16 0 3 MB
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN II PENYULUHAN PETERNAKAN DI DESA PASIR JAYA KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR
Oleh :
DEDE SUWANDI NIRM 04 2 17 0772
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
JURUSAN PETERNAKAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR BOGOR 2020 Judul
Nama NIRM Program Studi
Jurusan
Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor
: Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II
: Dede Suwandi
Penyuluhan Peternakan Di Desa Pasir Jaya
: 04 2 17 0772 : Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan : Peternakan
Menyetujui:
Pembimbing I
Pembimbing II
Supriyanto, M.Si
Dr Arif Nindyo Kisworo, S.Pt, M.Si
NIP 19570227 197803 1 002
NIP 19740611 200501 1 001
Mengetahui:
Ketua Program Studi
Ir Kenedy Putra, M.Si NIP 19570529 198903 1 001
i
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal praktik kerja lapangan 2 ini dengan baik. Laporan ini penulis buat untuk kelengkapan dari kegiatan praktik kerja lapangan yang diselenggarakan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor sebagai salah satu program pendidikan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan untuk menghasilkan aparat yang tangguh, khususnya di bidang pertanian dan peternakan. Dalam penulisan proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih, khususnya kepada yang terhormat: 1.
Bapak Dr. Ir. Siswoyo MP, Direktur Pembangunan Pertanian Bogor.
2.
Bapak Dr. Arif Nindyo Kisworo, S.Pt, M.Si Ketua Jurusan Peternakan.
3.
Bapak Ir. Kenedy Putra, M.Si Ketua Prodi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan.
4.
Bapak Supriyanto, M.Si Dosen Pembimbing I.
5.
Bapak Dr. Arif Nindyo Kisworo, S.Pt, M.Si Dosen Pembimbing II.
6.
Semua pihak yang telah membantu baik dari segi moral maupun material dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi perbaikan laporan dimasa yang akan datang. Demikianlah Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II ini penulis susun semoga dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Bogor, 23 Agustus 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii DAFTAR TABEL..................................................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................iv PENDAHULUAN Latar belakang......................................................................................................................1 Tujuan.....................................................................................................................................2 Manfaat...................................................................................................................................2 TINJAUAN PUSTAKA Identifikasi Potensi Wilayah...........................................................................................4 Materi Penyuluhan Pertanian..........................................................................................6 Media Penyuluhan Pertanian..........................................................................................8 Metode Penyuluhan Pertanian........................................................................................9 Program GIS (Geographic Information System)
11
Akses Informasi, Teknologi, Permodalan dan Pasar 12 Prinsip Pendidikan Orang Dewasa
15
METODE PELAKSANAAN Waktu dan Pelaksanaan
20
Sasaran Kegiatan
20
Materi Kegiatan
20
HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................................21 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
52
Saran 53 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................54 LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel Batas Wilayah........................................................................................................................21 Tabel Luas Wilayah.........................................................................................................................22 Tabel Jumlah Penduduk..................................................................................................................22 Tabel Jumlah Tenaga Kerja...........................................................................................................23 Tabel Sumber Daya Alam..............................................................................................................24 Tabel Usia Penduduk.......................................................................................................................26 Tabel Tingkat Pendidikan..............................................................................................................27 Tabel Jenis Mata Pencaharian......................................................................................................27 Tabel Potensi Wilayah....................................................................................................................30 Tabel Data Transek..........................................................................................................................33 Tabel Pola Usaha..............................................................................................................................37 Tabel Urutan Pejabat.......................................................................................................................39
iv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar Kalender Musiman..........................................................................................................33 Gambar Kalender Harian...............................................................................................................34 Gambar Diagram Venn...................................................................................................................35 Gambar Pemetaan Desa Pasir Jaya Menggunakan GIS........................................................47
v
PENDAHULUAN Latar Belakang Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) sebagai penyelenggara pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagai rumpun ilmu terapan untuk mendukung pembangunan pertanian. Penyelenggaraan Pendidikan di Polbangtan bertujuan menghasilkan Job Creator dan Job Seeker yang akan bermitra dengan dunia usaha/dunia industri/dunia kerja. Sistem pendidikan yang diberikan berbasis pada peningkatan keterampilan sumber daya manusia dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang kuat, sehingga lulusannya
mampu
mengembangkan
diri
untuk
menghadapi
perubahan
lingkungan. Disamping itu lulusan Polbangtan diharapkan dapat berkompetisi di dunia industri dan mampu berwirausaha secara mandiri. Sejalan tuntutan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang handal, maka Polbangtan dituntut untuk merealisasikan pendidikan akademik yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Salah satu kegiatan pendidikan akademik dimaksud merupakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan secara bertahap, terstruktur dan berkesinambungan. PKL I dilaksanakan di semester IV bidang agribisnis, dan PKL II di semester VI bidang penyuluhan sesuai kurikulum Polbangtan tahun 2018. Praktik Kerja Lapangan II merupakan kegiatan kurikuler yang wajib dilakukan mahasiswa dengan bobot SKS (0-4), artinya seluruh kegiatan pembelajaran dilaksanakan di lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan secara terprogram dan terintegrasi dengan mata kuliah yang sudah dipelajari sebelumnya. Metode pendekatan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan II adalah pemagangan pada Balai Penyuluhan Pertanian. Setelah pelaksanaan kegiatan PKL II,
mahasiswa
diharapkan
mampu
merencanakan,
melaksanakan
dan
mengevaluasi penyuluhan pertanian berkelanjutan melalui kegiatan pemagangan pada lembaga penyuluhan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan mampu menyusun pengembangan usaha agribisnis di pedesaan khususnya komoditas
1
unggulain baik di sektor pertanian maupun sektor peternakan serta kompeten dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai seorang Penyuluh Pertanian Lapangan. Penyusunan petunjuk teknis PKL II perlu dilaksanakan sebagai landasan berlangsungnya kegiatan PKL II bidang penyuluhan agar sesuai dengan output yang diharapkan. Tujuan Tujuan Praktik Kerja Lapangan adalah : 1. Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan pelaku utama/pelaku usaha pada kelompoktani/gabungan kelompoktani dan menyelenggarakan pola penyuluhan peternakan secara partisipatif. 2. Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuannya dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan penyuluhan peternakan. 3. Mahasiswa mampu meningkatkan proses pemberdayaan dan pembelajaran bagi pelaku utama pada situasi nyata agar dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada kelompoktani/gabungan kelompoktani sehingga menjadi dinamis. Manfaat 1. Manfaat Praktik Kerja Lapangan bagi Mahasiswa adalah : a. Mahasiswa dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan penyuluhan peternakan bagi pelaku utama dan pelaku usaha serta mampu membantu permasalahan pelaku utama dalam pengembangan agribisnis dipedesaan. b. Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta, pengusahatani/petani dan stakeholder lain dalam memfasilitasi kegiatan penyuluhan peternakan. c. Mahasiswa dapat berlatih bermasyarakat dengan kondisi sosiokultur yang beragam. 2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah/swasta, petani dan stakeholder lain adalah :
2
a. Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan rutin yang dilakukan instansi terkait dan organisasi agribisnis. b. Menciptakan kegiatan kerjasama yang baik antar dinas terkait dan pengusaha dibidang peternakan yang saling menguntungkan.
3
TINJAUAN PUSTAKA Identifikasi Potensi Wilayah Identifikasi potensi wilayah dilakukan untuk memperoleh data keadaan wilayah dan agroekosistem dengan menggunakan data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh di lapangan baik dari petani maupun masyarakat yang terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari monografi desa/ kecamatan/BPP dan atau dari sumber-sumber lain yang relevan. Identifikasi data primer bisa dilakukan melalui pendekatan partisipatif dan wawancara semi tersetruktur menggunakan teknik PRA, sedangkan identifikasi data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data potensi wilayah dan agroekosistem dari data monografi desa/kecamatan/BPP dan sumber lain yang mendukung. Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah ―suatu pengalaman belajar bersama secara intensif,
sistematis, dan semi-terstruktur yang dilakukan di
masyarakat dengan tim multi-disiplin, dimana anggota masyarakat termasuk sebagai peserta aktif‖ (Bechsted, 1997). PRA dapat
adalah
digunakan
sekumpulan untuk
metode/pendekatan yang
memfasilitasi
masyarakat
diharapkan
untuk saling
berbagi
pengetahuan dan pengalaman, menganalisis kondisi kehidupannya, dan membuat rencana kegiatan berdasarkan hasil analisisnya. Instrument PRA Instrument PRA yang digunakan dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat kecamatan dan desa antara lain : 1. Peta Potensi Desa (Peta Sumber Daya) Memuat peta potensi fisik dari wilayah desa atau kecamatan yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Dalam peta potensi ini memuat seluruh potensi yang dimiliki; baik potensi SDA,SDM, dan potensi lainnya. Peta ini harus mewakili keadaan sesungguhnya dan mewakili kondisi permasalahan yang dihadapi. 2. Transek
4
Merupakan gambar peta penampang daerah tersebut yang dibuat secara visual untuk menggambarkan kondisis topografi, vegetasi, dan kontur daerah yang bersangkutan. Bagan transek menceritakan keadaan lingkungan fisik mulai dataran yang tertinggi sampai dengan daerah terlandai 3. Kalender Musiman Menggambarkan aktivitas musim tanam yang sering dilaksanakan di daerah tersebut. Dalam kalender musiman ini memuat jadwal tanam per tahun dari berbagai komoditas pertanian yang ada di daerah tersebut. Kalender musiman ini dibuat dengan tabulasi 4. Kalender Harian Menggambarkan aktivitas harian dari seluruh petani yang ada di daerah tersebut. Dibuat selengkap mungkin dengan memuat seluruh jenis aktivitas,dan urutan waktu yang dilaksanakan secara harian. Kalender ini dibuat dengan diagram lingkaran. 5. Diagram Venn Menggambarkan hubungan intensitas dari berbagai lembaga yang ada di daerah tersebut dengan keberadaan petani. Dengan diagram ini akan tergambarkan frekuensi hubungan dan tingkat intensitas yang dilaksanakan oleh petani secara umum di daerah tersebut. Jika terdapat suatu irisan antara petani dengan suatu lembaga tertentu, maka dapat dipastikan petani mempunyai hubungan yang kuat dengan lembaga tersebut. 6. Pola Usaha tani Menggambarkan kondisi atau kedaaan sistem usaha tani yang dilaksanakan di daerah tersebut. Informasi yang dimuat dalam katagori ini harus bisa mengidentifikasi keragaan sistem atau pola tanam, teknis budidaya yang dijalankan dan adopsi teknologi yang digunakan. 7. Alur pemasaran produksi Alur pemasaran yang dimaksud dalam hal ini adalah menjelaskan rantai atau susunan lembaga yang teribat dalam sistem pemasaran suatu komoditi yang terdapat didaerah tersebut. Selain menjelaskan nama pelaku yang terlibat,juga dijelaskan lokasi tujuan pemasaran dari komoditi tersebut.
