Kisah Nabi Ilyas As Dan Nabi Ilyasa As [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kisah Nabi Ilyas AS



A. PENDHULUAN Ilyas (bahasa Arab: ‫( ) إلياس‬sekitar 910-850 SM) adalah seorang utusan Allah. Ilyas merupakan keturunan ke-4 dari Nabi Harun. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 870 SM dan ditugaskan berdakwah kepada orang-orang Finisia dan Bani Israel yang menyembah berhala bernama Baal di Kota Baalbak, Syam. Kota Baalbak diambil dari nama berhala yang mereka sembah. Namanya disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Quran. Menurut kisah Islam ia tidak wafat tapi diangkat ke sisi Allah. Ilyas bin Yasin bin Fanhas dari keturunan Harun bin Imran B. KISAH NABI ILYAS Ilyas berulang kali memperingatkan kaumnya, namun mereka tetap durhaka. Karena itulah Allah menurunkan musibah kekeringan selama bertahun-tahun, sehingga mereka baru tersadar bahwa seruan Nabi Ilyas itu benar. Setelah kaumnya tersadar, Nabi Ilyas AS berdoa kepada Allah SWT agar musibah kekeringan itu dihentikan. Namun setelah musibah itu berhenti, dan perekonomian mereka memulih, mereka kembali durhaka kepada Allah SWT. Akhirnya kaum Nabi Ilyas kembali ditimpa musibah yang lebih berat daripada sebelumnya, yaitu gempa bumi yang dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan. Selesailah halaman kehidupan dunia dan mereka dihadirkan di hadapan Allah pada hari kiamat. Allah menceritakan hal tersebut dalam firman-Nya: “Dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Pantaskah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?’ Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di halangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) kesejahteran dilimpahkan atas Ilyas? Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan hepada orangorang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. ash-Shaffat: 123-132)”



Hanya ayat-ayat yang pendek ini yang Allah sebutkan berkaitan dengan kisah Nabi Ilyas. Dan pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang menyatakan bahwa Ilyas adalah seorang Nabi yang bernama Ilya dalam Taurat. Injil Barnabas mengemukakan nasihat-nasihat Ilya. Tentu nasihat-nasihat tersebut tidak begitu terkenal dalam Taurat. Kami akan menyebutkan nasihat-nasihat tersebut karena di dalamnya terdapat hikmah yang dalam dan ketulusan hati. Pesan tersebut terdapat dalam injil Barnabas dari ayat 23 sampai ayat 49. Disebutkan di dalamnya bahwa “Ilya adalah hamba Allah. Hal ini ditulis bagi semua orang yang menginginkan untuk berjalan bersama Allah Pencipta mereka. Sesungguhnya orang yang suka untuk banyak belajar maka ia akan sedikit takut kepada Allah. Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa puas untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja. Hendaklah orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang saleh memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat ketika mendapati dunia mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati kerugian. Selanjutnya, hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk lebih baik daripada orang lain karena tidak akan bermanfaat suatu nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang salah dapat memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar seorang yang lebih buruk darinya berusaha untuk mengajarinya. Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari dari percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di atas gunung Saina’ maka beliau menemukan Allah dan berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang pecinta berdialog dengan kekasihnya. Dan hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar sekali setiap tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan perkumpulan oleh masyarakat dunia. Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada satu hari saja namun dihitung amalnya itu selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan pekerjaan yang di situ ia mencari ridha Allah. Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang penting saja. Hendaklah ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan kekenyangan. Dan hendaklah mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi mereka tidak akan menemui hari berikutnya. Dan hendaklah mereka benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu bernapas. Hendaklah satu baju dari kulit binatang cukup untuk mereka. Hendaklah mereka setiap malam berusaha untuk tidur tidak lebih dari dua jam. Hendaklah mereka berusaha berdiri di tengah-tengah salat dengan rasa takut. Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah dengan menjunjung tinggi syariat-Nya yang Allah SWT karuniakan kepada kalian melalui Nabi Musa. Karena dengan cara seperti ini, kalian akan menemukan Allah SWT dan kalian akan merasakan pada setiap zaman dan tempat bahwa kalian berada di bawah naungan Allah dan Dia akan selalu bersama kalian.” Demikianlah apa-apa yang disebutkan dalam Injil Barnabas melalui tulisan Ilya. Dari dulu hingga detik ini dan sampai Hari Kiamat, Nabi Ilyas AS tidak pernah mati (meninggal dunia), dan kini beliau sedang berdzikir di tengah-tengah muka bumi ini, dan jasadnya dijadikan ghaib oleh Allah SWT sehingga beliau tidak bisa diketahui akan keberadaannya sekarang. Imam Ad-Daraqathni meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA: “Nabi Khidir dan Nabi Ilyas



