Laporan Angkutan Umum Inventarisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ANGKUTAN UMUM INVENTARISASI DI TERMINAL TIPE C CIKARANG UTARA RUTE TRAYEK ANGKOT K-18 



TD 2.4 Disusun oleh : Akbar Dana Ortega        (1601014) Arlond Genta Putra        (1601033) Ekhi Azhari RE            (1601056) Ella Resmi Melinda        (1601058) Ilyas Kusuma Putra        (1601081) Regina Savira Siagian        (1601136) Riyasman Adha            (1601143)



SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TRANSPORTASI DARAT TAHUN 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, karena   atas rahmat-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Analisis Survei Dinamis dan Wawancara Angkutan umum yang dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Nopember 2017 dengan trayek K-18 untuk survei statis dengan rute Terminal Cikarang – Pilar - Sukatani guna mengembangkan pengetahuan Taruna/i secara langsung mengenai permasalahan dan situasi transportasi yang ada di daerah bersangkutan berkaitan dengan angkutan umum..



    Penulisan laporan hasil survey ini dibuat sebagai salah satu tugas yang harus diselesaikan setelah  pelaksanaan survei dalam mata kuliah ANALISIS KARAKTERISTIK DAN SURVEY ANGKUTAN UMUM.     Dengan segala kerendahan hati,dalam kesempata nyang baik ini tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada    : 1. Bapak Soeharto, selaku Ketua Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) yang telah berkenan memberikan kesempatan bagi kami untuk berkarya dan berkreasi serta telah memberikan fasilitas. 2. Bapak DR. Efendhi PR,ST,SSiT, MT, selaku Kepala jurusan D-IV Transportasi Darat yang telah memberikan kami ijin untuk melakukan survei 3. Bapak Bobby, selaku dosen mata kuliah Angkutan Umum 4. Senior-senior dan Rekan–rekan serta berbagai pihak yang telah berperan dalam pelaksanaan survai dan terselesaikannya laporan ini.     Dalam penulisan laporan ini kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi laporan selanjutnya. Kami berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaat yang besar bagi pembaca.                             Bekasi,  29 Nopember 2017 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………....................... 2 DAFTAR ISI……………………………………………………............... 3 BAB I PENDAHULUAN        



LatarBelakang………………………………………….......................4







Maksud dan Tujuan………………………….…........................... 5



 Ruang Lingkup……………………………………………...……................. 5 BAB II PELAKSANAAN SURVEY ………………………………… 6 BAB III PROFIL DAERAH STUDI 



Wilayah Administrasi ..……..………………...................11



 Keadaan Transportasi............................................................12 BAB IV ANALISIS DATA …………………………………………… 15 BAB V  PENUTUP     



Kesimpulan ……………………………………..…...........24    Saran …………………………………………........................24 BAB I



PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Peningkatan kebutuhan angkutan perkotaan sejalan dengan perkembangan Kabupaten Bekasi – Cikarang Utara yang cukup pesat. Peningkatan kebutuhan angkutan perkotaan terlihat dari peningkatan jumlah trayek dan jumlah armada angkutan, yang kemudian dirasakan berdampak terhadap efisiensi penggunaan ruang jalan. Sesuai dengan permasalahan angkutan perkotaan tentunya dibutuhkan data mengenai kondisi baik sarana maupun prasarana penyelenggaraan angkutan perkotaan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengevaluasi kelayakan dan pelayanan trayek angkutan umum di Kabupaten Bekasi, menurut trayek dan moda angkutan yang digunakan.  Pendataan ini kedepannya berguna sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki penyelenggaraan angkutan perkotaan agar tujuan pelaksanaan angkutan umum yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau dapat dipenuhi. Oleh karena itu diperlukannya pelaksanaan Survei Inventarisasi Angkutan Umum dan Standar Pelayanan Minimum untuk mengetahui kondisi serta mendapatkan semua data yang berkaitan dengan penyelenggaran angkutan perkotaan. Tingkat pelayanan yang rendah erat kaitannya dengan kelayakan pengoperasian suatu jasa pelayanan angkutan umum dan dipengaruhi oleh jenis moda angkutannya.



