11 0 2 MB
TUGAS AKHIR PENGENDALIAN PROSES MODEL DINAMIK DAN ANALISIS PID TIPE SOAL A
Oleh : Hidayati Istiqomah
(1406533560)
Putty Ekadewi
(1406533535)
Silva Amanat Taqwa
(1406533604)
TEKNOLOGI BIOPROSES DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, 2017
SOAL Qin
h1
Q1, out Q2, out
h2
Diketahui : a : Penampang aliran pipa tangka 1 dan 2 = 7,1 x 10-6 m2 A : Luas penampang tangki 1 dan 2 = 2,3 x 10-3 m2 g : Percepatan Gravitasi = 9,82 m/det2 hs : 0,5 meter Pertanyaan : 1. Dengan menggunakan persamaan Bernouli, buktikan bahwa : π1, ππ’π‘ = πβ2π (β1) π2, ππ’π‘ = π β2π β2 2. Turunkan model dinamik dari perubahan ketinggian di tangki 1 dan 2 tersebut. 3. Cari persamaan Tranformasi Laplace dari model dinamik yang diturunkan dari soal no 2. 4. Buat model (sub-system) di dalam Simulink untuk no. 2. 5. Buat model (block transfer function) di Simulink no.3. 6. Dengan Simulink, buat perbandingan untuk kondisi open-loop response dari fungsi alih (transfer function) proses dengan menggunakan hasil dari no.4 dan no.5 dimana diketahui untuk fungsi alih dari valve dan sensor ( Gv = Gs) adalah
2
1 π +1
7. Dari hasil no.6, gunakan PRC metode ke-2 untuk mendapatkan nilai K, Ο΄, dan Ο, serta persamaan FOPDT-nya. 8. Lakukan tuning pengendalian dengan menggunakan Ziegler-Nichois untuk algoritma P, PI, dan PID, Tampilkan grafik hasilnya dalam satu gambar dan analisis hasilnya. 9. Rekomendasikan jenis valve (FO-failed open atau FC-failed close) dan sensor yang digunakan dalam sensor ini! Jawaban : 1. Membuktikan persamaan Q1,out dan Q2,out yang berasal dari prinsip hukum Bernoulli dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Persamaan Bernoulli, yaitu : π + ππβ +
1 ππ£ 2 = ππππ π‘ππ 2
Dimana untuk mendapatkan persamaan Q1,out adalah : π + ππ β1 +
1 1 π π12 ππ = π + ππβ2 + ππ22 ππ’π‘1 2 2
Pada peristiwa yang ada pada soal, diasumsikan bahwa : ο·
V1 = 0 karena berada dipermukaan fluida, selian itu diameter valve kecil sehingga fluida yang keluar tidak terlalu signifikan, V2 berada dikeluaran pipa.
ο·
Valve dalam keadaan terbuka, sehingga tekanan (P) dan Ο dalam keadaan yang tetap.
Maka : 1 ππ22 ππ’π‘ 1 2 1 πβ1 = π22 ππ’π‘ 1 2
ππβ1 =
π2ππ’π‘ 1 = β2πβ1 π1, ππ’π‘ = β2πβ1 π 3
π1, ππ’π‘ = πβ2πβ1
Untuk mendapatkan persamaan Q2,out adalah : 1 1 π π12 ππ2 = π + ππβ2 + ππ22 ππ’π‘2 2 2
π + ππ β1 +
Sama seperti persamaan 1, pada peristiwa tangki ke 2 dibuat asumsi-asumsi yang sama seperti tang ki 1, maka didapatkan : 1 0 = ππ22 ππ’π‘2 + ππβ2 2 π2ππ’π‘2 = β2πβ2 π2, ππ’π‘ = β2πβ2 π π2, ππ’π‘ = πβ2πβ2 2. Jawab: ο·
Tangki 1 A1 A1 A1
πβ1 = πππ β π1,ππ’π‘ ππ‘
πβ1 = πππ β πβ2πβ1 ππ‘
πβ1 β² ππ‘
= πππ β πβ2π.
