Keterlibatan Manajemen Dalam Mempromosikan Budaya Hsse [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPEMIMPINAN DAN AKUNTABILITAS



1. KETERLIBATAN MANAJEMEN DALAM MEMPROMOSIKAN BUDAYA HSSE



KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN (LEADERSHIP AND COMMITMENT) Program K3 di PT. BIMA PERKASA SEJAHTERA mengacu pada Sistem Manajemen Terintegrasi yang telah disesuaikan) dalam klausul  4.3.3 OHSAS 18001:2007  didefinisikan sebagai cita-cita terukur dari suatu manajemen organisasi (perusahaan) terhadap resiko K3 yang ingin dicapai. Dalam klausul 4.3.3. OHSAS 18001 sasaran/target/tujuan K3 antara lain :



:



2007



terdapat



syarat-syarat



dalam



menyusun



1. Didokumentasikan, diterapkan dan dirawat. 2. Terukur, dapat diterapkan dan sesuai dengan Kebijakan K3  organisasi (perusahaan). 3. Mengacu pada pemenuhan peraturan perundang-undangan terkait resiko K3  (termasuk pada pilihan teknologi, pendanaan, persyaratan bisnis dan operasional serta pandangan pihak ke tiga yang berhubungan dengan aktivitas operasional organisasi/perusahaan). Untuk syarat-syarat dalam menyusun program-program K3 untuk mencapai sasaran/tujuan/target K3 antara lain ialah : 1. Penetapan Tanggung Jawab  terkait tingkatan struktur organisasi (perusahaan). 2. Terdapat kerangka jadwal rencana pencapian program-program K3. 3. Ditinjau secara berkala yang direncanakan menurut jangka waktu tertentu dan disesuaikan seperlunya untuk menjamin tercapainya sasaran/tujuan/target K3 organisasi (perusahaan). Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. BIMA PERKASA SEJAHTERA Berkomitmen Untuk Di laksanakan dengan baik Dan Terlaksana Secara Priodik baik pelaksanaanya Yang didasari kesadaran pribadi atau sekedar mengikuti aturan dan menunggu peringatan dari pengawas HSE. Komitmen pengawas HSE dalam melaksanakan program K3 yang didukung kepatuhan pekerja mendorong implementasi program K3 berjalan dengan baik. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) PT. BIMA PERKASA SEJAHTERA Akan Diterapkan Seperti apa yang diinginkan oleh Pemilik proyek Yaitu PT.PERTAMINA (Persero), pimpinan/manajer, karyawan/pekerja dan masyarakat dalam upaya mencapai zero accident. Jakarta, 02 September 2021 PT. Bima Perkasa Sejahtera



Bima Sundono Direktur



Sasaran dan Program K3 Sasaran



Program



Wewenang



Tidak ada kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja tenaga kerja melebihi 2x24 jam dan atau terhentinya proses melebihi shift berikutnya



Intervensi Terhadap prilaku dan prillaku yang di nilai SUB STANDAR



HRD



Memberikan Sosialisasi Tentang KebijakanKebijakan Yang Berlaku Mengenai ASPEK HSSE



Pimpinan Perusahaan



Mengadakan Training-Training Sebagai Berikut :



HRD



Meningkatkan derajat kesehatan kerja tenaga kerja



Ikut serta dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Pemerintah



HRD dan



Melaksanakan Fit To Work Atau Madical Check Up Setiap Hari Kerja, Sebelum Memulai Pekerjaan



HRD



Menyelenggarakan Rapat Rapat Aspek HSSE



HRD dan HSE Dept



Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan kebutuhan, keahlian dan kompetensi tenaga kerja secara rutin baik dilaksanakan sendiri maupun pihak luar



HRD dan HSE Dept



Melakukan HSE Meeting Dan Melakukan Kampanye HSSE, Seperti sosialisasi,Training,Pelatihan Kepada Seluruh Pekerja Yang Terlibat



HRD dan HSE Dept



Mempromosikan Budaya HSSE Kepada seluruh Karyawan PT.Bima Perkasa Sejahtera Baik Pada Pekerja Tetap Atau Kontrak Secara Visual



HSE Dept



Melaksanakan audit internal Sistem Manajemen Keselamatan Kerja minimal setiap enam bulan sekali ataupun jika ada kondisi yang memerlukan tindakan audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik secata internal maupun eksternal



