Kelompok 4 2-A - Masuknya Filsafat Ke Dunia Islam Atau Pandangan Filosof Muslim Terhadap Filsafat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FILSAFAT MASUKNYA FILASAFAT KE DUNIA ISLAM DAN PANDANGAN FILSOF MUSLIM TERHADAP FILSAFAT Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Dosen Pengampu, Prof. Dr. H. Adang Hambali .MPd



Disusun Oleh : 1. Beni Aditia (1206000033) 2. Devi Anita Febriana (1206000041)



PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI 2/A UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Masuknya Filsafat Ke Dunia Islam dan Pandangan Filosof Muslim Terhadap Filsafat ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Prof. Dr. H. Adang Hambali. MPd pada mata kuliah Filsafat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana filsafat masuk ke dunia Islam dan bagaimana pandangan para filosof terhadap filsafat bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. H. Adang Hambali. MPd selaku dosen mata kuliah Filsafat yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai Masuknya Filsafat Ke Dunia Islam dan Pandangan Filosof Muslim Terhadap Filsafat. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.   Bandung, 13 Maret 2021   Penulis    



 



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4 A. Latar Belakang....................................................................................................................4 B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4 C. Tujuan.........................................................................................................................................5



BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6 A.  Pengertian Filsafat Islam..........................................................................................................6 B.  Sejarah Filsafat Islam................................................................................................................6 C.  Pandangan Filsuf Muslim Terhadap Filsafat..........................................................................8 D.  Hubungan Filsafat Islam dengan Filsafat Yunani.................................................................11



BAB III PENUTUP................................................................................................................13 A.



Kesimpulan............................................................................................................................13



DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14



 



           



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filsafat islam adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah dan peradaban umat islam. Filsafat juga telah menjadi saksi bisu bagaimana perjuangan kaum intelektual muslim berusaha untuk mengadopsi beberapa pemahaman dan teori dari ilmu pengetahuan yang dianut oleh bangsa barat. Filsafat islam berusaha membuktikan bahwasanya wahyu dan akal itu saling keterkaitan dan tidak kontradiktif.  Dilihat dari sudut pandang sejarah bahwasanya filsafat islam dimulai oleh pengaruh kebudayaan hellenis, yang terjadi akibat bertemunya kebudayaan timur dan barat atau dalam hal lebih spesifiknya adalah kebudayaan Persia dan yunani. Pengaruh tersebut dimulai ketika Alexander the grat, yang merupakan salah satu murid Aristoteles berhasil menduduki wilayah Persia pada 331 M. Oleh karenanya pada saat itu terjadi akulturasi budaya yang dimana didalamnya ada benih-benih tentang kajian mengenai filsafat dalam masyarakat muslim di kemudian hari.                    Penerjemahan literatur-literatur keilmuan dari Bahasa yunani kedalam Bahasa arab mulai dilakukan secara besar-besaran, era ini terjadi pada masa Bani Abbsiyah (750-1250 an M) dan memberikan pengaruh yang signifikan pada kemunculan filsafat awal dalam dunia islam. Akan tetapi filsafat pada perjalanannya di dunia islam tidak begitu saja dapat diterima oleh semua kalangan, ada banyak kritikan dan pandangan yang ditujukan kepada filsafat oleh para filosof muslim. Akan tetapi kita tidak dapat menutup sebelah mata bahwasanya filsafat telah memberikan pengaruh besar terhadap kemajuan umat muslim saat ini, terutama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. B. Rumusan Masalah 1.     Pengertian Filsafat Islam 2.     Sejarah Filsafat Islam 3.     Pandangan Filsuf Muslim Terhadap Filsafat 4.     Hubungan Filsafat Islam Dengan Filsafat Yunani



C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “sejarah masuknya filsafat ke dunia islam dan pandangan filosof muslim terhadap filsafat” adalah disamping memenuhi tugas filsafat, juga untuk memberikan insight kepada penulis dan pembaca mengenai filsafat dalam dunia islam serta untuk memberikan sumbangan pemikiran baik teoritis maupun praktis. Tujuan selanjutnya dari penulisan makalah ini yaitu membahas semua point-point yang ada di rumusan masalah mulai dari pengertian filsafat islam, bagaimana sejarahnya filsafat islam, dan untuk mengetahui bagaimana pandangan filsuf muslim terhadap filsafat hingga apa hubungan filsafat islam dengan filsafat yunani.