B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari pelaksanaan survei : 1. Survei Inventarisasi Angkutan Umum : a. Untuk mengetahui informasi sarana dan prasarana angkutan umum. b. Untuk mengetahui pelayanan angkutan umum, antara lain informasi tentang umur kendaraan, rute trayek, kode trayek, tempat pemberhentian, jenis kendaraan, jumlah kapasitas sarana angkutan umum, cara pemberangkatan, kepemilikan dan tipe pengusaha angkutan, pejabat pemberi izin, serta tarif yang ditetapkan. c. Untuk mengetahui jumlah armada, jumlah armada yang beroperasi, dan jumlah armada yang diizinkan. 2. Survei Standar Pelayanan Minimum a. Untuk mengetahui standar b.  keamanan angkutan umum, meliputi identitas kendaraan, identitas awak kendaraan, lampu penerangan, kaca film, dan lampu isyarat tanda bahaya. c. Untuk mengetahui standar keselamatan angkutan umum, meliputi awak kendaraan, sarana kendaraan, dan prasarana.



d. Untuk mengetahui standar kenyamanan angkutan umum seperti daya angkut, fasilitas pengatur suhu ruangan, dan fasilitas kebersihan e. Untuk mengetahui standar keterjangkauan angkutan umum dalam hal ini berupa tarif f. Untuk mengetahui standar kesetaraan angkutan umum berupa tempat duduk prioritas dan ruang tempat kursi roda g. Untuk mengetahui standar keteraturan angkutan umum berupa informasi pelayanan, waktu berhenti di halte, headway, dan kinerja operasional



C. RUANG LINGKUP Dalam pembuatan laporan ini kami membatasi masalah atau ruang lingkup penulisan yaitu hanya pada hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan survei yang telah dilakukan. Pembatasan ruang lingkup itu sendiri dimaksudkan karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga para surveior. Adapun ruang lingkupnya adalah: 1. Untuk survei inventarisasi angkutan umum kami mengambil tempat di Terminal Cikarang Utara sebagai titik awal dan akhir 2. Untuk survei inventarisasi angkutan umum kami mengamati halte, kantong penumpang, dan terminal bayangan sepanjang trayek satu rit dari Terminal Cikarang – Sukatani – Terminal Cikarang 3. Untuk survei inventarisasi angkutan umum kami menggunakan data dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi, yang mana nanti akan dicocokkan dan dilengkapi dengan data yang kami peroleh dengan pengamatan langsung di Lapangan. 4. Untuk survei standar pelayanan umum kami menggunakan formulir dari PM No. 40 Tahun 2015 dan  PM No.90 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimum yang kemudian diperiksa dan dicocokkan dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada di lapangan.



D.METODE SURVEI Metode survei yang digunakan antara lain : 1. Metode Instansional Metode ini merupakan metode pengumpulan data dari satu Instansi tertentu untuk mendapatkan informasi mengenai survei yang dilakukan.



2. Metode Interview Metode ini kita lakukan dengan melakukan wawancara atau interview kepada para supir angkutan umum untuk mengetahui informasi tentang angkutan umum tersebut.



E. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN Adapun penyajian laporan ini penulis memakai sistematika penulisan sebagai berikut:     BAB I    : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup D. Metode Survei E. Sistematika Penulisan Laporan     BAB II    : GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis dan Ekonomis B. Keadaan Transportasi         BAB III      : LANDASAN TEORI Tinjauan Aspek Legalitas         BAB IV    : PELAKSANAAN SURVEI         BAB V    : PENYAJIAN DATA          BAB VI     : ANALISA DATA         BAB VII    : PENUTUP A. Kesimpulan  B. Saran  BAB VIII: LAMPIRAN BAB II GAMBARAN UMUM



A. KONDISI TRANSPORTASI Kondisi transportasi di Kabupaten Bekasi tidak berbeda jauh dengan kota-kota besar lain yaitu padat dan sering terjadi kemacetan. Kendaraan yang melintasi wilayah ini sangat banyak dan bervariasi jenisnya serta dalam frekuensi yang besar. Di samping kanan dan kiri jalan banyak ditemui pertokoan dan pusat perbelanjaan, serta terdapat pula pasar yang membuat lahan parkir menjadi berkurang dan tepi jalan pun banyak dimanfaatkan sebagai ruang parkir on street yang illegal serta mengganggu arus lalu lintas.           Angkutan umum trayek K-18 melayani rute pulang pergi (PP) dari Terminal Cikarang – Sukatani. Angkutan umum trayek K-18 ini mempunya ± 225 armada yang



beroperasi setiap harinya sesuai dengan kebutuhan penumpang yang dibutuhkan. Angkutan umum trayek K-18 sebagian besar berumur  ± 10 dari tahun 2010. Kondisi transportasi pada trayek K-18 ini sebagian besar sudah banyak yang rusak dan banyak sekali alat-alat transportasi yang sudah tidak berfungsi.



