Laporan Kegiatan Penyuluhan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ANGGI
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN PSIKOLOGI KESEHATAN “ STOP BULLYING PADA REMAJA DI SMAN 1 MARTAPURA”



Disusun Oleh : KELOMPOK B1 Kelas B



Dosen Pengajar : Sukma Noor Akbar, M.Psi, Psikolog Jehan Safitri, M.Psi, Psikolog



PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2018



ANGGOTA KELOMPOK



No.



Nama



NIM



1.



Fataya Ramadhaniah Safitri



1610914120012



2.



Meina Rezkita



1610914220030



3.



Kadek Nur Indahsari



1610914220022



4.



Rakhmania Ramadanti



1610914220044



5.



Nendy Susanty



1610914320074



6.



Nurnafiasari Cahayati



1610914320076



7.



Kartika Rahmania Ghea Mustofa



1610914320046



8.



Anggi Dinda Pratiwi



1610914220004



9.



Azmi rahmadi



1610914310012



10.



Siti Maryam



1610914120036



11.



Nurul Husna



1610914320080



12.



Lintang Fajarisya



1610914220024



13.



Lia Rahmi



1610914320050



14.



M. Arya Pasya



1610914310064



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini guna memenuhi Tugas Psikologi Kesehatan dengan rangkaian Penyuluhan Kesehatan Mental di SMAN 1 Martapura dan kami juga sangat berterima kasih dosen pengajar kami. Kami sangat berharap hasil laporan ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Semoga hasil dari tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan yang membangun dari para pembaca demi perbaikan tugas yang telah kami buat di masa yang akan datang.



Banjarbaru, 15 Oktober 2018



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



Anggota Kelompok .....................................................................................



i



Kata Pengantar ............................................................................................



ii



Daftar isi .......................................................................................................



iii



Ringkasan ....................................................................................................



iv



BAB I PENDAHULUAN ............................................................................



1



A. Latar belakang .............................................................................



1



B. Tujuan Kegiatan ...........................................................................



2



C. Manfaat Kegiatan ........................................................................



2



D. Target dan Luaran .......................................................................



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................



4



BAB III METODE PELAKSANAAN ....................................................... 12 A. Kerangka Pemecahan Masalah .................................................... 12 B. Realisasi Pemecahan Masalah ..................................................... 15 C. Sasaran ......................................................................................... 15 D. Metode Kegiatan ......................................................................... 16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 19 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 23 LAMPIRAN ................................................................................................. 24



iii



RINGKASAN



Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanan dan masa dewasa. Pada masa ini, remaja akan melalui fase dimana mereka mencapai kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis, dan dimana mereka mencari jati diri mereka. Bia proses pencarian jati diri ini gagal, maka yang terjadi adalah remaja mulai meragukan peranan dan fungsi dirinya ditengah masyarakat. Tidak bisa dipungkiri kekerasan terhadap anak atau remaja yang dikenal dengan istilah bullying merupakan salah satu tindakan agresi yang dilakukan satu orang dengan ujuan untuk menyakiti dan mengganggu korban yang dianggap lebih lemah darinya. Mereka yang menjadi korban bullying menjadi kesulitan dalam bergaul. Masih banyak yang menganggap dampak dari aksi bullying ini tidaklah penting, ada pula yang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang wajar buat menguatkan mental seseorang tetapi sebenarnya secara tidak langsung dapat merendahkan mental seseorang, misalnya sering dibental-bentak, diejek, digosipkan, dipukul, ditendang, bahkan dipermalukan akhirnya seseorang tersebut bisa menjandi pendendam atau penakut. Kegiatan penyuluhan Stop Bullying Pada Remaja yang dilaksanakan di SMAN 1 Martapura diharapkan mampu memberikan edukasi kepada para siswa-siswi di kalangan remaja mengenai dampak buruk ketika seseorang menjadi korban bullying dan agar menghindari mereka menjadi pelaku bullying tersebut. Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan menjadi salahsatu solusi untuk mengatasi bully dikalangan remaja sehingga sekolah dapat menciptakan budaya belajar yang baik tanpa rasa takut melalui pendidikan karakter, menciptakan kebijakan pencegahan bullying di sejolah dengan turutserta melibatkan siswa. Selain itu agar bullying tidak lagi terjadi dikalangan remaja khususnya disekolah, sebaiknya sekolah mendukung kelompok-kelompok kegiatan positif agar diikuti oleh seluruh siswa, mengadakan akses pengaduan dan forum dialog antara siswa dan sekolah, atau orangtua dan sekolah, dan membangun aturan sekolah dan sanksi yang jelas terhadap tindakan bullying.



iv



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Salah satu bentuk perilaku negatif yang terjadi dikalangan remaja adalah bullying, kasus bullying terus meningkat pada masa remaja. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan bahwa di Indonesia kasus bullying menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat selama beberapa tahun terakhir, dimana jumlah kasus pendidikan di KPAI per tanggal 30 Mei 2018 berjumlah 161 kasus, dari jumlah tersebut terungkap data anak korban kasus kekerasan dan bullying mencapai 22,4% dan anak pelaku kekerasan dan bullying mencapai 25,5%. Konsep bullying pertama kali diperkenalkan oleh Olweus pada tahun 1973, yang diartikan sebagai suatu bentuk dari perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja untuk menjahati atau membuat individu merasa kesusahan, terjadi berulang kali dari waktu ke waktu dan berlangsung dalam suatu hubungan yang tidak terdapat keseimbangan kekuasaan maupun kekuatan. Meningkatnya kasus bullying tidak terlepas dari pihak-pihak yang terlibat dalam tindak bullying, seperti pelaku, korban, pelaku-korban, dan pengamat atau yang dikenal dengan sebutan bystanders Upaya mencegah dan mengatasi bullying perlu dilakukan tindakan intervensi pada pihak pelaku terlebih dahulu, hal ini dikarenakan pelaku bullying cenderung melibatkan lebih dari satu orang untuk melakukan tindakan bullying, sehingga membuat kasus bullying terus meningkat karena semakin banyaknya individu yang menjadi pelaku. Bullying perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua kalangan masyarakat, hal ini dikarenakan sebagian besar tindakan bullying terjadi di lingkungan sekolah dapat berdampak pada kesehatan mental siswa di sekolah.