5
8. Alur Sejarah Mendeskripsikan secara singkat kronologis daerah tersebut dari tinjauan historis. Menceritakan asal usul dan sejarah daerah tersebut. 9. Mata Pencarian Menjelaskan jenis dan komposisi penduduk yang mempunyai jenis pekerjaan tertentu. 10. Bagan Kecendrungan dan perubahan Menjelaskan kecendrungan pola berusaha baik usaha tani maupun usaha yang lainnya dari penduduk daerah tersebut selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Informasi yang digali apakah ada perubahan atau peralihan sektor lapangan kerja selama kurun waktu tersebut. Bagan kecendrungan ini dibuat secara tabulasi. 11. Bagan peringkat Menjelaskan skala prioritas dari permasalahan usaha tani yang dihadapi lengkap dengan alternatif solusi yang akan dilaksanakan. Bagan ini dibuat secara tabulasi. Materi Penyuluhan Pertanian
Pengertian Materi Penyuluhan Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan,
dibicarakan, dikarangkan atau disampaikan dalam bidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Isi dari materi penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertaiment). Materi penyuluhan antara lain dapat berbentuk pengalaman, misalnya pengalaman-pengalaman petani yang sukses dalam mengembangkan usaha taninya., berupa hasil pengujian, keterangan pasar maupun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Materi penyuluhan dapat mencakup : 1. Pengalaman petani yang lebih berhasil dalam mengembangkan usaha taninya. 2. Hasil pengujian.
6
3. Keterangan pasar, seperti catatan harga hasil-hasil pertanian, dll. 4. Kebijaksanaan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah pusat dan daerah setempat yang berkaitan dengan sektor pertanian seperti kebijakan harga pasar dll.
Sumber-sumber Materi Penyuluhan
a. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti : - Kementrian atau dinas terkait. - Lembaga penelitian dan pengembangan. Pusat-pusat pengkajian. - Pusat-pusat informasi. - Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh. b. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian, dan penyebaran informasi. c. Pengalaman petani, baik itu pengalaman usaha taninya sendiri atau hasil dari perak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya. d. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para pedagang, perguruan tinggi dll.
Syarat-syarat Bahan Untuk Penyusunan Materi
Syarat-syarat Bahan Untuk Penyusunan Materi yang tepat diantaranya : 1. Harus relavan dengan kebutuhan sasaran, dimana materi yang akan disampaikan tidak hanya apaa yang kita tahu, tetapi harus merupakan kebutuhan yang dibutuhkan oleh sasaran sehingga dapat terpenuhi. 2. Berasal dari sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. 3. Dapat diakses dengan baik oleh sasaran.
7
Media Penyuluhan Pertanian Kata media berasal dari bahasa Latin ―medius‖ yang secara harafiah berarti ―tengah, perantara atau pengantar‖. Dalam bahasa Arab media artinya ―perantara‖ atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, kejadian yang membangun kondisi siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Guru, bukubuku, fasilitas yang ada, dan lingkungan sekolah merupakan media dalam proses pembelajaran. Penyuluh pertanian sebagai pendidikan non formal pun harus sejalan dengan
kemajuan
cara
manusia
berkomunikasi.
Karena
itu,
penyuluh
berkewajiban untuk mengerahkan segala cara dan daya untuk menggunakan semua alat yang ada untuk membuat penyuluhan menjadi efektif. Alat-alat audiovisual yang digunakan dalam penyuluhan pertanian berguna untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. Di antara alatalat audio-visual itu termasuk gambar, foto, slide, model, pita kaset, tape recorder, film bersuara, televisi, dan komputer. Menurut Hamzah (1981), di waktu perang terbukti bahwa selain gambar, peta, dan bola dunia, alat-alat audio-visual seperti slide, rekaman suara, dan berbagai proyektor sanggup meningkatkan efisiensi pengajaran antara 25 % sampai 50%. Banyak ahli berpendapat bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera yang lain. Inilah yang menyebabkan orang sering berkata: ―Oh ya, saya ingat rupanya, tetapi lupa namanya‖. Namun yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa semua itu merupakan alat bantu semata yang harusdigunakan secara tepat dan terampil dalam proses penyuluhan. Dari beberapa pendapat tentang pengertian media yang dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pengertian media penyuluhan adalah alat bantu penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan yang dapat merangsang sasaran suluh untuk dapat menerima pesan-pesan penyuluhan, dapat berupa media tercetak, terproyeksi, visual ataupun audio-visual dan komputer.
8
Metode Penyuluhan Pertanian Metode penyuluhan pertanian merupakan cara/teknik penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Metode penyuluhan pertanian erat kaitannya dengan metode belajar oranag dewasa (andragogy). Penyuluh, yang menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik, pengajar dan pendorong, selalu berhubungan dengan sasaran penyuluhan yang biasanya adalah para petani, peternak, dan nelayan dewasa. Menurut Mardikanto (1993), sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan dilakukan oleh sasaran penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, pemahaman proses belajar pada orang dewasa serta prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang penyuluh dalam menjalankan tugasnya menjadi sangat penting peranannya karena dapat membantu penyuluh dalam mencapai tujuan penyuluhan yang telah ditentukannya. Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), pilihan seorang agen penyuluhan terhadap satu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapainya dan situasi kerjanya Metode Penyuluhan Pertanian menurut Wahyuti (2006) menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan, metode sering diartikan sebagai ―cara‖, dan teknik diartikan sebagai ―prosedur‖, dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode penyuluhan pertanian merupakan cara menyampaikan penyuluhan kepada sasaran (pelaku utama dan keluarganya) agar kegiatan penyuluhan memiliki greget dan mendorong pelaku utama dan keluarganya untuk berubah pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Kusnadi (2011) menyatakan bahwa Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh
9
pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Meminjam pendapat Mounder dalam Suriatna (1987) menggolonggkan metode penyuluhan menjadi 3 (tiga) golongan berdasarkan jumlah sasaran yang dapat di capai: 1. Metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode ini, penyuluh berhubungan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara pororangan. Yang termasuk ke dalam metode ini adalah: a. Anjangsana b. Surat-menyurat c. Kontak informal d. Undangan e. Hubungan telepon f. Magang Metode berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh berhubungan dengan sekelompok orang yang menyampaikan pesannya. Beberapa metode pendekatan kelompok antara lain: a. Ceramah dan diskusi b. Rapat c. Demonstrasi d. Temu karya e. Temu lapang f. Sarasehan g. Perlombaan h. Pemutaran slide i. Penyuluhan kelompok lainnya Sedangkan para ahli yang lain menggolongkan metode berdasarkan teknik komunikasi dan berdasarkan indra penerimaan sasaran. Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
10
1. Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung bertatap muka dengan sasaran. Misalnya anjangsana, kontak personal, demonstrasi, dll. 2. Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan tidak secara langsung dilakaukan oleh penyuluh teteapi melalui perantara atau media. Misalnya pertunjukan film atau slide, siaran melalau radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak. Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima dibagi menjadi tiga golongan yaitu: 1. Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan pemutaran slide. 2. Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui radio dan hubungan telephone serata alat-alat audiotif lainnya. 3. Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam indra secara kombinasi. Misalnya: a. Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba) b. Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba) c. Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat) Program GIS (Geographic Information System) Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
11
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi. Akses Informasi, Teknologi, Permodalan dan Pasar Akses merupakan kosakata dalam bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Inggris yaitu access yang berarti jalan masuk. Akses berarti jalan atau izin masuk dari suatu tempat/wilayah baik yang dapat dilihat dengan mata ataupun tidak dimana kita dapat berhubungan dengan sumber daya yang ada di dalam wilayah tersebut sesuai dengan izin yang dimiliki. Akses merupakan kemampuan untuk mendapatkan manfaat dari sesuatu atau hak untuk memperoleh sesuatu kekuasaan (Ribot dan Peluso : 2003) sedangkan menurut Schlager dan ostrom, 1992 akses merupakan hak untuk memasuki, memakai, dan memanfaatkan kawasan atau zona-zona tertentu (Schlager dan Ostrom : 1992). Akses dalam penyuluhan pertanian terbagi menjadi tiga antara lain :
Akses Pasar Akses pasar sangat penting artinya bagi petani. Akses pasar dapat
membantu petani dalam proses penjualan produk hasil, dan penentuan harga yang paling
menguntungkan
bagi
mereka.
