Kel 2 - Landasan, Tujuan, Dan Fungsi Kurikulum Dalam Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LANDASAN, TUJUAN, DAN FUNGSI KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran IPA Yang dibina oleh Ibu Erni Yulianti, S.Pd, M.Pd



Oleh: Kelompok 2 Offering A 2018 Diana Nur Saputri



(180351619071)



Fifi Suaidatur Rofiq



(180351619027)



Jihan Roidah Affifah



(180351619081)



Luwis Goestafo Al Ghofur



(180351619058)



Nida Husnayaini



(180351619041)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PRODI S1 PENDIDIKAN IPA September 2019



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Landasan, Tujuan, dan Fungsi Kurikulum dalam Pembelajaran” yang digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajran IPA. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan membantu menjadi bahan reverensi materi terkait dalam dunia pendidikan di Indonesia Kemajuan bangsa berhubungan dengan kemajuan pendidikan bangsa itu sendiri. Semakin maju pendidikan, semakin maju pula bangsa yang bersangkutan. Pendidikan bagaikan cerminan dari bangsa. Apabila pendidikan berjalan dengan baik, pastinya generasi muda akan berkembang dengan baik pula.



Malang, 5 September 2019



Tim Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I .......................................................................................................................1 PENDAHULUAN ...................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1 1.3 Tujuan ................................................................................................................1 BAB II ......................................................................................................................2 ISI .............................................................................................................................2 2.1 Landasan pada Kurikulum dalam Pembelajaran ................................................2 2.2 Tujuan Kurikulum dalam Pembelajaran ............................................................7 2.3 Fungsi dan Peran Kurikulum dalam Pembelajaran ............................................9 BAB III ..................................................................................................................12 PENUTUP ..............................................................................................................12 3.1 Kesimpulan ......................................................................................................12 3.2 Saran .................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu negara tak terlepas dari siwa-siswi generasi penerus bangsa. Kualitas generasi penerus pun tak terlepas dari peran pendidik, yakni guru. Dibalik pendidikan yang berkualitas, terdapat kurikulum yang berperan sangat penting di dalamnya. Proses belajar dan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan baik, kondusif, interaktif, dan sebagainya apabila dilandasi oleh dasar kurikulum yang baik dan benar. Kurikulum mengandung banyak unsur konstruktif sehingga pembelajaran dapat berjalan dan terlaksana dengan optimal. Oleh karena itu, penulis membuat makalah mengenai landasan, tujuan, dan fungsi kurikulum dalam pembelajaran, agar dapat mengetahui secara mendetail bagaimana suatu kurikulum dapat dijalankan dengan baik dan berpengaruh terhadap perkembangan potensi peserta didik. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, dapat diambil beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu: a. Apa saja landasan pada kurikulum dalam pembelajaran? b. Apa tujuan kurikulum dalam pembelajaran? c. Apa fungsi dan peran kurikulum dalam pembelajaran? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari kurikulum dalam pembelajaran yaitu: a. Untuk mengetahui apa saja landasan pada kurikulum dalam pembelajaran. b. Untuk mengetahui apa saja tujuan kurikulum dalam pembelajaran. c. Untuk mengetahui apa fungsi dan peran kurikulum dalam pembelajaran.



1



BAB II ISI 2.1 Landasan pada Kurikulum dalam Pembelajaran Kurikulum merupakan bagian terpenting dalam pendidikan, karena kurikulum merupakan sebuah rancangan yang mana akan menentukan arah dan tujuan dari suatu pembelajaran. Dalam perancangan sebuah kurikulum, dibutuhkan dasar atau landasan yang kuat sehingga sehingga menghasilkan kurikulum yang kokoh. Bila diibaratkan kurikulum seperti bangunan, maka tidaklah sebuah bangunan dapat berdiri kokoh tanpa fondasi yang bagus dan kuat. Fondasi tersebut diibaratkan dengan landasan pada kurikulum. Dari analogi di atas dapat kita simpulkan bahwa landasan merupakan sesuatu yang mendasar, penting, dan harus diperhatikan dalam perancangan atau pengembangan kurikulum. Landasan yang kokoh akan menghasilkan kurikulum yang kuat, yaitu program pendidikan yang dihasilkan akan dapat menghasilkan manusia terdidik sesuai hakikat kemanusiaannya, baik untuk kehidupan masa kini maupun untuk kehidupan di masa yang akan datang (Sukirman, 2007). Dengan demikian, sangat penting kiranya untuk mengkaji secara mendalam dan akurat berdasarkan teori maupun pengalaman untuk menentukan landasan dari sebuah kurikulum. Menurut Sukmadinata (1997), ada empat dasar atau landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan penjelasan dari setiap landasan pada kurikulum. a.