1



Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas, maka untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, kami Mahasiswa Psikologi Universitas Lambung Mangkurat mengadakan penyuluhan tentang stop bullying pada remaja di SMAN 1 Martapura dengan memberikan edukasi mengenai apa itu bullying, apa saja bentuk-bentuk bullying itu, macam-macam Bullying, apa dampak dari Bullying, bagaimana cara mengatasi bila terjadi bullying di lingkungan sekitar kita.



B. Tujuan a) Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan murid-murid dapat memahami dan menerapkan perilaku stop bullying dalam kehidupan sehari-hari terutama di dalam lingkup pertemanan dan di lingkungan sekolah.



b) Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ini murid-murid dapat : a. Mengetahui apa itu bullying b. Mengetahui dampak-dampak dari perilaku bullying c. Mengetahui cara mengatasi perilaku bullying d. Mampu menghindari perilaku bullying



C. Manfaat Penyuluhan 1. Penyuluhan ini mampu memberikan gambaran bagi warga sekolah mengenai dinamika bullying di sekolah sehingga warga sekolah lebih mengetahui gambaran mengenai bullying di sekolah tersebut. Gambaran & dinamika ini dapat dijadikan salah satu data dalam upaya sekolah menangani bullying. 2. Bagi orang tua dengan adanya penyuluhan ini orang tua mampu untuk melihat gambaran bullying terkait dengan dinamika bullying di sekolah.



2



3. Bagi para praktisi di ranah psikologi pendidikan di harapkan penyuluhan ini dapat memberikan sumbangan keilmuan dan dapat dijadikan salah satu referensi bagi penyuluhan selanjutnya. Selain itu dapat dijadikan salah satu referensi bagi praktisi ketika akan melakukan intervensi terkait dengan bullying di sekolah. 4. Bagi masyarakat memberikan gambaran tentang dinamika bullying di sekolah.



D. Target dan luaran Berdasarkan kegiatan yang telah disusun dan dilaksanakan sebagai upaya untuk memberikan psikoedukasi agar meningkatkan kesadaran bahaya perilaku bullying dikalangan remaja, kegiatan ini dilaksanan di SMAN 1 MARTAPURA. Kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu upaya untuk menghentikan perilaku bullying baik secara verbal maupun non verbal yang sangat marak terjadi dikalangan remaja zaman sekarang. Dengan demikian target luaran yang sudah dicapai pada kegiatan ini adalah : 1. Peningkatan kesadaran terhadap perilaku bullying 2. Dapat menambah pengetahuan tentang dampak-dampak bullying 3. Bagaimana cara mengatasi/menangani perilaku bullying



3



dari perilaku



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Pengertian Bullying Definisi bullying merupakan



sebuah



kata



serapan



dari



bahasa



Inggris. Bullying berasal dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang yang lemah. Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai masyarakat untuk menggambarkan fenomena bullying di antaranya adalah penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi (Susanti, 2006). Barbara Coloroso (2003:44) : “Bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui ancaman agresi dan menimbulkan terror. Termasuk juga tindakan yang direncanakan maupun yang spontan bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, dihadapan seseorang atau di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan oleh seorang anak atau kelompok anak. Banyak



para



ahli



yang



mengemukakan



pendapatnya



mengenai bullying. Seperti pendapat Olweus (1993) dalam pikiran rakyat, 5 Juli 2007: “Bullying can consist of any action that is used to hurt another child repeatedly and without cause”. Bullying merupakan perilaku yang ditujukan untuk melukai siswa lain secara terus-menerus dan tanpa sebab. Sedangkan menurut Rigby (2005; dalam Anesty, 2009) merumuskan bahwa “bullying” merupakan sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok orang yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang dan dilakukan dengan perasaan senang (Retno Astuti, 2008: 3).Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2001) mendefinisikan school bullying sebagai perilaku agresif kekuasaan terhadap siswa yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/kelompok siswa yang memiliki



4



kekuasaan, terhadap siswa lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Beberapa



ahli



meragukan



pengertian-pengertian



di



atas



bahwa bullying hanya sekedar keinginan untuk menyakiti orang lain, mereka memandang bahwa “keinginan untuk menyakiti seseorang” dan “benar-be nar menyakiti seseorang” merupakan dua hal yang jelas berbeda. Oleh karena itu beberapa ahli psikologi menambahkan bahwa bullying merupakan sesuatu yang dilakukan bukan sekedar dipikirkan oleh pelakunya, keinginan untuk menyakiti orang lain dalam bullying selalu diikuti oleh tindakan negatif. Dari



berbagai



definisi



di



atas



dapat



disimpulkan



bahwa bullying merupakan serangan berulang secara fisik, psikologis, sosial, ataupun verbal, yang dilakukan dalam posisi kekuatan yang secara situasional didefinisikan



untuk



keuntungan



atau



kepuasan



mereka



sendiri. Bullying merupakan bentuk awal dari perilaku agresif yaitu tingkah laku yang kasar. Bisa secara fisik, psikis, melalui kata-kata, ataupun kombinasi dari ketiganya. Hal itu bisa dilakukan oleh kelompok atau individu. Pelaku mengambil keuntungan dari orang lain yang dilihatnya mudah diserang. Tindakannya bisa dengan mengejek nama, korban diganggu atau diasingkan dan dapat merugikan korban. B. Jenis – Jenis Tindakan Bullying Barbara Coloroso (2006:47-50) membagi jenis-jenis bullying kedalam empat jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Bullying secara verbal; perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual



atau



pelecehan seksual,



terror, surat-surat



yang



mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-kusuk yang keji dan



keliru,



gosip



dan



sebagainya.



