16 0 2 MB
LAPORAN MINGGUAN AKTUALISASI HABITUASI JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI HABITUASI MINGGU KE 1 NAMA
: dr. GHINNA SEPTHIANA PRATIWI
INSTANSI
: UPTD Puskesmas Sunyaragi
No.
1
HARI/TGL
Senin, 01 Juli 2019
KEGIATAN
a. Penyampaian
OUTPUT
NILAI-NILAI DASAR ASN
Tersampaikannya Akuntabilitas
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
DENGAN MATA
TERHADAP VISI
DIKLAT
MISI
WoG
Mendukung misi
kegiatan
rencana kegiatan
Nasionalisme
Manajemen ASN
puskesmas
rancangan
rancangan
Etika publik
Pelayanan publik
untuk
aktualisasi
aktualisasi
Komitmen mutu
mewujudkan
habituasi
habituasi sesuai
Antikorupsi
sumber daya
dengan prinsip
kesehatan yang
ANEKA,
profesional dan
keterkaitan mata
santun
diklat, serta visi dan misi puskesmas.
Terdapat 7 pasien
Akuntabilitas
WoG
pneumonia
balita dengan
Nasionalisme
Manajemen ASN
pelayanan
pasien balita
keluhan batuk dan
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
dengan keluhan
sesak dan tidak
Komitmen mutu
profesional
batuk dan atau
ditemukan tanda dan
Antikorupsi
serta pelayanan
sesak
gejala pneumonia.
b. Skrining
c. Pendataan faktor risiko pneumonia
Mewujudkan
yang aman.
Terdapat 7 pasien
Akuntabilitas
WoG
balita dengan
Nasionalisme
Manajemen ASN
pelayanan
keluhan batuk dan
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
sesak dimana 5
Komitmen mutu
profesional
pasien status gizi
Antikorupsi
serta pelayanan
normal, 2 pasien status gizi kurus, 2 pasien tidak mengkonsumsi asi eksklusif, 5 pasien mengkonsumsi ASI ekslusif, 5 pasien dengan riwayat keluarga merokok, dan 2 pasien dengan
Mewujudkan
yang aman.
riwayat keluarga tidak merokok. Terdapat 7 pasien
Akuntabilitas
WoG
atau rujukan
dengan keluhan
Nasionalisme
Manajemen ASN
pelayanan
pasien balita
batuk dan atau
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
sesak dengan
Komitmen mutu
profesional
klasifikasi batuk
Antikorupsi
serta pelayanan
d. Pemberian terapi
bukan pneumonia
Mewujudkan
yang aman.
dan diberikan tatalaksana terapi pengobatan. 2.
Selasa, 02
Penguatan
Dapat memahami
Akuntabilitas
WoG
Mewujudkan
Juli 2019
Kompetensi Teknis
istilah dan struktur
Nasionalisme
Manajemen ASN
sumber daya
Bidang Tugas Bagi
kepemerintahan,
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
Peserta Pelatihan
penulisan tata
Komitmen mutu
profesional agar
Dasar CPNS hari
naskah produk
Antikorupsi
ASN bisa lebih
ke-1
hukum dan
paham
naskah dinas
administratif dan
surat, serta
hak kewajiban di
tentang hak
tempat kerja.
kewajiban ASN
3.
Rabu, 03
Penguatan
Dapat memahami
Akuntabilitas
WoG
Mewujudkan
Juli 2019
Kompetensi Teknis
peran inspektorat
Nasionalisme
Manajemen ASN
sumber daya
Bidang Tugas Bagi
dalam mengawasi
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
Peserta Pelatihan
proses
Komitmen mutu
profesional agar
Dasar CPNS hari
penyelenggaraan
Antikorupsi
ASN bisa lebih
ke-2
pemerintah
.
paham proses
berdasarkan PP
penyelenggaraan
No. 53 tahun
kepemerintahaan
2010,
dalam
perencanaan
menjalankan
berdasarkan UU
perannya sebagai
No. 23 tahun
jabatan
2014 tentang
fungsional..
pembangunan daerah, sekilas tentang RPJMD – RPJPD, pengadaan barang/ jasa berdasarkan perpres no. 16
tahun 2018, serta membahas tentang jenis cuti ASN. 4.
Kamis, 04
Penguatan
Dapat memahami
Akuntabilitas
WoG
Mewujudkan
Juli 2019
Kompetensi Teknis
arti, peran, dan
Nasionalisme
Manajemen ASN
sumber daya
Bidang Tugas Bagi
fungsi jabatan
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
Peserta Pelatihan
fungsional
Komitmen mutu
profesional agar
Dasar CPNS hari
berdasarkan PP
Antikorupsi
ASN bisa lebih
ke-3
No. 11 tahun
paham tentang
2017, macam
peran dan
pelayanan yang
fungsinya sebagai
ada di bagian
jabatan fungsional.
kepegawaian, masalah kenaikan pangkat, SKP, dan DUPAK serta memahami perannya sebagai jabatan fungsional.
5.
Jum’at, 05 Juli 2019
Terdapat 7 pasien
Akuntabilitas
WoG
pneumonia
balita dengan
Nasionalisme
Manajemen ASN
pelayanan
pasien balita
keluhan batuk dan
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
dengan keluhan
sesak dan tidak
Komitmen mutu
profesional
batuk dan atau
ditemukan tanda dan
Antikorupsi
serta pelayanan
sesak
gejala pneumonia.
a. Skrining
b. Pendataan faktor risiko pneumonia
Mewujudkan
yang aman.
Terdapat 7 pasien
Akuntabilitas
WoG
balita dengan
Nasionalisme
Manajemen ASN
pelayanan
keluhan batuk dan
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
sesak dimana 5
Komitmen mutu
profesional
pasien status gizi
Antikorupsi
serta pelayanan
normal, 1 pasien status gizi kurus, 1 pasien status gizi gemuk, 4 pasien tidak mengkonsumsi asi eksklusif, 5 pasien dengan riwayat keluarga merokok.
Mewujudkan
yang aman.
Terdapat 7 pasien
Akuntabilitas
WoG
atau rujukan
dengan keluhan
Nasionalisme
Manajemen ASN
pelayanan
pasien balita
batuk dan atau
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
sesak dengan
Komitmen mutu
profesional
klasifikasi batuk
Antikorupsi
serta pelayanan
c. Pemberian terapi
bukan pneumonia
Mewujudkan
yang aman.
yang diberikan tatalaksana terapi pengobatan. 6.
Sabtu, 06 Juli 2019
Terdapat 3 pasien
Akuntabilitas
WoG
pneumonia
balita dengan
Nasionalisme
Manajemen ASN
pelayanan
pasien balita
keluhan batuk dan
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
dengan keluhan
sesak dan tidak
Komitmen mutu
profesional
batuk dan atau
ditemukan tanda dan
Antikorupsi
serta pelayanan
sesak
gejala pneumonia.
a. Skrining
b. Pendataan faktor risiko pneumonia
Mewujudkan
yang aman.
Terdapat 3 pasien
Akuntabilitas
WoG
balita dengan
Nasionalisme
Manajemen ASN
pelayanan
keluhan batuk dan
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
sesak dimana 3
Komitmen mutu
profesional
pasien status gizi
Antikorupsi
serta pelayanan
normal, 3 pasien
Mewujudkan
yang aman.
mengkonsumsi asi eksklusif, 2 pasien dengan riwayat keluarga merokok, dan 1 pasien dengan riwayat keluarga tidak merokok. Terdapat 3 pasien
Akuntabilitas
WoG
atau rujukan
dengan keluhan
Nasionalisme
Manajemen ASN
pelayanan
pasien balita
batuk dan atau
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
sesak dengan
Komitmen mutu
profesional
klasifikasi batuk
Antikorupsi
serta pelayanan
c. Pemberian terapi
bukan pneumonia
Mewujudkan
yang aman.
yang diberikan terapi tatalaksana pengobatan. d. Menyusun
Terbentuknya
Akuntabilitas
WoG
Mewujudkan
laporan kegiatan
laporan kegiatan
Nasionalisme
Manajemen ASN
sumber daya
mingguan
harian dan
Etika publik
Pelayanan publik
kesehatan yang
mingguan ke 1
Komitmen mutu
profesional agar
Antikorupsi
ASN bisa
mendapat gambaran berkarier sebagai PNS profesi dokter umum di Puskesmas Sunyaragi
Cirebon, 08 Juli 2019 Mentor
Peserta
dr. Hj. Juliantina Mulus Rahaju, M. KM
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi
NIP : 19710723 200212 2 002
NIP : 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Senin, 01 Juli 2019 (a) 1. Jenis Kegiatan Menyampaikan kepada seluruh pegawai Puskesmas Sunyaragi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai hasil rancangan aktualisasi habituasi selama 30 hari di Puskesmas Sunyaragi
2. Tujuan Kegiatan Disampaikannya rencana kegiatan kepada seluruh pegawai Puskesmas merupakan bentuk tanggungjawab ASN sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN. Selain itu, diharapkan pegawai puskesmas bisa turut memberi dukungan ataupun saran demi terlaksananya kegiatan rancangan aktualisasi habituasi.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Salam dan sapa kepada pegawai Puskesmas Sunyaragi di apel pagi b. Penjelasan tentang tema dan rencana kegiatan sesuai rancangan aktualisasi habituasi c. Bekerjasama dengan sejawat dokter, pemegang program pneumonia, tim MTBS, pemegang program promosi kesehatan untuk turut membantu dan mendukung kegiatan serta menyesuaikan jadwal kegiatan.
