Konsep Dasar Keperawatan Kritis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KRITIS Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan kritis Dosen pengampu: Bangun Wijonarko, S.ST, M.Kes



Disusun Oleh: Kelompok 6 1. Nia Tri Juniarti



P2790522031



2. Nur Kholifah Binti Uswatun Kasanah



P2790522032



3. Nur Vany Widiyagiri



P2790522033



4. Ria Fitriyaa Dlusholikhah



P2790522034



5. Rindi Handika



P2790522035



6. Riska Amalia Amanda



P2790522036



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG 2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR KEPERAWATAN KRITIS” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis. Selain itu, makalah ini juga dibuat untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis. Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bangun Wijonarko, S.ST, M.Kes selaku dosen pengampu Mata Kuliah Keperawatan Kritis yang telah membimbing dalam membuat makalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan agar saya dapat memperbaiki makalah ini.



Tangerang, 04 Juli 2022 Penyusun



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.................................................................................................ii DAFTAR ISI...............................................................................................................iii BAB I.............................................................................................................................1 PENDAHULUAN........................................................................................................1 A. Latar Belakang...................................................................................................1 B. Tujuan Penulisan...............................................................................................2 BAB II...........................................................................................................................3 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................3 A. Konsep Keperawatan Kritis..............................................................................3 B. Prinsip Keperawatan Kritis..............................................................................4 C. Tujuan Perawatan Intesif..................................................................................6 D. Peran Perawat Perawatan Kritis......................................................................6 E. Proses Keperawatan pada Area Keperawatan Kritis....................................7 F. Efek Kondisi Kritis Terhadap Pasien dan Keluarga....................................11 BAB III........................................................................................................................12 PENUTUP...................................................................................................................12 A. Kesimpulan.......................................................................................................12 B. Saran.................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu perawatan kritis adalah bidang keperawatan dengan suatu fokus pada penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Perawat kritis dapat ditemukan bekerja pada lingkungan yang luas dan khusus, seperti departemen keadaan darurat dan unit gawat darurat (Wikipedia, 2013). Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah yang mengancam jiwa. Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American Association of Critical-Care Nurses). Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit terdiri dari: Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut unit perawatan intensif koroner Intensive Care Coronary Unit (ICCU). Baik UGD, ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan kematian. ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat memburuk yang mempunyai intensitas defek fisiologi satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya. sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat menyebabkan kematian. Tiap pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh



1



karena memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring serta dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau akibat dari penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya (Rab,2007). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010



tentang



Pedoman



Penyelenggaraan



Pelayanan ICU di Rumah sakit, ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi di bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang di tujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang konsep dasar keperawatan kritis. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat memahami tentang konsep keperawatan kritis b. Mahasiswa dapat memahami tentang prinsip keperawatan kritis c. Mahasiswa dapat memahami tentang tujuan perawatan intensif d. Mahasiswa dapat memahami tentang proses keperawatan kritis e. Mahasiswa dapat memahami tentang efek kondisi kritis terhadap pasien dan keluarga.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keperawatan Kritis Keperawatan kritis merupakan spesialisasi yang menangani masalah aktual atau potensial yang bisa mengancam jiwa. Ruang lingkup praktik asuhan keperawatan kritis adalah pasien yang sakit dari segala usia mencakup interaksi antara pasien dan keluarganya (AACN 2015, p. 6). Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah yang mengancam jiwa. Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American Association of Critical Care Nurses). Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit terdiri dari: Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut unit perawatan intensif koroner Intensive Care Coronary Unit (ICCU). Baik UGD, ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan kematian. Perawat kritis merupakan perawat profesional yang sudah resmi bertanggung jawab untuk memastikan pasien sedang dalam keadaan sakit kritis, serta keluarga pasien juga mendapatkan kepedulian optimal (AACN 2010).



3



Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010



tentang



Pedoman



Penyelenggaraan



Pelayanan ICU di Rumah sakit, ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi di bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang di tujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. B. Prinsip Keperawatan Kritis Pengatasan pasien kritis dilakukan di ruangan unit gawat darurat yang disebut juga dengan emergency department sedangkan yang dimaksud dengan pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit dibagi atas Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian



yanglebih memusatkan



perhatian



pada penyumbatan



dan



penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut unit perawatan intensif koroner (Intensive Care Coronary Unit= ICCU). Baik UGD, ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan kematian. Sebenarnya tindakan pengatasan kritis ini telah dimulai di tempat kejadian maupun dalam waktu pengankutan pasien ke Rumah Sakit yang disebut dengan fase prehospital. Tindakan yang dilakukan adalah sama yakni resusitasi dan stabilisasi sambil memantau setiap perubahan yang mungkin terjadi dan tindakan yang diperlukan. Tiap pasien yang dirawat di ICU memerlukan evaluasi yang ketat dan pengatasan yang tepat dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu kelainan pada pasien kritis dibagi atas 3 rangkai kerja:



