Keseimbangan Output Dan Pendapatan Agregat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KELOMPOK 8 KESEIMBANGAN OUTPUT DAN PENDAPATAN AGREGAT



64



Keseimbangan Output dan Pendapatan Agregat SUB KAJIAN



A. Output Agregat Output Agregat adalah kuantitas total barang dan jasa yang diproduksi / ditawarkan dalam suatu perekonomian. Asal mula Output Agregat adalah setiap orang dengan pendapatan untuk dibelanjakan membuat keputusan pengeluaran. Pembuat keputusan terdiri dari 4 kelompok utama yaitu : Rumah Tangga Domestik, Perusahaan, Pemerintah, dan Pembeli Asing terhadap Komoditas Produksi Domestik. Dalam pembuatan keputusan otomatis mucul Pembelian Aktual. Pembelian aktual mereka membentuk 4 kategori utama pengeluaran yaitu : Konsumsi, Investasi, Pemerintah ekspor. Pengeluaran yang diinginkan mereka membentuk konsumsi diinginkan, investasi diinginkan, pembelian pemerintah diinginkan, ekspor diinginkan. Karena kenyataan bahwa beberapa komoditas yang dinginkan oleh setiap kelompok itu terkandung unsur impor, maka kita kurangkan pengeluaran impornya. Hasilnya adalah pengeluaran diinginkan total pada barang dan jasa produksi domestik, yang disebut dengan OUTPUT AGREGAT. Maka rumus Output Agregat adalah :



AE AE==C+I+G+(X-M) C+I+G+(X-M)



65



Keterangan : 



AE



= Aggregate Expenditure (Output Agregat)







C



= Konsumsi







I



= Investasi







G



= Pemerintah







(X-IM)



= Ekspor dan Import



PENGELUARAN KONSUMSI DIINGINKAN Rumah tangga dapat memutuskan satu dari dua pilihan atas pendapatan disposabelnya : membelanjakan untuk konsumsi atau menyimpannya. Simpanan adalah semua pendapatan disposabel yang tidak dikonsumsi. Karena menurut definisinya hanya ada dua kemungkinan penggunaan pendapatan disposable, membelanjakan atau menyimpan, maka jika rumah tangga memutuskan seberapa banyak digunakan pada satu penggunaan, secara otomatis ia memutuskan seberapa banyak pada penggunaan lainnya. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi diinginkan, yaitu : 1. FUNGSI KONSUMSI Mengaitkan pengeluaran total konsumsi diinginkan dari semua rumah tangga dengan beberapa faktor yang menentukannya. Oleh karena itu, pendapatan disposable yang kita notasikan dengan Yd, sama dengan pendapatan nasional (Y).



2.



FUNGSI SIMPANAN 66



Rumah tangga membuat keputusan seberapa banyak pendapatannya akan dikonsumsi dan seberapa banyak akan disimpan. Berikut adalah kurva Fungsi Konsumsi dan Simpanan :



Baik konsumsi maupun simpanan akan naik jika pendapatan disposabel meningkat. Garis C pada bagian (i) merupakan hubungan antara pengeluaran konsumsi dinginkan dengan pendapatan disposabel dengan menggunakan hipotetis. Tabel 25-1. Sudut miringnya, C2-C1/Yd2-Yd1 adalah propensiti konsumsi marjinal (MPC). Garis konsumsi memotong garis 45 derajat pada tigkat impas pendapatan disposabel, dalam hal ini 500 miliyar dollar AS dengan tingkat konsumsi otonomi adalah 100 miliyar dollar AS.