Semakin
sering
petani
mampu
memperoleh/mengakses informasi pasar maka semakin banyak pula petani mengetahui peluang-peluang pasar yang menjanjikan.
Akses Modal Akses modal tidak kalah penting artinya bagi petani. Ketersediaan akses
modal dapat membantu petani dalam mempermudah dan memperlancar proses peningkatan modal usahataninya. Peningkatan modal usahatani akan berdampak meningkatnya kinerja usahatani dan akhirnya akan meningkatkan pendapatan usahatani juga. Semakin sering petani mampu memperoleh/mengakses informasi
12
modal maka semakin besar pula kemungkinan petani untuk meningkatkan modal usahataninya.
Akses teknologi Akses teknologi dapat membantu petani dalam memperlancar dan
mempermudah mereka dalam melakukan kegiatan usahatani di lahan garapannya. Semakin sering petani mampu memperoleh/mengakses informasi teknologi maka semakin mudah proses kegiatan usahatani yang mereka jalani dan hasil produksinya pun akan semakin baik. Akses secara ekonomi maupun geografi kepada bahan pangan bernutrisi, adalah salah satu perspektif dalam pertanian urban. Dengan meningkatnya populasi dunia di kawasan urban, kebutuhan trhadap bahan pangan yang segar dan aman semakin meningkat. Wilayah yang memiliki kerawanan pangan akan memiliki pilihan yang terbatas kepada bahan pangan karena keterbatasan akses, dan masyarakatnya akan cenderung memilih makanan terproses seperti makanan cepat saji atau makanan dalam kemasan yang diproduksi oleh industri, dan yang memiliki kalori tinggi dan nutrisi rendah. Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto HM., (1999: 692), ―Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.‖ Sistem Informasi Penyuluh Pertanian adalah sistem informasi untuk manajemen penyuluh pertanian dan komoditi pertanian.
Informasi Pasar
Menurut Suparta (2009) ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam mengenal potensi pasar, yaitu sebagai berikut. a)
Permintaan pasar Petani penting mengetahui permintaan pasar potensial dan permintaan pasar aktual. Dengan memahami kedua permintaan tersebut, maka petani dapat memperkirakan tingkat produksinya.
b) Kebutuhan konsumen
13
Ada korelasi antara perkembangan jaman yang semakin modern dengan perilaku konsumen. Preferensi konsumen akan semakin meningkat, karena itu petani penting mengetahui tuntutan kebutuhan konsumen. c)
Persaingan harga Tingkat persaingan ke depan akan semakin hebat. Bentuk persaingan bukan hanya terjadi pada harga, tetapi juga pada kualitas hasil, kemudahan dan kecepatan pelayanan, kedekatan hubungan, dan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen.
d) Sistem distribusi Sistem distribusi akan sangat menentukan keberhasilan pemasaran. Faktor terpenting yang harus dipertimbangkan adalah efektivitas baik dari segi nilai tambah, volume penjualan, maupun kelancarannya.
Informasi Modal Menurut Ashari (2009) permodalan masih menjadi salah satu
permasalahan pokok dalam pembangunan pertanian. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, selama kurun waktu empat dekade terakhir pemerintah telah meluncurkan beberapa kredit program/bantuan modal untuk petani dan pelaku usaha pertanian di perdesaan. Diantara program yang sangat popular dapat berupa bantuan langsung (BLT, BLM), bantuan bergulir (BPLM, PMUK), penguatan modal (DPM LUEP, PUAP), subsidi bunga (kredit Bimas, KUT, KKP), maupun yang sudah mendekati komersial (SP3, P4K, dan KUR).
Informasi Teknologi Menurut Suparta (2009) bahwa sumberdaya teknologi untuk aktivitas
produksi pertanian dapat berupa teknologi tradisi (adat), teknologi sederhana, teknologi input tinggi, dan teknologi canggih khususnya untuk komoditas yang secara ekonomis bernilai tinggi/mahal. Menurut Kamandalu, Sudaratmaja, dan Sagung (2007 dalam Suparta 2009) bahwa suatu terobosan peningkatan produksi padi nasional yang sejalan dengan peningkatan pendapatan petani telah dirumuskan dalam bentuk strategi, yaitu penerapan semua komponen teknologi inovasi terbaik yang sesuai dengan kondisi spesifik wilayah. Hal ini dapat dimengerti, karena tidak ada satu pun komponen budidaya padi yang terbaik
14
untuk semua lokasi, mengingat bahwa di Indonesia lingkungan biotik, abiotik serta kondisi sosial, ekonomi, budaya sangat beragam. Prinsip Pendidikan Orang Dewasa Pengertian Pendidikan Orang Dewasa Menurut Knowles, 1980. Pendidikan Orang Dewasa atau Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Dapat juga dikatakan bahwa andragogi merupakan suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar sedangkan lain yang sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah "pedagogi", yang ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogos" artinya membimbing atau memimpin. Maka dengan demikian secara harafiah "pedagogi" berarti seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak. Beberapa defenisi Pendidikan Orang Dewasa, menurut para ahli: 1. UNESCO (Townsend Coles, 1977), pendidikan orang dewasa merupakan keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apa pun isi, tingkatan, metodenya baik formal dan tidak, yang melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh
masyarakat
mengembangkan
kemampuannya,
memperkaya
pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas. Definisi diatas menekankan pencapaian perkembangan individu dan peningkatan partisipasi sosial. 2. Bryson, menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa adalah semua aktifitas pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk mendapatkan tambahan intelektual.
15
3. Reeves, et al, pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya. Tujuan dan Karakteristik Pendidikan Orang Dewasa Pendidikan Orang Dewasa umumnya memiliki sasaran kelompok orang dewasa yang beraneka ragam, baik usianya, tingkat pendidikannya. Lingkungan sosialnya, pelajarannya dan lain-lain. Misalnya pendidikan keaksaraan Functional (Functional Literacy program) warga belajrnya orang dewasa yang masuk buta huruf dan sering terdiri ekonominya msikin. Sedang Pendidikan kepelatihan di industri / perkantiran warga belajarnya adalah para pekerja maupun sifat yang umumnya tingat pendidikannya cukup tinggi dn kondisi ekonominya cukup baik. Tujuan
POD
dengan
demikian
beraneka
ragam
sesuai
dengan
permasalahannya, dan sasarannya. Secara umum terdapat beberapa tujuan. Houle (1972), menggambarkan enam orientasi yang dipegang oleh pendidik orang dewasa, yaitu: 1. Memusatkan pada tujuan. 2. Memenuhi kebutuhan dan minat. 3. Menyerupai sekolahan. 4. Menguatkan kepemimpinan. 5. Mengembangkan lembaga pendidikan orang dewasa. 6. Meningkatkan informalisasi. Prinsip Pendidikan Orang Dewasa Menurut Miller (1904) Prinsip pembelajaran bagi orang dewasa adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik perlu diberikan motivasi untuk mengubah tingkah laku. Peserta didik perlu sadar tingkah laku yang tidak diingini dan mempunyai gambaran jelas berkenaan dengan tingkah laku yang diingini. 2. Peserta didik mempunyai peluang mencoba tingkah laku yang baru. 3. Peserta didik membutuhkan bahan-bahan pembelajaran yang dapat membantu kebutuhannya.
16
Pendidikan orang dewasa memiliki 10 Prinsip yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien. 10 Prinsip tersebut, yaitu: 1. Prinsip kemitraan Prinsip kemitraan menjamin terjalinnya kemitraan di antara pengajar dan pelajar. Dengan demikian pelajar tidak diperlakuan sebagai murid tetapi sebagai mitra belajar sehingga hubugan yang mereka bangun bukanlah hubungan yang bersifat memerintah, tetapi hubungan yang bersifat membantu, yaitu pengajar akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu proses belajar pelajarnya. 2. Prinsip pengalaman nyata Prinsip pengalaman nyata menjamin berlangsungnya kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa terjadi dalam situasi kehidupan yang nyata. Kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa tidak berlangsung di kelas atu situasi yang simulative, tetapi pada situasi yang sebenmarnya. 3. Prinsip kebersamaan Prinsip kebersamaan menuntut digunakannya kelompok dalam kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa untuk menjamin adanya interaksi yang maksimal di antara peserta dengan difasilitasi pengajar. 4. Prinsip partisipasi Prinsip partisipasi adalah untuk mendorong keterlibatan pelajar secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa, dengan fasilitas dari pengajar. Dalam kegiatan pembelajaran pendidikna orang dewasa semua pesrta harus terlibat atau mengambil bagian secara aktif dari seluruh proses pembelajarn mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. 5. Prinsip keswadayaan Prinsip
keswadayaan
merupakan
prinsip
yang
mendorong
kemandirian pelajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan orang dewasa bertujuan untuk menghasilkan manusia yang mandiri yang mampu melakukan peranan sebagai subyek atau pelaku. Untuk itulah diperlukan prinsip keswadayaan.