4. Hasil dan Pembahasan Hasil kegiatan berupa tersampaikannya rencana kegiatan rancangan aktualisasi habituasi sesuai dengan prinsip ANEKA, keterkaitan mata diklat, serta visi dan misi puskesmas. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Penulis sebagai ASN bertanggung jawab untuk menjelaskan segala rencana kegiatan aktualisasi dan habituasi. Penulis juga siap untuk
menerima kritik dan saran demi terselenggaranya kegiatan tersebut sebaik mungkin. b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN menyampaikan rancangan tersebut kepada seluruh pegawai Puskesmas Sunyargi tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain. c. Etika Publik : Menjaga etika dengan sopan dan ramah agar seluruh pegawai puskesmas dapat mengerti maksud dan tujuan kegiatan rancangan aktualisasi habituasi d. Komitmen mutu : Dengan menyampaikan rancangan kegiatan pada apel pagi, Penulis sebagai ASN telah menjaga efektifitas dan efisiensi waktu e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN menyampaikan hal yang jujur dan sebenar-benarnya. f. WoG : Dengan menyampaikan rencana kegiatan, diharapkan dapat terjalin hubungan kerjasama kolaboratif antara dokter umum, tenaga kesehatan dan non kesehatan yang terlibat dalam kegiatan rancangan aktualisasi habituasi. g. Manajemen ASN : Dengan menyampaikan rencana kegiatan, penulis sebagai ASN telah menerapkan kode etik ASN yaitu memberikan informasi sebenar-benarnya demi
bisa
menjalankan
tugas
dan
tanggung
jawabnya
dalam
menyelesaikan rancangan aktualisasi habituasi. h. Kontribusi terhadap visi dan misi : Kegiatan ini menunjukan salah satu bentuk profesionalisme dan kesopanan ASN sehingga mendukung misi puskesmas untuk mewujudkan sumber daya kesehatan yang profesional dan santun
5. Kesimpulan Kegiatan penyampaian rencana kegiatan rancangan aktualisasi habituasi merupakan langkah awal terjalinnya kerjasama dan kolaborasi dengan pegawai Puskesmas Sunyaragi. Kegiatan ini juga merupakan salah
satu
bentuk
penerapan
ANEKA
oleh
ASN
sehingga
penulis
bisa
mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang telah dibuat demi meningkatkan cakupan program penemuan penderita pnuemonia balita di Puskesmas Sunyaragi.
6. Dokumentasi kegiatan
Cirebon, 1 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Senin, 01 Juli 2019 (b) 1. Jenis Kegiatan Melakukan skrining pneumonia dengan pemeriksaan hitung nafas pada balita disesuaikan dengan batas normal nafas balita di MTBS.
2. Tujuan Kegiatan Mendeteksi dini tanda dan gejala pneumonia pada balita dengan keluhan batuk dan atau sesak sehingga dapat meningkatkan cakupan program penderita pneumonia balita. Setelah itu penulis sebagai dokter umum dapat melaksanakan tatalaksana lanjutan terhadap keadaan pasien berdasarkan keilmuan yang dimiliki selaras dengan penerapan prinsip ANEKA dan kode etik profesi.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dan cara pemeriksaan dengan ramah dan sopan. b. Menghitung nafas balita dengan keluhan batuk dan atau sesak disesuaikan dengan batas normal nafas balita selama 1 menit c. Menentukan adanya tarikan dinding dada ke dalam d. Mengklasifikasikan dan mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medis pasien. e. Menjelaskan
kepada
pasien
mengenai
hasil
pemeriksaan
dan
penatalaksanaannya. f. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya. g. Memberikan tatalaksana rujukan sesuai indikasi
4. Hasil dan Pembahasan Hasil kegiatan tersebut adalah data screening pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak berupa frekuensi nafas dan ada tidaknya tarikan dinding dada demi penyesuaian tatalaksana selanjutnya. Terdapat 7 pasien balita dengan keluhan batuk dan sesak dan tidak ditemukan tanda dan gejala
pneumonia.
Kegiatan
ini
membuat
penulis
membiasakan
diri
untuk
menjalankan kegiatan selaras dengan tugas dan fungsinya sebagai ASN profesi dokter umum yang kian menerapkan prinsip ANEKA, keterkaitan mata diklat, serta visi dan misi puskesmas. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Penulis sebagai ASN mampu bertanggung jawab atas tugas dan fungsi berdasarkan keahliannya untuk melakukan pemeriksaan demi menegakkan diagnosa penyakit. Dengan skrining pneumonia ini salah satu bentuk tanggung jawab penulis sebagai dokter umum yang bekerja di puskesmas untuk bisa menjalankan misi preventifnya agar kondisi pasien tidak menjadi pneumonia atau tidak memperberat kondisi pneumonianya. b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN
melakukan pemeriksaan tanpa membeda-
bedakan pasien dari segi apapun. c. Etika Publik : Penulis sebagai ASN melakukan pemeriksaan dengan menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan terlebih dahulu sesuai dengan kode etik profesi, sehingga pasien dapat merasa nyaman dan memahami semua tindakan yang penulis sedang lakukan. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN mampu menjaga efektifitas dan efisiensi pelayanan dengan melakukan skrining tanda dan gejala spesifik pneumonia pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak, sehingga pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan diagnosa penyakitnya. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN melakukan pemeriksaan tanpa meminta biaya apapun kepada pasien. f. WoG : Terjalinnya kerjasama kolaboratif antara tenaga kesehatan baik dengan dokter umum sejawat, perawat dan bidan untuk melakukan skrining tanda dan gejala pneumonia dan dapat saling mengkoreksi satu sama lain.
g. Manajemen ASN : Penulis sebagai ASN mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan keahlian serta kode etik profesi. h. Pelayanan Publik : Dengan adanya skrining pneumonia, pasien akan mendapatkan informasi tentang kondisinya saat ini. Hal ini merupakan bentuk peranan penulis sebagai ASN untuk memberikan pelayanan terbaik pada pasiennya. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Kegiatan ini mendukung misi puskesmas untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang profesional serta pelayanan yang aman.
5. Kesimpulan Kegiatan skrining pneumonia dengan pemeriksaan hitung nafas pada balita disesuaikan dengan batas normal nafas balita di MTBS merupakan tugas penulis sebagai ASN pofesi dokter umum uuntuk menemukan pasien penderita pneumonia, sehingga pasien dapat diberikan tatalaksana sesuai dengan kondisinya. Didapatkan 7 pasien balita dengan keluhan batuk dan sesak dan tidak ditemukan tanda dan gejala pneumonia. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk penerapan ANEKA oleh ASN sehingga penulis bisa mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang telah dibuat demi meningkatkan cakupan program penemuan penderita pnuemonia balita di Puskesmas Sunyaragi.
6. Dokumentasi kegiatan Foto
Cirebon, 1 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Senin, 01 Juli 2019 (c) 1. Jenis Kegiatan Pendataan faktor risiko pneumonia (usia balita, status gizi, kebiasaan merokok keluarga, dan riwayat konsumsi ASI) pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak.