4



1. Prehospital, meliputi pertolongan pertama pada tempat kejadian resusitasi cardiac pulmoner, pengobatan gawat darurat, teknik untuk mengevaluasi, amannya transportasi, akses telepon ke pusat. 2. Triage, yakni skenario pertolongan yang akan diberikan sesudah fase keadaan. Pasien-pasien yang sangat terancam hidupnya harus diberi prioritas utama. Pada bencana alam dimana terjadi sejumlah kasus gawat darurat sekaligus maka skenario pengatasan keadaan kritis harus dirancang sedemikian rupa sehingga pertolongan memberikan hasil secara maksimal dengan memprioritaskan yang paling gawat dan harapan hidup yang tinggi. 3. Prioritas dari gawat darurat tiap pasien gawat darurat mempunyai tingkat kegawatan yang berbeda, dengan demikian mempunyai prioritas pelayanan prioritas yang berbeda. Oleh karena itu diklasifikasikan pasien kritis atas: a. Exigent, pasien yang tergolong dalam keadaan gawat darurat 1 dan memerlukan pertolongan segera. Yang termasuk dalam kelompok ini dalah pasien dengan obstruksi jalan nafas, fibrilasi ventrikel, ventrikel takikardi dan cardiac arest. b. Emergent, yang disebut juga dengan gawat darurat 2 yang memerlukan pertolongan secepat mungkin dalam beberapa menit. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah miocard infark, aritmia yang tidak stabil dan pneumothoraks. c. Urgent, yang termasuk kedalam gawat darurat 3. Dimana waktu pertolongan yang dilakukan lebih panjang dari gawat darurat 2 akantetapi tetap memerlukan pertolongan yang cepat oleh karena dapat mengancamkehidupan, yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah ekstraserbasi asma, perdarahan gastrointestinal dan keracunan. d. Minor atau non urgent, yang termasuk ke dalam gawat darurat 4, semua penyakit yang tergolong kedalam yang tidak mengancam kehidupan. 5



C. Tujuan Perawatan Intesif 1. Menyelamatkan kehidupan 2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi



dan



monitoring



yang



ketat



disertai



kemampuan



menginterpretasikan setiap data yang di dapat dan melakukan tindak lanjut 3. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempertahankan kehidupan. 4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien. 5. Mengurangi angka kematian pasien kritis dan mempercepat proses penyembuhan pasien. D. Peran Perawat Perawatan Kritis Perawat perawatan kritis bekerja dalam berbagai pengaturan, mengisi banyak peran termasuk dokter samping tempat tidur, pendidik perawat, peneliti perawat, manajer perawat, perawat spesialis klinis dan praktisi perawat. Dengan terjadinya managed care dan migrasi yang dihasilkan dari pasien untuk pengaturan alternatif, perawat perawatan kritis merawat pasien yang lebih sakit dari sebelumnya Manajemen keperawatan juga telah memicu permintaan untuk perawat praktek maju dalam pengaturan perawatan akut. Perawat praktek maju adalah mereka yang telah menerima pendidikan lanjutan di master atau tingkat doktor. Dalam pengaturan perawatankritis, mereka yang paling sering adalah spesialis klinis perawat (CNS) atau praktisi perawat perawatan akut(ACNP) Sebuah CNS adalah dokter ahli dalam spesialisasi tertentuperawatan kritis dalam kasus ini. The SSP bertanggung jawab atas identifikasi,



intervensi



dan



pengelolaan



6



masalah



klinis



untuk



meningkatkan perawatan untuk pasien dan keluarga. Mereka menyediakan perawatan pasien langsung, termasuk menilai, mendiagnosa, perencanaan dan resep pengobatan farmakologi dan nonfarmakologi masalah kesehatan. ACNPs di kritis pengaturan perawatan fokus padamembuat keputusan klinis yang berkaitan dengan perawatan pasien yang kompleks. Kegiatan mereka termasuk penilaian risiko, interpretasites diagnostikdan pengobatan menyediakan, yang mungkin termasuk obatobatan resep. Perawat critical care mempunyai berbagai peran formal, yaitu : 1. Bedsite nurse: peran dasar dari keperawatan kritis. Hanya mereka yg selalu bersama pasien 24 jam, dalam 7 hari seminggu 2. Pendidik critical care: mengedukasi pasien 3. Case manager: mempromosikan perawat yang sesuai dan tepat waktu 4. Manager unit atau departemen (kepala bagian): menjadi pengarah 5. Perawat klinis spesialis: dapat membantu membuat rencana asuhan keperawatan 6. Perawat praktisi: mengelola terapi dan pengobatan E. Proses Keperawatan pada Area Keperawatan Kritis 1. Pengkajian Dilakukan