1 2ββ1 π
. β1 β²
πβ1 β² πππ = β β1 β² β¦ . (1) π β2π ππ‘ π β2π ( ) ( ) 2ββ1 π 2ββ1 π π΄1
ο·
π1
πβ1 β² = πΎπ1 πππ β β1 β² ππ‘
A2
πβ2 = π1,ππ’π‘ β π2,ππ’π‘ ππ‘
Tangki 2
A2 A2
πβ2 = πβ2πβ1 β πβ2πβ2 ππ‘
πβ2 1 1 = πβ2π. . β1 β² β πβ2π. . β2 β² ππ‘ 2ββ1 π 2ββ2 π
4
πβ2 β2 β² β² β = β 1 β1 β β2 β² β¦ . (2) ππ‘ β1 π β2π ( ) 2ββ2 π π΄2
πβ2 β² π2 = πΎπ2 β1 β² β β2 β² ππ‘ 3. Jawab: ο·
Tangki 1 πβ1 β² β (π1 = πΎπ1 πππ β β1 β² ) ππ‘ π1 π β1 β² (π ) + β1 β² (π ) = πΎπ1 πππ (π ) β1 β² (π ) (π1 π + 1) = πΎπ1 πππ (π ) β1 β² (π ) πππ (π )
ο·
=
πΎπ1 β¦ . . (3) (π1 π + 1)
Tangki 2 πβ2 β² β (π2 = πΎπ2 β1 β² β β2 β² ) ππ‘ π2 π β2 β² (π ) + β2 β² (π ) = πΎπ2 β1 β² (π ) β2 β² (π ) (π2 π + 1) = πΎπ2 β1 β² (π ) β2 β² (π ) β1
4.
β² (π )
=
πΎπ2 β¦ . . (4) (π2 π + 1)
Jawab: Dengan merancang model subsistem dalam simulink berbasis model dinamik pada tangki 1 dan 2 yang telah dilinearisasi, yaitu persamaan (1) dan (2), didapatkan model sub-system seperti:
Dengan detail tiap subsistem:
5
ο·
Subsistem 1 (Tangki 1)
ο·
Taw 1
ο·
Kp1
ο·
Subsistem 2 (Tangki 2)
6
ο·
Taw 2
ο·
Kp 2
5.
Jawab: Untuk mendapatkan block transfer function, maka transfer function yang telah didapat pada persamaan 3 dan 4, perlu dimasukkan nilainya:
ο·
Tangki 1 β1 β² (π ) πππ (π )
=
πΎπ1 β¦ . . (3) (π1 π + 1)
7
πΎπ1 =
1
=
π β2π
( ) 2ββ1 π π1 =
π΄1
=
π β2π
( ) 2ββ1 π β1 β² (π ) πππ (π ) ο·
Tangki 2
1 7,1 β 10β6 β2 β 9,82 ( ) 2β0,5 2,3 β 10β3 7,1 β 10β6 β2 β 9,8 ( ) 2β0,5 =
= 103.37489
πΎπ1 44945.60821 = (π1 π + 1) 103.37489π + 1
β2 β² (π ) β1
= 44945.60821
β²
=
(π )
πΎπ2 β¦ . . (4) (π2 π + 1) β2 β²
0,5 πΎπ2 = β 1 = β =1 0,5 β1
π1 =
π΄2
=
π β2π
( ) 2ββ1 π β2 β² (π ) β1
β² (π )
2,3 β 10β3 7,1 β 10β6 β2 β 9,8 ( ) 2β0,5 =
πΎπ2 1 = (π2 π + 1) 103.37489π + 1
Block transfer function-nya menjadi:
6. ο·
= 103.37489
Jawab: Open-Loop-Response Subsystem Model
8
ο·
Open-Loop-Response Block Transfer Function Model
9
7.
Dari hasil no.6, gunakan PRC metode ke-2 untuk mendapatkan nilai K, Ο΄, dan Ο, serta persamaan FOPDT-nya. Jawab: Pada metode PRC, variabel-variabel yang terkait dapat direpresentasikan oleh gambar:
10
Selanjutnya FOPDT dicari menggunakan: πΎπ π βπ³π πΉπππ·π = ππ + 1 Dari gambar tersebut diindentifikasi variabel-variabel, serta nilainya yang digunakan dalam perhitungan FOPDT sebagai berikut: No.
Variabel
Nilai
1
t (time)
1
2
Kp
49915
3
Ξ
49915
4
Ξ΄
1
5
Ο
203.18085
6
ΞΈ
51.80915
7
63%Ξ
31446.45
8
28%Ξ
13976.2
9
t at 63%Ξ
254.99
10
t at 28%Ξ
119.5361
11
Kolom pada tabel tersebut diisi menggunakan grafik PRC. Dari diagram, diperoleh kurva:
12
Dari ujung kurva tersebut, dapat dilihat bahwa sistem mencapai keadaan stabil pada β
4.4915x104 (β). Dari sini diperoleh nilai πΎπ = πΏ = step input (πΏ) = 1. Untuk t at 63%Ξ:
13
4.4915π₯104 1
= 44915. Dengan nilai
Dengan demikian diperoleh t pada: 254.99 Untuk t at 28%Ξ:
14
Dengan demikian diperoleh t pada: 119.5361 dan ππΆπ·π«π» =
8.