PENGELUARAN INVESTASI DIINGINKAN 67



1. INVESTASI DAN SUKU BUNGA RIIL A. SEDIAAN Perubahan sediaan hanya merupakan persentase kecil investasi swasta dalam tahun yang umum, tetapi ukuran rata-ratanya bukanlah ukura yang memadai megenai arting penting hal itu. Sediaan adalah salah satu dari unsur yang lebih mudah berubah dalam investasi total dan karenanya memiliki pengaruh besar pada perubahan pengeluaran investasi. Ketika sebuah perusahaan mengikatkan dana dalam sediaan, dana yang sama itu tidak dapat digunakan di tempat lain untuk memperoleh pendapatan. Sebagai alternatif untuk menyimpan sediaan, perusahaan dapat meminjamkan dana tersebut dengan suku bunga yang berlaku. Jadi, semakin tinggi suku bunga riil, semakin tinggi biaya peluang dalam menyimpan sediaan dalam jumlah tertentu;semakin tinggi biaya peluang itu semakin kecil sediaan yang akan dininginkan. Semakin tinggi suku bunga riil, semakin rendah stok sediaan yang dinginkan. Perubahan suku bunga menyebabkan serbuan sementara investasi (atau disinvestasi) dalam sediaan. B. KONTRUKSI PERUMAHAN TEMPAT TINGGAL Pengeluaran untuk perumaha tempat tinggal juga mudah berubah. Sejak tahun 1970 pengeluaran tersebut bervariasi antara seperlima dan sepertiga dari semua investasi swasta bruto di Amerika Serikat dan antara 2,5 % dan 5,5% GDP. Karena pengeluaran untuk konstruksi perumahan besar dan berubah-ubah, pengeluaran ini menimbulkan dampak yang besar pada ekonomi. Kebanyakan rumah dibeli dengan uang yang dipinjam melalui hipotek. Bunga atas uang pinjaman umumnya lebih dari setengan pembayaran hipotek tahunan dari pembeli; sisanya adalah pembayaran kembali dari pinjaman asal, yang disebut pokok. Karenya pembayaran bunga merupakan bagian yang demikian besar pembayaran hipotek, variasi dalam suku bunga menimbulkan efek yang besar sekali pada permintaan akan perumahan.



68



Pentingnya suku bunga didukung oleh pengalaman dari tahun 1979 dan 1982, ketika suku bunga hipotek naik dari kurang 11 perse menjadi lebih dari 15 persen dan perumahan mulai turun dari 1,194.000 unit pada tahun 1979 menjadi hanya 661.000 unit pada tahun 1982.Akibatnya, selama pertengahn 1980 an, suku bunga turun dengan tajam dan ada ledakan dlama permintaan akan perumahan baru; ledakan itu bertahan hingga akhir tahun 1988, ketika suku bunga mulai naik kembali. Pengeluaran untuk konstruksi perumahan cenderung berubah secara negatif dengan suku bunga. C. PABRIK DAN PERALATAN Invetasi pada pabrik dan peralatan adalah komponen terbesar dari investasi dalam negeri. Lebih dari setengah dibiayai oleh laba perusahaan yang ditahan. Ini berarti laba yang sekarang merupakan determinan penting investasi. Suku bunga juga merupakan determinan utama investasi pada pabrik dan peralatan. Hal ini menjadi jelas sekali selama awal tahun 1980-an, ketika suku bunga yang tinggi sangat mengurangi volume investasi karena semakin banyak perusahaan mendapatkan bahwa laba yang mereka harapkan dari investasi tidak menutup bunga atas dana investasi pinjaman.



Perusahaan-perusahaan



lain



pembelian



aset



yang



menghasilkan bunga memberikan keuntungan yang lebih baik daripada investasi pada pabrik dan peralatan; bagi mereka kenaikkan suku bunga riil berarti bahwa biaya peluang investasi telah naik. 2. PERUBAHAN PENJUALAN Sudi memperlihatkan bhawa stok sediaan cenderung naik ketika produksi dan penjualan naik. Karena ukuran sediaan berhubungan dengan tingkat penjualan, perubahan sediaan dikaitkan dengan perubahan tingkat penjualan. Semakin tinggi tingkat produksi dan penjualan semakin besar stok sediaan yang diinginkan. Perubahan tingkat produksi dan penjualan menyebabkan investasi (disinvestasi) sementara dalam sediaan. 69