Landasan Filosofis Secara harfiah, filsafat berarti “cinta akan kebijakan”. Untuk mengerti dan



berbuat bijak, ia harus memiliki pengetahuan yang diperoleh melalu proses berpikir yang mendalam, logis, dan sistematis (Sukirman, 2007). Dengan menggunakan filsafat sebagai landasan dalam kurikulum, artinya terdapat pengkajian serta pemikiran yang mendalam dalam menentukan berbagai komponen-komponen dalam kurikulum.



2



3



Selain menggunakan pemikiran serta pengkajian sendiri, dapat digunakan pula aliran-aliran filsafat yang telah dicetuskan. Contohnya seperti aliran idealisme, realisme, dan fragmatisme. Aliran filsafat tersebut masih mengilhami pelakasanaan kurikulum mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi (Juanda, 2014). Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga aliran filsafat tersebut. (1) Filsafat Idealisme Aliran filsafat tertua yang dicetuskan oleh Plato ini berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk spiritual yang cerdas, sehingga manusia diberikan akal rasional agar dapat menentukan pilihannya sendiri dengan cerdas dan bijak. Selain itu, kebenaran bersifat absolut dan universal. Tujuan pendidikan yang dianut oleh aliran ini lebih condong kepada pembentukan karakter, pengembangan bakat, serta kebajikan sosial sesuai fitrah kemanusiaannya (Sukirman, 2007). Sehingga dalam penerapannya pada kurikulum, pendidikan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan murid yang berkembang kemampuan nalarnya serta memiliki keterampilan. Selain itu, pendidik juga dituntut untuk memberikan teladan yang baik karena sebagaimana telah disebutkan bahwa salah satu tujuan pendidikan yang dihasilkan oleh filsafat ini adalah pembentukan karakter. (2) Filsafat Realisme Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran idealisme, dimana aliran ini dicetuskan oleh Aristoteles sebagai murid dari Plato. Aliran ini berpandangan bahwa realitas didasarkan pada materi. Sehingga berbeda dengan idealis, realis berpendapat bahwa pengetahuan bersumber dari sains, bukan ide bawaan. Implikasi filsafat realisme terhadap pengembangan kurikulum diberbagai jenjang pendidikan mengutamakan penelitian ilmiah untuk mendapatkan sains. Keyakinan kaum realis bahwa sumber pengetahuan diproleh dari penelitian (research) berdasarkan faktafakta yang dapat diamati (observable) oleh panca indera (mata, hidung, telinga, lidah dan kulit), dan dapat diukur (measurable) secara matematis sebagai jalan terbukanya pengetahuan sains (Juanda, 2014). (3) Filsafat Fragmatisme Filsafat ini identik dengan filsafat eksperimentalisme yang menuntut perubahan (change), proses (process), dan realitivitas (realitivity) (Juanda, 2014). Aliran filsafat ini cenderung lebih fleksibel, dimana pengetahuan dikonstruk



4



melalui proses dan menuntut perubahan. Pengetahuan tidak berdasarkan kebenaran yang universal akan tetapi diambil dari interaksi sosial serta riset yang dapat diverifikasi. Implikasi aliran filsafat ini terhadap kurikulum yakni pembelajaran yang memuat pengalama yang teruji yang mana sesuai dengan minat dan bakat siswa. Metode pembelajarannya terfokus pada pemecahan masalah, penyelidikan, dan penemuan. Guru berperan untuk sekadar membimbing murid, bukan mendikte murid, sehingga murid ditutut untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Ketiga aliran filsafat di atas merupakan contoh filsafat dalam pendidikan. Adapun landasan filososfis yang digunakan untuk kurikulum pembelajaran nasional di Indonesia adalah sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia yakni pancasila. Hal ini berarti bahwa pendidikan di Indonesia harus membawa peserta didik agar menjadi manusia yang berpancasila (Sukirman, 2007) b.