Manager HSE



Melakukan Inspeksi Peralatan Kerja,Sarfas,APD,Alat Keselamatan Lainnya Secara Berkala Secara Internal Maupu external



HRD dan Manager



Meningkatkan pengetahuan tenaga kerja mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja



Meningkatkan dan memelihara kinerja K3 Perusahaan







Cara Menggunakan APAR







Menghadapi Keadaan Darurat







Memberikan Pertolongan Pertama ada Kecelakaan Kerja (P3K) HSE Dept



KETERLIBATAN MANAGEMEN DAN MEMPROMOSIKAN BUDAYA HSSE  Menyiapkan mental bagi pesertanya dalam menghadapi perubahan suasana, kedaan lingkungan yang berbeda  Mengetahui tahapan dalam menggunakan alat yang berhubungan dengan HSE  Mendapat pengetahuan, cara penanggulangan bahaya,darurat dan jalan keluarnya  Pelatihan P3k  Dapat bersosialisai dengan sesama HSE dan mengetahui alat dan cara penggunaannya



HSE MEETING PT. BIMA PERKASA SEJAHTERA Selalu berkomitmen untuk menerapkan aspek HSE dalam setiap pekerjaan.Salah Satunya Dengan Menerapkan Program HSSE meeting, Penerapan aspek HSE ini meliputi :



a) HSE Meeting yang melibatkan penanggung jawab Proyek,Safetyman Dan para Pekerja kontraktor dan boleh digabungkan dengan rapat koordinasi kontruksi namun membahas materi HSE. b) HSE Meeting membahas mengenai progam-progam HSE, hasil inspeksi HSE, pelanggaran HSE, permasalahan HSE, dan rencana tindak lanjutnya. c) Notulen HSE meeting didokumentasikan dan di distribusikan kepada fungsi-fungsi terkait, serta pantau rencana tindak lanjutnya. JADWAL PERENCANAAN HSE MEETING



No.



Uraian Kegiatan



1



HSE Meeting



Bulan Pertama 1



2



3



Bulan Kedua 4



1



2



3



4



SIMULASI KEADAAN DARURAT



SOSIALISASI PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API Kebijakan K3LL tersebut sudah disosialisasikan dan di pahami oleh seluruh pekerja yaitu sebagai contoh dalam penggunaan Alat Pemadam Api baik jenis cairan maupun busa.



Prosedur Penggunaan APAR Membuka tutup kepala harus dilakukan dengan hati-hati dan dijaga agar tetap dalam posisi tegak, kemudian diteliti sebagai berikut : 1. Isi alat pemadam harus sampai pada batas permukaan yang telah ditentukan. 2. Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh tersumbat atau buntu. 3. Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak dan saluran penyemprotan tidak boleh tersumbat. 4. Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak harus dapat bergerak dengan bebas, mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan gasket atau paking harus masih dalam keadaan baik. 5. Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik. 6. Bagian dalam dari alat pemadam api tidak boleh berlubang/cacat karena karat. 7. Untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum dimasukkan, larutannya harus dalam keadaan baik. 8. Untuk jenis cairan busa dalam tabung yang dilak,tabung harus masih dilak dengan baik. 9. Lapisan dari pelindung tabung gas bertekanan harus dalam keadaan baik. 10. Tabung gas bertekanan harus berisi penuh sesuai dengan kapasitasnya. Pemeriksaaan Alat Pemadam Ap Hydrocarbon berhalogen dilakukan dengan membuka tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri tegak kemudian diteliti menurut ketentuan sebagaiberikut. 1. Isi tabung harus diisi dengan berat yang telat ditentukan. 2. Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh tersumbat atau buntu. 3. Ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran tidak boleh tersumbat. 4. Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak harus dapat bergerak dengan bebas, tidak mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan tuas penekan dalam keadaan baik. 5. Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik. 6. Lapisan pelindung dari dalam tabung gas harus dalam keadaan baik. Pemeriksaat alat pemadam api jenis tepung ringan (dry Chemical) sebagai berikut : 1. Isi tabung harus sesuai dengan berat yang telah ditentukan dan tepung keringnya dalam keadaan tercurah bebas tidak berbutir. 2. Ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran tidak boleh tersumbat. 3. Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak harus dapat bergerak dengan bebas, tidak mempunyai atau sisi yang tajam dan tuas penekan dalam keadaan baik 4. Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik. 5. Bagian dalam dari tabung tidak boleh berlubang-lubang atau cacat karena karat. 6. Lapisan pelindung dari dalam tabung gas harus dalam keadaan baik. 7. Tabung gas bertekanan harus berisi penuh sesuai dengan kapasitasnya yang diperiksa dengan cara menimbang.



