Laporan 6 Pulveres Ayu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMASETIKA I JUDUL PRAKTIKUM : MENGERJAKAN PEMBUATAN RESEP SEDIAAN PULVERES



DISUSUN OLEH : AYU CHRISTINE ERIKA (191148201070)



DOSEN PEMBIMBING : Habel Roy Sulo, M.Si., Apt.



PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA TAHUN AKADEMIK 2019/2020



LEMBAR PENGESAHAN



Judul laporan



: Mengerjakan Pembuatan Resep Sediaan Pulveres



Kelas



: 1A Farmasi



Telah diserahkan dan disetujui pada Hari



: Rabu



Tanggal



: 30 Oktober 2019



Mengetahui, 30 Oktober 2019



Mahasiswa



Ayu Christine Erika



Dosen Pembimbing



Habel Roy Sulo, M.Si., Apt.



I.



Judul Mengerjakan Pembuatan Resep Sediaan Pulveres



II.



Tinjauan Pustaka Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok. Pada umumnya penulisan resep untuk serbuk bagi yang ditulis oleh dokter terdiri dalam dua bentuk : 1. Ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk dan lalu dibagi menjadi beberapa bungkus : Contoh resep : R/ Asetosal 10 m.f pulv No XX 2. 2. Ditulis jumlah untuk setiap bungkus serbuknya dan membuat beberapa bungkus : Contoh resep : R/ Asetosal 0,5 m.f pulv dtd no XX Pada cara pertama dan resep I ditimbang 10 gram Asetosal kemudian digerus lalu dibagi menjadi 20 bungkus. Sedangkan cara kedua ditimbang sebanyak 20 x 0,5 g kemudian digerus lalu dibagi menjadi 20 bungkus. Agar dapat terbagi tepat, maka campuran serbuk sering ditambah zat tambahan yang bersifat netral, seperti Saccharum Lactis, Saccharum album, sampai berat serbuk tiap bungkusnya 500 mg. Saccharum album rasanya manis sehingga dapat berfungsi sebagai pemberi rasa, tetapi serbuk mudah basah dan tidak cocok untuk penderita diabetes. Serbuk dibagi tanpa penimbangan tetapi untuk menjamin pembagian yang sama, maka pembagian dilakukan tidak lebih dari 20 bungkus. Apabila lebih maka serbuk harus dibagi dua dengan cara ditimbang sama banyak, baru kemudian dibagi. Penyimpangan berat masing masing serbuk terhadap yang lain adalah paling besar 10%. Serbuk bagi dikemas dalam kertas perkamen, yang mengandung zat higroskopis dalam kertas berlilin. Keseragaman bobot serbuk diuji dengan cara: 1. Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, 2. Campur isi ke 20 bungkus tadi timbang sekaligus dan 3. Hitung bobot rata rata. Penyimpangan antara penimbangan, satu persatu terhadap bobot isi rata rata tidak lebih dari 15% dari tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% untuk tiap 18 bungkus yang lain.







keuntungan dan Kerugian Pulveres 1)



Keuntungan sediaan obat serbuk dibandingkan sediaan bentuk lainnya adalah: 1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih mudah larut daripada bentuk sediaan oral lain, sehingga dengan segera dapat memberikan efek terapi. 2. Lebih mudah untuk ditelan dibanding sediaan padat lainnya. 3. Lebih stabil dibanding sediaan cair. 4. Lebih mudah dalam pengaturan dosis.



2) Sedangkan kerugian bentuk sediaan serbuk adalah : 1. Obat yang tidak tahan terhadap pemaparan di udara akan rusak dengan bentuk sediaan ini. 2. Obat yang pahit, menimbulkan rasa mual dan muntah, begitu pula obat yang korosif tidak dapat dibuat dalam bentuk sediaan ini. 3. Sukar untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak. 4. Tidak dapat disimpan lama. 5. Durasi efek dan waktu mulai berefek tidak dapat diatur.



III.



Pembuatan Resep a) Resep Dr. Hana Oktavia SIP; No : 286/DINKES/DU-IV-2017 Praktek; Jl. Kemuning No. 24 Telp : 0541-535425 Rumah; Jl. Kemerdekaan No. 211 Telp: 542053, smd Samarinda, 23 Oktober 2019 R/



Rifampicin INH Pyridoxini



m.f. pulv. dtd. No. X S. I. dd. Pulv. I. a. c Paraf dokter Pro



: Ny. Silalahi (38 tahun, 60 kg)



Alamat: Jl. Teratai No 34, Rt. 01 SEMOGA LEKAS SEMBUH



Ket. Resep R/



= recipe => Ambilah



m.f.pulv.dtd.No x



= misce fac pulveres da taile does numero => campur dan buatlah serbuk terbagi sesuai resep jumlah sepuluh bungkus



S.I.dd.pulv.I.a.c



= signa unum de die unum ante coenam => tandai serbuk satu serbuk terbagi tiap hari satu sebelum Sebelum makan