Dari



ketiga



jenis bullying,



bullying dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan



dan bullying bentuk



verbal



5



akan



menjadi



awal



dari



perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut. 2. Bullying secara fisik; yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli, menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi,



namun



kejadian bullying secara



fisik



tidak



sebanyak bullying dalam bentuk lain. Remaja yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk fisik kerap merupakan remaja yang paling bermasalah dan cenderung akan beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut. 3. Bullying secara relasional; adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam bentuk ini cenderung perilaku bullying yang paling sulit dideteksi dari luar. Bullying secara relasional mencapai puncak kekuatannya diawal masa remaja, karena saat itu tejadi perubahan fisik, mental emosional dan seksual remaja. Ini adalah saat ketika remaja mencoba untuk mengetahui diri mereka dan menyesuaikan diri dengan teman sebaya. 4. Bullying elektronik; merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan. Bullying jenis ini biasanya dilakukan oleh kelompok remaja yang telah memiliki pemahaman cukup baik terhadap sarana teknologi informasi dan media elektronik lainnya.



6



Pada



umumnya,



menggunakan bullying secara



anak fisik



laki-laki dan



anak



lebih



banyak



wanita



banyak



menggunakan bullying relasional/emosional, namun keduanya sama-sama menggunakan bullying verbal. Perbedaan ini, lebih berkaitan dengan pola sosialisasi yang terjadi antara anak laki-laki dan perempuan (Coloroso, 2006:51).



C. Faktor Penyebab Bullying Bullying dapat terjadi dimana saja, di perkotaan, pedesaan, sekolah negeri, sekolah swasta, di waktu sekolah maupun di luar waktu sekolah. Bullying terjadi karena interaksi dari berbagai faktor yang dapat berasal dari pelaku, korban, dan lingkungan dimana bullying tersebut terjadi. Pada umumnya, anak-anak korban bullying memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko berikut: 



Dianggap “berbeda”, misalnya memiliki ciri fisik tertentu yang mencolok seperti lebih kurus, gemuk, tinggi, atau pendek dibandingkan dengan yang lain, berbeda dalam status ekonomi, memiliki hobi yang tidak lazim, atau menjadi siswa/siswi baru.







Dianggap lemah atau tidak dapat membela dirinya.







Memiliki rasa percaya diri yang rendah.







Kurang populer dibandingkan dengan yang lain, tidak memiliki banyak teman. Sedangkan untuk pelaku bullying, Ada beberapa karakteristik anak yang



memiliki kecenderungan lebih besar untuk menjadi pelaku bullying, yaitu mereka yang: 



Peduli dengan popularitas, memiliki banyak teman, dan senang menjadi pemimpin diantara teman-temannya. Mereka dapat berasal dari keluarga yang berkecukupan, memiliki rasa percaya diri tinggi, dan memiliki



7



prestasi bagus di sekolah. Biasanya mereka melakukan bullying untuk meningkatkan status dan popularitas di antara teman-teman mereka. 



Pernah menjadi korban bullying. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan diterima dalam pergaulan, kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah, mudah terbawa emosi, merasa kesepian dan mengalami depresi.







Memiliki rasa percaya diri yang rendah, atau mudah dipengaruhi oleh teman-temannya. Mereka dapat menjadi pelaku bullying karena mengikuti perilaku teman-teman mereka yang melakukan bullying, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam penelitian Riauskina, Djuwita, dan Soesetio, (2005)



alasan



seseorang melakukan bullying adalah karena korban mempunyai persepsi bahwa pelaku melakukan bullying karena tradisi, balas dendam karena dia dulu diperlakukan sama (menurut korban laki-laki), ingin menunjukkan kekuasaan, marah karena korban tidak berperilaku sesuai dengan yang diharapkan, mendapatkan kepuasan (menurut korban laki – laki ), dan iri hati (menurut korban perempuan). Adapun korban juga mempersepsikan dirinya sendiri menjadi korban bullying karena penampilan yang menyolok, tidak berperilaku dengan sesuai, perilaku dianggap tidak sopan, dan tradisi. Menurut psikolog Seto Mulyadi, Bullying disebabkan karena : 1. Menurutnya, saat ini remaja di Indonesia penuh dengan tekanan. Terutama yang datang dari sekolah akibat kurikulum yang padat dan teknik pengajaran yang terlalu kaku. Sehingga sulit bagi remaja untuk menyalurkan bakat nonakademisnya Penyalurannya dengan kejahilankejahilan dan menyiksa. 2. Budaya feodalisme yang masih kental di masyarakat juga dapat menjadi salah satu penyebab bullying sebagai wujudnya adalah timbul budaya senioritas, yang bawah harus nurut sama yang atas.