BAB II PEMBAHASAN



A.  Pengertian Filsafat Islam Sebelum kita mengetahui lebih lanjut tentang ilmu filsafat islam maka kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi ilmu filsafat secara umum. Secara bahasa kata filsafat berasal dari kata falsafah (hikmah) dalam bahasa Arab dan berasal dari bahasa Yunani philosophia atau philein yang artinya mencintai dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Jadi bisa Filsafat berarti sebagai kecintaan terhadap kebijaksanaan. Ilmu filsafat yang sekarang dikenal adalah suatu ilmu yang mempelajari hasil pemikiran manusia dan merupakan pandangan hidup seseorang yang mendasarkan pemikirannya akan kehidupan yang ingin ia jalani.  Orang-orang yang mendalami ilmu filsafat biasanya sering berpikir dan disebut sebagai filsuf. Banyak tokoh filosofi Yunani yang sangat terkenal hingga hari ini dan nama mereka disebutkan dalam buku-buku filsafat dunia. Meskipun demikian tidak berarti bahwa umat islam tidaklah memiliki dasar ilmu filsafat sendiri. Umat islam atau para cendekiawan muslim dulu banyak yang merupakan tokoh filosofi dan mereka menuangkan pemikiran mereka sendiri ke dalam ilmu filsafat tersebut. Ilmu filsafat juga mempelajari hakikat kebenaran suatu ilmu dan berdasarkan pada ajaran dan nilai-nilai agama islam disebut sebagai ilmu filsafat islam. Filsafat Islam adalah pengetahuan tentang segala yang ada dan harus dibuktikan melalui metode atau cara yang digunakan untuk menyelidiki asas dan sebab suatu benda tersebut berdasarkan pemikiran agama islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Meskipun diadaptasi dari nilainilai budaya barat atau Yunani, ilmu filsafat islam tetap memiliki kaidah tersendiri. Hal yang biasanya dipikirkan atau dibahas dalam filsafat islam adalah mengenai ketauhidan atau ketuhanan, kerasulan, kitab, hubungan manusia dan sesamanya, lingkungan dan juga, mencakup ilmu tasawuf atau kebatinan. B.  Sejarah Filsafat Islam 1. Awal Mula Perkembangan Filsafat Sejarah filsafat islam dimulai ketika Raja Iskandar Zulkarnain melakukan ekspansi militer ke beberapa Negara di benua Eropa dan Afrika dan termasuk menguasai kota Iskandariah di Mesir. Di Kota tersebut yakni sekitar abad ke 3 Masehi, Raja Ptolomeus di Mesir