Gambar II.A.1 Peta Jaringan Trayek angkot K-18



Pada rute trayek yang dilewati angkot K-18 kondisi jalannya berada pada bidang datar dengan kemiringan yang tidak signifikan. Kondisi jalan yang dilewati layak dalam artian masih bisa diakses dengan normal. Angkot K-18 melewati jalan arteri. B. PROFIL STUDI TERMINAL CIKARANG PADA JALUR TAYEK K-18



(1) Gambar II.B.1 Gambar terminal bus Cikarang (2) Gambar II.B.2 Gambar angkot K 18



1. Kode trayek        : K-18 2. Jalur Trayek        : Terminal Cikarang – Pilar – Sukatani 3. Warna Angkot        : Merah Bata 4. Merk Angkot        : Daihatsu 5. Kapasitas penumpang    : 14 orang 6. Panjang Rute        : ± 12 km 7. Tarif            : Rp 10.000 (umum) dan Rp. 3000 (pelajar) 8. Tipe Terminal        : Tipe C tetapi melayani AKAP 9. Nama Terminal    : Terminal Cikarang Utara 10. Surat Izin        : Ada 11. Kondisi terminal    : Bagus 12. Kondisi Angkot    : Bagus 13. Jumlah Armada     : 180 armada tetapi hanya 6 – 10 armada yang dapat masuk di terminal BAB III PELAKSANAAN SURVEI Dalam upaya memperlancar pelaksanaan survei inventarisasi dan standar pelayanan minimum angkutan umum, kami melakukan persiapan sebagai berikut. Pengorganisasian



Kelas 2D Jurusan Transportasi Darat yang berjumlah 27 taruna/i, dibagi menjadi 4 kelompok dengan tiap kelompok memberikan perwakilan 2 taruna sebagai pelaksana survei di terminal dan sebagian yang lain melakukan survei inventarisasi dengan mengikuti trayek yang telah dibagikan pada tiap kelompok.



A. Alat-Alat yang Diperlukan Dalam pelaksanaan survei, kami menggunakan alat penunjang kegiatan survei, antara lain sebagai berikut. 1. Alat tulis 2. Clip Board 3. Formulir survei 4. Akomodasi 5. Kamera B.



Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Survei inventarisasi dan standar pelayanan minimum angkutan umum dilaksanakan pada: hari        : Rabu tanggal        : 26 Oktober 2017 waktu        : 10.00-17.00 WIB bertempat di Terminal Cikarang Utara dan sepanjang Trayek yang ditentukan pada setiap kelompok. BAB IV HASIL SURVEI



Setelah survei dilaksanakan didapat data primer yang dimuat dalam bentuk data-data yang tersedia dalam formulir survei. Adapun data-data yang disajikan dalam laporan survei inventaris angkutan umum ini adalah sebagai berikut. A. Angkutan  Umum 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Nomor trayek Jenis kendaraan  Kapasitas kendaraan Kepemilikan kendaraan Jumlah armada (beroperasi dan diizinkan) Rute trayek Tarif Cara pemberangkatan Pejabat pemberi izin Kondisi kendaraan



B.



Terminal 1. Fasilitas Utama 2. Fasilitas Penunjang 3.



C.



    Halte 1.     Kondisi Halte Metode pengumpulan data-data di atas  menggunakan metode antara lain : 1. Pengumpulan data sekunder Yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data dari Terminal Cikarang ,data-data yang dikumpulkan antara lain sebagai berikut: a. Data jumlah armada  b. Data jaringan trayek  c. Data lainnya yang mendukung dalam penulisan laporan ini. 2. Pengumpulan data primer Pengumpulan data hasil survei lapangan dikumpulkan pada ketua kelompok survei. Setelah data terkumpul, dilaksanakan pembuatan laporan survei secara bersama-sama satu kelompok dengan menggunakan metodologi dan sistematika yang telah ditentukan berdasarkan refrensi dan literatur yang ada. Dengan demikian akan menghemat waktu dan tenaga dalam memperoleh data sesuai dengan yang kita inginkan. Langkah-langkah pengumpulan data: a. Data hasil survei kita kumpulkan berdasarkan kelompok Survei b. Data yang telah terkumpul  kemudian diolah dengan komputer c. Data inventarisasi  dikelompokkan sesuai pembagian trayek angkutan umum BAB V ANALISIS DATA



