Kel 4 - Pert 3 - ICBP [PDF]

  • Author / Uploaded
  • fan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS AKUNTANSI – PENGANTAR PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk. Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan Dosen: Nyi Raden Handiani Suciati, S.E., M.M., Ak.



Disusun oleh: Yosefa Habeahan



120110160044



Sarah Sinaga



120110160065



Dwi Putri



120110160102



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan hadiratNya kami dapat menyelesaikan paper yang membahas Analisis Akuntansi - Pengantar PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., ini dengan baik dan tanpa kekurangan sesuatu apapun. Adapun paper ini kami susun dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan paper ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada: 1.



Nyi Raden Handiani Suciati, S.E., M.M., Ak. selaku dosen kami dalam mata kuliah Analisis Laporan Keuangan



2.



Semua rekan dan teman yang mendukung kelompok kami.



Adapun kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian paper ini masih terdapat kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh sebab itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki paper ini. Akhir kata kami berharap semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.



Jatinangor, Februari 2019



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................4 1.1 Latar Belakang .........................................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................6 1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................................6 BAB II PROFIL PERUSAHAAN ....................................................................................7 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................................................7 2.2 Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan....................................................................8 2.3 Sekilas tentang Perusahaan ....................................................................................8 2.4 Proses Bisnis dan Kegiatan Perusahaan .................................................................9 BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................11 3.1 Konsep Berbasis Akrual dan Basis Kas ...............................................................11 3.2 Kualitas Laba dan Manajemen Laba ..................................................................15 3.3 Motivasi Perusahaan Melakukan Manajemen Laba..........................................18 3.4 Langkah-langkah Melakukan Analisis Akuntansi .............................................20 BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................................26 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................27



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan mengelola keuangan agar usaha tersebut dapat berjalan dengan baik. Dalam mengelola keuangan, diperlukan juga pencatatan keuangan dalam perusahaan atau yang sering disebut dengan pencatatan akuntansi. Pencatatan keuangan harus dilakukan dengan tepat dan benar agar mencerminkan keadaan sebenarnya pada perusahaan. Pencatatan yang dilakukan akan menghasilkan laporan keuangan. Dalam melakukan pencatatan akuntansi juga harus dilakukan oleh pihak yang mengerti akan akuntansi karena tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, terutama bagi perusahaan yang harus mempertanggungjawabkan laporan keuangannya kepada para pemegang saham. Salah satu yang harus diperhatikan dalam akuntansi adalah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Karena setiap perusahaan pasti melakukan transaksi, baik transaksi masuk ataupun transaksi keluar. Untuk melakukan pencatatan transaksi dalam akuntansi terdapat dua metode yang dapat dipilih oleh perusahaan yang bersangkutan. Metode yang dimaksud adalah metode berbasis akrual dan metode berbasis kas. Memutuskan untuk menggunakan metode akuntansi berbasis kas atau akrual adalah salah satu pilihan yang harus dibuat perusahaan dan akan memiliki dampak terhadap pajak perusahaan yang harus dibayarkan. Sebelum memutuskan apakah harus menggunakan metode berbasis kas atau akrual, sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pelaporan harus mengetahui dan mengerti bagaimana penggunaan kedua metode, pro dan kontra diseputar penggunaan dua metode tersebut, dan apa saja masing-masing kekurangan dan kelemahannya. Laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen memiliki tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada pekerja dalam perusahaan oleh para pemegang saham dalam bentuk hasil keuangan perusahaan. Selain itu, laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan lain, salah satunya adalah sebagai laporan untuk pihak eksternel perusahaan. Kinerja manajemen perusahaan tercermin pada laba yang terkandung dalam salah satu laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi. Oleh karena itu proses penyusunan laporan laba rugi



dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang dapat menentukan kualitas laporan tersebut. Laba menjadi salah satu komponen penting dalam perusahaan karena laba bisa dijadikan salah satu alat ukur bagi perusahaan dalam kegiatan operasinya. Laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Selain itu informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Supaya perusahaan memiliki laba yang bagus, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik. Tindakan manajer ini kadang bertentangan dengan tujuan perusahaan. Tindakan yang menyimpang tersebut salah satu bentuknya adalah manajemen laba. Manajemen laba (earnings management) merupakan tindakan manajemen yang berupa campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraannya secara personal maupun untuk meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen laba ini akan mempengaruhi nilai-nilai dalam laporan keuangan, mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba pada laporan keuangan dari hasil rekayasa tersebut. Semua industri termasuk industri dengan sub sektor makanan dan minuman, wajib melakukan analisis terkait perusahaan. Salah satu contoh perusahaan yang bergerak dalam sektor industri consumer goods sub sektor makanan dan minuman adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., dimana perusahaan ini melakukan kegiatan operasi yang merupakan pengalihan kegiatan usaha divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF). Pengelolaan perusahaan menjadi salah satu komponen terpenting agar perusahaan dapat bertahan sampai saat ini. Adapun paper ini akan membahas dan menganalisis lebih lanjut mengenai konsep berbasis akrual dan basis kas, kualitas laba dan manajemen laba, motivasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. dalam melakukan manajemen laba, serta bagaimana langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk analisis akuntansi pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Hal ini dilakukan untuk dapat melihat bagaimana perusahaan ini dapat menjadi perusahaan yang cukup terkenal dan dapat bertahan di era pertumbuhan dan perkembangan sektor industri consumer goods di Indonesia.