17
6. Prinsip kesinambungan Prinsip yang menjamin adanya kesimambungan dari materi yang dipelajari sekarang dengan materi yang telah dipelajari di masa yang lalu dan dengan materi yang akan dipelajari di waktu yang akan datang. Dengan prinsip ini maka akan terwujud konsep pendidikan seumur hidup (life long education) dalam pendidikan orang dewasa. 7. Prinsip manfaat Prinsip manfaat menjamin bahwa apa yang dipelajari dalam pendidikan orang dewasa adalah ssesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh pelajar. Orang dewasa akan siap untuk belajar manakala dia menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kesadaran terhadap kebutuhan ini mendorong timbulnya minat untuk belajar, dan karena rasa tanggung jawabnya sebagai orang dewasa maka timbul kesiapanya untuk belajar. 8. Prinsip kesiapan Prinsip kesiapan menjamin kesiapan mental maupun kesiapan fisik dari pelajar untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran. Orang dewasa tidak akan dapat melakukan kegiatan pembelajaran manakala dirinya belum siap untuk melakukannya, apakah itu karena belum siap fisiknya atau belum siap mentalnya. 9. Prinsip lokalitas Prinsip lokalitas menjamin adanya materi yang dipelajari bersifat spesifik local. Generalisasi dari hasil pembelajaran dalm pendidikan orang dewasa akan sulit dilakukan. Hasil pendidikan orang dewasa pada umumnya merupakan kemampuan yang spesifik yang akan dipergunakan untuk memecahkan masalah pelajar pada tempat mereka masing-masing, pada saat sekarang juga. Kemampuan tersebut tidak dapat diberlakukan secara umum menjadi suatu teori, dalil, atau prinsip yang dapat diterapkan dimana saja, dan kapan saja. Hasil pembelajaran sakarang mungkin sudah tidak dapat lagi dipergunakan untuk memecahkan masalah yang sama dua atau tiga tahun mendatang. Demikian pula hasil pembelajaran tersebut tidak dapat diaplikasikan dimana saja, tetapi harus diaplikasikan di tempat
18
pelajar sendiri karena hasil pembelajaran tersebut diiproses dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh pelajar. 10. Prinsip keterpaduan Prinsip keterpaduan menjamin adanya integrasi atau keterpaduan materi pendidikan orang dewasa. Rencana pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa harus meng-cover materi-materi yang sifatnya terintegrasi menjadi suatu kesatuan meteri yang utuh, tidak partial atau terpisah-pisah.
19
METODE PELAKSANAAN Waktu dan Tempat Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL II) dengan kegiatan mengenai penyuluhan peternakan dari mulai Tanggal 13 Juli 2020 sampai Tanggal 24 Agustus 2020. Tempat pelaksanaan kegiatan PKL II ini yaitu di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan pada kegiatan praktik kerja lapangan ini yakni para pelaku utama, pelaku usaha dan pihak pemangku kepentingan lainya terkait peternakan/pertanian di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor Materi Kegiatan 1. Melaksanakan identifikasi potesi wilayah, identifikasi permasalahan, dan merumuskan rekomendasi potensi dan pemecahan masalah wilayah melalui kegiatan PKL pada lembaga penyuluhan/ balai penyuluhan pertanian (BPP). 2. Menyusun materi penyuluhan pertanian berkelanjutan. 3. Memilih, menetapkan dan mendesain media penyuluhan pertanian. 4. Memilih, menetapkan dan menyusun desain dan strategi metode penyuluhan pertanian. 5. Menggunakan program GIS untuk memetakan potensi wilayah desa 6. Mengakses dan memanfaatkan informasi teknologi, permodalan dan pasar 7. Melaksankan penyuluhan dengan menerapkan prinsif Pendidikan Orang Dewasa ( POD ) dan pemberdayaan manysarakat.
20
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Potensi Wilayah Desa Pasir Jaya Kondisi Geografis Desa Pasir Jaya luas wilayahnya 799,668 Ha, terdiri dari 9 RW, 23 RT dan 4 Dusun. Yaitu Dusun I,II,III dan Dusun IV, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Batas
Desa
Kecamatan
Kabupaten
Sebelah Utara
Ciburayut
Cigombong
Bogor
Sebelah Selatan
Tugu Jaya
Cigombong
Bogor
Sebelah Timur
Cisalada
Cigombong
Bogor
Sebelah Barat
TamanNasional Halimun Salak
Cigombong
Bogor
Jarak dari Desa Pasir Jaya ke ibu kota Kecamatan 2.5 Km, jarak ke ibu kota Kabupaten Bogor 50 Km, jarak ke ibu kota Provinsi di Bandung 135 Km dan jarak ke ibu kota Negara di Jakarta 70 Km. Topografi Desa Pasir Jaya merupakan desa yang berada didaerah dataran Tinggi berbukit, dengan ketinggian ± 600 – 700 meter diatas permukaan laut (mdpl). Sebagian besar wilayah desa adalah lahan pertanian/sawah/tegalan dengan permukaan tanah datar 40%, berbukit-bukit 50% dan lereng 10%. Suhu rata-rata o
harian mencapai 26-28 C dan curah hujan rata-rata 3000-3500 Mm/tahun. Hidrologi dan Klimatologi Sumber air yang ada di Desa Pasir Jaya meliputi air permukaan dan air tanah. Air permukaan berupa sungai. Sesuai dengan kebijakan penyediaan air baku untuk irigasi, maka di Desa Pasir Jaya mendapat pasokan pelayanan irigasi berasal dari Pegunungan Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga,
21
masyarakat sebagian menggunaan air bersih dari Perusahaan Air Minum (PAM) dan sebagian yang lain dari sumur gali dan sumur pompa/bor. 1. Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan Pada umumnya lahan yang berada atau terdapat di Desa Pasir Jaya digunakan secara produktif, karena merupakan lahan yang subur terutama untuk lahan pertanian, jadi hanya sebagian kecil saja yang tidak dimanfaatkan oleh warga, hal ini pula menunjukan bahwa kawasan Desa Pasir Jaya adalah daerah yang memiliki sumber daya alam yang memadai. Luas lahan wilayah menurut penggunaan sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini: Luas Wilayah Menurut Penggunaannya Sawah (Ha) ½ Tek nis
Tada
Pasan
h
g
Huja
25
Darat (Ha)
Surut
n 4
Pemuki
Pertani
Perkanto
man
an
ran
an
a
146
181
0,650
180
-
-
Perkebun Lainny
Sumber: Data Profil Desa Pasir Jaya Keadaan Sosial 1. Kependudukan Penduduk Desa Pasir Jaya berdasarkan data terakhir hasil sensus Penduduk Tahun 2019 tercatat sebanyak 7.659 jiwa, Tahun 2018 sebanyak 7.019 Jiwa, dan Tahun 2017 sebanyak 6.944 Jiwa, Sehingga mengenai penduduk Desa Pasir Jaya mengalami kenaikan untuk setiap tahunnya dengan rata-rata 5 %, untuk lebih jelasnya sebagaimana kita lihat dalam tabel berikut ini: Jumlah Penduduk No. 1
Tahun 2017
Jumlah Penduduk Lk
Pr
3.544
3.400
Jumlah 6.944
Jumlah
Laju
KK
Pertumbuhan
1.761
22
2
2018
3.649
3.370
7.019
1.987
3
2019
4.042
3.671
7.659
2.325
Sumber: Data Desa Pasir Jaya 2. Kesehatan Tenaga Kesehatan Di Desa Pasir Jaya Pada Tahun 2019 terdiri dari Medis/Dokter 0 , Perawat 0 Orang, Bidan Desa 1 Orang, Untuk Lebih Jelasnya dapat dilihat dari Tabel berikut ini: Jumlah Tenaga Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat di Desa Pasir Jaya Tahun 2019 No.
Tenaga Kesehatan
1
Medis
2
Perawat
3
Partisipasi Masyarakat
Jumlah
Doktor Umum
-
Dokter Spesialis
-
Bidan
1
Perawat
-
Dukun Bayi
5
Posyandu
13
Poskesdes
-
Desa Siaga
-
Kader Jumlah
Ket
65 84
Sumber: Data Desa, Posyandu dan Desa Siaga Desa Pasir Jaya Isu Strategis Potensi dan Masalah Berdasarkan hasil pengkajian potensi dan masalah maupun penggalian informasi dan aspirasi dari berbagai pihak, maka dapat dijelaskan gambaran permasalahan kunci yang dihadapi berikut prioritas penanggulangan masalah serta gambaran potensi unggulan beserta prioritas rencan pengembangannya. Adapun prioritas potensi dan masalah dapat dijelaskan sebagaimana tabel dibawah ini:
23
1. Potensi Potensi adalah sumber daya yang tersedia yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan. Hasil kajian sketsa desa, secara umum potensi yang dimiliki Desa Pasir Jaya menggambarkan banyak potensi, namun belum tergali serta belum dimanfaatkan secara optimal. Namun demikian, berdasarkan hasil kajian potensi ini bisa maksimal dan dapat digolongkan ke dalam 2 katagori yaitu:
Dapat maksimal bila dilakukan pendekatan, penyuluhan, pengarahan, penekanan terhadap unsur manusianya.