A. INVENTARISASI ANGKUTAN UMUM Data dari survei lapangan atau pengumpulan data secara primer yang di lakukan surveior dipadukan dengan data sekunder yang telah diperoleh dari Terminal Cikarang Utara sehingga didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Kode trayek: Angkutan umum yang menjadi objek survei adalah angkutan umum dengan kode tarayek K-18



Gambar V.A.1 Kendaraan angkutan trayek K-18



2. Nama Trayek: Angkutan umum dengan kode trayek K-18 melayani rute perjalanan Terminal Cikarang  - Pilar – Sukatani 2. Warna trayek: K-18 menggunakan kendaraan dengan warna merah bata dengan jenis kendaraan Daihatsu, Toyota, A. 2. Kapasitas: Dengan menggunakan kendaraan dari jenis kijang, K-18 mempunyai kapasitas angkut 14 orang.



Gambar V.A.2 surat tanda lulus uji berkala



5. Kepemilikan dan Tipe Pengusaha: Kepemilikan dari angkutan K-18 adalah swasta yang bekerjasama dengan dinas perhubungan dengan dijalankan oleh seorang sopir dengan tariff yang ditentukan dan ditetapkan oleh dinas perhubungan dengan patokan tariff jarak terdekat Rp. 3000,00 dan harga jarak terjauh adalah Rp. 10.000,00. Besaran setoran dalam sehari adalah 200.000 rupiah. Selain itu, kendaraan angkutan umum ini disimpan di rumah sopir masing-masing dengan tujuan agar mobil tidak hilang dan masing-masing sopir bisa bertanggung jawab atas kendaraan yang telah disediakan atau dititipkan dari dinas perhubungan.



5. Jumlah Armada: Pada K-18 jumlah armada antara yang beroperasi dengan jumlah yang diijinkan mempunyai jumlah yang berbeda, yaitu jumlah yang diizinkan mencapai 180 unit namun di dalam terminal cikarang yang boleh beroperasi hanya 6-10 angkot saja. Hal ini terjadi karena di dalam terminal terdapat AKAP. 5. Angkot K-18 tidak masuk ke terminal dikarenakan banyak penumpang yang menunggu diluar terminal karena di kawasan lokasi terminal termasuk kawasan tarikan dimana daerah tersebut terdapat pusat perbelanjaan dan perindustrian sehingga masyarakat memilih untuk memasuki terminal.  5. Cara pemberangakatan: pada K-18 cara pemberangkatan yang digunakan kurang terjadwal dikarenakan K-18 ,dikarenakan sopir lebih sering berada di luar termina karena mereka dapat menarik penumpang dan penumpang merasa lebin nyaman jika menaik turunkan berada di luar terminal. 5. Tarif: Tarif yang dibebankan pada penumpang K-18 adalah sitem tarif jarak dengan tarif tertinggi adalah Rp 10.000 (umum) dan Rp 3.000,00 (pelajar). 5. Pejabat pemberi Izin: Pejabat yang berwenang memberi izin operasi angkutan umum adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi dengan diketahui oleh Bupati  Bekasi. Hal ini ditunjukkan dengan stiker yang tertempel di sisi kiri kendaraan. 5. Kondisi kendaraan angkutan K-18 secara umum cukup baik.