Perilaku bullying pada anak, bisa dikarenakan : 8



1. Teori Instink Mc Dougall Menurut Mc Dougall dalam diri setiap orang terdapat instink untuk menyerang dan berkelahi. Dorongan dari naluri ini yaitu rasa marah karena suatu hal terutama karena merasa terancam atau kebutuhannya tidak terpenuhi. Jadi ia melakukan bullying untuk melepaskan emosi yang ia pendam. 2. Teori Belajar Sosial (Social Learning) Teori belajar sosial yang dicetuskan oleh Bandura menekankan bahwa kondisi lingkungan dapat memberikan dan memelihara responrespon kekerasan pada diri seseorang. Asumsi dasar dari teori ini yaitu sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan yang dilakukan anak atas tingkah laku yang ditampilkan oleh individu–individu lain yang menjadi model, yang biasanya adalah orang terdekat di lingkungannya seperti orang tua. Anak–anak yang melihat model orang dewasa melakukan kekerasan secara kosisten ia akan memiliki kecenderungan berperilaku kekerasan bila dibandingkan dengan anak-anak yang melihat model orang dewasa yang tidakmelakukan kekerasan. 3. Pengaruh media Tayangan televisi yang bebas di Indonesia, dari film kartun hiburan anak-anak, adegan di sinetron, berita kekerasan di daerah lain yang dapat dilihat secara bebas oleh anak-anak dapat memberikan mereka contoh perilaku kekrasan yang akan ia praktekkan di sekolah. Atau bila ia melihat hal itu secara terus menerus maka keempatiannya terhadap perilaku kekerasan itu makin memudar, ia akan menganggap kekerasan itu adalah hal yang wajar.



D. Dampak Tindakan Bullying Bullying memiliki berbagai dampak negatif yang dapat dirasakan oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya, baik pelaku, korban, ataupun orangorang yang menyaksikan tindakan bullying.



9



1. Dampak bagi korban Hasil studi yang dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center Sanders (2003; dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu yang lama, dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan depreasi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri (commited suicide). Coloroso (2006) mengemukakan bahayanya jika bullying menimpa korban secara berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi para korban, yaitu korban akan merasa depresi dan marah, Ia marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Hal tersebut kemudan mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Berhubung tidak mampu lagi muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur lebih jauh lagi ke dalam pengasingan. Terkait dengan konsekuensi bullying, penelitian Banks (1993, dalam Northwest Regional Educational Laboratory, 2001; dan dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa perilaku bullying berkontribusi terhadap rendahnya tingkat kehadiran, rendahnya prestasi akademik siswa, rendahnya self-esteem, tingginya depresi, tingginya kenakalan remaja dan kejahatan orang dewasa. Dampak negatif bullying juga tampak pada penurunan skor tes kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis siswa. Berbagai penelitian juga menunjukkan hubungan antara bullying dengan meningkatnya depresi dan agresi.



2. Dampak bagi pelaku



10



Sanders (2003; dalam Anesty, 2009) National Youth Violence Prevention mengemukakan bahwa pada umumnya, para pelaku ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif, toleransi yang rendah terhadap frustasi. Para pelaku bullying ini memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati terhadap targetnya. Apa yang diungkapkan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Coloroso (2006:72) mengungkapkan bahwa siswa akan terperangkap dalam peran pelaku bullying, tidak dapat mengembangkan hubungan yang sehat, kurang cakap untuk memandang dari perspektif lain, tidak memiliki empati, serta menganggap bahwa dirinya kuat dan disukai sehingga dapat mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan datang. Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terusmenerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal lainnya.



Berdasarkan paparan di atas, dapat kita lihat bahwa bullying memiliki dampak yang luas terhadap semua orang yang terlibat di dalamnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang.



11



BAB III METODE PELAKSANAAN



A. Kerangka Pemecahan Masalah Studi pendahuluan meliputi Penyuluhan dengan pihak sekolah SMA Negeri 1 Martapura. Studi pendahuluan ada terbagi dua, yaitu : 1. Studi Lapang Meliputi penyuluhan serta memberitahukan edukasi dan mengatasi tentang kasus bullying yang kerap terjadi di sekolah. 2. Studi Pustaka Studi pustaka sebagai dasar untuk memperoleh referensi yang baik agar penyuluhan dapat dipertanggungjawabkan secara teori. Studi pustaka berisikan teori yang berhubungan dengan objek penelitian.



a) Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Melakukan penyuluhan dengan mencari informasi yang dibutuhkan pada saat pelaksaan penyuluhan. Pemberian edukasi tentang bullying yang dapat dipertanggungjawabkan serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh remaja-remaja disekolah tersebut.



b) Prosedur Kerja Alat : 



ATK







Laptop







LCD Proyektor



Bahan :



12







Materi Edukasi







Video Kasus Bullying







Quesioner



Langkah-langkah : 1. Membuat jadwal penyuluhan 2. Menetapkan sasaran penyuluhan 3. Membuat surat tugas 4. Membuat surat pemberitahuan ke sekolah mengenai jadwal penyuluha (hari dan jamnya) dan mengirimkannya ke sekolah tujuan. 5. Mempersiapkan bahan dan alat 6. Melakukan penyuluhan a) Mengumpulkan siswa dalam satu kelas b) Pembukaan c) Penyajian materi d) Tanya jawab e) Pemberian hadiah dan snack



c) Persoalan dan Solusi a. Bentuk dan modus bullying : 1. Fisik (tendangan, pukulan, jambakan, tinju, tamparan, lempar benda, meludahi, mencubit, merusak, membotaki, mengeroyok, menelanjangi, push up berlebihan, menjemur, mencuci WC, lari keliling lapangan yang berlebihan/ tidak mengetahui kondisi siswa, menyundut rokok,dll). 2. Verbal (mencaci maki, mengejek, memberi label/ julukan jelek, mencela, memanggil dengan nama bapaknya, mengumpat, memarahi, meledek, mengancam, dll). 3. Psikis (pelecehan seksual, memfitnah, menyingkirkan, mengucilkan, mendiamkan, mencibir, penghinaan, menyebarkan gosip).