2. Tujuan Kegiatan Pendataan faktor risiko pneumonia pada pasien dengan keluhan batuk dan atau sesak diharapkan bisa dilakukan sebagai bentuk perwujudan tindakan promotif preventif terhadap pneumonia sehingga kegiatan ini kian dapat meningkatkan cakupan program penderita pneumonia balita. Setelah itu penulis sebagai dokter umum dapat melakukan tindak lanjut terkait dengan faktor risiko yang didapat.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Melakukan informed consent/ kesediaan keluarga tentang pendataan faktor risiko pneumonia pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak b. Memberitahukan keluarga maksud dan tujuan pendataan faktor risiko pneumonia c. Mendata usia balita, status gizi, kebiasaan merokok keluarga, dan riwayat konsumsi ASI pasien balita d. Mencatat data tersebut di rekam medis
4. Hasil dan Pembahasan Hasil kegiatan tersebut didapatkan data pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak yang berisiko ataupun tidak berisiko untuk menjadi pneumonia. Terdapat 7 pasien balita dengan keluhan batuk dan sesak dimana 5 pasien status gizi normal, 2 pasien status gizi kurus, 2 pasien tidak mengkonsumsi asi eksklusif, 5 pasien mengkonsumsi ASI ekslusif, 5 pasien dengan riwayat keluarga merokok, dan 2 pasien dengan riwayat keluarga tidak merokok. Kegiatan ini membuat penulis membiasakan diri untuk menjalankan
kegiatan selaras dengan tugas dan fungsinya sebagai ASN profesi dokter umum yang kian menerapkan prinsip ANEKA, keterkaitan mata diklat, serta visi dan misi puskesmas. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Penulis sebagai ASN mampu bertanggung jawab atas tugasnya berdasarkan keahlian untuk mencari data faktor risiko pasien demi mewujudkan fungsi promotif preventif penyakit. b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN melakukan anamnesa tanpa membeda-bedakan pasien berdasarkan suku, agama, ras dan sesuai kode etik kedokteran serta memberikan pelayanan yang adil ke semua pasien c. Etika Publik : Penulis sebagai ASN melakukan pemeriksaan dengan menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan terlebih dahulu sesuai dengan kode etik profesi sehingga terjalin hubungan saling menghormati, saling menghargai dan terbangunlah kepercayaan antara dokter dan pasien. Penulis juga kian menerapkan perilaku senyum, sapa, salam, sopan, santun, dan empati. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN menjaga efektifitas dan efisiensi pelayanan dengan menanyakan secara singkat dan lugas faktor risiko pasien, kemudian mencatatnya pada lembar rekam medis. Penulis juga memberi jaminan rahasia penyakit dan komitmen pelayanan terbaik sesuai standar profesi, sehingga terbangun kepercayaan antara pasien dan dokter. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN melakukan pendataan faktor risiko pneumonia tanpa memungut biaya kepada pasien, jika ada tambahan biaya, bayar di kasir sesuai PERDA yang berlaku. f. WoG : Terjalinnya kerjasama antara tenaga kesehatan baik dengan dokter umum sejawat, perawat dan bidan dengan keluarga pasien dan pasien untuk pendataan faktor risiko pneumonia.
g. Manajemen ASN : Penulis sebagai ASN melakukan informed consent/ menanyakan kesediaan pasien sebelum tindakan dengan profesional dan memberikan kepuasan pelayanan sesuai dengan kode etik profesi. h. Pelayanan Publik : Penulis sebagai ASN menanyakan kesediaan pasien sebelum melakukan pendataan faktor risiko, kemudian pasien mendapatkan informasi tentang faktor risiko yang dimiliki sehingga hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Dengan
melakukan
pendataan
faktor
risiko
dengan
penuh
tanggungjawab, maka dapat mendorong terwujudnya misi Puskesmas Sunyaragi yaitu “Mewujudkan pelayanan kesehatan yang aman”
5. Kesimpulan Kegiatan pendataan faktor risiko pneumonia (usia balita, status gizi, kebiasaan merokok keluarga, dan riwayat konsumsi ASI) pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak merupakan tugas penulis sebagai ASN pofesi dokter umum untuk menemukan faktor risiko penderita pneumonia, sehingga penulis sebagai ASN profesi dokter umum dapat melakukan tindak lanjut terkait dengan faktor risiko yang didapat. Terdapat 7 pasien balita dengan keluhan batuk dan sesak dimana 5 pasien status gizi normal, 2 pasien status gizi kurus, 2 pasien tidak mengkonsumsi asi eksklusif, 5 pasien mengkonsumsi ASI ekslusif, 5 pasien dengan riwayat keluarga merokok, dan 2 pasien dengan riwayat keluarga tidak merokok. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk penerapan
ANEKA
oleh
ASN
sehingga
penulis
bisa
mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang telah dibuat demi meningkatkan cakupan program penemuan penderita pnuemonia balita di Puskesmas Sunyaragi.
6. Dokumentasi kegiatan Foto
Cirebon, 1 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Senin, 01 Juli 2019 (d) 1. Jenis Kegiatan Pemberian terapi atau rujukan pasien balita dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia, pneumonia, dan pneumonia berat.
2. Tujuan Kegiatan Dengan dilakukannya pemberian terapi atau rujukan pasien balita dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia, pneumonia, dan pneumonia berat diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pasien menjadi lebih baik karena tatalaksana sesuai dengan diagnosa.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Bersikap sopan, santun dan penuh rasa hormat kepada pasien dan keluarga pasien b. Menjelaskan kepada pasien dan/atau keluarganya mengenai kondisi penyakitnya saat ini secara sopan dan dengan menggunakan kalimat yang mudah di mengerti c. Jika pasien dirujuk, menjelaskan kondisi dan indikasi pasien dirujuk d. Menjelaskan kepada pasien mengenai syarat-syarat yang harus di siapkan untuk mendaftar di rumah sakit tujuan untuk pasien rawat jalan. e. Membuat blangko rujukan sesuai dengan indikasi penyakit pasien dan tata cara yang berlaku. f. Apabila pasien merupakan pasien peserta BPJS, harus menginput data ke aplikasi Pcare sesuai diagnosa medis. g. Menandatangani blangko rujukan. h. Jika mendapat terapi, memberikan penjelasan kepada pasien mengenai kegunaan obat, cara pakai, hingga efek yang ditimbulkan obat. i.
Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya mengenai pengobatan yang diberikan
j.
Menuliskan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa, tindakan, terapi atau rujukan secara lengkap di kartu rekam medis
k. Menyerahkan kartu rekam medis kepada petugas rekam medis untuk disimpan. l.
Menuliskan resep obat
m. Memberikan kertas resep dan memberi arahan kepada pasien untuk mengambil obat di ruang farmasi. n. Menuliskan resep obat sesuai dengan diagnosa penyakit.
4. Hasil dan Pembahasan Terdapat 7 pasien dengan keluhan batuk dan atau sesak dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia dan diberikan tatalaksana terapi pengobatan. Terlaksananya kegiatan penjelasan pasien tentang sakitnya dan langkah tatalaksana baik terapi maupun rujuk dapat membuat pasien/ keluarga pasien paham dan dapat mengubah pola hidupnya untuk lebih baik. Dilanjutkan dengan tahapan penulisan hasil rekam medik dengan menuliskan anamnesa, pemeriksaan fisik, riwayat pasien, dan terapi yang diberikan terdokumentasi secara lengkap, pasien dapat memperoleh tatalaksana yg terkontrol dan kontinu, sehingga dapat meningkatkan prognosis penyakit agar lebih cepat membaik. Kegiatan ini membuat penulis membiasakan diri untuk menjalankan kegiatan selaras dengan tugas dan fungsinya sebagai ASN profesi dokter umum yang kian menerapkan prinsip ANEKA, keterkaitan mata diklat, serta visi dan misi puskesmas. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Melalui kegiatan pemberian tindakan terapi, rujukan, dan penulisan rekam medis kepada pasien yang sesuai dengan penyakit pasien merupakan tanggung jawab penulis sebagai ASN sesuai dengan tugas dan fungsi profesi dokter umum. b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN melakukan pemberian tindakan terapi, rujukan, dan penulisan rekam medis tanpa membeda-bedakan pasien berdasarkan suku, agama, ras dan sesuai kode etik kedokteran serta memberikan pelayanan yang adil ke semua pasien
c. Etika Publik : Dalam pemberian tindakan terapi, rujukan, dan penulisan rekam medis, dilakukan dengan mengedepankan etika, sehingga terjalin hubungan yang profesional antara penulis sebagai ASN profesi dokter umum dan pasien. Juga hal ini dapat menjaga kerahasiaan penyakit pasien sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN mampu menjaga efektifitas dan efisiensi pelayanan dengan
memberikan penanganan atau pengobatan sesuai
diagnosa penyakitnya kemudian mencatatnya pada lembar rekam medis, serta menjaga kerahasiaannya. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN memberikan tindakan terapi dan penanganan kepada pasien tanpa meminta imbalan diluar ketentuan yang berlaku, serta tidak memaksa pasien untuk membeli obat dari luar dan mengutamakan keselamatan pasien. f. WoG : Terjalinnya
kerjasama
dan
koordinasi
dengan
apoteker
untuk
menyiapkan obat sesuai resep dan staf pendaftaran juga rekam medis untuk menyiapkan formulir rujukan. g. Manajemen ASN : Penulis sebagai ASN memberikan terapi dan penanganan, rujukan, dan penulisan rekam medis pasien dengan penuh tanggung jawab dan jujur sesuai dengan kode etik profesi. h. Pelayanan Publik : Penulis sebagai ASN memberikan tatalaksana terapi yang sesuai dengan kondisi pasien baik konsumsi obat atau rujukan penanganan spesialistik yang kemudian akan ditulis di rekam medik sehingga diharapkan kepuasan dan keselamatan pasien terjamin. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Dengan memberikan terapi dan penanganan kepada pasien dengan ramah, sopan, dan penuh tanggung jawab serta mudah di pahami, maka dapat
mendorong
terwujudnya
misi
Puskesmas
Sunyaragi
yaitu
“Mewujudkan sumber daya kesehatan yang profesional dan santun”.