Landasan Psikologis Pendidikan selalu berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam setiap proses



Pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari psikologi yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana peserta didik serta bagaimana peserta didik belajar. Berdasarkan hal tersebut terdapat dua cabang psikologi yang penting dalam perkembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar dengan penjelasan sebagai berikut. (1) Psikologi Perkembangan Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai dewasa (Sukmadinata, 2013). Setiap individu akan melalui fase-fase perkembangan dalam kehidupannya. Beberapa ahli mengemukakan fase-fase yang berbeda untuk menggambarkan perkembangan individu, antara lain sebagai berikut. (a) Fase-Fase Perkembangan Menurut Hurlock Fase-fase perkembangan menurut Hurlock antara lain yaitu: fase prenatal (saat sebelum lahir yaitu masa konsepsi hingga 9 bulan), fase infancy (saat bayi, yaitu lahir sampai 10-14 hari); fase childhood (saat kanak-kanak, yaitu usia 2 tahun



5



hingga remaja); dan fase puberty (11-13 tahun hingga usia 21 tahun) (Fathoni, 2011). (b) Fase-Fase Perkembangan Menurut Rousseau Fase-fase perkembangan menurut Rousseau antara lain yaitu: usia pengasuhan, 0-2 tahun, masa pendidikan jasmani dan latihan pancaindra (2-12 tahun), periode pendidikan akal (12-15 tahun), dan periode pendidikan watak dan pendidikan agama (15-20 tahun) (Fathoni, 2011). (c) Fase-Fase Perkembangan Menurut Piaget Fase-fase perkembangan menurut Piaget antara lain yaitu: tahap sensori motor (usia 0-2 tahun), tahap praoperasional (usia 2-4 tahun), tahap konkret operasional (usia 7-11 tahun), dan tahap formal operasional (Sukmadinata, 2013). Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar (pendidikan), penahapan perkembangan yang digunakan sebaiknya bersifat elektif, artinya tidak terpaku pada suatu pendapat saja, tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai hubungan erat (Yusuf, 2004). (2) Psikologi Belajar Psikologi belajar merupakan studi tentang bagaimana individu belajar. Pembahasan tentang psikologi belajar erat kaitannya dengan teori belajar. Terdapat tiga jenis teori belajar yang berkembang pada masa ini dan memiliki pengaruh terhadap perkembangan kurikulum di Indonesia pada khususnya, yaitu sebagai berikut. (a) Teori Psikologi Kognitif Teori psikologi kognitif disebut dengan cognitive gestalt field. Aliran ini bersumber dari Psikologi Gestalt Field. Teori belajar kognitif memandang manusia sebagai pelajar yang aktif yang memprakarsai pengalaman, mencari dan mengolah informasi untuk memecahkan masalah, mengorganisasi apa yang telah mereka ketahui untuk mencapai suatu pemahaman baru. Karena hal tersebut, teori ini juga disebut teori pengolahan informasi. (b) Teori Psikologi Humanistik Tokoh dari teori ini adalah Abraham H. Maslow dan Carl R. Roger. Teori ini berpandangan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh faktor internal, dan bukan faktor lingkungan. Teori ini disebut dengan self-theory.



6



Belajar melibatkan faktor intelektual dan emosional. Berdasarkan teori ini, guru harus mampu menerima siswa sebagai seorang yang memiliki potendi, minat, kebutuhan, harapan, dan mampu mengembangkan dirinya secara utuh dan bermakna. Teori ini memandang siswa sebagai sumber belajar yang potensial bagi dirinya sendiri. (c) Teori Psikologi Behavioristik Teori ini disebut juga stimulus-respons theory yang mencakup tiga teori, yaitu S-R Bond, Conditioning, dan Reinforcement. Teori S-R Bond bersumber dari psikologi koneksionisme. Menurut konsep ini, belajar adalah upaya membentuk hubungan stimulus respon sebanyak-banyaknya. Teori Conditioning menyatakan bahwa belajar atau pembentukan hubungan antara stimulus dan respon perlu dibantu dengan kondisi tertentu. Teori Reinforcement berkembang dari psikologi, reinforcement merupakan perkembangan lanjutan dari teori S-R bond dan conditioning. Pada teori reinforcement kondisi diberikan pada respon. Nilai tinggi, pujian, dan hadiah merupakan reinforcement, supaya pada kegiatan belajarnya akan lebih giat dan sungguh-sungguh. c.



