Laporan Fiber Optik [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Reza
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM FIBER OPTIK



LAPORAN PRATIKUM AKHIR MATA KULIAH INSTALASI FIBER OPTIK



KELAS / GROUP



: TT 2A / 04



NAMA KETUA



: RIZKY DIAN PRAMESTY



(1731130005)



NAMA ANGGOTA



: 1. AMALIA DAMAYANTI



(1731130099)



2. REZA ALI MACHRUS



(1731130082)



3. VASYA NOOR CAHYA



(1731130088)



NILAI



:



DOSEN



: SEPTRIANDI WIRA YOGA ST., MT.



JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MALANG 2019



PRAKTIKUM INSTALASI FIBER OPTIK | 1



Daftar Isi TUJUAN ............................................................................................................................ 3



I. II.



DASAR TEORI ............................................................................................................. 3



2.1.



Rugi-rugi Fiber Optik ............................................................................................... 3



2.2.



Komunikasi dan Transmisi data Fiber Optik ........................................................ 5



III.



ALAT DAN BAHAN .................................................................................................... 7



PRAKTIKUM INSTALASI FIBER OPTIK | 2



FIBER OPTIK SINYAL ANALOG



I.



TUJUAN 1. Mengamati dan menguji pengiriman sinyal analog melalui fiber optik. 2. Mengukur pengaruh panjang saluran terhadap redaman pada transmisi fiber optik. 3. Membandingkan input dan output sinyal analog melalui fiber optik. 4. Menguji fiber optik dengan OTDR



II.



DASAR TEORI 2.1. Rugi-rugi Fiber Optik Ada beberapa komponen yang menjadi bahan pertimbangan dalam mendesain suatu jaringan, salah satunya adalah rugi-rugi transmisi serat optik (attenuation). Rugi-rugi transmisi adalah salah satu karakteristik yang penting dari serat optik, dimana rugi-rugi ini menghasilkan penurunan dari daya cahaya dan juga penurunan bandwidth dari sistem, transmisi informasi yang dibawa, efisiensi, dan kapasitas sistem secara keseluruhan. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi serat optik tersebut ataupun karena gangguan ataupun tambahan pada jaringan serat optik tersebut. Selain itu, rugi-rugi pada suatu saluran transmisi yang mempergunakan serat optik juga didapat dari pemasangan komponen-komponen pendukung yang dibutuhkan dalam suatu jaringan seperti konektor, splice, ataupun komponen lain yang disambungkan pada saluran transmisi. Rugi – Rugi Faktor Intrinsik Rugi – rugi karena faktor intrinsik dapat berupa penghamburan (scaterring loss) dan penyerapan (absorption loss). 1. Penghamburan Disebabkan karena adanya facet - facet yang memantulkan dan membiaskan cahaya. Penghamburan dapat disebabkan karena Rayleigh scattering, Microbending dan mode coupling a. Rayleigh scattering Rayleigh scattering terjadi pada seluruh serat yang diakibatkan karena struktur gelas yang tidak rata, seperti yang ditunjukkan pada di bawah ini Struktur ini memindahkan sebagian dari berkas cahaya yang seharusnya merambat langsung melalui serat optik.



Gambar Rugi - rugi karena Rayleigh scattering b. Microbending Microbending dapat terjadi secara tidak sengaja seperti misalnya serat optik yang mendapat tekanan cukup keras sehingga cahaya yang merambat didalamnya akan berbelok dari arah PRAKTIKUM INSTALASI FIBER OPTIK | 3



transmisi dan hilang. Hal ini menyembabkan terjadinya rugi – rugi. Fenomena ini dapat dilihat pada Gambar di bawah ini



Gambar Rugi-rugi karena mikrobending c. Mode coupling Gambar di bawah ini menunjukkan proses mode coupling. Hal ini terjadi bila sudut sebuah mode yang direfleksikan berubah karena perubahan diameter inti, pada kasus ini beberapa mode menyatu (couple). Mode coupling juga terjadi pada sambungan serat (connection & splices) bila ujung serat disatukan.



Gambar Rugi – rugi karena mode kopling 2. Penyerapan (absorption loss) Rugi-rugi akibat penyerapan dibedakan menjadi dua macam, yaitu serapan intriksik yang merupakan sifat alamiah kaca atau gelas, dan serapan ekstrinsik yaitu karena adanya ketidakmurnian dalam serat. Rugi-rugi ini terutama disebabkan karena adanya molekulmolekul air dalam inti gelas seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini



Gambar Rugi – rugi karena penyerapan



PRAKTIKUM INSTALASI FIBER OPTIK | 4



Rugi – Rugi Faktor Instalasi Rugi – rugi karena instalasi terdiri dari rugi – rugi penyambungan, pantulan fressnell dan bengkokan (macro bending). 1. Rugi-rugi penyambungan Ada 3 (tiga) macam cara melakukan penyambungan serat optik yaitu busur api, mekanis dan konektor. Rugi – rugi ini terjadi akibat sambungan pada core serat optik yang satu dengan yang lain. Redaman terjadi karena goresan maupun debu yang ada pada permukaan core serat optik yang akan disambung. Masalah yang sering terjadi adalah karena kesalahan sambungan maupun putusnya sambungan. 2. Rugi – rugi karena pantulan Fressnell Terjadi bila cahaya melewati antara dua buah material dengan indeks bias yang berbeda. Cahaya yang jatuh tegak lurus pada sebuah permukaan tidak dapat seluruhnya, melampaui permukaan tersebut, sebagian cahaya akan direfleksikan, seperti pada Gambar di bawah ini



Gambar Rugi - rugi karena pantulan Fressnell 3. Rugi – rugi karena bengkokan Rugi – rugi bengkokan terjadi karena pengaruh dari luar yang mengakibatkan kondisi core tidak seperti biasa (mengalami pembengkokan) 2.2. Komunikasi dan Transmisi data Fiber Optik



PRAKTIKUM INSTALASI FIBER OPTIK | 5



Gambar 1.1 merupakan blok diagram sistem komunikasi serat optik Berikut dijelaskan mengenai cara kerja fiber optic bedasarkan blok diagram diatas. A. 1.