Sedangkan untuk penerapan system rujukan serta penulisan rekam medis, diharapkan pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kondisi pasien dan terjaga kerahasiaannya sehingga terdapat kesesuaian dengan misi organisasi berupa optimalnya peran dan fungsi puskesmas memberikan pelayanan yang aman.
5. Kesimpulan Terdapat 7 pasien dengan keluhan batuk dan atau sesak dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia dan diberikan tatalaksana terapi pengobatan. Kegiatan pemberian terapi atau rujukan pasien balita dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia, pneumonia, dan pneumonia berat merupakan tugas penulis sebagai ASN profesi dokter umum untuk meningkatkan pelayanan pasien menjadi lebih baik dengan harapan pasien/ keluarga pasien paham dan dapat mengubah pola hidupnya lebih baik. Semua tindakan yang diberikan juga terdokumentasi secara lengkap di rekam medik. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk penerapan ANEKA oleh ASN sehingga penulis bisa mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang telah dibuat demi meningkatkan cakupan program penemuan penderita pnuemonia balita di Puskesmas Sunyaragi.
6. Dokumentasi kegiatan Foto
Cirebon, 1 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Selasa, 02 Juli 2019 1. Jenis Kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon hari pertama yang diselenggarakan Badan Kepegawaian, Pelatihan dan Pendidikan Daerah (BKPPD) Kota Cirebon di Aula Hotel Prima Kota Cirebon.
2. Tujuan Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan agar peserta dapat mengembangkan kompetensi dan pengetahuan CPNS peserta larserta latsa mengenai tata kelola penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan pemerintah daerah kota cirebon.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Mengikuti acara pembukaan b. Menerima arahan dari pejabat pemerintah daerah kota cirebon dengan tema : 1) Penyelenggaraan Pemerintah Daerah 2) Tata naskah dinas lingkungan pemerintah kota cirebon 3) Kesejahteraan & disiplin ASN
4. Hasil dan Pembahasan Hasil dari kegiatan ini yaitu CPNS dapat memahami istilah dan struktur kepemerintahan, penulisan tata naskah produk hukum dan naskah dinas surat, serta tentang hak kewajiban ASN di lingkungan pemerintah daerah kota cirebon. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Dengan menghadiri kegiatan ini merupakan perwujudan tanggung jawab penulis sebagai ASN untuk terus mengembang kompetensi dirinya sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai CPNS.
b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN mengikuti kegiatan ini merupakan langkah awal untuk
memberikan
pelayanan
terbaik
untuk
masyarakat
demi
pembangunan dan pengembangan bangsa Indonesia. c. Etika Publik : Penulis sebagai ASN menjalankan kegiatan dengan menjaga sopan dan santun sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh BKPPD. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN menjalankan kegiatan ini demi pengembangan diri untuk memperbaiki mutu ASN dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai dengan tata kelola pemerintahan di lingkungan pemerintah daerah kota Cirebon. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN menghadiri kegiatan dengan jujur dibuktikan dengan pengisian absensi dan dokumentasi. f. WoG : Terjalin hubungan kerjasama antara penulis dengan rekan-rekan CPNS sebagai peserta, widyaiswara sebagai tenaga pendidik, dan BKPPD sebagai penyelenggara pelatihan serta Wali Kota Cirebon yang secara resmi membuka pelatihan pada upacara pembukaan. g. Manajemen ASN : Kegiatan ini merupakan salah satu langkah penulis untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai CPNS untuk pengembangan kompetensi diri. h. Pelayanan Publik :. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjadikan penulis dan rekan CPNS lainnya bisa menjadi pelayan publik yang baik dan pelaksana kebijakan publik sesuai dengan tata kelola pemerintahan di lingkungan pemerintah daerah kota cirebon. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Kegiatan ini mendukung misi puskesmas yaitu mewujudkan sumber daya kesehatan yang profesional agar ASN bisa lebih paham administratif dan hak kewajiban di tempat kerja.
5. Kesimpulan Kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon hari pertama merupakan bagian dari rangkaian pelatihan dasar yang wajib diikuti oleh CPNS di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Kegiatan ini dilaksanakan agar penulis bersama rekan CPNS dapat memahami istilah dan struktur kepemerintahan, penulisan tata naskah produk hukum dan naskah dinas surat, serta tentang hak kewajiban ASN di lingkungan pemerintah daerah kota cirebon. sehingga, CPNS dapat menjadi ASN yang menjalan tugas dan fungsinya dengan baik. 6. Dokumentasi kegiatan Foto
Cirebon, 2 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Rabu, 03 Juli 2019 1. Jenis Kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon hari kedua yang diselenggarakan Badan Kepegawaian, Pelatihan dan Pendidikan Daerah (BKPPD) Kota Cirebon di aula Hotel Prima Kota Cirebon.
2. Tujuan Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan agar peserta dapat mengembangkan kompetensi dan pengetahuan CPNS peserta latsar mengenai tata kelola penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan pemerintah daerah kota cirebon.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Mengikuti apel pagi b. Menerima arahan dari pejabat pemerintah daerah kota cirebon dengan tema : 1) Fungsi Inpektorat dalam Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah di Kota Cirebon 2) Perencanaan Pembangunan Daerah 3) Pengatar Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah 4) Kesejahteraan Dan Disiplin ASN (sesi kedua)
4. Hasil dan Pembahasan Hasil dari kegiatan ini yaitu CPNS dapat memahami peran inspektorat dalam mengawasi proses penyelenggaraan pemerintah berdasarkan PP No. 53 tahun 2010, perencanaan berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 tentang pembangunan daerah, sekilas tentang RPJMD – RPJPD, pengadaan barang/ jasa berdasarkan perpres no. 16 tahun 2018, serta membahas tentang jenis cuti ASN.
Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Dengan menghadiri kegiatan ini merupakan perwujudan tanggung jawab penulis sebagai ASN untuk terus mengembang kompetensi dirinya sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai CPNS. b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN mengikuti kegiatan ini merupakan langkah awal untuk
memberikan
pelayanan
terbaik
untuk
masyarakat
demi
pembangunan dan pengembangan bangsa Indonesia. c. Etika Publik : Penulis sebagai ASN menjalankan kegiatan dengan menjaga sopan dan santun sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh BKPPD. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN menjalankan kegiatan ini demi pengembangan diri untuk memperbaiki mutu ASN dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai dengan tata kelola pemerintahan di lingkungan pemerintah daerah kota Cirebon. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN menghadiri kegiatan dengan jujur dibuktikan dengan pengisian absensi dan dokumentasi. f. WoG : Terjalin hubungan kerjasama antara penulis dengan rekan-rekan CPNS sebagai peserta, widyaiswara sebagai tenaga pendidik, dan BKPPD sebagai penyelenggara pelatihan serta Wali Kota Cirebon yang secara resmi membuka pelatihan pada upacara pembukaan. g. Manajemen ASN : Kegiatan ini merupakan salah satu langkah penulis untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai CPNS untuk pengembangan kompetensi diri. h. Pelayanan Publik :. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjadikan penulis dan rekan CPNS lainnya bisa menjadi pelayan publik yang baik dan pelaksana kebijakan
publik sesuai dengan tata kelola pemerintahan di lingkungan pemerintah daerah kota cirebon. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Kegiatan ini mendukung misi puskesmas yaitu mewujudkan sumber daya
kesehatan yang profesional agar ASN bisa lebih paham proses
penyelenggaraan kepemerintahan dalam menjalankan perannya sebagai jabatan fungsional.
5. Kesimpulan Kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon hari pertama merupakan bagian dari rangkaian pelatihan dasar yang wajib diikuti oleh CPNS di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Kegiatan ini dilaksanakan agar penulis bersama rekan CPNS dapat memahami peran inspektorat
dalam
mengawasi
proses
penyelenggaraan
pemerintah
berdasarkan PP No. 53 tahun 2010, perencanaan berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 tentang pembangunan daerah, sekilas tentang RPJMD – RPJPD, pengadaan barang/ jasa berdasarkan perpres no. 16 tahun 2018, serta membahas tentang jenis cuti ASN.
6. Dokumentasi kegiatan Foto
.
Cirebon, 3 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Kamis, 04 Juli 2019 1. Jenis Kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon hari ketiga yang diselenggarakan Badan Kepegawaian, Pelatihan dan Pendidikan Daerah (BKPPD) Kota Cirebon di aula Hotel Prima Kota Cirebon.
