram sebanyak 50 per bulan.



30%



Melakukan kegiatan 20% endorsement kepada food blogger minimal 1x dalam sebulan. Memenuhi penjualan



Keuangan



Operasional



Membuat promosi untuk meningkatkan penjualan minimal 1 bulan 1 kali.



20%



Minimal penjualan 50% dari target.



30%



Membuat pengeluaran pemasukan.



laporan dan



35%



Menjaga kas minimum sebesar Rp 500.000,00



Uang kas minimal Rp 500.000,00.



35%



Membayar gaji pegawai tepat waktu



Membayar gaji pegawai saat jadwal yang ditentukan.



30%



Memastikan jumlah stock yang ada pada stan



Mengatur jumlah inventori sehingga selalu tersedia.



30%



Melakukan RND untuk menciptakan rasa yang baru



Mengeluarkan rasa yang baru minimal selama 3 bulan sekali



20%



Mengurangi waste



jumlah



Jumlah waste yang tersedia tidak lebih dari 10%



20%



Menjaga kualitas dari produk yang dijual



Komplain yang diterima dari konsumen kurang dari 1%



30%



Membuat keuangan



target



laporan



252



Realisasi



Nilai



Divisi Sumber Manusia



Performa Daya



KPI



Membuat KPI



Bobot



Hasil KPI minimal 75%



35%



rapat



Melakukan rapat minimal 1 kali selama sebulan



35%



Mengadakan 360 kepada antar anggota



Melakukan 360 derajat minimal 1 kali sebulan



30%



Mengadakan setiap bulan



Realisasi



KANYE akan melakukan penilaian KPI ini selama 1 bulan 1 kali pada setiap bulannya, guna untuk menilai kinerja dari masing - masing anggota. 5.4.7 Kebijakan Kompensasi Setelah melakukan analisis dari kompetitor mengenai gaji pegawai dengan melakukan interview kepada operation manager dari PHX Grogol yang bernama Arief pada tahun 2018, kami menemukan bahwa gaji rata - rata untuk karyawan di daerah PHX Grogol tersebut adalah sebesar Rp 1.800.000,00 per bulannya, dengan bekerja selama full 30 hari dalam 1 bulan. Sehingga apabila dihitung per hari sebesar Rp 60.000,00 per orangnya Sehingga gaji dari para pendiri KANYE pada bulan April 2018 hingga Desember 2018 per orangnya adalah Rp 660.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan masih tergolong perusahaan yang baru dan setiap orang masih memiliki waktu bekerja yang sedikit. Dalam kurun waktu sebulan, setiap anggota hanya memiliki waktu 11 hari bekerja saja. Untuk itu kami menghitung waktu kerja tersebut dengan gaji yang diberikan kepada para kompetitor. Selain itu kami juga akan memperkerjakan seorang karyawan untuk membantu bagian operasional kami dari bulan Mei 2018. Yang akan bekerja paruh waktu 2 kali saja dalam seminggu. Yang akan kami gaji sebesar Rp 50.000,00 per harinya karena waktu bekerja yang lebih singkat. Sehingga dalam 1 bulan kami akan menggajinya sebesar Rp 400.000,00 Pada saat membuka cabang baru pada bulan Agustus 2018, kami akan menambah 1 karyawan baru yang akan kami gaji sekitar Rp 1.800.000,00 per



253



Nilai



bulannya untuk menjaga outlet baru yang akan kami buka pada bulan Agustus tersebut. Pada bulan Juni 2018, kita juga akan mengeluarkan bonus THR (Tunjangan Hari Raya) kepada karyawan kami sebesar Rp 200.000,00



254



5.4.8 Rencana Anggaran Sumber Daya Manusia Berikut adalah anggaran untuk sumber daya manusia dari bulan April 2018 hingga Desember 2018: Tabel 5. 21 Rencana Anggaran SDM



Bulan



Gaji Manager



Gaji Karyawan



Apr-18



Rp3.300.000



-



Mei-18



Rp3.300.000



Rp400.000



Jun-18



Rp3.300.000



Rp400.000



Jul-18



Rp3.300.000



Rp400.000



Agu-18



Rp3.300.000



Rp400.000



Sep-18



Rp3.300.000



Rp2.200.000



Okt-18



Rp3.300.000



Rp2.200.000



Nov-18



Rp3.300.000



Rp2.200.000



Des-18



Rp3.300.000



Rp2.200.000



Jan-19



Rp3.300.000



Rp2.200.000



Feb-19



Rp3.300.000



Rp2.200.000



Mar-19



Rp3.300.000



Rp2.200.000



TOTAL



Bonus



Bonding



Rp200.000



Rp500.000



Rp500.000



Rp500.000



Rp500.000 Rp58.800.000



Anggaran tahun pertama yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dari KANYE adalah Rp 58.800.000, 00. 5.5 Rencana Keuangan Sebagai perusahaan startup kami sadar akan arus kas yang ketat.Semua kebijakan yang diambil didasari oleh pemasukan dan pengeluaran yang terjadi di perusahaan.oleh karena itu kami membutuhkan data yang detail dan benar dari setiap transaksi penjualan atau pembelian agar kami bisa memutuskan kebijakan yang sesuai bagi perusahaan.



255



5.5.1 Tujuan dan Sasaran Keuangan Divisi keuangan memiliki tanggung jawab untuk membantu divisi lainnya mewujudkan visi dan misi dari Kambing Guling.berikut adalah tujuan dan sasaran dari Divisi keuangan KANYE. Tujuan: 1. Membantu tiap divisi dalam budgeting. 2. Mempermudah pembayaran konsumen. 3. Mempertahankan Arus kas yang selalu positif. 4. Memberikan transparansi data keuangan kepada divisi lain. Sasaran: 1. Memberikan petunjuk kepada divisi terkait mengenai anggaran yang diperlukan sesuai dengan rencana 1 tahun. 2. Melakukan kerjasama dengan bank BCA dengan mesin EDC BCA 3. Menjaga ROI dari investasi divisi marketing secara berkala agar tidak menggangu arus kas. 4. Memberikan data riil kepada divisi lain terutama marketing dan operation agar mengetahui kondisi perusahaan setiap bulan.



5.5.2 Kebutuhan Modal Kerja dan Investasi Dalam menjalankan suatu bisnis tentunya membutuhkan modal untuk berbagai biaya. (Kasmir, 2016) Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.Perihal modal kerja dan investasi KANYE akan dijelaskan di subbab di bawah ini; 5.5.2.1 Kebutuhan Anggaran Perusahaan 1 tahun ke depan Tabel 5. 22 Rekapitulasi Anggaran Modal KANYE Selama 1 Tahun



256



Untuk menjalankan bisnis KANYE selama 1 tahun kami membutuhkan anggaran sebesar Rp 224.742.000 Untuk anggaran Investasi seperti peralatan dapur, biaya design booth.berikut adalah perincian kebutuhan per divisi untuk 1 tahun kedepan



No.



Divisi



Anggaran untuk modal kerja



Anggaran untuk Investasi



Total Kebutuhan Anggaran



1



Pemasaran



Rp.18.000.000,00



0



Rp.18.000.000,00



2



Operasi



Rp.162.160.000,00



Rp.3.482.000,00



Rp.165.642.000,00



3



Sumber Daya Manusia



Rp.58.800.000,00



0



Rp 58.800.000,00



Total Anggaran



Rp.224.442.000,00



5.5.2.2 Rincian Biaya Pra-Operasi Sebelum menemukan resep yang sesuai. Kami telah mengeluarkan beberapa biaya untuk mendapatkan Insight dan juga mencobai beberapa masakan kambing guling untuk menjadi Benchmark rasa dari KANYE. Tabel 5.24 adalah perincian biaya Pra-Operasi dari KANYE.



257



Tabel 5. 23 Perincian Biaya Pra-Operasi KANYE Biaya



Harga



Test Kambing Guling Haji Ishak



Rp.2.200.000,00



Transportasi Pakar Bpk.John Reno 1



Rp.86.000,00



Biaya Konsultasi Pakar 1



Rp.200.000,00



Bahan baku Prototype 1



Rp.250.000,00



Alat Pemanggang Prototype



Rp.900.000,00



Bahan Baku Prototype 2



Rp.250.000,00



Transportasi Pakar Bpk.John Reno 2



Rp.86.000,00



Biaya Konsultasi Pakar 2



Rp.200.000,00



Bahan Baku Prototype 3



Rp.250.000,00



Total



Rp.4.422.000,00



Untuk kegiatan Pra-Operation setiap anggota menaruh deposit sebesar Rp.1.000.000. Dana sisa deposit ini dikembalikan setelah prototype selesai.



5.5.2.3 Sumber Pendanaan KANYE



tidak



akan



membuat



utang



usaha



di



dalam



sumber



pendanaannya.Sumber uang yang didapat untuk memulai usaha akan murni merupakan uang dari ownernya. Uang ini akan menjadi ekuitas untuk para owner dan berhak untuk mendapatkan dividen nantinya.Kami memutuskan sistem pendanaan ini karena kami belum membutuhkan uang besar dari pinjaman dan perusahaan kami masih tergolong kecil oleh karena itu ekuitas ini sudah cukup untuk operasional dari perusahaan.



258



Tabel 5. 24 Pembagian Modal KANYE Nama Pendiri



Jumlah Modal



Persenan Ekuitas



Adi Kardjono



Rp.10.000.000,00



20%



Daniel Surya



Rp.10.000.000,00



20%



Kevin Chin



Rp.10.000.000,00



20%



Kevinnardi Iswara



Rp.10.000.000,00



20%



Michael Hadi Soemitro



Rp.10.000.000,00



20%



Total



Rp.50.000.000,00



100%



Modal diatas merupakan modal awal yang di setorkan untuk jalannya perusahaan. Namun apabila dibutuhkan uang tambahan. Para owner akan menambahkan uang sejumlah kekurangannya.Jika uang yang dibutuhkan untuk ekspansi perusahaan kurang atau tidak dapat disediakan oleh owner. Maka KANYE akan memutuskan untuk membuka peluang bagi peminjaman modal usaha.



5.5.3 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Perusahaan Berikut akan dijabarkan dalam empat sub bab bagaimana pengelolaan keuangan bagi KANYE



5.5.3.1 Pengendalian Kas dan Uang Tunai Kas menurut Munawir (2004) adalah uang tunai yang bisa dimanfaatkan untuk membiayai operasional suatu perusahaan. Dalam menetapkan kas ini yang menjadi pertimbangan kami adalah biaya operasional yang meliputi bahan baku, biaya gaji dan operasional selama 1 bulan.



259



Tabel 5. 25 Perincian Kas Minimum KANYE Biaya



Jumlah



Uang Kas di Toko



Rp.500.000,00



Uang Sewa



Rp.4.800.000,00



Biaya Listrik



Rp.200.000,00



Gaji Karyawan



Rp.1.500.000,00



Bahan baku



Rp. 1.000.000,00



Total



Rp.8.000.000,00



Uang kas diatas sudah mencukupi kebutuhan operasional KANYE selama sebulan. Uang kas di Toko berupa uang untuk kembalian dan untuk kebutuhan bahan baku darurat seperti gas habis atau air habis.Kebutuhan di atas akan berubah jika outlet sudah bertambah. Alasan kami tidak menaruh biaya marketing dikarenakan proyek marketing kami perbulan akan berbeda dan membutuhkan budget yang berbeda juga. 5.5.3.2 Pengendalian Piutang Usaha Menurut Weygand et al, 2013 Piutang usaha adalah sejumlah uang yang dapat ditagih dari perusahaan/individu terhadap konsumen. KANYE untuk saat ini tidak memiliki Piutang usaha karena kami menjual langsung ke End User dan menerima cash. Untuk kedepannya kami akan menerima piutang lewat kerjasama dengan EDC BCA dan dengan Go Resto. EDC BCA memudahkan kami dalam pembayaran tetapi uang baru akan diterima 2 minggu setelah pembayaran dan dikenai bunga. Go Resto juga memudahkan konsumen dalam membeli produk kami dari rumah. Namun kerjasama ini dikenai biaya kerjasama sebesar 20% dari total sales. 5.5.3.3 Pengendalian Persediaan Dalam pengendalian persediaan KANYE menetapkan biaya untuk bahan baku sebesar Rp.1.000.000. Kebutuhan ini untuk membeli daging dan bumbubumbu. Bahan baku ini cukup untuk kebutuhan penjualan kami selama 1 minggu



260



berjualan. Kami tidak menetapkan budget bahan baku selama sebulan karena beberapa alasan. Salah satunya dengan pembelian bahan baku dengan kuantitas ini kami tidak memerlukan tempat untuk penyimpanan dan bahan baku kami akan selalu segar. Jika kami menerapkan teori Economic of Scale yaitu dengan membeli dengan kuantitas banyak akan mendapatkan harga yang lebih murah, kami tidak mendapat potongan harga yang signifikan dan biaya untuk menjaga bahan baku ini segar akan lebih besar. Alasan terakhir adalah karena pembelian bahan baku kami tidak memiliki waiting time yang lama dan dapat langsung diterima dalam kurun waktu beberapa jam saja. 5.5.3.4. Pengendalian Utang Usaha Utang usaha adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi (Munawir, 2004). Kami belum memerlukan utang dalam operasional kami. Kami membeli bahan baku secara cash dan mendapatkan Omset secara cash jadi pembelian kami tidak akan menggangu Arus kas . Kami akan mulai memikirkan untuk memiliki utang usaha jika kami sudah memiliki beberapa cabang Franchise yang membutuhkan bahan baku dalam kuantitas yang banyak dan membayar royalty ke kami dalam sistem tempo. 5.5.4 Proyeksi Laporan Keuangan perusahaan Laporan keuangan adalah alat yang sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil operasi yang telah dicapai oleh perusahaan (Munawir, 2002). Berikut merupakan Laporan keuangan KANYE yang dibagi menjadi 4.



5.5.4.1 Asumsi Penyusunan Laporan Keuangan Modal awal dari KANYE sebesar Rp.50.000.000, 00. Modal ini akan disalurkan ke setiap divisi untuk diatur demi kelancaran perusahaan.Berikut adalah asumsi dari COGS KANYE selama setahun. Asumsi ini akan didasari teori Economic of Scale dimana nanti pada bulan September KANYE akan membuka



261



cabang baru dan membeli bahan baku dengan kuantitas lebih banyak dan dapat memperoleh harga lebih murah. Tabel 5. 26 Asumsi COGS KANYE



Berdasarkan data di atas dapat dilihat biaya biaya dari kami. Pada bulan Juli kami memproyeksikan bahwa sales akan mencapai 300 pcs per bulan dan kami membutuhkan 4x restock daging. Dan pada bulan september kita membuka cabang baru dan mendapatkan harga yang baru dikarenakan kuantitas lebih banyak.Kami masih hanya memerlukan 4x antaran karena kami akan membeli kulkas baru untuk menstok dagingnya.



