Laporan Kasus Tetanus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS SEORANG LAKI-LAKI 50 TAHUN DENGAN TETANUS



Disusun oleh : Maulita Agustine (030.10.171)



Pembimbing : dr. Haryo Teguh, Sp.S



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF RSUD KARDINAH KOTA TEGAL PERIODE 10 AGUSTUS – 12 SEPTEMBER 2015



LEMBAR PENGESAHAN



Presentasi Kasus SEORANG LAKI-LAKI 50 TAHUN DENGAN TETANUS



Disusun untuk memenuhi syarat dalam mengikuti Ujian Profesi Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Syaraf Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal



Pada Tanggal Tempat



: : RSUD Kardinah Tegal



Telah Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing



dr. Haryo Teguh, Sp.S



KATA PENGANTAR



1



Puji dan syukur kepada Allah SWT atas setiap pimpinan dan pemeliharaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini sebagai salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik bagian Neurologi. Dalam penyusunan laporan ini, penulis sangat menyadari keterbatasannya dan tanpa rekan-rekan sekalian, laporan ini tidak akan terselesaikan. Penulis sangat bersyukur untuk pembimbing yang sudah membantu menyelesaikan laporan ini, karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. dr. Haryo Teguh, Sp.S selaku pembimbing presentasi kasus saya. 2. Rekan-rekan kepaniteraan klinik neurologi RSUD Kardinah – Tegal, atas bantuan dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak hal yang kurang dalam laporan ini, untuk itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Penulis tetap berharap laporan ini dapat berguna bagi masyarakat maupun bagi ilmu pengetahuan di bidang kedokteran. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi memperoleh hasil yang lebih baik di dalam penyempurnaan laporan ini.



Tegal, Agustus 2015



Maulita Agustine STATUS ILMU PENYAKIT SYARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI 2



SMF NEUROLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH TEGAL



Nama Mahasiswa



: Maulita Agustine



NIM



: 030.10.171



Dokter Pembimbing



: dr. Haryo Teguh, Sp.S



IDENTITAS PASIEN Nama



: Tn. T



Jenis kelamin



: laki-



laki Umur



: 50 tahun



Suku bangsa



: Jawa



Status perkawinan



: Menikah



Agama



: Islam



Pekerjaan



: Wiraswasta



Pendidikan



: SD



Alamat



: Kaligayam RT/RW



Tanggal masuk RS



: 09/08/2015



05/02, Talang, Jawa Tengah



12.00 WIB



A. ANAMNESIS Diambil secara autoanamnesis dan alloanamnesis kepada ibu pasien, tanggal 15 Agustus 2015 pukul 07.30 di Bangsal Rosella RSUD Kardinah Tegal Keluhan Utama



: Kaku pada kedua tangan dan kedua kaki



Keluhan Tambahan



: Sulit menelan, tidak bisa bicara, kejang, perut kencang seperti papan, punggung kaku dan nafas terasa sesak.



Riwayat Penyakit Sekarang: Seorang pasien laki-laki, 50 tahun, datang ke UGD RSUD Kardinah Tegal (09 Agustus 2015, pukul 12.00 WIB) diantar keluarga dengan keluhan kaku pada kedua tangan dan kedua kaki sejak 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien mengaku sebulan yang lalu jatuh saat mengendarai motor dan terdapat luka pada kaki kanan. Setelah itu pasien dibawa ke klinik terdekat pasien mengaku luka dibersihkan karena sebelumnya luka tersebut kotor namun tidak 3



mendapat suntikan anti tetanus. 3 minggu setelahnya pasien mengeluh kaku pada kedua tangan dan kedua kaki, pasien tidak bisa berjalan, tidak bisa menggerakkan kaki dan tangannya, serta tidak bisa bicara. Keluhan tersebut memberat dan menyebar ke mulut, punggung dan perut sehingga pasien tidak bisa membuka mulutnya dan perut kencang seperti papan. Pasien juga mengeluh seluruh tubuh terasa nyeri, sulit menelan dan nafas terasa sesak. Selain itu pasien juga mengaku kejang yang terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya rangsangan. Pasien juga mempunyai riwayat batuk lama yang sudah dideritanya sebelum ini. Tidak ada mual atau muntah, tidak ada penurunan kesadaran, tidak ada demam, pilek, atau diare. Sebelumnya pasien tidak pernah mendapat imunisasi tetanus. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi namun pasien lupa nama obat yang dikonsumsinya. Riwayat kencing manis disangkal. Pasien sudah 6 hari belum BAB, BAK tidak ada keluhan. Makan dan minum baik, perlahan-lahan, tidak tersedak. Riwayat Penyakit Dahulu -