2. Tujuan Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan agar peserta dapat mengembangkan kompetensi dan pengetahuan CPNS peserta latsar mengenai tata kelola penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan pemerintah daerah kota cirebon.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Mengikuti apel pagi b. Menerima arahan dari pejabat pemerintah daerah kota cirebon dengan tema : 1) Peran dan fungsi jabatan fungsional 2) Berkarier dalam jabatan fungsional 3) Muatan teknis substansi lembaga c. Mengikuti acara penutupan yang dihadiri Kepala BKPPD
4. Hasil dan Pembahasan Hasil dari kegiatan ini yaitu CPNS dapat memahami arti, peran, dan fungsi jabatan fungsional berdasarkan PP No. 11 tahun 2017, macam pelayanan yang ada di bagian kepegawaian, masalah kenaikan pangkat, SKP, dan DUPAK serta memahami perannya sebagai jabatan fungsional. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Dengan menghadiri kegiatan ini merupakan perwujudan tanggung jawab penulis sebagai ASN untuk terus mengembang kompetensi dirinya sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai CPNS.
b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN mengikuti kegiatan ini merupakan langkah awal untuk
memberikan
pelayanan
terbaik
untuk
masyarakat
demi
pembangunan dan pengembangan bangsa Indonesia. c. Etika Publik : Penulis sebagai ASN menjalankan kegiatan dengan menjaga sopan dan santun sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh BKPPD. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN menjalankan kegiatan ini demi pengembangan diri untuk memperbaiki mutu ASN dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai dengan tata
kelola
pemerintahan di lingkungan pemerintah daerah kota Cirebon. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN menghadiri kegiatan dengan jujur dibuktikan dengan pengisian absensi dan dokumentasi. f. WoG : Terjalin hubungan kerjasama antara penulis dengan rekan-rekan CPNS sebagai peserta, widyaiswara sebagai tenaga pendidik, dan BKPPD sebagai penyelenggara pelatihan serta Wali Kota Cirebon yang secara resmi membuka pelatihan pada upacara pembukaan. g. Manajemen ASN : Kegiatan ini merupakan salah satu langkah penulis untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai CPNS untuk pengembangan kompetensi diri. h. Pelayanan Publik :. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjadikan penulis dan rekan CPNS lainnya bisa menjadi pelayan publik yang baik dan pelaksana kebijakan publik sesuai dengan tata kelola pemerintahan di lingkungan pemerintah daerah kota cirebon. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Kegiatan ini mendukung misi puskesmas yaitu mewujudkan sumber daya kesehatan yang profesional agar ASN bisa lebih paham tentang peran dan fungsinya sebagai jabatan fungsional.
5. Kesimpulan Kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon hari pertama merupakan bagian dari rangkaian pelatihan dasar yang wajib diikuti oleh CPNS di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Kegiatan ini dilaksanakan agar penulis bersama rekan CPNS dapat memahami arti, peran, dan fungsi jabatan fungsional berdasarkan PP No. 11 tahun 2017, macam pelayanan yang ada di bagian kepegawaian, masalah kenaikan pangkat, SKP, dan DUPAK.
6. Dokumentasi kegiatan
Cirebon, 4 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Jum’at, 05 Juli 2019 (a) 1. Jenis Kegiatan Melakukan skrining pneumonia dengan pemeriksaan hitung nafas pada balita disesuaikan dengan batas normal nafas balita di MTBS.
2. Tujuan Kegiatan Mendeteksi dini tanda dan gejala pneumonia pada balita dengan keluhan batuk dan atau sesak sehingga dapat meningkatkan cakupan program penderita pneumonia balita. Setelah itu penulis sebagai dokter umum dapat melaksanakan tatalaksana lanjutan terhadap keadaan pasien berdasarkan keilmuan yang dimiliki selaras dengan penerapan prinsip ANEKA dan kode etik profesi.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dan cara pemeriksaan dengan ramah dan sopan. b. Menghitung nafas balita dengan keluhan batuk dan atau sesak disesuaikan dengan batas normal nafas balita selama 1 menit c. Menentukan adanya tarikan dinding dada ke dalam d. Mengklasifikasikan dan mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medis pasien. e. Menjelaskan
kepada
pasien
mengenai
hasil
pemeriksaan
dan
penatalaksanaannya. f. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya. g. Memberikan tatalaksana rujukan sesuai indikasi
4. Hasil dan Pembahasan Hasil kegiatan tersebut adalah data screening pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak berupa frekuensi nafas dan ada tidaknya tarikan dinding dada demi penyesuaian tatalaksana selanjutnya. Terdapat 7 pasien
balita dengan keluhan batuk dan sesak dan tidak ditemukan tanda dan gejala pneumonia.
Kegiatan
ini
membuat
penulis
membiasakan
diri
untuk
menjalankan kegiatan selaras dengan tugas dan fungsinya sebagai ASN profesi dokter umum yang kian menerapkan prinsip ANEKA, keterkaitan mata diklat, serta visi dan misi puskesmas. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Penulis sebagai ASN mampu bertanggung jawab atas tugas dan fungsi berdasarkan keahliannya untuk melakukan pemeriksaan demi menegakkan diagnosa penyakit. Dengan skrining pneumonia ini salah satu bentuk tanggung jawab penulis sebagai dokter umum yang bekerja di puskesmas untuk bisa menjalankan misi preventifnya agar kondisi pasien tidak menjadi pneumonia atau tidak memperberat kondisi pneumonianya. b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN
melakukan pemeriksaan tanpa membeda-
bedakan pasien dari segi apapun. c. Etika Publik : Penulis sebagai ASN melakukan pemeriksaan dengan menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan terlebih dahulu sesuai dengan kode etik profesi, sehingga pasien dapat merasa nyaman dan memahami semua tindakan yang penulis sedang lakukan. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN mampu menjaga efektifitas dan efisiensi pelayanan dengan melakukan skrining tanda dan gejala spesifik pneumonia pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak, sehingga pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan diagnosa penyakitnya. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN melakukan pemeriksaan tanpa meminta biaya apapun kepada pasien. f. WoG : Terjalinnya kerjasama kolaboratif antara tenaga kesehatan baik dengan dokter umum sejawat, perawat dan bidan untuk melakukan skrining tanda dan gejala pneumonia dan dapat saling mengkoreksi satu sama lain.
g. Manajemen ASN : Penulis sebagai ASN mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan keahlian serta kode etik profesi. h. Pelayanan Publik : Dengan adanya skrining pneumonia, pasien akan mendapatkan informasi tentang kondisinya saat ini. Hal ini merupakan bentuk peranan penulis sebagai ASN untuk memberikan pelayanan terbaik pada pasiennya. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Kegiatan ini mendukung misi puskesmas untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang profesional serta pelayanan yang aman.
5. Kesimpulan Kegiatan skrining pneumonia dengan pemeriksaan hitung nafas pada balita disesuaikan dengan batas normal nafas balita di MTBS merupakan tugas penulis sebagai ASN pofesi dokter umum uuntuk menemukan pasien penderita pneumonia, sehingga pasien dapat diberikan tatalaksana sesuai dengan kondisinya. Didapatkan 7 pasien balita dengan keluhan batuk dan sesak dan tidak ditemukan tanda dan gejala pneumonia. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk penerapan ANEKA oleh ASN sehingga penulis bisa mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang telah dibuat demi meningkatkan cakupan program penemuan penderita pnuemonia balita di Puskesmas Sunyaragi.
6. Dokumentasi kegiatan Foto
Cirebon, 5 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Jum’at, 05 Juli 2019 (b) 1. Jenis Kegiatan Pendataan faktor risiko pneumonia (usia balita, status gizi, kebiasaan merokok keluarga, dan riwayat konsumsi ASI) pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak.