Dapat Maksimal bila ada Stimulus dalam bentuk Pendanaan, dan ini biasanya sering terjadi di Desa Pasir Jaya.
2. Sumber Daya Alam Keberadaan sumber daya alam di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor sangat melimpah, terutama dalam pemanfaatan tanah atau lahan pertanian, karena lahan di Desa Pasir Jaya merupakan Lahan tanah yang sangat subur untuk pertanian, dan juga potensi di peternakan. (lembar sebaliknya) Jenis Sumber daya alam
No.
Jenis
Jumlah /Luas
Lokasi
1
Tanah Carik Desa
-
-
2
Batu Alam/Batu Pasir
-
-
3
Hutan Negara
4
Kayu
5
Lahan Pekarangan
6
Luas Pesawahan
7
Tanah Perkebunan
8
Tanah Perkantoran
Kantor Desa
9
Sumber Mata Air
Desa Pasir Jaya
10
Hutan Rakyat
11
Bangunan Sekolah
Kp. Loji -
-
9 RW
24
12 Sungai / Selokan
Desa Pasir Jaya
13 Tanah Kuburan Umum
9 RW
14 Tanah Hibah Masyarakat
9 RW
3. Sumber Daya Manusia
Umumnya masyarakat rela lahan miliknya dihibahkan tanahnya untuk digunakan sarana pembangunan seperti: Untuk Jalan, Masjid, Wakaf Kuburan, Posyandu, Dll.
Masyarakat memiliki semangat yang tinggi untuk membangun desanya dalam upaya mengatasi permasalahan. Semangat gotong royong, khususnya di semua Dusun masih tinggi.
Tingkat kepedulian masyarakat melalui iuran/Sumbangan masih tinggi. Banyak tersedia tenaga-tenaga teknis (Pertukangan lainnya).
Tingkat Pendidikan Masyarakat sudah mulai maju dengan terlahirnya sarjana-sarjana yang bermunculan.
Kader-kader Lembaga Kemasyarakatan terlihat lebih hidup dalam menunjang pembangunan desa Pasir Jaya
Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Pemuda, Seniman, olahragawan sudah mulai Nampak dan siap untuk berkompetisi. Jumlah Penduduk Data Desa Pasir Jaya Tahun 2019
No
1
2
Jenis Kelamin
Jumlah
Prosentase (%)
3.988
55%
3.671
45%
7.659
100
Laki-laki
Perempuan JUMLAH
25
Usia Penduduk Data Desa Pasir Jaya Tahun 2019 Prosentase
No
Usia
Jumlah
1
2
3
4
1
0-4 Tahun
795
9
2
5-9 Tahun
489
6.5
3
10-14 Tahun
490
6.5
4
15-19 Tahun
350
5
5
20-24 Tahun
569
8
6
25-29 Tahun
475
6
7
30-34 Tahun
480
6
8
35-39 Tahun
572
7.5
9
40-44 Tahun
576
7.5
10
45-49 Tahun
652
8.5
11
50-54 Tahun
671
8.5
12
55-59 Tahun
581
8
13
60-64 Tahun
539
8
14
65-69 Tahun
300
4
15
70 Tahun ke atas
120
1
7.659
100
JUMLAH
(%)
26
Tingkat Pendidikan Penduduk Data Desa Pasir Jaya Tahun 2019 No
Tingkat Pendidikan Penduduk
Jumlah
Prosentase (%)
1
Tidak Tamat SD
23
2
2
Tamat SD
841
55
3
Tamat SLTP
350
24
4
Tamat SLTA
235
16
5
D1
10
1
6
D2
-
-
7
D3
10
1
8
S1
9
1
9
S2
-
-
10
S3
-
-
1.478
100
JUMLAH
Jenis Mata Pencaharian Data Desa Pasir Jaya Tahun 2019 No
Mata Pencaharian
Jumlah
1
PNS Umum
9
2
PNS Guru
27
3
Guru Honor
69
4
TNI
3
5
POLRI
2
6
Pensiunan TNI/POLRI
0
7
Pensiunan PNS/Guru
5
8
Pensiunan BUMN
0
9
Karyawan Swasta
345
10
Buruh
115
Keterangan
27
11
Tukang
23
12
Wiraswasta
23
13
Pedagang Keliling
46
14
Pedagang
115
15
Petani
8
16
Peternak
23
17
Buruh tani
16
18
Buruh ternak
3
19
Sopir
20
20
Pengemudi Ojeg
46
21
Dokter
0
22
Ustadz
63
23
Bidan
1
24
Perawat
1
No
Mata Pencaharian
Jumlah
25
Artis/Seniman
0
26
Dukun/Paranormal
0
27
Anggota Dewan
0
28
Wartawan
4
29
Mahasiswa
23
30
Pelajar
1.626
31
Mengurus Rumah Tangga
1.472
32
Tidak Bekerja
1.405
33
Lainya
Keterangan
JUMLAH
28
Instrumen PRA 1. Peta Potensi Desa Pelaksanaan kajian Pemetaan untuk membuat Sketsa Desa dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2019. Mengawali kajian dengan mengajak warga untuk mengidentifikasi potensi-potensi (sumberdaya) yang ada di Desa. Selanjutnya menyepakati penggunaan simbol potensi/sumber daya yang akan dituangkan dalam Peta/Sketsa Desa. Potensi/sumber daya yang disepakati adalah : 1. Sumber Daya Alam, terdiri dari : sungai, hutan, perkebunan dan lainnya. 2. Sumber Daya Manusia, meliputi : pendidikan, kesehatan. 3. Sumber Daya Buatan, meliputi : pemukiman, tempat ibadah, jalan, jembatan, dan lainnya.
29
Potensi
Tanaman Pangan, Holtikultura dan perkebunan :
Masalah 1. Padi Sawah
55% petani belum melaksanakan cara panen yang sesuai dengan anjuran
2. Jagung
pupuk yang tepat
3. Kacang Tanah
54% petani belum menggunakan dosis 53% petani belum menggunakan benih bersertifikat
55% petani belum menggunakan ZPT/PPC
54% petani belum menggunakan PHT
64% petani belum melaksanakan pergiliran varietas
4. Ubi Kayu
56% petani belum melaksanakan PHT
70% petani belum bisa menggunakan pupuk an-organik
65% petani belum melaksanakan jarak tanam sesuai anjuran
60% petani belum menggunakan bibit sesuai 5. Ubi Jalar
anjuran 60% petani belum ssuai menggunakan dosis pemupukan 55% petani belum pemupukan sesuai dengan
6. Buah-buahan
dosis anjuran Petani belum melaksanakan pasca panen sesuai anjuran 55% petani belum menggunakan benih bermutu
7. Sayuran
55% petani belum melaksanakan jarak tanam sesuai anjuran
30
Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 1. Kambing
75% peternak belum menggunakan bibit sesuai anjuran
75% peternak belum sesuai cara dosis pemberian pakan 85% peternak belum terampil dalam penanganan
2. Domba
penyakit 77% peternak belum menggunakan bibit sesuai anjuran
3. Kelinci
80% peternak belum terampil dalam penanganan penyakit 80% peternak belum sesuai penggunaan bibit
4. Kerbau
76% peternak belum sesuai pengetahuan jarak kandang 80% peternak belum terampil dalam penanganan
5. Ayam Ras
penyakit 75% peternak belum menggunakan bibit sesuai anjuran 75% peternak belum terampil dalam pemilihan
6. Ikan Lele
bibit/benih 65% peternak belum memperhatikan kualitas air 75% kelompok tani belum membuat rencana kerja secara tertulis
Aspek Sosial
50% kelompok tani belum ada pembagian tugas yang baik 65% pengambilan keputusan kelompok tani hanya melibatkan pengurus saja 80% kelompok tani belum melakukan
Aspek Ekonomi
pemupukan modal usaha 70% pembelian sarana produksi dilakukan secara
31
personal
75% cara penjualan hasil produksi dilakukan secara personal
2. Penelusuran Wilayah (Transek) Kajian Penelusuran Wilayah dilaksanakan dengan menentukan topik kajian, yaitu : tata guna lahan, jenis tanaman/tumbuhan (vegetasi), kepemilikan lahan, masalah serta potensi. Setelah itu dilakukan penelusuran. Penelusuran dimulai dari arah Selatan ke Utara yang didominasi oleh perkebunan lalu bergerak menuju perkampungan. Gambar 2. Peta Transek