Pro



= Pronum  Untuk



b) Resep Standar (-)



c) Skrining Resep  Administrasi 1. Nama Dokter



: Ada



2. No. SIP dokter



: Ada



3. Alamat dokter



: Ada



4. Inscription



: Ada



5. Invocation



: Ada



6. Praescriptio



: Ada



7. Signatura



: Ada



8. Subariptio



: Ada



9. Nama pasien



: Ada



10. Umur pasien



: Ada



11. Alamat pasien



: Ada



 Farmasetika 1. Bentuk sediaan



: Ada



2. Cara Pemberian



: Ada



3. Aturan Pakai



: Ada



d) Permasalahan Tujuan dari penambahan pyridoxin untuk menutupi efek samping dari Rifampicin yang menyebabkan mual muntah.



e) Penggolongan Obat No



Nama Obat



Golongan Obat



. 1.



Rifampicin



Obat Keras



2



INH



Obat Keras



3.



Pyridoxin



Obat Bebas



4.



Laktosa



Zat Tambahan



f) Uraian Bahan Rifampicin (FI edisi III hal.560) Nama latin



: RIFAMYCINUM



Nama lain



: Rifamisina



Nama dagang



: Corifam, Kalrifam, Lanarif, Merimac, RIF, Rimactane, Rifampicin, Rifampin, Rifamtibi, TB RIF.



Pemerian



: Serbuk hablu; coklat merah



Kelarutan



: Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam kloroform P; larut dalam etil asetat P dan dalam methanol P.



Identifikasi



: Spektrum serapan inframerah pada daerah 2 nm-15 nm menunjukkan maksimum hanya panjang gelombang yanga sama dan mempunyai intensitas relative yang sama seperti pada rifamisina PK.



Indikasi



: Antibiotikum



DM



:-



INH (FI edisi III hal.320) Nama latin



: ISONIAZIDUM



Nama lain



: Isoniazida



Nama dagang



: Hydra, Hyzyd, Isovit dll



Pemerian



: Hablur tidak berwarna atau serbukhablur putih; tidak berbau; rasa agak pahit ; terurai perlahan-lahan oleh udara dan cahaya.



Kelarutan



: Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P.



Identifikasi



: A. Panaskan 50 mg dengan 1 g natrium karbonat anhidrat P: terjadi bau piridina. B. Pada larutan 100 mg dalam 5 ml air, tambahkan larutan panas 100 mg vanillin P dalam 10 ml air. Gores batang kaca, biarkan selama 1jam; terbentuk endapan kuning.pisahkan endapan, hablurkan kembali dengan 5ml etanol (70%) P panas, keringkan pada suhu 105º selama 1 jam; suhu lebur endapan 228º sampai 231º



Indikasi



: Antituberkulosa



DM



: sehari 10 mg/kg



Pyridoxini HCL (FI edisi III hal.541) Nama latin



: PYRIDOXINI HYDROCHLORIDI COMPRESSI



Nama lain



: Piridoksina Hidroklorida



Nama dagang



: Liconam-10, Pyridoxine HCL,dan Vitamin B6



Pemerian



:-



Kelarutan



:-



Identifikasi



: Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan 100 mg



piridoksina hidroklorida, tambahkan lebih kurang 5 ml air. Kocok baik-baik, saring ke dalam tabung kimia, tambahkan 2-3 tetes larutan besi (III) klorida P; terjadi warna merah tua. Indikasi



: Sebagai vitamin B6 yang mengobati anemia (menambah sel darah merah)



DM



:-



SL (FI edisi III hal. 338) Nama latin



: LACTOSUM



Nama lain



: Laktosa



Nama dagang



: Sachrum lactis



Pemerian



: serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa agak manis



Kelarutan



: jika dipanaskan meleleh, mengembang kemuadian



terbakar, Terjadi bau gula terbakar, pada 5 ml larutan jenuh tambahkan 5 ml larutan natrium hidroksida encer P. panaskan, terjadi warna kuning kemudian merah kecoklatan, dinginkan, tambahkan beberapa tetes larutan kalium tembaga (II), terbentuk endapan merah tembaga (I) oksida. Identifikasi



:-



Indikasi



: zat tambahan



DM



:-



Bentuk sediaan



: serbuk



Expired



:-



g) Perhitungan Dosis



Nama



DOSIS



DOSIS



DOSIS



% DOSIS



Obat



MAKSIMAL



PENYESUAIA



PEMAKAIAN



N INH



10 mg/ 60 kg



-



1xP = 100 mg



1 h = DDR x 100%



10 mg/ 60 mg



-



1h = 100 mg x 1



= 600 mg/kg



-



= 100 mg



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



DM = 100 mg x 100% 600 mg = 16, 66 %



h) Penimbangan Bahan No



1.



Nama Bahan



Rifampicin



Perhitungan



300 mg x 10 =



3000 mg =7 tablet 450 mg



Jumlah



E.D



Ditimbang



Bahan



3000 mg



1 . 20



2.



INH



3.



Pyridoxini



4.



