Kel 1 Metopel - Logika Berpikir Dan Konsep Riset Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN LOGIKA BERPIKIR DAN KONSEP RISET KEPERAWATAN



DOSEN PENGAMPU Nelwati, S.Kp., MN., PhD



DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Aviva Wahyuni



2011321056



David Saputra



2211316012



Lusi Andani



2211316002



Melsa Hazharia Qhalida



2011311011



Rissa Mahfuza



2011312042



Sarah Hana Fauziyyah



2011312012



Syifa Chairunnisa



2011312036



FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2022



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “ Logika Berpikir dan Konsep Riset Keperawatan” Makalah ini telah disusun dengan maksimal, terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritikan dari Ibu dosen dan saudara pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Padang, 25 Agustus 2022



Kelompok 1



DAFTAR ISI Kata Penghantar……………………………………………………………………………………i Daftar Isi……………………………………………………………………….…………...……….ii BAB I 1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………..1 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………..……..………1 1.3 Tujuan…………………………………………………………………...………………............1 BAB II A. Logika dan Dasar Pemikiran Penelitian…………………………………………………...……3 B. Konsep Riset Keperawatan………………………………………………………………..……4 C. Hubungan Teori, Praktik dan Riset Keperawatan………………………………………………8 D. Karakteristik dan Prioritas Riset Keperawatan…………………………………………...…….9 BAB III 3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….…………12 3.2 Saran ……………………………………………………………………………………….…..12 Daftar Pustaka



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme semakin menguat, Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitradokter (bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan kesehatan, terutama ilmu keperawatan. Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan. Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan yang dimilikinya. Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain mengingat ilmu ini merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman. Sebagai ilmu yang mulai berkembang, ilmu ini banyak mendapatkan tekanan dari luar dan dalam. Untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan oleh komunitas profesional, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menghasilkan masalah baru dalam keperawatan melalui proses berkelanjutan. Dalam proses berkembangnya, ilmu keperawatan dituntut adanya riset dan pengembangan sehingga diharapkan perawat dapat melakukan penelitian, selain itu dilihat juga adanya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan, adanya pusat penapis dan adaptasi teknologi keperawatan serta adanya pengembangan model pemberian asuhan keperawatan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana logika dan dasar pemikiran penelitian? 2. Bagaimana konsep riset keperawatan? 3. Bagaimana Hubungan teori,praktik dan riset keperawatan 4. Bagaimana karakteristik dan prioritas riset keperawatan



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui logika dan dasar pemikiran penelitian 2. Untuk mengetahui konsep riset keperawatan



3. Untuk mengetahui hubungan teori,praktik dan riset keperawatan 4. Untuk mengetahui karakteristik dan prioritas riset keperawatan



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Logika dan Dasar Pemikiran Penelitian 1. Pengertian Logika Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logo syang berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. ➢ Berpikir Logis Proses berpikir yang didasari oleh konsistensi terhadap keyakinan-keyakinan yang didukung oleh argumen yang valid. Pengertian lain dari logika adalah berfikir lurus, tepat dan teratur merupakan obyek formal logika. Suatu pemikiran disebut lurus, tepat dan teratur apabila pemikiran itu sesuai dengan hokum, aturan dan kaidah yang sudah ditetapkan dalam logika Pikiran manusia pada hakekatnya terdiri dari 3 (tiga) unsur: 1) Pengertian (informasi tentang fakta) 2) Keputusan (pernyataan benar – tidak benar) 3) Penyimpulan (pembuktian – silogisme) Dalam logika ilmiah, pengertian – keputusan – penyimpulan harus dinyatakan dalam kata (kalimat tulisan).



2. Dasar-Dasar Riset Keperawatan Ilmu keperawatan memiliki body of knowledge sehingga pastinya akan selalu berkembang. Riset keperawatan adalah suatu proses yang dilakukan dengan metode tertentu untuk menemukan, menganalisa, memecahkan, dan mendokumentasikan masalah keperawatan. Ada 2 nilasa strategi riset keperawatan penting bagi ilmu keperawatan, yaitu: 1) Riset keperawatan akan memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu keperawatan. 2) Riset keperawatan jika dikelola dengan prinsip proaktif, profesipnal akan memberikan keuntungan dalam bentuk pertambahan nilai (revenur generating) bagi ilmu keperawatan



