Kel 6 Peran Kewirausahaan Dan Tantangan Bangsa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Kewirausahaan dan Tantangan Bangsa “Peranan Kewirausahaan dalam mengatasi permasalahan bangsa” “Untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan semester 1 yang diampu oleh : Bapak Dr. H. Djadir, M.Pd”



Nama Kelompok



NIM 210007301069 210007301070 210007301071 210007301072



Nama Ilham Fitriana Fetty Amria Fadhilah Nur Sa’diyyah



PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR MAKASSAR 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Karena hanya dengan kerido’an-Nya Makalah dengan judul Peranan kewirausahaan dalam menghadapi tantantangan bangsa” ini dapa terselesaikan. Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... i DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1 A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………1 B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………...1 C. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………….2 BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...… 3 A. TANTANGAN YANG DIHADAPI BANGSA INDONESIA…………………..... 3 B. PENGERTIAN WIRAUSAHA……………………………………………………. 5 C. PERANAN WIRAUSAHA DI BERBAGAI BIDANG…………………………… 6 1. BIDANG EKONOMI………………………………………………………….. 6 2. BIDANG PERTANIAN……………………………………………………….. 8 3. BIDANG PENDIDIKAN………………………………………………...……. 10 4. BIDANG SOSIAL…………………………………………………………...… 18 D. KONTRIBUSI WIRAUSAHA BAGI BANGSA…………………………………..20 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………...… 23 A. KESIMPULAN……………………………………………………………………. 23 B. SARAN…………………………………………………………………………..… 23 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 24



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala aspek bidang untuk menciptakan landasan ekonomi yang kuat bagi bangsa indonesia. Pelaksanaan pembangunan suatu negara tidak terlepas dari sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai peranan sertakedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang besar menjadi modal pembangunan. Sejalan dengan itu pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kontribusinya dalam pembangunan. Saat ini banyak sekali faktor yang masih harus diperhatikan, terutama dalam mengatasi permasalahan serta tantangan bangsa untuk meningkatkan pembangunan yang bermutu. Pembangunan tersebut bukan hanya ditentukan oleh faktor perencanaan yang baik, sarana dan biaya saja melainkan juga memerlukan pelaksanaan-pelaksanaan yang baik yang sebagian besar adalah tenaga sektor swasta, yang disebut pengusaha atau wirausaha. Kunci dari pembangunan ialah faktor manusia-manusia yang merupakan unsur produksi yang paling utama. Jika manusia memiliki mutu dan kemampuan yang tinggi, maka diharapkan akan mensukseskan pembangunan dari negara indonesia itu sendiri. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, makalah ini dirumuskan ke dalam beberapa bagian penting yaitu : 1. Apa tantangan yang dihadapi bangsa indonesia ? 2. Apa itu wirausaha ? 1



3. Apa peran wirausaha dalam berbagai aspek bangsa indonesia? 4. Apa kontribusi wirausaha bagi bangsa? C. TUJUAN PENULISAN Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tuhjuan dari penulisan makalah ini antara lain yaitu : 1. Mengetahui tantangan yang dihadapi bangsa indonesia 2. Mengetahui wirausaha 3. Mengetahui peran wirausaha dalam berbagai aspek bangsa indonesia 4. Mengetahui kontribusi wirausaha bagi bangsa



2



BAB II PEMBAHASAN A. Tantangan yang dihadapi bangsa indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, adat istiadat, dan Bahasa. Keanekaragaman budaya yang terdapat di indonesia merupakan suatu bukti bahwa indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Selain itu indonesia juga merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah dan memiliki jumlah penduduk terbesar ke-5 didunia. Dengan adanya sumber daya baik dari alam dan manusia yang berjumlah besar tersebut dapat menjadi modal besar dalam proses pembangunan dan bukan tidak mungkin indonesia bisa disebut sebagai negara yang memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara luar biasa maju dan kaya. Namun kenyataannya sampai saat ini indonesia masih merupakan negara yang dikatakan sebagai negara berkembang. Menurut abd. Rahman Rahim (2019 :Vol 2) ada beberapa faktor yang menyebabkan negara indonesia masih dikategorikan sebagai negara berkembang yaitu pendapatan penduduk yang rendah, tingginya jumlah pengangguran, besarnya kemiskinan dan keadaan ekonomi serta sosial yang tertinggal dibandingkan negara maju. Meskipun fakta indonesia dikenal dengan negara yang memiliki sumber daya manusia yang banyak serta sumber daya alam yang melimpah dan kaya, namun hal itu belum cukup menjadikan status indonesia masuk sebagai negara maju. Hal tersebut dikarenakan sumber daya manusia indonesia yang masih kurang maksimal dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam usaha mencapai kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Meskipun banyak faktor faktor lain seperti sumber daya alam, infrastruktur dan sosial budaya serta modal kestabilan politik, namun sumber daya manusia 3