262



Tabel 5. 27 Asumsi Penjualan KANYE Selama 1 Tahun Bulan



Target Sales Unit



Cogs



Revenue



Apr 2018



350



Rp.7.353.000



Rp14.875.000,00



Mei 2018



450



Rp.9.483.000



Rp19.125.000,00



Jun 2018



500



Rp.10.458.000



Rp21.250.000,00



Jul 2018



600



Rp.12.564.000



Rp29.750.000,00



Aug 2018



700



Rp.14.634.000



Rp12.750.000,00



Sept 2018



1500



Rp.27.861.000



Rp63.750.000,00



Oct 2018



1575



Rp.29.243.000



Rp66.940.000,00



Nov 2018



1655



Rp.30.718.200



Rp70.340.000,00



Dec 2018



1740



Rp.33.277.200



Rp73.950.000,00



Jan 2018



1840



Rp.24.985.400



Rp78.175.000,00



Feb 2018



1920



Rp.35.637.580



Rp81.600.000,00



Mar 2018



2016



Rp.37.406.880



Rp85.680.000,00



263



5.5.4.2 Laporan Neraca Pra-Operasi Berikut terlampir laporan neraca pra-operasi dari KANYE. Masa PraOperasi KANYE terhitung dari Oktober 2017 hingga Maret 2018. Tabel 5. 28 Neraca Pra Operasi KANYE NERACA PRA OPERASI PER Maret 2018 ( in Rp ) ASSETS



LIABILITIES AND EQUITY



Current Assets



Current Liabilities



Cash



578.000



Accounts Payable



0



Accounts Receivable



0



Accrued Wages



0



Shoes Inventory



0



Total Current Liabilities



0



Prepaid Insurance



0



Total Current Assets



578.000 Owner's Equity



Property, Plant and Equipment



Equity



5.000.000



0.0



Retained Earnings



-4.422.000



depreciation



0.00



Total Owner's Equity



578.000



Net Book Value - PPE



0.00



Gross property, plant and equipment Accumulated



Total Liabilities and Total Assets



578.000



Equity



264



578.000



5.5.4.3 Proyeksi Laporan Laba Rugi 1 Tahun ke Depan Tabel 5. 29 Laporan Laba Rugi KANYE Projected Income Statement For the Period of April 2018 - March 2019 Sales



Rp630.935.000,00



Less : Sales Discount



Rp.0,00



Cost of Goods Sold



Rp212.932.080,00



Gross Margin



Rp408.056.920,00



Operating Expenses Wages Expenses



Rp62.000.000,00



Design Expenses



Rp20.000.000,00



Bonus



Rp200.000,00



Marketing Expenses



Rp20.000.000,00



Rent Expense



Rp85.600.000,00



Depreciation Expense



Rp1.837.718,00



Utilities expense



Rp.4.850.000,00



Total Operating



Rp192.187.718,00



Expenses Income From



Rp215.869.202,00



Operations Interest Expense



Rp 0,00



Net Income



Rp215.869.202,00



265



Seperti dapat dilihat di tabel 5.30 di atas selama 1 tahun berjalan KANYE akan mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp.215.869.202 di akhir bulan maret. 5.5.4.4 Proyeksi Laporan Arus Kas 1 Tahun ke Depan Tabel 5. 30 Laporan Arus Kas KANYE Projected Statement of Cash Flow As of the Period Ended March 2019 Cash Flow from Operating Activities



Rp226.511.020



Net Income



Rp40.109.676



Changes in Depreciation



Rp386.888



Changes in Receivable



Rp0,00



Changes in Inventory



0



Changes in Prepaid Expense



Rp0,00



Changes in Equipment



Rp0,00



Changes in Account Payable



Rp0,00



Changes in Accrued Liabilities



Rp0,00



Total Adjustment



Rp386.888



Net Cash Flow From Operating



Rp40.496.564



Cash Flow from Investing Activities



266



Capital Expenditure



Rp0,00



Net Cash Flow From Investing



Rp0,00



Cash Flow from Financing Activities



Equity Issues



Rp0,00



Net Cash Flow From Financing



Rp0,00



Net Change in Cash



Rp40.496.564



Beginning Cash Balance



Rp226.511.020



Ending Cash Balance



Rp267.007.584



Seperti bisa dilihat pada Tabel 5.31 KANYE tidak memiliki perubahan inventori. Inventori yang kami miliki hanya berupa packaging yang kami rencanakan akan beli pada bulan April, September, November dan Januari.



267



5.5.4.5 Proyeksi Laporan Neraca 1 Tahun ke Depan Tabel 5. 31 Proyeksi Laporan Neraca 1 Tahun Ke Depan KANYE Projected Balance Sheet As the Period Ended March 2019 (in rupiah) ASSETS



LIABILITIES AND EQUITY



Current Assets



Current Liabilities



Cash



Rp226.511.020



Accounts Receivable



0.00



Accounts Payable



0.00



Accrued Wages



0.00



Total Current Inventory



0.00



Prepaid Expense



0.00



Total Current Assets



Liabilities



0.00



Rp226.511.020 Owner's Equity



Property, Plant and Equipment Gross property, plant and



Rp6.964.000



equipment Accumulated depreciation Net Book Value - PPE



Equity



Rp.50.000.000 Rp171.712.023



Retained Earnings Rp2.165.003 Total Owner's Equity



Rp221.712.023



Rp4.798.997 Rp221.712.023 Total Liabilities and



Total Assets



Rp221.712.023



Equity



Dari tabel 5.32 di atas bisa dilihat total aset dan ekuitas dari KANYE berada pada angka Rp.164.631.489 Rupiah pada akhir bulan maret 2019.



268



5.5.5 Analisis Risiko Dalam menjalani bisnis tentunya akan selalu ada kemungkinan hal yang terjadi diluar kontrol perusahaan yang tidak bisa ditebak. Oleh karena itu kami akan mencoba menuliskan beberapa resiko yang mungkin terjadi dan cara untuk menghadapinya: Tabel 5. 32 Mitigasi Risiko No



Potensi Risiko



Dampak Risiko Terhadap Bisnis



Mitigasi Risiko



1.



Kenaikan Biaya Bahan baku.



Margin akan menurun.



Memiliki Alternatif supplier dalam atau luar negeri.



2.



Target Penjualan tidak tercapai



Operasional terganggu bahan bakan mengalami resiko untuk busuk.



Menggunakan QSPM untuk mencari strategi yang sesuai



3.



Pengunjung tenant menjadi sepi



Menurunkan Penjualan.



Melakukan diskusi dengan manajemen tenant atau mencoba mencari alternatif lokasi.



4.



Kas tidak mencukupi untuk kebutuhan operasional.



Tidak dapat memenuhi kewajiban perusahaan.



Owner berdiskusi untuk menyuntikan dana atau membuka utang usaha



269



BAB 6 KEGIATAN REALISASI PROYEK BISNIS 6.1 Laporan Kegiatan Peluncuran Bisnis KANYE telah melakukan peluncuran bisnis pada tanggal 20 April 2018. KANYE melakukan peluncuran bisnis dengan membuka stand di PHX Grogol. Untuk peluncuran bisnis ini, kami memberikan promo buy 1 get 1. Dimana promo ini kami lakukan dari tanggal 20 April sampai dengan 22 April 2018, kami menggunakan promo ini untuk meningkatkan brand awareness kami terhadap pengunjung pada saat hari peluncuran bisnis kami. Pada bulan Juni kami juga melakukan kegiatan promosi pembagian Takjil pada setiap pembelian setiap porsi nasi kambing guling. Program ini bertujuan untuk membuat pembeli makanan lebih bergairah untuk membeli KANYE karena disertai manisan Takjil. Takjil yang kami bagikan berupa biji salak yang setiap hari dibuat baru. Program tersebut berlangsung dari tanggal 16 Mei sampai tgl 4 Juni 2018. 6.2 Analisis dan Gap Rencana dan Realisasi Pemasaran Setelah melakukan pembukaan pada bulan April, berikut adalah hasil yang telah didapatkan oleh KANYE untuk gap dan rencana realisasi pemasaran yang telah dilakukan selama berjalannya bisnis:



270



Tabel 6. 1 Rencana dan Realisasi Tujuan dan Sasaran KANYE selama setahun



Tujuan 1 Tahun Perusahaan



Tujuan Divisi



Sasaran



Achievement April



Menjadi market Meningkatkan leader dalam pasar brand kambing guling di awareness Jakarta



Meningkatkan pengikut Instagram sebesar 5000 dalam 1 tahun



Menjadi market Menjadi market leader dalam pasar leader kambing guling di Jakarta



Membuka gerai kedua di Jakarta dalam jangka waktu 6 bulan Menjaga kualitas dan konsistensi produk dan servis bisa mendapat komplain



119 Pengikut



Mei



Juni



Uraian Gap



Rencana



Juli



425 Pengikut



717 Pengikut



1029 Pengikut



Belum tercapai karena baru berjalan dua bulan dan baru melakukan endorsement sebanyak dua kali



Tetap melakukan Endorsement terhadap pihak yang mempunyai influence



Menjual 30 porsi Penjualan setiap hari dari rata-rata setiap cabang untuk 25 porsi tahun pertama



Penjualan rata-rata 15 porsi



Penjualan rata-rata 21 porsi



Penjualan rata-rata 14 porsi



Belum tercapai karena masih tergolong baru dan belum dikenal banyak orang.



Membuka cabang pada bulan September untuk meningkatkan brand awareness dan brandimage



Membuka cabang



Membuka cabang pertama pada bulan September



Belum tenggat waktu



Belum tenggat waktu



Belum tenggat waktu



Belum tenggat waktu



Belum tercapai



Memastikan persiapan pembukaan cabang sudah matang



Menjaga hubungan dengan customer



Melakukan CRM ( Customer Relationship Management)



Tidak ada komplain



Tidak ada komplain



Tidak ada komplain



Tidak ada komplain



Berhasil karena Tetap menjaga tidak ada komplain standar dari servis dan nilai yang maupun produk



271



Tujuan 1 Tahun Perusahaan



Tujuan Divisi



Sasaran



Achievement April



dari konsumen kurang dari 1% dalam setahun



dengan melakukan survei kepuasan dan service recovery



Meningkatkan sales Meningkatkan setiap bulannya sales minimal sebesar 5%



Memberikan Promosi



Mei



Uraian Gap



Juni



Juli diberikan sesuai



429



477



272



291



Rencana



282



sudah



untuk memuaskan konsumen



Tidak berhasil untuk meningkatkan total penjualan dalam bulan Juni dan Juli



Tetap memberikan promosi-promosi yang sesuai dengan keinginan konsumen



Tabel 6. 2 Rencana dan Realisasi KANYE



Tujuan 1 tahun perusahaan



Tujuan Divisi



Rencana Promosi



Sasaran



Achievement April



Menjadi market Meningkatkan leader dalam brand pasar kambing awareness guling di Jakarta



Endorsement



Melakukan Endorsement terhadap foodblogger dan influencer di sosial media Instagram untuk meningkatkan pengikut sebesar 5000 orang.



Belum dijalankan



Menjadi market Meningkatkan leader dalam brand pasar kambing awareness guling di Jakarta



Instagram Story



Meningkatkan +119 follower Instagram Pengikut dengan memberikan telur gratis dan follow akun KANYE untuk setiap story pada Instagram mengenai produk KANYE



273



Mei



Uraian Gap Juni



Juli



+306 pengikut



+292 pengikut



+312 pengikut



Belum tercapai namun sudah berhasil meningkatkan pengikut dengan Endorsement pada bulan Mei dan Juli



Tidak dijalankan



Tidak dijalankan



Tidak dijalankan



Berhasil meningkatkan follower dengan promosi yang dilakukan dengan media Instagram



Tujuan 1 tahun perusahaan



Tujuan Divisi



Rencana Promosi



Sasaran



Achievement



Uraian Gap



April



Mei



Juni



Juli



Meningkat hampir 400% dalam sales selama periode promosi



Tidak dijalankan



Tidak dijalankan



Tidak dijalankan



Berhasil meningkatkan sales dalam promosi Grand Opening hampir sebesar 400%



Rata-rata penjualan pada hari senin berhasil menjadi penjualan terbanyak di minggu tersebut.



Berhasil meningkatkan penjualan pada hari senin



Meningkatkan sales setiap bulannya minimal sebesar 5%



Meningkatkan penjualan



Buy 1 Get 1



Meningkatkan sales dan brand awareness dengan memberikan promosi beli satu gratis satu



Meningkatkan sales setiap bulannya minimal sebesar 5%



Meningkatkan penjualan



Monday Madness



Meningkatkan Tidak penjualan pada hari dijalankan senin



Rata-rata penjualan meningkat sebesar 5 porsi setiap hari senin



Belum terlihat perihal PHX di liburkan.



Meningkatkan sales setiap bulannya minimal sebesar 5%



Meningkatkan penjualan



Free ta’jil



Meningkatkan Tidak penjualan pada dijalankan bulan puasa



Penjualan meningkat dari 146 penjualan dalam durasi 20 hari sampai berhasil menjual 220 produk dalam durasi berjalannya promosi



Penjualan Tidak meningkat dari dijalankan 146 penjualan dalam durasi 20 hari sampai berhasil menjual 40 produk dalam durasi berjalannya promosi



274



Berhasil meningkatkan penjualan dengan menarik konsumen yang menginginkan Ta’jil



Tujuan 1 tahun perusahaan



Tujuan Divisi



Rencana Promosi



Sasaran



Achievement April



Meningkatkan sales setiap bulannya minimal sebesar 5%



Meningkatkan penjualan



2>1



Meningkatkan penjuakan perbulan



Belum tenggat waktu



275



Mei Belum tenggat waktu



Uraian Gap Juni



Belum tenggat waktu



Juli Belum tenggat waktu



Belum terjalankan



Tujuan dan sasaran KANYE upaya mencapai target 5000 pengikut Instagram dalam waktu 1 tahun belum tercapai karena baru berjalan dua bulan namun dengan metode yang telah digunakan diperkirakan akan mencapai target dalam tahun ini. Untuk menjadi pemimpin pasar, KANYE berusaha menjual 30 porsi setiap hari dari setiap cabang pada tahun ini, selain sudah menjaga hubungan yang baik dengan konsumen KANYE juga melakukan upaya-upaya secara menerus untuk meningkatkan penjualan agar mencapai target yang sudah ditetapkan, promosi-promosi yang diberikan juga terbukti efektif dengan peningkatan penjualan dari 20% sampai 400% dalam periode seperti yang dapat dilihat dari gambar promosi yang diberikan seperti pada gambar 6.1 dan 6.2.



Gambar 6. 1 Promosi KANYE



276



Gambar 6. 2 Promosi MM Endorsement yang telah dilakukan pada bulan Mei juga menunjukkan hasil yang positif dengan penambahan pengikut yang cukup signifikan dan akan diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu dan follow up untuk terus melakukan endorsement terhadap foodblogger dan influencer yang memiliki pengikut yang tepat seperti yang dapat dilihat pada gambar 6.3,6.4 dan 6.5.



Gambar 6. 3 Jktfoodbang Instagram



277



Gambar 6. 4 Eatandstructure Instagram



Gambar 6. 5 Aaron Handjani Instagram



Selanjutnya adalah perencanaan penjualan yang telah ditetapkan dari awal oleh KANYE dan akan dibandingkan dengan hasil yang telah didapatkan, berikut adalah hasil penjualan KANYE selama berjalan



278



Tabel 6. 3 Penjualan KANYE



Bulan



Target Penjualan



Realisasi



Keterangan



Surplus/Deficit



April 2018



350



429



Promosi Grand Opening dan Soft Opening



+79



Mei 2018



450



477



Brand sudah mulai dikenal dan promosi sesuai dengan konsumen



+27



Juni 2018



500



291



Adanya libur yang ditetapkan dari pihak pengelola PHX Grogol dan downtrend pengunjung yang datang



-209



Juli 2018



600



282



Baru berjalan selama 20 hari dan PHX masih mengalami downtrend pengunjung.



