Laporan Observasi PKW [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL OBSERVASI BUDIDAYA UNGGAS PETELUR



NAMA ANGGOTA



:



1. AULIA UGHTI RATRIANA



( 06 )



2. JEANY FISCARINA



( 17 )



3. NONI



( 23 )



4. QITARAH SAFA HAQIQAH



( 26 )



5. SALSA OLIVIA



( 30 )



6. SEPTI WINDARI



( 31 )



KELAS XII MIPA SMA NEGERI 1 AJIBARANG TAHUN AJARAN 2017 / 2018



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nya laporan observasi tugas Prakarya dan Kewirausahaan dapat diselesaikan. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan informasi mengenai budidaya unggas petelur khususnya burung puyuh serta sebagai benuk



1



pertanggungjawaban terhadap tugas yang diberikan oleh Pak Adi Irianto SH. M.Hum selaku guru pembimbing. Dalam penyusunan ini, penulis mengucapakan terimakasih kepada Guru PKW kami, dan menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan laporan ini dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis memohon maaf atas kekurangan tersebut dan tidak menutup diri terhadap segala kritik dan saran serta masukkan yang bersifat membangun bagi penulis. Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca. Aamin.



Ajibarang, 2 September 2017



Penulis



2



DAFTAR ISI Halaman Judul.....................................................................................................1 Kata Pengantar ...................................................................................................2 Daftar Isi..............................................................................................................3 Bab I Pendahuluan ..............................................................................................4 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4 1.2 Tujuan ....................................................................................................5 1.3 Peluan Pasar ...........................................................................................5 Bab II Analisis Biaya ..........................................................................................6 2.1 Biaya Tetap ...........................................................................................6 2.2 Biaya Tidak Tetap .................................................................................6 2.3 Perhitungan Rugi – Laba ......................................................................6 Bab III Pelaksanaan Wirausaha ..........................................................................11 Bab IV Pemasaran Produksi Hasil Budidaya ......................................................13 Bab V Penutup ....................................................................................................14 5.1 Kesimpulan ..........................................................................................14 5.2 Saran .....................................................................................................14 Daftar Pustaka .....................................................................................................14 Lampiran ............................................................................................................. 15



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Menurut UU Pangan Nomor 18 Tahun 2012, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman. Saat itu pola konsumsi pangan masyarakat sudah berubah. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk tumbuh kembang serta peningkatan pendapatan cenderung mendorong peningkatan konsumsi bahan pangan yang menjadi sumber protein dan lemak, seperti ikan, telur, daging dan susu. Usaha pemenuhan pangan menjadi persoalan penting bagi Bangsa Indonesia. Budidaya adalah tindakan mengelola sumber daya nabati untuk diambil hasilnya. Budidaya juga diartikan sebagai usaha memelihara tanaman atau ternak mulai dari menyiapkan benih atau bibit untuk dipanen hasilnya. Budidaya ternak adalah satu usaha untuk mendapatkan hasil dari peternakan. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan cara memproduksi pangan sendiri melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya di bidang peternakan telah membuka peluang berwirausaha. Peluang wirausaha di bidang budidaya unggas petelur sangat besar karena tellur adalah pangan pokok sebagai sumber utama protein dan lemak hewani bagi masyarakat. Peluang wirausaha di bidang budidaya ternak unggas petelur sangat besar karena kebutuhan telur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sangat tinggi. Hal ini menjadikan wirausaha di bidang budidaya ternak unggas petelur sangat menarik. Untuk dapat melakukan wirausaha di bidang usaha ternak unggas petelur, maka terlebih dahulu kita harus mengenal teknik budidaya unggas petelur, memahami pemasaran produk budidaya yang dihasilkan. Produk budidaya unggas petelur berfungsi sebegai pangan. Dalam proses yang dilakukan harus mengacu pada cara budidaya ternak yang baik sehingga dapat menghasilkan pangan yang sehat dan higienis.



4



1.2 Tujuan 



Untuk mengetahui peluang usaha peternakan







Untuk mengetahui cara beternak yang baik







Untuk mengetahui lokasi pemasaran







Untuk mengetahui olahan telur dari hasil distribusi



1.3 Peluang Pasar Peluang pasar ternak burung puyuh sangat besar tetapi masih memiliki beberapa kekurangan, seperti: a) Jumlah pesaing masih sedikit tetapi wirausaha ini masih harus bersaing dengan wirausaha ayam petelur. b) Minat masyarakat terhadap telur puyuh masih sedikit. c) Wilayah distribusi masih sedikit.



5



BAB II ANALISIS BIAYA 2.1 BIAYA TETAP Biaya tetap yang dikeluarkan wirausahawan sebesar Rp yang digunakan untuk beberapa keperluan tiap harinya yang di butuhkan uanggas puyuh diantaranya: NO.



DAFTAR KEPERLUAN



HARGA



1.



Kandang



Rp. 2.000.000



2.



Peralatan kandang



Rp. 1.000.000



3



Bibit



Rp. 3.000.000



Jumlah



Rp. 6.000.000



2.2 BIAYA TIDAK TETAP Dalam melaksanakan usaha unggas puyuh ada biaya yang tidak tetap pula yang dikeluarkan wirausahawan sebesar Rp yang digunakan untuk beberapa keperluan khusus unggas puyuh diantaranya: NO.



DAFTAR KEPERLUAN



HARGA



1.



Pakan



Rp. 1.000.000



2.



Obat – obatan dan Vitamin



Rp. 500.000



3.