Riwayat penyakit darah tinggi (+)



-



Riwayat penyakit stroke disangkal



-



Riwayat penyakit kencing manis disangkal



-



Riwayat asma maupun alergi disangkal



-



Riwayat operasi sebelumnya disangkal



-



Riwayat penyakit jantung disangkal



-



Riwayat penyakit ginjal disangkal



-



Riwayat dispepsia disangkal



Riwayat Penyakit Keluarga -



Riwayat stroke disangkal



-



Riwayat penyakit kencing manis disangkal



-



Riwayat penyakit darah tinggi disangkal



-



Riwayat asma maupun alergi disangkal



-



Riwayat batuk lama atau penyakit kronis disangkal



-



Riwayat penyakit jantung dan ginjal disangkal



-



Riwayat kejang disangkal 4



Riwayat Kebiasaan -



Riwayat merokok (+)



-



Riwayat megkonsumsi kopi (+)



-



Riwayat mengkonsumsi alkohol (+)



-



Riwayat sering makan-makanan santan dan gorengan (+)



ANAMNESIS SISTEM Sistem Serebrospinal:



Demam (-) Kejang (+) Sakit kepala (+) Hemiparese (-) Sulit bicara (+)



Sistem Kardiovaskuler:



Jantung berdebar (-) Nyeri dada (-) Hipertensi (+)



Sistem Pernapasan:



Batuk (+) Pilek (-) Sesak napas (+)



Sistem Gastrointestinal:



Mual (-) Diare (-) Perut kaku (+) Sulit BAB (+) Sulit menelan (+)



Sistem Urogenital:



BAK lancar Nyeri (-) Panas (-) 5



Dapat menahan BAK Sistem Integumen:



Ruam-ruam (-) Kemerahan (-) Gatal (-) Ulkus pada kaki kanan (+)



Sistem muskuloskeletal:



Nyeri dan kaku pada punggung, kedua tangan dan kedua kaki (+)



B. PEMERIKSAAN FISIK (Dilakukan tanggal 15 Agustus 2015) Keadaan Umum Kesadaran



: Compos Mentis



Keadaan umum



: Tampak sakit sedang



Kesan gizi



: Kesan gizi cukup



Sianosis Ikterik Dehidrasi Ascites Edema Habitus Mobilitas Umur sesuai taksiran Cara berjalan Cara berbaring/duduk Cara berbicara Sikap pasien



: : : : : : : : : : : :



Atletikus Aktif Sesuai dengan usia sebenarnya Aktif Kooperatif dengan pemeriksa



Tanda Vital Tekanan Darah



: 180/110 mmHg



Nadi



: 100x /menit, regular, kuat, isi cukup, equal



Pernapasan



: 28x /menit, teratur, tipe pernafasan abdominotorakal



Suhu



: 36,8 ºC per axiler



Tinggi Badan



: 170 cm 6



Berat Badan



: 70 kg



BMI



: 24,2 kg/m2 (normal)



Aspek Kejiwaan Tingkah Laku



: Tenang



Alam Perasaan



: Biasa



Proses Pikir



: Wajar



Kulit Warna



: Sawo matang



Pigmentasi



: Merata



Efloresensi



: Ulkus pedis dextra Petekie



: Tidak Ada



Jaringan Parut



: Tidak ada



Ikterus



: Tidak ada



Pertumbuhan rambut



: Merata



Lembab/Kering



: Lembab



Suhu Raba



: Hangat



Pembuluh darah



: Tidak melebar



Keringat



: Tidak ada



Turgor



: Baik



Lapisan Lemak



: Sedikit



Sianosis



: Tidak ada



Oedem



: Tidak ada



Lain-lain



:-



Kelenjar Getah Bening Preaurikuler



: tidak teraba membesar



Retroaurikuler



: tidak teraba membesar



Submandibula



: tidak teraba membesar



Submental



: tidak teraba membesar



Leher



: tidak teraba membesar



Supraklavikula



: tidak teraba membesar



Inguinal



: tidak dilakukan pemeriksaan



Axilla



: tidak teraba membesar



Kepala 7



Ekspresi wajah



: Risus sardonicus (-)