32
Data Transek Desa Pasir Jaya Ketinggian
425 dpl
400 dpl
325 dpl
300 dpl
275 dpl
250 dpl
245 dpl
Pengunaan
Kawasan
Kebun/lahan
Pemukiman
Pemukiman
Pemukiman
Sawah dan
sungai
Lahan
pabrik
dan kebun
dan lahan
dan lahan
kolam ikan
Vegetasi
Kayu
Bambu
bambu
Bambu
Padi
Bambu
rerumputan
Pemanfaatan
Pendapatan Pakan ternak
Ikan
Kolam ikan
Pendapatan
Pendapatan
Pendapatan
Pendapatan
Konsumsi
Konsumsi
Konsumsi
Konsumsi
Konsumsi
Pendapatan
Pendapatan
Tempat tinggal
Tempat tinggal
33
3. Kalender Musiman Untuk kajian kalender musim yang dilakukan di Desa Pasir jaya dominan pada Pertanian. Kajian ini berdasarkan data kalender musim yang dimiliki oleh PPL setempat. Kalender Musiman Bulan 1
2
3
4
Padi
5
6
7
8
9
10
Padi
11
12
Padi
Peternakan
Potensi Pertanian
Peternakan
Masalah
Pola tanam
Pemupukan
Pengendalian hama penyakit
Panen
Pasca panen
Bibit
Produksi
Pakan
Perkandangan
Penyakit
Manajemen pemeliharaan
Pasca panen
Pemasaran
34
4. Kalender Harian Pembuatan kalender harian adalah teknik yang menggambarkan pola kegiatan keluarga yang terdiri dari kegiatan bapak, ibu, anak dalam suatu waktu tertentu. Dalam kajian ini, saya mencoba melihat aktivitas keseharian dari seorang petani anggota kelompok tani dan berdiskusi secara semi terstruktur dengan penyuluh di Desa Pasir jaya, Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, yaitu bpk. Handi (anggota poktan). Sesuai keterangan dari PPL setempat, bahwa mereka dan keluarga dapat dianggap mewakili untuk kajian ini. Adapun gambar kegiatan harian yang telah dibuat dapat dilihat pada diagram di bawah ini : Gambar Kalender Harian
5. Hubungan Kelembagaan (Diagram Venn) Diagram Venn merupakan teknik yang bermanfaat untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang terdapat di desa. Diagram venn memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak apa berada di desa, serta menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingannya untuk
35
masyarakat dan manfaat untuk masyarakat. Lembaga yang dikaji meliputi lembaga-lembaga lokal, lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga swasta (Termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat). Awal kajian, dengan kajian mengajak warga untuk mengidentifikasi lembaga/organisasi yang ada di Desa Pasir Jaya, peran/fungsi serta apa manfaatnya bagi masyarakat. Selanjutnya disepakati dekat jauhnya simbol dengan lingkaran yang menggambarkan besar kecilnya fungsi/peran lembaga bagi masyarakat. Gambar 5. Diagram Venn
PASA
BPD
GAPOKTA
MASYARAKAT KANTOR DESA KOPERASI BPP
PPL KELOMPOK TANI
BPP
merupakan
singkatan
dari
(Balai
Penyuluhan
Pertanian),
Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) Setelah menempatkan peran dan fungsi lembaga serta membuat gambar atau bagan yang disepakati, tim kajian menanyakan warga untuk mendiskusikan lebih lanjut tentang permasalahan yang dirasakan ataupun manfaat lembaga bagi warga. Hasil diskusi tentang masalah kelembagaan digambarkan seperti tabel berikut :
36
Lembaga Pemerintahan Desa/Kelurahan
Fungsi/Tugas Melayani
Potensi
masyarakat Ada
desa/kelurahan Menjalankan
tugas
pemerintahan Menjalankan desadan
Masalah
fasilitas Layanan untuk
Pendukung
masyarakat
(kenderaan dinas
berkurang
dan kantor)
khususnya untuk
peraturan SDM cukup baik
menyampaikan
peraturan
keluhan laporan
daerah
yang dirasakan
Memfasilitasi
masyarakat
kepentingan masyarakat desa kepada para pihak diluar desa Kelompoktani
Memfasilitasi
Ada lahan
kebutuhan
anggota
kelompok
yang Kurang modal untuk Jalur
baik dikelola
pemasaran
Mendorong peningkatan Mampu taraf hidup petani
hasil
bekerjasama dan bekerja keras Teknik
kurang Ada beberapa anggota
pertanian
cukup
masih
yang
kurang aktif Masih
menguasai
terbatas bidang usahatani tertentu Pasar
Sebagai
sarana Tersedia
distribusi hasil produksi
berbagai
pertanian
kebutuhan
Menyediakan barang
barang-
Lokasi barang agak jauh
masyarakat
kebutuhan
masyarakat
37
yang
Menjalankan ibadah
Keagamaan
Bisa dan Pelayanan
mendidik
membentuk masyarakat
kelompok pengajian Posyandu
Mampu
berakhlak baik
Balai
kepada balita dan Ibu
kesehatan
Pengobatan
hamil
hamil dan balita
Sebagai sosialisasi
Kurangnya
kesehatan Mengontrol ibu
tempat kesehatan di
tenaga dokter Balai pengobatan jauh
desa
6. Pola Usaha Tani 1. Pola tanam Padi dan Palawija
Pada tanam yang diusahakan petani di Wilbin Pasir Jaya dalam tahun 2019 menunjukan adanya perkembangan sehingga di beberapa areal telah menerapkan pola tanam padi dan palawija data pola tanam dapat dilihat pada tabel berikut Tabel. Data keadaan pola usaha tani dan pola tanam satu tahun No 1
Pola Usaha Tani Pola Usaha Tani yang diterapkan dengan pola tanam -
Tanam I : Padi – Palawija – Sayuran
-
Tanam II : Padi – Padi – Sayuran/Palawija
2. Pola Usaha Peternakan
Berdasarkan potensi wilayah kerja binaan Desa Pasir Jaya menunjukan adanya peluang untuk pengembangan usaha peternakan domba dan kelinci. Ketersediaan hijauan untuk pakan ternak tersebut di wilayah Pasir Jaya cukup mendukung. Pada tahun 2019, usaha peternakan domba dan kelinci menunjukan adanya perkembangan minat pada petani namun masih perlu adanya pembinaan dan penguatan kelompok
38
pengembangan usaha peternakan tersebut. Saat ini data jumlah ternak kambing sebanyak 393 ekor, domba sebanyak 497 ekor, bebek sebanyak 150 ekor, dan kelinci jumlahnya lebih dari 650 ekor dengan perkembangan reltif cepat. 7. Alur Pemasaran Produksi
Petani Padi
Tengkulak
Pasar
konsumen
Potensi Padi
Masalah Petani belum mengetahui penggunaan dosis pupuk yang baik Petani belum menggunakan bibit unggul Hama tanaman
8. Alur Sejarah Legenda Desa (Sasakala)
Desa Pasir Jaya adalah salah satu desa pemekaran wilayah dari Desa Cisalada pada tahun 1984 Terbentuknya Desa Pasir Jaya Pada tahun 1984
39
Urutan Pejabat Kepala Desa Tahun
No
Nama
1
M. Subyani
1984 s/d 1985
Pejabat sementara
2
M. Mahpud
1985 s/d 1993
Kepala Desa
3
M. Mahpud
1993 s/d 2002
Kepala Desa
4
Suhanda Hendrawan
2002 s/d 2008
Kepala Desa
5
Suhanda Hendrawan
2008 s/d 2014
Kepala Desa
6
Gina Garmina
2014 s/d 2020
Kepala Desa
7
Suhanda Hendrawan
2020 s/d 2026
Kepala Desa
…. s/d …….