memiliki peran untuk mengelola semua komponen. Maka jika sumber daya manusia suatu negara berkualitas tinggi sudah dapat dipastikan bahwa pengelolaan semua sumber daya alam yang ada akan maksimal dan menghasilkan kesejahteraan bagi bangsa. Menurut manulang (2019) kualitas sumber daya manusia bangsa indonesia masuk dalam kategori rendah dan rendahnya kualitas sumber daya manusia disebabkan rendahnya kualitas pendidikan. Dimana mayoritas Angkatan kerja aktif banyak yang berasal dari lulusan SMP kebawah. Semakin tinggi tingkatan pendidikan penduduk, menunjukan semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia dinegara tersebut. Pendidikan akan meningkatkan kemampuan penduduk untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki sehingga akan meningkatkan kesejahteraan penduduk. Sehingga sangat diharapkan bahwa kuantitas dengan kualitas sumber daya manusia dapat berjalan dengan seimbang. Berdasarkan data hasil sensus penduduk selama 10 tahun terakhir, pertumbuhan penduduk indonesia meningkat sebanyak 32,56 juta penduduk, yang mana pertahunnya dapat dirata-ratakan sebanyak 3,26 juta pertumbuhan penduduk. Meskipun terdapat penurunan dari sebelumnya, namun peningkatan tersebut masih tergolong tinggi. Jika dibandingkan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang tidak merata tentunya hal tersebut menjadi PR bagi pemerintah karena akan semakin meningkatkan pengangguran dan kemiskinan. Kemiskinan sendiri memang merupakan permasalahan utama hampir diseluruh negara berkembang termasuk indonesia. Seiring semakin naiknya lonjakan pengangguran tentunya akan diikuti dengan semakin tinggi pula tingkat kemiskinan. Dalam Badan Pusat STatistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran indonesia selama satu tahun terakhir meningkat sebanyak 26,26% dan penduduk miskin sebanyak 10,14% Selain karena pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tidak seimbangnya dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, kenaikan angka pengangguran dan kemiskinan diindonesia juga dipengaruhi oleh faktor lain yakni sumber



4



daya manusianya dari segi tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki masih tergolong rendah dan tidak relevan. Artinya banyak masyarakat yang menamatkan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan oleh sipenyedia lapangan kerja. Selain itu banyak juga dari masyarakat indonesia yang tidak menamatkan pendidikannya disekolah yang mengakibatkan sulitnya mendapatkan pekerjaan dengan kualifikasi tertentu yang berakibat pada semakin terbatasnya peluang mendapat pekerjaan, Walaupun jumlah lapangan usaha secara keseluruhan semakin bertambah khususnya lapangan usaha yang bergerak dalam bidang restoran, penyediaan akomodasi, dan perdagangan besar tanpa kualifikasi tertentu namun hal tersebut belum cukup mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang ada di indonesia (Aisyah :2018). Tentu hal tersebut menjadi tantangan besar bagi negara indonesia untuk dapat mengatasi permasalahan angka kemiskinan serta peningktan kriminalitas yang diakibatkan banyaknya pengangguran. Jika pemerintah tidak serius dalam meyelesaikan permasalahan tersebut tentu fenomena ini masih akan terus berlangsung. Sehingga pemerintah dituntut untuk terus memberdayakan sumber daya manusia indonesia dengan maksimal agar kualitas semakin meningkat dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Untuk itu, permasalahan diatas dapat diatasi dan diminimalisasi dengan saalah satu cara efektif yakni dengan berwirausaha. B. Wirausaha Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan , berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu. Sedangkan wirausahawan menurut joseph (Jamal : 2017) adalah seorang innovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan didalam pasar melalui kombinasi – kombinasi baru.