-318



Dari tabel 6.3 dapat dilihat target penjualan pada bulan April berhasil melewati target penjualan sebasar 79 porsi yang diakibatkan oleh promosi yang diberikan saat Grand Opening, pada bulan Mei 2018 juga KANYE berhasil melewati target penjualan walau tidak jauh. Pada bulan Juni KANYE gagal untuk mencapai target yang ditetapkan 500 porsi dan mengalami defisit 209 porsi banyaknya, hal ini disebabkan tidak ramainya pengunjung yang datang ke PHX Grogol akan tetapi kami berhasil meraih penjualan 291 porsi dengan melakukan hard-selling ke kantor-kantor sekitar yang menggunakan layanan Go-send untuk mengantar. Pihak pengelola juga meliburkan PHX Grogol dikarenakan adanya libur lebaran yang berdampak target penjualan tidak tercapai. Akan tetapi upaya untuk mengoptimalkan penjualan periode bulan Juni, KANYE memberikan takjil gratis pada setiap pembelian nasi kambing guling. Kegiatan pemasaran dan promosi-promosi tentu memakan biaya, karena itu KANYE telah menetapkan anggaran untuk pemasaran, berikut adalah tabel realisasi anggaran pemasaran:



279



Tabel 6. 4 Rencana dan Realisasi Anggaran Pemasaran



Bulan



Rencana



Anggaran yang ditetapkan



Realisasi



Gap



April 2018



Photoshoot dan Promosi



Rp.2.500.000



Rp.2.024.000



+Rp.476.000



Mei 2018



Endorsement dan Promosi



Rp.2.500.000



Rp.1898.000



+Rp.602.000



Juni 2018



Promosi



Rp.500.000



Rp.546.300



-Rp.46.300



Juli 2018



Endorsement dan Promosi



Rp.2.000.000



Rp.2.030.000



-Rp.30.000



Seperti yang dapat dilihat pada tabel 6.4 KANYE mempunyai anggaran yang cukup besar pada bulan-bulan awal yang bertujuan untuk meningkatkan brand awareness dengan cara endorsement dan memberikan promosi, namun nyatanya anggaran yang diberikan dapat disimpan dengan melakukan promosi dan endorsement dengan harga yang tepat. 6.3 Analisis dan Gap Rencana dan Realisasi Operasi Setelah kurang dari 3 bulan kami menjalankan bisnis ini, perencanaan yang awalnya kami buat pun sudah membawakan hasil. Dalam divisi operasi kami memiliki 4 tujuan selama setahun kedepan. Kami akan menggambarkan tingkat keberhasilannya ke dalam tabel, berikut adalah tabelnya



280



Tabel 6. 5 Rencana dan Realisasi Operasi Tujuan Perusahaan



Achievement Tujuan Divisi



Sasaran



Uraian Gap April



Mei



Juni



Rencana



Juli



Menjaga kualitas dan konsistensi produk dan servis bisa mendapat komplain dari konsumen kurang dari 1% dalam setahun



Menjaga konsistensi rasa dari makanan yang ditawarkan



Melakukan Quality Assurance dengan menggunakan SOP dan Foodtest



Sudah Berhasil Dilaksanakan



Sudah Sudah Berhasil Sudah Berhasil Berhasil Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan



Rasa sudah Menjaga SOP agar konsisten dan tetap berjalan tidak ada komplain dari pelanggan



Terus memberikan produk yang innovatif dalam jangka waktu 6 bulan sekali



Membuat varian baru sesuai dengan perkembangan pasar



Mengeluarkan varian rasa baru dalam waktu 3 bulan sekali



Belum dilaksanakan



Belum Sudah dilaksanakan dilaksanakan



Sudah membuat varian baru dengan keju mozarella



Meminta feedback konsumen terhadap varian baru yang dikeluarkan dan varian baru yang diinginkan konsumen



Menjadi market leader pasar kambing guling di Jakarta



Menurunkan COGS



Menurunkan Waste proses penguratan sebanyak 25 %



Belum Tercapai



Baru tercapai Sudah 20% 30 %



Dari waste awal 40 % sudah mencapai target dan turun menjadi 10 %



Untuk lebih lanjutnya kami akan memanfaatkan waste dari urat



281



Sudah Dilaksanakan



tercapai Sudah tercapai 30 %



untuk dibuat menjadi Sop Membuka gerai kedua di Jakarta dalam jangka waktu 6 bulan



Meningkatkan kapasitas produksi untuk menunjang pembukaan gerai baru



Menambah jumlah perkerja untuk melakukan proses penguratan



Belum dilaksanakan



Belum Belum dilaksanakan dilaksanakan



282



Belum dilaksanakan



Belum deadline



Baru akan dilaksanakan pada bulan September 2018 saat pembukaan gerai



Dari tujuan kami yang pertama yaitu menjaga konsistensi makanan kami dengan melakukan quality assurance dengan SOP dan juga foodtest. Disini kami telah melakukan SOP yang kami buat dan juga melakukan foodtest sebelum kami membuka gerai dan hasilnya pun menunjukan hal yang positif. Selama kami buka kurang dari 3 bulan, sampai saat ini belum ada pelanggan yang komplain terhadap makanan kami. Selanjutnya untuk tujuan kami yang kedua yaitu membuat varian baru sesuai dengan perkembangan pasar. Disini kami memiliki rencana untuk membuat varian baru dengan kurun waktu 3 bulan sekali. Varian rasa yang kami buat adalah penambahan topping keju Mozarella. Kami akan menjadikan ini sebagai menu musiman dan melihat apakah konsumen dapat menerima tambahan menu ini atau tidak. Setelah diluncurkan pada bulan Juli, varian baru yang dikeluarkan mendapatkan respon yang baik dari konsumen. Dari masukan yang didapat, konsumen merasa varian baru ini cocok dengan kambing guling dan ingin dijadikan sebagai menu tetap. Ketiga, menurunkan COGS dengan cara menurunkan waste penguratan sebanyak 25%. Bulan pertama kami menjalankan bisnis ini waste yang dihasilkan dari proses pemisahan urat dari 5 kg daging bisa mencapai 2 kg atau setara 40% dari total daging. Hal ini sangat membuat COGS kami sangat besar. Pada bulan pertama, hal ini disebabkan kami masih kurang pengalaman menggunakan pisau sehingga waste pun sangat banyak. Pada bulan kedua kami telah mendapatkan banyak pengalaman dari bulan pertama dan lebih sabar dalam melakukan proses penguratan sehingga kami berhasil menurunkan waste, dari 2 kg menjadi 1 kg yang dihitung dalam bentuk persentase menurun sebanyak 20%. Walaupun kami berhasil menurunkan waste namun waktu pengerjaannya pun menjadi bertambah karena memakan waktu yang lebih lama. Lalu, untuk bulan ketiga kami mulai menawarkan lemak kepada konsumen, konsumen dapat memilih ingin daging saja atau dicampur dengan lemak. Cara ini berhasil menurunkan waste yang dihasilkan sebanyak 10%. Dengan ini kami telah berhasil mencapai sasaran kami yaitu menurunkan waste sebanyak 25%, dari awal waste kami sebanyak 40% sekarang



283



waste kami telah menjadi 10%. Sisa 10% dari waste kami adalah urat dari daging kambing. Untuk rencana lebih lanjut, agar tidak ada waste, kami akan berusaha membuat sop yang menggunakan urat yang ada. Keempat, yaitu meningkatkan kapasitas produksi kami dengan menambah perkerja, hal ini belum terlaksana karena pembukaan gerai kedua akan dilakukan pada bulan September 2018. Untuk anggaran yang telah dikeluarkan oleh divisi promosi agak berbeda dengan yang sudah direncanakan. Berikut adalah tabel perbandingannya: Tabel 6. 6 Rencana dan Realisasi Anggaran Divisi Operasi Bulan



Anggaran yang ditetapkan



Realisasi



Gap



April 2018



Rp10.050.000



Rp13.145.000



Rp3.095.000



Mei 2018



Rp9.200.000



Rp8.065.000



Rp1.135.000



Juni 2018



Rp10.500.000



Rp4.560.000



Rp5.940.000



Juli 2018



Rp17.900.000



Rp5.085.000



Rp12.815.000



Pada bulan April untuk anggaran operasi, realisasi yang terjadi diatas dari perencanaan anggaran yang kami buat. Hal ini dikarenakan jumlah penjualan kami telah melebihi target yang kami tetapkan pada saat awal. Untuk bulan Mei, realisasinya juga dibawah rencana yang telah ditetapkan karena kami telah berhasil menurunkan COGS. Sedangkan pada bulan Juni realisasi jauh dari pada anggaran yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan pada bulan juni ini kami harus tutup selama 11 hari karena selain PHX tempat kami berjualan tutup, vendor daging kambing kami sedang libur lebaran sehingga kami tidak bisa berjualan. Pada bulan Juni COGS kami juga telah turun. Lalu untuk bulan Juni gap yang sangat besar dikarenakan pada bulan ini kami tidak jadi membeli packaging dan stan baru beroperasi selama 20 hari.



284



6.4 Analisis dan Gap Rencana dan Realisasi Sumber Daya Manusia Setelah 3 bulan bisnis KANYE berjalan, kegiatan dari rencana sumber daya manusia yang direncanakan sudah memiliki hasil. Berikut adalah tabel perbandingan tentang rencana dan realisasi dari divisi Sumber Daya Manusia:



285



Tabel 6. 7 Rencana dan Realisasi Sumber Daya Manusia Tujuan Perusahaan



Tujuan



Sasaran



Achievement April



Mei



Juni



Juli



Uraian Gap



Rencana



Menjadi market leader dalam pasar kambing guling di Jakarta



Melakukan penilaian kinerja setiap bulan



Melakukan penilaian kinerja



Belum Belum dilaksanakan, Dilaksanakan akan dilaksanakan pada akhir bulan Juni 2018



Sudah dilaksanakan



Akan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2018



Akan dilaksanakan pada akhir bulan Juni 2018



Melakukan penilaian menggunakan KPI pada akhir bulan Juni 2018



menjadi market leader dalam pasar kambing guling di Jakarta



Meningkatkan loyalitas terhadap perusahaan



Melakukan bonding kepada seluruh anggota KANYE



Belum dilaksanakan



Belum dilaksanakan



Sudah dilaksanakan



Sudah dilaksanakan



Baru akan diadakan pada akhir bulan Juni 2018



Terus melakukan bonding untuk menjaga hubungan dan menanamkan nilai - nilai perusahaan



Memberikan training kepada anggota selama 1 minggu



Belum dilaksanakan



Sudah dilaksanakan



Sudah dilaksanakan



Sudah dilaksanakan



Sudah diadakan training kepada anggota di bagian operasional pada bulan Mei 2018



Akan terus dilakukan training kepada para karyawan baru



Menjaga kualitas Meningkatkan dan konsistensi keahlian dan produk dan servis kinerja anggota bisa mendapat komplain dari konsumen kurang dari 1% dalam setahun



286



Tabel 6.7 menjelaskan rencana dan realisasi yang sudah dilakukan. Pada tujuan yang pertama untuk melakukan penilaian kinerja pada setiap bulan, masih belum dilakukan saat bulan April dan Mei 2018, baru membuka gerai dan KPI baru ada pada awal bulan Juni 2018. Sehingga akan dilakukan pada akhir bulan Juni dan akan dilaksanakan pada bulan - bulan seterusnya. Hasil dari KPI yang sudah dilakukan pada bulan Juni dan Juli 2018, sudah baik karena semua nilai berada diatas 70%. Kedua yaitu meningkatkan loyalitas terhadap perusahaan pada bulan April dan Mei belum dilakukan karena bonding akan dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan yaitu selama 3 bulan sekali, yang jatuh pada bulan Juni 2018. Sehingga, KANYE akan melakukan bonding tersebut pada akhir bulan Juni 2018. Ketiga yaitu meningkatkan keahlian dan kinerja anggota. Pada bulan April 2018 belum dilaksanakan karena pada bulan April, setiap anggota masih belajar untuk menguasai bidangnya masing - masing, sehingga tidak akan efektif apabila melakukan training. Pada bulan Mei 2018, para anggota sudah dianggap menguasai tugas masing - masing, sehingga sudah diadakannya training kepada para anggota lain selama 1 minggu. Yang akan kami lakukan ke depannya adalah merekrut karyawan baru dan melakukan seleksi kepada mereka dan melakukan training, menjalankan KPI dan melakukan bonding terhadap karyawan tersebut agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Perekrutan karyawan baru akan dilaksanakan pada bulan September 2018, karena kami akan membuka cabang baru dan kami akan membutuhkan karyawan tambahan dalam pembukaan cabang tersebut.



287



6.5 Analisis dan Gap Rencana dan Realisasi Keuangan Kambing Guling KANYE melakukan Soft Opening pada tanggal 12 April 2018 dan sudah berjalan hingga Juni 2018. Dari perencanaan awal ditemukan adanya gap dengan realisasi yang sudah dilakukan yang akan kami jelaskan di bawah ini. 6.5.1 Laporan Keuangan Realisasi Laporan keuangan memiliki realisasi dan gap yang berasal dari rencana awal. Berikut merupakan tabel rencana, realisasi, dan gap dari divisi keuangan:



288



Tabel 6. 8 Target dan Realisasi Divisi Keuangan Juli 2018



Tujuan 1 tahun



Tujuan Divisi



Achievement Sasaran



Uraian Gap April



Mei



Juni



Rencana



Juli



Menjadi market leader dalam pasar kambing guling di Jakarta



Membantu tiap divisi dalam budgeting.



Memberi petunjuk kepada divisi terkait mengenai anggaran yang diperlukan sesuai dengan rencana 1 tahun.



Berhasil



Berhasil



Berhasil



Berhasil



Tidak ada Overbudget dari divisi manapun



Tidak



Menjadi market leader dalam pasar kambing guling di Jakarta



Mempermudah pembayaran konsumen.



Melakukan kerjasama dengan Bank BCA dengan mesin EDC BCA.



Tidak berhasil



Tidak berhasil



Berhasil



Berhasil



Masalah tanda tangan tidak sesuai ktp



Pelanggan sudah bisa melakukan pembayaran dengan debit/kredit card.



Menjadi market leader dalam pasar kambing guling di Jakarta



Mempertahankan Arus kas yang selalu positif.



Menjaga ROI dari investasi divisi marketing secara berkala agar tidak menggangu arus kas.



Tidak Berhasil



Berhasil



Berhasil



Berhasil



Arus kas sudah selalu positif



Mempertahankan memperhitungkan budget.



Menjaga kualitas dan konsistensi produk dan servis bisa mendapat komplain dari konsumen kurang dari 1% dalam setahun



Memberikan transparansi data keuangan kepada divisi lain.



Memberikan data riil kepada divisi lain terutama marketing dan operation agar mengetahui kondisi perusahaan setiap bulan.



Berhasil



Berhasil



Berhasil



Berhasil



Bagian operation sudah dapat melihat uang untuk merencanakan pembelian. Begitu pula marketing dalam merencanakan promosi.



Terus menyajikan data yang terkini kepada setiap divisi.



289



dan



Dari Tabel 6.8 bisa dilihat target dan realisasi divisi keuangan. Divisi keuangan memiliki 4 tujuan divisi yaitu membantu tiap divisi dalam menentukan budget untuk setiap proyek agar tidak melebihi anggaran yang ditetapkan. Hal ini berhasil dilakukan pada setiap bulannya karena divisi keuangan ikut terlibat langsung dalam perencanaan proyek-proyek yang ada. Kami hanya mengalami overbudget pada bulan april. Overbudget ini terjadi di divisi operasi karena adanya excess demand yang menyebabkan kami memerlukan untuk membeli bahan baku tambahan. Divisi Keuangan juga mencoba mempermudah pembayaran konsumen dengan membuat kerjasama dengan Bank BCA. Kami mencoba untuk melakukan kerjasama dengan meminta mesin EDC BCA. Kami sudah mulai mengontak dan menandatangani kontrak kerjasama namun dikarenakan adanya masalah perbedaan tanda tangan dengan ktp pemohon maka terjadi penundaan. Namun mesin EDC BCA sudah dapat dipakai mulai bulan Juni. Kami juga berupaya untuk mempertahankan Arus kas yang selalu positif agar sebisa mungkin para owner tidak memerlukan untuk mengumpulkan modal dengan menambah equity di perusahaan ini. Kami mencoba mempertahankan arus kas yang positif dengan cara memastikan tidak ada divisi yang Overbudget. Kami juga memiliki tugas rutin untuk melakukan input data di Microsoft Excel yang kami share melalui Google Drive agar setiap anggota dapat mengakses data ini. Hal ini kami lakukan untuk membuat transparansi ke seluruh divisi agar mereka dapat melihat kondisi riil perusahaan dan dapat mengambil keputusan yang terbaik dengan situasi saat itu.



