Laporan Buku Literasi Negeri 5 Menara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Buku Literasi



Disusun oleh:



Nama



: Nesya Syahira



Kelas



: X-MIPA 5



Alamat Sekolah



: SMAN 2 Bogor, Jl. Kranji Ujung 1 Budi Agung.



A. Judul Buku Pengarang Penerbit Tahun Terbit Harga Halaman Fiksi/Nofiksi



: Negeri 5 Menara : Ahmad Fuadi : PT Gramedia Pustaka Utama : Tahun 2009 : 50.000 : 425 : Nofiksi



B. Ringkasan Isi Buku Novel ini bercerita tentang perjalanan seorang anak bernama Alif. Alif adalah anak desa yang ditinggal di Bayur , kampung kecil di dekat Danau Maninjau Padang, Sumatera Barat. Alif dari kecil sudah bercita-cita ingin menjadi seperti Bpk. B.J Habibie, maka dari itu selepas tamat SMP Alif sudah berencana melanjutkan sekolah Ke SMU Negeri di Padang yang akan melancarkan langkahnya untuk kuliah dijurusan yang ia inginkan. Tetapi ibunya tidak menyetujui keinginan Alif untuk masuk SMU, ibunya ingin Alif menjadi Buya Hamka dan melanjutkan sekolah ke pondok pesantren. Karena Alif tidak ingin mengecewakan harapan orang tua khususnya ibu, Alif pun menjalankan keinginan ibunya dan masuk pondok pesantren. Atas saran dari pamannya dikairo Alif pun memutuskan untuk melanjutkan sekolah di pondok yang ada di Jawa Timur : Pondok Madani. Walaupun awalnya berat dengan keputusan Alif yang memilih pondok di Jawa bukan yang ada di dekat rumah mereka, namun sang ibu akhirnya menyetujui keputusan Alif untuk sekolah di pondok madani. Awalnya Alif setengah hati menjalani pendidikan dipondok karena dia harus merelakan cita-citanya yang ingin kuliah di ITB dan menjadi seperti Habibie. Namun kaliamat bahasa Arab yang didengar Alif dihari pertamanya mampu mengubah pandangan Alif tentang melanjutkan pendidikan di Pesantren tersebut " “ Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.” Kalimat tersebut membuat Alif mulai menjalani hari-hari dipondok dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh. Di Pondok Madani Alif berteman dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan si jenius Baso dari Gowa, Sulawesi. Ternyata kehidupan di Pondok Madani tidak semudah dan sesantai menjalani sekolah biasa. Harihari Alif dipenuhi kegiatan hapalan Al-Qur'an, belajar siang-malam, harus belajar berbicara bahasa Arab dan Inggris di 6 Bulan pertama. Karena Pondok Madani melarang keras murid-muridnya berbahasa Indonesia, Pondok Madani mewajibkan semua murid berbahasa Arab dan Inggris. Belum lagi peraturan ketat yang diterapkan Pondok Madani pada murid yang apabila melakukan sedikit saja kesalahan dan tidak taat peraturan yang



berakhir pada hukuman yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Di Pondok Madani semua teman, guru, satpam, bahkan kakak kelas adalah keluarga yang harus saling tolong menolong dan membantu. Semua terasa begitu kompak dan bersahabat, sampai pada suatu hari yang tak terduga, Baso , teman alif yang paling pintar dan paling rajin memutuskan keluar dari Pondok Madani karena permasalahan ekonomi dan keluarga. Kepergian Baso, membangkitkan semangat Alif, Atang, Dulmajid, Raja dan Said untuk menamatkan Pondok Madani dan menjadi orang sukses yang mampu mewujudkan citacita mereka menginjakkan kaki di benua Eropa dan Amerika. Setelah selesai melewati ujian yang cukup melelahkan, akhirnya Alif, Raja,Djulmajid, Atang,dan semua temanteman Alif yang berada di kelas 6 di hadapkan pada sebuah acara perpisahan yang harus mereka semua persiapkan yaitu acara class six show. Sebelas tahun kemudian, Alif, Raja, dan Atang bertemu lagi di Trafalgar Square, London. Tepatnya di kaki menara dengan empat patung singa tempat mereka berjanji untuk bertemu. Para Sahibul Menara kini tidak berenam lagi. Mereka sudah menikah. Kini Said meneruskan bisnis batik keluarga Jufri di pasar ampel, Surabaya sesuai cita-cita mereka dulu, Said dan Dulmajid bekerja sama mendirikan sebuah pondok dengan semangat Pondok Madani di Surabaya. Baso kini kuliah di Mekkah dan mendapat beasiswa penuh dari pemerintah Arab Saudi. Sedangkan Atang telah delapan tahun menuntut ilmu di Kairo dan sekarang menjadi mahasiswa program doktoral untuk ilmu hadits di Universitas Al-Azhar. Sementara Raja berkisah kalau ia telah satu tahun tinggal di London, setelah menyelesaikan kuliah hukum Islam dengan gelar S1 di Madinah. Kini mereka berenam telah berada di lima negara yang berbeda. C. Kelebihan dan Kelemahan Novel 1. Kelebihan Ceritanya menarik, mengharukan, inspiratif serta mudah dipahami. Pembaca bisa mendapatkan wawasan serta memperkaya kosakata baru dari bahasa daerah dan bahasa asing yang ada pada cerita. Banyak nilai-nilai keislaman yang terkandung dalam novel ini, memberikan perspektif baru terhadap dunia pesantren berupa penjelasan bahwa sekolah di pesantren itu tidak hanya diperuntukkan kepada anakanak yang bermasalah. Tetapi untuk semua kalangan yang ingin belajar, baik dalam ilmu agama ataupun non agama. Novel ini juga dapat memotivasi kita untuk meraih impian. Pembaca juga bisa mendapat pelajaran setelah membaca novel ini. Pelajaran yang dapat dipetik adalah jangan pernah meremehkan sebuah impian setinggi apapun, karena Allah Maha mendengar.



2. Kelemahan Buku Pada novel ini ada beberapa istilah bahasa asing yang tidak dituliskan artinya. Beberapa bacaan tentang Bahasa Arab tidak diterjemahkan. Dan bacaan menggunakan bahasa yang sedikit sulit untuk dipahami.