Konsem Human Being Roger Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODEL KONSEPTUAL HUMAN BEING ROGER



DI SUSUN OLEH : 1. 2. 3. 4. 5.



Farah wita wardhany Fithriah Ramadhani Getti Pratiwi Dini Friska Ega fitri



(191440109) (191440110) (191440111) (191440107) (191440108)



PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG TAHUN 2022



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “Model Konseptual Human Being Roger” Pembuatan makalah dimaksudkan untuk memenuhi tugas keperawatn gerontik sebagai bahan pembelajaran dan penilaian. Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat diselesai dengan baik. Oleh karena itu, masukan, saran, kritik, dan usul yang sifatnya untuk perbaikan dari berbagai pihak khususnya Bapak/Ibu serta rekan – rekan sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi masukan sehingga makalah ini dapat di selesaikan dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.



Pangkalpinang , 07 Februari 2022



Penulis



ii



DAFTAR ISI DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii BAB I...............................................................................................................................................1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................1 1.1



LATAR BELAKANG......................................................................................................1



1.2



RUMUSAN MASALAH..................................................................................................2



1.3



TUJUAN MASALAH......................................................................................................2



BAB II.............................................................................................................................................3 PEMBAHASAN..............................................................................................................................3 2.1 Biografi Martha E. Rogers.....................................................................................................3 2.2 Konsep Teori Martha E. Rogers............................................................................................3 2.3 Asumsi teori Martha E. Rogers..............................................................................................4 2.4 Asumsi Utama Konsep Sentral dari Model Konseptual Martha E.Rogers............................5 2.5 Kelemahan Rogers tentang homeodinamik...........................................................................7 2.6 Menggunakan prinsip-prinsip Roger sebagai pendekatan aplikatif dalam pemberian asuhan Keperawatan.................................................................................................................................7 BAB III............................................................................................................................................9 PENUTUP.......................................................................................................................................9 3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................10



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1LATAR BELAKANG Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki praktek keperawatan, melalui riset keperawatan, dan praktik keperawatan memberikan fenomena yang perlu dilakukan riset untuk dapat memperkokoh teori keperawatan. Teori-teori keperawatan yang disusun secara jelas meningkatkan pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang ada dan mengarahkan perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek keperawatan itu sendiri. Teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan ahli keperawatan berdasarkan filosofi, paradigma, serta latar belakang pendidikan dan kehidupan para ahli tersebut, sehingga masing-masing teori mempunyai perbedaan asumsi terhadap praktek keperawatan. Akan tetapi pada dasarnya semua teori keperawatan yang ada mempunyai apresiasi yang sama yaitu terhadap proses pemberian asuhan keperawatan, dimana klien diberikan kesempatan dan ruang untuk dapat berkembang secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya selama rentang kehidupan. Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan memberikan dasar kerja dan memberikan kerangka kerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Teori keperawatan sekarang ini sedang berkembang pesat untuk menjadi sebuah sain keperawatan mulai dari teori pada ranah filosofi, grand theory, middle range theory maupun practice theory, dalam makalah ini akan dibahas tentang grand theory Salah satu teori keperawatan yang dapat di terapkan oleh perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien adalah teori dari Martha E. Rogers tentang “Unitary Human Beings”. Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan individu yang holistik, saling memberikan timbal balik dengan individu yang lain dan lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang keempat konsep dalam paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan merupakan satu kesatuan yang 1



utuh dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan seyogyanya mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, disesuaikan dengan situasi dan kondisi individu yang dirawat maupun lingkungan yang mempengaruhi individu tersebut. Perawat harus mempunyai landasan teori keperawatan yang memadai agar dapat memilih dan menerapkan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Instansi pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok akan menganalisa dan membahas teori Rogers dan penerapannya agar perawat dapat menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori ini, Oleh karena itu Teori Martha E. Rogers serta penerapannya di lapangan sangat diperlukan dibahas dan disajikan, sehingga pada akhirnya perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.



1.2RUMUSAN MASALAH 1.



Apa itu Biografi Martha E. Rogers.?