1.2



Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam paper ini yaitu: 1. Bagaimana konsep akuntansi berbasis akrual dan basis kas, serta basis apa yang diterapkan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.? 2. Bagaimana perbedaan kualitas laba dan manajemen laba? 3. Bagaimana motivasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. melakukan manajemen laba? 4. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan analisis akuntansi pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.?



1.3



Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan paper ini yaitu: 1. Mengetahui konsep akuntansi berbasis akrual dan basis kas, serta mengetahui basis apa yang diterapakn pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.. 2. Mengetahui perbedaan kualitas laba dan manajemen laba. 3. Mengetahui motivasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. melakukan manajemen laba. 4. Mengetahui langkah-langkah dalam melakukan analisis akuntansi pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk..



BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) didirikan 2 September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada 1 Oktober 2009. Kemudian ICBP mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), pemegang saham pengendali. Kantor pusat Indofood CBP Sukses Makmur berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta 12910, Indonesia, sedangkan pabrik perusahaan dan anak usaha berlokasi di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Malaysia. Induk usaha dari Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah INDF, di mana INDF memiliki 80,53% saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP, sedangkan induk usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong Kong. Kini, banyak merek produk ICBP yang menjadi pemimpin di masing-masing segmen pasarnya. Berikut sejarah dari berbagai kegiatan usaha ICBP: 1982: Memulai kegiatan usaha di bidang mi instan. 1985: Memulai kegiatan usaha di bidang nutrisi dan makanan khusus. 1990: Memulai kegiatan usaha di bidang makanan ringan melalui kerja sama dengan Fritalay Netherlands Holding B. V., afiliasi dari PepsiCo. 1991: Memulai kegiatan usaha di bidang penyedap makanan. 2005: Memulai kegiatan usaha di bidang biskuit. Berkolaborasi dengan Bestel S. A. untuk memasarkan produk-produk kuliner. 2008: Memulai kegiatan usaha di bidang dairy melalui akuisisi Drayton PT.e. Ltd., yang merupakan pemegang saham mayoritas dari PT. Indolakto. 2013: Memulai kegiatan usaha di bidang minuman. Menjadi exclusive bottler untuk produkproduk PepsiCo. 2014: Memasuki bidang usaha air minum dalam kemasan melalui akuisisi merek Club. Memperluas kegiatan usaha di bidang dairy melalui akuisisi merek Milkuat.



2.2 Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan Visi perusahaan yang disebut dengan ICBP ini adalah menjadi produsen barangbarang konsumsi yang terkemuka. Sedangkan misinya adalah:  Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan merekmerek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi  Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan  Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi  Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan  Meningkatkan stakeholders’ values secara berkesinambungan Serta nilai-nilai yang ingin diterapkan di dalam perusahaan adalah “Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.”



2.3 Sekilas tentang Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (“ICBP” atau “Perseroan”) merupakan salah satu produsen produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka, dengan kegiatan usaha yang terdiversifikasi, antara lain mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta minuman. Selain itu, ICBP juga menjalankan kegiatan usaha kemasan yang memproduksi baik kemasan fleksibel maupun karton, untuk mendukung kegiatan usaha intinya. ICBP menawarkan berbagai pilihan produk solusi sehari-hari bagi konsumen di segala usia dan segmen pasar, melalui sekitar 40 merek produknya yang terkemuka. Banyak di antara merek-merek tersebut memiliki posisi pasar yang signifikan di Indonesia, didukung oleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen selama bertahun-tahun. Sebagian besar produk-produk kami tersedia di seluruh nusantara. Didukung oleh jaringan distribusi yang ekstensif dari perusahaan induk, kami dapat memenuhi permintaan pasar secara tepat waktu dan lebih efisien. Kegiatan operasional ICBP didukung oleh lebih dari 50 pabrik yang tersebar di berbagai wilayah utama di Indonesia. Dengan demikian, kami dapat senantiasa dekat



dengan permintaan pasar dan menjamin kesegaran produk-produk mereka. Selain di Indonesia, produk-produk ICBP juga hadir di lebih dari 60 negara di dunia.



