Konsep Dasar Dan Strategi Pembelajaran Berbicara Di Kelas Tinggi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONSEP DASAR DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBICARA DI KELAS TINGGI



Disusun Oleh : 1. Mareza Arisandi (2019201938) 2. Safitriana (2019201052)



Dosen Pengampu : Arum Gati Ningsih, M.Pd



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH OKU TIMUR 2020/2021



0



KATA PENGANTAR Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Konsep dasar dan strategi pembelajaran berbicara di kelas tinggi”. Dimana tujuan kami membuat makalah berisikan tema tersebut adalah untuk memperdalam pengertian serta pemahaman kami khususnya serta teman teman semuanya yang akan membaca makalah yang kami susun ini. Dimana makalah ini menjadi tugas kami sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pembelajaran Bahasa Dan Sastra KElas Tinggi. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat kedepannya



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................ i DAFTAR ISI........................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. iii A. Latar Belakang ................................................................................... iii B. Rumusan Masalah .............................................................................. iii C. Tujuan................................................................................................. iii BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 1 A Konsep dasar berbicara ...................................................................... 2 B. strategi untuk meningkatkan kemampuan berbicara di kelas tinggi .. 2 C. hubungan antara berbicara dengan tiga keterampilan ........................ 3 D. faktor penunjang kegiatan berbicara .................................................. 6 E. aktor-faktor penghambat kegiatan berbicara ...................................... 6 F. aktor pengembangan keterampilan berbicara ..................................... 6 BAB III PENUTUP............................................................................................... 7 A. Kesimpulan ........................................................................................ 7 B. Saran ................................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 8



ii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berbicara merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Dengan berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Berbicara selalu tidak jauhjauh dengan bahasa, karena bahasa merupakan unsur penting dalam berkomunikasi dengan manusia yang lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal menggunakan bahasa sebagai sarana, sedangkan komunikasi nonverbal menggunakan sarana gerak-gerik seperti warna, gambar, bunyi bel, dan sebagainya. Komunikasi verbal dianggap paling sempurna, efisien, dan efektif.Komunikasi lisan sering terjadi dalam kehidupan manusia, misalnya dialog dalam lingkungan keluarga, percakapan antara tetangga, percakapan bertelepon, dan sebagainya. Interaksi antara pembicara dan pendengar ada yang langsung dan ada pula yang tidak langsung. Interaksi langsung dapat bersifat dua arah atau multi arah, sedangkan interaksi tak langsung bersifat searah. Komunikasi lisan dalam setiap contoh berlangsung dalam waktu, tempat, suasana yang tertentu pula. Sarana untuk menyampaikan sesuatu itu mempergunakan bahasa lisan. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1.



Bagaimana konsep dasar berbicara?



2.



Apa itu pembelajran berbicara di kelas tinggi?



3.



Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung kemampuan berbicara?



C. TUJUAN PEMBAHASAN Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut. 1.



Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar berbicara.



2.



Untuk mengetahui strategi pembelajran berbicara di kelas tinggi



3.



Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam berbicara berbicara.



iii



BAB II PEMBAHASAN



A. KONSEP DASAR BERBICARA



Kemampuan berbicara siswa bervariasi, mulai dari taraf baik atau lancar; sedang; gagap atau kurang. Kenyataan tersebut sebaiknya dijadikan landasan berbicara di sekolah. Pengajaran berbicara pun harus berlandaskan konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi. Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal, yakni: 1. Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaiatan erat dan tak terpisahkan, ibarat mata uang: satu sisi ditempati kegiatan berbicara dan sisi lainnya ditempati kegiatan menyimak. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya jawab, interview dan sebagainya. 2. Berbicara adalah proses individu berkomunikasi Berbicara adakalanya digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan lingkungannya. Bila hal ini dikaitkan dengan fungsi bahasa maka berbicara digunakan sebagai sararana memperoleh pengetahuan mengadaptasi, mempelajari lingkungannya, dan mengontrol lingkungannya. Fungsi heuristic sering disampaikan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban. 3. Berbicara adalah ekspresi yang kreatif Melalui berbicara kreatif, manusia melakukan tidak sekedar menyatakan ide, tetapi juga memanifestasikan kepribadiannya. Tidak hanya dia menggunakan pesona ucapan kata dan dalam menyatakan apa yang hendak dikatakannya tetapi dia menyatakan secara murni, fasih, ceria dan spontan. Perkembangan persepsi dan kepekaan terhadap perkembangan keterampilan berkomunikasi menstimulasi yang bersangkutan untuk mencapai taraf kreatifitas tertinggi dan ekspresi intelektual. Bergantung pada si pembicaralah apakah dia mampu menjadikan berbicara (komunikasi lisan) itu menjadi ekpresi kreatif atau hanya pendekatan belaka. Karena itu dikatakan berbicara