13



b. Solusi 1. Buktikan kalau kita itu lebih hebat dari mereka. Setiap manusia pasti lemah. Tetapi, di mata pembully kita memang lemah. Sesungguhnya, jika kita memiliki kelebihan, kita bisa membuktikan kalau kita lebih hebat daripada mereka. Misalnya, pintar metematika, jago bulutangkis, dan lain-lain. Dengan begitu, mereka akan sadar kalau mereka sesungguhnya mempunyai kelemahan. 2. Usaha bangkit dari diri sendiri. Jika kita ingin bebas dari bullying, semuanya dimulai dari diri sendiri. Mengapa? Sebab jika kita tidak mencari cara untuk bangkit dari bullying tersebut, kita akan terus dikekang oleh orang yang menyakiti diri kita. Jika kita tidak bisa meakukannya, siapa lagi yang ingin menolong kita? Ada benarnya juga, jika kita ingin bebas dari bullying, kita perlu seorang teman. Tetapi, lebih baik kita bangkit dari bullying dari inisiatif diri sendiri. 3. Berani melaporkannya ke orang tua atau guru. Jika kita dibully, lebih baik minta bantuan kepada orang tua atau guru. Agar, kita bisa terbuka apa yang terjadi dengan diri kita. Jangan menutupi apa yang terjadi dengan diri kita. Karena itu hanya akan memperburuk masalah dan membuat kita menjadi takut bergaul dengan orang lain. Lebih baik terbuka dengan orang yang kita percaya seperti guru, orang tua, atau sahabat curhat kita. 4. Jangan mencoba mengakhiri hidup. Ini sangat penting! Jangan mencoba mengakhiri hidup. 5. Mengapa? Sudah mendapatkan dosa, mengecewakan orang tua, dan pembully itu puas dengan apa yang dilakukan oleh diri kita sendiri. Jadi, jangan mencoba mengakhiri hidup. Selesaikan dengan cara yang baik dan



berkonsultasi dengan orang yang kita percaya agar kita



mendapatkan jalan keluar untuk mengatasi masalah yang kita alami. 6. Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdoalah kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi kesabaran dalam menghadapi masalah. Tuhan menopang kita. Tuhan melihat apa yang mereka perbuat. Tuhan juga



14



akan memberi mereka hukuman yang setimpal dengan kita. Tuhan mengasihi kita agar kita bisa melewati masalah dan membuat kita tersenyum.



B. Realisasi Pemecahan Masalah Penyuluhan tentang Bullying dalam rangka memeriahkan hari peringatan kesehatan mental sedunia di laksanakan pada : Hari/Tanggal



: Jum’at, 12 Oktober 2018



Waktu



: pukul 09.45 WITA (jam pelajaran ke 3)



Tempat



: SMAN 1 Martapura (kelas XI IPS 1)



Durasi



: 2 jam



Kegiatan berlangsung dengan baik didukung oleh para siswa yang antusias memperhatikan materi yang diberikan kepada mereka. Disertai dengan penayangan video tentang bullying dan dampaknya membuat para peserta mengerti materi yang diberikan. Pertanyaan pun banyak diberikan kepada tim penyuluhan. Mereka juga mampu menyimpulkan materi yang diberikan.



C. Sasaran Sasaran kegiatan yang ingin dicapai oleh tim Penyuluhan Psikologi Kesehatan Program Studi Psikologi adalah terbentuknya pribadi yang memiliki seperangkat pengetahuan, nilai dan sikap serta pola perilaku yang mencerminkan keperdulian terhadap kesehatan mental terutama pada kasus “Bullying”. Diperlukan penyelenggaraan penyuluhan mengenai “Bullying” disekolah dilihat dari banyaknya kasus bullying yang terjadi disekolah, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Penyuluhan memfokuskan sasaran kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Martapura kelas XI IPS 1. Adapun peran dan manfaat yang diperoleh oleh khalayak sasaran masing-masing pihak terkait adalah :



15



1. Guru-guru SMA Negeri 1 Martapura adalah sebagai pemberi ijin pelaksanaan kegiatan di SMA Negeri 1 Martapura. Guru-guru sendiri akan mengetahui seberapa penting kesehatan mental terhadap perkembangan siswa-siswi nya. 2. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Martapura kelas XI IPS 1 adalah sebagai objek utama dalam penyuluhan kesehatan mental mengenai “bullying” . Sasaran kegiatan ini akan menambah pengetahuan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental dan pengetahuan yang mendalam mengenai “bullying”. 3. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Unlam sebagai pelindung dari pelaksanaan kegiatan ini akan mendapatkan kontribusi berupa pengembangan wilayah kerjasama dan semakin dikenal oleh masyarakat sebagai wujud dari kepedulian khususnya di bidang Psikologi Kesehatan.