Riset keperawatan merupakan salah satu bentuk karya ilmiah, sehingga untuk dapat menguasainya, pemahaman tentang dasar-dasar pembuatan karya ilmiah sangat diharuskan. Di dalam karya ilmiah, ada 3 aspek filosofis yang harus dipahami, yaitu: 1) Aspek ontologis, berisi objek yang akan dibicarakan dalam suatu karya ilmiah. Dengan kata lain aspek ini berisikan tema atau masalah yang akan dibahas. Aspek ontologis juga merupakan kerangka pemikiran latar belakang yang jelas, logis, runtut, dan alur pemikiran yang konsisten agar nantinya mudah di pahami. 2) Aspek



epistemologis,



merupakan



pemecahan



masalah



yang



terdiri



dari



pemecahan masalah secara teoritis maupun pemecahan masalah secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional empiris. 3) Aspek aksiologis, berisikan kontribusi atau nilai pemecahan masalah yang ditemukan dalam judul atau tema kajian. Biasanya tidak dimunculkan dalam bab sendiri, namun dapat ditemukan di dalam tujuan penelitian dan manfaat penelitian.



Ada 4 tujuan dari riset keperawatan, yaitu untuk: 1) Menjelaskan karakteristik keadaan keperawatan yang sedikit diketahui 2) Menjelaskan fenomena yang harus diperhatikan dalam perencanaan pelayanan keperawatan 3) Memprediksi kemungkinan suatu hasil keputusan keperawatan dalam hubungannya dengan pemberian asuhan keperawatan 4) Mencapai suatu tingkat kepercayaan , aktivitsa untuk memenuhi kebutuhan klien



2.2 Konsep Riset Keperawatan 1) Pengertian dan Hakikat Riset Keperawatan Penelitian berasal dari bahasa inggris “research” yaitu penyelidikan atau pencarian secara teliti untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan dapat berkembang, merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terkendali, mempelajari suatu fenomena melalui pencarian fakta nyata dan merupakan saran untuk mencari kebenaran melalui pendekatan ilmiah. Penelitian dilakukan terhadap satu masalah yang dirasakan. Timbulnya masalah adalah merupakan suatu pemicu untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Penelitian yang baik adalah apabila penelitian tersebut dapat bermanfa'at secara langsung terhadap perso'alan yang sedang dihapi maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Penelitian



merupakan proses ilmiah karena dalam penelitian menggunakan ilmu dan penelitian akan menghasilkan penemuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam penelitian menggunakan metode ilmiah (Sandu Siyoto, 2005). Sedangkan menurut para ahli, penelitian adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru dari sumber-sunber primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan generalisasi diluar sampel yang diselidiki (Surachmad, 2001) Kata keperawatan terjemahan dari nursing (bahasa inggris). Keperawatan menurut hasil lokakarya nasional keperawatan tahun 1983 yaitu suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelyanan bio-psiko-sosoi-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakupseluruh proses kehidupan manusia. Tiga pengertian kata diatas jika digabungkan berarti suatu kegiata berulang atau mencari kembali tentang keperatawan yang di dasarkan pada kebenaran. Sehingga dengan riset, ilmu keperawatan berkembang terus berdasarkan kebenaran yang ada berbasis fakta (Nursalam, 2008). Penelitian menurut para ahli penelitian adalah kegiatan ilmiah yang dilaksanakan melalui langkah sistematik yang bertujuan untuk menjawab kesenjangan yang terjadi (dharma, 2011) Kedua, penelitian menurut soerjono soekanto adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan dengan cara metodoligis, sistematis dan konsisten (Rasady Ruslan, 2008). Penelitian merupakan beberapa rangkaian dari usaha guna memperoleh sesuatu. Sesuatu tersebut nantinya berguna untuk mengisi kekosongan yang ada, ataupun hal yang belum ada sebelumnya. Penelitian juga dapat pula dilakukan dengan cara mencari tahu dengan menggali suatu hal yang sudah ada guna kepentingan untuk memperluas ilmu pengetahuan (Soestrisno hadi, 2004) Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa riset atau penelitian adalah proses pencarian kebenaran yang belum terungkap secara sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi atau data. Sedangkan riset keperawatan adalah proses pencarian kebenaran secara sistematis yang didesain untuk meningkatkan pemahaman kita tentang isu-isu yang terkait dengan keperawatan, antara lain: praktik keperawatan, pendidikan keperawatanm dan administrasi keperawatan (Suprajitno, 2016) Kata hakekat berasal dari bahasa arab, dalam bahasa indonesia disebut dengan filosofi atau filsafat. Dua kata tersebut merupakan terjemahan dari kata philosophia (Bahsa yunai). Philosophia sendiri bersasal dari dua kata yaitu philo berarti cinta sophia berarti kebenaran atu



