9 0 513 KB
HALAMAN JUDUL TUGAS GEOLOGI TAMBANG “KAOLIN”
OLEH: CHANDRA DEWANGGA PRIMADANI
(410014060)
PUJANGGA NUSANTARA
(410014061)
ARDHIAN FARDLI JULIAN
(410014062)
MUHAMMAD ARIE JUNANTO
(410014068)
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2016 / 2017
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2
Maksud dan Tujuan .................................................................................. 1
BAB II GEOLOGI .................................................................................................. 2 2.1
Asal Mula Batuan ..................................................................................... 2
2.1.1
Proses Hidrothermal .......................................................................... 2
2.1.2
Proses Pelapukan ............................................................................... 3
2.2
Formasi ..................................................................................................... 5
2.3
Potensi dan Cadangan .............................................................................. 7
BAB III KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI .......................................................... 8 3.1
Kegunaan .................................................................................................. 8
3.2
Spesifikasi .............................................................................................. 10
BAB IV PROSPEK DAN PERKEMBANGANNYA .......................................... 11 4.1
Perkembangan Pasokan dan Permintaan ................................................ 11
4.2
Prospek Pengembangan Usaha Pertambangan ....................................... 11
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 13 5.1
Kesimpulan ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geologi (berasal dari Yunani: γη- [ge-, "bumi"] dan λογος [logos, "kata", "alasan"]) adalah Ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya. Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). Geologi tambang adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan (eksplorasi) bahan galian (mineral) dipermukaan (tambang terbuka) atau dibawah tanah. Ahli geologi tambang bertugas memeriksa suatu deposit dengan cermat untuk memperkirakan besarnya, bentuknya, kandungan mineral, dan karakteristikkarakteristik lain (sifat batuan) yang menutupi. Ilmu geologi tambang menuntut kepakaran dalam bidang ilmu lain antara lain geologi, geofisika, geokimia, teknik computer, teknik pengeboran, ekonomi mineral, metalurgi dan cabang ilmu lain yang berkaitan. Secara umum tahapan kegiatan pertambangan terdiri dari penyelidikan
umum
(prospeksi),
eksplorasi,
penambangan,
pengolahan,
pemasaran dan rehabilitasi. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah geologi tambang tentang bahan galian industri kaolin. Tujuan disusunya makalah ini adalah untuk mengetahui asalmula pembentukan, formasi pembawa, potensi dan cadangan, kegunaan dan prospek perkembangannya.
1
BAB II GEOLOGI 2.1 Asal Mula Batuan Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan.
Kaolin
mempunyai
komposisi
hidrous
alumunium
silikat
(2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral penyerta. Kekerasan
: 2 – 2,5
Berat jenis
: 2,6 – 2,63
Bersifat plastis:Mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah
Kaolin 2.1.1 Proses Hidrothermal proses
pembentukan
deposit
hasil
aktifitas
hidrothermal
dapat
dikelompokkan diantaranya melalui proses penggantian (replacement) maupun proses pengisian celah (cavity filling), selanjutnya proses alterasi hidrothermal ditandai oleh pengaruh larutan hidrothermal
yang
dapat
menyebabkan
terjadinya perubahan mineralogi dan tekstur batuan dinding. Proses yang terjadi karena alterasi hidrothermal merupakan yang banyak berperan dalam proses terbentuknya kaolin (kaolinisasi), sebagai contoh reaksi adalah sebagai berikut : K2O Al2O3 6SiO2 + CO2 + H2O Feldspar
K2CO3 + Al2O3 2SiO2 2H2O + 4SiO2 larut
Kaolin
Silika
2
Alterasi argilik Menurut Bateman & Jansen (1981) alterasi ini membentuk mineral-
mineral lempung pada batuan dinding oleh aktivitas cairan hidrothermal pada mineral-mineral karbonat, selain itu alterasi argilik merupakan istilah yang dipakai untuk menyebutkan pembentukan mineral-mineral lempung pada batuan dinding oleh proses alterasi terhadap mineral-mineral karbonat, apabila yang terbentuk berupa mineral kaolinit, montmorilonit dan amorphous clay yang dihasilkan dari alterasi terhadap plagioklas umumnya disebut sebagai argilik menengah (intermediate argilic), sedangkan argilik lanjut (advance argilic) digunakan untuk menyebutkan alterasi yang menghasilkan mineral dickit, kaolinit, propilit, alunit, diaspore dan mineral alumina lainnya sebagai hasil perubahan dari feldspar.
