Kegiatan Belajar 10 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kegiatan Belajar 10: PEMERIKSAAN REFLEX, OBESERVASI CAIRAN VAGINA, OBSERVASI EDEMA



Uraian Materi Dasar tindakan Pemeriksaan perkusi refleks patella adalah pemeriksaan dengan pengetukan pada tendon patella menggunakan palu reflex. Pada kondisi normal, setelah dilakukan pengetukan akan terjadi reaksi refleks, jika reaksi negatif kemungkinan ibu hamil mengalami kekurangan vitamin B1. Ibu diperiksa dalam posisi duduk dengan kedua tungkai bawah menggantung santai, kemudian pemeriksa menentukan tendon patella. Sementara itu perhatian ibu dialihkan, misalnya dengan mengajak ibu membicarakan sesuatu sehingga perhatian ibu tidak terfokus pada tendon yang akan diketuk. Apabila refleks patela bernilai positif/baik maka menunjukkan sistem saraf di area ekstremitas bawah termasuk baik. Jika pada ibu hamil reaksinya negatif kemungkinan ibu hamil tersebut mengalami kekurangan vitamin B1. Selain ituketiadaan atau penurunan refleks patela dikenal juga sebagai tanda Westphal. Tanda westphal menunjukkan bahwa ada masalah di saraf tulang belakang pasien atau saraf perifer. Pemeriksaan medis ini tidak berkaitan dengan sifat dan sikap seseorang namun lebih kepada profil kesehatan.. Observasi cairan vagina adalah suatu tindakan pemeriksaan spesifik terhadap kuman trichomas vaginalis maupun kuman neisseria gonorrhea dalam sekret genital. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya yeast, trichomonas vaginalis atau clue cells dan juga utuk mengindikasikan adanya bakteri alvaginosis dan Trichomonas vaginalis. Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh, hal ini sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengkontrol perpindahan cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik sistem kapiler yang menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta berpindahnya air dari intravaskular ke intersitium.Volume cairan interstitial dpertahankan oleh hukum starling. Menurut hukum starling, kecepatan, arah perpindahan air, dan zat terlarut termasuk protein antara kapiler dan jaringan sangat dipengaruhi oleh perbedaan tekanan hidrostatik dan osmotik masing-masing kompartemen. Tekanan osmotik adalah tekanan yang dihasilkan molekul protein plasma yang tidak permeabel melalu membran kapiler. Proses pemindahan ini melalui proses difusi, ultrafiltrasi, dan reabsorbsi. Faktor yang terlibat adalah perbedaan tekanan hidrostatik intravaskular dengan ekstravaskular. Dalam perjalanannya, seorang wanita hamil dapat mengalami edema pada bagian-bagian tubuhnya, termasuk ekstremitas bawah (Lokalisata) hingga hingga seluruh tubuh (Anasarka / generalisata). Adapun penyebab dari terjadinya edema tersebut dapat bersifat fisiologis maupun patologis. Edema dijumpai pada di tibia, muka, tangan, bahkan seluruh tubuh (Anasarka). Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan endotel kapilar. Edema yang patologik adalah edema yang nondependen pada muka dan tangan, atau edema generalisata, dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.



46



Persiapan: Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan Leopold pada ibu hamil Anda harus menyiapkan 1. Alat yang dibutuhkan: Pemeriksaan reflex Obeservasi cairan vagina 1. 2. 3. 4.



Tempat duduk yang tinggi Alat tulis Status ibu Palu refleks



1. Bahan pemeriksaan : Sekret vagina atau bahan lainnya yang sesuai diambil dengan kapas sengkelit 2. Peralatan a. Mikroskop b. Pipet tetes c. Cover glass 3. Reagen a. KOH 10% b. NaCl 0,9% c. Hipocloride 0,05%



2. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal sampai di bahu atas. Pelaksanaan Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Manuver leopold anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: A. Pemeriksaan reflex 1) Menyiapkan lingkungan dengan meletakkan tempat duduk yang tinggi untuk pemeriksaan. 2) Menyiapkan ibu dengan memberi informasi tentang tujuan dan maksud pemeriksaan. 3) Melaksanakan prosedur pemeriksaan: a. Mempersilahkan ibu duduk pada tempat yang disediakan dengan posisi mengggantung secara santai. b. Membebaskan lutut dari pakaian yang menutupinya. c. Mengalihkan perhatian ibu dengan pembicaraan yang membuat ibu merasa tertarik. d. Mengetukkkan palu refleks tepat pada tendon patela secara perlahan dan pasti. e. Mengamati reaksi refleks. f. Memepersilahkan ibu duduk di tempat yang aman. g. Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu B. Obeservasi cairan vagina 1. Penerimaan sediaan dari ruang pengambilan spesimen 1) Sediaan harus diterima bersama dengan formulir catatan medisnya 2) Cocokan nomor kode sediaan dengan nomor kode dicatatan medis 3) Sediaan berisi 2 hapusan 2. Teteskan 1 tetes NaCl 0,9% pada salah satu hapusan, aduk dengan ujung kaca penutup (cover Glass) 3. Tutup dengan menggunakan kaca penutup dengan menempelkan salah satu sisi kaca penutup pada sediaan dan menutupnya secara perlahan- lahan