πππππ(πβππ.πππππ) πππ.πππππ + π
Lakukan tuning pengendalian dengan menggunakan Ziegler-Nichois untuk algoritma P, PI, dan PID, Tampilkan grafik hasilnya dalam satu gambar dan analisis hasilnya.
Persamaan Ziegler-Nichols:
Dari komponen persamaan FOPDT pada soal sebelumnya dapat diketahui nilai komponen-komponen terkait di sistem tuning pengendalian tuning Ziegler-Nichols yaitu:
P PI PID
Kp 7.85679E-05 7.07111E-05 9.42815E-05
Ti
Td
170.970195 103.6183 25.904575
Dari komponen tuning tersebut dapat dikalkulasi komponen-komponen kontroller untuk P, PI, dan PID, yaitu: P 7.85679E-05 7.07111E-05 9.42815E-05
I
D
4.13587E-07 9.09892E-07
0.002442322
15
Selanjutnya memasukkan komponen-komponen tersebut ke dalam block PID controller pada simulink untuk memperoleh grafik perbandingan ketiga jenis pengendalian.
Legenda: (biru: PID, kuning: P) pada zooming skala ini kontroller PI dan PID memiliki nilai yang sangat berdekatan sehingga tidak terlihat perbedaan, namun saat dizooming lebih lanjut terhadap sumbu-Y, terlihat perbedaan seperti gambar berikut.
16
Dapat dilihat bahwa pada gambar di atas, terjadi osilasi. Kontroler PID lebih dahulu mencapai keadaan steady-state, meskipun kontroler PI juga dapat mencapai keadaan steady. Apabila digambarkan dengan lebih jelas, akan seperti in (Kuning P, Biru PI, Merah PID):
Adapun susunan block yang dimasukkan pada aplikasi Simulink untuk memperoleh grafik tersebut adalah sebagai berikut:
17
9. Rekomendasikan jenis valve (FO-failed open atau FC-failed close) dan sensor yang digunakan dalam sensor ini yaitu : Fail Open (FO) β Air to Close Katup akan terbuka karena kehilangan sinyal atau tenaga. Jenis katup ini membutuhkan tekanan udara agar tetap tertutup. Setelah tekanan udara yang dibutuhkan hilang, katup secara alami akan terbuka. Di bawah pemadaman listrik, sumber tekanan udara akan hilang dan katupnya akan "gagal" terbuka. Fail Close (FC) - Air to Open Katup akan menutup saat sinyal terputus atau hilang. Ini kebalikan dari skenario di atas. Karena tekanan udara diperlukan untuk menjaga katup tetap terbuka, maka akan otomatis tertutup saat listrik hilang karena tidak lagi menjadi sumber udara yang berfungsi. Penentuan jenis valve yang akan digunakan disesuaikan dengan dengan kebutuhan operasi untuk mencegah kecelakaan pekerja dan kerusakan fasilitas. Apabila dalam sistem ini berada dalam tekanan dan suhu konstan dan memproses senyawa yang berharga, maka direkomendasikan untuk menggunakan jenis valve berupa failed close (FC). Pada valve jenis failed close, posisi awal katup adalah tertutup dan untuk membukanya diperlukan suplai udara. Ketika pabrik mengalami shut down dan mengakibatkan tidak ada suplai udara, maka katup secara otomatis akan tertutup serta senyawa yang sedang diproses akan tetap berada dalam tangki. Jika dilihat dari segi keamanan, jenis valve FC ini akan mencegah terjadinya kebocoran ketika terjadi 18
kegagalan sistem, terutama apabila dalam proses yang mengalir adalah limbah, maka mencegah kebocoran yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan kerusakan fasilitas. Jadi penggunaan valve FC merupakan jenis valve yang tepat dalam sistem ini.
Sumber : Spence, Jake. 2016. How to Choose a Fail-Safe Position for your Valves. https://blog.craneengineering.net/how-to-choose-a-fail-safe-position-for-your-valves. [Diakses pada 14 Mei 2017]
19