Kelompok 2 Kasus JS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KELOMPOK 2



Gemilang Emas Rafalia Harditasya Putri Shafa Falbiah Andini Talitha Maulida Lovita Alastri Muhammad Daffa A. Ruth Veronika Rizki Setyastuti



1810112087 1810112022 1810112029 1810112036 1810112050 1810112056 1810112058 1810112117



Perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. Satu-satunya perusahaan asuransi jiwa milik BUMN.



2002 Jiwasraya mengalami kesulitan



2014 menggelontorkan banyak dana sponsor



2006 telah membukukan laba semu



2017 memperoleh opini tidak wajar



2015 meluncurkan JS Saving Plan dengan cost of fund sangat tinggi



2018 membukukan kerugian unaudited



Analisis rasio keuangan merupakan bentuk analisis untuk mengukur kinerja perusahaan berdasarkan data perbandingan yang ditulis dalam laporan keuangan seperti laporan neraca, laba/rugi, dan arus kas dalam satu periode tertentu. Oleh karena itu, analisis rasio keuangan juga biasa disebut dengan analisis laporan keuangan . Analisis ini biasanya dilakukan oleh akuntan pada akhir periode perusahaan dalam satu tahun. Hasil analisis kemudian dilaporkan kepada pihak manajemen sebagai pedoman informasi untuk menentukan keputusan atau kebijakan perusahaan di periode selanjutnya.



Jiwasraya melakukan likuidasi aset-aset yang dimiliki PT. Asuransi Jiwasraya. Dibayarkan kepada pemegang polis tradisional yang relatif kecil jumlahnya. Sampai saat ini masih ada sisa aset yang bisa dilikuidasi kedepannya termasuk melakukan repo atas aset investasi Jiwasraya.



Staf khusus BUMN mengatakan ada sejumlah skema yang dilakukan yaitu: 1. Penjualan saham anak usaha (Rp3T) 2. Holding Asuransi (Rp8T untuk 4 thn) 3. Penjualan aset finansial (Rp5.6T) Skema bail out dimana jika holding sudah terbentuk, saat Jiwasraya mengeluarkan surat utang dan harapannya bisa dibeli oleh holding tersebut.



Rasio Likuiditas dibutuhkan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendek. Di dalam rasio likuiditas ini terdapat tiga rasio yang bergabung menjadi satu, yaitu current ratio, quick ratio, dan cash ratio.



Didalam indikator kesehatan keuangan Jiwasraya bagian rasio likuiditas, diketahui bahwa kemampuan Jiwasraya dalam membayar utang jangka pendek tahun 2018 sebesar 29.47% dan semakin menurun pada tahun 2019 yang hanya berada di tingkat 5.67%



Rasio Solvabilitas dibutuhkan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam memenuhi utang jangka panjang. Selain itu juga digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan asuransi



Didalam indikator kesehatan keuangan Jiwasraya bagian pemenuhan tingkat solvabilitas, diketahui bahwa rasio pencapaian pada tahun 2018 sebesar -1431.02% dan semakin menurun pada tahun 2019 yaitu sebesar -1866.10%. Keduanya sangat jauh dari batas minimal yang ditetapkan oleh OJK sebesar 120%



Digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada periode tertentu lalu dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya. Tingkat profitabilitas dapat diukur dari RBC atau tingkat solvabilitas, diketahui tingkat solvabilitas Jiwasraya jauh dibawah standar bahkan bernilai negatif. Hal ini menunjukkan tingkat profitabilitas Jiwasraya juga sangat rendah bahkan bisa negatif. Net Profit Margin = laba bersih setelah pajak / pendapatan = -19,739,382 / 10,553,600 = -1.87 atau -187%



PT Asuransi Jiwasraya dililit masalah gagal bayar polis dn salah penempatan investasi. Potensi kerugian BUMN asuransi ini mencapai Rp 13,7 triliun. Sebenarnya BPK telah mengingatkan KAP bahwa Jiwasraya ini bermasalah sejak lama. Audit BPK yang di dalamnya dikerjakan oleh seorang akuntan juga. Tahun 2016, BPK lakukan audit terhadap Jiwasraya. Kata dia, jika otoritas seperti Kementerian BUMN membaca laporan audit BPK, sudah jelas harusnya kesalahan-kesalahan potensi fraud yang dibuat Jiwasraya itu dari yang paling kecil hingga paling besar dipaparkan.



Laporan keuangan JS 2017 tersebut terdapat temuan dari akuntan publik yang menyatakan terdapat kekuarangan cadangan teknis sebesar Rp 7 triliun. Sehingga, auditor menilai laporan keuangan JS yang disusun perusahaan dan diumumkan direksi terdapat keuntungan 360 miliar tidak tepat. Hal ini sama dengan pernyataan auditor BPK. Dan BPK VS KAP sepakat bahwa Jiwasraya bermasalah.



KESIMPULAN