Konsep CQI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP CQI (CONTINUOUS QUALITY IMPROVEMENT)



DISAMPAIKAN OLEH: NITA PUJIANTI,S.FARM.,APT.,MPH DEPARTEMEN KEBIJAKAN KESEHATAN PSKM FK ULM



PENGERTIAN • Sebagai salah satu prinsip Total Quality Management (TQM), Continuous Quality Improvement (CQI) merupakan sebuah pendekatan pada manajemen mutu yang merevolusi penjaminan mutu secara tradisional, dengan menekankan pada organisasi dan sistem. • CQI lebih memfokuskan diri pada proses, dan mempromosikan kebutuhan akan data yang objektif untuk menganalisa dan meningkatkan proses. • CQI merupakan filsafat manajemen yang berpendapat bahwa segala sesuatu itu bisa ditingkatkan (Harington, 1995)



• CQI menyediakan alat untuk meningkatkan program, memperbaiki efektivitas proses, dan membantu perkembangan lingkungan kerja yang kondusif. Pada awalnya, ia diterapkan dalam dunia industri, lalu berkembang ke sektor jasa (Saifullah, 2012). • Konsep CQI sangat memperhatikan sistem dan SDM yang melaksanakan sistem tersebut secara seimbang. • CQI merupakan bagian dari TQM



Teori berlawanan



Teori bad apples



(Sidney,2006)



Contrasting View



TEORI BAD APPLES (SIDNEY, 2006) 1. Sebuah sistem yang kompleks akan tetap berjalan dengan baik selama tidak dijalankan oleh manusia yang tidak berkompeten 2. Kesalahan manusia adalah penyebab utama terjadinya kecelakaan 3. Kegagalan datang sebagai sesuatu yang mengejutkan, tidak diharapkan terjadi, dan dianggap bukan bagian dari sebuah sistem



Diantara prinsip-prinsip yang dipegang oleh cara pandang lama menyikapi kesalahan manusia adalah sebagai berikut (Sidney, 2006): • Kesalahan manusia merupakan penyebab dominan dari berbagai permasalahan yang belum dipecahkan • Aturan-aturan yang mengutamakan keselamatan, prosedur-prosedur yang memberikan petunjuk, dan manajemen yang kuat dianggap mampu mengontrol tindakan manusia yang membahayakan. • Control seperti ini tetap saja digagalkan oleh tindakan manusia yang tidak seharusnya.



ERROR seharusnya dijadikan starting point untuk mengadakan perbaikan, bukan sebagai sebuah kesimpulan (Saifullah,2012)



Human error bukanlah sebuah penjelasan tapi ia menuntut penjelasan, yang pada gilirannya akan ditemukan letak permasalahannya.



Mengapa teori Bad Apples populer?



UNSUR-UNSUR CQI



pendekatan



aktivitas



Struktur



• Pendekatan perbaikan berkesinambungan • Berbeda dengan pendekatan tradisional. • Dalam pendekatan tradisional, perbaikan terjadi hanya apabila ada pengembangan produk baru dan reaksi terhadap masalah-masalah yang menonjol. • Sedangkan dalam TQM, manajer memperbaiki setiap aspek dalam sistem organisasi pada setiap kesempatan, bahkan pada saat tidak ada masalah besar



Aktivitas perbaikan berkesinambungan. Terdapat lima aktivitas pokok dalam perbaikan berkesinambungan, yaitu; • Komunikasi. • Memperbaiki masalah yang nyata. • Memandang ke hulu. • Mendokumentasikan kemajuan dan masalah • Memantau perubahan.



• Struktur perbaikan kualitas. • Perbaikan kualitas tidak terjadi begitu saja, tetapi direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis dan tahap demi tahap.



strukturisasi untuk perbaikan kualitas menurut Joseph Juran terdiri atas tiga langkah : • Membentuk dewan kualitas yang bertanggungjawab atas perbaikan berkesinambungan  SDM • Menyusun pernyataan tanggung jawab dewan kualitas  SOP,Kebijakan • Membangun infrastruktur yang diperlukan  Sarana



ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN STRATEGI CQI Sesuai dengan strategi TQM (Saifullah,2012) : 1. Memberdayakan tenaga medis (klinis) dan manajemen untuk menganalisa dan memperbaiki proses 2. Adopsi norma mengacu pada mutu kepuasan pelanggan adalah suatu hak yang utama dalam mutu dan yang dimaksud pelanggan termasuk dua hal, yaitu pasien dan petugas kesehatan (provider) dalam proses tersebut 3. Pengembangan pendekatan lintas fungsional multi disipliner di lingkup bagian-bagian atau kementeriankementerian dan lingkup profesi 4. Mengadakan motivasi secara rasional berdasarkan data dan fakta dalam proses analisis dan perubahan, dengan pendekatan metodologi statistik



BUDAYA KERJA DALAM PELAYANAN KESEHATAN • Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja (Supriyadi, 2003). • Budaya kerja yang terbentuk secara positif akan bermanfaat karena setiap anggota dalam suatu organisasi membutuhkan sumbang saran, pendapat bahkan kritik yang bersifat membangun dari ruang lingkup pekerjaaannya demi kemajuan di lembaga tersebut.