D. Metode Kegiatan Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas XI IPS 1 SMAN 1 Martapura. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini



yaitu dengan



psikoedukasi, penjelasan materi, pemutaran video, dan memberikan kuisioner yang mana metode tersebut bertujuan untuk lebih mengenal lebih jauh tentang bullying dan kesehatan mental. 1. Psikoedukasi Psikoedukasi adalah suatu intervensi yang dapat dilakukan pada individu, keluarga, dan kelompok yang fokus pada mendidik partisipannya mengenai tantangan signifikan dalam hidup, membantu partisipan mengembangkan sumber-sumber dukungan dan dukungan sosial dalam menghadapi tantangan tersebut, dan mengembangkan keterampilan coping untuk menghadapi tantangan tersebut. (Griffith, 2006 dikutip dari Walsh, 2010). Menurut Mottaghipour dan Bickerton (2005), psikoedukasi merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada individu dan keluarga



16



untuk memperkuat stategi koping atau suatu cara khusus dalam menangani kesulitan perubahan mental. Psikoedukasi dirancang terutama untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit serta mengajarkan teknik yang dapat membantu keluarga untuk mengetahui gejala-gejala penyimpangan perilaku, serta peningkatan dukungan bagi anggota keluarga itu sendiri (Stuart & Sundeen, 2005).



2. Penjelasan materi Menjelaskan materi tentang bullying yaitu, pengertian bullying, penyebab bullying, bentuk-bentuk bullying, macam-macam bullying, dampak negatif bullying, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan mental.



3. Pemutaran video Pemutaran video yang dilakukan untuk mengetahui apakah siswa menyaksikan dan mendapat makna dari pemutaran video tersebut, dan isi dari video tersebut tentang bagaimana bullying terjadi dan bagaimana sikap terhadap dampak dari bullying tersebut.



4. Self-Reporting Questionnaire-29 Untuk



dapat



mengetahui



keseatan



mental



siswa



dapat



menggunakan Self Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20) dari WHO yang dapat mendeteksi adanya gejala gangguan kesehatan mental. Dengan menggunakan 29 pertanyaan dengan interpretasi: 



Apabila terdapat



5 atau lebih jawaban YA pada no 1-20 berarti



terdapat masalah psikologis seperti cemas dan depresi. 



Apabila terdapat jawaban YA pada No. 21 berarti terdapat penggunaan zat psikoaktif/narkoba.



17







Apabila terdapat satu atau lebih jawaban YA dari no. 22-24 berarti terdapat gejala gangguan psikotik (gangguan dalam penilaian realitas) yang perlu penanganan serius.







Apabila terdapat satu atau lebih jawaban YA dari no. 25-29 berarti terdapat gejala-gejala gangguan



PTSD (Post Traumatic Stress



Disorder) / gangguan stres setelah trauma. Setiap gangguan yang ditemukan sebaiknya segera dilakukan intervensi untuk mengatasinya. Hal yang dapat dilakukan antara lain adalah : 



Kemampuan mengatasi masalah yang perlu ditingkatkan (problem solving), ada tips mengatasi masalah yaitu 4A ( Avoid, Alter, Adapt, Accept). Avoid, mencoba menghindari masalah bila memungkinkan; Alter, mengurangi beban masalah dengan melakukan prioritas penyelesaian masalah, delegasi, atau minta pertolongan orang lain dalam menyelesaikannya, Adapt, mencoba beradaptasi dengan masalah yang sedang dihadapi dengan cara mengurangi waktu santai, meningkatkan intensitas penyelesaian masalah, mengurangi waktu tidur; Accept, menerima dengan lapang dada bila memang masalah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan baik.







Manajamen stres yang baik : pengaturan waktu, olah raga, tidur cukup, pola makan yang sehat, memiliki hubungan relasi yang membangun dengan



orang



lain,



relaksasi



(progresive



muscle



relaxation,



mendengarkan musik, nonton, waktu santai), memiliki sudut pandang positif dalam kehidupan, dan kehidupan spiritual yang baik. 



Berkonsultasi dengan profesional kesehatan jiwa seperti Psikiater, psikolog, dokter umum, perawat jiwa, pekerja sosial, rohaniawan akan membantu penyelesaian masalah/gangguan kejiwaan yang dialami secara bertahap.



18



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Pada hari Jum’at, 12 Oktober 2018 kami melaksanakan penyuluhan di SMA Negeri 1 Martapura. Penyuluhan tersebut untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia. Penyuluhan yang kami berikan berkaitan dengan Bullying. Kami memilih tema Stop Bullying pada remaja karena kami merasa penting untuk memberikan edukasi kepada para remaja agar tidak ada lagi kasus-kasus yang berkaitan dengan Bullying di masyarakat. Karena bila tidak dicegah dari sedini mungkin maka akan terus berlanjut kasus-kasus yang berkaitan dengan Bullying bahkan bisa sampai kasus pembunuhan. Pada penyuluhan tersebut kami memberikan edukasi mengenai apa itu bullying, apa saja bentuk-bentuk bullying itu, macam-macam Bullying, apa dampak dari Bullying, bagaimana cara mengatasi bila terjadi bullying di lingkungan sekitar kita. Dalam penyuluhan tersebut kami juga berinteraksi dengan para siswa dan siswi disana untuk mengetahui kasus-kasus Bullying apa saja yang pernah mereka alami. Pada akhirnya ada beberapa siswa yang bercerita mengenai kasus Bullying yang pernah mereka alami. Kasus yang pernah dialami contohnya seperti ada seorang siswa yang tidak bisa berbicara atau mengucapkan bahasa inggris, sehingga seluruh siswa di kelas itu sering membully siswa tersebut karena keterbatasan berbahasa inggris. Namun, siswa tersebut cukup bisa mengendalikan situasi dengan baik. Dengan cemoohan yang dilakukan oleh teman-teannya justru membuat anak itu bangkit dan berusaha lebih baik lagi untuk belajar berbahasa inggris. Cemoohan itu justru dijadikannya sebagai cambuk atau suatu pendorong (motivasi) untuk menjadi orang yang lebih baik.