pada



semua sistem



tubuh untuk menopang



dan



mempertahankan sistem-sistem tersebut tetap sehat dan tidak terjadi kegagalan. Pengkajian meliputi proses pengumpulan data, validasi data, menginterpretasikan data dan memformulasikan masalah sesuai hasil analisa data Pengkajian awal di dalam keperawatan intensive sama dengan pengkajian umumnya yaitu dengan pendekatan sistem yang meliputi askep bio-psiko-sosiokultural-spiritual. Namun, jika klien dirawat dan telah terpasang alat-alat bantu mekanik seperti alat bantu napas, hemodialisa, pengkajian juga diarahkan pada halhal yang lebih khusus



7



yakni terkait dengan terapi dan dampak dari penggunaan alat tersebut. Data subjektif dan objektif harus selalu didapat dari pasien. Pada situasi kritis, data subjektif lebih sedikit didapat dibandingkan data objektif, dikarenakan wawancara tidak domain dipraktikkan untuk memperoleh data. Data objektif sering dan representatif digunakan sebagai data pengkajian di unit keperawatan intensif dengan tidak mengabaikan respon subjektif yang ada. Adapun jenis pengkajian yg dilakukan: a. Pengkajian awal: di UGD b. Pengkajian dasar : menerapkan tindakan review of sistem, misalnya pengkajian neurologis, karviovaskular. Aspek yang dilihat direpresentasikan ke sistem c. Pengkajian terus menerus (intens) d. Pengkajian



khusus



:



pengkajian



mesin-mesin



pendukung



kehidupan, seperti titrasi obat, HD, dl 2. Diagnosa Keperawatan Setelah



melakukan



pengkajian,



data



dikumpulkan



dan



diinterpretasikan kemudian dianalisa lalu ditetapkan masalah/diagnosa keperawatan berdasarkan data yang menyimpang dari keadaan fisiologis, mengutamakan diagnosa aktual, risiko, problem kolaboratif, dan syndrome diagnostic. Kriteria hasil ditetapkan untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan yg diformulasikan berdasarkan pada kebutuhan klien yang dapat diukur dan realistis. Diagnosa keperwatan ditegakkan untuk mencari perbedaan serta mencari



tanda



gejala



yg



sulit



diketahui



untuk



mencegah



kerusakan/gangguan yang lebih luas. Diagnosa keperawatan atau masalah area keperawatan kritis difokuskan pada kondisi fisiologis yang menjadi alasan aktual pasien dirawat atau mengancam. Kondisi yang membutuhkan perawatan kritis adalah gangguan (patologis) sistem pernapasan, sistem kardiovaskular, sistem neurologis, calit,



8



sistem perkemihan, nutrisi. Masalah yang membutuhkan perawatan ICU adalah : a. Gagguan difusi gas b. Ketidakefektifan bersihan jalan napas c. Penurunan curah jantung d. Defisit volume cairan e. Kelebihan volume cairan f. Risiko defisit volume cairan g. Risiko ketidakseimbangan volume cairan h. Risiko ketidakseimbangan elektrolit i. Risiko infeksi j. Risiko syok k. Kecemasan l. Defisit perawatan diri m. Risiko gg integritas kulit n. Problem Kolaboratif: potensial komplikasi gagal napas, potensial komplikasi hipokalemia, potensial komplikasi hipernatremia o. Syndrome diagnostic: kumpulan diagnosa keperwatan yg dominan menghasilkan dx baru. 3. Perencanaan Sebelum dibuat rencana tindakan, terlebih dahulu memprioritaskan masalah. Prioritas masalah dibuat berdasarkan pada ancaman/risiko ancaman hidup (contoh: penurunan curah jantung, defisit volume cairan, bersihan jalan napas tdk efektif, gg pertukaran gas, pola napas tdk efektif, inefektif perfusi jaringan (cerebral, ginjal, abdomen) Dx keperawatan dibuat untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan (cth: risiko ketidakseimbangan cairan, risiko infeksi, risiko trauma) dan diagnosa keperawatan untuk mencegah komplikasi (spt risiko gg integritas kulit). Yg terakhir adalah mengidentifikasi diagnosa syndrome (cth: defisit perawatan diri). Perencanaan tindakan mencakup 4 unsur kegiatan: 9



