20 0 338 KB
Kata Terakhir Sang Guru
Hari ini purna sudah tugasmu Menanti saat terakhir Aku sebagai muridmu Tertunduk tenggelam dalam kenangan Wahai Pahlawan pendidikan
Engkau yang seringkali kami takuti Engkau yang kadang melucu Pun Engkau yang kadang menasihati Adalah Engkau Guru - guru kami
Sajak tentangmu takan pernah surut Kata yang mengalir tak mampu mengurai Tak seterang lilin yang kan terbakar Kau tetap terang hingga perpisahan
Maafkan kami Atas kebodohan nafsu kami Atas nasihat yang kami langgar Atas perintah yang tak kami lakukan
Akhir dari sebuah Awal
Masih ingat ketika pertama melangkah di pintu ini? seragam merah putih awal kita bertemu Kini, Kita terpisah dengan seragam - seragam baru Dengan impian - impian baru
Di rumah ilmu ini, Kita berjuang menggali pengetahuan yang tercecer di lisan guru Tersembunyi di buku - buku
Di rumah ini, Kita merasakan marah, Menahan benci dan dengki Seringkali menahan tangis Tak terkecuali tertawa ria
Masih ingatkah kawan? tentang impian cita kita? Dokter, guru, pengusaha atau penyanyi? Inilah akhir dari sebuah awal Pintu terakhir menuju dunia baru Semangat wahai para pejuang Kita bertemu sebagai pemenang
Maafkan Sahabat
Nafas ini tersengal menjerit Diredam sedih dekap kerinduan Tak peduli khalayak ramai Perpisahan selalu menjadi bingkai perih
menghitung waktu ketika kita tak lagi bertemu Sesering dulu saat kita berseragam abu - abu Tak ada canda menertawai sang guru Tak ada tawa menggunjing pemuda
Wahai sahabat perjuangan Disini kita kan selalu ingat Ada sahabat yang menuntun kita Menuju kedewasaan
Diantara kemarahan kita ada kedewasaan yang tersirat Diantara kebersamaan kita Ada kasih Tuhan yang tersurat
Maaf atas lisan yang tak bertuan Maaf atas sikap yang tak berkelakuan Maaf atas fikir yang tek tertentukan Kita tetap dalam naungan persahabatan
Kenangan kita puisi perpisahan sekolah karya: Rayhandi
Kenangan kita Semua terjadi di gedung kotak bernama sekolah Kita bersama merangkak mengutip ilmu.
Kenangan kita Kita bersama tertawa Bersama menangis Bersama bermain.
Kenangan kita Sebentar lagi semua itu fiksi Kenangan yang kita lalui hilang di telan waktu Semua cerita kita tamat di pucuk kertas.
Kenangan kita Kawan aku tidak ingin berpisah Aku ingin kita saling menggenggam Ingin cerita kita tiada usai.
Kenangan kita Kita akan jauh nanti Terbang menggapai bintang Menempuh jalan panjang.
Kenangan kita Saat nanti kita tiada bersama lagi Aku ingin kita berjanji pada hati Berjanji untuk tidak pernah melupakan Melupakan semua kenangan kita kawan.
Selamat Tinggal Sahabat puisi perpisahan sekolah karya: Rayhandi
Sahabat kau teramat berarti untukku Kau selalu menjadi tempat di mana aku selalu di mengerti Kau selalu menjadi warna.
Wahai sahabat Perpisahan sudah di depan mata Sebentar lagi kita akan saling melepaskan Kita tidak akan bertatap wajah.
Waktu berjalan begitu cepat Kemarin rasanya ku tahu namamu Kemarin rasanya kita menjadi teman sekelas.
Mengenalmu adalah anugerah bagiku Anugerah karena langit telah memberiku bintang yang selalu bercahaya Kau adalah bintang yang indah.
Pada akhirnya kita harus berpisah Sebagaimana dulu kita bertemu Bukankah perpisahan itu terjadi karena ada pertemuan?