290



6.5.1.1 Realisasi Income Statement Kambing Guling KANYE April - 12 Juli 2018



Tabel 6. 9 Target Income Statement KANYE April



Mei



Juni



Rp7.522.000,00



Rp11.592.000,00



Rp8.358.000,00



Rp10.044.000,00



Wages



Rp3.700.000,00



Rp3.700.000,00



Rp4.400.000,00



Rp3.700.000,00



Rent



Rp4.800.000,00



Rp4.800.000,00



Rp4.800.000,00



Rp4.800.000,00



Endorsement



-



Rp1.700.000,00



-



Rp1.500.000,00



Research and Development



-



-



Rp300.000,00



-



Rp2.000.000,00



Rp500.000,00



Rp500.000,00



Rp500.000,00



Photoshoot



Rp500.000,00



-



-



Utilities



Rp350.000,00



Rp200.000,00



Rp200.000,00



Design Booth



Rp10.000.000,00



-



-



Depreciation



Rp96.722,00



Rp96.722,00



Rp96.722,00



Rp21.446.722,00



Rp11.296.722,00



Rp10.496.722,00



Rp10.446.722,00



-Rp13.924.722,00



Rp295.278,00



-Rp2.138.722,00



-Rp902.722,00



Gross Income



Juli



Expenses



Promotion



Total Expenses Net Income



Rp350.000,00 Rp96.722,00



Tabel 6. 10 Realisasi Income Statement KANYE April



Mei



Juni



Juli



Rp8.837.800,00



Rp12.893.400,00



Rp8.051.600,00



Rp7.859.700,00



Rp3.700.000,00



Rp3.700.000,00



Rp4.400.000,00



Rp3.700.000,00



-



-



Rp200.000,00



Rp4.800.000,00



Rp4.800.000,00



Rp4.800.000,00



Research and Development



-



-



Rp300.000,00



Endorsement



-



Rp1.400.000,00



-



Rp1.500.000,00



Rp1.600.000,00



Rp498.300,00



Rp546.300,00



Rp530.000,00



Sales Expenses Wages Bonus Rent



Promotion



291



Rp4.800.000,00



April



Mei



Juni



Juli



Photoshoot



Rp 424.000,00



-



-



-



Utilities



Rp 350.000,00



Rp 200.000,00



Rp 200.000,00



Design Booth



Rp.10.000.000,00



-



-



Depreciation



Rp 96.722,00



Rp 96.722,00



Rp 96.722,00



Rp 20.970.722,00



Rp 10.695.022,00



Rp 10.543.022,00



Rp.10.976.222,00



-Rp 12.132.922,00



Rp 2.198.378,00



-Rp 2.491.422,00



-Rp 3.117.022,00



Total Expenses Net Income



Rp.350.000,00 Rp 96.722,00



Berdasarkan tabel 6.9 dan 6.10 bisa dilihat perbedaan antara target dan realisasi penjualan Kanye. Pada bulan April penjualan kami melebihi dari target yang ditetapkan walau kami mesih mengalami kerugian dikarenakan adanya biaya design booth dan promosi yang besar untuk Grand Opening dari restoran kami. Pada bulan mei kami juga mengalami penjualan yang lebih besar dan kami beroleh untung sebesar Rp 2.198.378.00. Dikarenakan adanya liburan Hari Raya Lebaran pada bulan Juni kami mengalami kerugian dan total sales tidak mencapai target. Meski demikian kami masih beroleh penjualan yang lumayan dengan Hard Selling ke beberapa perusahaan. Pada bulan Juli kami hanya melakukan pencatatan selama 20 hari buka dan adanya downtrend yang menyebabkan traffic yang menurun. Kami memutuskan untuk melakukan Endorsement sebesar Rp 1.500.000,00 pada bulan Juli dengan harapan sales akan naik untuk bulan kedepannya.



292



6.5.1.2 Realisasi Arus kas Kambing Guling KANYE April-Mei 2018 Tabel 6. 11 Target Cash Flow KANYE



293



Tabel 6. 12 Realisasi Cash Flow KANYE



Dari tabel 6.12 bisa dilihat Arus kas dari kambing guling KANYE dari bulan April hingga Juli 2018. Adanya perbedaan dari target dan realisasi dikarenakan adanya Excess Inventory disebabkan oleh Excess Demand inventory kami tidak habis seperti yang direncanakan karena kami memiliki ekspektasi di bulan May untuk bulan Juli dan takut akan kenaikan harga yang disebabkan oleh bulan Ramadhan. Namun realisasinya pada bulan Juni kami mengalami waktu buka yang dipotong oleh libur lebaran hingga inventory kami tidak terjual semua.



294



6.5.1.3 Realisasi Balance Sheet Kambing Guling KANYE April-Juli 2018 Tabel 6. 13 Target Balance Sheet Kambing Guing KANYE



295



Tabel 6. 14 Realisasi Balance Sheet Kambing Guling KANYE



Dari Tabel 6.13 dan 6.14 bisa dilihat Balance Sheet kami per bulan Juni dan Juli 2018.Perbedaan total asset dan equity dari target dan realisasi dipengaruhi oleh penjualan KANYE yang menurun karena faktor eksternal yaitu dari manajemen dan down trend. Balance sheet kami juga dipengaruhi dari faktor internal yaitu adanya Excess demand yang membuat kami membeli bahan baku diluar target yang ditetapkan dan menghasilkan sisa inventory pada bulan itu.



296



6.5.2 Gap Laporan Laba Rugi Perbedaan target dan realisasi dari laporan laba rugi dipengaruhi dari total penjualan yang ada. Seperti yang dijelaskan pada bab 6.2 bahwa KANYE ternyata melebihi sasaran penjualan. Berikut akan disajikan gap dari target dan realisasi: Tabel 6. 15 Gap Laporan Laba dan Rugi



Dari tabel 6.15 di atas dapat dilihat bahwa KANYE merugi lebih banyak dibandingkan target dikarenakan adanya perubahan hari buka.Pada bulan Juni berhubung dengan Hari Raya Lebaran pihak PHX selaku penyedia tempat meliburkan tempat selama 2 minggu.Dan pada bulan Juli hanya terhitung 20 hari.



297



6.5.3 Gap Laporan Arus Kas Berikut adalah perbandingan target dan realisasi dari laporan arus kas dari KANYE: Tabel 6. 16 Net Change in Cash



Net Change in Cash Rp40,000,000 Rp35,000,000 Rp30,000,000 Rp25,000,000 Rp20,000,000 Rp15,000,000 Rp10,000,000 Rp5,000,000 Rp0 Apr-18



May-18 Target



Jun-18



Jul-18



Realisasi



Tabel 6.16 memperlihatkan target dan realisasi dari laporan arus kas KANYE. Faktor yang menjadi pembeda target dan realisasi dipengaruhi oleh uang yang masuk.Perbedaan yang ada tidak berbeda jauh dari realisasi dikarenakan nominal yang dipakai untuk menghitung target sudah sesuai dengan realisasinya.



298



6.5.4 Gap Balance Sheet Kambing Guling KANYE Tabel 6. 17 Target Balance Sheet KANYE Kambing Guling KANYE Projected Balance Sheet As the Period Ended July 2018(in rupiah) ASSETS



LIABILITIES AND EQUITY



Current Assets



Current Liabilities



Cash



Rp 36.867.000 Accounts Payable



0.00



Accounts Receivable



0.00



Accrued Wages



Inventory



0.00



Total Current Liabilities 0.00



Prepaid Expense



0.00



Total Current Assets



0.00



Rp 36.867.000 Owner's Equity



Property, Plant and Equipment Gross



property,



plant



and



Equity



Rp.50.000.000



Rp3.482.000



equipment



-Rp 17.558.377 Retained Earnings



Accumulated depreciation



Rp408.707



Net Book Value - PPE



Rp3.073.293



Total Owner's Equity



Rp.33.793.707 Total Total Assets



Equity



299



Liabilities



Rp.33.793.707



and



Rp 33.793.707



Tabel 6. 18 Realisasi Balance Sheet KANYE Kambing Guling KANYE Balance Sheet As the Period Ended May 2018(in rupiah) ASSETS



LIABILITIES AND EQUITY



Current Assets



Current Liabilities Rp 23.279.640



Cash



Accounts Payable



0.00



Accounts Receivable



0.00



Accrued Wages



0.00



Inventory



0.00



Total Current Liabilities



0.00



Prepaid Expense



0.00 Rp 23.279.640



Total Current Assets



Owner's Equity Property, Plant and Equipment Gross property, equipment



plant



Rp.50.000.000



Equity



and Rp3.482.000



Rp 29.793.833 Retained Earnings



Accumulated depreciation



Rp 408.707



Net Book Value - PPE



Rp3.073.293



Rp 20.206.167 Total Assets



Rp 20.206.167



Total Owner's Equity



Total Liabilities Equity



and



Rp 20.206.167



Seperti dapat dilihat pada tabel 6.17 dan 6.18, balance sheet KANYE memiliki perbedaan dalam jumlah aset yang ada.dikarenakan aset KANYE akan banyak berupa cash tetapi kami mengalami penurunan penjualan dikarenakan waktu operasional yang berkurang.



300



6.6 Analisis Kelayakan Bisnis Sebuah bisnis dapat dinilai layak atau tidaknya dari lama waktu payback period atau berapa lama para investor awal mendapatkan uang yang ditanamkan. Ada beberapa tools yang bisa digunakan untuk membantu uji kelayakan bisnis ini seperti analisis break even point, perhitungan laba kotor. 6.6.1 Analisis Payback Period KANYE pada awalnya membutuhkan modal sebesar Rp 50.000.000,00 yang didapat dari modal yang disetor para owner. Berikut merupakan penjabaran waktu dan kapan modal yang diinvestasikan dapat kembali. Tabel 6. 19 Analisis Payback Period Tahun Pertama Initial Investment



Rp 50.000.000,00



April 2018



-Rp13.923.722,00



Rp36.076.278,00



Mei 2018



Rp295.278,00



Rp36.371.556,00



Juni 2018



-Rp1.638.754,00



Rp36.673.556,00



Juli 2018



-Rp902.722,00



Rp35.468.834,00



Agustus 2018



Rp8.259.278,00



Rp43.728.112,00



September 2018



Rp13.145.556,00



Rp56.873.668,00



Oktober 2018



Rp29.627.756,00



Rp86.501.424,00



November 2018



Rp30.603.356,00



Rp117.104.780,00



Desember 2018



Rp32.629.356,00



Rp149.734.136,00



Januari 2019



Rp34.896.156,00



Rp184.630.292,00



Febuari 2019



Rp38.268.956,00



Rp222.899.248,00



Maret 2019



Rp40.109.676,00



Rp263.008.924,00



Dari perhitungan payback period di atas dapat dilihat bahwa kambing guling KANYE hanya akan merugi 2 bulan pertama. Kami akan mendapatkan untung seterusnya hingga pembukaan cabang ke 2 di september. Pada bulan september kami mendapatkan untung yang sedikit dikarenakan adanya promo grand opening untuk meningkatkan traffic.



301



6.6.2 Analisis Break Even Point Dalam penghitungannya kami akan menghitung fixed cost per divisi untuk kegiatan selama setahun. Berikut adalah perincian biaya tetap dari setiap divisi selama setahun. Tabel 6. 20 Biaya Tetap Kambing Guling KANYE Selama 1 Tahun Divisi



Fixed Cost



Keterangan



Marketing



Rp 20.000.000,00



Biaya untuk endorse,photoshoot dan Promosi



Operation



Rp 95.090.000,00



Biaya Sewa 2 booth,Peralatan untuk 2 booth dan listrik



Human Resource



Rp 58.800.000



Total



Gaji



Rp 173.890.000,00



Seperti dilihat di atas bahwa total fixed cost KANYE dalam setahun berjalan adalah Rp 172.290.000, 00. Berikut akan dijabarkan perhitungan keuntungan dari KANYE. Dengan asumsi harga tidak berubah pada setaun pertama. Dan penjualan dengan telur sama dengan setengah penjualan Nasi Kambing Guling.



Tabel 6. 21 Perincian Keuntungan Kambing Guling KANYE Item



Harga



Nasi



Rp 1.000,00



Sambal



Rp 1.000,00



Daging Kambing



Harga jual



Rp 16.700,00



Kentang



Rp 200,00



Packaging



Rp 1.200,00



Total



Rp 20.100,00



302



Rp 40.000,00



Setelah hitungan di atas diperoleh hasil untung nasi kambing guling biasa Rp19.900,00 meski ada side dish tambahan seperti telur dan kentang kami memutuskan untuk menghitung bedasarkan harga awal tanpa telur yaitu Rp40.000.



Rp 173.890.000,00 / Rp 19.900,00 = 8738.19095 produk



Setelah melakukan perhitungan break even point, kami mendapat hasil BEP pada produk ke-8739 atau pada bulan ke-9 yaitu Desember 2018.



303



6.7 Kunci Sukses Dalam menjalankan bisnis ini, terdapat beberapa faktor atau kunci yang harus diperhatikan agar bisnis ini bisa sukses. Pertama adalah pemilihan tempat, dalam melakukan pemilihan lokasi harus melakukan riset selama beberapa hari pada jam – jam tertentu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui customer segmen apa yang datang ke lokasi tersebut dan mengetahui perkiraan jumlah pengunjung yang datang perharinya. Lalu dalam bisnis makanan, tes alfa dan tes beta merupakan hal yang sangat penting dan wajib dilakukan. Hal ini sangat penting dilakukan karena untuk mengetahui apakah konsumen yang kita tuju menerima produk yang kita buat atau tidak. Karena rasa merupakan hal yang relatif bagi setiap orang, belum tentu yang menurut kita enak, menurut konsumen enak juga. Dalam tes alfa dan beta, juga penting untuk menanyakan willingness to buy konsumen jangan hanya willingness to pay, karena belum tentu orang yang menilai ingin membelinya. Maka dari itu tes alfa dan beta sangat penting untuk dilakukan sebelum membuka bisnis makanan ini. Kemampuan memahami bahan baku dan kemampuan memasak juga merupakan kunci penting dalam bisnis ini agar bisa sukses. Karena jika tidak memiliki kemampuan memasak dan memahami makanan yang akan dibuat dengan baik, pastinya hasil makanannya pun juga tidak baik. Selain itu kemampuan memasak yang baik juga bisa menurunkan waste yang dihasilkan sehingga menurunkan COGS kita. Dalam menjalankan bisnis makanan, produk yang kita berikan kepada konsumen harus bisa mengikuti tren makanan yang ada. Pengontrolan kualitas juga harus selalu dilakukan agar rasa yang dihasilkan selalu konsisten dan konsumen puas dengan produk yang mereka dapat. Selain produk, servis yang diberikan kepada konsumen kita juga harus baik sehingga menimbulkan word of mouth konsumen kepada kerabat atau masyarakat lainnya. Banyak masyarakat yang masih memiliki persepsi yang salah terhadap daging kambing, masyarakat menilai bahwa daging kambing itu mengandung



304



kolestrol yang tinggi dan menyebabkan darah tinggi. Padahal nyatanya tidak, pandangan yang negatif ini membuat resistan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi daging kambing. Maka dari itu mengedukasi masyarkat merupakan hal yang sangat penting agar bisnis ini bisa sukses, karena sangat sulit dan membutuhkan waktu untuk bisa mengubah persepsi orang terhadap sesuatu. Yang terakhir, perencanaan dalam menentukan langkah – langkah kedepan yang harus dijalankan memiliki peran yang sangat penting. Setelah membuat perencanaan harus bisa melakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Karena percuma membuat rencana yang sangat baik tapi tidak dilakukan. Maka dari itu pembuatan gantt chart merupakan hal yang penting.