2.



Bagaimana konsep human bing roger?



3.



Bagaimana asumsi Biografi Martha E. Rogers.?



4.



Bagaimana Kelemahan Rogers tentang homeodinamik?



5.



Bagaimana Menggunakan prinsip-prinsip Roger sebagai pendekatan aplikatif dalam



pemberian asuhan Keperawatan?



1.3 TUJUAN MASALAH 1.



Untuk Mengetahui Biografi Martha E. Rogers.?



2.



Untuk Mengetahui konsep human bing roger?



3. Untuk Mengetahui asumsi Biografi Martha E. Rogers.? 4. Untuk Mengetahui Kelemahan Rogers tentang homeodinamik? 5. Untuk Mengetahui Bagaimana Menggunakan prinsip-prinsip Roger sebagai pendekatan aplikatif dalam pemberian asuhan Keperawatan?



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Biografi Martha E. Rogers Martha E. Rogers dilahirkan pada tanggal 12 Mei tahun 1914 di Dalas Texas, tertua dari 4 bersaudara pasangan Bruce Taylor Rogers dan Lucy Mulholland tajam rogers. Dia menerima gelar diploma keperawatan dari sekolah rumah sakit Knoxville pada tahun 1936. Pada tahun 1937 ia menerima gelar B.S. dari george peabody perguruan tinggi di nashville, tennessee.(Tomey & Alligood, 1998). Setelah aktif sebagai perawat kesehatan dia melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, sampai mendapatkan gelar doktor dari universitas Johns Hopkins di Baltimore. Menduduki posisi staf dalam keperawatan kesehatan masyarakat, serta membentuk pelayanan perawat pertama di Arizona, kemudian ia pindah ke perguruan tinggi sebagai dosen tamu dan bergabung dengan asosiasi penelitian selama 21 tahun. Rogers adalah Profesor dan Kepala Divisi Perawat Pendidikan di Universitas New York sampai tahun 1954, disini Roger focus mengajar, memformulasi dan mengelaborasi teorinya. Dia meninggal pada 13 Maret 1994, pada umur 79. (Hector, 1989 dalam McEwen & Wills, 2011).



2.2 Konsep Teori Martha E. Rogers Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung. (Tomey & Alligood, 1998). Keperawatan



adalah



ilmu



humanisti/humanitarian



yang



menggambarkan



dan



memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip - prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip - prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan merupakan kegiatan yang bersumber pada ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran 3



intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. (McEwen & Wills, 2011).



2.3 Asumsi teori Martha E. Rogers Rogers dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang terdiri dari lima bagian, yaitu : a. Unifield whole is greater and different than the sum of part. (kesatuan yang utuh lebih besar dan berbeda dr jumlah bagian) Manusia adalah system yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari proses yang utuh dari dirinya dan antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian dan merupakan penjumlahan dari bagian-bagiannya.. b. Mutual exchange of matter and energy.(saling tukar materi dan energi) Manusia dan lingkungan selalu berubah secara kontinyu termasuk energi keduanya. Individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal. c. Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat.(proses kehidupan tdk membalikkan atau mengulang) Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula. d. Pattern and organization identify the human field.(pola dan organisasi mengidentifikasi bidang manusia) Pola dan organisasi mengidentifikasi perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif 4



e. Human beings have abstraction, imagery, language, and thought, sensation and emotion. (manusia memiliki abstrak, citra, bahasa, pikiran, sensasi dan emosi )



Lima asumsi diatas, definisi, dan Prinsip-prinsip hemodinamik merupakan inti teori Martha E. Rogers yang merupakan bagian dari Building Blocks, yang terdiri dari: (Tomey & Alligood, 1998). a. Energy Fields (Bidang Energi) Bidang Energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan, seperti energi manusia dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak terbatas terdiri dari mahluk hidup dan lingkungannya. Kedua komponen ini tidak dapat dikurangi, manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. b. Universe of Open System (Sistem terbuka). Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan terbuka, menyatu antara satu dengan yang lainnya. c. Pattern (Pola) Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan bangunan lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah bisa menjadi suatu indikasi sakit atau penyakit. d.