2.4 Proses Bisnis dan Kegiatan Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mengelola seluruh tahapan proses produksi makanan, dimulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang siap untuk dijual kepada konsumen. Proses bisnis PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah sebagai berikut: 1. PT. Indofood memiliki perkebunan yang bekerja sama dengan para petani untuk mengelola hasil pertanian atau perkebunan yang akan dijadikan sebagai bahan baku untuk memproduksi berbagai produk. 2. Hasil dari pertanian atau perkebunan tersebut kemudian diolah menjadi bahan baku yang siap untuk diproduksi di pabrik Indofood, sehingga menjadi produk jadi yang siap untuk dipasarkan. 3. Di pabrik Indofood, produksi semua bahan baku diolah sebaik mungkin agar menjadi produk yang berkualitas tinggi. Di pabrik Indofood tidak hanya terdapat kegiatan produksi, namun juga kegiatan research yang berfungsi untuk mengendalikan komposisi-komposisi yang digunakan dengan cara mengambil sampel secara random dan menelitinya dalam sebuah ruangan laboratorium untuk memastikan bahwa produk tersebut telah layak untuk dipasarkan sebagai produk yang berkualitas. 4. Pengemasan dilakukan di dalam pabrik, di mana semua bahan baku yang telah diolah dan menjadi produk jadi kemudian disortir ke dalam ruangan pengemasan. Selanjutnya, tenaga kerja yang memiliki kemampuan tinggi akan mengemas produk secara cepat dan baik. 5. Distribusi merupakan komponen utama dalam kegiatan operasional PT. Indofood sebagai perusahaan Total Food Solutions. PT. Indofood tidak memiliki gudang penyimpanan di dalam pabriknya. Setiap delapan jam sekali, produk jadi yang telah dikemas langsung didistribusikan kepada outlet ritel atau pasar tradisional. Melalui jaringannya yang luas, PT. Indofood menjamin pendistribusian produk ke wilayahwilayah dilakukan secara baik dan dalam waktu sesingkat mungkin, serta ketersediaan produk-produk Indofood di hampir seluruh pelosok nusantara. 6. Pada tahap akhir, produk yang telah didistribusikan dari pabrik kini telah tersedia di outlet ritel serta pasar tradisional yang berada di setiap wilayah. Kegiatan transaksi jual



beli dapat dengan mudah terjadi, karena sistem pendistribusiannya yang luas sehingga memudahkan konsumen untuk menemukan produk Indofood.



BAB III PEMBAHASAN 3.1



Konsep Berbasis Akrual dan Basis Kas Basis akuntansi merupakan suatu hal yang menjadi pedoman penting dalam melakukan



pencatatan. Basis akuntansi menentukan asumsi-asumsi yang dipakai dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Dalam metode pencatatan akuntansi dikenal dua sistem yaitu basis kas dan basis akrual. Berikut merupakan gambaran perbedaan kedua metode pencatatan yang digambarkan dalam tabel berikut:



a. Metode Basis Kas Basis kas (cash basis) merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam akuntansi, di mana pencatatan basis kas (cash basis) adalah teknik pencatatan ketika transaksi terjadi di mana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain metode cash basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Misalnya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. melakukan penandatanganan kesepakatan dengan organisasi peminjaman, namun uang pinjaman belum diterima. Maka pencatatan penerimaan pinjaman tersebut tidak dilakukan. Jika uang telah diterima, maka transaksi tersebut baru dicatat jurnal penerimaan. Contoh lain, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. membeli secara tunai alat tulis kantor dan kemudian transaksi akan dicatat akuntan dalam jurnal pengeluaran.



Basis kas mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu: 1) Pengakuan pendapatan Pengakuan pendapatan pada cash basis adalah pada saat organisasi menerima pembayaran secara tunai. Dalam konsep cash basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan munculnya hak untuk menagih. Makanya dalam cash basis kemudian muncul adanya metode penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih. 2) Pengakuan biaya Pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara tunai. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga. Metode cash basis juga mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut: 1) Keunggulan pencatatan akuntansi secara cash basis 



Metode cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.







Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam penghitungan pendapatan.







Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas, sehingga benar-benar mencerminkan posisi yang sebenanya.







Laporan keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada saat laporan tersebut.



2) Kelemahan pencatatan akuntansi secara cash basis 



Metode cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.







Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas.







Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih







Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar.







Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya karena selalu berpatokan kepada kas.







Laporan keuangan yang disajikan tidak dapat memperlihatkan potensi laba/rugi yang sebenarnya.



b. Metode Basis Akrual Basis akrual (accrual basis) adalah teknik pencatatan transaksi yang memiliki fitur pencatatan di mana transaksi sudah dapat dicatat, karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya transaksi walaupun uang belum benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, liabilitas/kewajiban, dan aset neto. Basis akrual mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Contohnya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. melakukan penandatanganan kesepakatan dengan organisasi peminjaman, namun uang pinjaman belum diterima. Maka transaksi tersebut sudah dicatat jurnal sebagai penerimaan meskipun dana tunai dari organisasi peminjaman belum diterima. Contoh lainnya, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. tanggal 25 Oktober menerima tagihan biaya listrik atau biaya telepon yang biasanya akan dibayar tanggal 10 bulan berikutnya. Namun akuntan telah membuat jurnal pengeluaran pada tanggal 25 Oktober sebagai pengakuan beban bulan Oktober. Accrual basis mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu: 1) Pengakuan pendapatan Pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat organisasi mempunyai hak untuk melakukan penagihan. Dalam konsep accrual basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Sehingga dalam accrual basis kemudian muncul adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima. 2) Pengakuan biaya Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi. Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar, sehingga akan muncul hutang biaya (accrual espenses). Beberapa keunggulan dan kelemahan accrual basis yaitu sebagai berikut: 1) Keunggulan pencatatan akuntansi secara accrual basis 



Metode accrual basis digunakan untuk pengukuran aset, liabilitas/kewajiban dan aset neto.







Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan terpercaya.







Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan terpercaya walaupun kas belum diterima.







Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan dihitung ke dalam estimasi piutang tak tertagih.







Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat ke dalam masing-masing akun sesuai dengan transaksi yang terjadi.







Adanya peningkatan pendapatan organisasi karena kas yang belum diterima dapat diakui sebagai pendapatan.







Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam menentukan kebijakan organisasi kedepann



2) Kelemahan pencatatan akuntansi secara accrual basis 



Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan organisasi.







Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat mengurangi pendapatan organisasi.



Metode yang diterapkan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Metode pencatatan transaksi akuntansi yang dilakukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah menggunakan metode berbasis akrual, seperti yang dituliskan dalam laporan keuangannya.



3.2



Kualitas Laba dan Manajemen Laba



a.



Kualitas Laba Kualitas laba merupakan indikator dari kualitas informasi keuangan. Kualitas informasi



keuangan yang tinggi berasal dari tingginya kualitas pelaporan keuangan. Bellovary et al. (2005) mendefinisikan kualitas laba sebagai kemampuan laba dalam merefleksikan kebenaran laba perusahaan dan membantu memprediksi laba mendatang, dengan mempertimbangkan stabilitas dan persistensi laba. Laba mendatang merupakan indikator kemampuan membayar deviden masa mendatang. Selama ini tidak ada ukuran yang pasti atau tepat untuk mengukur seberapa besar kualitas laba dari suatu laporan keuangan, yang ada hanya merupakan pendekatan yang digunakan untuk memproksi kualitas laba tersebut. Oleh karena itu ukuran laba yang digunakan oleh peneliti yang satu bisa berbeda dengan yang lain. Kualitas laba, menurut Schipper dan Vincent (2003), menunjukkan tingkat kedekatan laba. Menurut Hicksian, laba ekonomik yaitu jumlah yang dapat dikonsumsi dalam satu periode dengan menjaga kemampuan perusahaan pada awal dan akhir perioda tetap sama. Seperti yang disampaikan Schipper dan Vincent, kualitas laba akuntansi ditunjukkan oleh "kedekatan atau korelasi antara laba akuntansi dan laba ekonomik.” Schipper dan Vincent (2003) mengelompokkan konstruk kualitas laba dan pengukurannya berdasarkan cara menentukan kualitas laba. Cara menentukan kualitasa laba yaitu berdasarkan sifat runtun waktu dari laba, karakteristik kualitatif dalam rerangka konseptual, hubungan laba kas akrual, dan keputusan implementasi. Empat kelompok penentuan kualitas laba tersebut sebagai berikut:  Pertama, berdasarkan sifat runtun waktu laba, kualitas laba meliputi: persistensi, prediktabilitas (kemampuan prediksi), dan variabilitas. Atas dasar persistensi, laba yang berkualitas adalah laba yang persisten yaitu laba yang berkelanjutan, lebih bersifat permanen dan tidak bersifat transitori. Persistensi sebagai kualitas laba ini ditentukan berdasarkan perspektif kemanfaatannya dalam pengambilan keputusan khususnya dalam penilaian ekuitas. Kemampuan prediksi menunjukkan kapasitas laba dalam memprediksi butir informasi tertentu, misalnya laba di masa datang. Dalam hal ini, laba yang berkualitas tinggi adalah laba yang mempunyai kemampuan tinggi dalam memprediksi laba di masa datang. Berdasarkan konstruk variabilitas, laba berkualitas tinggi adalah laba yang mempunyai variabilitas relatif rendah.  Kedua, kualitas laba didasarkan pada hubungan laba kas akrual yang dapat diukur dengan berbagai ukuran, yaitu: rasio kas operasi dengan laba, perubahan akrual total, estimasi abnormal/discretionary accruals (akrual abnormal/kebijakan), dan estimasi hubungan



akrual kas. Dengan menggunakan ukuran rasio kas operasi dengan laba, kualitas laba ditunjukkan oleh kedekatan laba dengan aliran kas operasi. Laba yang semakin dekat dengan aliran kas operasi mengindikasi laba yang semakin berkualitas. Pengukuran ini mengasumsikan bahwa perubahan total akrual disebabkan oleh perubahan discretionary accruals. Estimasi discretionary accruals dapat diukur secara langsung untuk menentukan kualitas laba. Semakin kecil discretionary accruals semakin tinggi kualitas laba dan sebaliknya. Selanjutnya, keeratan hubungan antara akrual dan aliran kas juga dapat digunakan untuk mengukur kualitas laba. Semakin erat hubungan antara akrual dan aliran kas, semakin tinggi kualitas laba.  Ketiga, kualitas laba dapat didasarkan pada Konsep Kualitatif Rerangka Konseptual (Financial Accounting Standards Board, FASB, 1978). Laba yang berkualitas adalah laba yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yaitu yang memiliki karakteristik relevansi, reliabilitas, dan komparabilitas/konsistensi. Pengukuran masing-masing kriteria kualitas tersebut secara terpisah sulit atau tidak dapat dilakukan. Oleh sebab itu, dalam penelitian empiris koefisien regresi harga dan return saham pada laba diinterpretasi sebagai ukuran kualitas laba berdasarkan karakteristik relevansi dan reliabilitas.  Keempat, kualitas laba berdasarkan keputusan implementasi meliputi dua pendekatan. Dalam pendekatan pertama, kualitas laba berhubungan negatif dengan banyaknya pertimbangan, estimasi, dan prediksi yang diperlukan oleh penyusun laporan keuangan. Semakin banyak estimasi yang diperlukan oleh penyusun laporan keuangan dalam mengimplementasi standar pelaporan, semakin rendah kualitas laba, dan sebaliknya. Dalam pendekatan kedua, kualitas berhubungan negatif dengan besarnya keuntungan yang diambil oleh manajemen dalam menggunakan pertimbangan agar menyimpang dari tujuan standar (manajemen laba). Manajemen laba yang semakin besar mengindikasi kualitas laba yang semakin rendah, dan sebaliknya. b.