305



BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan Analisis Laporan Proyek Bisnis Jika dijabarkan kami memiliki 2 kesimpulan selama pengerjaan ini, kesimpulan ini kami bagi menjadi kesimpulan sebelum dan sesudah operasional. Sebelum operasional dan selama fase hatching kami mencari data-data penyokong bisnis kami mulai dari melakukan analisis PESTEL hingga kompetitor. Kami menemukan bahwa kompetitor kami masih sangat konvensional dan belum menerapkan strategi-strategi yang baru. Cara mereka berjualan tidak mengalami perubahan dari jaman dulu. Dari analisa kuantitatif dan kualitatif yang kami lakukan, kami menemukan bahwa faktor yang mempengaruhi konsumen untuk mengonsumsi kambing guling ada 3 yaitu innovation, education dan availability. Berdasarkan inilah kami mencoba untuk membuat sebuah restoran yang menyediakan kambing guling yang dijual secara perposi dengan nasi. Dalam merealisasikan proyek bisnis KANYE, terdapat beberapa gap pada rencana dan realisasi yang telah dilaksanakan. Dari faktor innovation, bisa dikatakan faktor ini berhasil dalam mempengaruhi konsumen untuk mengonsumsi kambing guling. Hal ini bisa dilihat dari innovasi yang kami buat untuk penambahan sambal matah, cabe ijo dan original yang dipadukan dengan kambing guling, menu terfavorit kami selama kami buka berjualan adalah sambal matah bukan sambal kecap yang merupakan sambal yang biasanya konsumen temui ketika menyantap kambing guling. Lalu dari faktor availability atau ketersediaan, faktor ini sangat berpengaruh bagi konsumen untuk mengonsumsi kambing guling. Dikarenakan dengan adanya KANYE yang menyediakan kambing guling yang dapat dibeli secara perporsi, konsumen tidak perlu lagi menunggu suatu acara untuk bisa mengonsumsi kambing guling. Dilihat dari sisi pemesanan gojek juga cukup lumayan, perbulannya terdapat 30 – 40% pesanan yang berasal dari go-food. Untuk faktor yang terakhir yaitu edukasi, faktor ini merupakan usaha untuk membantu mengembangkan industri daging kambing dengan membenarkan



306



persepsi yang salah terhadap daging kambing yang memiliki pandangan yang negatif di mata konsumen dengan memberikan fakta-fakta nyata tentang daging kambing yang sebenarnya. Faktor ini merupakan faktor yang sangat penting karena bisa mendukung konsumen untuk mengkonsumsi daging kambing, karena setelah kami melakukan edukasi terhadap konsumen , ternyata banyak memang masih banyak konsumen yang memiliki pandangan yang salah terhadap daging kambing. 7.2 Saran Pengembangan Proyek Bisnis Dalam menjalankan suatu bisnis, dibutuhkan percobaan untuk mengetahui letak dari kesalahan, sehingga bisnis dapat berjalan menjadi semakin baik lagi. Dalam menjalankan KANYE ke depannya, kami akan melakukan 3 hal agar bisnis kami dapat lebih berkembang lagi yaitu adalah memaksimalkan biaya pemasaran, mencari tempat baru yang lebih efektif dan menjaga konsistensi dari kualitas dan rasa yang ditawarkan. Pertama adalah memaksimalkan biaya pemasaran. KANYE masih merupakan produk baru yang belum dikenal oleh banyak masyarakat, oleh karena itu sangat dibutuhkan pemasaran yang optimal untuk meningkatkan brand awareness dari brand KANYE tersendiri. Sehingga nantinya KANYE bisa dikenal dan masyarakat bisa mencoba serta menyukai produk KANYE. KANYE harus mulai menjalankan iklan di berbagai tempat, bukan hanya instagram, tetapi juga media - media yang memiliki banyak penontonnya seperti TV dan Youtube. Kedua adalah mencari tempat baru yang lebih efektif. KANYE memerlukan tempat berjualan di tempat yang memiliki traffic tinggi dan memungkinkan untuk ditaruh display daging kambing dan alat gulingnya, sehingga para pelanggan akan tertarik untuk melihat dan mencoba kambing guling yang kami tawarkan. Terakhir adalah menjaga konsistensi dari kualitas dan rasa yang ditawarkan. Setelah memiliki banyak konsumen, KANYE harus tetap bisa menjaga kualitas dan rasa yang ditawarkan. Sehingga para konsumen dapat puas dan dapat menjadi pelanggan setia dari KANYE. Jangan sampai ada komplain jelek dari



307



konsumen, karena dalam industri makanan dan minuman rasa ketidakpuasan dari konsumen dapat berakibat fatal kepada bisnis yang dijalankan. Hal - hal tersebutlah yang perlu diperhatikan dan dikembangkan oleh perusahaan dalam menjalani bisnis KANYE. Diharapkan hal - hal tersebut dapat membantu bagi pelaku bisnis di industri yang sama. 7.3 Kontribusi Sosial yang Mampu dihasilkan Proyek Bisnis Sebuah bisnis selain menghasilkan keuntungan kepada para ownernya akan baik jika mampu menghasilkan kontribusi sosial. Kontribusi Sosial ini bertujuan untuk membuat lingkungan yang lebih baik disekitar pelaku bisnis. Berikut adalah kontribusi sosial yang dilakukan Kambing Guling KANYE ● Mempekerjakan Karyawan. Sebuah bisnis bisa membuat lingkungan sosial menjadi lebih baik salah satunya dengan cara menyerap tenaga kerja. Karyawan juga kami berikan bonus sebelum hari raya Idul Fitri dengan harapan dapat membantu meringankan bebanbeban yang ada. Dengan berkembangnya bisnis kami maka akan semakin banyak karyawan yang kami pekerjakan. ● Edukasi Masyarakat Kambing Guling KANYE memiliki visi untuk membantu mengedukasi masyarakat dan meluruskan persepsi bahwa daging kambing merupakan pemicu penyakit kolesterol dan darah tinggi. Kami selagi menjual membantu menginformasikan bahwa daging kambing merupakan daging yang lean atau memiliki kalori juga kandungan lemak yang lebih rendah. Kami membantu menginfokan kalau penyakit diatas terjadi bukan karena daging kambing melainkan bumbu-bumbu yang dipakai seperti garam dan micin yang berlebih juga santan di kuah masakan kambing. 7.4 Pembelajaran yang diperoleh Selama proyek bisnis KANYE berjalan, kami mendapatkan berbagai pelajaran yang diperoleh. Kami akan membahas pembelajaran yang kami dapat berdasarkan tiap bagian fungsi kami:



308



a. Pemasaran Dalam pemasaran KANYE yang bergantung terhadap tujuan dan sasaran sebagai fondasi yang sudah ditetapkan, 4P juga mengambil peran penting dalam merealisasikan tujuan perusahaan. Selama bisnis berjalan dapat diamati bahwa promosi merupakan hal terpenting dalam bersaing di industri makanan, terlebih lagi berada di lokasi PHX yang memiliki banyak pesaing yang menjual produk makanan. Selain promosi yang harus sesuai dengan keinginan target market, produk juga harus disesuaikan dengan preferensi yang diinginkan oleh konsumen dan juga harus fleksibel dalam mengikuti keinginan konsumen akan produk yang diinginkan walau juga harus tetap diamati agar sesuai dengan standart yang telah diberikan oleh KANYE, seperti tingkat kematangan ataupun jumlah sambal yang diminta. Menentukan segmentasi dan target juga merupakan perihal penting yang harus dilakukan KANYE agar tujuan dan sasaran dapat tercapai, sehingga produk yang diberikan juga akan sesuai dengan hasil analisis kuantitatif dan kualitatif yang telah dilakukan sebelumnya, dengan adanya konsumen kita juga harus melakukan upaya-upaya untuk menjalin hubungan yang baik seperti follow-through dengan konsumen kita yang berguna untuk menjadikannya repeat customer atau loyal customer dengan begitu KANYE memiliki juga kewajiban untuk memberikan produk yang sesuai dengan nilai yang dianut oleh perusahaan yaitu konsisten, inovatif,berkualitas dan fleksibel dan tentunya mengedukasi produk. Endorsement dan promosi melalui Instagram juga menjadi salah satu metode daring yang kami pakai karena merupakan pilihan utama media sosial dari target market yang sudah kita tentukan untuk memudahkan kami meningkatkan brand awareness dan juga memperkuat brand image dari KANYE. Dalam rencana distribusi KANYE memiliki dua metode yaitu dengan daring dan langsung, dengan menggunakan Go-food sebagai metode daring kami juga harus menjalin hubungan yang baik dengan driver yang mempunyai pesanan untuk KANYE, dan tentunya untuk metode langsung yaitu di PHX adalah dengan berinteraksi dengan tenant-tenant lainnya untuk bekerja sama untuk memuaskan



309



konsumen seperti bila KANYE kekurangan nasi akibat pesanan yang melebihi target maka tenant lain bisa meminjamkan nasi yang dimilikinya dan juga sebaliknya bila ada yang meminta bantuan kepada KANYE. Kesimpulan yang telah kami dapat setelah berjalannya bisnis ini adalah untuk tetap selaras dengan hasil-hasil analisa yang telah kita lakukan sebelumnya dan cepat untuk beradaptasi dengan lingkungan pasar. b. Operasi Dalam industri makanan, divisi operasional berperan penting dalam menghasilkan innovasi makanan baru dan menjaga konsistensi rasa yang dihasilkan. Maka dari itu untuk segala kegiatan produksi semua harus memiliki SOP yang jelas, agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan adanya SOP yang jelas, semua aktivitas produksi pun tidak terpaku oleh orang yang mengerjakannya, sehingga dapat dikerjakan oleh semua orang. Namun untuk beberapa aktivitas seperti misalnya proses penguratan daging yang membutuhkan kemampuan menggunakan pisau dan pengalaman, memang harus dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan dan pengalaman agar proses dapat berjalan dengan efisien. Jika tidak memiliki kemampuan, lebih baik jangan mengerjakan karena hasilnya akan tidak efisien dan menghasilkan yang besar seperti pada bulan awal kami memproduksi. Maka dari itu selain SOP yang jelas, jenis pekerjaan juga harus memiliki minimum spesifikasi kemampuan yang dibutuhkan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik. Selain itu dalam industri makanan, bahan baku merupakan salah satu kunci penting yang harus bisa dijaga dengan baik. Karena pada umumnya bahan baku seperti sayuran memiliki waktu atau kadarluasa yang tidak cukup lama, sehingga penting dalam divisi operasi mengetahui cara menyimpan yang baik untuk setiap jenis bahan baku. Lalu penting juga untuk melakukan pencatatan jumlah inventori dan menentukan titik reorder point. Dengan melakukan pencatatan dan mengetahui titik pemesanan kembali, kita bisa menghindari terjadinya kekurangan bahan baku saat melakukan proses produksi.



310



c. Sumber Daya Manusia Hal yang dapat dipelajari dari bidang sumber daya manusia adalah bahwa tujuan dan sasaran suatu perusahaan merupakan hal yang penting untuk membangun suatu sumber daya manusia yang tepat dan bertanggung jawab. Apabila suatu perusahaan sudah bisa memiliki sumber daya manusia yang tepat dan bertanggung jawab maka perusahaan tersebut akan bisa mencapai tujuannya. Dalam menentukan sumber daya manusia / karyawan baru, dibutuhkan proses seleksi yang ketat. Kita harus juga memperhatikan jumlah sumber daya manusia yang efisien dan efektif untuk suatu perusahaan tersebut. Selain itu, penentuan calon karyawan juga harus disesuaikan dengan kriteria yang ada. Perlu juga diadakannya proses wawancara dan waktu uji coba yang kita tentukan, agar kita bisa mendapatkan karyawan yang sesuai untuk suatu posisi tersebut. Setelah memiliki karyawan, tidak lupa kita harus tetap mengembangkan keahliannya. Kita juga harus tetap mengontrol pekerjaannya sehingga tetap sesuai dan konsisten. Pembuatan KPI juga sangat diperlukan untuk bisa mengukur performa dari para karyawan. Kita juga perlu menumbuhkan rasa loyalitas kepada para karyawan dengan melakukan bonding rutin selama 3 bulan sekali.



d. Keuangan Divisi Keuangan merupakan divisi yang krusial di dalam sebuah perusahaan. Divisi keuangan bertanggung jawab atas memperlihatkan situasi perusahaan. Jika divisi keuangan memberikan informasi yang tidak tepat maka akan ada kemungkinan besar kebijakan yang diambil perusahaan akan tidak sesuai dengan kondisi perusahaan saat itu. Dalam penerapannya divisi keuangan memiliki tanggung jawab untuk memperlihatkan data keuangan perusahaan yang sebenar - benarnya dan kami tidak boleh membuat kesalahan karena resikonya akan fatal. Divisi keuangan juga 311



harus selalu terlibat dalam keputusan yang diambil oleh divisi lainnya yang melibatkan uang keluar. Kami harus memberi saran pembuatan anggaran yang terbaik akan suatu keputusan yang akan diambil. Kami harus membuat suatu laporan yang mudah dibaca dan dimengerti divisi lain. Pembuatan laporan harus memiliki standar penulisan yang rapi dan sistematis. Kami juga memerlukan untuk mengaplikasikan teori - teori seperti payback period dan juga Break Even Point Analysis yang berguna untuk melihat apakah bisnis kambing guling KANYE sebenarnya adalah bisnis yang layak atau tidak.



312



DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Jakarta. (2015). Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di provinsi DKI Jakarta. Retrieved September 14, 2017 from https://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/142. Banerjee, J. & Buoti, C. (2012). General specifications of KPIs. International Telecomunnication Union. Coffrey, Linda., Margo, Hale., Wells, Ann. (2004). Goats: Sustainable Production Overview. Retrieved from https://attra.ncat.org/attrapub/download.php?id=212



Daft, R. L. (1983). Organization Theory and Design. West Pub. Co. David, Forest R. & David, Fred R. th Strategic Management (16 ed.). Pearson Education Limited



(2016).



Davis B., Lockwood A., Alcott P., Pantelidis I. (2012). Food and Beverage Management (5thed.). Routledge. Dessler, Gary. (2017). Human Resource Management (15thed.). Pearson. Ditjen PKH Pertanian. (2016). Konsumsi tahun 2016. Retreived September 14, 2017, from http://ditjenpkh.pertanian.go.id/userfiles/File/Konsumsi1_Periode_2016.pd f?time=1501058657531 Harahap, Sofyan Syafri. (2004). Akuntansi Aktiva Tetap (3rded.). Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo.



Heizer, Jay & Barry Render. (2009). Manajemen Operasi (9thed.). Jakarta: Salemba Empat. Hillman-Willis, T. & Huston, C. R. (1990). Vendor requirements and evaluation in a just-in-time environment. International Journal of Operations & Production Management. Retrieved from https://doi.org/10.1108/01443579010002518



313



Info Pangan. (2017). Perbandingan harga daging sapi dan daging kambing. Retrieved September 15, 2017, from www.infopangan.co.id



Junaedi, Ahmad. (2003). Perancangan logo. Bandung: PT Tesapura Bandung. Kasmir. (2011). Analisis laporan keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kemenpar. (2009). Peraturan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif RI. Retrieved September 18, 2017, from http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/PERMEN%20PAREKRAF%20No_1 1%20TAHUN%202014%20ttg%20RESTORAN.pdf Kirsten, E Bevelander., Roel, Tegan Cruwys., Hermans, C. J. (2015). Social Modelling of eating: A review of When and why social influence affect food intake and choice. Appetite. 86, 3 – 18. Kusumo, Gibran. (2017). Makanan khas Timur Tengah yang populer di Indonesia. Retrieved September 16, 2017, from https://blog.kulina.id/-makanan-khastimur-tengah-yang-populer-di-indonesia-6d9ecaa30c8 Lachat, Carl., Khanh, Le Nguyen Bao., Khan, Nguyen Cong., Dung, Nguyen Quang., Anh, Nguyen Do Van., Roberfroid, Dominique., Kolsteren, Patrick. (2011). Factors associated with eating out of home in Vietnamese adolescents. Appetite, 57(3), 40-51. Mathis, R.L. & J.H. Jackson. (2006). Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Mendez, Cecilia Diaz. & Broek, Hans Peter Van Den. (2017). Eating out in modern societies: An overview of a heterogeneous habit. Appetite, 119 Monroe, Kent B. (1990). Pricing: Making Profitable Decision (2nded.). New York: McGraw-Hill Pub. Co. Munandar, M. (2010). Budgeting Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE. Munawir.S. (2002). Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty.



