Laporan DRA (Buffer Asam Sitrat) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR REAKSI ANORGANIK “BUFFER ASAM SITRAT – Na2HPO4”



NAMA



: MIFTAH PATRIELA



NIM



: 20036102



PRODI



: KIMIA (NK)



KELOMPOK



:7



ANGGOTA



: 1. FENI KURNIA KHALIQ 2. JUVANI INDAH PUTRI 3. NADA FRISTA



DOSEN



: 1. Dr. ANDROMEDA, M.Si 2. MIFTAHUL KHAIR, M.Si., Ph.D



ASISTEN DOSEN



: 1. MUNADIA INSANI 2. RIZKA PURWANTI



JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2022



Buffer Asam Sitrat – Na2HPO4 A. Tujuan Praktikum 1. Memahami cara pembuatan larutan buffer asam sitrat – Na2HPO4. 2. Untuk mengetahui kapasitas buffer asam sitrat – Na2HPO4.



B. Waktu dan Tempat Praktikum 1. Hari / Tanggal



: Kamis / 14 April 2022



2. Waktu



: 13.20 – 15.50 WIB



3. Tempat



: Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA UNP



C. Teori Dasar Larutan buffer merupakan sistem larutan yang dapat mempertahankan pH dari pengaruh penambahan sedikit asam/basa kuat, atau oleh pengenceran. Sistem buffer terdiri atas dua komponen, yakni (1) komponen pelarut (umumnya air), dan (2) komponen zat terlarutnya. Komponen terakhir ini dapat berupa: 1. Asam lemah dengan garam kuatnya, 2. Basa lemah dan garam kuatnya, 3. Sepasang asam – basa konjugat, 4. Sepasang pemberi – penerima proton. Pada sistem buffer-asetat (CH3COOH-CH3COONa) dalam pelarut air, reaksi yang terjadi adalah: CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)



(a)



Asam lemah CH3COONa(aq) → CH3COO- (aq) + Na+ (aq)



(b)



Spesi kimia pada sistem buffer, seperti pada buffer di atas, maka yang terlibat dalam kesetimbangan dinamiknya adalah hanya reaksi (a) atau disebut sebagai reaksi kesetimbangan ionisasi asam asetat. Berdasarkan teori asam-basa Bronsted-Lowry, persamaan reaksi kesetimbangan (a) dapat ditulis sebagai berikut: CH3COOH(aq) + H2O(l) ↔ CH3COO- (aq) + H3O+(aq) Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H+) menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah kiri (pembentukan asam lemah) sedangkan penambahan basa (OH-) menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah kanan (pengurangan asam lemah). Jadi,



penambahan dalam jumlah kecil ini tidak akan mengakibatkan perubahan yang berarti terhadap konsentrasi H+ dan pH dari larutan bufer asetat (Anorganik, 2022). Larutan buffer adalah semua larutan yang pHnya dapat dikatakan tetap, walaupun ditambahkan sedikit asam atau basa. Biasanya, larutan buffer mengandung asam lemah beserta basa lemah konjugatnya dalam konsentrasi yang hampir sama. Larutan buffer berperan besar dalam mengontrol kelarutan ion-ion dalam larutan sekaligus mempertahankan pH dalam proses biokimia dan fisiologis (Oxtoby, 2001). Larutan buffer adalah larutan yang mengandung (a) asam lemah atau basa lemah dan (b) garamnya, kedua komponen tersebut harus ada dalam larutan. Larutan buffer mempunyai kemampuan untuk menahan perubahan pH bila sejumlah kecil asam atau basa kuat ditambahkan ke dalam larutan tersebut (Chang, 2004). Larutan penyangga/buffer akan bekerja paling baik dalam mengendalikan pH pada harga pH yang hampir sama dengan pKa komponen asam atau basa, yaitu ketika garam sama dengan asam. Ini dapat ditunjukkan dengan menghitung kemampuan penyangga untuk menahan perubahan pH, yang dikenal dengan kapasitas penyangga. Kapasitas penyangga didefinisikan sebagai jumlah mol per liter asam atau basa monobasa kuat yang diperlukan untuk menghasilkan peningkatan atau penurunan satu unit pH didalam larutan (Cairns, 2004). Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Apabila asam lemah dicampur dengan basa konjugasinya maka akan terbentuk larutan buffer asam dimana larutannya mempertahankan pH pada daerah asam dan apabila suatu basa lemah dicampur dengan asam konjugasinya maka akan terbentuk suatu larutan buffer basa. Larutan ini akan mempertahankan pH pada daerah basa (Underwood, 2002). Larutan buffer yang bersifat asam dapat mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-lain. Contoh yang biasa merupakan campuran asam asetat dan natrium asetat dalam larutan. Kasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam dan garam, maka campuran tersebut akan memiliki pH 4,76. Ini bukan suatu masalah dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang sama. Kita dapat



mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya. Pada larutan buffer yang bersifat basa, apabila suatu basa lemah dicampur dengan asam konjugasinya maka akan terbentuk suatu larutan buffer basa. Larutan ini akan mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Misalnya larutan campuran NH3 dengan ion amonium NH4+. Larutan buffer basa juga dapat terjadi dari campuran suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemah dicampurkan berlebih. Jika ke dalam larutan ditambahkan suatu asam kuat, maka ion H+ yang berasal dari asam itu akan mengikat atau bereaksi dengan ion OH-. Hal itu menyebabkan kesetimbangan larutan menjadi bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan atau dengan kata lain pH larutan stabil atau dapat bertahan. Demikian juga pada penambahan suatu basa kuat, jumlah ion OH- dalam larutan akan bertambah. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan larutan menjadi bergeser ke kiri sehingga konsentasi ion OH- dapat dipertahankan dan pH larutan tidak berubah (Keenan, 1980).



D. Alat dan Bahan a. Alat 1. Gelas Piala 2. Corong 3. Gelas Ukur 4. Labu Ukur 5. Batang Pengaduk 6. pH Universal



b. Bahan 1. Asam Sitrat 2. Aquades 3. Na2HPO4 . 7H2O 4. NaOH 0,1 M 5. HCl 0,1 M



E. Prosedur Kerja Cara Kerja 1. Pembuatan



Pengamatan



Reaksi



Buffer



Sitrat – Na2HPO4 Larutan A



Larutan A : Larutan Bening C6H8O7(aq) + Na2HPO4(aq)  C6H8O7 Na2HPO4(aq)



Ditimbang 10,507 gram asam sitrat



Dilarutkan dalam labu takar 500 ml



Di(+) 100 ml aquades



Dipaskan hingga tanda batas dengan aquades



Larutan B



Larutan B : Larutan Bening



Ditimbang 26,809 gram Na2HPO4 . 7H2O Dilarutkan dalam labu ukur 500 ml dengan aquades



Dipaskan



dan



dihomogenkan larutan.



2. Pengujian Buffer Sitrat – Na2HPO4



- Larutan



Larutan buffer Sitrat-



Na2HPO4



Na2HPO4



Bening - Tabung



Dibagi



menjadi



3



buffer :



A



SitratLarutan



+



Larutan Bening



HCl



:



larutan tersebut dan beri - Tabung B + NaOH : label A, B, dan C



Larutan Bening - Tabung C + Air : Larutan



Tabung Reaksi A



Bening



Di(+) 1 ml HCl 0,1 M, catat pHnya



Tabung Reaksi B



Di(+) 1 ml NaOH 0,1 M, catat pHnya



Tabung Reaksi C



Diencerkan dengan labu ukur 25 ml, catat pHnya



F. Data Pengamatan dan Perhitungan Buffer pH 2,2 – 8 (Buffer Sitrat – Na2HPO4) pH



A (ml)



B (ml)



4



12,29



4



5



7



10,30



6



7,60



9



7



3



16,50



Pembuktian buffer : penambahan sedikit asam atau basa kuat pH Buffer pH buffer + sedikit pH buffer + sedikit Awal



asam kuat (HCl 0,1 basa kuat (NaOH M sebanyak 1 ml)