Landasan Sosial-Budaya Salah satu tujuan dari pendidikan adalah memberikan bekal pengetahuan



serta keterampilan bagi peserta didik sehingga memiliki kecakapan saat terjun ke masyarakat. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat (Bahri, 2011). d.



Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secraa



sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan. Kegiatan pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat hasil industri seperti komputer, radio, video, dan peralatan lainnya. Penggunaan alat-alat tersebut dibuthkan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, apalagi di saat perkembangan produk teknologi komunikasi yang semakin canggih,



7



menuntut pengetahuan dan keterampilan yang memadai dari para guru dan pelaksana program pendidikan lainnya. Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan kurikulum harus berlandaskan



pada



ilmu



pengetahuan



dan



teknologi



(Fathoni,



2011).



Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan. 2.2 Tujuan Kurikulum dalam Pembelajaran Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Perumusan operasional kurikulum sejalan dengan tujuan kurikulum itu sendiri. Tujuan kurikulum terdiri dari: a.



Penguasaan ketrampilan dasar dan proses fundamental



b.



Pengembangan intelektual



c.



Pendidikan karier dan pendidikan vokasional



d.



Pemahaman interpersonal



e.



Partisipasi kewarganegaraan



f.



Moral dan karakter etis



g.



Kreativitas dan estetika



h.



Perwujudan diri Tujuan yang telah disebutkan diatas menggambarkan bahwa kurikulum



merupakan seperangkat tujuan pembelajaran yang dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi interaksi antar guru dan murid. Tujuan kurikulum



8



memegang peranan penting dalam proses pendidikan karena tujuan kurikulum hakikatnya merupakan tujuan dari setiap program pendidikan yang diberikan pada siswa.tujuan kurikulum harus dijabarkan dan disesuaikan dengan tujuan pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan Nasional adalah meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis menurut UU No. 20 Tahun 2003. Tujuan kurikulum dapat dibagi menjadi tiga tahap yakni tujuan nasional, institusional, dan kurikuler. a. Tujuan nasional, merupakan tujuan yang ingin dicapai secara nasional berdasarkan falsafah negara, sebagaimana tercantum dalam undang-undang sisdiknas b. Tujuan tnstitusional, merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh institusi pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan c. Tujuan kurikuler, merupakan tujuan yang hendak dicapai program studi atau bidang studi Penjelasan dari ketiga tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan kurikulum merupakan suatu acuan dan arahan yang harus dirumuskan secara jelas dan terencana. Hal tersebut dikarenakan tujuan kurikulum merupakan komponen dari kurikulum pendidikan yang saling mempengaruhi di antara komponen lain untuk mencapai tujuan pendidikan (Sumar dan Razak, 2016). Dalam pengembangan kurikulum komponen tujuan merupakan salah satu komponen yang sangat penting. Tujuan kurikulum dirumuskan dalam 2 hal yaitu: a. Perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat. b. Pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis. Perumusan tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah kurikulum. Alasan dari perumusan tujuan dalam kurikulum antara lain: a.



Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan.



b.



Tujuan yang jelas dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mendesain model kurikulum.



c.



Tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas dan kualitas pembelajaran (Sarinah, 2015).



9



2.3 Fungsi dan Peran Kurikulum dalam Pembelajaran a.



Fungsi Kurikulum Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan



pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua, masyarakat dan pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik (Nasution, 2008). Menurut Sukmadinata dan Nana Syaodih (2005), pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar dirumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi siswa, sisiwa kurikulum berfungsi sebagi suatu belajar. Selain itu fungsi kurikulum identik dengan pengertian kurikulum itu sendiri yang berorientasi pada pengertian kurikulum dalam arti luas, maka fungsi kurikulum memiliki arti sebagai berikut: (1) Fungsi Penyesuaian Mengandung makna kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. (2) Fungsi Integrasi Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral masyarakat ke jenjang yang lebih tinggi. (3) Fungsi Diferensiasi Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan layanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan baik dari aspek fisik maupun psikis.