5



Lebih lanjut wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sementara kewirausahaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial dan non-komersial, sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan kegiatan bisnis. (Rahim dan Basir : 2019). Dan menurut Geoffrey wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang



memiliki



kemampuan



melihat



dan



menilai



kesempatan-kesempatan



bisnis



mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntukngan daripadanya serta mengambil Tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan sementara kewirausahaan adalah usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang barun memiliki nilai tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain. Adapun manfaat wirausaha menurut Arisena (2017) adalah sebagai berikut yakni membuka lapangan kerja baru, sebagai generator pembangunan lingkungan, sebagai contoh pribadi unggul, terpuji, jujur, berani, dan tidak merugikan orang lain. Menghormati hukum dan peraturan yang berlaku. Mendidik karyawan jadi orang mandiri, disiplin, jujur dan tekun. Dan memelihara keserasian lingkungan baik dalam pergaulan maupun dalam kepemipinan. C. Peranan Wirausaha Di Berbagai Bidang 1. Peran Kewirausahaan di Bidang Ekonomi Mueller (2006) meneliti bagaimana hubungan antara peran kewirausahaan dengan dunia industri untuk memacu pertumbuhan ekonomi di Jerman. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa wilayah yang memiliki kegiatan kewirausahaan yang tinggi akan menunjukkan peningkatan kinerja ekonomi berdasarkan dari produktivitas tenaga kerja. Perekonomian Indonesia dapat lebih besar dalam wujud pertumbuhan ekonomi yang riil di



6



setiap provinsi dan mengkatalisasi proses konvergensi melalui kegiatan kewirausahaan. Hal ini karena ada knowledge spillover, yaitu terciptanya suatu produk atau jasa baru dari peluang yang diciptakan oleh seorang wirausahawan sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. Bentangan wilayah Indonesia yang sangat luas dengan belasan ribu pulau dan banyak kearifan lokal sehingga tiap daerah memiliki heterogenitas produk ataupun jasa. Kewirausahaan dapat memiliki efek negatif bagi pertumbuhan ekonomi apabila suatu negara memiliki human capital yang rendah. Sehingga tujuan utama wirausahawan hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kewirausahaan menjadi kebijakan untuk mengurangi angka pengangguran. Peran kewirausahaan di Indonesia tentu diharapkan tidak saja menjadi penampung kelebihan tenaga kerja, tetapi menjadi pendorong kegiatan ekonomi yang berpengaruh pada kemajuan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Ada beberapa alasan mengapa kewirausahaan dikatakan sebagai faktor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kewirausahaan juga memiliki peranan penting untuk menjadikan masyarakat lebih kreatif dan mandiri. Di Indonesia sendiri jumlah wirausahawan adalah sebesar 19,3% dari jumlah total penduduk dewasa. Dengan adanya kewirausahaan masyarakat dapat mempunyai kemampuan untuk menciptakan dan menyediakan produk yang bernilai tambah atau inovasi-inovasi yang baru sehingga dapat menjadikan masyarakat lebih kreatif dalam menyampaikan ide-ide dan kreasinya, mereka bisa menciptakan barang yang dirasa perlu dan penting untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri sehingga tidak perlu menimpor dari luar negeri. Selain itu masyarakat tidak tergantung dengan pemerintah seperti tenaga kerja negri (PNS) yang masih di gaji oleh pemerintah, bahkan seorang wirausaha akan mendatangkan omset yang akan di berikan ke negara melalui pajak. Secara tidak langsung kesejahteraan ekonomi masyarakat bisa stabil. Alasan ketiga mengapa wirausaha berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia



7



adalah menarik invesrtor asing untuk berinverstasi atau menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu wirausaha dapat mendorong meningkatnya sector pariwisata di Indonesia. Bila dinamisasi kegiatan ekonomi bisnis ini dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan dalam waktu yang cukup lama, maka hal ini akan dapat membuat fondasi yang kuat bagi ketahanan (resilience) ekonomi negara terhadap fluktuasi dan krisis ekonomi global seperti yang pernah terjadi pada tahun 1998 dan 2008 hingga saat ini. Bentuk kegiatan ekonomi bisnis baru yang dapat dilahirkan oleh wirausaha antara lain: 1. Impor dan ekspor produk dan jasa serta adanya pertukaran tenaga ahli atau tenaga teknis akibat kerjasama bisnis. 2. Sebagai penghasil bahan baku, penghasil produk dan jasa dan juga berperan menciptakan unit usaha baru lainnya. 3. Menciptakan pedagang atau pengusaha perantara dalam berbagai skala mikro, kecil dan menengah. 4. Munculnya banyak pengusaha mikro dan kecil yang berperan sebagai agensi dari perusahaan yang berskala menengah / besar. 5. Menciptakan dinamisme dan strategi pemasaran baru bagi usaha untuk memenangkan persaingan bisnis dengan menggunakan berbagai bentuk media untuk promosi dan pemasaran. Munculnya berbagai jenis dan skala usaha atau kegiatan bisnis seperti tersebut di atas membawa manfaat yang besar bagai masyarakat untuk dapat mencari lapangan kerja, dan juga memunculkan lapangan alternatif usaha baru. 2. Peran Kewirausahaan di Bidang Pertanian Salah satu potensi yang saat ini belum tergarap baik adalah lahan pertanian desa yang jika dikelola secara professional, dengan memanfaatkan sumber informasi dan teknologi,