Aku harus ikhlas Ikhlas melepaskanmu Ikhlas bukan berarti melupakan Karena jujur aku tidak pernah berniat untuk mengusirmu dari pikiranku.
Di sekolah ini kita bertemu Juga di sekolah ini kita berpisah Kita bertemu karena takdir Berpisah juga karena takdir.
Saat Saat Bersama puisi perpisahan sekolah karya: Rayhandi
Saat saat bersama Kita lalui dengan banyak cerita panjang Kita ukir dengan kenangan.
Saat saat bersama Di sekolah ini Kita merasakan pahit manis dunia sekolah Kita tertawa dan menangis.
Saat saat bersama Saat kita di hukum Saat kita ujian Saat kita terlambat.
Saat saat bersama Pernahkah terbayang di kau? Semua waktu bersama kita terlalu indah? Terlalu berharga untuk di lupa.
Saat saat bersama Waktu telah membekukan kita Sebentar lagi kita berpisah Perpisahan itu tinggal menunggu bulan Lalu hilang di makan air mata.
Waktu puisi perpisahan sekolah karya: Rayhandi
Waktu.... Waktu berjalan cepat Bagai daun di tiup angin Raib di telan hilang.
Waktu.... Sudah terlalu lama kita beku terpaku Pucat di bawah kebersamaan Kebersamaan yang perlahan hilang.
Waktu.... Kita bersama kita berjalan Di bawah rasa sepi kita berteduh Menunggu sang waktu menerkam.
Waktu.... Kawan kita jauh melangkah Bersama kita duduk di kotak yang bernama kelas Kita bermain bersama hujan kering.
Waktu.... Masa sekolah teramat indah Semua warna bercampur menjadi bahagia Bersama kita menari.
Waktu.... Sekarang kita adalah langit yang jauh Hitam biru menjadi saksi Saksi bahwa waktu tidak akan beku.
Kenangan Bersama Sekolah puisi perpisahan sahabat karya: Rayhandi
Kenangan Masih ingatkah dikau? Saat kita di hukum karena memanjat pagar? Saat kita tidak membuat PR Saat kita berbicara saat pelajaran Saat kita tidur di jam pelajaran Ingatkah di kau?
Kenangan Aku hanya bisa menangis Aku hanya bisa tersenyum Aku hanya bisa membayangkan Aku hanya bisa memikirkan Aku hanya bisa mengingat Aku hanya bisa membayangkan Saat semua kenangan sekolah kita menjadi maya.
Kenangan Ingin rasanya ku berteriak Melampiaskan rindu yang suri Bertarung hingga putus Terbang tanpa sayap Berjalan tanpa kaki Menangis tanpa airmata.
Kenangan Tuhan terima kasih Untuk sahabat yang luar biasa Untuk sahabat yang sangat setia Untuk sahabat yang sangat peduli Untuk sahabat yang sangat mengerti Untuk sahabat yang sangat mencintaiku Terima kasih.
Kenangan
Di sini kita bertemu untuk pertama Membarter nama dan berjabat tangan Kau sahabatku dan aku sahabatmu Di sekolah ini kita bertemu Di sekolah ini juga kita tumbuh dewasa.
Puisi untuk sekolahku puisi perpisahan sekolah karya: Rayhandi
Puisi sederhana ini untukmu Ku persembahkan untuk sekolahku Tempat sederhana di mana aku belajar.
Tempat di mana aku mengenal teman Bermain berpacaran jatuh cinta belajar Semuanya menjadi satu.
Puisi ini ku tulis saat pelajaran matematika Berbekal otak sekarat Ku coba rajut bait dengan baris.
Puisi ini bercerita tentang sekolah dan semuanya Tentang sepenggal cinta Persahabatan Jati diri dan masa muda.
Jika kau sempat bacalah sajak ini Di dalamnya penuh dengan bangkai bangkai kenangan Kenangan yang dulunya hidup kita terbaring mati.