membangun Universitas Iskandaria dan dari situlah para ilmuwan barat memperkenalkan ilmu filsafat termasuk diantaranya para cendekiawan atau pemikir dari Yunani. Selanjutnya budaya bangsa Yunani tersebut mulai mengalami perpaduan dengan budaya baru bangsa Arab dan kemudian dikenallah ilmu filsafat dalam islam. 2. Perkembangan Filsafat Di Kota Harran Selain kota Iskandariyah, pengaruh budaya filsafat bangsa barat juga berkembang di kota Harran yang terletak disebelah utara negeri Syiria atau yang saat itu dikenal dengan sebutan Syam. Kota Harran tersebut kemudian jatuh ke tangan bangsa Arab dan selanjutnya menjadi lebih terbuka dengan falsafah dan kebudayaan bangsa barat khususnya bangsa Yunani. Di Bawah pemerintahan Harun al rasyid, penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan Yunani kedalam bahasa Arab Pun dimulai. Pada mulanya yang dipentingkan adalah buku-buku mengenai kedokteran, tetapi kemudian juga mengenai ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan lain dan filsafat. Buku-buku itu diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa siria, bahasa ilmu pengetahuan di Mesopotamia di waktu itu, kemudian baru ke dalam bahasa Arab. Akhirnya penerjemahan diadakan langsung ke dalam bahasa Arab. Dengan kegiatan penerjemahan inilah sebagian besar dari karangan-karangan Aristoteles, Plato, Galen, serta karangankarangan mengenai neoplatonisme dan ilmu kedokteran dan juga karangan-karangan mengenai ilmu pengetahuan Yunani lainnya dapatlah dibaca. 3. Perkembangan Filsafat Di Baghdad Baghdad, ibukota Negara Irak juga merupakan salah satu pusat perkembangan ilmu filsafat pada zaman dahulu. Setelah Baghdad mengalami perkembangan pesat, pusat studi ilmu dan filsafat berpindah dari Harran ke Baghdad dan selanjutnya para ahli yang menguasai filsafat juga turut berpindah ke kota tersebut. Baghdad adalah sebuah kota yang merupakan pusat studi ilmu pengetahuan yang populer saat itu. Di kota ini berdiri lembaga ilmu pengetahuan yang bernama Bait al-Hikmah. Pusat studi yang pada mulanya lahir di Yunani berpindah ke Iskandariyah dan selanjutnya ke Antioch dan berakhir ke kota Haran pada zaman khalifah al-Mu'tadhid (892-902). Pusat studi tersebut berpindah dari Haran ke Baghdad. Di antara guru besar filsafat yang mengajar di Baghdad saat itu antara lain: Quwairi, guru Abu Basyar Matta dan Yuhanna Ibn Hilan, guru al-Farabi. Dari sinilah



kemudian bermunculan para filosof Muslim dari al-Kindi hingga al-Ghazali dst. Sebenarnya kaum muslimin pada masa permulaan Islam tidak bermaksud untuk menukilkan filsafat secara langsung, dengan asumsi yang demikian itu belum dianggap penting, bahkan mereka tidak bermaksud menukilkan ilmu asing. Bilamana ada ilmu-ilmu asing yang telah merembes ke Arab (Islam), hal itu karena adanya hubungan bangsa Arab dengan bangsa-bangsa sekitarnya. Penerjemahan buku-buku filsafat yang dilakukan orang-orang Arab pada mulanya bukanlah bertujuan untuk mempelajari filsafat. Kecenderungan bangsa Arab kala itu pada ilmu pengetahuan bukan pada filsafat. Akan tetapi karena buku-buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab tersebut kebanyakan karya dari para Filosof Yunani, yang mencampuradukkan antara filsafat dan ilmu pengetahuan, maka orang-orang Arab yang mempelajari ilmu pengetahuan terdorong pula untuk mengenal filsafat, mempelajari aliranalirannya, riwayat hidup para filsuf dan pendapat-pendapat mereka mengenai hubungan ilmu pengetahuan dan filsafat. Meskipun diadaptasi dari nilai-nilai budaya barat atau Yunani, ilmu filsafat islam tetap memiliki kaidah tersendiri. Maka akhirnya filsafat yang pindah ke negeri Arab tersebut lebih dikenal dengan istilah filsafat Islam. Sebut saja penerjemah terkenal ilmu filsafat dari kalangan bangsa Arab yang terkenal yakni Tsabit bin Qurrah dan juga Qista bin Luca. Kemajuan pesat ilmu filsafat saat itu memang didukung oleh para guru dan penerjemah sehingga tidak hanya kota dan kebudayaannya saja yang berkembang, di zaman itu juga lahirlah sosok pemikir islam yakni Al Farabi dan Al Kindi. C.  Pandangan Filsuf Muslim Terhadap Filsafat 1. Al-Kindi (801-873 M) Al-Kindi (Abu Yusuf Ya’kub ibn Ishaq ibn Shabbah ibn Imran ibn Ismail Al-Ash’ast ibn qais Al-Kindi)  Beliau adalah Filosof pertama dalam islam, yang menyelaraskan antara agama dengan filsafat (wahyu dan akal, akidah dan hikmah). Ia melicinkan jalan bagi AlFarabi, Ibn-Sina,dan Ibn-Rusyd. Ia memberikan dua pandangan berbeda. Pertama, mengikuti jalur ahli logika dan memfilsafatkan agama. Kedua, memandang agama sebagai sebuah ilmu ilahiah dan menempatkannya di atas filsafat. Ilmu ilahiah ini diketahui lewat jalur nabi. Oleh karena itu, melalui penafsiran filosofis agama menjadi selaras dengan filsafat. Bagi Al-Kindi, filsafat adalah ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan. Filsafat, dalam



