Laporan Fito Isolasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Isolasi Trimiristin (Biji Pala) Dedy Wisnu 110114127 Diannovita Regina P 110114342 Deviati Mu’arofah 110114413



Ni Kadek Sastra D 110114591 Nabilla Bintang I 110114597 KP/KLP : C/6



PENDAHULUAN Latar Belakang Biji pala mengandung 73% gliserida jenuh yang terdiri atas komponen-komponen asam lemak : asam laurat 1,5%, asam miristat 76,6%, asam palmitat 10,5%, asam oleat 10,5% & asam linoleat 1,3%. Proporsi asam miristat yang begitu besar terikat dalam trigliserida menunjukkan bahwa senyawa trigliserida, dalam hal ini trimiristin terdapat dalam jumlah atau proporsi yang sama dengan asam miristat. Jika asam palmitat dan asam laurat dibandingkan terhadap asam miristat, maka proporsi trimiristin dalam gliserida adalah kira-kira 77% atau 55% dari lemak total (Masyithah, 2006). Trimiristin merupakan suatu trigliserida yaitu ester yang terbentuk dari gliserol & asam miristat. Gliserida ini terdapat dalam kadar yang tinggi pada biji buah pala, tanpa tercampur dari ester-ester lain yang sejenis. Isolasi trimiristin ini dapat dijadikan contoh sederhana dari isolasi senyawa bahan alam yang biasanya memakan waktu & sangat rumit, karena sering tercampur dengan senyawa-senyawa sejenis di dalamnya. Kandungan trimiristin dalam biji pala cukup tinggi sehingga bisa diperoleh dengan cara ekstraksi eter yang sederhana dan kristalisasi. (CH 2)12CH 3 O O



O (CH 2)12CH 3



Trimiristin



O O O (CH 2)12CH 3



Prinsip umum dari metode refluks adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan memasukkan sampel kedalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan/larutan penyari yang kemudian dipanaskan, dimana pemanasan ini dilakukan untuk mempercepat proses kelarutan pada sampel. Uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, setelah itu akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak tiga kali setiap 3-4 jam, lalu filtrat yang dihasilkan dikumpulkan & dipekatkan. Keuntungan metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar & tahan pemanasan langsung, sedangkan kerugiannya adalah butuh volume total pelarut yang sangat besar (Slamet, 1989). Tujuan : - Mempelajari isolasi trimiristin dari biji pala dengan cara refluks METODE PRAKTIKUM Alat : Timbangan gram, alat refluks, waterbath, rotary evaporator, alat-alat gelas, TLC chamber, spektrofotometer UV-VIS, Fisher-Johns melting point apparatus.



Bahan : Serbuk biji pala, CHCl3 , Na2 SO4 eksikatus, etanol 95%, KOH, HCl, lempeng Silikagel GF254, toluen, uap iodin.



Skema Kerja Isolasi Timbang serbuk biji pala sebanyak 30 g Refluks dengan CHCl3 200 mL selama 90 menit Filtrat



Ampas



Keringkan dengan Na2 SO4 eksikatus 1malam Saring Filtrat Pekatkan dengan rotary evaporator Residu setengah padat Larutkan dalam 200 mL Etanol 95% Dinginkan ad terbentuk kristal KRISTAL Saring Cuci dengan etanol & lakukan penyabunan



Skema Kerja KLT



Sampel kristal -



Siapkan fase diam (silica gel) dan chamber dbdb



Siapkan fase gerak yaitu sikloheksan-etil asetat (9,5 : 0,5 )



Dilarutkan dalam klorofom secukupnya



Totolkan sampel yang telah dilarutkan pada silica gel



Eluasi dengan sikloheksan-etil asetat (9,5 : 0,5)



Dipenampak noda dengan uap iodin



Skema Kerja Identifikasi dengan Spektrofotometer UV-Vis Kristal trimiristin dilarutkan dalam kloroform Amati spektrumnya pada panjang gelombang 200-400nm Hasil spektrofotometri Uv



Skema Kerja Identifikasi Titik Lebur Letakan Kristal miristin pada cover glass



Letakan cover glass pada alat



Nyalakan alat dan posisikan kaca pembesar pada Kristal untuk mengamati titik lelehnya.