314



Muslim. (2016). Keberkahan pada daging kambing. Retrieved September 17, 2017, from www.muslim.or.id Norris, Megan; Lecavalier, Luc (17 July 2009). "Evaluating the Use of Exploratory Factor Analysis in Developmental Disability Psychological Research". Journal of Autism and Developmental Disorders. 40 (1), 8–20. Retrieved from doi:10.1007/s10803-009-0816-2 Pujawan, I. N. (2005). Supply Chain Management. Jakarta: Guna Widya. Pusat Data Ekonomi. (2014). Jumlah penduduk Jakarta tahun 2014 berdasarkan agama. Retrieved September 16, 2017, from https://dataekonomisite.wordpress.com/2016/12/13/jumlah-pendudukmuslim-jakarta-2016/ Philip T. Kotler, Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management. 14 th Edition. Pearson. Riyanto, Bambang. (2004). Dasar – dasar pembelanjaan perusahaan (4thed.). Yogyakarta: BPFC. Riyanto, Bambang. (2011). Dasar – dasar pembelanjaan perusahaan (7thed.). Yogyakarta: YBPFE UGM. Russel,R.S. and Taylor B.W. (2014). Operations Management (8thed.). John Wiley & Sons, Inc.



Shostack, G. L. (1982). How to Design a Service. European Journal of Marketing. Retrieved from https://doi.org/10.1108/EUM0000000004799 Socio Economic Status (SES) Indonesia. (2013). SES Indonesia. Retrieved September 14, 2017, from https://gadeblazz.com/2013/03/04/socioeconomic-status-ses-indonesia/ Solomon, Michael R., Greg W. Marshall and Elnora W. Stuart. (2015). Marketing: Real People Real Choices (8thed.). Pearson Education Inc.



315



Swasta, Basu & Sukotjo, Ibnu. (1993). Pengantar Bisnis Modern (3rded.). Yogyakarta: Liberty. Swasta, Basu. (2000). Manajemen pemasaran modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Swipa. Instant Indonesia: Religion of Indonesia. Retrieved http://home.swipnet.se/~w-15266/indons/instant/religion.htm



from



Tjiptono, F. (2000). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi.



Ugent, Klaas Willems. (2014). Checklist Theory. De Gruyter. 11, 1 – 2.



Yunartha, Lidya. (2017, September 20). Konsumsi daging kambing dan daging domba rendah. Kontan. Retrieved September 23, 2017, from http://nasional.kontan.co.id/news/konsumsi-daging-kambing-dan-dombarendah Zikmund, W. G. (2013). Business Research Methods (9thed.). Australia: SouthWestern Cengage Learning.



316



Lampiran Lampiran 1. 1 Kuesioner Latar Belakang



317



(lanjutan)



318



Lampiran 1. 2 FGD Mapping Behaviour FGD Mapping Behaviour



Frequency



Occasion Willingness To Pay



Behaviour



Health Conciousness



Period of Time



319



Lampiran 1. 3 Daftar Pertanyaan FGD Behaviour



No.



Pertanyaan



Tujuan Introduction



1



Nama



Untuk mengetahui profil informan



2



Usia



3



Domisili



4



Rata-rata pengeluaran per bulan



5



Pengeluaran untuk konsumsi per bulan Isi FGD Behaviour



No



Factors



Question



1



Frequency



1.Seberapa sering anda makan di luar rumah dalam kurun waktu 1 bulan?



2.



Occasion



1.Dalam rangka apa anda biasanya makan diluar ?



3.



Willingness to pay



1.Berapa uang yang anda rela keluarkan untuk makan di luar rumah pada tiap occasion?



4.



Health Conciousness



1.Dalam memilih makanan saat diluar rumah apakah anda memerhatikan dampak kesehatan dari makanan tersebut ? 2. Menurut anda apakah makanan di rumah lebih sehat dibanding makanan di restoran ?



320



5.



Period of time



1.Dalam 1 minggu , pada hari apa anda biasanya makan diluar rumah ? 2. Pada jam berapa biasanya anda makan diluar ? ( Lunch , Dinner)



321



Lampiran 1. 4 FGD Mapping Experience



FGD Mapping Experience



Eating Habits



Habit of Modern Society



Advantage of Eating Out Experience Distinctive Trait



Location



Social Influence Cultural Experience



322



Lampiran 1. 5 Tabel Pertanyaan FGD Experience No



Factors



1



Eating Habits



Question 1. 2.



Daging apa yang sering anda konsumsi ketika weekday ? Mengapa ? Daging apa yang sering anda konsumsi ketika weekend ? Mengapa ?



2



Habit of modern society



1.



Dengan adanya teknologi gojek , apakah mempengaruhi kebiasaan anda dalam pergi makan keluar rumah ?



3.



Advantage of eating out



1.



Keuntungan apa yang anda inginkan dalam memakan diluar rumah ?



4.



Distinctive Trait



1.



Jika ada suatu restoran baru perbedaan apakah yang dapat membuat anda tertarik untuk mencoba restoran itu?



5.



Location



1.



Seberapa jauh tempat makan yang rela anda kunjungi untuk mendapatkan makanan yang anda inginkan ? Faktor lokasi apa yang anda pertimbangkan dalam memilih makanan diluar rumah ? (Tempat Parkir , Dekat dengan Atm)



2.



6.



Social Influence



1.



2.



7.



Cultural Experience



Dengan adanya banyak food blogger sekarang , apakah anda tertarik mengkonsumsi makanan yang dipromosikan oleh food blooger ? Mengapa? Apakah anda sering direkomendasikan tempat makan oleh kerabat anda ? Jika anda direkomendasikan faktor apa yang membuat anda tertarik untuk mencoba ?



1.Menurut anda apakah makan bersama kerabat merupakan suatu budaya dan apa tanggapan anda?



323



Lampiran 1. 6 FGD Mapping Product Concept



Ketersediaan Harga Pemesanaan



Product Concept



Promosi Edukasi Innovasi



324



Lampiran 1. 7 Pertanyaan FGD Product Concept



No



Factors



Question



1.



Ketersediaan



1. Menurut anda apakah masakan kambing guling merupakan masakan yang langka? 2. Tertarikkah anda jika produk ini dijual di restoran?



2.



Harga



1. Untuk semangkuk ricebowl kambing guling beserta acar berapa harga yang rela untuk anda keluarkan ?



3.



Pemesanan



1. Selama ini pernahkah anda memesan kambing guling ? Apakah kekurangan dari proses pemesanan kambing guling yang ada sekarang ?



4.



Promosi



1. Brand kambing guling apa yang anda ketahui ? 2. Menurut anda media promosi apa yang paling efektif dalam memasarkan produk kami ?



5.



Edukasi



1. Apakah pendapat anda mengenai daging kambing? 2. Mengapa anda beranggapan demikian?



6.



Innovasi



1. Pernahkah anda mencoba kambing guling selain dengan sambal kecap? 2. Apakah anda tertarik untuk menikmati kambing guling dengan nasi dan sambal matah atau cabe ijo ?



325



Lampiran 1. 8 In-Depth Interview Chef Mapping



326



Lampiran 1. 9 Daftar Pertanyaan Depth Interview Chef



No.



Pertanyaan



Tujuan Introduction



1



Nama



2



Usia



2



Pekerjaan



3



Tempat Berkerja



4



Pengalaman Berkerja



Untuk mengetahui profil informan



Isi Interview Daging Kambing Pembelian 1



Berapa umur kambing yang digunakan untuk memasak kambing guling?



Agar mengetahui umur yang pas untuk dimasak



2.



Faktor apa yang perlu diperhatikan dalam proses pemilihan bahan baku?



Agar dapat memilih bahan baku dengan benar



Kebijakan Bahan baku 1.



Bagaimana Restock policy pada dapur anda ?



Sebagai referensi restock policy



Kebijakan Penyimpanan 1.



Bagaimana cara menyimpan bahan baku yang benar?



Untuk mengetahui cara menyimpan bahan yang benar



2.



Berapa lama bahan baku dapat bertahan ?



Agar mengetahui shelf life dari produl



3.



Bagaimana cara menyimpan daging kambing mentah dan matang ?



Agar bisa mengatur inventori secara baik



327



Pengolahan Daging Kambing 1.



Bagaimana cara membuat daging kambing menjadi lembut dan tidak berbau?



Agar mengetahui proses mengelola bahan baku



2.



Hal apa yang harus diperhatikan dalam mengolah daging kambing



Agar mengetahui proses mengelola bahan baku



Kambing Guling 1.



Sudah berapa lama anda membuat kambing guling?



Untuk mengetahui indikator pengalaman



2.



Apa definisi dari masakan kambing guling?



Untuk mengetahui pengertian dari produk



3.



Apa faktor penting dalam membuat masakan kambing guling?



Untuk mengetahui faktor yang perlu diperhatikan



4..



Jenis kambing apa yang paling sesuai untuk dimasak kambing guling



Sebagai referensi jenis kambing yang lebih sesuai



5..



Apa yang membuat kambing guling spesial dibandingkan masakan kambing lainnya



Agar lebih mengerti keunikan dan keunggulan dari produk



Bumbu 1.



Apa bumbu yang dibutuhkan untuk memasak kambing guling?



Sebagai referensi bumbu dari produk



Teknik Pemasakan 1.



Apa cara yang dipakai dalam memproses daging kambing mentah hingga menjadi kambing guling?



Agar bisa mengetahui proses memasak kambing guling yang baik dan benar



2.



Bagaimana proses untuk memasak kambing guling yang sudah disimpan/dibekukan?



Untuk mengetahui proses penggunaan bahan baku secara benar



3.



Bagaimana cara membuat daging kambing menjadi lembut dan tidak berbau?



Agar mengetahui proses mengelola bahan baku



Penyimpanan 1.



Berapa lama ketahanan dari daging kambing guling



328



Untuk membantu kami



yang sudah dimasak?



mengatur inventori



2.



Apakah mungkin untuk menyimpang kambing guling jika tidak habis?



Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola waste



3.



Bagaimana cara mengolah daging kambing guling yang sudah disimpan/dibekukan



Untuk mengetahui bagaimana memproses makanan yang sudah disimpan



329



Lampiran 1. 10 In-Depth Interview Pemilik Restoran Mapping



330



Lampiran 1. 11 Daftar Pertanyaan Depth Interview Pemilik Restoran



No.



Pertanyaan



Tujuan Introduction



1



Nama



2



Usia



3



Nama Restoran



4



Lama Berdiri Restoran



Untuk mengetahui profil informan



Isi Interview Karyawan 1.



Ada berapa divisi dan ada berapa anggota di tiap divisi?



Untuk mencari data pekerja di restoran ini



2.



Apa syarat agar dapat bekerja di restoran ini?



Untuk mencari kualifikasi apa yang dibutuhkan



3.



Bagaimana cara untuk melakukan penggajian kepada pegawai?



Untuk mengetahui cara melakukan penggajian yang tepat



4.



Berapa jumlah pegawai yang tepat untuk membuka tempat makan tenda?



Untuk mengetahui cara melakukan penggajian yang tepat



SOP 1.



Apakah ada SOP yang dibutuhkan untuk menjalankan restoran ini?



Untuk mengetahui butuh atau tidaknya membuat SOP



2.



SOP apa saja yang dipakai dalam menjalankan restoran?



Untuk mencari tahu standar apa saja yang dipakai



Jam Operasional 1.



Apa tantangan terbesar dalam menjalankan bisnis ?



331



Untuk mencari tahu masalah apa yang krusial



2.



Persiapan apa yang harus dilakukan saat ingin mulai berjualan?



Mengetahui persiapan yang harus dilakukan



3.



Apa strategi yang digunakan untuk mengatasi jam jam ramai?



Mengetahui cara untuk mengatasi jam - jam ramai



Aturan 1.



Apa saja aturan yang harus dipatuhi untuk membuka restoran disini?



Untuk mengetahui aturan aturan yang berlaku



Inventori 1.



Bagaimana cara untuk mengatur inventori di restoran ini?



Sebagai benchmark pengaturan sistem inventori



2.



Apa saja media penyimpanan yang dibutuhkan?



Untuk mengetahui media penyimpanan apa saja yang diperlukan



332



Lampiran 1. 12 Data peserta Tes Alfa Kanye Social Foodie 1. Nama: Dessyca P. Umur: 21 Email: [email protected] No. HP: 08512773088 Pekerjaan: Mahasiswa Domisili: Jakarta Pusat 2.



Nama: Riki Karitra Abadi Umur: 22 Email: [email protected] No.HP: 081906357677 Pekerjaan: Mahasiswa Domisili: Jakarta Selatan



3.



Nama: Christopher Ansell Umur: 22 Email: [email protected] No.HP: 087885593377 Pekerjaan: Mahasiswa Domisili: Jakarta Utara



4.



Nama: Calvin Umur: 21 Email: [email protected] No.HP: 089659671198 Pekerjaan: Mahasiswa Domisili: Jakarta Utara



5.



6.



Challenger Nama: Edo Deddy Oscar Umur: 30 Email: [email protected] No.HP: 081361448460 Pekerjaan: Karyawan Domisili: Jakarta Utara Nama: Michael Chiang Umur: 27 Email: [email protected] No.HP: 087079113115 Pekerjaan: Pengacara Domisili: Jakarta Utara



333



(lanjutan) 7.



Nama: Edwin Hadisurya Umur: 25 Email: [email protected] No.HP: 082111222139 Pekerjaan: Pemilik Restoran Domisili: Jakarta Utara



8.



Nama: Andyka Halim Umur: 25 Email: [email protected] No.HP: 087883988188 Pekerjaan: Pemilik Restoran Domisili: Jakarta Utara



9.



Social Gathering Nama: Kwe Pei Tjoan Umur: 51 Email: [email protected] No.HP: 0816965968 Pekerjaan: Pengusaha Domisili: Jakarta Barat



10.



Nama: Sari Hati Umur: 52 Email: [email protected] No.HP: 08158849383 Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga Domisili: Jakarta Barat



10.



Nama: Bong Sumitro Umur: 51 Email: [email protected] No.Hp: 081293633636 Pekerjaan: Pengusaha Domisili: Jakarta Barat



334



(lanjutan) 11.