Pandimensionality (Empat kedimensian) Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan sebagai domain non linier tanpa atribut, atau mengenai ruang tanpa batas.



2.4 Asumsi Utama Konsep Sentral dari Model Konseptual Martha E.Rogers Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses kehidupan manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha E. Rogers terhadap empat konsep sentral adalah sebagai berikut : 5



1. Keperawatan Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk. (Rogers,1992 dalam Meleis 2007). 2. Kesehatan Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya atau individu. Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi pola dan diangap menunjukkan pola perilaku yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai suatu ekspresi dari interaksi manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar (Fitzpatrick dan Whall, 1986). 3. Lingkungan, Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi



yang



diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik. Lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan manusia. (Meleis 2007) 4. Manusia Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan, saling mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan. (Meleis, 2007). 6



2.5 Kelemahan Rogers tentang homeodinamik Walaupun prinsip-prinsip homeodinamik konsisten dengan tujuan universal, ada keterbatasan utama pelaksanaan prinsip-prinsip universal. Banyak orang mengalami kesulitan untuk memahami prinsip-prinsipnya. Meskipun asumsi dasar yang diberikan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan, sistem tetap abstrak. Persyaratan belum cukup untuk dioperasionalkan untuk menyediakan pemahaman yang jelas. Kesulitan definisi pengoperasian konsep serta membawa keabstrakan konsep dan hubungan ke tingkat empiris untuk pengujian yang mengganggu banyak ilmuwan perawat (Kim, 1986). Definisi operasional diperlukan untuk pengembangan hipotesis bahwa tes konsep teoritis dan untuk pemilihan instrumen yang memadai akan mengukur konsep-konsep yang terlibat (Hardy, 1974).



2.6 Menggunakan prinsip-prinsip Roger sebagai pendekatan aplikatif dalam pemberian asuhan Keperawatan Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsipprinsip



homeodynamics



memberikan



pedoman



untuk



memprediksi



sifat



dan



arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Keberhasilan menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik memerlukan pertimbangan perawat dalam melibatkan klien pada proses keperawatan. (Alligood, 2006). Dalam tahap pengkajian keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan. Pertanyaan tahap pertama mencerminkan prinsip Integrasi, seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy, dan tahap akhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian. Kesimpulan ini merupakan diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis 7



keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970 dalam Meleis, 2007).



8



BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN 1. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia. 2. Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses kehidupan manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha E. Rogers terhadap empat konsep sentral adalah sebagai berikut : a. Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. b. Lingkungan sebagai tempat bangunan energi yang tidak dapat direduksi yang diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik. c. Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya atau individu. d. Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia sebagai unit. 3. Beberapa pengaplikasian teori Martha Roger a. Perawat di tuntut untuk mampu mengelola dan mempromosikan keperwatan dalam upaya pencegahan penyakit. b. Perawata dalam merawat pasien cacat tetap mengedepankan ilmu kemanusian keperawatan. c. Perawat harus dalam melakukan keperawatan harus berpedoman bahwa klien akan mengalami perubahan sesuai dengan lingkungannya



3.2 Saran Dengan adanya teori keperawatan Martha E. Rogers yang memandang manusia secara keseluruahn dan terus-menerus terjadi pertukaran energi dengan lingkungannya. Keperawatan merupakan seni dan ilmu yang berhubungan lansung terhadap kebutuhan manusia dengan sifat dasar dan perkembangan manusia. Maka perawat memerlukan kreatifitas dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Untuk meningkatkan status kesehatan manusia. 9



DAFTAR PUSTAKA Perry, potter. (2015). Fundamental keperawatan.Jakarta: Kedokteran EGC http://anita-kesehatan.blogspot.com/2012/02/makalah-model-konsep-dan-teori.html ( Di akses tanggal 5 desember 2013 pukul 14.40 Wita ) http://www.galihpriambodo.com/2013/02/teori-keperawatan-martha-elizabeth-roger



10