Amati suhu pada saat Kristal mulai meleleh hingga Kristal meleleh sempurna



Catat suhu dan bandingkan dengan titik leleh teoritis



Tidak sesuai teori (zat tidak murni)



Sesuai teori (56oC-57oC) (zat murni)



HASIL PRAKTIKUM Dokumentasi Hasil Isolasi :



Dokumentasi Identifikasi KLT : Penampak noda : Uap Iodin



Kuning



Rf1 = Rf2 =



2 8



= 0,25



3,3 8



= 0,4125



Identifikasi pada uji spektrofotometri UV-Vis Diperoleh panjang gelombang 252 nm



Identifikasi pada uji titik lebur Diperoleh Titik lebur : 44º C - 48º C



PEMBAHASAN Trimiristin merupakan suatu trigliserida yang banyak terkandung dalam biji buah pala ( miristica fragrans). Isolasi trimiristin ini dapat dijadikan suatu contoh sederhana dari isolasi senyawa bahan alam yang biasanya memakan waktu dan sangat rumit, karena sering tercampur dengan senyawa-senyawa sejenis di dalamnya. Kandungan trimiristin dalam biji pala cukup tinggi sehingga bisa diperoleh dengan cara ekstraksi eter yang sederhana dan kristalisasi. Pada percobaan ini, yaitu melakukan isolasi trimiristin dari biji pala. Mula- mula biji pala yang telah dihaluskan dan ditimbanag sebanyak 30 gram. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pelarut larut dalam sampel. Karena semakin halus serbuk maka semakin luas permukaan sentuh antara pelarut dengan sampel sehingga akan semakin besar kontak dengan pelarut yang digunakan. kemudian memasukkannya ke dalam labu alas bulat dan menambahkan kloroform sebanyak 200 ml. Ada pun Penggunaan pelarut ini karena dapat digunakan untuk melarutkan trimiristin yang merupakan gliseraldehid bersifat non polar dan trimiristin ini terkandung dalam serbuk pala. Setelah itu, campuran direfluks selama 90 menit. Hal ini bertujuan untuk menghomogenkan campuran dengan cara menguapkannya tanpa mengurangi komponen campuran. Selanjutnya disaring dan filtratnya ditambahkan dengan Na2SO4 didiamkan selama 1 malam. Penambahan ini dimaksudkan untuk mengikat molekul air yang masih terdapat dalam larutan tersebut. Setelah itu, disaring kembali kemudian pelarut kloroform diuapkan secara vakum menggunakan rotary vakum evaporator. Prinsip kerja dari alat ini yaitu untuk mempekatkan suatu larutan dengan cara menggunakan tekanan tinggi sehingga temperatur dapat dipertahankan sehingga yang menguap adalah zat-zat yang pelarutnya diinginkan. Residu yang diperoleh dilarutkan dengan etanol 95 % sebanyak 200 ml kemudian didinginkan selama 1 malam. Adapun maksud dari pendinginan tersebut yaitu agar dapat membentuk kristal trimiristin atau dengan kata lain untuk mengendapkan kristal, sehingga kristal trimiristin dapat dengan mudah dipisahkan dengan etanol. Sedangkan penggunaan etanol ini karena etanol mudah menguap sehingga tidak mempengaruhi kristal yang diperoleh. Selanjutnya, menyaring larutan tersebut dan mengeringkannya menggunakan labu hisab dan corong buchner kemudian kristal yang terbentuk ditimbang. Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh berat kristal seberat 4,6469 gram dan bentuk kristal yang diperoleh yaitu zat padat berwarna putih dengan titik leleh yang diperoleh 44oC - 48oC, sedangkan titik lebur senyawa Trimiristin pada literatur diketahui 56-57oC (Farmakope Herbal Indonesia). Penurunan titik leleh tersebut



kemungkinan



terjadi dikarenakan senyawa trimiristin masih belum bisa dikatakan murni atau masih tercampur dengan zat pengotor. Kemudian dilakukan identifikasi senyawa dengan metode KLT diperoleh Rf1 = 0,25 dan Rf2= 0,4125 artinya positif mengandung trimiristin. Kemudian diamati spektra dan panjang gelombang maksimum menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis pada lamda 200-400nm didapatkan hasil 252nm. KESIMPULAN Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa proses isolasi senyawa Trimiristin dari biji buah pala dilakukan dengan menggunakan metode refluks untuk memperoleh kristal trimiristin dengan berat 4,6469 memiliki titik leleh 44oC - 48oC dengan panjang gelombang maksimum 252nm.