Konsep Bertuhan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Daftar isi Daftar Isi ................................................................................................ Bab I Apa itu bertuhan............................................................................................... 1.1.Benarkah Tuhan itu ada?............................................................................ 1.2.Konsep Betuhan.......................................................................................... 1.3.Tingkat kesadaran dalam bertuhan.............................................................



1 2 2 2 3



Bab II Bertuhan Hanya Kepada Allah.......................................................................



5



-1-



Bab 1 Apa Itu Bertuhan 1.1. Benarkah Tuhan itu ada? Kepercayaan kita terhadap Tuhan sangantlah beragam, ada yang sangat mempercayai tentang adanya Tuhan hingga ke dasar hatinya, sehingga apabila di sebutkan nama-Nya hatinya akan bergetar.Ada juga yang hanya sekedar percaya saja tentang Tuhan mereka, tanpa adanya pemahaman yang benar tentang Tuhan mereka.Namun, ada juga yang tidak mempercayai tentang Tuhan, yang biasa kita kenal sebagai seorang Atheisme.Mereka ini biasanya adalah orang yang sombong,misalnya, meraka merasa tidak perlu bertuhan karena ‘merasa’ bisa mengatasi segala kebutuhan sendiri.Atau di keranakan mereka malas berfikir dan tidak mau repot karenanya. Tetapi sesungguhnya tidak seseorang pun yang benar-benar tidak bertuhan.Karena sesungguhnya makna bertuhan itu adalah menempatkan sesuatu menjadi pusat dan tujuan bagi kehidupan seseorang.Seseorang sangat tergila-gila dengan hartanya itu sudah menandakan bahwa dia telah ‘Mengagungkan’ hartanya tersebut.Sehingga ia menganggap bahwa harta yang berlimpah itulah yang dapat memenuhi segala kebutuhannya. Jadi sangatlah jelas bahwa sesungguhnya tidak satu manusia pun yang tidak bertuhan. Yang menjadi masalah kita adalah kepada siapakah kita harus bertuhan? 1.2. Konsep Bertuhan Ada juga sekolompok yang lain yang mempercayai bahwa Tuhan itu ada.Islam bukan ajaran dogma yang mengharuskan umatnya untuk langsung mempercayai sesuatu tanpa kita berfikir dahulu.Tetapi ajaran Islam adalah sebuah ajaran yang lebih mementing untuk berlogika atau berfikir atau menggunakan akal sehatnya untuk menjalani ajarannya.Perhatikan Firman Allah SWT. Artinya : Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada Tuhan beserta-Nya, masing-masing Tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,(QS. Al Mukminuun 23:91)



-2-



Kita kembali pada konsep bertuhan, bahwa yang namanya bertuhan itu adalah menpatkan sesuatu itu menjadi pusat, atau menganggap bahwa sesuatu itu adalah segalagalanya.Kata dari segala-galanya itu berarti bahwa yang sesuatu itu tidak ada tandingannya, karena dia menganggap yang segala-galanya itu tidak tandinganya. Kembali pada surat diatas, bahwa di dalam surat itu Allah SWT mengatakan : “Allah sekali-kali tidak mempunyai anak…….” Kalau Allah punya anak maka kita tidak bisa ‘menganggap’ bahwa Allah itu dalah segalanya-galanya.Itulah kenapa hanya ada satu Tuhan yang ada di dunia ini. Jadi, bagi orang-orang yang percaya terhadap keberadaan Tuhan pun, belum tentu ia telah bertuhan secara benar.Karena, memang latar belakangnya bisa sangan beragam.Setidak-tidaknya mereka memiliki tingkat-tingkat kualitas yang berbeda-beda didalam mempersepsikan dan berinteraksi dengan Tuhannya. 1.3. Tingkat Kesadaran dalam bertuhan Sesungguhnya Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah 2: 1-9, yang artinya: Artinya: Alif laam miin. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka.Dan mereka yang beriman kepada Kitab (AlQur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu,serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu ber peringatan atau tidak kamu beri peringatan,mereka tidak juga beriman.Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka,dan penglihatan mereka ditutup dan bagi mereka siksa yang amat berat.Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kapada Allah dan hari kemudian,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.(QS. Al Baqarah 2:1-9)



-3-



Ada beberapa tingkat kesadaran dalam bertuhan di kehidupan ini sesuai dengan firman Allah yang diatas tersebut, di antaranya: •



Orang yang tidak mau melakukan interaksi dengan Tuhan, karena merasa tidak butuh.Itulah orang-orang yang kafir alias ingkar.Mengakui keberadaan-Nya, tetapi tidak mau menjadikan senagai Tuhannya.







Orang yang malas berinteraksi dengan-Nya.Mereka menganggap bahwa bertuhan itu merepotkan saja.Mereka tidak paham tentang konsep ketuhanan, dan perlunya bertuhan dalam kehidupannya.Itulah orang-orang yang dalam istilah Al-Qu’an disebut sebagai orang yang merugi.