2. Tujuan Kegiatan Pendataan faktor risiko pneumonia pada pasien dengan keluhan batuk dan atau sesak diharapkan bisa dilakukan sebagai bentuk perwujudan tindakan promotif preventif terhadap pneumonia sehingga kegiatan ini kian dapat meningkatkan cakupan program penderita pneumonia balita. Setelah itu penulis sebagai dokter umum dapat melakukan tindak lanjut terkait dengan faktor risiko yang didapat.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Melakukan informed consent/ kesediaan keluarga tentang pendataan faktor risiko pneumonia pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak b. Memberitahukan keluarga maksud dan tujuan pendataan faktor risiko pneumonia c. Mendata usia balita, status gizi, kebiasaan merokok keluarga, dan riwayat konsumsi ASI pasien balita d. Mencatat data tersebut di rekam medis
4. Hasil dan Pembahasan Hasil kegiatan tersebut didapatkan data pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak yang berisiko ataupun tidak berisiko untuk menjadi pneumonia. Terdapat 7 pasien balita dengan keluhan batuk dan sesak dimana 5 pasien status gizi normal, 1 pasien status gizi kurus, 1 pasien status gizi gemuk, 4 pasien tidak mengkonsumsi asi eksklusif, 5 pasien dengan riwayat keluarga merokok. Kegiatan ini membuat penulis membiasakan diri untuk menjalankan kegiatan selaras dengan tugas dan fungsinya sebagai ASN
profesi dokter umum yang kian menerapkan prinsip ANEKA, keterkaitan mata diklat, serta visi dan misi puskesmas. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Penulis sebagai ASN mampu bertanggung jawab atas tugasnya berdasarkan keahlian untuk mencari data faktor risiko pasien demi mewujudkan fungsi promotif preventif penyakit. b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN melakukan anamnesa tanpa membeda-bedakan pasien berdasarkan suku, agama, ras dan sesuai kode etik kedokteran serta memberikan pelayanan yang adil ke semua pasien c. Etika Publik : Penulis sebagai ASN melakukan pemeriksaan dengan menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan terlebih dahulu sesuai dengan kode etik profesi sehingga terjalin hubungan saling menghormati, saling menghargai dan terbangunlah kepercayaan antara dokter dan pasien. Penulis juga kian menerapkan perilaku senyum, sapa, salam, sopan, santun, dan empati. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN menjaga efektifitas dan efisiensi pelayanan dengan menanyakan secara singkat dan lugas faktor risiko pasien, kemudian mencatatnya pada lembar rekam medis. Penulis juga memberi jaminan rahasia penyakit dan komitmen pelayanan terbaik sesuai standar profesi, sehingga terbangun kepercayaan antara pasien dan dokter. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN melakukan pendataan faktor risiko pneumonia tanpa memungut biaya kepada pasien, jika ada tambahan biaya, bayar di kasir sesuai PERDA yang berlaku. f. WoG : Terjalinnya kerjasama antara tenaga kesehatan baik dengan dokter umum sejawat, perawat dan bidan dengan keluarga pasien dan pasien untuk pendataan faktor risiko pneumonia.
g. Manajemen ASN : Penulis sebagai ASN melakukan informed consent/ menanyakan kesediaan pasien sebelum tindakan dengan profesional dan memberikan kepuasan pelayanan sesuai dengan kode etik profesi. h. Pelayanan Publik : Penulis sebagai ASN menanyakan kesediaan pasien sebelum melakukan pendataan faktor risiko, kemudian pasien mendapatkan informasi tentang faktor risiko yang dimiliki sehingga hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Dengan
melakukan
pendataan
faktor
risiko
dengan
penuh
tanggungjawab, maka dapat mendorong terwujudnya misi Puskesmas Sunyaragi yaitu “Mewujudkan pelayanan kesehatan yang aman”
5. Kesimpulan Kegiatan pendataan faktor risiko pneumonia (usia balita, status gizi, kebiasaan merokok keluarga, dan riwayat konsumsi ASI) pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak merupakan tugas penulis sebagai ASN pofesi dokter umum untuk menemukan faktor risiko penderita pneumonia, sehingga penulis sebagai ASN profesi dokter umum dapat melakukan tindak lanjut terkait dengan faktor risiko yang didapat. Terdapat 7 pasien balita dengan keluhan batuk dan sesak dimana 5 pasien status gizi normal, 1 pasien status gizi kurus, 1 pasien status gizi gemuk, 4 pasien tidak mengkonsumsi asi eksklusif, 5 pasien dengan riwayat keluarga merokok. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk penerapan ANEKA oleh ASN sehingga penulis bisa mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang telah dibuat demi meningkatkan cakupan program penemuan penderita pnuemonia balita di Puskesmas Sunyaragi.
6. Dokumentasi kegiatan
Cirebon, 5 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Jum’at, 05 Juli 2019 (c) 1. Jenis Kegiatan Pemberian atau rujukan pasien balita dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia, pneumonia, dan pneumonia berat.
2. Tujuan Kegiatan Dengan dilakukannya pemberian terapi atau rujukan pasien balita dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia, pneumonia, dan pneumonia berat diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pasien menjadi lebih baik karena tatalaksana sesuai dengan diagnosa.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Bersikap sopan, santun dan penuh rasa hormat kepada pasien dan keluarga pasien b. Menjelaskan kepada pasien dan/atau keluarganya mengenai kondisi penyakitnya saat ini secara sopan dan dengan menggunakan kalimat yang mudah di mengerti c. Jika pasien dirujuk, menjelaskan kondisi dan indikasi pasien dirujuk d. Menjelaskan kepada pasien mengenai syarat-syarat yang harus di siapkan untuk mendaftar di rumah sakit tujuan untuk pasien rawat jalan. e. Membuat blangko rujukan sesuai dengan indikasi penyakit pasien dan tata cara yang berlaku. f. Apabila pasien merupakan pasien peserta BPJS, harus menginput data ke aplikasi Pcare sesuai diagnosa medis. g. Menandatangani blangko rujukan. h. Jika mendapat terapi, memberikan penjelasan kepada pasien mengenai kegunaan obat, cara pakai, hingga efek yang ditimbulkan obat. i.
Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya mengenai pengobatan yang diberikan
j.
Menuliskan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa, tindakan, terapi atau rujukan secara lengkap di kartu rekam medis
k. Menyerahkan kartu rekam medis kepada petugas rekam medis untuk disimpan. l.
Menuliskan resep obat
m. Memberikan kertas resep dan memberi arahan kepada pasien untuk mengambil obat di ruang farmasi. n. Menuliskan resep obat sesuai dengan diagnosa penyakit.
4. Hasil dan Pembahasan Terdapat 7 pasien dengan keluhan batuk dan atau sesak dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia yang diberikan tatalaksana terapi pengobatan. Terlaksananya kegiatan penjelasan pasien tentang sakitnya dan langkah tatalaksana baik terapi maupun rujuk dapat membuat pasien/ keluarga pasien paham dan dapat mengubah pola hidupnya untuk lebih baik. Dilanjutkan dengan tahapan penulisan hasil rekam medik dengan menuliskan anamnesa, pemeriksaan fisik, riwayat pasien, dan terapi yang diberikan terdokumentasi secara lengkap, pasien dapat memperoleh tatalaksana yg terkontrol dan kontinu, sehingga dapat meningkatkan prognosis penyakit agar lebih cepat membaik. Kegiatan ini membuat penulis membiasakan diri untuk menjalankan kegiatan selaras dengan tugas dan fungsinya sebagai ASN profesi dokter umum yang kian menerapkan prinsip ANEKA, keterkaitan mata diklat, serta visi dan misi puskesmas. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Melalui kegiatan pemberian tindakan terapi, rujukan, dan penulisan rekam medis kepada pasien yang sesuai dengan penyakit pasien merupakan tanggung jawab penulis sebagai ASN sesuai dengan tugas dan fungsi profesi dokter umum. b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN melakukan pemberian tindakan terapi, rujukan, dan penulisan rekam medis tanpa membeda-bedakan pasien berdasarkan suku, agama, ras dan sesuai kode etik kedokteran serta memberikan pelayanan yang adil ke semua pasien
c. Etika Publik : Dalam pemberian tindakan terapi, rujukan, dan penulisan rekam medis, dilakukan dengan mengedepankan etika, sehingga terjalin hubungan yang profesional antara penulis sebagai ASN profesi dokter umum dan pasien. Juga hal ini dapat menjaga kerahasiaan penyakit pasien sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN mampu menjaga efektifitas dan efisiensi pelayanan dengan
memberikan penanganan atau pengobatan sesuai
diagnosa penyakitnya kemudian mencatatnya pada lembar rekam medis, serta menjaga kerahasiaannya. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN memberikan tindakan terapi dan penanganan kepada pasien tanpa meminta imbalan diluar ketentuan yang berlaku, serta tidak memaksa pasien untuk membeli obat dari luar dan mengutamakan keselamatan pasien. f. WoG : Terjalinnya
kerjasama
dan
koordinasi
dengan
apoteker
untuk
menyiapkan obat sesuai resep dan staf pendaftaran juga rekam medis untuk menyiapkan formulir rujukan. g. Manajemen ASN : Penulis sebagai ASN memberikan terapi dan penanganan, rujukan, dan penulisan rekam medis pasien dengan penuh tanggung jawab dan jujur sesuai dengan kode etik profesi. h. Pelayanan Publik : Penulis sebagai ASN memberikan tatalaksana terapi yang sesuai dengan kondisi pasien baik konsumsi obat atau rujukan penanganan spesialistik yang kemudian akan ditulis di rekam medik sehingga diharapkan kepuasan dan keselamatan pasien terjamin. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Dengan memberikan terapi dan penanganan kepada pasien dengan ramah, sopan, dan penuh tanggung jawab serta mudah di pahami, maka dapat
mendorong
terwujudnya
misi
Puskesmas
Sunyaragi
yaitu
“Mewujudkan sumber daya kesehatan yang profesional dan santun”.