pandangan Al-Kindi, bertujuan untuk memperkuat agama dan merupakan bagian dari kebudayaan islam. (sumber: jurnal.lain-samarinda.ac.id) 2. Ibn-Rusyd (1126-1198)  Ibn-Rusyd (Abu Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd) adalah seorang filosof islam besar yang sudah terkenal dengan berbagai pemikirannya, termasuk pandangannya terhadap filsafat itu sendiri. Dia berusaha untuk mengaitkan atau menghubungkan antara filsafat dan agama. Dalam pandangan Ibn-Rusyd beliau meyakinkan bahwa antara filsafat dan agama merupakan hal yang saling berkaitan, filsafat sendiri berusaha untuk mengungkap suatu kebenaran, demikian dengan agama yang juga berusaha untuk mengungkap kebenaran sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan atau saling berkaitan. Hal ini pula telah beliau tuangkan dalam buku yang berjudul “Fashl Al-Maqal Wa Taqrir Ma Bain Al-HikmahWa AlSyariah Min Al-Ittishal”.(sumber: journal.uin.jkt.ac.id) 3. Al- Ghazali (1058-1111) Al-ghazali (Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad Al-Ghazali) merupakan pemikir muslim yang memberikan kontribusi besar dalam keilmuan islam. Ia selalu hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mencari suasana baru, untuk mendalami pengetahuan dan mengajarkan pengetahuan. Pandangan Al-Ghazali terhadap teori ketuhanan (ilahiyyat) Al-Farabi, dan Ibn-Sina yang terpengaruhi oleh filsafat Aristoteles, lebih memahasucikan dan mengabstrakkan tuhan dibanding dengan yang dikembangkan oleh kaum mu’tazilah, menjauhkan tuhan secara total dari segala yang memiliki cela inderawi dan materi. Lebih jelas Al-Farabi mengemukakan pemikiran Al-Farabi, dan Ibn-Sina tersebut jelas-jelas tidak bisa diterima dalam pandangan islam. Sebab dalam ajaran islam Allah merupakan dzat yang pencipta (Al-Khaliq) yaitu yang menciptakan sesuatu dari yang tiada. Kalua alam dikatakan qadim, tidak bermula, berarti alam bukanlah diciptakan dan dengan demikian Tuhan bukanlah pencipta. Al-Ghazali sendiri merupakan sosok yang banyak mengikuti dan membentengi aliran Asy’Ariyah. Dia mencoba menyelaraskan akal dengan naql. Ia berpendapat bahwa akal harus digunakan sebagai penopang. Karena ia biasa mengetahui dirinya sendiri dan bisa mempersepsi benda lain. Argumentasi-argumentasi yang dibangun Al-Asy’ari mengenai konsep ketuhanan (ilahiyyat) lebih mendekati kepada argumentasi yang bersifat filosofis