Simetri muka



: Simetris



Bentuk



: Normocephali



Rambut



: Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut



Mata Exophthalamus



: Tidak ada



Enopthalamus



: Tidak ada



Kelopak



: Oedem ( - )



Lensa



: Jernih



Sklera



: Ikterik ( - )



Gerakan mata



: Sulit dinilai



Lapangan penglihatan



: Sulit dinilai



RCL



: +/+



Nistagmus



: Tidak ada



RCTL



: +/+



Konjungtiva



: Anemis ( - )



Visus



: Sulit dinilai



Bentuk



: Normotia



Membran timpani



: +/+



Liang telinga



: lapang



Penyumbatan



: -/-



Serumen



: +/+



Perdarahan



: -/-



Cairan/sekret



: -/-



Tuli



: -/-



Septum deviasi Cavum nasi Sekret Epistaxis



:(-) : lapang :(-) :(-)



Telinga



Hidung Bentuk Deformitas Pernafasan cuping hidung Concha Inferior



: normal :(-) :(-) : eutrofi



Mulut Bibir



: kering



Tonsil



: sulit dinilai



Langit-langit



: merah muda, DBN



Bau pernapasan : tidak ada



Gigi geligi



: caries, lengkap



Trismus



: tidak ada



Faring



: sulit dinilai



Selaput lendir



: ada



Lidah



: normoglosia, atrofi papil (-)



Mukosa



: tidak hiperemis



Leher 8



Tekanan Vena Jugularis (JVP)



: 5 - 1 cm H2O.



Kelenjar Tiroid



: tidak teraba membesar



Kelenjar Limfe



: tidak teraba membesar



Trakea



: letak di tengah



Thoraks Bentuk



: datar, simetris



Pembuluh darah



: tidak tampak



Deformitas



:-



Paru – Paru Pemeriksaan Inspeksi Kanan Kiri Palpasi Kanan



Perkusi Auskultasi



Depan Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis - Tidak ada benjolan



Belakang Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis - Tidak ada benjolan



Kiri



- Vocal fremitus (+) - Tidak ada benjolan



- Vocal fremitus (+) - Tidak ada benjolan



Kanan Kiri Kanan



- Vocal fremitus (+) Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru - Suara nafas vesikuler



- Vocal fremitus (+) Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru - Suara nafas vesikuler



Kiri



-Wheezing ( - ), Ronki (+) - Suara nafas vesikuler



-Wheezing ( - ), Ronki (+) - Suara nafas vesikuler



-Wheezing ( - ), Ronki (+)



-Wheezing ( - ), Ronki (+)



Jantung Inspeksi



: Tidak tampak pulsasi iktus cordis



Palpasi



: Teraba iktus cordis di ICS IV, 2 cm medial garis midklavikularis kiri



Perkusi



: Batas kanan



: ICS III-IV garis sternalis kanan dengan suara redup



Batas kiri



: ICS IV, 3 cm medial garis midklavikularis kiri dgn suara redup



Auskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, Gallop (-), Murmur (-).



9



Pembuluh Darah Arteri Temporalis



: teraba pulsasi



Arteri Karotis



: teraba pulsasi



Arteri Brakhialis



: teraba pulsasi



Arteri Radialis



: teraba pulsasi



Arteri Femoralis



: teraba pulsasi



Arteri Poplitea



: teraba pulsasi



Arteri Tibialis Posterior



: teraba pulsasi



Arteri Dorsalis Pedis



: teraba pulsasi



Abdomen Inspeksi



: Datar, warna sawo matang, tidak ikterik, tidak ada spider nervy, tidak ada efloresensi yang bermakna, tidak ada dilatasi vena.



Auskultasi



: Bising usus ( + ), 3x/menit



Palpasi



: Dinding perut : Rigid ( + ), nyeri tekan epigastrium ( - ), nyeri tekan abdomen (-) nyeri lepas ( - ) , defense muscular (-), massa (-) , undulasi (-), opistotonus (-).