8. Prosedur penggunaan APAR. a. Ambil APAR bawa kelokasi titik api. b. Lepaskan selang dengan cara melepas segel. c. Pegang handle APAR dengan tangan kanan dan selang dengan tangan kiri. d. Lakukan pengetesan ditempat yang aman dan arahkan keatas perhatikan arah angin (usahakan Searah). e. Bawa APAR ke objek dengan posisi Nozzle ±45®. f. Padamakan api dengan mengarahkan semburan pada tepi api dengan jarak ±1,5 meter. g. Maju perlahan-lahan dengan mengibaskan nozzle kekiri dan kekanan sampai menutup bagian yang terbakar. h. Perhatikan dengan seksama setelah melakukan pemadaman yakinkan bahwa api sudah padam i. Mundur secara perlahan-lahan dan hati-hati. j. Yakinkan kembali bahwa api sudah padam . Selesai, berikan tanda silang pada APAR yang sudah dipakai.



PELATIHAN PEMADAMAN API / KEBAKARAN



RAPAT HSE & KOORDINASI



DAFTAR HADIR BREAFING HSE FORM Hari / Tanggal NO



: NAMA



1



BAGIAN / FUNGSI



TANDA TANGAN 1.



2



2.



3



3.



4



4.



5



5.



6



6.



PELAKSANA



Manager HSE



Jakarta,../......./.......



PT. BIMA PERKASA SEJAHTERA



Bima Sundono Direktur



FORM NOTULEN HSE Pembahasan .................................................................................................................................................. Lokasi



:



.................................................................................................................................................. Tanggal



:



................................................................................................................................................... Waktu



:



.................................................................................................................................................... Pembicara : .................................................................................................................................................... Uraian Singkat Pembicaraan : .......................................................................................................................................................... ........ .......................................................................................................................................................... ........ .......................................................................................................................................................... ........ .......................................................................................................................................................... ........ ....................................................................................................................................................



Pelaksana



MAMANGEMENT INSPEKSI PROSEDUR INSPEKSI MANAJAEMEN NO



1



2



KEGIATAN



METODOLOGI



TIME SCHEDULE



PERSIAPAN



1. Tujuan dan ruang lingkup inspeksi.



Persiapan kegiatan inspeksi



Perusahaan perlu merencanakan kegiatan



2. Personil pelaksana inspeksi.



dilakukan minimal 2 hari sebelum



inspeksi agar dapat berjalan lancar dan



3. Tugas dan tanggung jawab yang jelas.



diadakan.



memenuhi sasaran dari kegiatan inspeksi



4. Jadual kegiatan inspeksi.



tersebut.



5. Dokumentasi kegiatan inspeksi ( prosedur, form, dll ).



PELAKSANA INSPEKSI



a. Pengumpulan informasi.



Dilaksanakan setiap 2 x dalam



Perusahaan melalui Direktur langsung dan bila



b. Peninjauan dokumen ( manual, SOP, dll ).



satu bulan



berhalangan maka diserahkan kepada Pengawas



c. Mempersiapkan alat tulis dan cheklist.



Operasi & K3LL untuk melakukan kegiatan



d. Pembuatan jadual inspeksi.



inspeksi



e. Breifing tim inspeksi. f. Mempersiapkan APD ( Alat Pelindung Diri ) jika diperlukan.



3



KEGIATAN INSPEKSI



Perkenalan dari tim inspeksi



Dilaksanakan maksimal 1 (satu)



Tim Inspeksi datang lokasi pekerjaan atau ke



Menggunakan daftar periksa ( cheklist )



hari kerja.



tempat yang direncanakan untuk di inspeksi



Melihat bukti obyektif dengan methode : ( Verifikasi, Observasi, Wawancara dan Mencatat secara mendetail bukti obyektif ).