a. Observasi/monitoring b. Terapi keperawatan c. Pendidikan d. Terapi kolaboratif. 4. Implementasi Semua tindakan yang dilakukan dalam pemberian askep dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini penting untuk mencapai tujuan. Tindakan keperawatan dapat dalam bentuk observasi, tindakan prosedur tertentu, tindakan kolaboratif, dan pendidikan kesehatan. Dalam tidnakan perlu ada pengawasan terus menerus terhadap kondisi klien termasuk perilaku. Terapi ditujuan pada gejala yang muncul pertama kali untuk mencegah krisis dan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat beradaptasi dengan tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau terjadi kematian. Dokumentasi setiap tindakan yang telah dilakukan sehingga meyakinkan bahwa setiap tindakan telah terlaksana dengan benar. 5. Evaluasi Merupakan proses penentuan perbaikan kondisi pasien terhadap pencapaian hasil yang diharapkan. Dilakukan secara tepat, terus menerus dan dalam waktu yg lama untuk mencapai keefektifan masing-masing terapi/tindakan, secara terus menerus menilai kriteria hasil



untuk



mengetahui



perubahan



situasi



pasien.



Dalam



melaksanakan asuhan keperawatan pasien kritis prioritas pemenuhan kebutuhan tetap mengacu pada hirarki dasar Maslow dengan tidak meninggalkan prinsip holistik. Proses evaluasi terdiri atas 3 jenis: a. Evaluasi progres: dilakukan terus menerus, untuk menilai keberhasilan suatu tindakan. Perbaikan masalah langsung dilakukan saat itu juga.



10



b. Evaluasi intermitten: memiliki batas waktu dan indikator, pelaporan dilakukan di akhir shift merupakan kesimpulan dari evaluasi progres. c. Evaluasi



terminal:



dilakukan



pada



saat



pasien



hendak



dipindahkan ke ruang, dirujuk, atau dipulangkan



F. Efek Kondisi Kritis Terhadap Pasien dan Keluarga Penyakit kritis adalah kejadian dramatis emosional yang dialami pasien dan keluarganya. Untuk beberapa situasi tertentu persiapan dari segi psikologis perlu dilakukan. Perawat kritis berada di posisi yang paling tepat untuk memahami kondisi yang dialami pasien dan keluarganya dan membantu mereka untuk beradaptasi dengan situasi yang ada. Gejala fisik dari penyakit kritis yang mengancam jiwa, seperti nyeri tingkat akhir atau perdarahan biasanya disertai dengan respon psikologis dari pasien dan keluarganya, seperti cemas, takut, dan panik.



11



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah yang mengancam jiwa.Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American Association of Critical-Care Nurses). Pengatasan pasien kritis dilakukan di ruangan unit gawat darurat yang disebut juga dengan emergency department sedangkan yang dimaksud dengan pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit dibagi atas Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yanglebih memusatkan perhatian pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut unit perawatan intensif koroner (Intensive Care Coronary Unit= ICCU). Baik UGD, ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan kematian. Sebenarnya tindakan



12



pengatasan kritis ini telah dimulai di tempat kejadian maupun dalam waktu pengankutan pasien ke Rumah Sakit yang disebut dengan fase prehospita. B. Saran Perawat harus memahami bagaimana konsep proses asuhan keperawatan kritis. Perawat harus memiliki kemampuan untuk melakukan layanan asuhan keperawatan kritis



DAFTAR PUSTAKA Burns, S. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing, Third Edition (Chulay, AACN Essentials of Critical Care Nursing). Mc Graw Hill Elliott, D., Aitken, L. & Chaboyer, C. (2012). ACCCN’s Critical Care Nursing, 2nd ed. Chatswood: Elsevier Khasanah,Khomsatun2019,”GamBaranpengetahuanperawattentangperawatan menjelangajaldirsupkumuhammadiyahsuweng”programstudiilmukeperawa ta,sekolahtinggiilmukesehatanmuhammadiyahgomong. Morton, Patricia Gonce, dkk. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta: EGC Urden, L.D., Stacy, K. M. & Lough, M. E. (2014). Critical care Nursing: diagnosis andManagement. 7thed. St Louis: Mosby



13