Perkusi



Hati



: Tidak teraba



Limpa



: Tidak teraba



Ginjal



: Ballotement -/-, nyeri ketok CVA -/-



: Timpani di empat kuadran abdomen, pekak sisi (-) shifting dullness (-) nyeri ketuk (-)



Inguinal



: Tidak dilakukan pemeriksaan



Genitalia



: Tidak dilakukan pemeriksaan



Anggota Gerak Lengan



Kanan



Kiri



Otot Tonus



:



normotonus



normotonus



Massa



:



eutrofi



eutrofi



Sendi



:



normal



normal 10



Gerakan



:



aktif



aktif



Kekuatan



:



4



4



Oedem :



:



tidak ada



tidak ada



Lain-lain



:



Palmar eritema (-), ptechie (-), clubbing finger (-), akral dingin (-)



Tungkai dan Kaki



Kanan



Kiri



Otot Tonus



:



normotonus



normotonus



Massa



:



eutrofi



eutrofi



Sendi



:



normal



normal



Gerakan



:



aktif



aktif



Kekuatan



:



4



4



Oedem :



:



tidak ada



tidak ada



Nyeri tekan



:



-



-



CRT



:



3.Terjadi komplikasi yang serius seperti atelektasis, pneumonia dan lain-lain. 3. Berdasarkan tingkat penyakit tetanus a. Tetanus ringan Penderita diberikan penaganan dasar dan umum, meliputi pemberian antibiotik, HTIG/anti toksin, diazepam, membersihkan luka dan perawatan suportif seperti diatas. b.Tetanus sedang Penanganan umum seperti diatas. Bila diperlukan dilakukan intubasi atau trakeostomi dan pemasangan selang nasogastrik delam anestesia umum. Pemberian cairan parenteral, bila perlu diberikan nutrisi secara parenteral. 33



c. Tetanus berat Penanganan umum tetanus seperti diatas. Perawatan pada ruang perawatan intensif, trakeostomi atau intubasi dan pemakaian ventilator sangat dibutuhkan serta pemberikan cairan yang adekuat. Bila spasme sangat hebat dapat diberikan pankuronium bromid 0,02 mg/kgBB IV diikuti 0,05 mg/kg/dosis diberikan setiap 2-3 jam. Bila terjadi aktivitas simpatis yang berlebihan dapat diberikan beta bloker seperti propanolol(10). 6



Prognosis Rata-rata angka kematian akibat tetanus berkisar antara 25-75%, tetapi angka mortalitas dapat diturunkan



hingga 10-30 persen dengan perawatan kesehatan yang modern. Banyak faktor yang berperan penting dalam prognosis tetanus. Diantaranya adalah masa inkubasi, masa awitan, jenis luka, dan keadaan status imunitas pasien. Semakin pendek masa inkubasi, prognosisnya menjadi semakin buruk. Semakin pendek masa awitan, semakin buruk prognosis. Letak, jenis luka dan luas kerusakan jaringan turut memegang peran dalam menentukan prognosis. Jenis tetanus juga memengaruhi prognosis. Tetanus neonatorum dan tetanus sefalik harus dianggap sebagai tetanus berat, karena mempunyai prognosis buruk. Sebaliknya tetanus lokal yang memiliki prognosis baik. Pemberian antitoksin profilaksis dini meningkatkan angka kelangsungan hidup, meskipun terjadi tetanus(10). Tabel 1. Philip’s Score Waktu Masuk Masa Inkubasi



Skor Selama Perawatan Spasme



Skor



> 14 hari



1



Hanya trismus



1



> 10 hari



2



Kaku seluruh badan



2



5 – 10 hari



3



Kejang terbatas



3



2 – 5 hari



4



Kejang seluruh badan



4



< 48 jam Imunisasi



5



Optistotonus Frekuensi Spasme



5



Lengkap



0



6 x dalam 12 jam



1



< 10 tahun



2



Dengan rangsangan



2



> 10 tahun



4



Terkadang spontan



3



Ibu diimunisasi



8



Spontan < 3x per 15 menit



4



Tidak diimunisasi Luka Infeksi Suhu



10



Spontan > 3x per 15 menit Suhu



5



34



7



Tidak diketahui



1



36.7 - 37 C



1



Distal/perifer



2



37.1 – 37.7 C



2



Proksimal



3



37.8 – 38.2 C



4



Kepala



4



38.3 – 38.8 C



8



Badan Komplikasi



5



> 38.8 C Pernafasan



10



Tidak ada



1



Sedikit berubah



0



Ringan



2



Apnea saat kejang



2



Tidak membahayakan



4



Kadang apnea setelah kejang



4



Mengancam Nyawa (tidak langsung)



8



Selalu apnea setelah kejang



8



Mengancam nyawa



10



Perlu trakeostomi



10



Pencegahan



Pencegahan sangat penting, mengingat perawatan kasus tetanus sulit dan mahal. Untuk pencegahan, perlu dilakukan: 1



