Kel 2 - SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

APLIKASI SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN



Makalah DisusunUntukMemenuhiTugas Mata KuliahSains Teknologi Masyarakat Dan Lingkunganyang DibimbingOleh Diana Kusumaningrum, M.Pd



DisusunolehKelompok 2 Semester 4A: Widdatul Fuadah



1886206003



Esti Luluk Innisa



1886206011



M. Ichwanul Kirom



1886206023



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT 2020



Kata Pengantar Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat



dan



hidayah-Nya



penulis



dapat



menyajikan



Makalah



yang



berjudulAplikasi Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan. Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan yang dibimbing oleh Bu Diana Kusumaningrum, M.Pd. Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.



Malang, 19 Maret 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................................. ii DAFTAR ISI................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah........................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan............................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2 A. Analisis Artikel 1........................................................................... 2 B. Analisis Artikel 2........................................................................... 4 BAB III PENUTUP...................................................................................... 9 A. Kesimpulan..................................................................................... 9 B. Saran............................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan abad ke-21 menuntut semua orang untuk melek terhadap sains dan teknologi guna menunjang kehidupan di berbagai bidang. Indonesia dituntut memerlukan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, guna tetap dapat bertahan dan bersaing dalam era global. Kualitas Sumber Daya Manusia salah satunya dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Melalui pendidikan, nilai, sikap, dan keterampilan dapat dikembangkan. Sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya. Potensi-potensi tersebut antara lain kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan. Dengan demikian, kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh peserta didik adalah seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Depdiknas, 2013). Menjawab tantangan abad ke-21, maka harus terjadi pergeseran pola pikir dan pola tindak dalam proses pembelajaran. Paradigma pembelajaran harus bergeser dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik, dari satu arah menjadi interaktif, dari pasif menjadi aktif-menyelidiki, dari pribadi menjadi pembelajaran berbasis tim (BSNP, 2010).



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana aplikasi sains teknologi masyarakat dan lingkungan? 2. Apasaja metode penelitian yang digunakan? 3. Apa tujuan aplikasi sains teknologi masyarakat dan lingkungan?



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui aplikasi sains teknologi masyarakat dan lingkungan. 2. Untuk mengetahui metode penelitian aplikasi sains teknologi masyarakat dan lingkungan . 3. Untuk mengetahui tujuan penelitian aplikasi sains teknologi masyarakat dan lingkungan. 1



BAB II PEMBAHASAN A. Analisis Artikel 1 : Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Hasil Belajar Dan Sikap Peduli Lingkungan Siswa oleh Intan Nurlitasari Pendahuluan: Dewasa ini kemajuan dalam bidang teknologi berlangsung amat pesat yang diiringi dengan perkembangan dalam bidang sains. Menurut Budimansyah (2010), sains itu pada hakikatnya berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan tentang kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Salah satu tujuan pembelajaran sains adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi dan sebaliknya mengkaji prinsip sains yang sudah dimanfaatkan dalam proses teknologi. Biologi yang merupakan salah satu ilmu sains memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sains teknologi masyarakat merupakan suatu model pembelajaran inovatif yang memanfaatkan isu lingkungan dalam proses pembelajaran, secara teori mampu membentuk individu memiliki kemampuan untuk menumbuhkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif. Pembelajaran melalui sains teknologi masyarakat bersifat kontekstual, artinya langsung mengaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Metode : Bentuk penelitian ini adalah Quasi Experimental Design dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. (Sugiyono, 2011).Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA SMA Negeri 5Pontianak tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari kelas MIA 1, MIA 2, MIA 3 dan MIA 4. Pengambilan sampel dari ke delapan kelas tersebut adalah 2



dengan memberikanpre-test untuk mencari 2 kelas yang memiliki standar deviasi yang hampir sama. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan



dengan



menerapkan



model



pembelajaran



langsung



(Direct



Instruction).Seluruh siswa dalam kelas dijadikan sampel penelitian dengan menerapkan teknik intact group.Teknik intact group adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan memilih sampel berdasarkan kelompok, semua anggota kelompok dijadikan sampel, misalnya siswa dalam satu kelas (Sutrisno, 2011). Tujuan : Untuk mengetahui hasil penerapan model sains teknologi masyarakat terhadap hasil belajar siswa dan sikap peduli terhadap lingkungan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (langsung) di kelas X MIA SMA Negeri 5 Pontianak. Pembahasan : Hasil belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan dan daur ulang limbah dapat dilihat dari tes hasil belajar (post-test) setelah diberikan perlakuan baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.Pada kelas eksperimen peneliti menggunakan model sains teknologi masyarakat sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Instruction).Perbedaan perlakuan pada kedua kelas tersebut menyebabkan adanya perbedaan rata-rata skor post-test. Perbedaan rata-rata skor pre-test dan post-test siswa pada materi pencemaran lingkungan dan daur ulang limbah dapat dilihat pada Tabel berikut: Skor Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pre-test 12 12,15 Post-test 16,13 15,08 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kelas eksperimen mendapatkan skor rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen siswa diajar menggunakan model pembelajaran sains teknologi masyarakat sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran



3



langsung (konvensional).Pembelajaran yang membuat siswa aktif berpengaruh terhadap hasil belajar.Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya dari Rosida dan Suprihatin (2011), yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan peningkatan prestasi yang signifikan terhadap kelompok eksperimen yang diperlakukan menggunakan model pembelajaran active learning dengan kelompok kontrol yang tidak mendapat pembelajaran activelearning. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat mengharuskan siswa untuk berinteraksi secara langsung pada kehidupan sehari-hari dalam memahami suatu materi .Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakattelah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat berdasarkan ketercapaian hasil belajar yang diperoleh siswa yang meliputi tingkat kognitif, afektif dan keterampilan proses siswa serta didukung dengan sikap peduli lingkungan siswa. Hal ini relavan dengan pernyataan Poedjiadi (2010), penerapan model sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan kognitif, keterampilan afektif dan ketrampilan psikomotorik.Disamping itu, model STM juga dapat menimbulkan kepedulian seseorang terhadap lingkungan.



B. Analisis Artikel 2 : Penerapan Pendekatan Salingtemas Dengan Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas X Man 2 Tulungagung oleh Nofita Mittaku Rohmah dkk. Pendahuluan : Dewasa ini, terdapat pembaharuan Kurikulum Pendidikan yang awalnya merupakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, (2013) Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi masa depan. Pembelajaran yang diterapkan pada Kurikulum 2013 ditekankan pada pengembangkan keterampilan berpikir kritis, kebebasan dalam berpikir, serta membangun kepercayaan diri dalam mengajukan masalah atau pertanyaan serta



4



menyelesaikannya atau mencari pemecahannya. Melalui hal tersebut diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, menujukkan bahwa siswa kelas X-C Man 2 Tulungagung dalam pembelajaran biologi kemampuan berpikir kritis siswa masih belum maksimal. Hasil observasi menunjukkan bahwa: (1) siswa belum terbiasa merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis dengan baik, terbukti dengan beberapa siswa yang menanyakan tentang bagaimana cara menyusun hipotesis dan rumusan masalah yang dibuat siswa jawabannya terdapat dalam pernyataan; (2) rendahnya kemampuan memberikan ide dalam diskusi, terlihat hanya terdapat 25 % siswa yang melakukan tanya jawab pada saat diskusi dan siswa cenderung diam saat guru memberikan pertanyaan; (3) kemampuan menganalisis masalah yang belum maksimal, berdasarkan tes yang diberikan menunjukkan dilakukan pada pelajaran ekosistem dengan pertanyaan siswa masih belum mampu menunjukkan bukti-bukti untuk memperkuat hasil analisisnya. Hasil observasi dengan pengamatan langsung dan metode wawancara juga menunjukkan sikap peduli lingkungan siswa masih rendah. Pada pengamatan langsung terlihat dari sampah kertas, bungkus makanan dan minuman yang berserakan di lantai saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan wawancara siswa mengatakan membersihkan ruang kelas dari sampah-sampah yang dibuat oleh teman itu merepotkan.Mereka beranggapan bahwa yang membuat kotor itu bukan mereka jadi mereka tidak bertanggungjawab atas itu. Mereka juga mengatakan petugas kebersihan di sekolah yang akan membersihkan kelas setiap pulang sekolah. Siswa juga mengakui belum pernah diajak untuk memikirkan tentang keadaan lingkungan di sekolah.Usaha-usaha seperti membawa tanaman dan menanam tanaman untuk menambah komponen ekosistem di sekolah juga belum dilakukan. Metode : Penelitian



ini



merupakan



PTK



dengan



pendekatan



kualitatif-



kuantitatif.Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-C MAN 2 Tulungagung yang berjumlah 32 siswa.Data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu data keterlaksanaan



5



pembelajaran, kemam-puan berpikir kritis siswa, dan sikap peduli lingkungan siswa.Data pendukung berupa catatan lapangan.Sumber data yaitu siswa dan guru.Pengambilan data dibantu oleh tiga observer yang terdiri dari tiga mahasiswa program sarjana pendidikan Biologi angkatan 2010. Data keterlaksanaan pembelajaran diambil menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan catatan lapangan.Data kemampuan berpikir kritis diambil menggunakan lembar observasi kemampuan berpikir kritis dan soal tes kemampuan berpikir kritis.Data sikap peduli lingkungan diambil menggunakan soal tes sikap peduli lingkungan yang diberikan setiap akhir siklus.



Tujuan : Untuk mengetahui hasil penerapan pendekatan salingtemas dengan penggunaan model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap peduli lingkungan pada siswa Kelas X Man 2 Tulungagung. Pembahasan : Hasil penelitian pendekatan SALINGTEMAS dengan menggunakan model PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.Berdasarkan hasil observasi kemampuan berpikir kritis diketahui terjadi peningkatan presentase pada keempat indikator kemampuan berpikir kritis dari siklus I ke siklus II.



Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, terlihat dari persentase kemampuan berpikir kritis siswa yang meningkat baik dari hasil pengukuran menggunakan lembar observasi maupun tes pada setiap akhir siklus. Hal ini sesuai pernyataan Nurhadi dan Senduk (2009) yang menyebutkan bahwa PBL adalah pembelajaran yang dapat



6



membantu siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah. Hasil Penelitian Snyder and Snyder (2008) menunjukkan bahwa kegiatan PBL meningkatkan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah.Penggunaan pendekatan



SALINGTEMAS



dalam



pembelajaran



juga



membantu



siswa



menganalisis suatu perkembangan teknologi di masyarakat yang dapat mempengaruhi lingkungan, sehingga siswa dapat cakap menganalisis suatu masalah yang terjadi di masyarakat dan dapat memunculkan ide-ide yang mempunyai alasan jelas dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Fitriana (2012) menyebutkan, bahwa siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan cakap dalam menganalisis suatu informasi dan ide-ide secara logis dari berbagai macam perspektif.



Penerapan pembelajaran pendekatan SALINGTEMAS dengan penggunaan model PBL adalah dengan menghadirkan permasalahan nyata mengenai perubahan lingkungan akibat perkembangan sains maupun teknologi yang berdampak pada masyarakat.Penerapan pembelajaran ini terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap peduli lingkungan siswa.Berdasarkan pernyataan Arends (2008), pembelajaran berbasis masalah khusus dirancang untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah. Pada proses pembelajarannya siswa akan belajar mengenai penyebab dan dampak yang terjadi pada masyarakat akibat perubahan lingkungan sehingga siswa akan memiliki sikap peduli lingkungan. Menurut Resosoedarmo, (1993) dalam Gurdjita (2008) Manusia mempunyaikesadaran dan tanggungjawab atas tingkat kualitas lingkungan hidup. Manusia sadar bahwa hakekat



kehidupannya



sangat



tergantung



pada



kondisi



lingkungan



hidupnya.Sedangkan lingkungan hidup sangat tergantung pula pada sikap dan perilaku manusia dalam mempengaruhi lingkungan hidupnya. Berdasarkan hal tersebut maka, manusia akan sadar dan memiliki sikap peduli lingkungan yang didapat dari hasil proses belajar yang telah dilakukan. Hasil Penelitian ini didukung dengan hasil penelitian dari Fitriana (2012) menyebutkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kritis siswa dan hasil penelitian dari Masykuri, dkk., (2012) yaitu, penerapan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa. Penerapan pembelajaran SALINGTEMAS dan PBL juga telah sesuai dengan Kurikulum 2013 yang menekankan untuk menggunakan pendekatan 7



ilmiah (scientific approach).Pembelajaran tersebut mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, mengajukan masalah atau pertanyaan serta menyelesaikannya atau mencari pemecahannya.Kementerian Pendidikan Nasional mengharapkan dengan penggunaan pendekatan ilmiah (scientific approach) siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Berdasarkan dari analisis kedua artikel tersebut dapat kami simpulkan bahwa penerapan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan sangatlah penting karena dapat meningkatkan hasil belajar serta kepedulian siswa terhadap lingkungan .Dari kedua artikel tersebut menggunakan metode berbeda dalam menerapkan sains teknologi masyarakat dan lingkungan, artikel pertama menggunakan metode Quasi Experimental Designyaitu eksperimen yang memiliki perlakuan (treatments), pengukuran-pengukuran dampak dan unit-unit eksperimen.Sedangkan artikel kedua menggunakan metode PTK (Penilaian Tindakan Kelas) dengan pendekatan kualitatif-kuantitatif. Kedua artikel menggunakan metode penelitian yang berbeda, akan tetapi hasil penelitian menunjukkan hasil yang sama yaitu dengan menerapkan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan mampu meningkatkan hasil belajar siswa serta meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan. Hal ini dikarenakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan membuat siswa menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari atau praktik langsung.



8



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan



pembelajaran sains adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi dan sebaliknya mengkaji prinsip sains yang sudah dimanfaatkan dalam proses teknologi. Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan sangatlah penting karena dapat meningkatkan hasil belajar serta kepedulian siswa terhadap lingkungan . Pembelajaran tersebut mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, mengajukan masalah atau pertanyaan serta menyelesaikannya atau mencari pemecahannya. B. Saran



Pelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa. Pembelajaran melalui sains teknologi masyarakat bersifat kontekstual, artinya langsung mengaitkan dengan kehidupan nyata siswa.



9



C. DAFTAR PUSTAKA



Rohma, M.N. 2014.Penerapan Pendekatan Salingtemas Dengan Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas X Man 2 Tulungagung. (online). eprints.uny.ac.id. Diakses pada hari Selasa 17 Maret 2020.



10