Alterasi propilitik Alterasi ini menghasilkan mineral lempung jenis kaolinit sebagai mineral
yang paling melimpah, yang membedakan dengan tipe alterasi argiliki adalah kehadiran mineral karbonat seperti kalsit, klorit dan epidot, sedangkan mineral yang berasosiasi dengan zona alterasi propilitik ini antara lain: mineral albit, serisit, zeolit, pirit. CaAl2(SiO4)2 + 2H2O + CO2 Anorthit
Al2SiO2O3 (OH)4 + CaCO3 kaolinit
kalsit
Pembentukan kaolin melalui proses hidrothermal umumnya terjadi pada batuan beku feldspartik dimana mineral-mineral potas aluminium silika dan feldspar diubah menjadi kaolin. Kaolin tersusun sebagian besar oleh mineral kaolinit, proses terbentuknya kaolin disebut juga proses kaolinisasi sehingga di dalam pembentukan endapan kaolin sebagai produk dari alterasi hidrothermal akan identik dengan pembentukan mineral kaolinit walaupun bisa juga terbentuk oleh mineral halloysit, sedikit dickit maupun nakrit. 2.1.2 Proses Pelapukan Kaolin hasil dari proses pelapukan sama halnya dengan proses pembentukan kaolin melalui proses alterasi hidrothermal. Kaolin hasil dari proses pelapukan juga terjadi sebagian besar pada batuan beku yang banyak mengandung potasium feldspar. Proses pembentukan kaolin ini dapat terjadi secara langsung
3
akibat pelapukan batuan beku tersebut dan juga akibat pelapukan dari dua jenis mineral yang saling bereaksi selama proses pelapukan berlangsung, hal ini sama dengan proses-proses yang terjadi pada mineral lempung biasa, yaitu bisa berupa solution dan karbonatisasi, berikut ini reaksi pembentukan kaolinit akibat pelapukan potasium feldspar dan juga akibat reaksi yang terjadi antara ortoklas dan karbonat: 2KAlSi3O8 + 3H2O potas feldspar 2KAlSi3O8 + 2H2O + CO2 ortoklas
Al2Si2O5(OH)4 + 4SiO2 + 2KOH kaolinit
potas
H4Al2Si2O9 + K2CO3 + 4SiO2 kaolinit
silika
Proses pelapukan (insitu weathering) akan terjadi dekat dengan permukaan tanah atau sangat dekat dengan permukaan tanah, dalam pembentukannya kaolin akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat pelapukan, dimana kaolin efektif terbentuk pada kondisi hidrous yang memungkinkan rendahnya kadar Fe dan Mg dalam tanah.
4
2.2 Formasi
Stratigrafi Regionasl Cekungan Barito Endapan lempung kaolin di Kabupaten Banjarbaru terletak didaerah Kampungbaru, wilayah Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Propinsi Kalimantan Selatan . Secara geografis, wilayah tersebut terletak pada kordinat geografis 114o 52 32,38 BT-114o 52 59,70 BT dan 03o 31 33,33 LS-03o 31 54,30 LS. . Endapan lempung kaolin ini belum dimanfaatkan secara optimal khususnya sebagai bahan baku keramik, karena kualitas pemanfaatannya belum diketahui dengan baik. Untuk mengetahui kualitas pemanfaatan bahan galian lempung kaolin sebagai bahan baku keramik, maka
5
dilakukan pengkajian terhadap kondisi geologi dan sifat-sifat fisik maupun kimia yang dikaitkan dengan standar industri yang ada. Berdasarkan stratigrafi wilayah daerah ini terdapat beberapa formasi : Formasi Tanjung yang berupa batu pasir kuarsa selang seling batulempung dengan sisipan batubara yang berumur Eosen, Formasi Berai berupa batugamping yang berumur Oligosen Awal-Miosen Awal; Formasi Warukin berupa perselingan batupasir kuarsa dan batulempung; Formasi Dahor berupa batupasir kuarsa dan konglomerat dan Endapan Aluvium berupa kerikil, pasir, lanau lempung dan lumpur. Pengamatan secara fisik menunjukkan bahwa lempung kaolin tersebut berwarna putih noda kemerahan sampai abu-abu kecoklatan dengan butiran agak kasar sampai halus dengan keplastisan sedang sampai tinggi. Hasil analisis kimia terhadap conto lempung kaolin menunjukkan komposisi kimia : SiO2 : 55,96 persen; Al2O3 : 25,12 persen; Fe2O3 : 4,74 persen; MgO : 0,17 persen; Na2O : 0,32 persen; TiO2 : 0,77 persen, CaO 0,10 persen, K2O 1,47; P2O5 0,42, H2O 1,05, HD 7,86.. Berdasarkan pengamatan kondisi geologi menunjukkan bahwa endapan lempung kaolin Banjarbaru ini terdapat pada Formasi Tanjung dan Formasi Warukin dengan penyebaran cukup luas yang ketebalan endapan berkisar 0,2-3 meter serta mempunyai potensi dan sumberdaya yang cukup besar. Endapan lempung kaolin tersebut termasuk kedalam batuan sedimen dan terjadi dari hasil pelapukan dan dekomposisi dari batuan ultra basa yang berumur mulai dari Eosen-Miosen. Berdasarkan perhitungan persentase molekul dari komposisi oksida hasil analisis kimia yang dikaitkan dengan diagram Avgustinik dan ditunjang oleh keplastisan lempung maka endapan lempung kaolin Banjarbaru ini memenuhi persyaratan sebagai bahan baku untuk keramik (ubin lantai, gerabah halus padat dan barang tahan asam.