bijak. Sehingga kata hakekat bisa diartikan Cinta kebenaran atau mencintai sesuatu yang bijak. Kata riset tejemahan dari research (bahasa inggris) research berasal dari dua kata yaitu re berarti kembali atau berulang dan search berarti mencari sehingga research bisa diartikan dengan mengulang pencarian atau mencarai kembali. Dalam ilmu filsafat kita akan belajar a) Ontologi berarti ilmu yang mempelajari suatu objek apa yang ditelaah ilmu. Yang ditelaah dalam ilmu keperawatan adalah empat teori yang menyusun paradigma. b) Epistemologi ilmu yang mempelajari tentang bagaimana proses diperoleh ilmu atau proses penyusunan suatu ilmu. Untuk menyusun ilmu keperawatan berdasarkan teori yang diyakini dalam paradigma keperawatan, bukan disusun dalam waktu yang cepat dan mudah untuk memperolehnya. c) Aksiologi ilmu yang mempelajari untuk apa ilmu diciptakan atau dipergunakan. Dari pengertian keperawatan sangat bermanfaat untuk membantu manusia, menyelesaikan maslah kesehatan manusia sesuai kebutuhan. 2) Tujuan Riset Keperawatan Secara umum tujuan penelitian kesehatan menurut (Notoatmojo, 2010), yaitu: a) Menemukan atau menguji fakta baru maupun fakta lama sehubungan dengan bidang keperawatan. b) Melakukan analisis terhadap terhadap hubungan fakta-fakta yang ditemukan dalam bidang keperawtan. c) Menjelaskan tentang fakta yang ditemukan serta hubunganya dengan teori yang telah ada. d) Mengembangkan metode atau konsep baru dalam pelayanan keperawatan. 3) Manfaat Riset keperawatan. Menurut Hamid (1999) dan Brockop & Tolsma (1995) dengan riset keperawatan akan diperoleh manfaat: a) menyelesaikan masalah keperawatan dan penegembangan atau menvalidasi teori. Memberikan fakta yang berasal dari pelayanan keperawatan. b) Menenrapkan hasil riset untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan. c) Mengembangakan pengetahuan ilmiah yang menjadi landasan prakrik keperawatan. d) Proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan sehari-hari dapat dijawab.



e) Memberikan data yang mencatat efektifitas dan kualitas asuhan keperawatan. 4) Prinsip-Prinsip Riset Keperawatan Menurut davis (2001) : a. bersifat kritis dan alamaih b. bersifat logika c. bersifat objektif d. bersifat konseptual dan teoritis e. bersifat empiris/fakta yang nyata 5) Syarat Melakukan Riset Keperawatan. Menurut suprajitno (2016) : a) Daya nalar tinggi b) Seorang perawat harus mampu mengenali fakta yang ditemu pada tempat praktik keperawatan. c) Ide originalitas d) Suatu kunci untuk mengembangkan teori keperawatan dengan ciri tertentu sehingga memungkinkan hasil pemikiran yang diciptakan mendapat pengakuan dari orang lai. e) Daya ingat f) Selama mengumpulkan data riset, tidak semua data dapat didokumentasikan secara langsung secara tertulis sehingga diperlukan kemampuan daya ingat g) Sifat waspada h) Kewaspadaan diperlukan untuk menyusun suatu perencanaan dalam pengumpulan data riset i) Pengamatan akuarat j) Semakin akurat pengamatan semakin baik hasil riset yang dikumpulkan sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya k) Daya konsentrasi tinggi l) Bekerja sama m) Kegiatan riset keperawatan sebenarnya bukan merupakan hasil karya individu tetapi merupakn hasil dari kontribusi orang lain n) Sehat o) Riset keperawatan memerlukan kesiapan dan kemampuan perawat untuk melakukan



secara cepat dan teapat p) Motivasi tinggi q) Setiap perawat yang melakukan riset diperlukan daya, upaya, dan komitmen yang optimal untuk mengembangkan teori keperawatan r) Jujur s) Tidak setiap riset keperawatan mendapat asupan dan supervisi dari orang lain. Oleh karena itu diperlukan kejujuran yang berasal dari periset sehingga akan didapatkan hasil riset yang baik