4



LAPORAN INSPEKSI



a. Laporan inspeksi yang dibuat merupakan dokumentasi dari



Dilaksanakan maksimal 3 (tiga)



Setelah diadakan inspeksi, maka petugas



keseluruhan inspeksi sehingga dapat menjadi bahan rapat



hari kerja.



inspeksi wajib membuat Laporan yang akan



Tinjauan Ulang Manajemen



dibahas dalam rapat manajemen.



b. Isi dari laporan c. Detail kegiatan inspeksi ( lokasi, tanggal, tenaga kerja, dll ) d. Kesimpulan umum e. Ruang lingkup inspeksi f. Temuan inspeksi dan rekomendasi perbaikan



5



TINDAK LANJUT



a. Melakukan pemantauan tindakan perbaikan atas



Perusahaan perlu menindaklanjuti dari setiap



ketidaksesuaian yg ditemukan



temuan-temuan kegiatan inspeksi.



b. Sebagai bahan masukan kepada pihak Manajemen c. Sebagai pertimbangan untuk frekwensi inspeksi berikutnya



HSSE MANAGEMEN AUDIT



Untuk waktu-waktu berikutnya.



Nama USER/Client Jenis Pekerjaan Safety Man Tanggal NO



: PT. PERTAMINA ( persero ) : : : PPE/APD



Y



N



NA



KETERANGAN



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. NO



Safety Glasses/Face Shield/Kacamata Pengaman Safety Boots/Sepatu Boots Pengaman Hearing Protection/Pelindung Pendengaran Gloves/Sarung Tangan Dust Masker/Pelindung Debu Safety Harness/Sabuk Pengaman Other/Lain-lain: Equipment & Safety Signs/Perlengkapan & Tanda Pengaman



Y



N



NA



KETERANGAN



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9 10 11 No.



Fire Extinguishers/Alat Pemadam Lighting/Lampu Evacuation Signs/Petunjuk Evakuasi Dangers Signs/Tanda-tanda Larangan Electrical Cords/Kabel Listrik First Aid Kit/Perlengkapan Pertolongan Pertama Tag-Label/Penguncian-Pelabelan Safty Sign/poster Tabung APAR Tangga/Scaffolding Other/Lain-lain Housekeeping/Kebersihan



Y



N



NA



KETERANGAN



1.



Trash Storage Area/Area Penampungan Sampah



2.



Floors/Lantai



3



Other / Lain-lain



PELAKSANA AUDIT



( ......................... )



INTERVENSI TERHADAP KONDISI DAN PERILAKU SUB KONTRAK



PROSEDUR OBSERVASI DAN INTERVENSI ASPEK HSSE



A. Definisi



Observasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L) yang dimaksud adalah proses mengidentifikasi sikap aman dan tidak aman atau kondisi aman atau tidak aman di tempat kerja untuk kemudian dilaksanakan pengendalian atau tindakan perbaikan dengan komunikasi positif. Adapun pelaksananya adalah dari internal perusahaan atau organisasi yang sudah mensosialisasikan prosedur observasi K3. Perlu diingat observasi ini dikategorikan termasuk program inspeksi khusus terencana.



B. Tujuan



Dalam manajemen risiko memerlukan kegunaan dari alat dan sistem pelaporan untuk usaha mengurangi kecelakaan dan menghilangkan sikap dan kondisi bahaya. Organisasi atau perusahaan harus mengembangkan dan mengimplementasikan observasi sikap terhadap K3L dalam suatu sistem kartu observasi K3L di kantor dan lapangan. Perlu disediakan lembaran kartu dan kotak pengumpul.



C. Ruang Lingkup



Diterapkan untuk sikap individu dan keberadaan timbulnya kondisi bahaya. Program ini ditujukan untuk melaporkan dan mengendalikan bahaya.



D. Penerapan



Adapun rangkaian penerapan dari observasi sikap terhadap keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan seperti bagan berikut ini:



OBSERVASI



TEMUAN



KOMUNIKASI



PENCATATAN



KARTU OBSERVSI



PERBAIKAN



Bagan 1. Rangkaian Alur Penerapan Observasi Sikap Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L)



I. Perencanaan   



Wajib mempersiapkan kartu sikap K3L dan alat tulis yang diperlukan. Tentukan pekerjaan yang akan diobservasi atau pengamatan aktifitas. Buat janji bertemu untuk melakukan observasi (komitmen).