Perubahan penjualan menimbulkan efek serupa pada investasi untuk pabrik dan peralatan. Jika ada kenaikkan pada permintaan agregat yang diharapkan bertahan dan tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas yang ada, maka investasi pada pabrik dan peralatan baru akan diperlukan. Akan tetapi, begitu pabrik baru dibangun dan dioperasikan, tingkat investasi baru akan turun. Jika stok barang modal yang diinginkan meningkat, akan ada lonjakan investasi yang akna bertahan selama modal baru dihasilkan. 3. HARAPAN DAN KEPERCAYAAN BISNIS Investasi membutuhkan waktu. Ketika sebuah perusahaan melakukan investasi, perusahaan tersebut meningkatkan kapasitas masa datangnya untuk memproduksi keluaran. Jika keluaran yang dapat dijual dan mendatangkan laba, investasi tersebut akan terbukti sebagai investasi yang baik. Jika keluaran yang baru tidak menghasilkan laba, investasi tersebut akan menjadi investasi yang buruk. Dengan kata lain, mereka akan cenderung melihat masa yang cerah di depan, dan melakukan investasi sesuai dengannya, ketika penjualan naik dan melihat masa suram pada masa datang keika penjualan turun. KURVA



PERGESERAN



KE



ATAS



FUNGSI



PENGELUARAN



AGREGAT Adalah pergeseran fungsi pengeluaran ke atas berarti bahwa pengeluaran diinginkan yang sesuai dengan setiap tingkat pendapatan nasional akan naik dan tetap pada jumlah yang lebih tinggi.



70



Berikut adalah kurva pergeseran ke atas fungsi pengeluaran agregat :



Pada bagian (i) pergeseran paralel ke atas kurva AE dari AE0 ke AE1 berarti bahwa pengeluaran yang dinginkan telah meningkat dengan jumlah yang sama pada setiap tingkat pendapatan nasional. Sebagai contoh pada Yo pengeluaran diinginkan meningkat dari e0 ke e1 dan dengan demikian melebihi pendapatan nasional. Ekuilibrium dicapai pada E1 dimana pendapatan adalah Y1 dan pengeluaran adalah e2. Kenaikkan pengeluaran diinginkan dari e’1 ke e1, dinyatakan oleh gerakan sepanjang AE1 adalah respon induksi terhadap kenaikkan pendapatan dari Y0 ke Y1. Pada bagian (ii) pergeseran ke atas tidak paralel kurva AE, katakanlah dari AE0 ke AE2’, mengandung arti bahwa propensiti dibelanjakan marjina pada setiap tingkat pendapatan nasional telah meningkat. Hal ini berakibat pada kenaikkan ekuilibrium pendapatan nasional. Ekulibrium dicapai pada E2, dimana tingkat baru pengeluaran e2 sama dengan pendapatan Y2. Pergeseran ke bawah kurva AE, dari AE1 ke AE0 atau dari AE2 ke AE0 berakibat



pada



turunnya



pendapatan



ekuilibrium



ke



Yoekulibrium



pendapatan nasional. Setelah pergeseran kurva AE, pendapatan tidak lagi berada dalam keadaan ekuilibrium seperti pada tingkat itu pengeluaran diinginkan melebihi pendapatan nasional. Pendapatan nasional ekuilibrium sekarang terjadi pada tingkat yang lebih tinggi, ditunjukkan oleh 71



perpotongan kurva AE yang baru dengan garis 45 derajat, dimana pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional riil. KURVA PERGESERAN KE BAWAH FUNGSI PENGELUARAN AGREGAT



Dalam panel (i) memperlihatkan pergeseran kebawah pada simpanan diinginkan dan pergeseran keatas pada konsumsi yang diinginkan. Pendapatan nasional naik dari Yo ke Y1 Dalam panel (ii) terjadi ekuilibrium awal pada Y0 dan terjadi ekuilibrium akhir pada Y1. Akan tetapi, antara panel (i) dan (ii) berbeda. Karena pada panel (ii) memiliki simpanan dan investasi lebih tinggi dari panel (i). Ini menyiratkan bahwa masa yang akan datang, ekonomi panel (ii) akan memiliki sumber daya produksi yang lebih besar dalam bentuk stok modal yang lebih besar.