Budaya kerja akan menjadi kenyataan melalui proses panjang, karena perubahan nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru akan memakan waktu untuk menjadi kebiasaan dan tak henti-hentinya terus melakukan penyempurnaan dan perbaikan Komponen-komponen budaya kerja yaitu (Ndraha, 2003) • Anggapan dasar tentang kerja • Sikap terhadap pekerjaan • Perilaku ketika bekerja Dan sikap terhadap bekerja • Lingkungan kerja dan alat kerja • Etos kerja



Mutu pelayanan kesehatan (pantas & sesuai)



Orientasi pada kebutuhan & harapan pelanggan



Kepuasan pelanggan tercapai



• Umumnya pelanggan itu adalah sekelompok orang yang menerima hasil dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan dan sebaliknya menjadi inspirasi bagi organisasi untuk improvasi pada produknya. • Dimana improvisasi pada produk atau jasa sebaiknya melalui tiga proses atau tahapan sesuai dengan model mutu Joseph M. Juran yaitu sebagai berikut (Juran, 1989):



MODEL MUTU (JURAN,1989) Pertama pemilik atau pemimpin dan pelaksana organisasi melakukan perencanaan mutu. Dalam melakukan perencanaan tersebut terlebih dahulu mengidentifikasikan pelanggan. Pelanggan yang dimaksud dalam organisasi dibidang kesehatan terbagi atas dua, diantaranya: • Pelanggan Internal, yaitu para tenaga medis, non medis atau dari beberapa fungsional lainnya seperti labotarium, radiology, gizi, ambulance, blood bank dan supplier (pemasok obat-obatan dan peralatan medis dan non medis). • Pelanggan Eksternal, yaitu umumnya pasien itu sendiri, keluarga pasien, dan pihak yang masih ada hubungannya dengan pasien.



• Apa saja yang bisa diberikan pelaksana organisasi untuk pelanggan ?



• Tahap kedua menurut model ini adalah pengendalian mutu, dimana pelaksana organisasi mengevaluasi sejauh mana penerimaan pelanggan dalam hal ini pasien terhadap jasa yang ditawarkan apakah dapat mewujudkan keinginan dan sesuai harapan mereka. • Apa alat ukur yang bisa digunakan?



• Tahap terakhir pada model ini yaitu perbaikan atau peningkatan mutu. Dalam hal ini untuk memperbaiki jasa yang mungkin kurang memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan dan harapan pasien,



PENDEKATAN SISTEM DALAM MUTU PELAYANAN KESEHATAN • Sistem adalah suatu bentuk hubungan antara unsure-unsur atau kompenen-komponen yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan saling bereaksi. Dalam sistem pelayanan kesehatan, banyak komponen-komponen yang dimaksud dalam berbagai aspek (Amiruddin, 2007).



Sistem pelayanan kesehatan sebagai sistem umum (generic system) pada umumnya adalah sebagai berikut (Amiruddin, 2007): • Interrelated dan interdependensi, banyak unsurunsur pelayanan kesehatan yang saling berhubungan dan saling tergantung. • Holistic, artinya sistem pelayanan kesehatan menjadi permasalahan kesehatan seutuhnya. • Teleologic, sistem pelayanan kesehatan selalu mengarah ke satu tujuan • Entropi, yang menggambarkan suatu sistem tertutup supaya tidak terjadi kerusakan dan tetap survive.



Sistem pelayanan kesehatan selalu dalam regulasi, dengan sifat-sifat dari pelayanan kesehatan adalah (Amiruddin, 2007): • Hirarki, yang artinya berjenajang, sehingga menyebabkan kerusakan atau gangguan suatu sistem secara berurutan usnur-unsur akan menyebar ke subsistem dan suprasistem. • Diferensisasi, perbedaan-perbedaan tugas dan fungsi dalam mencapai tujuan. • Ekufinalitas, yang artinya keadaan keseimbangan yang dinamis • Fleksibel, mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan. • Dinamis, yang artinya setiap saat mampu membaca dan memanfaatkan peluang yang menguntungkan dan sistem pelayanan kesehatan harus memiliki sumber daya yang diperlukan



Sekian dan Terima Kasih