6
2.3 Potensi dan Cadangan
Gambar Penyebaran Potensi Kaolin Berdasarkan PT. Asia Kaolinraya potensi kaolin di Indonesia sekitar 66,21 juta ton yang terdiri dari 12,95 juta ton cadangan terbukti, 26,57 juta ton cadangan terunjuk dan 26,70 juta ton cadangan tereka. Potensi cadangan tersebut tersebar di beberapa daerah, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Bangka dan Belitung dengan mutu cukup baik terutama untuk digunakan sebagai bahan baku keramik dan pengisi (filler). Daerah lainnya terdapat di Sumatera, Jawa dan Sulawesi Utara.
7
BAB III KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI 3.1 Kegunaan Kaolin(China Clay) banyak dipakai dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan pembantu. Hal ini karena adanya sifatsifat Kaolin(China Clay) seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya pengantar listrik/panas yang rendah, serta sifat lainnya. Dalam banyak industri, Kaolin(China Clay) dapat berfungsi sebagai pelapis (coater), pengisi (filler), barang-barang tahan api dan isolatir. Spesifikasi dari produk Kaolin(China Clay) kami kebanyakan dapat diterima untuk aplikasi tersebut. Penggunaan Kaolin(China Clay) yang utama adalah dalam industriindustri : Kertas Keramik Cat Karet/ban Plastik Semen Pestisida Pupuk/fertilizer Absorbent Kosmetik Pasta gigi Detergent Tekstil dan lain-lain 1. Penggunaan Kaolin(China Clay) dalam industri kertas Pada industri kertas, Kaolin(China Clay) berfungsi sebagai pengisi dan pelapis. Sebagai pengisi Kaolin(China Clay) berfungsi untuk mengisi pori-pori kertas dan sebagai pelapis Kaolin(China Clay) berfungsi melapis permukaan kertas sehingga halus, cerah tidak tembus cahaya dan dapat dicetak. 2. Penggunaan Kaolin(China Clay) dalam industri keramik
8
Pada industri keramik, Kaolin(China Clay) antara lain digunakan untuk membuat "white ware" (barang-barang berwarna putih), "wall tile" (ubin dinding), "insulatir" (alat pelekat),refraktori, "face brick" (bila memerlukan warna putih). Klasifikasi Kaolin(China Clay) untuk keramik ada empat kelas, yaitu :
kelas porselin
kelas saniter
kelas gerabah halus padat (stone - ware)
kelas gerabah halus tidak padat (earth - ware)
Tes terhadap Kaolin(China Clay) ini meliputi "modulus of ruptare" (MOR), "casting rate", "pyrometric core equivalent" (PCE), warna hasil perubahan dan penyusutannya. Sebagai syarat umum, Kaolin(China Clay) harus mengandung mineral kaolinit paling sedikit 80%). 3. Penggunaan Kaolin(China Clay) dalam industri karet Pada industri karet, Kaolin(China Clay) digunakan sebagai campuran latek, yang dimaksudkan untuk memperbaiki sifat-sifatnya antara lain : kekuatan, ketahanan terhadap abrasi kekakuannya. 4. Penggunaan Kaolin(China Clay) dalam industri cat Penggunaan Kaolin(China Clay) dalam industri cat, antara lain dikarenakan Kaolin(China Clay) mempunyai sifat yang tidak mudah reaktif, dapat berfungsi sebagai lapisan penutup yang mempunyai kekuatan tinggi. Warna Kaolin(China Clay) yang putih akan memudahkan untuk merubah warna seperti apa yang diinginkan, sehingga mengurangi jumlah bahan-bahan pewarna. Mempunyai suspensi yang baik, juga mempunyai variasi ukuran butir yang besar, yang akan dapat dipergunakan dalam berbagai industri cat. 5. Penggunaan Kaolin(China Clay) dalam industri pestisida Penggunaan Kaolin(China Clay) dalam industri pestisida mempunyai spesifikasi
Ukiran butir : kurang dari 2 mikron, 87 - 92 %
Sisa saringan : 200 mesh, minimum 99,5 - 100 %
325 mesh, minimum 99,0 - 99,7 %
Kandungan air: maksimum 1%
Suspensi air setelah 48 jam : 70 - 80 %
Ph : 4,5 - 5,5
9
Komposisi kimia : Al2O3 - 38 %
SiO2 - 45 %
Bentuk butir : pipih "hexagonal platesit"
Compability : baik untuk semua materi
Daya rekat : baik dengan atau tanpa minyak
Abrasi : sangat rendah
3.2 Spesifikasi
Industri Kertas
Industri Keramik
Indutri Karet
Industri Pestisida
Industri Cat