72



PENGGANDAAN Adalah rasio perubahan pendapatan terhadap perubahan pengeluaran otonomi, yaitu perubahan dalam pendapatan nasional dibagi dengan perubahan pengeluaran otonomi yang mengakibatkan penggandaan lebih besar daripada satu. Berikut adalah kurva dari penggandaan :



Kenaikkan



komponen



otonomi



pengeluaran



agregat



diinginkan



menaikkan ekuilibrium pendapatan nasional sebesar penggandaan kenaikan awalnya. Ekuilibrium semula berada pada E0, dimana AE0 memotong garis 45 derajat. Pada titik ini, pengeluaran diinginkan, e0 sama dengan pendapatan nasional Y0. Kenaikkan pengeluaran otonomi sebesar delta A kemudian menggeser fungsi pengeluaran diinginkan ke atas ke AE1. Jika pendapatan nasional tetap berada pada Y0 pengeluaran diinginkan naik ke e1’ (koordinat titik a adalah Y0 dan e1’). Karena tingkat pengeluaran diinginkan lebih besar daripada pendapatan nasional, maka pendaptan nasional akan naik. Ekuilibrium terjadi apabila pendapatan naik ke Y1. Disini, pengeluaran diinginkan, e1 sama dengan pendapatan Y1. Pengeluaran ekstra sebesar



73



e1’e1, merupakan kenaikkan pengeluaran induksi. Ini merupakan besaran dimana kenaikkan akhir pendapatan, delta Y, melampaui kenaikkan awal pengeluaran otonomi, delta A. Karena delta Y lebih besar daripada delta A, maka penggandaannya lebih besar daripada satu. B. Pendapatan Agregat Pendapatan Agregat adalah pendapatan total yang diterima oleh semua faktor produksi pada periode tertentu. PENDAPATAN, KONSUMSI, TABUNGAN (Y,C,S) Tiap periode, rumah tangga menerima suatu jumlah agregat pendapatan (Y). Kita memulai analisis secara sederhana, tanpa pemerintah dan dengan perekonomian “tertutup”, yakni tidak ada impor dan ekspor. Dalam dunia seperti itu, rumah tangga dapat melakukan 2 hal denag pendapatannya yaitu bisa membeli barang dan jasa, berarti rumah tangga dapat mengkonsumsi atau menabungnya. Dapat dirumuska sebagai berikut : Tabungan = Pendapatan – Konsumsi Tabungan (saving) tidak sama dengan tabungan total (total saving) yang terakumulasi dari waktu ke waktu. Tabungan berarti bagian pendapatan suatu periode tunggal yang tidak dibelanjakan pada periode itu. Tabungan (S) jumlah yang ditambahkan pada akumulasi tabungan pada periode mana pun. Tabungan (saving) adalah variabel aliran; akumulasi tabungan.



74



MENERANGKAN PERILAKU BELANJA Beberapa penentu konsumsi agregat meliputi : 1. Pendapatan Rumah Tangga 2. Kekayaan Rumah Tangga 3. Tingkat Bunga 4. Ekspetasi Rumah Tangga Tentang Masa Depan Keempat faktor pada gambar tersebut sama-sama menerapkan perilaku belanja dan menabung pada rumah tangga. Maka tidakheran jika pendapatan lebih tinggi, maka akan berbelanja lebih banyak dan sebaliknya. Akhirnya, ekspetasi positif tentang masa depan cenderung meningkat saat belanja, sedangkan ketidakpastian tentang masa depan cenderung menurunkan belanja saat ini. Berikut adalah kurva hubungan Konsumsi dengan Pendapatan Rumah Tangga:



Semakin tinggi pendapatan kita, semakin tinggi konsumsi yang cenderung kita lakukan. Orang yang memiliki pendapatan lebih banyak cenderung mengkonsumsi lebih banyak daripada orang yang berpendapatan lebih sedikit.