dibandingkan agamis. Oleh karena itu pada akhirnya Al-Ghazali mencoba jalan lain yang dianggapnya lebih agamis, yaitu menempuh jalur tasawuf. (sumber: media.neleti.com) 4. Ar-Razi (250-313 H/864-925 M) Filsuf Muslim terkemuka yang muncul setelah al-Kindi adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi. Ia lahir, tumbuh, dan wafat di Rayy, dekat Teheran, Iran. Tetapi, ia juga pernah hidup berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lain. Ia adalah dokter terbesar yang dilahirkan dunia Islam zaman klasik. Ia pernah menjadi direktur rumah sakit Rayy dan pernah pula menjadi direktur rumah sakit Baghdad. Ketekunan dan kesungguhannya dalam menulis luar biasa. Ia pernah menulis dalam setahun lebih dari 20 ribu lembar kertas. Karya-karya tulisnya mencapai 232 buah buku atau risalah, yang kebanyakan dalam bidang kedokteran. Di samping itu, ia juga banyak menulis karya-karya yang berhubungan dengan filsafat. Namun, hampir semua karya tulisnya dalam bidang filsafat belum dijumpai. Banyak pihak menduga karya-karya filsafatnya telah dihancurkan oleh lawan-lawannya yang telah menuduhnya sebagai seorang mulhid (menyimpang dari, atau mengingkari ajaran Islam). 5. Ibn Sina (980-1037 M). Falsafah yang terbaik mengenai jiwa adalah pemikiran yang diberikan Ibn Sina. Jiwa sebagai prinsip kehidupan, merupakan sebuah pancaran (emanasi) dari akal kecerdasan aktif. Definisi yang umum tentang jiwa adalah “Kesempurnaan yang pertama dalam tubuh organic”, baik ketika ia dibentuk tumbuh dan diberi makan (seperti dalam kasus jiwa hewani), atau ketika ia memahami hal-hal universal dan bertindak berdasarkan pertumbuhan yang mendalam (seperti kasus dalam jiwa insani). Ibn Sina sama dengan al-Farabi ia membagi jiwa ke dalam tiga bagian. Pertama, Jiwa nabati (ruh nabati), ia mempunyai daya makan, tumbuh dan berkembang biak. Kedua, jiwa binatang (ruh Haywani) yang mempunyai daya gerak pindah dari satu tempat ketempat yang lain dan daya menangkap dengan panca indra. Misal; pendengaran, penglihatan, perasa, peraba, juga indra yang ada diotak. Misal: menerima pesan indra, pengingat (memory) yang mengkode (menyimpan) arti-arti. Ketiga, Jiwa manusia (ruh Insani), mempunyai satu daya, yaitu berpikir yang disebut akal. Akal terbagi dua: Akal praktis (al-Aql al-Fa’al) yang menerima arti-arti yang berasal



dari materi melalui indra pengingat yang ada dari jiwa binatang. Akal teoritis (al-aql alNadhari) yang menangkap arti-arti murni yang tak ada dalam materi seperti Tuhan, ruh dan Malaikat. Akal yang memungkinkan kita membentuk konsep-konsep universal, memahami berbagai macam makna dan saling hubungan antara berbagai hal, melibatkan diri dalam diskusi argumentatif dan memiliki pemikiran abstak secara umum D.  Hubungan Filsafat Islam dengan Filsafat Yunani 1.   Secara Historis Para Filsuf Islam banyak mengambil dan mengartikan buku-buku yang ditulis dengan bahasa Yunani kedalam bahasa Arab. Kemudian pemikiran para Filsuf Islam pada saat itu juga banyak yang terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran dari filsuf Yunani, seperti Aristoteles dan Plato. Filsafat Islam dapat dikatakan sebagai pembembang dan penerus dari filsafat Yunani, yang kemudian disebarkan ke dunia Barat, dan oleh barat kemudian diteruskan dan dikembangkan lagi hingga sekarang. Aktivitas para filsuf Muslim bersentuhan dengan penafsiran Al-qur’an. Al-Qur’an secara filosofis besar sekali. Al-kindi misalnya, yang dikenal sebagai bapak filsuf Arab dan Muslim, berpendapat bahwa untuk memahami al qur'an dengan benar, isinya harus ditafsirkan secara Rasional, bahkan filosofis. Al-Kindi berpendapat bahwa Al-Qur’an mengandung ayat-ayat yang mengajak manusia untuk merenungkan peristiwa-peristiwa alam dan menyingkapkan makna yang lebih dalam dibalik terbit-tenggelamnya matahari, berkembang-menyudutnya bulan, pasang surutnya air laut dan seterusnya. Ajakan ini merupakan seruan untuk berfilsafat. Seperti halnya Al-Kindi, Ibn Rusyd pun berpendapat demikian. Lebih jauh Ibn Rusyd nmenyatakan bahwa tujuan dasar filsafat adalah memperoleh pengetahuan yang benar dan berbuat benar.Dalam hal ini filsafat sesuai dengan agama sebab tujuan agama pun tidak lain adalah menjamin pengetahuan yang benar bagi umat Manusia dan menunjukkan jalan yang benar bagi kehidupan yang praktis. 2.     Doktrin Dalam ajaran Islam, akal mempunyai kedudukan yang tinggi dan banyak dipakai, bukan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan saja, Tetapi juga dalam perekembangan ajaran-ajaran keagamaan Islam itu sendiri. Dalam ajaran islam, pemakaian