10
BAB IV PROSPEK DAN PERKEMBANGANNYA 4.1 Perkembangan Pasokan dan Permintaan Krisis moneter sejak juli 1997 sampai saat ini dan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Di sektor pertambangan kaolin Indonesia, khususnya, berimbas kepada penyediaan dan permintaan kaolin (produksi, konsumsi, ekspor dan impor). Secara umum, perkembangan kaolin Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan.Pemasokan berasal dari dua sumber, yaitu pemasokan dalam negeri (produ ksi) dan dari luar negeri (impor), begitu pula kebutuhan, kebutuhan dalam negeri (konsumsi) dan ekspor. Perkembangan pemasokan dan kebutuhan kaolin dalam kurun sepuluh tahun terakhir (19901999) secara statistik diperlihatkan oleh kelebihan dari sisi pemasokkan. Salah satu penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah resesi ekonomi nasional yang berdampak pada sektor properti/ perumahan dan industri pemasok bahan baku sektor properti perumahan. Pengaruh itu berakibat pemasaran kaolin menjadi sulit sehingga terjadi stok Perkembangan pemasokan dan Kebutuhan Kaolin Indonesia (ton) Tahun
Pemasokan Produksi+ impor
Kebutuhan Konsumsi + ekspor
1990
285.414
258.727
1991
331.895
264.457
1992
406.718
272.571
1993
665.407
260.159
1994
620.548
277.491
1995
843.392
378.585
1996
444.368
319.886
1997
1.170.575
277.643
1998
669.828
167.729
1999
482.083
251.997
4.2 Prospek Pengembangan Usaha Pertambangan Dilihat
dari
sisi
potensi
sumberdaya
kaolin
yang cukup
besar,
pengembangan usaha mineral kaolin (penambangan dan pengolahan) cukup memungkinkan. Akan tetapi apabila dilihat dari perimbangan pemasokan dan
11
kebutuhan, maka prospek kaolin di Indonesia kurang begitu baik. Rata-rata laju pertumbuhan dari sisi pemasokan lebih tinggi dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan dari sisi kebutuhan. Terobosan baru dari pemerintah untuk mempermudah dan pemberian insentif bagi pengusaha kaolin dalam memasarkan produknya ke luar negeri (ekspor) perlu diupayakan. Selain itu, upaya pengetatan impor mineral ini perlu dilakukan baik melalui kenaikkan tarif bea masuk atau bahkan dihentikan sama sekali guna memperkecil arus pemasokan. Tetapi hal ini tidak memungkinkan oleh karena pada tahun 2003 silam pasar bebas di ASEAN (AFTA) mulai diberlakukan. Dengan diberlakukan AFTA ini merupakan tantangan bagi pemerintah serta para pengusaha kaolin, untuk berusaha meningkatkan kualitas kaolin hasil dalam negeri (domestik), sehingga mampu bersaing baik di dalam maupun di luar negeri. Peranan lembaga penelitian dan pengembangan seperti Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, sebaiknya terus ditingkatkan guna membantu para pengusaha dalam peningkatan mutu kaolin di masa mendatang.
12
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Kaolin merupakan mineral lempung yang terbentuk dari proses perlapukan dan alterasi hydrothermal batuan feldspartik. 2. Penamabangan kaolin dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : Metode Tambang Terbuka (Open Pit Mining). 3. Kaolin yang digunakan pada industri kertas, keramik, karet, cat dan pestisida memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. 4. Potensi kaolin di Indonesia sekitar 66,21 juta ton yang terdiri dari 12,95 juta ton cadangan terbukti, 26,57 juta ton cadangan terunjuk dan 26,70 juta ton cadangan tereka. Dengan daerah penyebaran antara lain: Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Bangka dan Belitung, Sumatera, Jawa dan Sulawesi Utara. 5. Sekitar 40% dari produksi PT. Asia Kaolinraya dipakai untuk memenuhi pasar ekspor, sedangkan sisanya 60% untuk pasar dalam negeri.
13
DAFTAR PUSTAKA http://jiapzz.blogspot.co.id/2014/02/about-kaolin.html http://lipi.go.id/publikasi/kajian-potensi-bahan-galian-lempung-kaolin-banjarbarusebagai-bahan-baku-keramik/820 http://mentarigeologi.blogspot.co.id/2015/10/geologi-lembar-kotabaru.html