Nama: Irene kwe Umur: 51 Email: [email protected] No.HP: 081382300888 Pekerjaan: Pengusaha Domisili: Jakarta Barat



335



Lampiran 1. 13 Form Penilaian Tes Alfa



Form Penilaian Tes Alfa KANYE Aspek Fisik ( Tangible) - Produk Penilaian dari 1 - 5 ( Sangat tidak enak - Sangat enak ) Sambal Kecap Sambal Matah Cabe Ijo Rasa Tekstur Varian Menu ( Jenis Sambal ) Aroma Feedback Penilaian dari 1 - 5 ( Sangat tidak bagus - Sangat Bagus ) Porsi Packaging Feedback



Aspek Fisik ( Tangible) - Servis Penilaian dari 1 - 5 ( Sangat tidak enak - Sangat enak ) Kecepatan Waktu Penyajian Ekspetasi Realita Feedback Aspek Non- Fisik ( Intangible ) - Produk Penilaian dari 1 - 5 ( Sangat tidak sesuai / puas - Sangat sesuai / puas ) Harga Education



336



Innovation Availability Feedback



337



Lampiran 1. 14 Hasil Tes Alfa Social Foodie 1.Nama: Dessyca P. Umur: 21 Pekerjaan: Mahasiswa Domisili: Jakarta Pusat Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Menurutnya dari segi rasa sudah enak, dan menyerupai kambing guling pada umumnya. (4) Tekstur: Dagingnya empuk dan mudah untuk ditelan. (5) Varian Menu (Jenis Sambal): Merupakan sambal yang pada umumnya sehingga cocok apabila dikombinasikan dengan kambing guling. (4) Aroma: aroma yang ditawarkan sudah enak dan tidak memiliki bau tidak enak dari kambing. (4) Feedback: Untuk sambal kecap, lebih baik apabila dipisah jeruk nipisnya, karena ada beberapa orangyang tidak suka memakan jeruk nipis Sambal Matah Rasa: Menurutnya, sambal matah merupakan kombinasi yang cocok untuk digabungkan dengan kambing guling. (4) Tekstur: Dari segi tekstur, sudah sangat enak dan mudah untuk ditelan. (5) Varian Menu (Jenis Sambal): merupakan jenis sambal yang paling cocok untuk digabungkan dengan kambing guling. (5) Aroma: Sudah memiliki aroma yang enak dan tidak ada bau aneh dari kambing. (4) Feedback: Sambal yang ditawarkan menurut saya kurang pedas. Sehingga sebaiknya menggunakan level untuk tingkat kepedasan sambal. Sambal Ijo Rasa: Menurutnya, rasa dari sambal hijau kurang cocok apabila digabungkan dengan kambing guling. (3) Tekstur: dari segi tekstur sudah baik. (5) Varian Menu (Jenis Sambal): Kurang cocok dengan kambing guling, karena membuatnya jadi terlihat berminyak dan rasanya bertabrakan. (3)



338



(lanjutan) Aroma: Sudah memiliki aroma yang enak dan tidak berbau kambing. (4) Feedback: Porsi: Dari segi porsi, sudah sangat mengenyangkan dan pas untuk sekali makan. (5) Packaging: Lebih baik packaging nomer 3 supaya mudah makannya. Feedback: Aspek Fisik (Tangible) Servis Kecepatan Waktu Penyajian: dari kecepatan waktu penyajian, menurutnya 5 menit merupakan waktu yang sudah tergolong pas dan cepat untuk sebuah kambing guling. (4) Ekspektasi: Dessyca berekspektasi bahwa kambing guling memiliki rasa yang biasa saja yang menurut dia hanya berkisar di angka 3 Realita: Ketika mencoba Kanye, Dessyca beranggapan bahwa Kanye memiliki rasa yang lebih enak, dan memberikan nilai 4 untuk semua varian Feedback: Menurutnya, untuk makanan kambing guling harus diusahakan agar tetap hangat saat disajikan, agar bisa menjaga rasanya dengan baik. Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk Harga: dari segi harga, Dessyca ingin membayar seharga 45.000 untuk menikmati kambing guling Kanye. Education: Menurutnya, apabila dia teredukasi dengan kambing, dia akan mau lebih mengkonsumsi daging kambing dan akan memberikan informasi tersebut terhadap orang lain. Innovation: Menurutnya, innovasi yang kami berikan sudah baik, akan tetapi lebih baik lagi jika kita memberikan pilihan nasi / lontong serta tambahan topping yang cocok untuk kambing guling. Availability: Apabila ada yang menjual kambing guling setiap saat, maka akan lebih mau mencoba dan lebih sering memakanannya. Feedback: - Makanan tidak langsung dibungkus saat masih sangat panas, sehingga tidak menghancurkan packaging, karena packaging kertas tidak tahan air. - Usahakan daging yang diberikan merupakan bagian yang tidak banyak lemak sehignga konsumen tidak kecewa saat memakannya. - Apabila masuk go – food usahakan ada foto makanannya yang jelas.



339



(lanjutan) 2. Nama: Riki Karitra Abadi Umur: 22 Pekerjaan: Mahasiswa Domisili: Jakarta Selatan Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Dari segi rasa menurutnya, udah enak dan hamper menyerupai kambing guling pada umumnya. (4) Tekstur: Tekstur masih ada yang sulit dimakan, tetapi ada juga yang sudah empuk dan enak. (3) Varian Menu (Jenis Sambal): sambal kecap yang ditawarkan sudah enak dan memiliki rasa yang khas, tetapi masih rada berbeda dengan sambal kecap kambing guling pada umumnya. (4) Aroma: Aroma yang ditawarkan sudah sangat cocok dan tidak berbau. (3) Feedback: Rasa yang ditawarkan kurang asin. Sambal Matah Rasa: memiliki rasa yang enak dan segar, sangat cocok dengan kambing guling. (5) Tekstur: Masih ada beberapa bagian yang sulit untuk dimakan dan rada keras. (3) Varian Menu (Jenis Sambal): Rasa yang ditawarkan lebih enak dan sangat cocok dengan kambing guling. (5) Aroma: Aroma yang ditawarkan juga sangat cocok dan tidak bau kambing. (4) Feedback: Bawang dari sambal matahnya jangan terlalu banyak. Sambal Ijo Rasa: Kurang cocok dengan kambing guling. (3) Tekstur: Sambal ijonya terlihat terlalu berminyak. (3) Varian Menu (Jenis Sambal): Tidak cocok dengan kambing guling, karena terlalu banyak minyak. (3) Aroma: Dari segi aroma sudah baik untuk kambingnya. (3) Feedback: Rasanya jadi terlalu asin dan terlalu banyak minyak



340



(lanjutan) Porsi: Dari segi porsi, sudah cukup mengenyangkan dan pas. (4) Packaging: Lebih bagus ke packaging nomer 2 Feedback: Warna packaging mirip sama warna logo akan lebih baik. Aspek Fisik (Tangible) Servis Kecepatan Waktu Penyajian: dari waktu penyajian 5 menit sudah cukup pas. (4) Ekspektasi: Ekspektasinya dari masakan kambing guling ada di angka 4 Realita: Sedangkan realita masih berada dibawahnya, kecuali sambal matah. Sambal matah berada di angka 4. Feedback: Apabila akan di antar, harus bisa menemukan cara untuk membuat makanannya tetap hangat. Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk Harga: dari harga, dia rela membayar Rp 40.000,00 untuk seporsinya Education: Akan lebih mengkonsumsi kambing dan tidak ragu ragu apabila diberitahu fakta dari daging kambing tersebut. Innovation: Pilihan sambal yang ditawarkan membuat semakin menarik untuk mencoba, nasi bisa jadi optional saja sehingga tidak harus ada. Availability: Ingin mengkonsumsinya sekitar 1 – 2x dalam seminggu, preferinsi untuk go – food dengan promo free ongkos kirim, dan bisa juga disediakan minuman komplementer. Feedback: - Ada level pedasnya - Nasi bisa refill - Ada pilihan topping lain sebagai pelengkap 3. Nama: Christopher Ansell Umur: 22 Pekerjaan: Mahasiswa Domisili: Jakarta Utara Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Dari segi rasa menurutnya sudah enak dan mirip dengan kambing guling, terutama sambal kecapnya. (5)



341



(lanjutan) Tekstur: Sudah empuk dan mudah untuk ditelan. (4) Varian Menu (Jenis Sambal): sangat suka dengan sambal kecap yang disediakan. (5) Aroma: Sama dengan kambing guling pada umumnya. (3) Feedback: Sudah sempurna. Sambal Matah Rasa: Dari segi rasa sudah cukup baik dan memiliki rasa yang cocok untuk dikombinasikan dengan sambal matah. (4) Tekstur: Sudah empuk dan mudah untuk ditelan. (4) Varian menu (Jenis Sambal): Cocok dengan kambing guling, akan tetapi masih lebih cocok sambal kecap. (4) Aroma: Sama dengan kambing guling pada umumnya. (3) Feedback: Sambal Ijo: Rasa: Sudah cukup baik. (4) Tekstur: Sudah empuk dan mudah untuk ditelan. (4) Varian Menu (Jenis Sambal): Cukup unik dan sepertinya mudah diterima oleh lidah orang Indonesia. (4) Aroma: Sama dengan kambing guling pada umumnya. (3) Feedback: Saya tidak terlalu suka dengan sambal ijo, tetapi ini lumayan enak. Porsi: Sudah sangat pas dari segi porsi. (4) Packaging: lebih baik apabila menggunakan packaging nomer 3 Feedback: Saya lebih menyukai porsi yang besar. Aspek Fisik (Tangible) – Servis Kecepatan: Waktu Penyajian: Sudah lumayan pas dalam waktu 5 menit tersebut. (4) Ekspektasi: Dari kambing guling biasa ekspektasinya hanya ada di angka 3 Realita: Kanye berada di angka 5 dari ketiga sambal yang ditawarkan. Feedback: Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk Harga: Dari harga, dia rela membayar Rp 40.000,00 untuk seporsi Kanye.



342



(lanjutan) Education: Apabila teredukasi dengan baik, dia akan memakan kambing guling lebih sering karena memiliki rasa yang enak. Innovation: Sangat enak, dan bisa mengenyangkan. Availability: Apabila ada di gojek, saya akan membelinya lebih sering. Feedback: Kurangi lagi bau dari kambingnya, karena sebagian orang sangat sensitive dengan bau kambing. 4.Nama: Calvin Umur: 21 Pekerjaan: Mahasiswa Domisili: Jakarta Utara Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Sangat enak, bahkan lebih enak dari kambing guling biasanya (5) Tekstur: Sangat empuk dan mudah untuk menelannya. (5) Varian Menu (Jenis Sambal): Enak dan cocok untuk kambing guling. (5) Aroma: Sangat harum dan nikmat. (5) Feedback: Sambal Matah Rasa: Enak, tetapi lebih enak dan cocok walaupun lebih menyukai sambal kecap dan hijaunya. (4) Tekstur: Sangat empuk dan mudah untuk menelannya. (5) Varian menu (Jenis Sambal): Sangat cocok dan unik. (5) Aroma: Sangat harum dan nikmat. Feedback: biji cabai di sambal matah terlalu banyak. (5) Sambal Hijau Rasa: sangat enak dan cocok dengan kambing guling. (5) Tekstur: Sangat empuk dan mudah untuk menelannya. (5) Varian Menu (Jenis Sambal): Sangat cocok dan unik. (5)



343



(lanjutan) Aroma: Sangat harum dan nikmat. (5) Feedback: Porsi: Sudah cukup dan pas. (4) Packaging: Lebih cenderung ke packaging nomer 2 Feedback: Minumnya bisa di freeflow, tambahkan topping seperti telor ceplok, dan tambahkan menu seperti ‘’kambing guling pepper rice’’ Aspek Fisik (Tangible) – Servis Kecepatan Waktu Penyajian: Sudah sangat baik dan cepat. (5) Ekspektasi: berada di angka 4 Realita: Lebih enak dari kambing guling pada umumnya dan memberikan nilai 5 Feedback: Daging harus lebih banyak dan dalam keadaan nasi dan daging sama sama hangat. Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk Harga: Kurang lebih sekitar 30ribuan, mirip dengan wakacao. Education: Dengan mengetahui fakta daging kambing, dia akan lebih berani mengkonsumsi kambing guling. Bisa juga menambahkan topping seperti bayam kering, dll. Innovation: Enak dan sangat cocok untuk dikombinasikan dengan cabai dan rasa nusantara. Selain itu, makanan pedas juga lagi trend. Availability: sangat bagus kalau ada yang buka setiap hari, saya akan tertarik untuk memakannya. Feedback: Bisa untuk mencoba membuka di kampus kampus, dengan harga yang lebih terjangkau. Challenger 1. Nama: Edo Deddy Oscar Umur: 30 Pekerjaan: Karyawan Domisili: Jakarta Utara Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Perpaduan rasanya sudah jadi ciri khas kambing guling. (3) Tekstur: Dagingnya empuk. (3) Varian Menu (Jenis Sambal): Enak dan cocok untuk kambing guling. (3)



344



(lanjutan) Aroma: Memiliki aroma yang enak. (4) Feedback: Sambal kecap sudah berasa manis dan gurih , merupakan keharusan di kambing guling. Sambal Matah Rasa: Enak, tetapi lebih enak dan cocok walaupun lebih menyukai sambal kecap dan hijaunya. (4) Tekstur: Dagingnya empuk. (3) Varian menu (Jenis Sambal): Perpaduan yang cukup unik dan menarik. (3) Aroma: Bau ciri khas sambal matahnya sudah tercium dari jauh. (3) Feedback: Perbanyak bawang merahnya agar lebih banyak tekstur crunchy. Sambal Hijau Rasa: Merupakan salah satu kombinasi favorit. (4) Tekstur: Dagingnya empuk. (3) Varian Menu (Jenis Sambal): Perpaduan dengan sambal hijau sangat cocok. (3) Aroma: Wangi dari sambal hijau dan daging kambing nya sangat cocok. (3) Feedback: Kurangi minyak yang terdapat di sambal hijau agar makanan tidak berasa terlalu berminyak. Porsi: Sudah cukup. (3) Packaging: Lebih memilih nomor 2 Feedback: Packaging harus lebih diperhatikan untuk dapat menarik mata konsumen. Aspek Fisik (Tangible) – Servis Kecepatan Waktu Penyajian: Sudah cukup cepat. (4) Ekspektasi: (3) Realita: Mendapat nilai 3 karena sesuai dengan yang dirasakan. Feedback: Daging dan nasi harus sama-sama fresh untuk menciptakan hidangan yang lezat dan memuaskan. Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk Harga: Untuk daging kambing dan nasi harga sekitar 40 sampai 50 ribu sudah cocok. Education: Lebih membuka pikiran dan belajar lebih banyak tentang kandungan makanan.



345



(lanjutan) Innovation: Konsep daging kambing guling di sajikan per-porsi sangat menarik dan berpotensi. Availability: Bila melihat produk berkonsep seperti kanye di tempat-tempat makan saya akan tertarik untuk mencobanya. Feedback: Tampilkan fakta tentang daging kambing agar calon konsumen menjadi teredukasi dan tidak percaya dengan isu yang bersebar di masyarakat. 2. Nama: Michael Chiang Umur: 27 Pekerjaan: Pengacara Domisili: Jakarta Utara Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Manis dan gurih , sangat cocok. (5) Tekstur: Dagingnya empuk. (3) Varian Menu (Jenis Sambal): Sangat cocok dan enak. (5) Aroma: Memiliki aroma yang sangat menggugah selera. (4) Feedback: Sajikan lebih banyak tomat dalam sambal kecap agar rasa tidak terlalu berat. Sambal Matah Rasa: Enak dan unik bila dicampurkan dengan daging kambing. (3) Tekstur: Dagingnya empuk. (5) Varian menu (Jenis Sambal): Rasa dari sambal matahnya sangat cocok dengan daging kambing. (4) Aroma: Aroma dari sambal matah dan daging kambing menggugah selera. (3) Feedback: Sambal matahnya bisa diberikan jeruk nipis agar lebih terasa. Sambal Hijau Rasa: Sangat cocok dan lezat. (5) Tekstur: Dagingnya empuk. (3) Varian Menu (Jenis Sambal): Sambal hijaunya sudah pas.(3) Aroma:Wangi yang dikeluarkan sangat enak. (3) Feedback: Campurkan sayuran di dalam nasi agar tidak terlalu terasa berminyak. Porsi: Sudah cukup. (4)



346



(lanjutan) Packaging: Lebih memilih nomor 3 Feedback: Packaging merupakan salah satu faktor yang penting jadi harus diperhatikan.



