Konstruktivisme Dan Nasionalisme [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN



Oleh: Nama



: Sri Nurfadillah Ningsih



NIM



: 1713042002



PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2018/2019



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT karea dengan ridhonya semata kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah pengantar pendidikan. Sebagai wujud dari pengabdian kami kepada Allah SWT sekaligus dalam bentuk realisasi dari tanggung jawab dan kewajiban kami selama mengikuti mata kuliah ini. Makalah ini berisi tentang hakikat landasan pendidikan dan pengertian pendidikan serta pendidikan sebagai ilmu dan seni. Sehingga makalah ini dapat digunakan untuk penyajian diskusi dan untuk keperluan lainnya. Makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa/mahasiswi sebagai materi dalam belajar atau sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan yang telah ada, selain itu pemakalah juga mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, kepada kedua orang tua, dan teman-teman yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan makalah ini



Makassar, September 2018



Sri Nurfadillah Ningsih



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...............................................................................................ii DAFTAR ISI.............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4 A. Latar Belakang...............................................................................................4 B. Rumusan Masalah..........................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6 A. Landasan filosofi Pendidikan konstruktivisme..............................................6 B. Landasan filosofi Pendidikan nasionalisme...................................................7 BAB III PENUTUP...................................................................................................9 A. Kesimpulan....................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam keseluruhan hidup manusia. Pendidikan berintikan interaksi antar manusia, terutama antara pendidik dan terdidik demi mencapai tujuan pendidikan. Dalam interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta proses bagaimana interaksi tersebut berlangsung. Apakah yang menjadi tujuan pendidikan, siapakah pendidik dan terdidik, apa isi pendidikan dan bagaimana proses interaksi pendidikan tersebut, merupakan pertanyaanpertanyaan yang memutuhkan jawaban yang mendasar, yang esensial, yakni jawaban-jawaban filosofis. Filosofis membahas konsep dan praktik pendidikan secara komprehensif sebagai bagian yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Terlebih lagi, di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang melaju sangat pesat, pendidikan harus diberi inovasi agar tidak ketinggalan perkembangan serta memiliki arah tujuan yang jelas. Di sinilah perlunya konstruksi filosofis yang mampu melandasi teori dan praktek pendidikan untuk mencapai keberhasilan substantif. Dalam filsafat ditemukan adanya aliran seperti idealisme, realisme, pragmatisme, scholatisme, konstuktivisme, nasionalisme dan sebagainya. Dengan demikian, pendekatan filosofis dalam memaknai teori pendidikan akan didasari oleh berbagai aliran filsafat tersebut. Dalam mempelajari dan mengembangkan teori pendidikan perlu dipahami aliran-aliran filsafat yang melandasinya. Aliran filsafat idealisme, realisme, pragmatisme, dan scholatisme telah dibahas pada makalah sebelumnya. Dan yang akan kita bahas dalam makalah kali ini yaitu filsafat pendidikan konstruktivisme dan nasionalisme. Konstruktivisme itu sendiri dalam proses pendidikan menghedaki agar anak didik dapat menggunakan kemampuannya secara konstruktif untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi. Aliran ini mengutamakan siswa dalam berinisiatif



Bangsa Indonesia memiliki landasan filosofis pendidikan tersendiri dalam sisitem pendidikan nasionalnya, yaitu Pancasila. Kita perlu mengkaji nilai-nilai Pancasila untuk dijadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan maupun studi pendidikan lebih lanjut. Berbagai landasan filosofis pendidikan juga kita kaji dengan tujuan untuk memahaminya, memilah dan memilih gagasan-gagasannya yang positif yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila untuk diambil hikmahnya demi pengembangan dan memperkaya kebudayaan (pendidikan) kita. Dengan memperhatikan uraian di atas, salah satu pertanyaan yang muncul adalah: “Bagaimana aliran-aliran filsafat konstruktivisme dan nasionalisme melandasi teori pendidikan?” Pertanyaan tersebut akan dijawab dengan mengkaji pemikiran tentang teori pendidikan menurut aliran-aliran konstruktivisme dan nasionalisme yang akan kami jelaskan pada makalah kali ini B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana landasan filosofi pendidikan konstruktivisme ? 2. Bagaimana landasan filosofi pendidikan nasionalisme ?



BAB II PEMBAHASAN Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai landasan filosofi pendidikan idealisme, realisme, landasan filosofi pragmatisme dan scholatisme, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui arti dari landasan, filosofi, pendidikan, dan landasan filosofi pendidikan Landasan, menurut KBBI (1995: 260) landasan dapat diartikan sebagai alas, dasar atau tumpuan. Istilah landasan dapat diartikan juga sebagai pondasi. Dengan mengacu arti dari istialah tersebut, dapat dipahami bahwa landasan adalah suatu pijakan, titik tumpu atau titik tolak, suatu pondasi tempat berdirinya sesuatu hal. Pendidikan, menurut Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Nasional Indonesia ini menjelaskan bahwa pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Filosofi, merujuk pada kamus besar bahasa indonesia (KBBI) filosofi adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab adanya sesuatu, asal adanya sesuatu dan hukumnya. Dalam filososfi kita akan mempelajari hakikat segala sesuatu dengan logika, akal dan rasa. Jadi berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan filosofi pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak dalam rangka studi danpraktek pendidikan. Dalampendidikanterdapatmomen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan. Melalui studi pendidikan akan diperoleh pemahaman