Sedangkan untuk penerapan system rujukan serta penulisan rekam medis, diharapkan pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kondisi pasien dan terjaga kerahasiaannya sehingga terdapat kesesuaian dengan misi organisasi berupa optimalnya peran dan fungsi puskesmas memberikan pelayanan yang aman.
5. Kesimpulan Terdapat 7 pasien dengan keluhan batuk dan atau sesak dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia yang diberikan tatalaksana terapi pengobatan. Kegiatan pemberian terapi atau rujukan pasien balita dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia, pneumonia, dan pneumonia berat merupakan tugas penulis sebagai ASN profesi dokter umum untuk meningkatkan pelayanan pasien menjadi lebih baik dengan harapan pasien/ keluarga pasien paham dan dapat mengubah pola hidupnya lebih baik. Semua tindakan yang diberikan juga terdokumentasi secara lengkap di rekam medik. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk penerapan ANEKA oleh ASN sehingga penulis bisa mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang telah dibuat demi meningkatkan cakupan program penemuan penderita pnuemonia balita di Puskesmas Sunyaragi.
6. Dokumentasi kegiatan Foto
Cirebon, 5 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Sabtu, 06 Juli 2019 (a) 1. Jenis Kegiatan Melakukan skrining pneumonia dengan pemeriksaan hitung nafas pada balita disesuaikan dengan batas normal nafas balita di MTBS.
2. Tujuan Kegiatan Mendeteksi dini tanda dan gejala pneumonia pada balita dengan keluhan batuk dan atau sesak sehingga dapat meningkatkan cakupan program penderita pneumonia balita. Setelah itu penulis sebagai dokter umum dapat melaksanakan tatalaksana lanjutan terhadap keadaan pasien berdasarkan keilmuan yang dimiliki selaras dengan penerapan prinsip ANEKA dan kode etik profesi.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dan cara pemeriksaan dengan ramah dan sopan. b. Menghitung nafas balita dengan keluhan batuk dan atau sesak disesuaikan dengan batas normal nafas balita selama 1 menit c. Menentukan adanya tarikan dinding dada ke dalam d. Mengklasifikasikan dan mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medis pasien. e. Menjelaskan
kepada
pasien
mengenai
hasil
pemeriksaan
dan
penatalaksanaannya. f. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya. g. Memberikan tatalaksana rujukan sesuai indikasi
4. Hasil dan Pembahasan Hasil kegiatan tersebut adalah data screening pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak berupa frekuensi nafas dan ada tidaknya tarikan dinding dada demi penyesuaian tatalaksana selanjutnya. Terdapat 3 pasien balita dengan keluhan batuk dan sesak dan tidak ditemukan tanda dan gejala
pneumonia.
Kegiatan
ini
membuat
penulis
membiasakan
diri
untuk
menjalankan kegiatan selaras dengan tugas dan fungsinya sebagai ASN profesi dokter umum yang kian menerapkan prinsip ANEKA, keterkaitan mata diklat, serta visi dan misi puskesmas. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Penulis sebagai ASN mampu bertanggung jawab atas tugas dan fungsi berdasarkan keahliannya untuk melakukan pemeriksaan demi menegakkan diagnosa penyakit. Dengan skrining pneumonia ini salah satu bentuk tanggung jawab penulis sebagai dokter umum yang bekerja di puskesmas untuk bisa menjalankan misi preventifnya agar kondisi pasien tidak menjadi pneumonia atau tidak memperberat kondisi pneumonianya. b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN
melakukan pemeriksaan tanpa membeda-
bedakan pasien dari segi apapun. c. Etika Publik : Penulis sebagai ASN melakukan pemeriksaan dengan menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan terlebih dahulu sesuai dengan kode etik profesi, sehingga pasien dapat merasa nyaman dan memahami semua tindakan yang penulis sedang lakukan. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN mampu menjaga efektifitas dan efisiensi pelayanan dengan melakukan skrining tanda dan gejala spesifik pneumonia pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak, sehingga pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan diagnosa penyakitnya. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN melakukan pemeriksaan tanpa meminta biaya apapun kepada pasien. f. WoG : Terjalinnya kerjasama kolaboratif antara tenaga kesehatan baik dengan dokter umum sejawat, perawat dan bidan untuk melakukan skrining tanda dan gejala pneumonia dan dapat saling mengkoreksi satu sama lain. g. Manajemen ASN :
Penulis sebagai ASN mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan keahlian serta kode etik profesi. h. Pelayanan Publik : Dengan adanya skrining pneumonia, pasien akan mendapatkan informasi tentang kondisinya saat ini. Hal ini merupakan bentuk peranan penulis sebagai ASN untuk memberikan pelayanan terbaik pada pasiennya. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Kegiatan ini mendukung misi puskesmas untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang profesional serta pelayanan yang aman.
5. Kesimpulan Kegiatan skrining pneumonia dengan pemeriksaan hitung nafas pada balita disesuaikan dengan batas normal nafas balita di MTBS merupakan tugas penulis sebagai ASN pofesi dokter umum uuntuk menemukan pasien penderita pneumonia, sehingga pasien dapat diberikan tatalaksana sesuai dengan kondisinya. Didapatkan 3 pasien balita dengan keluhan batuk dan sesak dan tidak ditemukan tanda dan gejala pneumonia. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk penerapan ANEKA oleh ASN sehingga penulis bisa mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang telah dibuat demi meningkatkan cakupan program penemuan penderita pnuemonia balita di Puskesmas Sunyaragi.
6. Dokumentasi kegiatan Foto
Cirebon, 6 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Sabtu, 06 Juli 2019 (b) 1. Jenis Kegiatan Pendataan faktor risiko pneumonia (usia balita, status gizi, kebiasaan merokok keluarga, dan riwayat konsumsi ASI) pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak.
2. Tujuan Kegiatan Pendataan faktor risiko pneumonia pada pasien dengan keluhan batuk dan atau sesak diharapkan bisa dilakukan sebagai bentuk perwujudan tindakan promotif preventif terhadap pneumonia sehingga kegiatan ini kian dapat meningkatkan cakupan program penderita pneumonia balita. Setelah itu penulis sebagai dokter umum dapat melakukan tindak lanjut terkait dengan faktor risiko yang didapat.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Melakukan informed consent/ kesediaan keluarga tentang pendataan faktor risiko pneumonia pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak b. Memberitahukan keluarga maksud dan tujuan pendataan faktor risiko pneumonia c. Mendata usia balita, status gizi, kebiasaan merokok keluarga, dan riwayat konsumsi ASI pasien balita d. Mencatat data tersebut di rekam medis
4. Hasil dan Pembahasan Hasil kegiatan tersebut didapatkan data pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak yang berisiko ataupun tidak berisiko untuk menjadi pneumonia. Terdapat 3 pasien balita dengan keluhan batuk dan sesak dimana 3 pasien status gizi normal, 3 pasien mengkonsumsi asi eksklusif, 2 pasien dengan riwayat keluarga merokok, dan 1 pasien dengan riwayat keluarga tidak merokok. Kegiatan ini membuat penulis membiasakan diri untuk menjalankan kegiatan selaras dengan tugas dan fungsinya sebagai ASN profesi dokter
umum yang kian menerapkan prinsip ANEKA, keterkaitan mata diklat, serta visi dan misi puskesmas. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Penulis sebagai ASN mampu bertanggung jawab atas tugasnya berdasarkan keahlian untuk mencari data faktor risiko pasien demi mewujudkan fungsi promotif preventif penyakit. b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN melakukan anamnesa tanpa membeda-bedakan pasien berdasarkan suku, agama, ras dan sesuai kode etik kedokteran serta memberikan pelayanan yang adil ke semua pasien c. Etika Publik : Penulis sebagai ASN melakukan pemeriksaan dengan menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan terlebih dahulu sesuai dengan kode etik profesi sehingga terjalin hubungan saling menghormati, saling menghargai dan terbangunlah kepercayaan antara dokter dan pasien. Penulis juga kian menerapkan perilaku senyum, sapa, salam, sopan, santun, dan empati. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN menjaga efektifitas dan efisiensi pelayanan dengan menanyakan secara singkat dan lugas faktor risiko pasien, kemudian mencatatnya pada lembar rekam medis. Penulis juga memberi jaminan rahasia penyakit dan komitmen pelayanan terbaik sesuai standar profesi, sehingga terbangun kepercayaan antara pasien dan dokter. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN melakukan pendataan faktor risiko pneumonia tanpa memungut biaya kepada pasien, jika ada tambahan biaya, bayar di kasir sesuai PERDA yang berlaku. f. WoG : Terjalinnya kerjasama antara tenaga kesehatan baik dengan dokter umum sejawat, perawat dan bidan dengan keluarga pasien dan pasien untuk pendataan faktor risiko pneumonia.