bertemu setiap tahun saat musim haji, dan mereka berdua saling mencukur kepala (Tahallul) satu sama yang lain”. (Riwayat Ibnu ‘Abbas RA). Dalam Az-Zuhd riwayat Imam Ahmad dan Imam Thabarani dikatakan: “Nabi Khidir dan Nabi Ilyas bertemu setiap tahun pada saat musim haji, dan mereka berdua saling mencukur kepala (Tahallul) satu sama yang lain. Dan mereka berdua berpuasa Ramadhan di Baitul Maqdis!”. (Menurut Ibnu Hajar, riwayat ini sanadnya hasan). Di dalam Musnad Abu Usamah dikatakan: “Nabi Khidhir di samudra dan Nabi Ilyas di daratan, mereka bertemu tiap malam di samping tembok yang dibuat oleh Dzulqarnain”. (Lihat Syawahid Al-Haq pada halaman 200 tentang 4 hadits yang dibawakan oleh Ibnul Jauzi). Nabi Ilyas AS dan Nabi Ilyasa AS bersama-sama mengemban misi dakwahnya kepada Bani Isra’il di Isra’il. Kurang lebih selama delapan tahun, Nabi Ilyas AShidup bersama Nabi Ilyasa AS untuk menjalankan misi dakwahnya kepada Bani Isra’il. Ketika itu mereka berdua berjalan-jalan ke sebelah timur sungai Yordan. Tiba-tiba datanglah angin badai disana dan akhirnya reda. Pada suatu hari, ketikaNabi Ilyas AS sedang beristirahat datanglah Malaikat Maut kepadanya. “Hai Ilyas, penuhilah panggilan Allah, kini saatnya nyawa mu akan kujemput! Maka bersiap-siaplah, hai Ilyas!” kata Malaikat Maut. Mendengar berita itu, Nabi Ilyas AS menjadi sedih dan menangis. “Mengapa engkau bersedih, Ilyas?” tanya Malaikat maut. “Tidak tahulah” jawab Nabi Ilyas AS. “Apakah engkau bersedih karena akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi kematian ?” tanya malaikat Maut. “Tidak. Tidak ada satupun yang aku sesali kecuali karena aku menyesal karena tidak bisa lagi berdzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup bisa terus berdzikir memuji Allah,” jawab Nabi Ilyas AS. Saat itu Allah SWT lantas menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas AS berdzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas AS ingin terus hidup semata-mata karena ingin berdzikir kepada Allah SWT. Maka berdzikirlah Nabi Ilyas AS sepanjang hidupnya. Allah SWT berfirman: “Biarlah Nabi Ilyas hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berdzikir kepada-Ku sampai akhir nanti (hari kiamat)!”. Mendengar firman Allah tersebut, maka Malaikat Maut tidak jadi mencabut nyawa Nabi Ilyas AS. Maka selama-lamanya Nabi Ilyas AS tidak akan pernah mati (tidak akan pernah meninggal dunia) kecuali di Hari Kiamat. Maka dibuatlah Nabi Ilyas AS tetap hidup abadi hingga hari kiamat, nyawa nya tidak dicabut, namun diri nya dijadikan ghaib oleh Allah SWT sebagaimana Nabi Khidir yang tetap hidup namun diri nya dijadikan ghaib oleh Allah SWT agar tidak bisa dilihat, didengar, dan diketahui keberadaannya oleh orang yang masih hidup di dunia. Allah SWT menjadikan Nabi Khidir AS dan Nabi Ilyas AS tetap hidup dan tidak pernah mati hingga hari kiamat kelak. Allah SWT menempatkan Nabi Khidir AS di tengah-tengah lautan, sedangkan Nabi Ilyas AS ditempatkan-Nya di tengah-tengah taman yang luas yang indah yang ada di tengah-tengah muka bumi ini, sambil terus-menerus dalam keadaan berdzikir kepada Allah SWT dari dulu, dan detik ini, dan sampai wafatnya nanti di hari kiamat. Wallahu a’lam bi showwab.