Gambar V.A.3 Kondisi angkutan K-18



Gambar V.A.4 Kondisi angkutan K-18



Disamping itu, surveyor melakukan survey inventarisasi pada 10 angkot, berikut hasil surveyor dapatakan dari survey inventarisasi : 1. Kondisi lampu dari 10 angkot



Paychart V.A.1 Kondisi lampu



2. Kelengkapan administrasi dari 10 angkot



Paychart V.A.2  Kelengkapan Administrasi



3. Kondisi lingkungan Halte dari 10 angkot



Paychart V.A.3  Kondisi Lingkungan Angkot



B. INVENTARISASI TERMINAL 1. Fasilitas utama  a. Jalur pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum 



Gambar V.B.1.1 Jalur keberangkatan



Gambar V.B.1.2 Jalur Kedatangan



  b. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di



dalamnya tempat tunggu penumpang (peron) dan tempat istirahat kendaraan umum 



Gambar V.B.1.3 Peron dan tempat parkir angkot



  c. Bangunan kantor terminal



Gambar V.B.1.4 Kantor UPT Terminal Cikarang



\ d. Loket penjualan karcis bus 



Gambar V.B.1.5 Tempat pembelian tiket



  Disamping itu, surveyor melakukan survey inventarisasi pada 10 angkot, berikut hasil surveyor dapatakan dari survey inventarisasi pada fasilitas utama dari Terminal Cikarang :



Paychart V.B.1  Fasilitas Utama Terminal Cikarang



    2. Fasilitas penunjang a. Toilet/Kamar mandi 



Gambar V.B.2.1 Toilet umum di Terminal Cikarang



    b. Musholla 



Gambar V.B.2.2 Sarana peribadatan Terminal Cikarang



  c. Kios/kantin/warteg



   



Gambar V.B.2.3 Kios/warung di Terminal Cikarang



    d. Ruang tunggu penumpang



Gambar V.B.2.4 Ruang tunggu penumpang



  Disamping itu, surveyor melakukan survey inventarisasi pada 10 angkot, berikut hasil surveyor dapatakan dari survey inventarisasi pada fasilitas penunjang dari Terminal Cikarang :



Paychart V.B.2  Fasilitas Penunjang Terminal Cikarang



  3. Tipe Terminal Terminal dibagi berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, baik dari antar Negara, provinsi, kota, maupun desa. Dari pembagian tersebut terdapat 3 tipe yaitu: a. Terminal penumpang tipe A Terminal tipe A atau terminal induk berfungsi melayani kendaraan umum baik secara nasional maupun internasional seperti angkutan antarkota antarprovinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. b. Terminal penumpang tipe B Terminal tipe B atau terminal regional berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. c. Terminal penumpang tipe C Terminal tipe C atau sub terminal berfungsi melayani kendaraan umum kelas kecil seperti angkutan kota dan angkutan pedesaan.   Berdasarkan 3 tipe di atas berdasarkan luas wilayah terminal, terminal Cikarang merupakan terminal persinggahan pada awal di bangun. Namun seiring perkembangan Kabupaten Bekasi, masyarakat Bekasi menghimpun angkutannya untuk dimasukkan kedalam terminal tersebut. Pada saat ini berdasarkan Angkutan yang dilayani terminal ini termasuk kedalam terminal tipe C, tetapi di terminal Cikarang terdapap AKAP (Angkutan kota antar provinsi). Mengapa hal tersebut bisa terjadi, alasannya adalah kendala pada anggaran pemerintah untuk merenovasi terminal tersebut menjadi terminal yang lebih bagus.Selain daripada itu karena permintaan dari masyarakat bagi penyedia jasa transportasi untuk melayani trayek antar provinsi.



C. INVENTARISASI HALTE



Gambar V.C.1 Halte di Jl. Cikarang Sukatani



Dilihat dari gambar halte di Jl Cikarang Sukatani terdapat beberapa perubahan seperti perubahan fungsi. Dimana fungsi halte digunakan utuk tempak menaik turunkan penumpang. Tetapi faktanya, halte tersebut di alihfungsikan sebagai tempat pedagang berjualan seperti pedagan kaki lima. Dengan kondisi seperti gambar diatas, membuat para penumpang tidak nyaman karena terganggu dari aktivitas PKL. Dan dilihat dari kondisi fisik halte yang berada di Jl. KH Dewantara, halte tersebut juga kurang bersih dikarenakan terdapat banyak sampah apalagi yang berada di belakang halte. Dengan kondisi inilah penumpang tidak nyaman ketika berada disitu. Akibatnya penumpang lebih memilih menunggu angkot datang di sekitar ruas tersebut.