Manajemen Laba Menurut Midiastuty & Machfoedz (2003) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu



intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajemen untuk mencapai tujuan khusus. Dari definisi tersebut manajemen laba merupakan suatu proses yang disengaja, menurut batasan standar akuntansi keuangan, untuk mengarahkan pelaporan laba pada tingkat tertentu.



Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa definisi manajemen laba mengandung beberapa aspek, yaitu:  Pertama, intervensi manajemen laba terhadap pelaporan keuangan dapat dilakukan dengan penggunaan judgment. Misalnya judgment yang dibutuhkan dalam mengestimasi sejumlah peristiwa ekonomi di masa depan untuk ditunjukkan dalam laporan keuangan, seperti perkiraan umur ekonomis dan nilai residu aktiva tetap, tanggung jawab untuk pension, pajak yang ditangguhkan, kerugian piutang, dan penurunan nilai aset. Di samping itu manajer mempunyai pilihan untuk metode akuntansi, seperti metode penyusutan dan metode biaya.  Kedua, tujuan manajemen laba untuk menyesatkan stakeholders mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Hal ini muncul ketika manajemen memiliki akses terhadap informasi yang tidak dapat diakses oleh pihak luar. Faktor Penyebab Munculnya Manajemen Laba Ada tiga faktor yang bisa dikaitkan dengan munculnya praktek manajemen laba yaitu:  Manajemen Akrual (Accruals Management) Faktor ini biasanya berkaitan dengan segala aktivitas yang dapat memengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer (managers discretion).  Penerapan Suatu Kebijaksanaan Akuntansi yang Wajib Faktor ini berkaitan dengan keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijaksanaan akuntansi yang wajib diterapkan oleh perusahaan yaitu antara menerapkannya lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijaksanaan tersebut.  Perubahan Aktiva Secara Sukarela Faktor ini biasanya berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti atau mengubah suatu metode akuntansi tertentu di antara sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada. Pola Manajemen Laba Pada dasarnya, terdapat empat pola dasar dalam manajemen laba, yaitu  Taking a Bath Pada pola ini, manajemen harus menghapus beberapa aktiva dan membebankan perkiraan biaya yang akan datang pada laporan saat ini. Selain itu juga harus melakukan clear the desk atau menyembunyikan bukti yang ada, sehingga laba yang dilaporkan di periode yang akan datang meningkat.



 Income Minimization Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi. Gunanya agar tidak mendapat perhatian secara politis. Tindakan yang dilakukan berupa penghapusan pada barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan, serta pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan.  Income Maximization Tindakan ini dilakukan pada saat laba menurun. Selain untuk mendapatkan bonus yang lebih besar, cara ini juga bisa melindungi perusahaan saat melakukan pelanggaran perjanjian utang. Tindakan yang dilakukan manajemen adalah dengan memanipulasi data akuntansi dalam laporan.  Income Smoothing Bentuk ini mungkin yang paling menarik. Hal ini dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil. Beberapa hal tersebut mengenai manajemen laba yang sangat menguntungkan, namun mungkin memiliki efek negatif. Di antaranya laporan keuangan yang diberikan menjadi kurang relevan dan caranya terkesan ‘licik’ meskipun diperbolehkan. Terlepas dari itu, laporan keuangan selalu menjadi hal penting dalam setiap perusahaan.



3.3



Motivasi Perusahaan Melakukan Manajemen Laba Salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan di



akhir periode adalah membuat laporan keuangan. Selain berfungsi sebagai bentuk tanggung jawab, laporan keuangan juga merupakan media komunikasi perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Biasanya yang menjadi perhatian pengguna laporan keuangan adalah kinerja manajemennya yang terkait dengan keuntungan perusahaan. Hal ini membuat manajemen perusahaan berusaha untuk membuat bagaimana laba atau keuntungan dalam laporan keuangan digunakan untuk menguntungkan perusahaan, baik itu untuk memperbesar atau memperkecil jumlah laba. Berikut ini adalah beberapa motivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan manajemen laba. a. Tujuan Bonus (Bonus Purposes) Tujuan bonus ini disebabkan karena biasanya manajer memperoleh bonus diukur dari seberapa banyaknya laba. Manajer mempunyai informasi atas laba bersih