Kisah Nabi Ilyasa AS



A. PENDAHULUAN Al-Yasa (Arab:‫اليسع‬, Al Kitab: Elisa, Eliseus) (sekitar 885-795 M) adalah seorang Nabi yang tertera dalam Qur’an dan juga dianggap nabi oleh umat Yahudi dan Kristen. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 830 SM dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan orangorang Amoria di Panyas, Syam. Namanya disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Quran dan Ia wafat di Palestina. Ilyasa‘ adalah anak dari Safet dan penerus Nabi Ilyas. Al-Yasa’ adalah Nabi selanjutnya untuk bangsa Israel. Dia menghadapi sikap penyangkalan Raja dan Ratu Israel terhadap agama sepeninggal Ilyas. Al-Yasa’ menunjukkan banyak mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah, tapi mereka malah menyebutnya tukang sihir, sama seperti ketika mereka menyebut Nabi Ilyas sebelumnya. Mereka terus membangkang sepanjang hidup Al-Yasa’. Setelah beberapa lama, bangsa Israel ditaklukkan oleh Bangsa Assyria. Bangsa Assyria menghancurkan Kuil Gunung dan menyebabkan kerusakan parah di Israel. B.KISAH NABI ILYASA’ Ia putra dari paman Nabi Ilyas. Melaksanakan dakwah setelah Nabi Ilyas wafat. Karenanya dalam berdakwah ia berpegang pada syari’at dan metode nabi Ilyas. Al Qur’an tidak menguraikan tentang Nabi Ilyasa. Hanya dijelaskan. “Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.“(Q.S. Shaad : 48) Nabi ini termasuk hamba Allah yang terbaik. Konon nabi inilah yang disebut dalam kitab Taurat. Di antara mukjizatnya adalah menghidupkan kembali orang yang telah mati. Ilyasa adalah rasul dari kalangan Bani Israel dari garis keturunan yang sama dengan Musa, Harun serta Ilyas. Nama Ilyasa disebut dalam kisah Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar kaumnya dan bersembunyi di rumah Ilyasa. Maka besar kemungkinan Ilyasa juga tinggal di seputar



lembah sungai Yordania. Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Ilyasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit. Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Ilyasa pun menjadi sahabat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Ilyasa melanjutkan tugas tersebut begitu Ilyas meninggal. Ilyasa kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Ilyasa, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa Dakwah Nabi Ilyasa Ketaatan Nabi Ilyasa telah terlihat sejak ia masih kecil. Nabi Ilyasa telah sering mengikuti Nabi Ilyas berdakwah. Oleh karena itu, Nabi Ilyasa mendapat kepercayaan dari Nabi Ilyas untuk menggantikannya. Setelah Nabi Ilyas wafat, Nabi Ilyasa meneruskan dakwahnya. Ketika itu, sebagian kaum Nabi Ilyas masih ada yang menyembah berhala. Mereka melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Mereka tidak mau menerima agama yang dibawa oleh Nabi Ilyasa. Meskipun demikian, Nabi Ilyasa tetap sabar dan tidak berputus asa. Nabi Ilyasa tetap bertekad untuk membawa kaumnya hanya menyembah kepada Allah swt. Sebagian kaum Bani Israil ada yang menjadi pengikut Nabi Ilyasa. Mereka hidup rukun dan damai hingga Nabi Ilyasa wafat. Mereka sangat sedih dengan wafatnya Nabi Ilyasa. Setelah sekian lama Nabi Ilyasa wafat, mereka mulai meninggalkan ajaran Nabi Ilyasa. Semakin lama, mereka semakin kufur terhadap Allah swt.