Aspek Fisik (Tangible) – Servis Kecepatan Waktu Penyajian: Sudah cukup cepat. (4) Ekspektasi: (3) Realita: Mendapat nilai 4 karena melebihi ekspetasi. Feedback: Harus tambahkan sayuran seperti jagung atau tomat. Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk Harga: Untuk daging kambing dan nasi harga sekitar 40 ribu sudah sangat cocok Education: Lebih tertarik untuk mengkonsumsi daging kambing. Innovation: Konsep menarik dan patut dicoba. Availability: Kemudahan untuk mengkonsumsinya akan membuat saya lebih tertarik. Feedback: Daftarkan ke Go-food dan lakukan marketing di sosial media agar dikenal banyak orang 3. Nama: Edwin Hadisurya Umur: 25 Pekerjaan: Pemilik Restoran Domisili: Jakarta Utara Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Rasanya seperti kambing guling biasanya (4) Tekstur: Daging sudah cukup lembut dan tidak keras (4) Varian Menu (Jenis Sambal):Memang sudah cocok dengan kambing guling (5) Aroma: Dagingnya sedikit bau (3) Feedback: Aroma daging harus diperhatikan Sambal Matah Rasa: Sudah cukup pas tetapi saya lebih menyukai sambal kecapnya. (3) Tekstur: Daging sudah cukup lembut dan tidak keras (4)



347



(lanjutan) Varian menu (Jenis Sambal): Sambal matahnya memberikan rasa yang baru terhadap kambing guling. (4) Aroma: Dagingnya sedikit bau tetapi dengan sambal matah bisa menutupi baunya (4) Feedback: Sambal matahnya kurang pedas Sambal Hijau Rasa: enak cuman saya lebih menyukai dengan sambal kecap. (3) Tekstur: Daging sudah cukup lembut dan tidak keras (4) Varian Menu (Jenis Sambal): Seperti makan padang (3) Aroma: Baunya seperti padang (3) Feedback: Tambahkan kecap pada sambal hijau biar lebih enak Porsi: Cukup mengenyangkan. (4) Packaging: Nomor 3 lebih menarik Feedback: Aspek Fisik (Tangible) – Servis Kecepatan Waktu Penyajian: Cukup cepat (4) Ekspektasi: Ragu karena yang masak tidak meyakinkan 3 Realita: Rasanya cukup enak dan diluar ekspetasi saya 4 Feedback: Waktu penyajian sudah cukup baik dan harus tetap konsisten Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk Harga: 40 ribu sudah pas dengan porsi yang diberikan sih Education: Memang mitos masyarakat tentang daging kambing harus dipatahkan memang tidak tahu asal sumber dari mitos tersebut. Innovation: Produknya sangat menarik karena belum ada yang menjual kambing guling secara perekor dengan pilihan sambal yang menarik. Availability: Sudah sangat cukup jika menggunakan gojek dan buka setiap hari. Feedback: Memberikan tambahan telur ceplok agar lebih lengkap. 4. Nama: Andyka Halim Umur: 25 Pekerjaan: Pemilik Restoran



348



(lanjutan) Domisili: Jakarta Utara Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Sudah seperti kambing guling pada dasarnya (5) Tekstur: Daging lembut dan mudah dikunyah (4) Varian Menu (Jenis Sambal): Memang sudah menjadi pasangan yang pas (4) Aroma: Wangi kambing yang menarik perhatian (4) Feedback: Sudah pas jangan diubah lagi Sambal Matah Rasa: Rasanya menarik dan cukup masuk dengan kambing guling (4) Tekstur: Daging lembut dan mudah dikunyah (4) Varian menu (Jenis Sambal): Sambal matahnya cukup enak (4) Aroma: Aroma kambing dan sambal matahnya menarik perhatian (4) Feedback: Tambahin sereh lagi biar makin wangi Sambal Hijau Rasa: enak seperti makan kambing guling dengan cara padang. (4) Tekstur: Daging lembut dan mudah dikunyah (4) Varian Menu (Jenis Sambal): Sambal hijaunya mantap (4) Aroma: aromanya menggugah selera (4) Feedback: Sudah pas Porsi: Cukup mengenyangkan. (3) Packaging: Nomor 3 biar kekinian Feedback: Banyakin dagingnya lagi biar orang makin puas Aspek Fisik (Tangible) – Servis Kecepatan Waktu Penyajian: Sangat Cepat (4) Ekspektasi: 4 Realita: Sesuai dengan ekspetasi saya 4 Feedback: Harus bisa konsisten Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk



349



(lanjutan) Harga: 40 - 45 ribu masih pas Education: Informasi yang diberikan cukup menarik dan bisa memberikan alasan ke orang untuk makan daging kambing. Innovation: Sangat bagus karena memadukan sambal yang sedang nge-trend dengan makanan tradisional Availability: Kalau sudah gojek sudah bagus dan membuat mudah dijangkau. Feedback: -Kalau mau daftar gojek harus cepat karena membutuhkan proses yang lama -Rasanya juga harus tetap konsisten supaya konsumen tidak kecewa - Telur boleh coba dipadukan kedalam kambing guling Social Gathering 1. Nama: Kwe Pei Tjoan Umur: 51 Pekerjaan: Pengusaha Domisili: Jakarta Barat Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Rasa lebih enak dari kambing guling biasa di pesta pernikahan . (4) Tekstur: Daging sudah empuk dan tidak berbau (5) Varian Menu (Jenis Sambal): Enak dan cocok untuk kambing guling. (5) Aroma: Sudah baik dan wangi kambing guling. (5) Feedback: Kurang Pedas Sambal Matah Rasa: Rasa cocok dengan kambing guling . (4) Tekstur: Daging sudah empuk dan tidak berbau. (5) Varian menu (Jenis Sambal): Cocok tapi nasi harus panas. (5) Aroma: Sangat menarik perhatian .( 5) Feedback: Kurang Pedas. Sambal Hijau Rasa: Enak tapi sambel ijonya berminyak. (3) Tekstur: Daging sudah empuk dan tidak berbau. (5) Varian Menu (Jenis Sambal): Gurih namun terlalu berminyak. (5)



350



(lanjutan) Aroma: Sudah baik. (5) Feedback: terlalu berminyak Porsi: Sudah pas. (4) Packaging: Packaging nomor 3 , Kelihatannya lebih banyak Feedback: Bumbu disarankan disediakan lebih untuk preferensi konsumen -ditambah sate kambing sebagai pelengkap Aspek Fisik (Tangible) – Servis Kecepatan Waktu Penyajian: Sudah cepat. (4) Ekspektasi: (4) Realita: sudah oke dan bisa dijual (5) Feedback: Nasi harus selalu panas Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk Harga: 40 - 50 ribu Education: Kambing yang sudah diporsikan membuat orang menjadi lebih berani mengkonsumsinya Innovation: Inovasi dengan nasi sesuai dan membuat rasa yang beda dan baru Availability: Harus selalu siap ketika orang ingin makan karena cocok untuk dimakan setiap haru Feedback: Produk harus disediakan bumbu tambahan karena preferensi konsumen berbeda-beda 2. Nama: Sari Hati Umur: 52 Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga Domisili: Jakarta Barat Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Rasanya gurih dan enak . (4) Tekstur: Daging sudah empuk dan mudah dikunyah. (4) Varian Menu (Jenis Sambal): standar kambing guling. (4) Aroma: wangi ketumbarnya berasa dan menjadi ciri khas kambing guling . (4)



351



(lanjutan) Feedback: Kecap harus dipisah dan boleh ditambah sesuai selera Sambal Matah Rasa: cocok dengan kambing guling . (4) Tekstur: Daging sudah empuk dan mudah dikunyah . (4) Varian menu (Jenis Sambal): Cocok dengan kambing guling . (5) Aroma: Wangi bawang cocok dengan kambing guling .(5) Feedback: Kurang Pedas. Sambal Hijau Rasa: Sambel ijo kurang cocok dengan kambing guling. (3) Tekstur: Daging empuk tapi jadi berminyak. (4) Varian Menu (Jenis Sambal): Sambal kalau kebanyakan bikin enek. (3) Aroma: Wangi sambel ijo dominan. (3) Feedback: terlalu berminyak Porsi: Sudah pas untuk sekali makan. (4) Packaging: Packaging nomor 3 nasi lebih merata Feedback: -



Aspek Fisik (Tangible) – Servis Kecepatan Waktu Penyajian: Sudah oke. (4) Ekspektasi: Produk kambing guling sudah enak tinggal kombinasi harus sesuai (4) Realita: kombinasi kambing guling dengan nasi cocok ditambah sambal. (5) Feedback: Nasi harus selalu panas Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk Harga: 40 - 50 ribu Education: Masih takut untuk memakan daging karena usia. Innovation: Inovasi dengan nasi sesuai dan membuat rasa yang beda dan baru Availability: Harus selalu siap ketika orang ingin makan karena cocok untuk dimakan setiap hari



352



(lanjutan) Feedback: - Sambel ijonya terlalu berminyak -Urat di daging harus dibersihkan karena membuat susah dikunyah -Bumbu tambahan harus ada 3. Nama: Bong Sumitro Umur: 51 Pekerjaan: Pengusaha Domisili: Jakarta Barat Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Rasanya enak . (5) Tekstur: Daging lembut ,gampang dimakan. (5) Varian Menu (Jenis Sambal): Kecap cocok dimakan sama nasi dan kambing. (4) Aroma: wanginya enak. (4) Feedback: Kurang pedas potongan cabenya kurang Sambal Matah Rasa: Enak, cocok dengan kambing . (5) Tekstur: Daging lembut , gampang dimakan . (5) Varian menu (Jenis Sambal): Sambel matahnya garing pas dengan daging yang lembut . (4) Aroma: wanginya enak bikin napsu makan .(4) Feedback: Kurang Pedas. Sambal Hijau Rasa: Enak seperti makan padang . (4) Tekstur: Dagingnya lembut gampang dimakan . (5) Varian Menu (Jenis Sambal): Ciri khas sambal padang cocok . (4) Aroma: Wangi sambel ijo bisa menambah napsu makan . (4) Feedback: sambelnya kurang pedas dan terlalu berminyak Porsi: Sudah pas untuk sekali makan, namun di sambel ijo nasi harus lebih banyak. (5) Packaging: Packaging nomor 3 kelihatan lebih banyak Feedback: Nasi dan daging dan sambel harus proporsional



353



(lanjutan) Aspek Fisik (Tangible) – Servis Kecepatan Waktu Penyajian: cepat,baik . (4) Ekspektasi: kambing guling merupakan masakan yang sudah enak (4) Realita: dimakan dengan nasi menjadi mengenyangkan dan jika mudah ditemui akan sering dibeli (5) Feedback: Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk Harga: 40 - 50 ribu Education: Masih takut untuk memakan kambing guling karena persepsi Innovation: Inovasi cocok karena belum menemukan restoran kambing guling perporsi Availability: Harus bisa di gojek karena sales akan banyak dari sana Feedback: -Acar harus ada. -Porsi harus sesuai (sambel,daging,nasi) -Nasi harus panas -ditambah side dish seperti sate kambing



4. Nama: Irene kwe Umur: 51 Pekerjaan: Pengusaha Domisili: Jakarta Barat Aspek Fisik (Tangible) Produk Sambal Kecap Rasa: Gurih dan enak . (4) Tekstur: Dagingnya empuk dan gurih . (4) Varian Menu (Jenis Sambal): Kecap paling pas dengan kambing guling . (4) Aroma: wanginya enak. (4) Feedback: Kecap manisnya harus bagus & kental. Cabenya diaduk biar rata Sambal Matah Rasa: Gurih dan enak . (5) Tekstur: Daging empuk sambalnya garing . (4)



354



(lanjutan) Varian menu (Jenis Sambal): Sambel matahnya garing cocok sama daging dan nasi panas. (4) Aroma: wanginya bawangnya enak .(4) Feedback: Sambal Hijau Rasa: Enak kalau sedikit sambelnya gurih. (3) Tekstur: Dagingnya lembut gampang dimakan . (4) Varian Menu (Jenis Sambal): Sambal ijonya enak tapi kurang sesuai . (4) Aroma: Wangi sambel ijo terlalu berminyak. (3) Feedback: sambelnya terlalu berminyak dan enek jika banyak. Porsi: Sudah pas untuk sekali makan (5) Packaging: Packaging nomor 3 Feedback: Cari packaging yang tahan panas Aspek Fisik (Tangible) – Servis Kecepatan Waktu Penyajian: sudah oke (4) Ekspektasi: Daging kambing mungkin bisa dikombinasikan dengan sambal baru tapi kecap paling cocok (4) Realita: Daging kambing cocok dikombinasikan dengan sambal baru jika disertai nasi (5) Feedback: Aspek Non – Fisik (Intangible) – Produk Harga: 40 - 50 ribu Education: Masih takut untuk memakan kambing guling karena persepsi Innovation: Inovasi cocok dengan nasi karena baru dan hasilnya enak i Availability: Harus mudah ditemukan Feedback: -Acar harus ada.



355



Lampiran 1. 15 SOP Pelatihan



Lampiran 1. 16 KPI



Divisi Direktur Utama



Performa



KPI



Bobot Realisasi Nilai



Membuat tujuan dan sasaran perusahaan serta mengawasi para anggotanya



Berhasil 25% memenuhi target minimal 70%



25



25



Meningkatkan kinerja perusahaan



Melakukan 15% evaluasi minimal 3 bulan sekali



15



15



Menganalisa laporan yang telah disiapkan oleh setiap divisi 20%



20



20



Memberikan arahan kepada 20% setiap divisi



20



20



20



20



Mempertahankan Tidak adanya komunikasi yang konflik yang 20% baik antar anggota terjadi antar anggota



356



Divisi Pemasaran



Performa



KPI



Bobot Realisasi Nilai



Meningkatkan Menambah 30% brand image dari follower KANYE Instagram sebanyak 400 per bulan



22.5



30



20



20



target Membuat 20% promosi untuk meningkatkan penjualan minimal 1 bulan 1 kali



20



20



30% Minimal penjualan 50% dari target



15



15



laporan Membuat 35% laporan pengeluaran dan pemasukan



35



35



Menjaga kas Uang kas 35% minimum sebesar minimal Rp Rp 500.000,00 500.000,00



35



35



Melakukan kegiatan 20% endorsement kepada food blogger minimal 1x dalam sebulan



Memenuhi penjualan



Keuangan



Membuat keuangan



357



Divisi



Performa Membayar pegawai waktu



KPI



Bobot Realisasi Nilai



gaji Membayar gaji 30% tepat pegawai saat jadwal yang ditentukan



30



30



Operasional Memastikan jumlah Mengatur 30% stock yang ada pada jumlah inventori stan sehingga selalu tersedia



25



25



Melakukan RND Mengeluarkan 20% untuk menciptakan rasa yang baru rasa yang baru minimal selama 3 bulan sekali



20



20



Mengurangi jumlah Jumlah waste 20% waste yang tersedia tidak lebih dari 10%



15



15



Menjaga kualitas Komplain yang 30% dari produk yang diterima dari dijual konsumen kurang dari 1%



30



30



Membuat KPI



Hasil KPI 35% minimal 75%



35



35



Mengadakan rapat Melakukan 35% setiap bulan rapat minimal 1 kali selama sebulan



35



35



Sumber Daya Manusia



358



Divisi



Performa



KPI



Bobot Realisasi Nilai



Mengadakan 360 Melakukan 360 30% kepada antar derajat minimal anggota 1 kali sebulan



30



30



Lampiran 1. 17 Cash Budget



359



Lampiran 1. 18 Proyeksi Laporan Laba Rugi selama 1 Tahun



360



Lampiran 1. 19 Proyeksi Cash Flow Selama 1 Tahun



361



Lampiran 1. 20 Proyeksi Balance Sheet untuk 1 tahun



362