Keterangan
Sejarah Pembangunan Desa Sejarah Pembangunan Desa
Tahun
Kejadian yang baik
Kejadian yang buruk
(Positif)
(Negatif)
Persiapan Kantor Desa
Sewa Tanah
Persiapan Pembangunan Kantor
Tidak adanya sarana
Desa
Prasarana Desa
1990
Pembangunan Kantor
Fasilitas belum memadai
1995
Pembangunan Kantor Desa
Fasilitas belum memadai
1988
Renovasi Desa
Fasilitas belum memadai
1984 1988
40
2008
Pembangunan Desa Baru
-
2012
Pembangunan Poskamdes
-
2013
Renovasi Kantor Desa
-
9. Mata Pencaharian No
Mata Pencaharian
Jumlah (jiwa)
1
PNS
54
2
TNI/POLRI
38
3
Wiraswata/pedagang
4
Petani
150
5
Buruh Tani
80
6
Nelayan
-
7
Peternak
50
8
Jasa
40
9
Pengrajin
40
10
Pensiunan
20
11
Lainnya
20
12
Tidak Bekerja/pengangguran
150
Sumber : Data Desa Pasir Jaya 2019
1.645
41
10. Bagan Kecenderungan dan Perubahan Bagan Kecenderungan dan Perubahan Desa Ciburuy Tahun 2018 Jenis Usaha
Tahun 2013
2014
2015
2016
Catatan
2018
Tenaga kerja
berkurang
dikarenakan banyak petani Tenaga Kerja
**** ***
*****
****
***
**
yang
sudah
kurangnya
tua
dan
minat
para
remaja untuk bertani Kepemilikan Lahan
**** **
*****
Varietas yang ditanam Penggunaan Lahan Perrtanian
*****
*****
*
*
***** **** **** *
*****
*****
******
***** ******
*
*
**
*****
*****
*****
Penggunaan Teknologi Pertanian/pet
**
**
****
***** ******
Penggunaan
varietas
bermutu semakin beragam Penggunaan
lahan
pertanian tetap Penggunaan
teknologi
semangkin
meningkat
karena semakin
ernakan
teknologi saat ini canggih
dan
memudahkan petani
Populasi ternak
Kepemilikan tetap
***** ***
****
***** ******
*
**
*
Populasi ternak khususnya ayam dan sapi meningkat
Sumber: programa Desa Pasir Jaya 2019 Perilaku masyarakat di Desa Pasir Jaya dari tahun ke tahun sangat baik dan meningkat hanya saja jumlah petani yang ada di Desa Pasir Jaya berkurang. 11. Bagan Peringkat Penetapan peringkat pilihan merupakan kegiatan untuk menentukan dengan cepat, masalah utama/pilihan seseorang untuk dijadikan prioritas pilihan dalam satu kelompok masyarakat tani. Kegunaannya adalah terpilihnya kegiatan yang
42
layak dan lebih utama untuk dilaksanakan dari berbagai kegiatan yang sudah dikumpulkan oleh masyarakat. 1. Masyarakat setempat diminta untuk menyeleksi satu obyek komoditas yang sangat menguntungkan bagi nilai tambah pendapatan. Komoditas pilihan yang akan diseleksi adalah padi 2. Melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada pada komoditas yang mempengaruhi pendapatan, sering tidaknya masalah tersebut muncul dan jumlah orang yang terkena dampak masalah tersebut. 3. Identifikasi masalah tersebut digambarkan dalam sebuah matriks dan masyarakat harus menilai kriteria yang dipilih dengan memperhatikan nilai sebagai berikut : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Sangat Kriteria Penilaian Jumlah Masalah
Mempengaruhi
Frekuensi
yang
pendapatan
masalah
menerima
Jumlah Skor
Rangking
Dampak Padi 1 Petani belum menggunakan pupuk sesuai
3
2
1
6
III
3
3
3
9
I
3
2
3
8
II
dosis 2 Tanaman diserang hama tikus 3 Petani belum menggunakan bibit unggul
43
Pada matriks di atas masalah pilihan masyarakat adalah masalah tidak ada pakan tambahan. Solusi masalah tersebut adalah membuat pakan tambahan seperti fermentasi gedebok pisang, silase dan lain-lain. Penetapan Masalah No
Komoditas
Masalah
1
Tanaman padi
Hasil belum
Penyebab
Optimal
Hama tikus, wereng cokelat, penggerek batang
Musim kemarau yang panjang
Pemupukan yang belum sesuai dosis
2
Ternak domba
Domba kurus
Kurangnya pakan hijauan saat musim kemarau
Penyakit
Kurangnya
pengetahuan
seleksi bibit domba
44
Menyusun Materi Penyuluhan Materi penyuluhan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong disusun berdasarkan kebutuhan kelompok yang ada di daerah tersebut, materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian diharapkan dapat memberikan dampak yang positif kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Materi penyuluhan harus disiapkan sebaik mungkin agar para petani bisa mengerti dalam pemahaman materi yang disajikan oleh pemateri. Sumber–sumber Materi Penyuluhan Pertanian yang dapat menjadi acuan pemateri adalah sebagai berikut: a. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti: Kementrian /dinas-dinas terkait Lembaga penelitian dan pengembangan, Pusat-pusat pengkajian, Pusat-pusat informasi, dan Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh. b. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi c. Pengalaman petani, baik pengalaman usaha taninya sendiri atau hasil dari petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya. d. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi pasar dari para pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain. Pemilihan judul materi yang telah dipilih berdasarkan kebutuhan para peternak di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor kemudian pemateri membuat Sinopsis yang berisi ringkasan materi penyuluhan yang akan diberikan kepada peternak dan Lembar Persiapan Penyuluhan (LPM). Sebelum dilaksanakan penyuluhan, Setelah melakukan beberapa kali kunjungan dan berdiskusi dengan penyuluh dan kelompok saya menyimpulkan bahwa saya memilih penyuluhan dengan beberapa judul tapi dengan waktu yang berbeda. Materi yang disajikan sesuai kebutuhan kelompok tani/ternak di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, yaitu: Manajemen Pemeliharaan ternak kambing dan domba ( pemeliharaan, kesehatan dan pakan ).
45
Media Penyuluhan Pertanian Media penyuluhan merupakan alat pembantu utuk menyampaikan suatu materi penyuluhan yang dapat merangsang sasaran suluh untuk dapat menerima pesan-pesan penyuluhan, dapat berupa media tercetak, terproyeksi, visual ataupun audio-visual dan komputer. Media penyuluhan disusun setelah penyusunan materi penyuluhan minggu ke tiga bulan agustus 2019 karena media yang digunakan harus sinkron dengan materi penyuluhan yang disampaikan. Media penyuluhan yang dibuat di Desa Pasir jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor yaitu peta singkap dan power point. Tahapan Penyusunan Media Penyuluhan: 1. Menyiapkan materi yang akan disampaikan. 2. Peta singkap dan power point yang dibuat tidak terlalu ramai dan tidak terlalu polos, tulisan harus terbaca, setelah jadi bisa digunakan sebagai media penyuluhan 3. Hasil dari pembuatan media penyuluhan terdapat pada lampiran Mengapa saya memilih peta singkap dan power point sebagai media penyuluhan? Karena peta singkap dan power point sangat mudah dipahami oleh para kelompok anggota yang hadir, mudah dimengerti dan terdapat beberapa gambar yang akan membantu proses pemahaman materi penyuluhan yang diberikan. Pengaplikasiannya sangat gampang yaitu dengan cara menyetel power point nya yang telah disambungkan pada proyektor dan menempel kertas peta singkap pada kayu atau dinding. Metode Penyuluhan Pertanian Penyusunan metode penyuluhan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor dilaksanakan pada minggu ke tiga bulan Juli 2019. Pemilihan metode penyuluhan harus disesuaikan dengan materi penyuluhan yang
46
disusun. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk menentukan metode penyuluhan yang akan dilaksanakan, yaitu: 1. Karakteristik peternak seperti pengalaman, pendidikan, keadaan sosial, budaya dan adat istiadat di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. 2. Keadaan wilayah Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. 3. Permasalahan yang dihadapi di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. 4. Menetapkan metode penyuluhan yang akan digunakan. Metode penyuluhan yang digunakan selama kegiatan PKL II di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor : a. Anjangsana : metode penyuluhan ini dilaksanakan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor dengan cara mengunjungi ke setiap rumah anggota kelompok ternak hal ini dikarenakan lokasi antar peternak yang cukup jauh dan waktu luang petani tidak sama, oleh karena itu metode ini dilakukan agar semua petani mendapatkan materi penyuluhan yang sama dari pemateri/penyuluh. b. Ceramah : metode penyuluhan ini dilaksanakan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor dengan cara pemateri/penyuluh berbicara di depan umum dan petani mendengarkan. c. Diskusi: metode penyuluhan ini dilaksanakan dihadapi di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor dengan cara mengarahkan peternak agar berinteraksi dengan sesama anggotanya dan berdiskusi mengenai materi penyuluhan. d. Demontrasi Cara : metode penyuluhan ini dilaksanakan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor dengan cara melakukan demontrasi didepan peternak dengan menggunakan alat dan bahan nyata dan memperlihatkan proses pembuatannya. Metode yang digunakan saat melakukan penyuluhan adalah dengan cara ceramah, diskusi, dan demonstrasi cara. Dengan cara ini kami bisa saling
47
menukar pengalaman dan berbagai informasi mengenai penyuluhan yang diberikan kepada seluruh anggota kelompok tani. Pemetaan Wilayah Desa Pasir Jaya Dengan Menggunakan Program GIS Pemetaan Desa Pasir Jaya menggunakan GIS
Kondisi Umum Desa Pasir Jaya yang disajikan merupakan hasil penyelesaran Data Desa yang bersumber dari data sekunder antara lain Potensi Desa, Profil Desa, Catatan Kependudukan dan Data dari Badan Pusat Statistik Tahun 2010. Kondisi umum Desa ini bersifat dinamis sehingga perlu dilakukan koreksi, update secara periodik dan hal ini akan dilakukan setiap Tahun bersamaan dengan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD) melalui pola partisipatif dalam kegiatan Pengkajian Keadaan Desa. Desa Pasir Jaya merupakan suatu desa di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Letaknya berada di wilayah pembangunan Bogor Tengah. Secara geografis, Desa Pasir Jaya yang berada pada ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut ini berbatasan dengan beberapa desa yang juga termasuk dalam wilayah kecamatan Cigombong.
48
Obritas/ Jarak antar Ibu kota/ Km adalah sebagai berikut : Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 1,5 Km Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota
: 30 Km
Jarak dari Kota/Ibu Kota Kabupaten
: 80 Km
Jarak dari Pusat Ibu Kota Provinsi
: 120 Km
Adapun batas-batas wilayah Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut: Batas
Desa
Kecamatan
Kabupaten
Sebelah Utara
Ciburayut
Cigombong
Bogor
Sebelah Selatan
Tugu Jaya
Cigombong
Bogor
Sebelah Timur
Cisalada
Cigombong
Bogor
Taman Nasional
Sebelah Barat
Halimun Salak
Bogor
Cigombong
Adapun luas wilayah Desa Pasir jaya, yang terdiri dari : Luas Wilayah Menurut Penggunaannya Sawah (Ha) ½ Tek nis 25
Tada h Huja n 4
Darat (Ha)
Pasan g Surut -
Pemuki
Pertani
Perkanto
Perkebun Lainny
man
an
ran
an
a
146
181
0,650
180
-
Potensi yang cocok pada bidang peternakan adalah Domba karena selain sawah yang luas juga banyak sekali hijauan dan beberapa perkebunan seperti singkong, karena singkong dapat digunakan sebagai pakan tambahan untuk domba.