8



seharusnya menjadi komoditi andalan dan dari sana akan lahir para pelaku agribisnisagribisnis baik perorangan ataupun kelompok karena pada sektor pertanian terdapat jutaan produk turunan yang permintaan pasarnya sangat besar baik dalam dan luar negeri. Tetapi sektor pertanian sepertinya kurang diminati apalagi masih banyak pemuda lulus sekolah yang menganggap pertanian adalah urusan orang tua. Keengganan para pemuda desa untuk melirik sektor ini juga diakibatkan karena sektor ini masih dianggap sebelah mata bahkan sering diidentikkan dengan sektor miskin, padahal sektor pertanian terbukti salah satu sektor yang mampu bertahan pada waktu krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia di tahun 1998, bahkan satu-satunya elemen ekonomi yang mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi di waktu itu. Perlu ada “cuci otak” secara kontinyu dan konsisten untuk menggelorakan semangat berwirausaha di bidang pertanian, dan harus dilakukan sampai ke desa-desa, harus ada pelatihan dan pendidikan dengan sistim yang terkelola baik dan ini akan terlaksana dengan baik pula jika adanya peran pemerintah yang serius dengan membentuk wadah di tingkat desa yang dibuat secara khusus untuk memfasilitasinya. Pemerintah sudah semestinya berpikir untuk membentuk sektor agribisnis yang professional, dengan melatih dan mendidik para pemuda-pemudi desa misalnya dengan membentuk kelompok- kelompok usaha (diwadahi dalam koperasi) yang diberi pelatihan teknik berwirausaha yang baik, dan pada prakteknya dilakukan pengawasan dan pembinaan dengan penerapan teknologi, informasi yang modern untuk menjadi pelaku usaha dalam bidang pertanian dengan professional. Pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan akses pasar dan akses modal karena sejatinya ada 3 hal utama agar suatu usaha itu berjalan lancar yaitu selain akses knowledge, akses modal dan akses pasar juga penting. Kita berharap ketika para pemuda pemudi kampung membentuk suatu kelompok usaha yang telah dilatih, dimodali, dibina, diawasi dan pasar sudah tercipta dan mereka sudah merasakan hasil memperoleh keuntungan penghasilan yang memadai maka mereka akan berpikir panjang



9



untuk melakukan hal-hal yang tidak ada untungnya, hal-hal yang negative karena perhitungan untung rugi akan menjadi kecenderungan dalam menentukan pilihan, bahkan sangat mugkin mereka pada akhirnya akan berpikir menjadi petani dengan konsep agribisnis adalah suatu kebanggaan. Menurut data Kemendagri wilayah administrasi pemerintahan desa tahun 2015, terdapat 74.754 wilayah administrasi desa. Jika kita asumsikan setiap desa memiliki 1 kelompok usaha pemuda yang terdiri dari 20 orang dikalikan dengan 74.754 desa, maka program ini akan mampu menyerap angkatan kerja sebanyak 1.495.080 dan berkontribusi untuk menekan jumlah pengangguran di Indonesia sekitar 2% dari jumlah pengangguran terbuka saat ini yang berjumlah 7,56 juta orang. Angka ini belum termasuk dengan terserapnya tenaga kerja pada unit-unit produksi dan distribusi yang akan terlibat pada sektor ini yang diperkirakan mencapai jutaan tenaga kerja karena sektor agribisnis merupakan usaha padat karya dalam setiap aktifitas produksi dan distribusi. Kewirausahaan menjadi pendorong penyebaran keuntungan ekonomi utamanya dalam bidang pertanian yang lebih baik dan meningkatan kesejahteraan. Disamping itu juga mengurangi tingkat pengangguran, mengurangi tingkat kriminalitas, meningkatkan standar hidup masyarakat dan juga mendistribusikan pendapatan secara lebih merata.



3.