19



Dari penyuluhan tersebut juga diharapkan mampu membuka pemahaman atau pengetahuan kepada para siswa bahwa bullying sangatlah tidak baik bila dilakukan di kehidupan sehari-hari. Kami juga memberikan sebuah video yang mampu menjelaskan bagaimana dampat negatif dari bullying itu sendiri. Dalam video yang kami tampilkan daopat dipahami bahwa bila kita melakukan bullying pada seseorang maka akan sangat mempengaruhi kehidupan orang tersebut, bahkan diri kita sendiri pun bisa terkena imbasnya atau mendapat balasan (karma) atas apa yang telah kita perbuat. Di dalam penyuluhan tersebut juga dilakukan screening yang berguna untuk mendeteksi gejala-gejala yang diakibatkan oleh Bullying. Dengan memberikan sebuah kuesioner yang berkaitan dengan pernyataanpernyataan yang menggambarkan kondisi siswa saat itu.



B. Pembahasan Dari penyuluhan yang dilakukan oleh kami sedikit telah merubah atau menambah pengetahuan atau pemahaman dari para siswa untuk tidak melakukan bullying lagi. Sesuai dengan teori yang ada bahwa bullying itu memberikan dampak yang buruk seperti munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur, Masalah tersebut kemungkinan akan terbawa hingga korban dewasa, Keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot, Rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, Penurunan semangat belajar dan prestasi akademis, Dalam kasus yang cukup langka, korban bullying mungkin akan menunjukkan sifat kekerasan dan akhirnya bunuh diri. Kami juga memberikan insight bahwa untuk mengatasi bullying semua pihak harus bekerja sama dan saling berkontribusi dan memberikan sanksi yang tegas kepada para pelaku bullying agar ada efek jera untuk menghilangkan perilaku bullying. Sesuai dengan teori yang ada bahwa untuk mengatasi bullying yang terjadi paling ideal adalah apabila ada kebijakan dan tindakan terintegrasi yang melibatkan seluruh komponen



20



mulai dari guru, murid, kepala sekolah, sampai orangtua, yang bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying dan menjamin rasa aman bagi korban. Selanjutnya ada Program anti-bullying di sekolah dilakukan antara lain dengan cara menggiatkan pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku, atau melakukan kampanye melalui berbagai cara, Memasukkan materi bullying ke dalam pembelajaran akan berdampak positif bagi pengembangan pribadi para murid dan kami berharap para siswa/i dapat lebih peka terhadap lingkungannya. Dari penyuluhan yang kami lakukan pun dapat disimpulkan bahwa sehat itu bukan saja sehat secara fisik namun juga sehat secara psikologis, yang berarti bahwa kita tidak bisa mengabaikan bullying karena akan menghancurkan mental dari seseorang tersebut. Seharusnya kita bersamasama berkontribusi untuk menjaga tubuh agar sehat secara fisik dan psikologis agar mencapai hidup yang bahagia.



21



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



Di dalam masa remaja, kata bullying sudah tidak asing lagi bagi mereka. Dimana kebanyakan mereka bahkan melakukan tindakan bullying tersebut. Bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui ancaman agresi dan menimbulkan terror. Termasuk juga tindakan yang direncanakan maupun yang spontan bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, dihadapan seseorang atau di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan oleh seorang anak atau kelompok anak. Kegiatan Penyuluhan tentang Kesehatan Mental yang berjudul “Stop Bullying Pada Remaja”



ini kami adakan di SMA Martapura, dan kami



relisasikan di kelas XI IPS 1 yang bertujuan untuk memberitahukan kepada siswa bahwa bullying sangat berpengaruh pada kesehatan mental setiap individu yang merasakannya. Di mana kesehatan mental adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Jika kesehatan mental seseorang terganggu, terutama akibat bully-an, maka akan berpengaruh pada kondisi psikisnya. Disini kami juga bertujuan untuk membantu para siswa untuk mengurangi sikap membully, karena akan sangat banyak dampak negatifnya. Individu yang di bully biasanya akan kurang percaya diri bahkan bisa menyebabkan bunuh diri akibat stress karena bully-an tersebut. Dalam kegiatan ini, kami dapat memberikan sedikit wawasan kepada para siswa tentang betapa banyak dampak negatif dari bullying. Dan alangkah baiknya, agar siswa dapat lebih peduli terhadap kesehatan mental individu dan masyarakat dengan salah satu cara adalah menghindari dan mengurangi sikap mem-bully terhadap orang lain.



22



DAFTAR PUSTAKA



http://dsh231295.blogspot.com/2014/07/makalah-bimbingan-dan-koselingbullying.html (Minggu 20 April 2015 jam akses 20.15) http://adityawiryatama.blogspot.com/2014/12/makalah-maraknya-perilakubullying-di.html ( Minggu 20 April 2015 jam akses 21.32 ) http://www.psychologymania.com/2012/06/dampak-bullying-bagi-siswa.html ( Minggu 20 April 2015 jam akses 21.32 ) http://naufal.smamda.org/2009/05/28/bullying-di-sekolah-dan-upayameminimalisir



23



LAMPIRAN TIM PENYULUHAN



24



LAMPIRAN 1 Foto – foto kegiatan Penyuluhan



25



LAMPIRAN 2 Pembagian Tugas Tim Penyuluhan “Tugas di Lapangan”



No.