0,1 M sebanyak 1



Pengenceran



ml) 4



4



4



4



5



5



5



5



6



6



6



6



7



7



7



7



Perhitungan : 1. Molaritas asam sitrat



2. Molaritas Na2HPO4.7H2O



3. pH 4 mmol C6H8O7



= 0,1 M x 12,30 mL = 1, 23 mmol



mmol Na2HPO4



= 0,2 M x 4,0 mL



pKa = -log Ka = -log 8,4 x 10



-4



= 0,8 mmol



= 3,08



Reaksi : C6H8O7(aq) + Na2HPO4(aq)  C6H8O7 Na2HPO4 (buffer asam sitrat-Na2HPO4) M



: 1,23 mmol



0,8 mmol



B



: 0,8 mmol



0,8 mmol



0,8 mmol



S



: 0,43 mmol



-



0,8 mmol



pH



= pKa - log[



[



] ]



= 3,08 - log = 3,08 – (-0.27) = 3,35 Kapasitas buffer



β = 2,3 x M Na2HPO4 x α (1- α) = 2,3 x 0,2 M x 0,39 (1-0,39) = 0,1094



4. pH 5 mmol C6H8O7



= 0,1 M x 7 mL



= 0,7 mmol



mmol Na2HPO4



= 0,2 M x 10,30 mL = 2,06 mmol



pKb = -log Kb = -log 1,6 x 10-7= 6,80 Reaksi : C6H8O7(aq) + Na2HPO4(aq)  C6H8O7 Na2HPO4 (buffer asam sitrat-Na2HPO4) M



: 0,7 mmol



2,06 mmol



B



: 0,7 mmol



0,7 mmol



0,7 mmol



S



:-



1,36 mmol



0,7 mmol



pOH



= pKb - log[



[



] ]



= 6,80 - log = 6,80 – (0,29) = 6,51 = pKw – pOH



pH



= 14 – 6,51 = 7,49 Kapasitas buffer



β = 2,3 x M Na2HPO4 x α (1- α) = 2,3 x 0,2 M x 0,75 (1-0,75) = 0,08625 5. pH 6 mmol C6H8O7



= 0,1 M x 7,6 mL



= 0,76 mmol



mmol Na2HPO4



= 0,2 M x 9,0 mL



= 1,8 mmol



pKb = -log Kb = -log 1,6 x 10-7= 6,80 Reaksi : C6H8O7(aq) + Na2HPO4(aq)  C6H8O7 Na2HPO4 (buffer asam sitrat-Na2HPO4) M



: 0,76 mmol



1,80 mmol



B



: 0,76 mmol



0,76 mmol



0,76 mmol



S



:-



1,04 mmol



0,76 mmol



pOH



= pKb - log[



[



] ]



= 6,80 - log = 6,80 – (0,14) = 6,66 = pKw – pOH



pH



= 14 – 6,66 = 7,34 Kapasitas buffer



β = 2,3 x M Na2HPO4 x α (1- α) = 2,3 x 0,2 M x 0,70 (1-0,70) = 0,0966



6. pH 7 mmol C6H8O7



= 0,1 M x 3,0 mL



= 0,30 mmol



mmol Na2HPO4



= 0,2 M x 16,5 mL



= 3,3 mmol



pKb = -log Kb = -log 1,6 x 10-7= 6,80 Reaksi : C6H8O7(aq) + Na2HPO4(aq)  C6H8O7 Na2HPO4 (buffer asam sitrat-Na2HPO4) M



: 0,30 mmol



3,30 mmol



B



: 0,30 mmol



0,30mmol



0,30 mmol



S



:-



3,00 mmol



0,30 mmol



pOH



= pKb - log[



[



= 6,80 - log = 6,80 – (1) = 5,80 pH



= pKw – pOH = 14 – 5,80 = 8,2



] ]