75



INVESTASI Adalah pembelian oleh perusahaan atas peralatan, persediaan, serta bangunan baru, yang semuanya menambah stok modal perusahaan.Investasi dibagi menjadi 2, yaitu :  Investasi Direncanakan  Investasi Aktual Perbandingan antara direncanakan dan aktual adalah jika suatu perusahaan mungkin tidak selalu menginvestsikan persis seperti apa yang direncanakannya. Alasannya adalah perusahaan tidak memiliki kendali penuh atas keputusan investasinya; beberapa bagian keputusan dibuat oleh pelaku ekonomi lain. Karena penyesuaian persediaan yang tak diharapkan itu tidak diinginkan dan tidak pula direncanakan, kita perlu membedakan antara investasi yang direncanakan. Kemudian, dapat dikatakan investasi aktual karena jika investasi persediaan aktual menjadi lebih tinggi daripada yang direncanakan oleh perusahaan.



76



Berikut adalah kurvanya :



77



PERMINTAAN AGREGAT Permintaan Agregat adalah permintaan total terhadap barang dan jasa dalam perekonomian Berikut kurva dari Permintaan Agregat :



Alasan mengapa bentuk kurva permintaan agregat miring kebawah, bahwa ada 3 alasan berbeda yaitu : 1. Konsumen menjadi lebih kaya sehingga meningkatkan permintaan barangbarang konsumsi. Maksudnya adalah penurunan tigkat harga membuat konsumsi lebih banyak yang selanjutnya mendorong mereka untuk menghabiskan dalam jumlah uang lebih banyak. Peningkatan belanja konsumsi berarti bertambahnya jumlah permintaan barang dan jasa. 2. Tingkat suku bunga yang turun yang mendorong permintaan terhadap barangbarang investasi. Maksudnya adalah tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku bunga dan mendorong lebih besar belanja pada barang investasi sehingga meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa. 78



3. Nilai tukar mata uang terdepresiasi yang mendorong permintaan untuk ekspor neto. Maksudnya adalah jatuhnya tingkatbharga domestik menyebabkan tingkat suku bunga domestik turun, terdepresiasinya nilai tukar riil yang kemudian mendorong ekspor neto domestik dan meningkatkan jumlah barang dan jasa. PENAWARAN AGREGAT Penawaran Agregat adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa didalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahan pada berbagai tingkat harga. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa penawaran agregat itu pada dasarnya merupakan nilai total dari seluruh barang akhir dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. Penawaran Agregat dibagi menjadi dua yaitu Jangka Panjang dan Jangka Pendek. 1. Jangka Panjang



79



Alasan mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang tegak lurus adalah jumlah penawaran output bergantung pada jumlah tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam, serta pada teknologi untuk mengubah input tersebut menjadi ouput. Penawaran agregat tidak bergantung pada tingkat harga keseluruhan. 2. Jangka Pendek



Alasan mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek miring keatas karena didalam jangka pendek terdapat 3 alternatif yaitu : 



Kekakuan Upah : yaitu upah tidak menyesuaikan diri dengan cepat



terhadap harga, tingkat harga yang rendah membuat pegawai dan produksi kurang menguntungkan sehingga perusahaan mengurangi jumlah barang dan jasa yang mereka tawarkan.



80







Kekakuan Harga : yaitu tidak semua harga menyesuaikan diri terhadap



perubahan kondisi dengan cepat, penurunan tingkat harga yang tidak diharapkan menjadikan beberapa perusahaan menetapkan harga yang lebih tinggi dari yang diharapkan. Harga yang lebih tinggi dari yang diinginkan ini menekan penjualan dan memaksa perusahaan untuk mengurangi jumlah barang dan jasa yang mereka produksi. 



Kesalahan Persepsi : yaitu tingkat harga yang lebih rendah menyebabkan



salah persepsi tentang harga relatif dan kesalahan persepsi ini memaksa produsen untuk merespons rendahnya tingkat harga dengan mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa. Ketiga teori ini menyebutkan bahwa output menyimpang dari kepamtasan alamiah ketika tingkat harga menyimpang dari tingkat harga yang diharapkan oleh masyarakat. C. KESEIMBANGAN OUTPUT AGREGAT Keseimbangan Output Agregat (Output Agregat Ekuilibrium) terjadi ketika tidak ada kecenderungan berubah. Dalam pasar barang makroekonomi, ekuilibrium terjadi ketika pengeluaran agregat yang direncanakan sama dengan output agregat.