Disamping itu, surveyor melakukan survey inventarisasi pada 10 angkot, berikut hasil surveyor dapatakan dari survey inventarisasi pada fasilitas penunjang dari Terminal Cikarang : 



Paychart V.D.1  Fasilitas Penunjang Terminal Cikarang



BAB VI PENUTUP A. Simpulan     Berdasarkan hasil pengamatan data-data dilapangan dan data sekunder yang didapat dari instansi terkait, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Dengan angkutan umum dengan nomor trayek K-18 jurusan Terminal Cikarang – Pilar – Sukatani – Terminal Cikarang adalah sudah cukup efisien dan sudah cukup efektif. Karena jumlah penawaran jasa angkutan sama dengan permintaan jasa angkutan. Hal ini dibuktikan oleh surveyor selama mengikuti trayek ini satu perjalanan atau trip hanya 3-12 penumpang saja yang menggunakan angkutan ini. Tetapi terkadang permintaan jasa angkutan bisa mencapai tingkat puncak, yaitu saat orang-orang ingin berangkat sekolah dan ingin berangkat kerja pada industri-industri yang ada di sepanjang trayek ini serta pergi ke pusat perbelanjaan, yaitu saat pagi pada pukul 05.00-08.00 WIB, siang hari pada pukul 12.00-14.00 dan saat sore hari pada pukul 16.00-18.00 WIB. Selain itu, angkutan K-18 ini juga melayani trayek dengan rute yang lebih panjang dibanding rute lainnya 13 KM dan arus lalu lintas sepanjang trayek ini sangat padat, sehingga waktu tempuh pada peak siang selama surveyor mengikuti rute trayek ini untuk satu trip atau perjalanan dibutuhkan waktu selama 1,5 jam. Dari pendapat sopir K-18, pada peak pagi dan peak sore waktu tempuh untuk satu kali trip atau perjalanan dibutuhkan waktu sekitar 2 jam. Dengan demikian ada beberapa poinpoin penting yang menyebutkan bahwa trayek K-18 cukup efisien antara lain: a. Trayek yang cukup panjang 



b. c. d. e. 2.



2.



2. 2. 2. 2.



B.



Penumpang lumayan banyak Arus lalu lintas padat Jumlah armada yang diizinkan dan yang beroperasi melebihi kebutuhan Waktu tempuh yang cukup lama (2 jam pada peak pagi dan malam dalam satu trip) Sebagian besar dari angkutan umum yang beroperasi adalah kepemilikan  yang supir tersebut menyerahkan setoran harian kepada pihak yang memiliki jasa usaha. Setoran per hari angkutan ini adalah Rp 200.000,00. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah permintaan akan angkutan ini sehingga pendapatan bagi pengemudi per harinya minim. Untuk tarif yang digunakan adalah sudah diputuskan atau ditentukan oleh dinas perhubungan, dan biasanya juga ditentukan oleh penumpang itu snediri selain itu juga pentarifan untuk penumpang umum dan pelajar berbeda. Cara pemberangkatan angkutan umum K-18 ini adalah tidak terjadwalkan. Selama angkutan beroperasi dari pagi sampai malam, jumlah penumpangnya relatif sepi. Tetapi pada saat sibuk atau peak, permintaan akan angkutan ini dapat mencukupi load factor atau faktor muat jenis kendaraan angkutan pada trayek ini. Rata-rata angkutan umum ini melakukan perjalanan dari titik awal sampai titik akhir sekitar 1 jam. Minimnya halte yang melayani rute angkutan trayek K-18 ini. Padahal kantong penumpang yang tercatat serta terdapat terminal bayangan. Kondisi sarana untuk trayek K-18 ini cukup baik dan sebagian besar memenuhi SPM yang ada. Saran     Saran yang dapat kami berikan untuk trayek angkutan umum K-18, antara lain sebagai berikut. 1. Pembuatan kebijakan mengenai penyeimbangan antara penawaran serta perminataan akan trayek ini sehingga penyelenggaraan angkutan ini dapat dilaksanakan secara efisien. Mulai dari pertimbangan perubahan rute trayek dan pemotongan jumlah armada sehingga penawaran dan permintaan menjadi seimbang serta waktu tempuh dapat dikurangi. 2. Pembuatan halte untuk melayani kantong-kantong penumpang yang ada sepanjang rute trayek ini. 3. Pembuatan kebijakan khusus mengenai tarif setoran. Hal ini dapat dilakukan dengan pembagian hasil pendapatan bukan berdasarkan setoran yang telah ditetapkan oleh pihak badan usaha angkutan yang menaunginya.