1



tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama untuk menciptakan dan memformulasikan ide baru. 4. Berbicara adalah tingkah laku Berbicara adalah ekspresi pembicara. Melalui berbicara, pembicara sebenarnya menyatakan gambaran dirinya. Berbicara merupakan simbolisasi kepribadian si pembicara. Berbicara juga merupakan dinamika dalam pengertian melibatkan tujuan pembicara kepada kejadian disekelilingnya kepada pendengarnya, atau kepada objek tertentu. Dalam bahasa Indonesia, kita juga menemui peribahasa ” Bahasa menunjukkan bangsa ”. makna peribahasa tersebut ialah cara kita berbahasa, berbicara, bertingkah laku menggambarkan kepribadian kita. Dalam kepribadian tersebut telah terselip tingkah laku kita. Karena itu tepatlah bila dikatakan berbicara adalah tingkah laku. 5. Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari Berbicara sebagai tingkah laku, sudah dipelajari oleh siswa di lingkungan keluarga, tetangga, dan lingkungan lainnya di sekitar tempatnya hidup sebelum mereka masuk ke sekolah. Keterampilan berbicara siswa harus dibina oleh guru melalui latihan : a. Pengucapan b. Pelafalan c. Pengontrolan suara d. Pengendalian diri e. Pengontrolan gerak-gerik tubuh f. Pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya g. Pemakaian bahasa yang baik h. Pengorganisasian ide



6. Berbicara distimulasi oleh pengalaman Berbicara adalah ekspresi diri. Bila diri si pembicara terisi oleh pengetahuan dan pengalaman yang kaya, maka dengan mudah yang bersangkutan menguraikan pengetahuan dan pengalaman itu. 7. Berbicara untuk memperluas cakrawala Paling sedikit berbicara dapat digunakan untuk dua hal. Yang pertama untuk mengekpresikan ide, perasaan dan imajinasi. Kedua, berbicara dapat juga digunakan untuk menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala pengalaman. 8. Keterampilan linguistik dan lingkungan 2



Anak-anak adalah produk lingkungan. Jika dalam lingkungan hidupnya ia sering diajak berbicara, dan segala pertanyaannya diperhatikan dan dijawab, serta lingkungan itu sendiri menyediakan kesempatan untuk belajar dan berlatih berbicara maka dapat diharapkan anak tersebut terampil berbicara. Ini berarti si anak sudah memliki kemampuan linguistik yang memadai sebelum mereka memasuki sekolah. 9. Berbicara adalah pancaran kepribadian Gamabaran pribadi seseorang dapat diidentifikasi dengan berbagai cara. Kita dapat menduganya dari gerak-geriknya, tingkah lakunya, kecenderungannya, kesukaannya, dan cara bicaranya. berbicara pada hakikatnya melukisnya apa yang ada di hati, misalnya pikiran, perasaan, keinginan, idenya dan lain-lain. Karena itu sering dikatakan bahwa berbicara adalah indeks kepribadian.



B. Strategi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Di Kelas Tinggi



Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi kompetensi disebut juga dengan strategi komunikasi atau communication strategies (Thornburry, 2006: 29). Ada beberapa hal yang yang harus diperhatikan dalam strategi komunikasi yakni: a. Menggunakan kata-kata yang banyak/tidak langsung (tidak to the point) b. Mengubah kata-kata baru agar lebih dikenal (penyerapan kata asing), contoh: mesjid c. Menggunakan kata-kata yang umum atau sudah dikenal. d. Menggunakan ekspresi atau alih kode, contoh:menggunakan bahasa yang sopan pada orang yang lebih tua. e. Menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk meyakinkan maksud yang kita inginkan.



Strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan berbicara menurut Taufina (2016 : 101-128) : 1.



Mendongeng



2.



Bermain Peran 3



3.



Cerita Berantai



4.



Media Gambar dalam Bercerita



5.



Menyajikan Informasi atau Pidato



6.



Berpatisipasi dalam Diskusi



7.



Sandiwara Boneka



8.



Lihat Ucap



9.