Rumusnya adalah :



Y = AE, atau Y = C=I



Keterangan : 



Output Agregat







Pengeluaran Agregat yang Direncanakan : AE = C+I



: Y



81



Definisi ekuilibrium ini bisa berlaku jika dan hanya jika investasi yang direncanakan dan investasi aktual itu sama. Untuk memahami sebabnya, anggaplah Y tidak sama dengan AE. Mula-mula anggaplah output agregat lebih besar daripada pengeluaran agregat yang direncanakan : Y > C +I Output Agregat > Pengeluaran Agregat yang Direncanakan Ketika output lebih besar daripada belanja yang direncanakan, ada investasi persediaan yang tak direnanakan. Perusahaan merencanakan untuk menjual lebih banyak barang daripada yang telah mereka jual, dan selisihnya terlihat sebagai penigkatan yang tak direncanakan dalam persediaan Kemudian anggaplah pengeluaran agregat yang direncanakan lebih besar daripada output agregat C+I>Y Pengeluaran Agregat yang Direncanakan > Output Agregat Ketika belanja yang direncanakan melebihi output, perusahaan telah menjual lebih dari yang direncanakannya. Investasi persediaan lebih kecil daripada yang direncanakan. Investasi yang direncanakan dan aktual tidak sama. Hanya jika output tepat sesuai dengan belanja yang direncanakan, maka tidak akan ada investasi persediaan yang tak direncanakan. Jika ada investasi persediaan yang tak direncanakan, hal ini akan menjadi kondisi disekulibrium. Ekuilibrium dalam pasar barang dicapai ketika output agregat (Y) dan pengeluaran agregat yang direncanakan (C+I) sama, atau ketika investasi aktual dan yang direncanakan sama.



82



Berikut adalah kurva dari Keseimbangan Output Agregat



PENDEKATAN TABUNGAN/ INVESTASI ATAS EKUILIBRIUM Pendekatan tabungan/investasi atas ekuilibrium ini masuk akal secara intuitif jika melihat 2 hal yaitu 



Output dan Pendapatan sama







Tabungan adalah pendapatan yang tidak dibelanjakan. Karena tidak dibelanjakan, tabungan itu seperti kebocoran dari aliran belanja. Hanya jika kebocoran ini diseimbangkan lagi dengan beberapa komponen belanja yang direncanakan lain, maka pengeluaran agregat yang direncanakan akan sama dengan output agregat.



83



D. CONTOH SOAL



Sumber : https://www.slideshare.net/mobile/haidarkrisna/permintaan-danpenawaran-agregat-15662987



84



Sumber : https://www.slideshare.net/mobile/haidarkrisna/permintaan-danpenawaran-agregat-15662987



85



Sumber : https://www.slideshare.net/mobile/haidarkrisna/permintaan-danpenawaran-agregat-15662987



86



DAFTAR PUSTAKA 



Case, Karl. E & Fair Ray C. (2007). Prinsip-Prinsip Ekonomi Jilid 2, 8th Edition. Erlangga. (Halaman 69, 70, 71, 76, 75, 78, 80, 81)







Lipsey, Richard G, Steiner, O. Peter, Paul N Courant, Dpouglas D Purvis. (2002). Pengantar Makroekonomi Jilid 1, 10th Edition. (Halaman 62, 63, 66, 67, 68, 70, 71 ,77, 78, 79, 80, 81, 82, 83)







Mankiw, N. Gregory, Euston Quah, Peter Wilson. Pengantar Ekonomi Makro an Asia Edition-Volume 2. Salemba Empat. (Halaman 219, 220, 223, 227, 229)







https://www.slideshare.net/mobile/haidarkrisna/permintaan-danpenawaran-agregat-15662987



87