g. Manajemen ASN : Penulis sebagai ASN melakukan informed consent/ menanyakan kesediaan pasien sebelum tindakan dengan profesional dan memberikan kepuasan pelayanan sesuai dengan kode etik profesi. h. Pelayanan Publik : Penulis sebagai ASN menanyakan kesediaan pasien sebelum melakukan pendataan faktor risiko, kemudian pasien mendapatkan informasi tentang faktor risiko yang dimiliki sehingga hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Dengan
melakukan
pendataan
faktor
risiko
dengan
penuh
tanggungjawab, maka dapat mendorong terwujudnya misi Puskesmas Sunyaragi yaitu “Mewujudkan pelayanan kesehatan yang aman”
5. Kesimpulan Kegiatan pendataan faktor risiko pneumonia (usia balita, status gizi, kebiasaan merokok keluarga, dan riwayat konsumsi ASI) pada pasien balita dengan keluhan batuk dan atau sesak merupakan tugas penulis sebagai ASN pofesi dokter umum untuk menemukan faktor risiko penderita pneumonia, sehingga penulis sebagai ASN profesi dokter umum dapat melakukan tindak lanjut terkait dengan faktor risiko yang didapat. Terdapat 3 pasien balita dengan keluhan batuk dan sesak dimana 3 pasien status gizi normal, 3 pasien mengkonsumsi asi eksklusif, 2 pasien dengan riwayat keluarga merokok, dan 1 pasien dengan riwayat keluarga tidak merokok. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk penerapan ANEKA oleh ASN sehingga penulis bisa mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang telah dibuat demi meningkatkan cakupan program penemuan penderita pnuemonia balita di Puskesmas Sunyaragi.
6. Dokumentasi kegiatan Foto
Cirebon, 6 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Sabtu, 06 Juli 2019 (c) 1. Jenis Kegiatan Pemberian atau rujukan pasien balita dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia, pneumonia, dan pneumonia berat.
2. Tujuan Kegiatan Dengan dilakukannya pemberian terapi atau rujukan pasien balita dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia, pneumonia, dan pneumonia berat diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pasien menjadi lebih baik karena tatalaksana sesuai dengan diagnosa.
3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksakan dengan tahapan berikut : a. Bersikap sopan, santun dan penuh rasa hormat kepada pasien dan keluarga pasien b. Menjelaskan kepada pasien dan/atau keluarganya mengenai kondisi penyakitnya saat ini secara sopan dan dengan menggunakan kalimat yang mudah di mengerti c. Jika pasien dirujuk, menjelaskan kondisi dan indikasi pasien dirujuk d. Menjelaskan kepada pasien mengenai syarat-syarat yang harus di siapkan untuk mendaftar di rumah sakit tujuan untuk pasien rawat jalan. e. Membuat blangko rujukan sesuai dengan indikasi penyakit pasien dan tata cara yang berlaku. f. Apabila pasien merupakan pasien peserta BPJS, harus menginput data ke aplikasi Pcare sesuai diagnosa medis. g. Menandatangani blangko rujukan. h. Jika mendapat terapi, memberikan penjelasan kepada pasien mengenai kegunaan obat, cara pakai, hingga efek yang ditimbulkan obat. i.
Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya mengenai pengobatan yang diberikan
j.
Menuliskan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa, tindakan, terapi atau rujukan secara lengkap di kartu rekam medis
k. Menyerahkan kartu rekam medis kepada petugas rekam medis untuk disimpan. l.
Menuliskan resep obat
m. Memberikan kertas resep dan memberi arahan kepada pasien untuk mengambil obat di ruang farmasi. n. Menuliskan resep obat sesuai dengan diagnosa penyakit.
4. Hasil dan Pembahasan Terdapat 3 pasien dengan keluhan batuk dan atau sesak dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia yang diberikan terapi tatalaksana pengobatan. Terlaksananya kegiatan penjelasan pasien tentang sakitnya dan langkah tatalaksana baik terapi maupun rujuk dapat membuat pasien/ keluarga pasien paham dan dapat mengubah pola hidupnya untuk lebih baik. Dilanjutkan dengan tahapan penulisan hasil rekam medik dengan menuliskan anamnesa, pemeriksaan fisik, riwayat pasien, dan terapi yang diberikan terdokumentasi secara lengkap, pasien dapat memperoleh tatalaksana yg terkontrol dan kontinu, sehingga dapat meningkatkan prognosis penyakit agar lebih cepat membaik. Kegiatan ini membuat penulis membiasakan diri untuk menjalankan kegiatan selaras dengan tugas dan fungsinya sebagai ASN profesi dokter umum yang kian menerapkan prinsip ANEKA, keterkaitan mata diklat, serta visi dan misi puskesmas. Nilai dasar : a. Akuntabilitas : Melalui kegiatan pemberian tindakan terapi, rujukan, dan penulisan rekam medis kepada pasien yang sesuai dengan penyakit pasien merupakan tanggung jawab penulis sebagai ASN sesuai dengan tugas dan fungsi profesi dokter umum. b. Nasionalisme : Penulis sebagai ASN melakukan pemberian tindakan terapi, rujukan, dan penulisan rekam medis tanpa membeda-bedakan pasien berdasarkan suku, agama, ras dan sesuai kode etik kedokteran serta memberikan pelayanan yang adil ke semua pasien
c. Etika Publik : Dalam pemberian tindakan terapi, rujukan, dan penulisan rekam medis, dilakukan dengan mengedepankan etika, sehingga terjalin hubungan yang profesional antara penulis sebagai ASN profesi dokter umum dan pasien. Juga hal ini dapat menjaga kerahasiaan penyakit pasien sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku. d. Komitmen mutu : Penulis sebagai ASN mampu menjaga efektifitas dan efisiensi pelayanan dengan
memberikan penanganan atau pengobatan sesuai
diagnosa penyakitnya kemudian mencatatnya pada lembar rekam medis, serta menjaga kerahasiaannya. e. Antikorupsi : Penulis sebagai ASN memberikan tindakan terapi dan penanganan kepada pasien tanpa meminta imbalan diluar ketentuan yang berlaku, serta tidak memaksa pasien untuk membeli obat dari luar dan mengutamakan keselamatan pasien. f. WoG : Terjalinnya
kerjasama
dan
koordinasi
dengan
apoteker
untuk
menyiapkan obat sesuai resep dan staf pendaftaran juga rekam medis untuk menyiapkan formulir rujukan. g. Manajemen ASN : Penulis sebagai ASN memberikan terapi dan penanganan, rujukan, dan penulisan rekam medis pasien dengan penuh tanggung jawab dan jujur sesuai dengan kode etik profesi. h. Pelayanan Publik : Penulis sebagai ASN memberikan tatalaksana terapi yang sesuai dengan kondisi pasien baik konsumsi obat atau rujukan penanganan spesialistik yang kemudian akan ditulis di rekam medik sehingga diharapkan kepuasan dan keselamatan pasien terjamin. i. Kontribusi terhadap visi dan misi : Dengan memberikan terapi dan penanganan kepada pasien dengan ramah, sopan, dan penuh tanggung jawab serta mudah di pahami, maka dapat
mendorong
terwujudnya
misi
Puskesmas
Sunyaragi
yaitu
“Mewujudkan sumber daya kesehatan yang profesional dan santun”.
Sedangkan untuk penerapan system rujukan serta penulisan rekam medis, diharapkan pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kondisi pasien dan terjaga kerahasiaannya sehingga terdapat kesesuaian dengan misi organisasi berupa optimalnya peran dan fungsi puskesmas memberikan pelayanan yang aman.
5. Kesimpulan Terdapat 3 pasien dengan keluhan batuk dan atau sesak dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia yang diberikan terapi tatalaksana pengobatan. Kegiatan pemberian terapi atau rujukan pasien balita dengan klasifikasi batuk bukan pneumonia, pneumonia, dan pneumonia berat merupakan tugas penulis sebagai ASN profesi dokter umum untuk meningkatkan pelayanan pasien menjadi lebih baik dengan harapan pasien/ keluarga pasien paham dan dapat mengubah pola hidupnya lebih baik. Semua tindakan yang diberikan juga terdokumentasi secara lengkap di rekam medik. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk penerapan ANEKA oleh ASN sehingga penulis bisa mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang telah dibuat demi meningkatkan cakupan program penemuan penderita pnuemonia balita di Puskesmas Sunyaragi.
6. Dokumentasi kegiatan Foto
Cirebon, 6 Juli 2019
dr. Ghinna Septhiana Pratiwi NIP 19920920 201903 2 008a