Keteladanan Sunan Kalijaga - Naura [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KETELADANAN SUNAN KALIJAGA Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang terhormat Dewan juri dan teman-teman peserta lomba yang saya sayangi Hai………., apa kabar semuanya? Semoga kalian dalam keadaan sehat ya. Kali ini saya akan menceritakan sebuah kisah yang berjudul Sunan Kali Jogo. Dengarkan baik-baik ya teman-teman. Sunan Kali Jogo adalah salah satu wali songo yang perannya sangatlah penting dalam menyebarkan agama Islam. Nama asli beliau adalah Raden Said. Beliau anak Adipati Tumenggung Wilantikta. Raden Said sangat berjasa kepada rakyat miskin. Ia selalu menolong rakyat yang kelaparan. Sehingga suatu saat terjadi paceklik dan semakin banyak rakyat yang menderita. Karena hal tersebut. Raden Said mencari alternatif dengan cara mencuri bahan makanan dari istana untuk diberikan kepada rakyat. Namun, aksi Raden Said diketahui oleh prajurit istana. Sehingga dibawalah Raden Said kepada ayahnya. ‘’Raden, kenapa kamu curi? Memalukan!” ’’Ampun ayah, saya melakukan ini karena saya kasihan kepada rakyat miskin yang kelaparan. Kasihan, mereka sudah tidak makan berhari-hari.” Apa yang terjadi saat itu, teman-teman? Meskipun kerajaan tersebut milik ayahnya, Raden Said tetap dihukum cambuk dan diusir dari istana. Setelah diusir dari istana, Raden Said tetap melanjutkan aksinya. Sehingga suatu hari, ia bertemu dengan seorang laki-laki yang menggunakan jubah putih dan membawa tongkat. Raden Said mengira tongkat orang tersebut terbuat dari emas. Sehingga ia merebut tongkat tersebut dan terjatuhlah orang yang memakai jubah putih tersebut. ‘’Aduh! Apa yang kamu lakukan? Astagfirullahaladzim!’’ ”Ah! Ternyata ini hanya tongkat biasa! Ini saya kembalikan! ” ‘’Bukan! Bukan tongkatnya yang aku tangisi. Tetapi rumput ini yang aku tangisi. Aku sudah berbuat dosa karena aku membuat rumputan ini terjabut saat aku jatuh. Astagfirullahaladzim! ” ”Kenapa harus merasa berdosa? Aku saja mencuri bertahun-tahun tidak merasa berdosa?’’ ‘’Aku berdosa karena aku membuat rerumputan karena aku telah mencabutnya tanpa sebuah kebutuhan. Bila untuk makan ternak itu tidak mengapa. Namun, bila untuk hal yang sia-sia, sungguh itu sebuah dosa. Astagfirullahaladzim….. Meskipun niat mencuri itu untuk hal kebaikan, itu sama hanya dengan mencuci pakaian dengan air kencing. Itulah perumpamaan yang kamu lakukan. Pakaian tersebut tidak akan bertambah bersih dan wangi. Namun



sebaliknya, pakaian tersebut akan bertambah kotor dan berbau. Bila kamu inginkan harta, akan aku beri paham yang akan berbuah emas.!’’ Raden Said semakin takjub dengan tongkat yang dimiliki orang tersebut, yang tak lain beliau adalah Kanjeng Sunan Bonang. Akhirnya, Rajin Said berkeinginan untuk berguruh padanya. Sunan Bonang menyetujui keinginan Raden Said. Namun, ada syarat yang harus dilakukan oleh Raden Said, yaitu untuk menjaga tongkatnya yang ia tancapkan di pinggir sungai selama tiga tahun. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tiga tahun pun genap sudah. Tubuh Raden Said dipenuhi rumput-rumput liar. Karena kegigihannya, ia mendapat selar Sunan Kalijogo dan diangkat menjadi anggota wali songo. Nah, teman-teman dari sini kita bisa mengambil keteladanan Sunan Kalijaga bahwa perbuatan yang baik harus dilakukan dengan cara yang baik. Dan kita harus menjaga amanah dengan sebaik-baiknya. Demikian cerita singkat dari saya. Semoga kita bisa mengambil teladan dan hikmahnya. Wabillahi Taufiq wal Hidayah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.