Bagian Pengirim Sinyal Sumber pesan Sumber pesan bisa berupa besaran fisik seperti suara dan gambar, sehingga diperlukan transduser (sensor) yang merubah message dari bentuk non-listrik ke bentuk listrik.



2.



Modulator Memiliki 2 fungsi utama, pertama merubah message elektrik ke dalam bentuk yang sesuai. Pada bagian Drive, terjadi pengaturan penguatan daya (tegangan dan arus). Kemudian sinyal listrik ditumpangkan ke bagian pembangkitan sinyal pembawa, yaitu bagian Carrier source. Sinyal informasi ditumpangkan pada gelombang cahaya Laser Diode (LD) atau Light Emitting Diode (LED). Format modulasi dapat dibedakan menjadi modulasi analog dan digital. 3. Channel Coupler Bagian ini menyalurkan power gelombang cahaya yang telah termodulasi dari carrier source ke serat optik. Channel Coupler merupakan bagian penting dari desain sistem komunikasi serat optik sebab kemungkinan loss yang tinggi



B.



Bagian Transmisi 1. Penguat Optikal (Amplifier) Dibutuhkan pada sambungan ratusan atau ribuan kilometer agar didapatkan power yang cukup pada receiver.



2. Repeater hanya digunakan untuk sistem digital, dimana berfungsi merubah sinyal optik yang lemah ke bentuk listrik kemudian dikuatkan dan dikembalikan ke bentuk sinyal optik untuk transmisi berikutnya.



Gambar 1.2 ilustrasi pengiriman sinyal pada SKFO



PRAKTIKUM INSTALASI FIBER OPTIK | 6



C.



Bagian Penerima Sinyal 1. Detector dan Amplifier Digunakan foto-detektor (photo-diode, photo transistor dsb) yang berfungsi merubah sinyal optik yang diterima menjadi sinyal listrik. Sementara Amplifier sebagai penguatan sinyal listrik yang telah diterima. 2. Signal Processor Untuk transmisi analog, sinyal prosesor terdiri dari penguatan dan filtering sinyal. Filtering bertujuan untuk memaksimalkan rasio dari daya sinyal terhadap fluktuasi acak atau disebut sebagai noise.. Untuk sistem digital, sinyal prosesor terdiri dari penguatan dan filtering sinyal serta rangkaian pengambil keputusan. apakah sebuah bilangan biner 0 atau 1 yang diterima selama slot waktu dari setiap individual bit. 3. Sinyal Elektrik Output yang dihasilkan adalah output yang masih dalam bentuk sinyal listrik. Untuk merubahnya ke sinyal informasi yang diinginkan, harus dirubah menjadi gelombang suara atau visual image melalui perangkat keras output seperti LCD dan speaker.



III.



IV.



ALAT DAN BAHAN 1. Fiber Stripper



: 3 buah



2. Fiber Optik Single Mode



: 8 buah (masing-masing berukuran 1 m)



3. Fusion Splicer



: 1 buah



4. Cleaver Cutter



: 1 buah



5. Konektor type SC



: 4 buah



6. Visual Fault Locator



: 1 buah



7. Slave Protector



: 4 buah



PERANGKAT K3 YANG DIGUNAKAN 1. Sarung Tangan Latex : 1 pasang 2. Alas Kaki (Kaos Kaki)



: 1 pasang



3. Jas Laboratorium



: 1 buah



V.



PROSEDUR MELAKUKAN PERCOBAAN 5.1. Menggunakan Fusion Splicer a. Persiapan Penyambungan 1. Memilah kabel menjadi bagian yang terkecil (1 buah). 2. Mengupas kabel dengan fiber striper (ketentuan 3 - 4 cm ).



PRAKTIKUM INSTALASI FIBER OPTIK | 7



3. Potong ujung fiber optic menggunakan cleaver cutter. Cleaver cutter digunakan untuk meratakan permukaan fiber optic.



b. Proses Penyambungan dengan Fusion Splicer 1. Meletakkan kedua ujung fiber optic yang telah dipotong pada Fusion Splicer. Kedua ujung fiber optic harus mendekati besi yang berada pada tengah Fusion Splicer dan tidak boleh melebihi besi tersebut. 2. Tutup penutup Fusion Splicer kemudian cek posisi ujung fiber optic pada layar LCD Fusion Splicer.



PRAKTIKUM INSTALASI FIBER OPTIK | 8



3. Tekan “SET” pada Fusion Splicer kemudian fiber optic akan tersambung secara otomatis.



4. Usahakan nilai redaman yang dihasilkan penyambungan tersebut bernilai kecil ( 5 cm hingga 0.5 cm menghasilkan nilai redaman yang berbanding terbalik dengan ukuran bending tersebut, yaitu semakin kecil nilai bending maka semakin besar nilai redaman yang dihasilkan.



VIII.



KESIMPULAN



8.1. Menggunakan Fusion Splicer 8.2. Memasang konektor



PRAKTIKUM INSTALASI FIBER OPTIK | 16