Kesehatan Lingkungan Dalam SDGS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Sudarno Nim : N1A1319017 1. Kesehatan lingkungan dalam SDGs Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan global sebelumnya yaitu MDGs atau Milennium Development Goals, Peserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Bulan September 2015 meluncurkan SDGs atau Suistanable Development Goals yang yang salah satunya di ikuti indonsia. SDGs adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahanperubahan kearah pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak ada seorang pun yang terlewatkan atau "No-one Left Behind". Adapun Tujuan dari SDGs (Sustainable Development Goals) yang dikutip dari situs “Sustainable Development Goals” antara lain sebagai berikut: 1) Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun 2) Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan 3) Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia 4) Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua 5) Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan 6) Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua 7) Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua 8) Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua 9) Membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan dan membantu perkembangan inovasi 10) Mengurangi ketimpangan didalam dan antar negara 11) Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan 12) Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan 13) Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya* 14) Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan 15) Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati 16) Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua level 17) Menguatkan ukuran implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan SDGs memiliki 17 tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat dunia, Lingkungan terutama diuraikan dalam Tujuan 6 (air dan sanitasi, terutama bagian pengelolaan sumberdaya air), Tujuan 7 (energi), Tujuan 9 (infrastruktur, industrialisasi dan inovasi) dan Tujuan 11 (kota dan pemukiman). Lebih jauh sebetulnya seluruh



Tujuan itu terkait dengan lingkungan., contoh tujuan 1 (kemiskinan) yang sangat terang memiliki kaitan erat dengan lingkungan. Kondisi lingkungan yang buruk tentu saja sangat menyulitkan masyarakat untuk bisa keluar dari kemiskinan, terutama bila mereka menggantungkan diri pada sektor pertanian. Kondisi lingkungan yang sehat adalah syarat pertanian yang produktif. Ketika lingkungan memburuk, maka tak ada pertanian produktif yang bisa dibuat di atasnya. Itu juga menegaskan logika bahwa bentuk ekonomi pertanian yang harus dibangun adalah pertanian berkelanjutan, yang ramah lingkungan dan sosial. Pada kenyataannya, membuat indikator lingkungan yang baik tak mudah, apalagi indikator yang bersifat relasional dengan aspek lainnya. di perlukan perbaikan untuk target dan indikator yang berhubungan dengan lingkungan. Perbaikan indikator itu bersifat kerjasama: meliputi beragam latar belakang keilmuan, beragam sektor, juga meliputi kombinasi para teoretisi dan praktisi lingkungan. Untuk memastikan hal itu, pengembangan indikator SDGs di Indonesia perlu disusun sebagai proses pemangku kepentingan. Para pemangku kepentingan dari bidang tertentu sangat perlu melakukan kajian komprehensif terhadap bagaimana isu tertentu itu terkait dengan keberhasilan atau kegagalan pencapaian SDGs. 2. Posisi pencapaian SDGs di indonesia sampai dengan 2019 Indonesia memaparkan laporan Voluntary National Reviews (VNR) Indonesia pada pertemuan High-Level Political Forum (HLPF) yang diadakan di Kantor Pusat PBB di New York (15/7). Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas berbagi pengalaman terkait kemajuan, tantangan, dan lessons learned Indonesia dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). “Indonesia telah berhasil mengurangi kesenjangan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, perluasan lapangan pekerjaan dan akses terhadap pendidikan, dan penguatan langkah-langkah pencegahan, tanggap darurat dan ketahanan terhadap bencana,". Implementasi target SDGs juga akan tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 yang akan datang. Selain itu, saat ini juga terdapat 9 pusat kajian SDGs yang tersebar di berbagai universitas di Indonesia. "Kesungguhan pemerintah dalam mencapai target SDGs tidak hanya dikarenakan komitmen Indonesia kepada dunia internasional, namun paling utama karena nilainilai yang terkandung di dalam SDGs sejalan dengan fokus kebijakan Pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan," Jika Pemerintah akan bersungguh-sungguh ingin mencapai keberlanjutan melalui SDGs, jelas akan dibutuhkan berbagai penyesuaian dalam kebijakan pembangunan. Sektor-sektor ekonomi akan ditentukan peta jalannya dengan pertimbangan keberlanjutan/SDGs. Sektor-sektor yang menghambat atau bertentangan dengan SDGs misalnya energi fosil dan rokok harus direncanakan untuk dihilangkan dari pembangunan Indonesia melalui periode transisi tertentu. Transisinya sendiri perlu dibuat dengan mulus, terutama agar seluruh dampak ekonomi-sosial-lingkungan bisa terkendali, terlebih lagi untuk melindungi kepentingan kelompok masyarakat rentan. Fakta bahwa kolaborasi SDG melibatkan isu multidimensi membuat sinergisitas dan kolaborasi antar lembaga sektoral menjadi penting. Beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan bagi terjalinnya kolaborasi mencakup: a. Penyelenggaraan program pembangunan dalam pengambilan kebijakan publik. Hal ini akan memberikan manfaat ekonomis serta menjamin ketersediaan sumber daya alam yang lebih baik b. Kerjasama antarsektor



Untuk mengurangi dampak perubahan iklim, diperlukan ketahanan yang kuat dalam menjaga sumber daya alam dan lingkungan dengan mengintegrasikan upaya mitigasi dan adaptasi ke dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.