perusahaan, sehingga dia akan bertindak untuk melakukan manajemen laba dengan cara memaksimalkan laba saat ini. b. Motivasi Politik (Political Motivation) Manajemen laba tidak berarti selalu menaikan laba tetapi juga bisa menurunkan laba yang terjadi pada periode berjalan. Jika untuk mendapatkan bonus, manajer akan cenderung menaikan laba, maka untuk kepentingan dengan pemerintah laba akan cenderung dikurangi. Perusahaan akan mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik sehingga pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat. Selain itu, dengan mengurangi laba perusahaan juga dapat menghemat pajak. c. Initial Public Offering/IPO (Penawaran Saham Perdana) IPO ini merupakan penawaran saham perdana ke publik, perusahaan yang belum pernah memiliki nilai pasar dan akan go public akan melakukan manajemen laba. Hal tersebut bertujuan agar harga saham perusahaan naik. d. Informasi kepada Investor Informasi kepada investor ini merupakan tujuan dan motivasi umum dalam manajemen laba. Perusahaan harus menyampaikan laporan kepada investor pada akhir periode atau akhir bulan. Agar perusahaan dinilai memiliki kinerja yang baik, maka perusahaan melakukan manajemen laba sehingga laba meningkat. Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.. 



Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (moving average) untuk Perusahaan dan Entitas Anak tertentu yaitu IDLK dan IFL, serta metode rata-rata tertimbang (weighted-average) untuk Entitas Anak lainnya.







Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan. Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai, jika ada.







Penyusutan atau amortisasi aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aset tersebut.



3.4



Langkah-langkah Melakukan Analisis Akuntansi 1. Identifikasi Kebijakan Akuntansi Dalam analisis akuntansi langkah pertama yang harus dilakukan adalah identifikasi



dan



evaluasi



kebijakan



perusahaan



yang



digunakan



untuk



mengukur faktor-faktor kritis dan risiko. Laporan keuangan PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. konsolidasian telah disusun
 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian serta Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) untuk perusahaan publik. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas konsolidasian, disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan. Laporan arus kas konsolidasian yang disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Dalam identifikasi kebijakan akuntansi PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adapun manajemen menyadari ada beberapa risiko utama dari instrumen keuangan yang perlu dipertimbangkan yakni risiko tingkat suku bunga, risiko pasar (termasuk risiko mata uang asing dan risiko harga komoditas), risiko kredit dan risiko likuiditas. Dalam mengatasi risiko pada umumnya kebijakan yang diambil para direktur adalah dengan melakukan review dan juga evaluasi kebijakan pengelolaan masingmasing risiko seperti, untuk mengatasi risiko kredit maka PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. menerapkan kebijakan yang memastikan penjualan produk hanya diberikan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Kemudian adapun kebijakan akuntansi untuk kas dan setara kas PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah dengan memilih menempatkan dananya pada bank-bank terkemuka yang telah memiliki reputasi yang baik. Investasi atas kelebihan dana dibatasi untuk tiap-tiap bank dan kebijakan ini dievaluasi setiap tahun oleh direksi. Pembatasan tersebut ditetapkan untuk meminimalkan risiko kredit sehingga mengurangi kemungkinan kerugian akibat kebangkrutan bank-bank tersebut.



PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga menghadapi risiko harga komoditas yang diakibatkan oleh pembelian bahan baku utama seperti tepung terigu, minyak goreng dan skim milk powder. Harga bahan baku tersebut secara langsung dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas serta tingkat permintaan dan persediaan di pasar. Untuk itu, kebijakan yang diambil untuk meminimalkan risiko yang berasal dari fluktuasi harga komoditas adalah dengan mengawasi tingkat optimal persediaan tepung terigu, minyak goreng dan skim milk powder untuk produksi yang berkelanjutan. Selain itu, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga berusaha mengurangi risiko tersebut dengan cara menyesuaikan harga jual produk secara berkala. Oleh sebab itu, dalam mengatasi maupun memitigasi risiko yang mungkin terjadi dalam usahanya, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. menentukan kebijakan akuntansi sebagai standar yang mengatur agar PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. tetap mencapai tujuannya yaitu untuk menghasilkan profit dan mempertahankan kelangsungan usahanya. Kebijakan ini sangat penting mengingat bahwa dalam usaha terutama dalam industri consumer goods perputaran barang dan juga uang akan sangat cepat oleh sebab itu harus ada manajemen dan kebijakan yang mengatur dan mengarahkan. Sebagai contoh adapun kebijakan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. dalam mengatasi risiko piutang usaha yakni dengan mengharuskan semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk penjualan ekspor, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mengharuskan pembayaran pada saat penyerahan dokumen kepemilikan. Untuk penjualan dalam negeri, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memberikan jangka waktu kredit sampai dengan 45 hari sejak faktur yang diterbitkan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. menerapkan kebijakan batas kredit untuk pelanggan tertentu, seperti mengharuskan sub-distributor untuk memberikan jaminan bank. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih. Ketika pelanggan tidak melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Tergantung pada evaluasi PT. Indofood