47



4. Teteskan 1 tetes KOH 10% pada hapusan yang lainnya, cium ada tidak bau amis, aduk dengan kaca penutup kemudian tutup 5. Periksa sediaan NaCl terlebih dahulu dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x dan 40x untuk melihat adanya trichomonas vaginalis dan clue cell 6. Periksa sediaan KOH 10% dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x dan 40x untuk melihat adanya bentuk- bentuk candida 7. Masukkan sediaan yang sudah diperiksa kedalam campuran hipocloride 0,5% 8. Tulis hasil pemeriksaan pada catatan medis dan buku register laboratorium IMS 9. Berikan lembar catatan medis pada ruangan konseling dan pengobatan C. Observasi Edema 1. Tirah baring Pada umur kehamilan di atas 20 minggu, tirah baring dengan posisi miring menghilangkan tekanan rahim pada Vena cava inferior, sehingga meningkatkan aliran darah balik ke jantung guna mencegah terjadinya akumulasi cairan di bagian bawah tubuh akibat berdiri pada waktu yang lama. Peningkatan curah jantung akan meningkatkan pula aliran darah rahim, menambah oksigenasi plasenta, dan memperbaiki kondisi janin dalam rahim. 2. Pemberian obat diuretik Pemberian diuretikum pada Hipertensi pada kehamilan apabila terjadi Edema anasarka, Edema paru, dan gagal jantung yang diakibatkan karena edema. Edema tungkai disarankan untuk tirah baring. Prinsip terapi edema : 1) Penanganan penyakit yang mendasari 2) Mengurangi asupan natrium dan air, baik dari diet maupun intravena 3) Meningkatkan pengeluaran natrium dan air a. Diuretik : hanya sebagai terapi paliatif bukan kuratif b. Tirah baring, local pressure 4) Hindari faktor yang memperburuk penyakit dasar ; diuresis yang berlebihan menyebabkan pengurangan volume plasma, hipotensi perfusi yang inadekuat, sehingga diuretik harus diberikan dengan hati-hati. Penatalaksanaan edema pada kehamilan adalah dengan pemberian obat golongan diuretik namun direkomendasikan untuk tidak diberikan secara rutin, kecuali bila terdapat edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka, hal ini karena diuretikum (senyawa diuresis) dapat memperberat hipovolemia (kehilangan volume cairan) hingga memperburuk perfusi utero-plasenta, meningkatkan hemokonsentrasi, menimbulkan dehidrasi janin, dan menurunkan berat janin. Selain itu pemberian diuretikum memiliki kerugian yang lebih besar dari keuntungan. Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 2. Adakah bagian yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator. Rangkuman Pemeriksaan perkusi refleks patella adalah pemeriksaan dengan pengetukan pada tendon patella menggunakan palu reflex.



48



Observasi cairan vagina adalah suatu tindakan pemeriksaan spesifik terhadap kuman trichomas vaginalis maupun kuman neisseria gonorrhea dalam sekret genital. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya yeast, trichomonas vaginalis atau clue cells dan juga utuk mengindikasikan adanya bakteri alvaginosis dan Trichomonas vaginalis. Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh, hal ini sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengkontrol perpindahan cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik sistem kapiler yang menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta berpindahnya air dari intravaskular ke intersitium. Tugas Saudara sudah mempelajari prosedur Pemeriksaan leopold. Sekarang coba saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini Daftar pustaka (Bahan bacaan pembelajaran) 1. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC 2. Fatmawati, S., Purwaningsih, W., 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika. Yogyakarta. 3. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc 4. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins 6. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8.Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd. 7. NANDA International Inc. (2015). Nanda-I Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2018. Edisi 11. Jakarta: EGC. 8. Padila. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas II Sesuai dengan standar kompetensi (PLO) dan kompetensi dasar (CLO) keperawatan. Nuha Medika. Yogyakarta. 9. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc. 10. Setyaningrum, E., 2014. Asuhan Kegawatdaruratan Maternitas (Asuhan Kebidanan Patologi) Jilid 1. In Media.



49