II. Observasi atau Pengamatan     



Meskipun “Keselamatan adalah berdasarkan penilaian secara personal atau individu” berikut ini juga berlaku: JADILAH REKAN KERJA YANG BAIK – TUJUKAN KE SITUASI TIDAK AMAN! Karena itu kita harus memberikan perhatian atau observasi apa yang rekan kita kerjakan. Ingat program ini berfokus pada sikap atau tindakan karyawan saat bekerja. Ada minimal 6 komponen dalam observasi.



Komponen Dalam Observasi a. KEPENGAWASAN adalah suatu tugas yang ditunjuk secara resmi oleh perusahaan atau organisasi untuk merencanakan, mengarahan, memberikan solusi dan mendampingi suatu pekerjaan untuk selesai sesuai target atau ketentuan dari perusahaan atau organisasi. Sikap karyawan akan sangat berpengaruh jika berada dalam pengawasan. Contoh: kehadiran pengawas mempermudah pekerja dapat berkonsultasi dalam kesulitan pekerjaan dan memberikan solusi segera terhadap temuan perbedaan rencana kerja dengan keadaan aktual pekerjaan. Selain itu kehadiran pengawas juga berdampak pada keseriusan pekerja dalam bersikap. b. Posisi Pekerja  adalah letak setiap bagian tubuh karyawan sehubungan dengan bahaya di tempat kerja. Contoh: terpeleset, tersandung, terhirup atau tertelan bahan berbahaya, dekat aliran listrik bertegangan, berada di titik jepit, dekat mesin berputar, dan lainnya. c. Sikap atau Tindakan Pekerja  adalah gerakan atau respon atau keadaan yang terlihat di tempat kerja saat karyawan melakukan pekerjaannya bersamaan waktu dilakukan observasi. Contoh: memperhatikan jalan, gunakan alat pelindung diri atau APD, tidak terburu-buru, memperhatikan tangan saat bekerja dan lainnya. d. Sistem Pelindung  adalah semua kebutuhan proteksi yang diberikan dan diwajibkan oleh perusahaan atau organisasi seperti: surat izin kerja, Lock Out Tag Out (LOTO), kebersihan atau house keeping, barikade atau rambu keselamatan, dongkrak/ganjal dan lainnya. e. Prosedur Kerja  adalah panduan ketetapan resmi tertulis dari perusahaan atau organisasi yang wajib dilakukan karyawan. Contoh: Standard Operasional Prosedur (SOP), Job Safety Analysis (JSA), Instruksi Kerja (IK) dan lainnya. Dalam pelaksanaan observasi pastikan prosedur kerja tersedia, memadai, mudah dipahami dan dipatuhi semua karyawa f. Alat dan Peralatan  merupakan sarana fisik yang disediakan oleh perusahaan atau organisasi. Seperti: mesin bor tangan, gergaji, obeng, palu, mesin las, truk atau mobil dan lainnya. Pastikan alat dan peralatan kerja yang sesuai dengan pekerjaan, digunakan dengan benar dan dalam kondisi baik.



III. Hentikan dan Nasehatkan



Jika ada sikap berbahaya atau berpotensi berbahaya, maka hentikan pekerjaan dan bicarakan dengan orang tersebut agar mengerti apa yang terjadi. Beritahukan solusi atau praktek kerja aman yang harus dilakukan.



IV. Pencatatan



Lengkapkan catatan pada kartu observasi K3L. Hasil temuan observasi catatlah dengan teratur dan jelas. Pakailah bahasa yang mudah dipahami dan penjabaran secara singkat.



PELAPORAN UNSAFE CONDITION / UNSAFFE ACTION Hari / Tanggal Lokasi Kejadian N O



: :



URAIAN KEJADIAN



PELAPOR



……………………



TINDAKAN



PERBAIKAN



KETERANGAN



MENGETAHUI



……………………………



PENERAPAN CORPORATE LIFE SAVING RULES ( CSLR ) PERTAMINA Kami PT. BIMA PERKASA SEJAHTERA berkomitmen Akan Menerapkan Program aspek HSE 12 CORPORATE LIFE SAVING RULES ( CSLR ) Yang dibuat Oleh PT.PERTAMINA ( Persero ) Dan Mematuhi Semua Kebijakan Yang Berlaku. Berikut Point-point yang Terdapat Dalam Program 12 Corporate Life Saving Rules ( CSLR ) :