Jumlah



Rp. 1.500.000



2.3 PERHITUNGAN RUGI – LABA Keuntungan = jumlah telur per hari x harga telur = 380 x 250 = Rp. 95.000 Keuntungan dalam sebulan = Rp. 95.000 x 30 = Rp. 2.850.000 Keuntungan bersih = pendapatan kotor – biaya tidak tetap = = Rp. 2.850.000 - Rp. 1.500.000 = Rp. 1.350.000



6



BAB III PELAKSANAAN WIRAUSAHA



3.1 PENENTUAN LOKASI KANDANG Dalam penentuan lokasi kandang unggas petelur, wirausahawan memilih membuat kandang di sebelah rumah, karena lokasi rumahnya pun tergolong jauh dari keramaian yang membantu puyuh cepat bertelur dan terhindar dari stress untuk ukuran kandang unggas puyuh sendiri berukuran 5x3 m. Dengan jumlah rak 14 buah, berukuran 2x4 m. Setiap rak berisi 35 ekor puyuh. Jika terdapat unggas yang terjangkit penyakit akan disortir dan ditempatkan di rak tersendiri.



3.2 PEMILIHAN JENIS UNGGAS Dalam pemilihan jenis unggas, wirausahawan memilih puyuh karena perawatanannya yang lebih mudah dibandingkan ayam, bau kotorannya pun tidak begitu menyengat dan puyuh yang dipilih wirausahawan berumur 30 hari atau 1 bulan. Yang dipesan langsung dari Purbalingga, dengan harga per ekor Rp 6000. Hingga sekarang jumlah unggas yang ada mencapai 500 ekor. Namun, beberapa unggas yang baru datang seringkali mengalami stress dan akhirnya mati karena belum bisa beradaptasi dengan kandang. Unggas yang mati ini nantinya akan dijadikan sebagai pakan ikan lele wirausahawan. Dan akan diberikan vitamin seperti Mediex, vitatres dan obat terapi.



3.3 PELAKSANAAN BUDIDAYA Dalam pelaksanaan budidaya, wirausahawan tidak terbebani karena pelaksanaan budidaya ini merupakan salah satu hobi wirausahawan dan usaha unggas puyuh ini telah berjalan selama 2 tahun tanpa pekerja yang membantu, karena usaha masih tergolong usaha kecil. Unggas diberi pakan 2x dalam sehari, setiap ekornya dapat menghabiskan 22 gram fur dan untuk 500 ekor dapat menghabiskan 3 liter air untuk minum dalam sehari. Apabila ada unggas yang sakit akan diberi vaksin setiap 3 bulan sekali tetapi akan lebih sering jika sedang musim flu burung. Untuk unggas yang sakit dapat dilihat saat di kandang, apa dia sering mengantuk, lesu, dan bulunya berdiri. Jenis kotorannya juga berbeda apabila dalam keadaan sakit kotorannya berwarna putih dan encer. Apabila



7



unggas dalam kondisi seperti ini akan diberi vaksin trimisin dan diberi vaksin indilaksota yang dicampurkan dengan air minum. Unggas yang dapat bertelur adalah unggas yang sudah berusia 45 hari dan dapat menghasilkan 380 – 400 butir dalam sehari. Jumlah telur yang dihasilkan lebih sedikt dari jumlah unggas yang ada, ini dikarenakan tidak setiap unggas bertelur dalam sehari. Dalam kondisi ini biasanya unggas yang tidak bertelur akan diberikan medi X agar bisa merangsang unggas bertelur. Kandang biasanya dibersihkan setiap hari dengan cara membersihkan kotoran puyuh, yang menempel pada alas yang sudah disediakan. Jika cuaca mendung dan saat malam hari, kandang akan diberi penerangan berupa lampu, tetapi jika sedang mati listrik kandang akan dibiarkan gelap. Setiap pukul 22.00 WIB, wirausahawan akan melihat kondisi unggas.



8



BAB IV PEMASARAN PRODUK HASIL BUDIDAYA Telur yang dijual hanya telur yang masih dalam kondisi baik, telur tersebut dijual dengan harga Rp. 250/butir kepada pengecer maupun pengepul. Jika dijual dalam per kilo jumlah telur dapat mencapai 100 butir dengan harga Rp. 27.000. Sedangkan telur yang rusak akan diolah oleh wirausahawan dan keluarganya sendiri. Telur yang baik dapat bertahan sampai 3 minggu, sedangkan telur yang rusak hanya dapat bertahan sampai 1 minggu. Telur yang baik memiliki ciri – ciri seperti memiliki cangkang yang keras dan berwarna cerah. Sedangkan telur yang rusak memiliki cangkang yang lembek dan berwarna pucat. Untuk pendistribusiannya sendiri menggunakan rak tetapi lebih sering menggunakan kardus. Telur baru bisa didistribusikan jika sudah mencapai 1200 butir. Karena jumlah telur yang dihasilkan setiap hari hanya 380 – 400 butir maka agar dapat dijual, telur harus dikumpulkan dahulu selama 3 – 4 hari. Biasanya telur akan dijual ke pengepul yang berada di Karanglewas.



9



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi yang kami peroleh dapat ditarik kesimpulan bahwa unggas petelur puyuh lebih mudah untuk dibudidayakan, namun ada juga kendala yang dialami oleh peternak yaitu apabila unggas petelur puyuh mengalami kedinginan, maka unggas tersebut akan lebih mudah sakit.



5.2 Saran Dalam beternak unggas puyuh sebaiknya peternak lebih memperhatikan kondisi puyuh tersebut. Dan sebaiknya kandang tersebut untuk diperluas kembali. Kotoran dari unggas sendiri sebaiknya diolah menjadi pupuk agar dapat bermanfaat untuk lingkungan.



10



DAFTAR PUSTAKA 



Buku



Prakarya



dan



Kewirausahaan



kurikulum



2013



Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015 



http://mobelos.blogspot.co.id



11



Lampiran



12