Kapasitas buffer



β = 2,3 x M Na2HPO4 x α (1- α) = 2,3 x 0,2 M x 0,92 (1-0,92) = 0,03386 G. Pembahasan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu Buffer Asam Sitrat – Na2HPO4 dengan memahami cara pembuatan larutan buffer asam sitrat – Na2HPO4 dan untuk mengetahui kapasitas buffer asam sitrat – Na2HPO4. Larutan buffer merupakan sistem larutan yang dapat mempertahankan pH dari pengaruh penambahan sedikit asam/basa kuat, atau oleh pengenceran. Pada praktikum ini menggunakan buffer asam yaitu buffer asam sitrat – Na2HPO4 dimana larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah (asam sitrat) dan garamnya (Na2HPO4) yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Larutan ini dipreparasi pada pH 4, 5, 6, dan 7. Pada pembuatan pH 4 dengan 12,29 ml asam sitrat ditambahkan Na2HPO4 . 7H2O sedikit demi sedikit sambil diukur pHnya dan penambahan ini dilakukan hingga mencapai pH yang diinginkan. Pada praktikum ini dibutuhkan volume Na2HPO4 . 7H2O sebanyak 4 ml untuk pH 4. Pada penambahan larutan NaOH 0,1 M dan HCl 0,1 M sebanyak 1 ml didapatkan nilai pH 4. Pada pengenceran dalam 25 ml larutan juga didapatkan nilai pH 4. Hal ini menunjukkan bahwa buffer asam dapat mempertahankan pHnya dari pengaruh penambahan sedikit asam / basa kuat dan pengenceran. Pada pembuatan pH 5 dengan 10,30 ml Na2HPO4 . 7H2O ditambahkan asam sitrat sedikit demi sedikit sambil diukur pHnya dan penambahan ini dilakukan hingga mencapai pH yang diinginkan. Pada praktikum ini dibutuhkan volume Na2HPO4 . 7H2O sebanyak 7 ml untuk pH 5. Pada penambahan larutan NaOH 0,1 M dan HCl 0,1 M sebanyak 1 ml didapatkan nilai pH 5. Pada pengenceran dalam 25 ml larutan juga didapatkan nilai pH 5. Hal ini menunjukkan bahwa buffer asam dapat mempertahankan pHnya dari pengaruh penambahan sedikit asam / basa kuat dan pengenceran.



Pada pembuatan pH 6 dengan 7,57 ml asam sitrat ditambahkan Na2HPO4 . 7H2O sedikit demi sedikit sambil diukur pHnya dan penambahan ini dilakukan hingga mencapai pH yang diinginkan. Pada praktikum ini dibutuhkan volume Na2HPO4 . 7H2O sebanyak 9 ml untuk pH 6. Pada penambahan larutan NaOH 0,1 M dan HCl 0,1 M sebanyak 1 ml didapatkan nilai pH 6. Pada pengenceran dalam 25 ml larutan juga didapatkan nilai pH 6. Hal ini menunjukkan bahwa buffer asam dapat mempertahankan pHnya dari pengaruh penambahan sedikit asam / basa kuat dan pengenceran. Pada pembuatan pH 7 dengan 16,47 ml Na2HPO4 . 7H2O ditambahkan asam sitrat sedikit demi sedikit sambil diukur pHnya dan penambahan ini dilakukan hingga mencapai pH yang diinginkan. Pada praktikum ini dibutuhkan sedikit volume Na2HPO4 . 7H2O sebanyak 3 ml untuk pH 7. Pada penambahan larutan NaOH 0,1 M dan HCl 0,1 M sebanyak 1 ml didapatkan nilai pH 7. Pada pengenceran dalam 25 ml larutan juga didapatkan nilai pH 7. Hal ini menunjukkan bahwa buffer asam dapat mempertahankan pHnya dari pengaruh penambahan sedikit asam / basa kuat dan pengenceran. Faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan buffer diantaranya adalah penambahan garam-garam netral ke dalam larutan buffer dapat mengubah pH larutan dengan berubahnya kekuatan ion. Perubahan kekuatan ion dan pH buffer dapat pula disebabkan oleh pengenceran. Penambahan air dalam jumlah cukup jika tidak mengubah pH dapat mengakibatkan penyimpangan positif atau negatif sekalipun kecil sekali karena air selain dapat mengubah nilai koefisien kereaktifan ia juga dapat bertindak sebagai asam lemah atau basa lemah. Nilai pengenceran yang positif menunjukkan bahwa harga pH akan naik akibat pengenceran sedangkan berdasarkan hasil pengamatan, dengan adanya pengenceran hingga volume 25 ml menyebabkan adanya penurunan pH sehingga dapat dikatakan bahwa pengenceran tersebut bernilai pengenceran negatif yang menunjukkan pH turun dengan adanya pengenceran buffer (Martin, 1990). Mekanisme kerja larutan buffer adalah menetralkan asam maupun basa dari luar. Dalam larutan buffer asam seperti yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu buffer asam yang terdiri dari asam sitrat dan natrium fosfat, terjadi kesetimbangan sebagai berikut : C6H8O7(aq) + H2O(ℓ) ⇌ C6H7O7−(aq) + H3O+(aq) Komponen asam lemah dan basa konjugasi dalam larutan buffer asam membentuk sistem kesetimbangan asam lemah. Saat sejumlah larutan asam ditambahkan dari luar, komponen C6H7O7− bekerja untuk menetralkan ion H+ larutan