Orang yang melakukan interaksi dengan Tuhan secara terpaksa.Mereka menjalankan agama secara ikut-ikutan, dan menganggap Tuhan sebagai Dzat yang harus disembah.Yang kalau tidak disembah bakal menjatuhkan sanksi neraka.Dan kalau disembah bakal memberikan surga.Inilah orang yang belum tahu makna agama dan makna ibadahnya. Kelompok inilah yang disinyalir oleh rasulullah sebagai orang-orang yang melakukan puasa tanpa memperoleh makna puasanya kecuali lapar dan dahaga.







Orang yang merasakan manfaat dalam berinteraksi dengan Tuhan.Ia menemukan bahwa Tuhan adalah ‘Sesuatu’ yang Hidup, Berkehendak, Berkuasa, Adil, Sangat Penyayang, Suka Memberi, dan Sumber Segala Kenikmatan.Maka ia selalu merindukan untuk bisa selalu berinteraksi dengan-Nya.Orang inilah yang telah mencapai tingkat tertinggi yaitu pasrah atau berserah diri hanya kepada Allah SWT.



-4-



Bab II Bertuhan Hanya kepada Allah Lantas, kalau begitu : Siapakah ‘Tuhan Sebenarnya’ yang pantas kita sembah? Marilah kita cari bersama. Tidak sulit untuk menemukannya, karena dalam sejarah kemanusiaan kita sudah mengenal berbagai macam Tuhan, dari berbagai bangsa dan berbagai agama. Islam sendiri tidaklah turun di zaman rasul Muhammad saja.Melainkan sejak zaman pertamakali ada manusia, Allah telah menamakan agam-Nya sebagai Islam.Dan pemeluknya disebut sebagai muslimuun alias orang yang berserah diri.Hal itu bisa kita temukan dalam berbagai ayat Al Qur’an al karim.Salah satunya dalam surat Al Baqarah ayat 132 yang artinya. Artinya: Dan Ibrahim Telah mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih agama Ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". Ayat di atas telah memberikan gambaran kepada kita bahwa sejak zaman Nabi Ibrahim, beliau telah menyebutkan agamanya sebagai agama islam.Padahal kita tahu, bahwa anak cucu Ibrahim inilah yang menurunkan agama-agama besar yang sekarang kita kenal, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam.Semua itu sebenarnya hanya berasal dari satu agama saja, yaitu agama Ibrahim, Islam.Perhatikan Surat Al Hajj ayat 78 yang artinya. Artinya: Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. dia (Allah) Telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.



-5-



Ayat ini juga menegaskan bahwa sejak dulu yang namaya Agama yang turun dari Allah itu adalah Islam, yang bermakna ‘berserah diri’ kepada-Nya.Bawa kemudian ada yang mengubah nama, itu baru terjadi di kemudian hari karena adanya perbedaanperbedaan kepentingan dari penganutnya. Tapi, ‘berserah diri’ menjadi makna utama dari ‘Islam’. Bahkan, Al Qur’an juga memberikan gambaran bahwa yang dsebut ‘Islam’ itu sebenarnya adalah makna universal dari sikap ‘berserah diri’.Bukan hanya sekedar atribut, symbol, dan lambing-lambang.Bukan hanya untuk manusia, tetapi semua makhluk berakal.Baik yang dilangit maupun di bumi.Hal itu di gambarkan dalam Surat Ali Imran ayat 83 yang artinya. Artinya: Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. Maka, ‘Tuhan yang sebenarnya’ itu sesungguhnya adalah Tuhan yang satu.Tuhannya siapa saja.Tuhan dari semua dari semua makhluk yang berakal.Tidak ada yang berhak mengklaim bahwa Tuhan yang benar itu adalah Tuhan golongan atau kelompok tertentu. Selama kita mengacu pada sifat-sifat yang benardari Dzat ketuhanan itu, maka kita telah mengacu pada Tuhan yang sama.Apa pun namanya.Dalam konteks Al Qur’an itulah yang kita sebut sebagai Allah SWT. Akan lain halnya, ketika kita mengacu kepada substansi dan sifat-sifat yang berbeda. Tentu saja Tuhan yang kita maksudkan lantas berbeda pula.Al Qur’an sendiri menegaskan hal itu. Bahwa Tuhan para penganut al Kitab sejak dulu kala,sesungguhnya adalah Tuhan yang sama.Dan kepadaNya-sepatunya – setiap- setiap kita berserah diri. Perhatikan firman Allah SWT dalam Surat Az zumar 39:38 yang artinya. Artinya: Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. -6-



Begitulah dengan sangat menyakinkan Allah mengatakan bahwa dirinya satusatunya Tuhan alam semesta dengan segala isinya.Bukan hanya nama-Nya, melainkan karena sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna. Maha Suci dari segala kekurangan. Satusatunya Dzat yang pantas di sebut Tuhan. Artinya: Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. Al Hasyr 59:24).



-7-



Sumber Mustofa,Agus, Bersatu Dengan Allah,(Surabaya: PDMA press,2005)



-8-