CBP Sukses Makmur Tbk., penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. akan menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan jika terjadi keterlambatan pembayaran dan/atau gagal bayar. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, eksposur maksimum PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori dari aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian. 2. Fleksibilitas Akuntansi Tidak semua perusahaan memiliki fleksibilitas yang sama dalam memilih kebijakan



akuntansi utama



mereka dan



estimasi. Beberapa pilihan akuntansi



perusahaan ini sangat dibatasi oleh standar dan konvensi akuntansi. Dalam menentukan kebijakan akuntansi yang dipakai dalam pengelolaan perusahaan, adapun PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mengikuti standar yang telah berlaku di Indonesia yakni Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sebagai Perusahaan Publik, Perseroan memelihara komunikasi yang baik dan terbuka dengan para pemegang saham. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki divisi Investor Relations yang secara proaktif mengkomunikasikan kinerja keuangan Perseroan maupun informasi relevan lainnya secara konsisten dan transparan kepada para analis maupun investor. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. dalam pelaporannya dapat memilih menggunakan metode pencatatan akuntansi , namun harus tetap sesuai dengan metode yang ada sebagaimana ditetapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sebagai contoh dalam mencatat persediaan, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mencatat persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (moving- average) untuk Perusahaan dan Entitas Anak tertentu yaitu IDLK dan IFL, serta metode rata-rata tertimbang (weighted-average) untuk Entitas Anak lainnya. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga memiliki kebijakan penilaian sendiri (self-assessment) untuk menilai kinerja Direksi, diungkapkan melalui Laporan Tahunan Perusahaan Terbuka.



3. Evaluasi Strategi Akuntansi Evaluasi



strategi



akuntansi



diperlukan



karena



manajemen



dapat memilih fleksibilitas akuntansi, sehingga besar kemungkinan manajemen dapat menggunakannya untuk menyampaikan situasi ekonomi perusahaan mereka atau dapat juga digunakan untuk menyembunyikan kinerja yang sebenarnya. Dalam menerapkan strategi perusahaan, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. menerapkan strategi yang memerhatikan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan industri pada umumnya. Karena PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ini bergerak dalam industri consumer goods dan merupakan perusahaan manufaktur maka pada umumnya strategi akuntansi dibuat sejalan dengan kebijakan akuntansi yang telah ditetapkan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. tidak mengubah kebijakan dan estimasi akuntansi yang digunakan karena tentunya akan sangat berpengaruh dalam proses pelaporan laporan keuangan. Namun apabila suatu saat nanti diperlukan pengubahan kebijakan dan estimasi akuntansi maka PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. tentunya akan memberi keterangan lebih lanjut mengenai alasan perubahan serta manfaat dari perubahan tersebut. Sebagai contoh dalam pelaporannya, kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui dalam laba rugi sesuai dengan kategori beban yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Dan entitas juga menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat untuk periode pelaporan telah menggunakan kebijakan akuntansi yang konsisten. Untuk saat ini kebijakan dan estimasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sudah realistis dan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tidak pernah melakukan politik melebih-lebihkan pendapatan ataupun melakukan manipulasi laporan keuangan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan dengan opini wajar tanpa pengecualian di tahun 2016 dan juga tahun 2017. Selain itu strategi akuntansi dinilai sudah baik dengan semakin bertumbuhnya usaha dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ini di setiap tahunnya.



4. Evaluasi Kualitas Pengungkapan Langkah berikutnya adalah mengevaluasi kualitas pengungkapan karena bisa saja manajemen membuat pengungkapan yang lebih atau kurang mudah bagi seorang analis untuk menilai kualitas akuntansi perusahaan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. menyediakan pengungkapan yang memadai untuk menilai strategi bisnis perusahaan dan konsekuensi ekonominya. Catatan-catatan yang ada menjelaskan secara memadai kunci dari kebijakan akuntansi, asumsi dan alasan logisnya. Perusahaan juga menjelaskan kinerja dengan sangat memadai melalui ulasan kinerja operasional perusahaan dalam laporan keuangan tahunan. Ulasan kinerja tersebut sangat lengkap dan menjelaskan secara rinci mengenai kinerja keuangan dari setiap divisi yang ada di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. sehingga memudahkan pengguna laporan keuangan untuk menilai tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan strategi bisnis yang telah ditetapkan di awal. Laporan Keuangan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ini juga mengungkapkan informasi segmen yang dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi kinerja segmen usaha baik itu segmen operasi yang terdiri dari enam divisi yakni divisi mi instan, divisi dairy, divisi penyedap makanan, divisi makanan ringan, divisi nutrisi dan makanan khusus dan divisi minuman. Manajemen memantau hasil operasi dari unit usahanya secara terpisah guna keperluan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba rugi usaha dan diukur secara konsisten dengan laba rugi usaha pada laporan keuangan konsolidasian. Namun, pendanaan Kelompok Usaha (termasuk beban keuangan dan penghasilan keuangan) dan pajak penghasilan dikelola secara grup dan tidak dialokasikan kepada segmen operasi. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga menyajikan beberapa informasi terkait informasi pendapatan dan laba dan aset dan liabilitas yang sehubungan dengan segmen operasi kelompok usaha pada catatan atas laporan keuangan 5. Identifikasi Potensi Adanya “Red Flag” Sebuah pendekatan umum untuk analisis akuntansi yang berkualitas adalah mencari "red flag" yang menunjuk pada keraguan kualitas akuntansi. Indikator-