asam. Akibatnya, kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Jumlah ion C6H7O7− akan berkurang dan sebaliknya, jumlah molekul C6H8O7 akan meningkat (Andy, 2009). C6H7O7−(aq) + H+(aq)  C6H8O7(aq) Pada saat penambahan larutan basa, maka komponen C6H8O7 bekerja untuk menetralkan ion OH- larutan basa. Akibatnya, kesetimbangan asam lemah bergeser ke arah kanan. Jumlah molekul C6H8O7 akan berkurang dan sebaliknya jumlah ion C6H7O7− akan meningkat. C6H8O7(aq) + OH-(aq)  C6H7O7−(aq) + H2O(l) Berdasarkan data yang telah didapatkan, melalui ini dapat ditentukan kapasitas buffer/ kestabilan buffer masing-masing pH. Nilai kapasitas buffer pada pH 4, 5, 6, dan 7 secara berurutan adalah 0,1094; 0,08625; 0,0966; 0,03386. Kapasitas buffer merupakan sebuah nilai yang dijadikan sebagai ukuran kemampuan suatu larutan buffer tersebut untuk mempertahankan pH-nya baik saat ditambahkan senyawa yang bersifat asam maupun yang bersifat basa. Secara teori, semakin tinggi kapasitas suatu larutan buffer, maka semakin rendah nilai perubahan pH, artinya peluang berubahnya nilai pH tertentu pada larutan buffer tersebut lebih rendah. Suatu buffer dapat menahan perubahan [H+ ] sebanyak 100x semula, dengan perubahan pH yang diizinkan hanyalah sekitar ±2. Maka suatu buffer hanya efektif pada daerah pH tertentu yang disebut rentang daerah buffer. Penambahan asam atau basa pada suatu buffer akan mengubah pH nya, namun perubahan itu sangatlah kecil dan dapat diabaikan. Namun, jika jumlah asam atau basa yang ditambahkan makin banyak, maka perubahan pH nya tidak dapat diabaikan lagi (Keenan, 1980). Ada beberapa faktor kesalahan yang dilakukan pada praktikum ini yaitu penggunakan kertas pH universal yang secara berulang-ulang sehingga efektivitas dan keakuratan kertas pH universal berkurang sehingga hasil yang didapatkan belum tentu akurat. Seharusnya pada pengukuran pH pada larutan buffer ini menggunakan pH meter yang lebih akurat pembacaan nilai pHnya.



H. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Pembuatan larutan buffer asam sitrat – Na2HPO4 dilakukan dengan mereaksikan asam lemah C6H8O7 dengan basa konjugatnya sejumlah volume tertentu dengan penambahan secara berkala agar tercapai pH larutan buffer tepat sebesar pH 4, pH 5, pH 6, dan pH 7. 2. Kapasitas larutan buffer asam sitrat – Na2HPO4 menunjukkan nilai pada pH 4, 5, 6, dan 7 secara berurutan adalah 0,1094; 0,08625; 0,0966; 0,03386.



Pertanyaan Evaluasi



1. Apa yang dimaksud buffer ? Jawab : Larutan buffer merupakan sistem larutan yang dapat mempertahankan pH dari pengaruh penambahan sedikit asam/basa kuat, atau oleh pengenceran.