2.3 Hubungan Teori, Praktik dan Riset Keperawatan



Pada gambar diatas tampak bahwa antara teori, praktik, dan riset keperawatan masing- masing dihubungkan dengan tanda panah dua arah berarti ketiganya mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling tergantung. Penjelasan keterkaitan gambar di atas: 1) Teori keperawatan yang telah dipelajari, (1) secara aksiologi akan bermanfaat bagi kemaslahatan umat apabila mempunyai tempat praktik keperawatan untuk penerapan dan (2) harus diyakini setiap teori keperawatan memiliki keterbatasan sehingga keterbatasan yang telah diidentifikasi harus dilakukan riset agar dapat menyelesaikan masalah. 2) Praktik keperawatan sebagai tempat pelayanan kepada pasien atau klien, (1) selama pelayanan asuhan akan ditemukan hambatan atau kendala atau masalah baru, sehingga akan memberi kontribusi langsung kepada teori untuk dikembangkan dan (2) Gambar 2 Keterkaitan antara teori, praktik, dan riset keperawatan merupakan tempat pelaksanaan riset dan pengumpulan data sesuai perencanaan yang telah dibuat. 3) Riset keperawatan merupakan suatu kegiatan, (1) menghasilkan teori baru untuk memperkaya khasana teori keperawatan yang akhirnya dapat dikembangkan ilmu keperawatan yang baru dan (2) hasil riset yang ada harus diterapkan pada praktik



keperawatan untuk menilai efektifitas atau memungkinkan menemukan masalah baru untuk dicarikan alternatif penyelesaian masalah. Gambar dan penjelasan di atas menggambarkan keterkaitan antara teori, praktik, dan riset keperawatan sangat erat berhubungan sehingga tidak mungkin untuk dipisahkan atau dihilangkan salah satu. Sehingga, (1) setiap perawat yang mempelajari teori harus berpikir tentang penerapan (praktik) dan pengembangan (riset), (2) setiap perawat yang memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan harus berpikir tentang kontribusi kepada teori dan menyadari sebagai tempat riset, dan (3) setiap perawat yang melakukan riset harus berpikir tentang pengembangan teori keperawatan baru dan hasil riset dapat diterapkan pada tempat praktik keperawatan



2.4 Karakteristik dan Prioritas Riset Keperawatan a) Karakteristik riset keperawatan Karakteristik riset keperawatan menurut Diers dalam Graven & Hirnle (1996), adalah : 1. Riset keperawatan harus berfokus pada variable yang dapat meningkatkan asuhan keperawatan pada klien. 2. Riset keperawatan mempunyai potensi untuk mengkontribusi pada pengembangan teori dan kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan keperawatan. 3. Masalah riset merupakan masalah riset keperawatan apabila perawat mempunyai akses dan kendali terhadap fenomena yang diteliti. 4. Perawat yang tertarik terhadap penelitian harus mempunyai keingintahuan dan pertanyaan yang perlu dijawab secara ilmiah. b) Karakteristik riset kuantitatif dan kualitatif Riset keperawatan dapat dilakukan kegiatan riset kuantitatif dan kualitatif, bergantung variabel yang hendak dilakukan riset. Berdasarkan hasil pengumpulan data riset keperawatan, dapat dikelompokkan menjadi dua macam riset keperawatan yaitu: 1. Riset kuantitatif adalah riset yang menekankan hasil pengumpulan data variabel riset berbentuk nilai yang dapat dianalisis dengan operasional matematika yaitu tambah (+), kurang (-), perkalian (x), dan pembagian (:). Variabel yang dapat dikuantitatif adalah variabel yang diukur menggunakan alat ukur dan memiliki satuan, misalnya



tekanan darah, saturasi oksigen dalam pembuluh darah perifer, jumlah nadi, jumlah pernafasan, dan sebagainya. Sehingga hasil pengumpulan data dapat diringkas menjadi sederhana. 2. Riset kualitatif adalah riset yang menekankan hasil pengumpulan data variabel riset berbentuk informasi suatu fenomena atau keadaan, biasanya digunakan untuk melakukan riset tentang budaya atau kebiasaan masyarakat. Hasil pengumpulan data variabel tidak memiliki satuan, sehingga harus diuraikan dan kesimpulan yang disusun berdasarkan kemampuan logika berpikir perawat yang melakukan riset. Logika berpikir digunakan adalah berpikir deduktif dan induktif. Berpikir deduktif adalah metode berpikir dari hal umum dahulu dan dihubungkan hal khusus. Berpikir induktif adalah metode berpikir yang bertolak dari hal khusus ke umum