Laktosum



100 mg x 10 =



1000 mg =4 tablet 250 mg



1000 mg



1 . 20



10 mg x 10



100 mg =2 tablet 50 mg



100 mg



1 . 20



1000 mh



1 . 20



=



100 mg x 10 = 1000 mg



i) Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan disetarakan timbangan 2. Diambil dan ditimbang bahan rifampicin 3000 mg, INH 1000 mg, Pyridoxin 100 mg 3. Diambil dan ditimbang bahan laktosum 1000 mg 4. Dimasukkan sebagian laktosum kedalam mortir kemudian masukkan pyridoxin kedalam mortir digerus ad homogen 5. Dimasukkan INH kedalam mortir digerus kembali ad halus dan homogen 6. Dimasukkan rifampicin kedalam mortir gerus kembali ad halus dan homogen 7. Dimaksukkan sisa laktosum kedalam mortir gerus kembali ad halus dan homogen 8. Dikeluarkan dari mortir diletakkan diatas kertas perkamen 9. Dibagi diatas kertas perkamen sebanyak 10 bungkus secara visual 10. Dilipat kertas perkamen kemudian dimasukkan kedalam kertas klip 11. Diberi etiket putih beserta informasi obat 12. Diberikan pada pasien dan sertakan PIO



j) Indikasi Obat Untuk mengobati TBC ( Tuberculosis )



k) Etiket Obat Apotek Stikes Dirgahayu Samarinda



Jl. Pasundan No.21, telp (0541) 748335 smd SIA : 77/SIA/VII/2010 APA : Ayu Christine erika S.Farm., Apt No: 03 Tgl: 23 / 10 / 19 Nama : Ny. Silalahi Tablet : 38 Tahun X Sehari 1 Tablet/Kapsul/Bungkus Sebelum/Sesudah Makan HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT



l) Pemberian Informasi Obat Nama



: Ny. silalahi



No urut



: 03



Umur



: 38 tahun



Penggunaan



: Oral



Indikasi



: mengobati penyakit TBC



Efek samping : mual-mual dan air seni berwarna merah.



IV.



Pembahasan Pada praktikum farmasetika ini bertujuan untuk mengetahui cara mengerjakan pembuatan resep sediaan pulveres (serbuk terbagi). Pulveres atau serbuk terbagi berbeda dengan pulvis serbuk yang tak dapat terbagi. Contohnya dalam bentuk pembuatan sediaan puyer, Etiket yang digunakan dalam pembuatan pulveres merupakan etiket putih, sebab bentuk sediaan ini merupakaan sediaan yang digunakaan dalam pengobatan dalam atau oral. Dalam resep 3 pulveres menggunakan label NI karena mengandung obat keras contohnya Rifampicin dan INH. Dalam pembuatan resep ini menggunakan Rifampicin, INH, Pyridoxin,dan Laktosum semua bahan ditimbang, tetapi karena disini dalam pembuatan menggunakan obat tablet dan hanya laktosum sebagai zat tambahan maka yang perlu ditimbang hanya laktosum sebanyak 1000 mg maka ditimbang dengan menggunakan kertas perkamen. Rifampicin berfungsi sebagai antibiotik yang digunakan untuk mengobat infeksi akibat bakteri sejumlah infeksi yang dapat ditangani oleh rifampicin salah satunya adalah tuberculosis (TBC), INH atau isoniazid adalah obat yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis memiliki fungsi yang sama seperi rifampicin,sedangkan pyridoxin adalah vitamin B6 digunakan untuk mengobati anemia (kurangnya sel darah merah) dan tujuan menggunakan pyridoxin dalam pembuatan puyer ini untuk menutupi efek samping dari rifampicin yang menyebabkan mual dan muntah. Semua bahan dimasukkan satu persatu kedalam mortir digerus hingga halus ad homogen setelah itu dikeluarkan dari dalam mortir diletakkan diatas kertas perkamen dibagi sebanyak sepuluh bungkus secara visual dan dikemas didalam plastik klip dan diberikan etiket putih serta informasi obat. Obat puyer ini berfungsi mengobati pasien yang menderita TBC (tuberkulosis) yang disebabkan infeksi bakteri.



V.



Simpulan 1. Serbuk terbagi adalah serbuk yang digunakan untuk penggunaan dalam atau oral 2. Obat puyer pada resep 3 digunakan untuk mengobati TBC (tuberkulosis) yang disebabkan infeksi bakteri 3. Bahan yang digunakan termasuk golongan obat keras dan terdapat pula golongan obat bebas 4. Pada resep ini menggunakan etiket putih dan label NI



VI.



Daftar Pustaka



Anief, Moh. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press: Yogyakarta. Ansel, H.C. 1989.Pengantar Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. Penerbit Universitas Indonesia: Jaakarta. Chaeunisaa, anis yohana, dkk.Farmasetika Dasar. Widya. Voigt, R.1995.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajah Mada University Press: Yogyakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978.Formularium Nasional, Edisi II: Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979.Farmakope Indonesia Edisi II: Jakarta.