2. Apa yang dimaksud dengan kapasitas dan keefektifan larutan buffer ? Jawab : Kapasitas buffer merupakan sebuah nilai yang dijadikan sebagai ukuran kemampuan suatu larutan buffer tersebut untuk mempertahankan pH-nya baik saat ditambahkan senyawa yang bersifat asam maupun yang bersifat basa. Keefektifan larutan penyangga dapat diketahui melalui nilai kapasitas buffer.



3. Sebanyak 1 L larutan penyangga mengandung CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M. Jika Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5, maka tentukan : a. pH larutan penyangga b. pH larutan penyangga jika ditambah 10 ml HCl 0,1 M c. pH larutan penyangga jika ditambah 10 ml NaOH 0,1 M Jawab : a. [H+]



[



]



= Ka [



]



= 1,8 x 10-5 = 1,8 x 10-5 pH



= -log [1,8 x 10-5] = 5 – log 1,8 = 4,745



b. Mol HCl



= 10 ml x 0,1 M = 1 mmol = 0,001 mol



Reaksi : CH3COO-(aq) + H+(aq)  CH3COOH(aq) M



: 0,1 mol



0,001 mol



0,1 mol



B



: 0,001 mol



0,001 mol



0,001 mol



S



: 0,099 mol



-



0,101 mol



[H+]



= Ka = 1,8 x 10-5 = 1,8 x 10-5 . 1,02 = 1,836 x 10-5



pH



= -log [1,836 x 10-5] = 5 – log 1,836 = 4,736



c. Mol NaOH



= 10 ml x 0,1 M = 1 mmol = 0,001 mol



Reaksi : CH3COOH(aq) + OH-(aq)  CH3COO-(aq) + H2O(l) M



: 0,1 mol



0,001 mol



0,1 mol



B



: 0,001 mol



0,001 mol



0,001 mol



S



: 0,099 mol



[H+]



= Ka



-



0,101 mol



= 1,8 x 10-5 = 1,8 x 10-5 . 0,98 = 1,764 x 10-5 pH



= -log [1,764 x 10-5] = 5 – log 1,764 = 4,754



4. Ke dalam larutan penyangga yang terdiri dari 200 ml NH3 0,6 M dengan 300 ml NH4Cl 0,3 M (Kb NH3 = 1,8.10-5) ditambahkan air sebanyak 500 ml. Tentukan : a. pH mula-mula b. pH setelah ditambahkan air 500 ml Jawab : a. mmol NH3



= 200 ml x 0,6 M = 120 mmol



mmol NH4Cl = 300 ml x 0,3 M = 90 mmol [OH-] = Kb = 1,8 x 10-5 = 1,8 x 10-5 . 1,3



= 2,4 x 10-5 pOH



= -log [2,4 x 10-5] = 5 – log 2,4 = 4,620



pH



= 14 – pOH = 14 – 4,620 = 9,38



b. Volume total = 200 + 300 + 500 = 1000 ml Mol NH3 = Mol NH4Cl =



= 0,12 mol = 0,09 mol



[OH-] = Kb = 1,8 x 10-5 = 1,8 x 10-5 . 1,3 = 2,4 x 10-5 pOH



= -log [2,4 x 10-5] = 5 – log 2,4 = 4,620



pH



= 14 – pOH = 14 – 4,620 = 9,38



Daftar Pustaka



Andy. (2009). Larutan Penyangga Buffer. Makassar: Departemen Pendidikan Nasional. Anorganik, T. K. (2022). Penuntun Praktikum Kimia Anorganik 2. Padang: UNP. Cairns, D. (2004). Intisari Kimia Farmasi Edisi 2. Jakarta: EGC. Chang, R. (2004). Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Keenan. (1980). General College Chemistry 6th Edition. Knoxville: Harper and Row Publisher Inc. Martin, A. (1990). Farmasi Fisik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: UI Press. Oxtoby. (2001). Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid 1 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.



Lampiran Link video praktikum : https://youtu.be/u0tAsc0fJ-Y