Kel.9 Sap Terapi Ambulasi - 3B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Pokok bahasan



: Terapi Ambulasi



Sub pokok bahasan



: Penggunaan Alat Bantu Jalan Dengan Kursi Roda dan Tripod pada Lansia



Sasaran



: Lanjut Usia



Hari/tanggal



: Senin, 01 Maret 2021



Waktu



: 08.00-09.00 (60 menit)



Tempat



: Panti Werdha



Penyuluh



: Mahasiswa Stikes RS husada (Kelompok 9)



I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1x60 menit diharapkan klien memahami mengenai terapi ambulasi dan pengetahuan klien meningkat mengenai penggunaan alat bantu jalan dengan Kursi roda dan Tripod. II. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 60 menit, Klien mampu : 1. Mampu menyebutkan pengertian terapi ambulasi dan alat bantu jalan dengan benar. 2. Mampu menyebutkan tujuan terapi ambulasi dengan benar. 3. Mampu menyebutkan manfaat terapi ambulasi dengan benar. 4. Mampu menyebutkan indikasi terapi ambulasi dengan benar. 5. Mampu menyebutkan kontraindikasi terapi ambulasi dengan benar. 6. Mampu menyebutkan langkah-langkah penggunaan kursi roda dan tripod dengan benar. 7. Mendemostrasikan cara penggunaan alat bantu jalan dengan menggunakan kursi roda dan Tripod dengan benar. III. MATERI PENYULUHAN 1. Pengertian terapi ambulasi dan alat bantu jalan. 2. Tujuan terapi ambulasi. 3. Manfaat terapi ambulasi. 4. Indikasi terapi ambulasi. 5. Kontraindikasi terapi ambulasi.



6. Langkah – langkah penggunaan Kursi roda dan Tripod. IV. METODE PENYULUHAN 1. Ceramah 2. Demostrasi 3. Tanya jawab V. MEDIA PENYULUHAN 1. Ppt 2. Laptop 3. Kursi roda 4. Tongkat tripod. VI. KEGIATAN PEMBELAJARAN No. 1.



Tahapan dan waktu Pembukaan ( 15 menit)



1. 2. 3.



4.



5. 2.



Penyampaian materi(30menit)



1.



2. 3. 4. 5.



Kegiatan penyuluhan Mengucapkan salam. Memperkenalkan diri. Menjelaskan tujuan dan materi penyuluhan yang akan diberikan. Evaluasi awal pengetahuan yang dimiliki tentang terapi ambulasi. Melakukan apresiasi. Menjelaskan pengertian terapi ambulasi dan alat bantu jalan Menjelaskan tujuan terapi ambulasi Menjelaskan manfaat dari terapi ambulasi Menjelaskan indikasi terapi ambulasi. Menjelaskan kontraindikasi terapi ambulasi



Kegiatan sasaran 1. Menjawab salam. 2. Memperhatikan dan mendengarkan. 3. Memperhatikan dan mendengarkan dengan baik. 4. Menjawab. 5. Mengikuti apresiasi. 1. Memperhatikan dan mendengarkan dengan baik. 2. Memperhatikan dan mendengarkan dengan baik. 3. Memperhatikan dan mendengarkan dengan baik. 4. Memperhatikan dan mendengarkan



3.



Penutup menit)



6. Menjelaskan langkah – langkah penggunaan kursi roda dan tripod.



dengan baik. 5. Memperhatikan dan mendengarkan dengan baik.



1. Melakukan evaluasi akhir secara lisan.



1. Menjawab pertanyaan dan mendemostrasikan penggunaan kursi roda dan tripod dengan benar.



(15



2. Menyimpulkan materi penyuluhan dan hasil diskusi.



2. Menyimak kesimpulan.



3. Mengucapkan salam.



3. Menjawab salam.



VII. EVALUASI 1. Evaluasi struktual a. SAP dan media telah dikonsultasikan kepada pembimbing sebelum pelaksanaan. b. Pemberi materi telah menguasai seluruh materi. c. Tempat dipersiapkan H-3 sebelum pelaksanaan. d. Mahasiswa, dan klien berada ditempat sesuai kontrak waktu yang telah disepakati. 2. Evaluasi proses a. Proses pelaksanaan sesuai rencana. b. Klien aktif dalam diskusi dan tanya jawab. c. Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan. 3. Evaluasi hasil a. 60% klien mampu menyebutkan pengertian, 2 tujuan, 3 manfaat, indikasi, kontraindikasi dari terapi ambulasi. b. Klien dapat mendemostrasikan cara penggunaan kursi roda dan tripod dengan benar. Pertanyaan evaluasi : 1. Apa yang dimaksud dengan terapi ambulasi?



2. Sebutkan 2 dari 5 tujuan terapi ambulasi! 3. Sebutkan 3 dari 6 manfaat terapi ambulasi! 4. Sebutkan indikasi dari terapi ambulasi! 5. Sebutkan kontraindikasi dari terapi ambulasi!