10



(4) Fungsi persiapan Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memprsiapkan siswa melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih. (5) Fungsi Pemilihan Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat kaitannya dengan fungsi diferensiasi karena pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. (6) Fungsi diagnostik Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima potensi dan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya. Maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya. b.



Peran Kurikulum Kurikulum sebagai program pendidikan dan pembelajaran yang telah



direncanakan secara sistematis, disamping memiliki fungsi-fungsi yang telah dijelaskan juga mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Menurut Hamalik (2007) sekurang-kurangnya ada tiga peranan kurikulum, yaitu: peranan koservatif; (2) peranan kritis atau evaluatif; dan (3) peranan kreatif, hal itu ditinjau dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanakan operasinya. (1) Peranan Konservatif Salah satu tanggungjawab kurikulum adalah mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada generasi muda. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat memengaruhi dan membina tingkah laku siswa sesuai dengan berbagai nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Ini seiring dengan hakikat pendidikan itu sendiri, yang berfungsi sebagai jembatan antara para siswa selaku anak didik dengan orang dewasa, dalam suatu proses pembudayaan yang semakin berkembang secara kompleks.



11



Oleh karenanya dalam kerangka ini fungsi kurikulum menjadi teramat penting karena ikut membantu proses tersebut .Dengan adanya peranan konservatif ini, maka sesungguhnya kurikulum itu berorientasi pada masa lampau. Meskipun demikian, peranan ini sangat mendasar sifatnya. (2) Peranan Kritis atau Evaluatif Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya meariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai dan memilih berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan memberi penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan di masa mendatang dihilangkan, serta diadakan modifikasi dan perbaikan. Dengan demikian, kurikulum harus merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu. (3) Peranan Kreatif Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa mendatang. Untuk membantu setiap individu dalam mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru, yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Ketiga peranan tersebut berjalan dengan seimbang dalam arti terdapat keharmonisan di antara ketiganya. Dengan demikian kurikulum akan dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa para peserta menuju kepada kebudayaan dan peradaban masa depan (Hidayat, 2013).



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kurikulum merupakan pedoman yang menuntun jalannya proses belajar mengajar. Dimana kurikulum memiliki tujuan yakni untuk merumuskan serta mengarahkan pembelajaran agar tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. Tujuan tersebut melingkupi beberapa aspek yakni nasional, institut, serta kurikuler. Tujuan-tujuan dalam aspek tersebut turut mempengaruhi komponen-komponen yang dirumuskan dalam sebuah kurikulum. Kurikulum memiliki peranan serta fungsi yang penting dalam sebuah pembelajaran. Dengan kurikulum, proses belajar mengajar dikelola sedemikian rupa sehingga lebih terarah menuju tujuan yang diharapkan. Sebagai kunci utama dalam pembelajaran, kurikulum tentunya memiliki landasan-landasan yang mendasari perumusannya. Landasan-landasan dalam kurikulum ditinjau dari segi filosofis, psikologis, sosial dan budaya, serta teknologis. 3.2 Saran Untuk menciptakan pendidikan atau pembelajaran yang ideal, perlu adanya rancangan kurikulum yang matang serta terarah. Dalam perancangan kurikulum, perlu diperhatikan aspek-aspek penting dalam kurikulum yakni tujuan, fungsi, serta landasan dari kurikulum supaya apa yang dirancang sesuai dengan target yang diharapkan. Selain perancangan yang matang dan terarah, penting juga bagi pihak pendidik yang terjun langsung dalam pembelajaran untuk memahami tujuan, fungsi, serta landasan dari kurikulum agar dapat mengaplikasikan kurikulum dalam pembelajaran secara baik, sesuai, serta dapat mengimprovisasi sesuai dengan kondisi nyata pada saat pembelajaran.



12



DAFTAR PUSTAKA



Bahri, Syamsul. 2011. Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah ISLAM FUTURA, 1(1), 15-34. Fathoni, dkk. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hamalik, Oenar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosadakarya. Juanda. Anda. 2014. Landasan Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: CV Confident. Nasution, S. 2008. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara Sarinah. 2015. Pengantar Kurikulum. Yogyakarta: Deepublish. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sukirman, Dadang. 2007. Kurikulum Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sumar, W. T. & Razak, I. A. 2016. Strategi Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Soft Skill. Yogyakarta: Deepublish. Yusuf, S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.



13