Peran Kewirausahaan dalam bidang Pendidikan Tantangan paling nyata adalah era globalisasi. Globalisasi tersebut sudah



menimbulkan dampak ganda, di satu sisi membuka kesempatan kerja sama yang seluasluasnya antar negara, namun di sisi lain ternyata membawa persaingan yang sangat ketat. Oleh sebab itu, tantangan utama di masa kompentitif pada semua sektor jasa dengan mengandalkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi dan manajemen.



10



Guru sebagai ujung tombak memiliki peranan yang sangat penting dalam menangkal dampak buruk dari globalisasi, melalui proses pembelajaran yang dilakukannya. Proses pembelajaran yang berkualitas akan muncul dari guru yang berkualitas, sehingga dapat menghasilkan anak didik yang berkualitas pula. Tuntutan profesionalisme guru merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi, jika kita ingin meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini. Selama ini ada anggapan bahwa rendahnya kualitas pendidikan Indonesia terkait dengan rendahnya tingkat kesejahteraan guru. Akibatnya guru mengerjakan pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Peningkatan profesionalisme guru bukan hanya merupakan tanggung jawab guru, tetapi juga merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat, sekolah dan organisasi yang terkait dengan pendidikan. Oleh karena itu, pihak-pihak terkait harus mendukung secara nyata ketika menuntut guru menjadi pekerjaan yang profesional. Sarana dan prasarana untuk meningkatkan kompetensi guru mutlak harus ada, karena para guru ini harus selalu up dating dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan apa yang terjadi dengan dunia, dan ini membutuhkan fasilitas dan teknologi yang memadai. Mungkin tidak begitu masalah dengan guru yang tinggal di perkotaan yang sudah tersentuh dengan kecanggihan teknologi, bagaimana guru yang tinggal di daerah pedesaan dan daerah terpencil, dan kita juga tahu bahwa untuk mengakses informasi yang up to date tidaklah murah. Profesionalisme tidak hanya mencakup kompetensi seseorang, namun harus mengisyaratkan adanya komitmen, dedikasi, kebanggaan, dan ketulusan yang melekat pada diri seseorang. Kriteria seorang guru dinyatakan profesional antara lain: memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya, secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarkannya pada siswa, bertanggung jawab memantau kemampuan belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mampu berpikir sistematis dalam melakukan tugas, dan menjadi bagian dari masyarakat belajar di lingkungan profesinya.



11



Untuk mengefektifkan fungsi dan peranan guru, sesungguhnya tidak cukup dengan hanya meningkatkan jumlah dan kualifikasi lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan guru, namun hal yang paling menonjol untuk dijadikan bahan kebijakan ialah aspek pengembangan jiwa entrepreneur para pengelola lembagalembaga pendidikan dan pelatihan guru, sehinga calon-calon guru tersebut memiliki jiwa kewirausahaan yang memadai. Kepemilikan jiwa kewirausahaan bagi caloncalon guru tersebut sangat penting artinya, karena guru memiliki peran strategis dalam proses transformasi budaya entrepreneurship kepada murid-muridnya, yang pada akhirnya jiwa kewirausahaan guru tersebut akan senantiasa mengalir dari generasi ke generasi. Dalam wacana teoritis, jiwa kewirausahaan tersebut akan mempengaruhi perilaku orang lain, sebab kepemimpinan guru merupakan fenomenanya dalam mempengaruhi murid. Perilaku kepemimpinan yang berkualitas bagi guru ditunjukkan dengan deskripsi karakteristik pribadi guru yang memiliki: (1) kematangan sosial, (2) kecerdasan, (3) kebutuhan untuk berprestasi dan (5) sikap dalam hubungan kemanusiaan. Wujud dari perilaku-perilaku



tersebut



pada



kenyataannya



cenderung



membentuk



karakteristik



kepribadian yang khas atau perilaku dominan yang diperlihatkan dalam konteks interaksi dengan para muridnya. Kecenderungan perilaku tersebut menjadi prototype perilaku yang sering disebut gaya kepemimpinan guru. Secara formal, guru adalah seorang “pemimpin” bagi segala kegiatan yang harus dilakukan oleh murid-muridnya. Dengan demikian, upaya pencapaian tujuan pembelajaran banyak dipengaruhi oleh keterampilan-keterampilan (skills), wawasan (vision), dan jiwa (spirit) yang dimiliki oleh para guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran. Apabila para guru memiliki ketiga kemampuan tadi dalam bidang kewirausahaan, sangat dimungkinkan proses pembelajaran memiliki efektivitas yang tinggi.