tentang landasan-landasan



pendidikan,



yang



akan



dijadikan



titik tolak praktek pendidikan. Dengan demikian, landasan filosofis pendidikan sebagai hasil studi pendidikan tersebut, dapat dijadikan titik tolak dalam rangka studi pendidikan yang bersifat



filsafiah, yaitu pendekatan yang lebih



komprehensif, spekulatif, dan normative A. Landasan Filosofi Pendidikan Konstruktivisme Konstruktivisme berasal dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv berarti bersifat membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan Isme dalam kamus



Bahasa Indonesia berarti paham atau aliran. Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri (Alwasilah, A. Chaedar. 2008). Pandangan konstruktivis dalam pembelajaran mengatakan bahwa anak-anak diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar, sedangkan guru yang membimbing siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi (Mudyahardjo, Redja. 2001). Tran Vui juga mengatakan bahwa teori konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain. Sedangkan



menurut



( Sadulloh,



2003)



mengemukakan



bahwa



konstruktivisme menekankan pentingnya setiap siswa aktif mengkonstruksikan pengetahuan melalui hubungan saling mempengaruhi dari belajar sebelumnya dengan belajar baru. Selanjutnya, Wikipedia (2008:1) menurunkan definisi ialah: “constructivism may be considered an epistemology ( a philosophical framework or theory of learning ) which argues humans construct meaning from current knowledge structures”artinya, konstruktivisme dapat dipandang sebagai suatu epistimologi (kerangka filosofis atau teori belajar) yang mengkaji manusia dalam membangun makna dari struktur pengetahuan terkini. Jadi bisa disimpulkan bahwa konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat pengetahuan yang berpendapat bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang sedang belajar. Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta-fakta tetapi merupakan konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah “sesuatu yang sudah ada di sana” dan kita tinggal mengambilnya, tetapi merupakan suatu bentukan terus menerus dari orang yang belajar dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya pemahaman yang baru Filsafat konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia melalui interaksi dengan objek, fenomena pengalaman dan lingkungan mereka. Konstruktivisme bertitik tolak dari pembentukan pengetahuan, dan rekonstruksi pengetahuan adalah mengubah pengetahuan yang dimiliki



seseorang yang telah dibangun atau dikonstruk sebelumnya dan perubahan itu sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya. B. Landasan Filosofis Pendidikan Nasionalisme Pancasila adalah Dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila yang dimaksud



adalah



Pancasila



yang



rumusannya



termaktub



dalam



“Pembukaan”Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu : “Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,Keadilan social bagi seluruh rakat Indonesia”. Karena Pancasila adalah dasar Negara Indonesia, implikasinya maka Pancasila juga adalah dasar pendidikan nasional. Berkenaan dengan ini Pasal 2 Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang “Sistem Pendidikan Nasional”menyatakan bahwa: ‘ Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 “. Sehubungan dengan hal di atas, dan karena Pancasila adalah filsafat hidup bangsa Indonesia, maka pada hakikatnya bangsa Indonesia memiliki landasan filosofis pendidikan tersendiri dalam system pendidikan nasionalnya, yaitu filsafat pendidikan yang berdasarkan Pancasila. Sebab itu, kita perlu mengkaji nilai-nilai Pancasila untuk dijadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan maupun studi pendidikan. Barang kali muncul pertanyaan di benak kita :” jika demikian halnya, untuk apa kita mempelajari landasan filosofis pendidikan dari berbagai aliran (seperti: Idealisme, Konstruktivisme, Pragmatisme, dsb.) sebagaimana telah dipelajari sebelumnya? Berbagai landasan filosofis pendidikan tersebut tetap perlu kita kaji dengan tujuan untuk memahaminya, untuk kita pilah dan kita pilih gagasan-gagasannya yang positif yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, untuk diambil hikmahnya dalam rangka mengembangkan dan memperkaya kebudayaan (pendidikan) kita. Hal ini memilki landasan yudiris yang kuat sebagaimana tertuang dalam Pasal 32 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 beserta penjelasannya (Novisariansyah, 2011)



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Landasan filosofi pendidikan konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat pengetahuan yang berpendapat bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang sedang belajar. Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta-fakta tetapi merupakan konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah “sesuatu yang sudah ada di sana” dan kita tinggal mengambilnya, tetapi merupakan suatu bentukan terus menerus dari orang yang belajar dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya pemahaman yang baru Pancasila adalah filsafat hidup bangsa Indonesia, maka pada hakikatnya bangsa Indonesia memiliki landasan filosofis pendidikan tersendiri dalam system pendidikan nasionalnya, yaitu filsafat pendidikan yang berdasarkan Pancasila



DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Novisariansyah. 2011. Filsafat Pendidikan Nasional Indonesia. Bandung: Universitas Pasundan. Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Bandung: PT RajaGrafindo Persada.



Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.