indikator ini menunjukkan bahwa analis harus memeriksa atau mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang entitas. Dalam analisis akuntansi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ini perlu juga dilakukan identifikasi potensi terjadinya red flag atau yang kita kenal dengan adanya potensi perusahaan melakukan manipulasi, misalnya perusahaan menghapus aset besar yang tidak wajar, transaksi yang menaikkan keuntungan tanpa penjelasan, dan lain-lain. Berdasarkan informasi dari laporan keuangan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. dan juga analisis akuntansi dari Dana Reksa adapun kesehatan perusahaan dibagi menjadi 3 jenis: profitabilitas (dari P&L), rasio solvabilitas dan likuiditas. Dalam hal profitabilitas, yang perlu dilihat adalah margin. PT. Indofood CBP Tbk memiliki uang tunai yang besar dimana dengan kondisi tersebut diperkirakan ICBP akan tetap dalam posisi kas bersih, dengan rasio utang terhadap ekuitas dan utang terhadap aset stabil di level saat ini. Dari perspektif likuiditas, diperkirakan siklus konversi tunai akan tetap stabil. Secara keseluruhan, dapat diyakini bahwa neraca ICBP akan tetap sehat dan masih dapat mendukung ekspansi lebih lanjut. Sehingga dapat disimpulkan dengan kondisi saat ini maka potensi red flag atau kecurangan sangat kecil dilakukan. 6. Membatalkan Penyimpangan Akuntansi Dalam



langkah-langkah



analisis



analisis akuntansi menunjukkan adanya



angka



akuntansi yang



berikutnya,



dilaporkan



jika



perusahaan



menyesatkan, maka analis harus berusaha untuk menyajikan kembali laporan untuk mengurangi penyimpangan sejauh mungkin. Saat ini pada PT.Indofood CBP Tbk. tidak ditemukan adanya indikasi pelaporan laporan keuangan yang menyesatkan sehingga pengurangan distorsi tidak dilakukan.



BAB IV KESIMPULAN Analisis akuntansi merupakan langkah penting dalam proses menganalisis laporan keuangan perusahaan. Tujuan dari analisis akuntansi adalah untuk mengevaluasi sejauh mana akuntansi perusahaan menangkap realitas bisnis yang mendasarinya. Analisis akuntansi yang baik meningkatkan keandalan kesimpulan dari analisis keuangan, langkah selanjutnya dalam analisis laporan keuangan. Ada enam langkah utama dalam analisis akuntansi. Analis mulai dengan mengidentifikasi kebijakan dan estimasi akuntansi utama yang diberikan industri perusahaan dan strategi bisnisnya. Langkah kedua adalah mengevaluasi tingkat fleksibilitas yang tersedia bagi manajer mengingat aturan dan konvensi akuntansi. Selanjutnya, analis mengevaluasi bagaimana manajer menggunakan fleksibilitas akuntansi mereka dan kemungkinan motivasi di balik strategi akuntansi manajer. Langkah keempat melibatkan menilai kedalaman dan kualitas pengungkapan perusahaan. Analis selanjutnya harus mengidentifikasi setiap tanda bahaya, yang mengindikasikan perlunya penyelidikan lebih lanjut. Langkah terakhir dalam analisis akuntansi adalah menyajikan kembali angka-angka akuntansi untuk menghilangkan kebisingan dan bias yang diperkenalkan oleh aturan akuntansi dan keputusan manajemen.



DAFTAR PUSTAKA Bina Integrasi Edukasi. 2018. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Kas VS Basis Akrual. Diakses melalui http://www.integrasi-edukasi.org/sistem-informasi-akuntansi-berbasiskas-vs-basis-akrual/ pada tanggal 22 Februari 2019. Bursa Efek Indonesia. 2018. ICBP Annual Report 2017. Diakses melalui www.idx.co.id pada tanggal 17 Februari 2018. Danareksa. 2014. Consumer Reinitiating Coverage Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.. Diakses melalui http://dmia.danareksaonline.com/Upload/20141216-ICBP.pdf pada tanggal 24 Februari 2019 Healy, P. and K. Palepu. 2012. Business Analysis & Valuation. USA. South-Western-College Publishing. UNS Library. 2016. Manajemen Laba dan Manfaat Kualitas Laba dalam Keputusan Investasi. Diakses melalui https://library.uns.ac.id/manajemen-laba-dan-manfaat-kualitas-labadalam-keputusan-investasi/ pada tanggal 22 Februari 2019. Yunita. 2015. Analisis Komparasi Kualitas Laba Sebelum dan Sesudah Penerapan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Diakses melalui https://media.neliti.com/media/publications/34091ID-analisis-komparasi-kualitas-laba-se-belum-dan-sesudah-penerapan-standarpelapora.pdf pada tanggal 23 Februari 2019.