akal memang tidak diberi kebebasan mutlak sehingga pemikir islam dapat melanggar garisgaris yang telah ditentukan oleh Quran dan hadits, tetapi tidak pula diikat dengan ketat. Perlu ditegaskan di sini bahwa pemakaian akal yang di perintahkan Al-Quran, seperti yang terdapat dalam ayat-ayat kauniyah, mendorong manusia untuk meneliti alam-alam sekitarnya, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Penggunaan akal yang maksimal dalam rangka memahami hakikat wujud atas sesuatu itulah sesungguhnya dunia filsafat. Namun demikian, peranan akal yang maksimal dalam pembahasan masalah-masalah keagamaan islam itu dijumpai bukan hanya dalam filsafat, tetapi juga dalam bidang teologi, dan bahkan dalam fiqih dan tafsir Al-Quran sendiri. Hanya saja perbedaan jika dalam bidang fiqih dan teologi, akal banyak dipakai dalam memahami teks-teks keagamaan dalam AlQuran dan hadits, sedangkan dalam filsafat islam, sebagai bentuk pemikiran yang sedalamdalamnya, tentang wujud akal yang banyak dipakai dan berguna pemakaiannya dalam ilmu fiqih dan teologi. Hubungan Doktrin atau Pemikiran antara Filsafat Islam dengan Filsafat Yunani adalah sama pada pola pikirnya saja, yaitu berpikir dengan kehendak bebas dan tanggung jawab manusia (Rasional dan Liberal). Namun pada penerapannya, Filsafat Islam lebih menggunakan pola pikir tersebut untuk membantu menjelaskan tafsir, maksud, dan tujuan dalam melihat agama Islam (Al-Qur’an dan Al-Hadist).



 



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara bahasa kata filsafat berasal dari kata falsafah dalam bahasa Arab dan berasal dari bahasa Yunani philosophia atau philein yang artinya mencintai dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Ilmu filsafat adalah suatu ilmu yang mempelajari hasil pemikiran manusia dan merupakan pandangan hidup seseorang yang mendasarkan pemikirannya akan kehidupan yang ingin ia jalani. Sedangkan Filsafat Islam adalah pengetahuan tentang segala yang ada dan harus dibuktikan melalui metode atau cara yang digunakan untuk menyelidiki asas dan sebab suatu benda tersebut berdasarkan pemikiran agama islam yang sesuai dengan AlQur’an dan Al-Hadits. Para filosuf Islam banyak mengambil pemikiran dan teori-teori para filsuf Yunani. Penerjemahan karya-karya Yunani pada abad ke-8 M dianggap sebagai masuknya filsafat Yunani ke dunia Islam. Gerakan penerjemahan berkembang pesat karena mendapat dukungan penguasa (khalifah). Dari hasil penerjemahan tersebut, lahirlah pemikiran-pemikiran filosofis dalam Islam. Dalam pengembangan selanjutnya pemikiran-pemikiran para filosof nonMuslim itu dikembangkan sesuai dengan akidah dan ajaran-ajaran Islam, agar tidak bertentangan.        



DAFTAR PUSTAKA ·   Dalamislam.com. (n.d.). Ilmu Filsafat Islam: Pengertian, Sejarah dan Tokohnya. Diakses pada 13 Maret 2021, dari https://dalamislam.com/dasar-islam/ilmu-filsafatislam ·       Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Filsafat, (Surabaya : Sunan Ampel Press, 2012), halm. 6-10 ·       Filsafatkebingungan.blogspot.com. (26 Oktober 2015). Makalah Filsafat Islam Sejarah Filsafat Islam. Diakses pada 13 Maret 2021, dari /http://filsafatkebingungan.blogspot.com/2015/10/filsafat-islam-sejarah-filsafatislam.html ·   Uin-malang.ac.id. (12 November 2013). Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Filsafat Islam. Diakses pada 13 Maret 2021, dari https://www.uinmalang.ac.id/blog/post/read/131101/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan-filsafatislam.html