Nama



Tugas



1.



Fataya Ramadhaniah Safitri



Koordinator Perlengkapan



2.



Meina Rezkita



3.



Kadek Nur Indahsari



4.



Rakhmania Ramadanti



5.



Nendy Susanty



6.



Nurnafiasari Cahayati



Anggota Konsumsi



7.



Kartika Rahmania Ghea M



Anggota Konsumsi



8.



Anggi Dinda Pratiwi



9.



Azmi rahmadi



Anggota Perlengkapan



10.



Siti Maryam



Koordinator Konsumsi



11.



Nurul Husna



Anggota Acara



12.



Lintang Fajarisya



13.



Lia Rahmi



14.



M. Arya Pasya



Anggota Acara Anggota Perlengkapan Koordinator Acara Narasumber/Pemateri



Anggota Acara



Narasumber/Pemateri Anggota Acara Anggota Perlengkapan



26



Tugas Pembuatan Laporan Penyuluhan



No.



Nama



Tugas



1.



Fataya Ramadhaniah Safitri



Cover, nama, prakata, daftar isi, ringkasan, lampiran



2.



Meina Rezkita



Tujuan Kegiatan



3.



Kadek Nur Indahsari



Latar Belakang



4.



Rakhmania Ramadanti



Hasil dan Pembahasan



5.



Nendy Susanty



Hasil dan Pembahasan



6.



Nurnafiasari Cahayati



7.



Kartika Rahmania Ghea M



8.



Anggi Dinda Pratiwi



Gabung, edit, print



9.



Azmi rahmadi



Target dan Luaran



10.



Siti Maryam



Sasaran



11.



Nurul Husna



Metode Kegiatan



12.



Lintang Fajarisya



Manfaat Kegiatan



13.



Lia Rahmi



Realisasi Pemecahan Masalah



14.



M. Arya Pasya



Kerangka Pemecahan Masalah



Tinjauan Pustaka Kesimpulan dan Saran



27



Dana pengeluaran Tim Penyuluhan



No.



Nama Barang



Banyak



Harga / item



Jumlah



1.



Konsumsi Peserta ( Wadai +



40



@5000



Rp. 200.000,-



3



@45.000



Rp. 135.000,-



Aqua + Permen ) 2.



Konsumsi Guru ( wadai hj enong)



3.



Spanduk (uk 3x1 m)



1



@70.000



Rp. 70.000,-



4.



Plakat Kenang-kenangan



1



@10.000



Rp. 10.000,-



5.



Doorprize peserta ( buku tulis +



3



@10.000



Rp. 30.000,-



3



@1000



Rp. 3000,-



pulpen + pensil ) 6.



Kertas Kado



Rp.



JUMLAH



448.000,-



28



LAMPIRAN TIM VIDEO



29



TIM VIDEO No



Nama



NIM



Tugas



1.



Dewi Susan



1610914320021



Pemain



2.



ikrima



1610914120014



Pemain dan kameramen



3.



MonidyaYulia Saputri



1610914320060



Pemain



4.



M. Reizo Assamii



1610914110020



Pemain



5.



M. Rifky Amada



1610914310068



Kameramen dan editor



6.



M. Rizaldi



1610914210026



Pemain



7.



Rahmawati



1610914120026



Pemain



8.



Rama Aldo Mahendry



1610914310084



Pemain



9.



Ridha Hanifa



1610914120030



anggota



1610914120038



Pemain



10. Yoandhita Kristina Priliani



Note : tim video tidak mengeluarkan dana



30



LAMPIRAN TIM SOSMED DAN POSTER



31



TIM SOSMED DAN POSTER



NAMA Anggita Novia Sari Purba Eka Fitria Rahmah Rusda Ariyanti Dewi Thereza Rachell Rompas Rima Hariati Desy Anggun Permatasari Fitrah Paradina Dhia Humaira Putri Annisa Revena Jassmine Dimas Ari Harnandi



NIM 1610914120004



TUGAS DALAM KEGIATAN



1610914220014 1610914120034



Membuat poster, membagikan poster di media sosial Membuat poster, twibbon, membagikan poster di media sosial Membuat poster, membagikan poster di media sosial



1610914310096 1610914220048



Membuat poster, membagikan poster di media sosial Membuat poster



1610914320020 1610914320036 1610914320022



Membuat poster, membagikan poster di media sosial Membuat poster, membagikan poster di media sosial Membuat poster



1610914220006 1610914310024



Membuat poster, membagikan poster di media sosial Membuat poster, membagikan poster di media sosial



RINCIAN DANA BARANG Poster Bingkai



JUMLAH



HARGA



2 2



Rp20,000 Rp110,000 Rp130,000



TOTAL



32



LAMPIRAN TIM TALKSHOW



33



Tim Talkshow No Nama 1 Bernadiktio A.S 2



NIM 1610914210010 1610914320016



3



Cindy Meyliantari Dewi Kikallessy Dahlina



4 5 6 7 8



Anggi Aditya Ahmad Saubari Maharani Septianti Rahmiyati Triana Swastikasari



1610914310006 1610914210002 1610914220028 1610914120028 1610914320090



1610914220012



34



Tugas Penanggungjawab kehadiran peserta Penanggungjawab Konsumsi Penanggungjawab Perlengkapan dan Hadiah Penanggungjawab Perlengkapan Penanggungjawab Dokumentasi MC Acara Penanggungjawab Acara Penanggungjawab kehadiran peserta