Lampiran Materi TERAPI AMBULASI (PENGGUNAAN ALAT BANTU JALAN) 1. Pengertian Terapi mobilisasi Ambulasi Gangguan mobilitas fisik (imobilisasi) didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik. Individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik antara lain seperti lansia, dan individu yang mengalami kehilangan fungsi anatomik akibat perubahan fisiologis (kehilangan fungsi motorik, klien dengan stroke, klien penggunaan kursi roda), penggunaan alat eksternal (seperti gips atau traksi) dan pembatasan gerakan volunteer (Potter, 2005). Menurut Kozier (1995 dalam Asmandi 2008) ambulasi disebut sebagai aktifitas berjalan, ambulasi merupakan suatu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan otot. dengan demikian ambulasi dapat diartikan sebagai upaya dalam mempertahankan kemandirian klien dengan cara membimbing klien untuk mempertahankan fungsi fisiologisnya.



Alat bantu jalan merupakan sebuah alat yang dipergunakan untuk memudahkan klien dalam berjalan agar terhindar dari resiko cidera dan juga menurunkan ketergantungan pada orang lain. Alat bantu jalan pasien adalah alat yang digunakan pada penderita / klien yang mengalami penurunan otot dan patah tulang pada anggota gerak bawah serta gangguan keseimbangan. 2. Tujuan terapi ambulasi a. Memenuhi kebutuhan dasar manusia b. Mencegah terjadinya trauma c. Mempertahankan derajat kesehatan d. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari e. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh (Potter, 2005). 3. Manfaat Terapi mobilisasi Ambulasi a. Mencegah kehilangan mobilitas sendi (kontraktur) b. Mencegah kehilangan tonus otot dan tulang c. Mencegah konstipasi dan dekubitus d. Membantu mempertahankan kekuatan dan fungsi otot dan sendi e. Meminimalkan kerusakan kardiovaskuler f. Mencegah osteoporosis disuse 4. Indikasi Terapi Mobilisasi Ambulasi Indikasi penggunaan kursi roda : a. Paraplegia b. Tidak dapat berjalan atau tirah baring c. Pada pelaksanaan prosedur tindakan, misal klien akan foto rontgen d. Pasca amputasi kedua kaki Indikasi penggunaan tripod : a. Klien dengan pasca stroke b. Osteoarthritis sendi lutut c. Klien dengan gangguan keseimbangan pada lansia 5. Kontraindikasi terapi ambulasi



Kontraindikasi penggunaan kursi roda : a. Klien yang mempunyai penyakit kardiovaskuler b. Klien dengan keadaan lemas disertai pusing c. Klien dengan paralisis atau kelumpuhan total d. Jalanan yang akan dilewati kursi roda membahayakan pasien seperti jalan licin, curam, dan lainnya. Kontraindikasi penggunaan tripod : a. Klien dengan penurunan kesadaran b. Klien dengan kelemahan fisik 6. Langkah – langkah penggunaan alat bantu Jalan Langkah – langkah memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda : a. Rendahkan posisi tempat tidur pada posisi terendah sehingga kaki klien dapat menyentuh lantai. Kunci semua roda tempat tidur. b. Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengan tempat tidur. Kunci semua roda dari kursi roda. Lalu bantu klien pada posisi duduk di tepi tempat tidur. c. Kaji adanya hipotensi sebelum memindahkan klien dari tempat tidur. d. Ketika klien turun dari tempat tidur, perawat berdiri tepat dihadapannya dan klien meletakkan tangannya di pundak perawat. Selanjutnya, perawat meletakkan tangannya dipinggang klien. e. Sementara klien mendorong badannya ke posisi berdiri, perawat membantu mengangkat bagian atas tubuh klien. f. Klien dibiarkan berdiri selama beberapa detik untuk memastikan tidak adanya pusing g. Perawat tetap berdiri menghadap klien lalu memutar tubuh klien sehingga membelakangi kursi roda. Setelah itu, perawat memajukan salah satu kakinya dan memegang kedua lutut untuk menjaga keseimbangan, kemudian membantu klien untuk duduk di kursi roda. Langkah – langkah penggunaan alat bantu Tripod : a. Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien yang terkuat b. Jelaskan pada klien untuk memegang tongkat dengan tangan yang sehat c. Klien mulai melangkah dengan kaki yang terlemah, bergerak maju dengan tongkat, sehingga berat badan klien terbagi antar tongkat dan kaki yang terkuat



d. Kaki yang terkuat maju melangkah setelah tongkat, sehingga kaki terlemah dan berat badan klien disokong oleh tongkat dan kaki terkuat. e. Perawat berjalan disisi bagian tungkai klien yang lemah. Klien kemungkinan jatuh ke arah bagian tungkai yang lemah tersebut. f. Ajak klien berjalan selama waktu atau jarak yang telah ditetapkan dalam rencana keperawatan. g. Jika klien kehilangan keseimbangan atau kekuatannya dan tidak segera pulih, masukkan tangan perawat ke arah ketiak klien, dan ambil jarak berdiri yang luas untuk mendapatkan dasar tumpuan yang baik. Sandarkan klien pada pinggul anda sampai tiba bantuan, atau rendahkan badan perawat dan turunkan klien secara perlahan ke lantai.



DAFTAR PUSTAKA Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika. Konzier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC. Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC. Perry, Potter Peterson, 2005. Keterampilan dan Prosedur Dasar, Jakarta : EGC.