12



Fungsi guru sebagai pemimpin pendidikan yang paling pokok adalah sebagai manajer pembaharun pembelajaran melalui proses-proses transformasi budaya belajar dan bekerja. Proses transformasi budaya tersebut hanya dapat berlangsung oleh orang-orang yang berjiwa entrepreneur. Sebagai suatu lembaga pendidikan, sekolah merupakan unit organisasi formal yang memiliki struktur organisasi tersendiri, dengan tata kerja dan personil khusus yang terlibat di dalamnya. Guru merupakan pemimpin yang bertanggungjawab dalam pengaturan dan pengelolaan segala aktivitas pembelajaran, sehingga tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Salah satu manfaat bagi jiwa entrepreneur ialah dapat membentuk citra anda sebagai guru yang kharismatis. Jiwa entrepreneur dapat ditularkan melalui proses kepemimpinan transformasional, karena proses ini memfokuskan secara khusus pada penciptaan dan pemeliharaan dari sebuah perubahan. Perubahan seperti itu dibutuhkan ketika organisasi mengantisipasi ancaman baru atau sedang menghadapi ancaman. Oleh karena itu, penanaman jiwa kewirausahaan sangat relevan dengan kondisi bangsa yang sedang mengalami keterpurukkan di berbagai sektor. Tentu saja bagaimana anda menjadi pemimpin transformasional benar-benar melakukannya telah menjadi subyek dari perdebatan hangat. Namun beberapa mekanisme, termasuk kharisma dan motivasi inspirasional sering diketahui. Perilaku kharismatis, sebagaimana telah kita lihat, sering menyebabkan murid untuk mengidentifikasi dan mengikat dirinya dengan pemimpin. Ini biasanya melibatkan sebuah visi yang menarik, menyusun perilaku yang dibutuhkan (misalnya semangat pengorbanan), dan menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan pada tugastugas murid dalam belajar. Guru yang berjiwa entrepreneur juga mencoba untuk menciptakan hubungan istimewa dengan masing-masing muridnya. Kepemimpinan entrepreneur mencoba untuk menyediakan stimulasi intelektual dengan menantang orangorang yang dipimpinnya untuk berpikir dalam



13



suatu cara yang benar-benar baru. Meskipun perilaku jelas merupakan hal yang penting, kepemimpinan entrepreneur juga dapat dipandang sebagai sebuah proses, baik dalam transaksional



maupun



tranformasional.



Pendidikan



kewirausahaan



bertujuan



untuk



membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek. a. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilainilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran



14



yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem penilaian. Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilainilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6 (enam) nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras. Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang



agar



muatan



maupun



kegiatan



pembelajarannya



memfasilitasi



untuk



mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip



pembelajaran



yang



digunakan



dalam



pengembangan



pendidikan



kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilainilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk



15



mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan b. Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah 1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; 2) menyelenggarakan



kegiatan



yang



memberikan



kesempatan



peserta



didik



mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok. 3) Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram



16



direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat c. Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA, pada mata pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait langsung dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilainilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Salah satu contoh model pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran, dsb. d. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan ke dalam Bahan/Buku Ajar Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar



dengan



semata-mata



mengikuti



urutan



penyajian



dan



kegiatankegiatan



pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti. Penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun evaluasi. e. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Kultur Sekolah



17



Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat sekolah. Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan mengunakan fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen dan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah melakukan aktivitas berwirausaha di lngkungan sekolah). Edisi ix, April 2013 Safroni Isrososiawan | 47 f. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Muatan Lokal Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Contoh anak yang berada di ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai peluang untuk mengelola menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yang kemudian diharapkan anak mampu menjual dalam rangka untuk memperoleh pendapatan. Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan integrasi pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan ini, RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya MULOK memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilainilai kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan



18



dengan cara mengadaptasi RPP MULOK yang sudah ada dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip pembelajaran



yang



digunakan



dalam



pengembangan



pendidikan



kewirausahaan



mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan 4. Peran Kewirausahaan di Bidang Sosial Salah satu pilihan dalam penanganan permasalahan sosial yang dilakukan oleh Negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah kegiatan kewirausahan sosial. Kewirausahaan sosial memiliki tujuan untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada di masyarakat terutama kemiskinan. Kewirausahaan sosial merupakan salah satu solusi yang bisa diterapkan untuk menyalurkan bantuan secara terus menerus bahkan bisa memperdayakan masyarakat miskin, sehingga bisa terbebas dari kemiskinan tanpa menganndalkan bantuan. Menurut Scwab (Tenrinippi: 2019), bahwa wirausahawan sosial memiliki peranan penting untuk berbagi dalam krisis ekonomi saat ini. Melalui kewirausahaan sosial, masalah krisis keuangan dapat dipecahkan bahkan dapat memajukan pembangunan perekonomian khususnya di Asia dengan cara memaksimalkan peran masyarakat dan lingkungan melalui model bisnis yang inovatif dan efektif. Peran kewirausahaan sosial menurut Santosa (Tenrinippi: 2019), yaitu : a.



Menciptakan kesempatan kerja; 19



b.



Melakukan inovasi dan kreasi baru terhadap produksi barang ataupun jasa yang dibutuhkan masyarakat;



c.



Menjadi modal sosial;



d.



Peningkatan kesetaraan. Selain itu dari beberapa ahli dijelaskan bahwa peran utama kewirausahaan sosial



dalam kegiatan ekomoni yaitu: a.



Sektor publik dan reformasi nirlaba mengakibatkan dampak sosial yang signifikan dengan mengatasi masalah sosial yang ada di masyarakat;



b.



Komersial perusahaan yang non konvensional menjadi lebih baik, mengutungkan dan menciptakan dampak sosial yang positif. Menghasilkan laba tetap menjadi tujuan, sehingga perusahaan tetap menerima keuntungan;



c.



Katalis



berbasis



masyarakat



untuk



tranformasi



sosial.



Kewirausahaan



sosial



mempercepat terjadinya perubahan terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat. Ada beberapa bentuk wirausaha sosial menurut Tan (Tenrinippi: 2019), yaitu: a.



Organisasi berbasis komunitas; Organisasi semacam ini biasanya dibuat untuk mengatasi masalah tertentu dalam komunitas (kelompok masyarakat), misalnya menyediakan fasilitas pendidikan untuk anak-anak miskin, panti sosial untuk anak terlantar dsb.



b.



Socially responsible enterprises; Wirausaha sosial ini berbentuk perusahaan yang melakukan usaha komersial untuk mendukung/ membiayai usaha sosialnya. Sebagian keuntungan yang didapatkan dari organisasi profit ditujukan untuk mendukung/ membiayai usaha sosialnya.



c.



Social Service Industry Profesionals, bentuk usaha ini sedikit berbeda, yaitu pengusaha yang menjadikan jasa sosial sebagai konsumennya. Usaha ini menggandeng organisasi yang bergerak di bidang sosial sebagai konsumennya.



20



d.



Socio-economic atau dualistic enterprises; Wirausaha sosial ini berbentuk perusahaan komersial yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip sosial.



D. Kontribusi Wirausahawan Bagi Bangsa Pengusaha



atau



entrepreneur



merupakan



individu



yang



membangun



dan



mengembangkan bisnis. Mereka menggabungkan berbagai faktor produksi (seperti tanah, tenaga kerja, dan modal) untuk menciptkan usaha atau bisnis baru yang menguntungkan. pengusaha sering dianggap sebagai sebuah asset nasional untuk dikembangkan, dimotivasi, dan didukung secara finansial semaksimal mungkin. Pengusaha besar memiliki kemampuan untuk mengubah cara seseorang hidup dan bekerja. Jika berhasil, inovasi yang mereka kembangkan mampu meningkatkan standar hidup. Disamping juga menciptakan kekayaan dengan berwirausaha, mereka juga menciptakan lapangan kerja serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Adapun beberapa peranan penting pengusaha bagi bangsa, yaitu: Menurut Pak Ciputra (Anonim: 2016), setidaknya ada 4 kaitan pentingnya Pengusaha bagi Bangsa, yaitu: 1. Solusi bagi dirinya sendiri, karena mereka tidak perlu jadi pengangguran, Entrepreneur adalah pencipta kerja bagi dirinya sendiri.   2. Solusi bagi sesamanya, karena dari pekerjaannya, Entrepreneur menciptakan pekerjaan bagi orang lain. 3. Solusi bagi komunitasnya, karena dari daya inovasinya ia akan mengubah kekayaan alam dan budaya Indonesia menjadi produk yang dibutuhkan dunia.   4. Solusi bagi negara, karena dari hasil karya para  entrepreneur, beragam pajak dapat dipungut untuk membiayai pemerintahan  dan kelangsungan pembangunan.  Adapun tiga dampak positif pengusaha dalam menyelesaikan masalah-masalah di Negara berkembang. Yaitu:



21



1. Entrepreneur membuka jenis usaha baru dalam perekonomian. Usaha-usaha yang dikembangkan menambah heterogenitas usaha di Indonesia. Masyarakat menjadi kreatif dalam mengembangkan jenis usaha. 2. Menyediakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja. Ketika entrepreneur membuka usaha, berarti membuka langkah untuk mengurangi proporsi pengangguran dan pelamar kerja. 3. Meningkatkan output perkapita nasional. Peningkatan produktivitas akibat munculnya usaha-usaha baru meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan pendapatan masyarakat. Adapun Peran Pengusaha dalam perekonomian Bangsa, yaitu: 1. Pemutar gerak roda ekonomi. Dengan menjadi seorang wirausahawan, maka roda perekonomian akan terasa lebih bergerak. Seorang wirausahawan akan berusaha menciptakan produk atau jasa yang bisa di terima konsumen.  2. Pembuka atau penyedia lapangan kerja. Seorang wirausahawan bisa menyediakan lapangan kerja untuk masyarakat. 3. Pembayar pajak sebagai sumber pemasukan APBN/APBD. Wirausahawan juga mempunyai peran lain yaitu sebagai salah satu sumber pemasukan pemerintah baik pusat maupun daerah. Namun sayang Indonesia masih di kenal sebagai negara dengan biaya ekonomi tinggi, meskipun iklim wirausaha di Indonesia sudah cukup baik. 4. Penghasil devisa dari produk ekspor yang akan memperkuat cadangan devisa. Banyak wirausahawan Indonesia yang mampu menembus pasar mancanegara. Hal ini merupakan modal yang baik karena selain mengharumkan nama Indonesia, juga sebagai penghasil devisa yang akan memperkuat cadangan devisa.



22



5. Menjalankan peran sebagai fungsi sosial untuk memajukkan bangsa. Para wirausahawan dapat memajukkan bangsa melalui sumbangan-sumbangannya di berbagai bidang seperti pendidikan, budaya, kesehatan dan lain-lain. 



23



BAB III SIMPULAN DAN SARAN



A. KESIMPULAN 1. Permasalahan bangsa saat ini masih terus diupayakan oleh pemerintah untuk dapat menekan tantangan yang mengakibatkan lambatnya pembangunan bangsa indonesia. Tantangan bangsa itu sendiri yaitu, tingginya pertumbuhan penduduk indonesia namun tidak dengan ketersedian lapangan pekerjaan, semakin meningkatnya pengangguran dan kemiskinan, serta sumber daya manusia yang masih kurang optimal dalam mengelola sumber daya alam yang ada. 2. Wirausaha hadir sebagai salah satu cara efektif yang dapat meminimalisir berbagai permasalahan yang ada. Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung dan rugi. 3. Peran wirausaha dalam berbagai aspek bangsa indonesia meliputi : a. Aspek Ekonomi b. Aspek Pertanian c. Aspek Pendidikan d. Aspek Sosial B. SARAN Disarankan bagi setiap pembaca yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya dari apa yang tertulis di BAB Pembahasan di atas. Seorang wirausaha memang perlu untuk menghadapi sebuah risiko, karena dari proses risiko itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan juga semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus asa sikap yang sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar terus berkarya dengan usaha yang di jalankannya. 24



DAFTAR PUSTAKA



Anonim.



(2016). Peranan Penting Enterpreneur Bagi Negara. (Online), (http://idemotivasibisnis.blogspot.com/2016/09/peranan-penting-entrepreneur-baginegara.html, diakses 12 September 2021).



Frinces, Z. H. (2010). Pentingnya Profesi Wirausaha di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Pendidikan. 7(1) Khamimah, W. (2021). Peran Kewirausahaan dalam Memajukan Perekonomian Indonesia. Jurnal Disrupsi Bisnis. Vol. 4(3): (228-240) Mutiasari, A. (2018). Peran Entrepreneur Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Tingkat Pengangguran. Jurnal Prodi Ekonomi Syari’ah, 1(2) Rahim, Abd.Rahman (2019). Peran Wirausaha Dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Bangsa. Jurnal Economic Resources , 2(1) Tenrinippi, A. (2019). Kewirausahaan Sosial di Indonesia (Apa, Mengapa, Kapan, Siapa, dan Bagaimana). Meraja Journal, 2(3): 25-40.



25