Imunisasi aktif Imunisasi dengan toksoid tetanus merupakan salah satu pencegahan yang sangat efektif. Angka kegagalannya relatif rendah. Terdapat dua jenis toksoid tetanus yang tersedia –adsorbed (aluminium salt precipitated) toxoid dan fluid toxoid. Toksoid tetanus tersedia dalam kemasan antigen tunggal, atau dikombinasi dengan toksoid difteri sebagai DT atau dengan toksoid difteri dan vaksin pertusis aselular sebagai DPT. Kombinasi toksoid difteri dan tetanus (DT) yang mengandung 10-12 Lf dapat diberikan pada anak yang memiliki kontraindikasi terhadap vaksin pertusis. Jenis imunisasi tergantung dari golongan umur dan jenis kelamin. Tetanus Toxoid harus diberikan jika riwayat booster terakhir lebih dari 10 tahun dan jika riwayat imunisasi tidak diketahui. Jika riwayat imunisasi terakhir lebih dari 10 tahun yang lalu, maka HTIG (Human Tetanus Immunoglobulin) juga harus diberikan. Dosis TT (tetanus toxoid) pada usia > 7 tahun adalah 0,5 ml IM. Untuk usia< 7 tahun, gunakan DPT atau DtaP sebagai pengganti TT. Jika kontraindikasi terhadap pertusis, berikan DT dengan dosis 0,5 ml IM. [10]Semua individu dewasa yang imun secara parsial atau tidak sama sekali hendaknya mendapatkan vaksin tetanus. Serial vaksinasi untuk dewasa terdiri atas tiga dosis: -



Dosis pertama dan kedua diberikan dengan jarak 4-8 minggu 35



-



Dosis ketiga diberikan 6-12 bulan setelah dosis pertama.



-



Dosis ulangan diberikan tiap 10 tahun dan dapat diberikan pada usia dekade pertengahan seperti 35, 45 dan seterusnya.



2



Perawatan Luka Perawatan luka harus segera dilakukan terutama pada luka tusuk, luka kotor atau luka yang diduga tercemar dengan spora tetanus. Perawatan luka dilakukan guna mencegah timbulnya jaringan anaerob. Jaringan nekrotik dan benda asing harus dibuang. Untuk pencegahan kasus tetanus neonatorum sangat bergantung pada penghindaran persalinan yang tidak aman, aborsi serta perawatan tali pusat selain dari imunisasi ibu. Pada perawatan tali pusat, penting diperhatikan hal-hal berikut ini : -



Jangan membungkus punting tali pusat/mengoleskan cairan/bahan apapun ke dalam punting tali pusat



Mengoleskan alkohol/povidon iodine masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat lembab



BAB III DAFTAR PUSTAKA



1



Ningsih



S,



Witarti



N.



Tetanus.



2007.



Available



from:



www.pediatrik.com/pediatrik/061031-joiq163.doc. Accessed: 18 Agustus 2015. 2



Lubis



UN.



Tetanus



Lokal



pada



Anak.



2004.



Available



from:



www.kalbe.co.id/files/cdk/files/15. Accessed: 18 Agustus 2015.



36



3



Azhali MS, Herry Garna, Aleh Ch, Djatnika S. Penyakit Infeksi dan Tropis. Dalam : Herry Garna, Heda Melinda, Sri Endah Rahayuningsih. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, edisi 3. FKUP/RSHS, Bandung, 2005 ; 209-213.



4



Rauscher LA. Tetanus. Dalam :Swash M, Oxbury J, penyunting. Clinical Neurology. Edinburg : Churchill Livingstone, 1991 ; 865-871



5



Behrman, Richard E., MD; Kliegman, Robert M.,MD ; Jenson Hal. B.,MD, Nelson Textbook of Pediatrics Vol 1” 17th edition W.B. Saunders Company. 2004



6



Udwadia FE, Tetanus. Bombay: Oxford University Press, 1993 : 305



7



Soedarmo, Sumarrno S.Poowo; Garna, Herry; Hadinegoro Sri Rejeki S, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi & Penyakit Tropis, Edisi pertama, Ikatan Dokter Anak Indonesia.



8



WHO News and activities. The Global Eliination of neonatal tetanus : progress to date, Bull WHO 1994; 72 : 155-157



9



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.2006.p 1777-1784



10 Widoyono. Penyakit Tropis epidemiology, penularan, pencegahan dan pemberantasannya. Edisi I Penerbit Erlangga. 2008 : p 29-33.



37