DOKUMENTASI SOSIALISASI 12 CORPORATED LIFE SAVING RULES



2. PENGHARGAAN DAN SANKSI TERKAIT ASPEK HSSE



PENGHARGAAN DAN SANKSI ASPEK HSSE



a. Pemberlakuan Sistem Reward Istilah dalam reward adalah hadiah, penghargaan dan insentif, yang merupakan suatu penghargaan dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, buruh dan atau suatu lembaga. Reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi para karyawan agar mereka dapat bekerja tidak hanya untuk mencapai tujuan organisasi. Tetapi juga untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya. Adapun 3 fungsi penghargaan yang berperan dalam pembentukan tingkah laku karyawan: 1. Memperkuat motivasi untuk meningkatkan kepercayaan karyawan yang bekerja dalam menciptakan kinerja yang baik 2. Memberikan tanda bagi karyawan dengan kemampuan lebih Sistem Reward PT. BIMA PERKASA SEJAHTERA Setiap perusahaan yang menawarkan reward bagi pekerja yang berprestasi dan mampu mencapai target dan tujuan tertentu. Berikut 4 jenis reward yang diterima oleh para pekerja, antara lain: 1. Pujian tulus, salah satu bentuk reward yang tidak dapat diberi dengan uang. Pujian yang tulus dapat mengena dalam hati dan membuat karyawan lebih termotivasi. 2. Kenaikan gaji bulanan merupakan salah satu bentuk reward yang sangat pantas diberikan perusahaan kepada karyawan yang telah setia kepada perusahaan, atau karyawan dengan produktivitas yang sangat baik. Kenaikan gaji bulanan juga memberikan promosi kenaikan jabatan dan posisi yang lebih tinggi kepada karyawan tersebut. 3. Uang bonus bagi pekerja dengan kinerja dan dedikasinya yang mampu membawa perusahaan mencapai tingkat prestasi dan atau kemajuan tertentu. 4. Hadiah berupa penghargaan tahunan, merupakan ajang puncak keberhasilan perusahaan secara tahunan. Ajang tersebut berperan besar bagi perusahaan yang ingin merayakan keberhasilan bersama teman kantor.



BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGHARGAAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Jabatan : Untuk Selanjutnya Disebut PIHAK PERTAMA . Nama : Jabatan : Untuk Selanjutnya Disebut PIHAK KEDUA . Kedua belah pihak menyetujui dan bersepakat untuk mengadakan serah terima penghargaan sebagai berikut : PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA sebagai berikut :



No



Item/Barang



Jumlah



Keterangan



1 2 Dan PIHAK kedua telah menerima penghargaan yang telah diberikan oleh PIHAK PERTAMA. Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, ..../..../........



PIHAK PERTAMA



(...............................................)



PIHAK KEDUA



(...............................................)



Punishment perusahaan Punishment hanya diberikan kepada pekerja yang melakukan kesalahan terhadap perusahaan. Cara yang efektif untuk dilakukan dalam memberikan punishment dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu: 1. Sanksi berat dapat berakibat pada turunnya jabatan atau bahkan dibebaskan dari jabatan, seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Caranya adalah memberikan konseling khusus pekerja yang kedapatan pelanggaran dalam bekerja, dan setelah pemberian surat peringatan (SP) pun tidak ada perubahan. Tujuannya adalah mengetahui permasalahan apa yang dialami pekerjaan, sehingga dia bisa kembali bekerja secara optimal. 2. Sanksi sedang dapat berakibat pada pemotongan gaji dan atau tunjangan tidak tetap bagi pekerja yang kedapatan melakukan pelanggaran dengan sengaja. Hal itu dapat membantu karyawan lebih berhati-hati dalam bekerja supaya gajinya tidak akan dipotong lagi. 3. Sanksi ringan biasanya diberikan dalam bentuk teguran, baik lisan maupun tulisan. Jika karyawan yang kedapatan melakukan pelanggaran, maka dia akan diberikan teguran beserta alasan dan maksud tujuan itu. Dengan teguran ringan, diharapkan bahwa karyawan tersebut mau berubah.



FORM TEGURAN PELANGGARAN NOMOR



:



NAMA PROJECT



:



TANGGAL



:



LOKASI PROJECT



:



KEPADA YTH :



PERINGATAN PERTAMA PERINGATAN KEDUA PERINGATAN KETIGA



  



DASAR TEGURAN



PERINGATAN



SANKSI



MENGETAHUI



…………………………



DISETUJUI



………………………………..