Membaca PuisI secara Kor



10. Ulang Ucap 11. Bercakap-cakap 12. Modelling the Way 13. Laporan Lisan 14. Bernain Drama 15. Parafrase 16. Wawancara 17. Deskripsi Benda



C. Hubungan antara berbicara dengan Tiga Keterampilan



Adapun hubungan berbicara dengan tiga keterampilan sebagai berikut : a. Berbicara dengan Menyimak Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaitan erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan sebagainya. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi, tidak ada gunanya orang berbicara bila tidak ada orang yang menyimak. Tidak mungkin orang menyimak bila tidak ada orang yang berbicara. Melalui kegiatan menyimak siswa mengenal ucapan kata, struktur kata, dan struktur kalimat. Keterampilan berbicara menunjang keterampilan bahasa lainnya. Pembicara yang baik mampu memberikan contoh agar dapat ditiru oleh penyimak yang baik. Pembicara yang baik mampu memudahkan penyimak untuk menangkap pembicaraan yang disampaikan. Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan berbahasa lisan, dua-duanya berkaitan dengan bunyi bahasa. Dalam berbicara seseorang menyampaikan informasi melalui suara atau bunyi bahasa, sedangkan dalam menyimak seseorang mendapat informasi melalui ucapan atau suara.



4



Berbicara dan menyimak merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, kegiatan berbicara selalu disertai kegiatan menyimak, demikian pula kegiatan menyimak akan didahului kegiatan berbicara. Keduanya sama-sama penting dalam komunikasi. Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face-to-face communication. Hal-hal yang dapat memperlihatkan eratnya hubungan antara berbicara dan menyimak adalah sebagai berikut: a) b)



c) d) e) f)



g)



Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi); Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh perangsang (stimuli) yang mereka temui dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam menyampaikan ide-ide atau gagasan mereka; Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan masyarakat tempatnya hidup; Anak yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya; Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang; Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan cara pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tertolong kalau mereka menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru dan lingkungan sekitarnya; Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak.



b. Berbicara dengan Membaca Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi. Berbicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan berfungsi sebagai penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif melalui sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi. Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan membaca. Semakin sering orang membaca semakin banyak informasi yang diperolehnya.



c. Berbicara dengan Menulis Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif-ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi. Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan melalui bahasa lisan, sedangkan penyampaian informasi dalam kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa tulis. Menyimak dan membaca erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna atau



5



arti. Dalam penggunaannya, keempat keterampilan berbahasa tersebut sering sekali saling berhubungan.



D. Faktor-Faktor Penunjang Kegiatan berbicara



Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara. Kegiatan berbicara juga memerlukan hal-hal di luar kemampuan berbahasa dan ilmu pengetahuan. maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan berbicara adalah faktor urutan kebahasaan (linguitik) dan nonkebahasaan (nonlinguistik).



E. Faktor-Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara



Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu: 1) Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari luar partisipan; 2) Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh; dan 3) Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan marah, menangis, dan sakit.



F. Pengembangan Keterampilan Berbicara



Salah satu bentuk kemampuan berbicara adalah percakapan. Dalam pembalajaran, percakapan ini sebenarnya dapat menggunakan teknik percakapan terbimbing dan bebas. Percakapan terbimbing disini bukan berarti siswa diarahkan untuk menghafal teks, melainkan dibimbing dengan sebuah kerangka petunjuk dan kerangka pola bahasa. Melalui tehnik ini siswa dapat menciptakan bahasanya sendiri. Para siswa mempelajari strategi dan keterampilan melakukan sosialisasi dan percakapan ketika mereka berpartisipasi dalam percakapan dikelompok kecil. Para siswa mempelajari cara memulai percakapan, berbicara ketika memperoleh giliran, menjaga agar percakapan berlangsung terus, mendukung



6



komentar dan pertanyaan orang atau kelompok, mengatasi perbedaan pendapat dan mengakhiri percakapan.



7



BAB III PENUTUP



A.



Kesimpulan



Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 1993 : 15). Menurut Tarigan (1991 : 134-135), “Tujuan berbicara dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu : Menghibur, Menginformasikan, Menstimulasikan, Meyakinkan pendengar terhadap sesuatu dan Menggerakkan pendengar dengan kepandaian dalam berbicara. Startegi dalam berbicara diantaranya : mendongeng,bermain peran, cerita berantai, media gambar dalam bercerita, menyajikan informasi (pidato), berpartisipasi dalam diskusi, sandiwara boneka, lihat ucap, bercerita atau membaca puisi secara kor, ulang ucap, bercakapcakap, modelling the way, laporan lisan, bermain drama, parafrase, wawancara dan deskripsi benda. Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara.



B.



Saran



Dari makalah yang telah penulis buat, mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan baik itu dari penulisan atau dari kata-katanya, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar dapat memberikan motivasi atau nasihat guna memperbaiki makalah ini nantinya.



8



DAFTAR PUSTAKA



Taufina, 2006. Mozaik Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar. Bandung: Angkasa Sapani, Suardi, dkk. 1997. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud.



9