No. 1



Karakteristik Data variabel



Riset kuantitatif Berbentuk nilai



2



Analisis



3



Pengumpulan data



4



Ukuran variabel



Riset kualitatif Berbentuk informasi atau fenomena Operasional matematika Kemampuan riset untuk secara tambah (+), kurang (- membuat tema ), perkalian (x), dan pembagian (:) Menggunakan alat ukur Menggunakan wawan-cara atau pengamatan Ada satuan Tidak ada satuan



5



Simpulan



Uji statistika



6



Isi simpulan



Angka



Logika berpikir (deduktif atau induktif) Kalimat



c) Prioritas Riset Keperawatan Menurut Garven & Hirnle (1996) prioritas riset keperawatan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan untuk merawat diri sendiri bagi tiap kelompok usia, sosial, kultural. 2. Meminimalkan atau mencegah perilaku dan lingkungan yang menimbulkan masalah kesehatan dan berdampak pada menurunnya kualitas konsep dan produktifitas. 3. Meminimalkan dampak negatif dari teknologi kesehatan yang baru terhadap kemampuan adaptip individu dan keluarga yang sedang mengalami masalah kesehatan akut dan kronik.



4. Memastikan bahwa asuhan keperawatan yang diperlukan bagi kelompokyang berisiko seperti lanjut usia (lansia), anak-anak dengan masalah kesehatan kongienital (bawaan lahir), individu dengan latar belakang sosial kultural yang berbeda, individu dengan ganguan jiwa, dan masyarakat miskin, dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan efektif. 5. Mengklasifikasikan fenomena praktik keperawatan. 6. Memastikan prinsip etik sebagai pegangan dalam melakukan riset keperawatan. 7. Mengembangkan instrument untuk mengukur hasil intevensi keperawatan. 8. Mengembangkan metodologi yang integratif untuk mengkaji manusia secara holistik dalam konteks keluarga dan gaya hidup. 9. Mendesain dan mengevaluasi model alternatif pelayanan kesehatan dan sistem pemberian pelayanan kesehatan sehingga perawat mampu meningkatkan mutu dan menghemat biaya yang dikeluarkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. 10. Mengevaluasi keberhasilan pendekatan alternatif yang memerlukan pengetahuan yang luas dan keterampilan yang tinggi dalam praktik keperawatan. 11. Mengindentifikasi dan menganalisis faktor-faktor historis dan kotemporer yang mempengaruhi bentuk keterlibatan keperawatan profesional dalam mengembangkan kesehatan nasional. Menurut Nursalam (2000;8) Prioritas/lingkup riset keperawatan berdasarkan kelompok ilmu keperawatan dikembangkan menjadi: 1. Prioritas kesehatan dan pencegahan penyakit pada masyarakat. 2. Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk pada masalahkesehatan. 3. Menunjukkan model praktek keperawatan komunitas. 4. Menentukan efektivitas intervensi keperawatan pada infeksi HIV-AIDS. 5. Mengkaji pendekatan yang efektif pada gangguan perilaku. 6. Evaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada penyakit kronis. 7. Identifikasi faktor-faktor bioperilaku yang berhubungan dengan kemampuankoping. 8. Mendokumentasikan efektivitas pelayanan kesehatan/keperawatan. 9. Mengembangkan masalah dan metodologi riset pelayanan Kesehatan. 10. Menentukan efektivitas biaya perawatan klien.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat teratasi. Untuk mencapai kebutuhan secara umum, dalam proses keperawatan terdapat beberapa tujuan khusus sesuai dengan tahapan dari proses keperawatan, diantaranya a) Dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar manusia yang b) Dapat menentukan diagnosis keperawatan yang ada pada manusia setelah dilakukan identifikasi c) Dapat menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan setelah diagnosis ditegakkan d) Dapat melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan e) Dapat mengetahui perkembangan pasien dari berbagai tindakan yg telah dilakukan, untuk menentukan tingkat keberhasilan. serta menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien, pelayanan yang diberikan pada kliennya didasarkan pada kebutuhan yang objektif 3.2 Saran Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra dokter (bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan kesehatan, terutama ilmu keperawatan. Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan. Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan yang dimilikinya.



DAFTAR PUSTAKA Ischak, W. I., Badjuka, B. Y., & Zulfiayu. (2019). Modul Riset Keperawatan. 12, 99–119. Dharma. 2011Metodologi penelitian keperawatan:Pedoman melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian.Jakarta : Trans Info Media Supratjino,



2016.



Pengantar



Riset



Keperawatan.



Diakses



pada



http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/PengantarRiset-Keperawatan-Komprehensif.pdf tanggal 25 Agustus 2022