49
Akses dan Informasi Akses Informasi Teknologi Akses informasi teknologi di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor sudah banyak digunakan oleh para petani, dengan adanya teknologi yang semakin canggih akan lebih mempermudah petani dalam mendapatkan informasi. Informasi teknologi sangat penting bagi petani karena dengan adanya informasi teknologi petani dapat mengetahui informasi yang sulit petani ketahui, bahkan jarak pun tidak menjadi halangan untuk mendapatkan informasi. informasi teknologi mempermudah petani dalam mendapat pengetahuan, informasi teknologi yang sering digunakan petani seperti, Internet, Whastapp, line, TV, Radio, koran, Leaflet, penyuluh bahkan informasi dari sesama petani. Kelompok tani di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor sangat terbantu dengan adanya informasi teknologi karena informasi yang dibutuhkan oleh kelompok tani dapat terpenuhi dengan cukup mudah, banyak informasi teknologi yang kelompok tani butuhkan seperti: -
Harapan Maju : Informasi teknologi padi Kebutuhan teknologi informasi ini hasil dari wawancara identifikasi
masalah, potensi dan kebutuhan petani. Akses Informasi Permodalan Akses informasi permodalan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor kebanyakan para petani menggunakan modal sendiri adapun kelompok tani yang mempunyai modal bantuan dari pemerintah seperti pupuk, benih, alsintan, kartu tani, dan lain-lain sesuai pengajuan didalam proposal yang dibantu melalui BP3K, selain itu permodalan yang diterima petani bersumber dari BANK. Permodalan berupa bantuan akan sangat membantu para petani untuk menjalankan usaha taninya. Akses Informasi Pasar Pemasaran hasil usaha tani di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor dibantu oleh para penyuluh yang bertugas di daerah tersebut, pemasaran yang dilakukan biasaanya di pasar yang berpotensi dan memiliki
50
peluang yang besar, sebagian peternak/petani ada yang menjual ke pasar ternak, menjual ke tengkulak adapun menjual langsung ke konsumen. Penyuluh mengarahkan agar petani memilih rantai pemasaran sependek mungkin (petani – Konsumen). Prinsip Pendidikan Orang Dewasa Penyuluhan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor sudah melaksanakan sebagian prinsip pendidikan orang dewasa, seperti : 1. Orang Dewasa Tidak Ingin Digurui Penyuluh yang bertugas didaerah tersebut sudah melaksanakannya dengan cara penyuluhan seperti bertukar pendapat, informasi, dan berbincang-bincang non-formal sehingga petani tidak merasa digurui. 2. Orang Dewasa Banyak Pengalaman Penyuluh yang bertugas didaerah tersebut sudah melaksanakannya dengan cara penyuluhan seperti meminta petani agar menceritakan pengalamannya dan kemudian penyuluh mengarahkan agar pengalaman tersebut bisa berubah menjadi keuntungan bagi petani. 3. Orang Dewasa Kurang Motivasi Dalam Belajar Penyuluh yang bertugas didaerah tersebut sudah melaksanakannya dengan cara penyuluhan seperti membuat pembelajaran yang menarik agar petani tertarik dengan apa yang dipelajari. 4. Orang Dewasa Berpandangan Ingin Segera Mempraktekan Yang Telah Diajarkan Penyuluh yang bertugas didaerah tersebut sudah melaksanakannya dengan cara penyuluhan seperti melakukan demontrasi bersama setelah pemberian materi. Penyuluh yang bertugas di daerah tersebut juga sudah menggunakan prinsip pemberdayaan petani agar meningkatkan kemampuan petani untuk melaksanakan usaha tani yang lebih baik.
51
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Simpulan pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan II yang dilaksanakan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut : 1. Hasil Identifikasi potensi wilayah yang dilakukan di Desa Pasir Jaya dengan menggunakan metode PRA terdiri atas : tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan dan peternakan. Potensi yang paling besar di Desa Pasir Jaya yaitu dibidang tanaman pangan (padi sawah), dimana sebagian besar masyarakat merupakan petani padi. Sementara potensi peternakan di Desa Pasir Jaya cukup menjanjikan, terutama ternak kambing/domba dan ayam buras, karena didukung dengan keadaan alam yang cukup baik, ketersediaan pakan dan akses pemasaran yang baik. Namun kendala yang dihadapi petani dibidang peternakan yaitu keterbatasan modal usaha dan rendahnya pengetahuan petani tentang pembudidayaan ternak kambing/domba dan ayam buras. 2. Materi penyuluhan. Penetapan materi penyuluhan yang dilaksankan pada PKL 2 di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat berdasarkan pada permasalahan dari hasil identifikasi potensi wilayah. Permaslahan dari hasil identifikasi potensi wilayah, yaitu Kurangnya minat dan
pengetahuan
petani/peternak
dalam
manajemen
pemeliharaan
kambing/domba. 3. Media penyuluhan Media yang digunakan pada PKL 2 di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi jawa Barat berupa peta singkap dan power point 4. Metode penyuluhan
52
Metode penyuluhan yang dilaksanakan pada PKL 2 di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat berupa metode ceramah dan diskusi. 5. Akses dan informasi, teknologi, permodalan dan pasar Akses dan informasi, teknologi, permodalan dan pasar yang dilaksankan pada PKL 2 di Pasir Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat sangat baik, karena hubungan antara penyuluh dengan masyarakat Desa sangat baik (kelompoktani). Kemudian didukung dengan akses pemasaran yang mudah, akses jalan yang bagus dan adanya Taman Teknologi Pertanian (TTP) sehingga penerapan teknologi pertanian di Desa Pasir Jaya dapat berjalan dengan baik. 6. Pelaksanaan penyuluhan dengan prinsip pendidikan orang dewasa Pelaksanaan penyuluhan dengan prinsip pendidikan orang dewasa dalam kegiatan PKL II di Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat menggunakan prinsip - prinsip pendidikan orang dewasa, diantaranya :
Prinsip latihan (praktik).
Prinsip hubungan
Prinsip akibat.
Prinsip kesiapan Saran Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan II yang telah dilaksanakan di
Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong menyarankan: 1. BPP
bekerjasama
dengan
petugas
peternakan
untuk
mengadakan
penyuluhan tentang materi peternakan dan kesejahteraan hewan secara rutin dan berkelanjutan dalam mengembangkan potensi peternakan yang ada di wilayah Kecamatan Cigombong. 2. Penyuluh dapat membina dan membantu kelompok untuk meningkatkan kelas kemampuan kelompoknya. 3. Membangaun hubungan dan kerjasama yang baik antar petani dengan penyuluh dan pemerintahan wilayah setempat.
53
DAFTAR PUSTAKA A.W. van den Ban, (1999). Penyuluhan Pertanian, Jogyakarta: Kasinius. Adimihardja, K. &. H. H., 2003. Participatory Research Appraisal: Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Penerbit Humaniora. Amanah S. 2003. Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan di Desa Anturan Kabupaten Buleleng Bali. Bogor: Departemen Sosial Ekonomi Perikanan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993). Penyuluhan Pertanian. Cet.1. Jakarta: Universitas Terbuka. Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993). Penyuluhan Pertanian. Cet.1. Jakarta: Universitas Terbuka. Chambers, Robert. 1996. PRA (Participatory Rural Appraisal) Memahami Desa Secara Partisipatif. Yogyakarta: Penerbit Kanisuis. [Deptan]. Departemen Pertanian. 2006. Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Jakarta: Departemen Pertanian. Mardikanto, T., 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Mulyandari Retno S. H, dan Eko Ananto 2005. Teknik Implementasi Pengembangan Sumber Informasi Pertanian Nasional dan Lokal P4MI. Diunduh dari URL : htpp// www. Litbang.deptan.go.id/PDF.. Sujono dan Yahya M. 2017. Bahan Ajar Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian. BPPSDMP, Jakarta. Widodo, S dan Nuraeni I. 2006. Media Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka, Jakarta.
54
Lampiran 1 Identifikasi Potensi Wilayah Melalui Metode PRA
1. Daftar Hadir Kegiatan : Identifikasi Potensi Wilayah Desa Pasir Jaya Hari/Tanggal : Rabu,15 Juli 2020 Tempat : Desa Pasir Jaya
2. Foto Kegiatan
Lampiran 2 Menyusun Materi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan 1. Sinopsis Materi Penyuluhan
Pengenalan, Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Tympani Pada Domba
Bloat atau tympani merupakan penyakit alat pencernaan yang disertai penimbunan gas dalam lambung akibat proses fermentasi berjalan cepat. Kembung merupakan akibat mengkonsumsi pakan yang mudah menimbulkan gas di dalam rumen. Kondisi rumen yang terlalu penuh dan padat yang berujung menurunkan gerakan rumen dan menurunkan derajat keasaman dari rumen. Pakan hijauan yang masih muda dapat memicu timbulnya bloat, selain itu tanaman kacang-kacangan juga memicu timbulnya kembung (Sitepoe, 2008).
FAKTOR PENYEBAB BLOAT/ KEMBUNG PERUT 1. Penyebab primer, akibat fermentasi makanan yang berlebihan dan hewan tidak mampu mengeluarkan gas, terjadi akumulasi gelembung gas 2.
Penyebab sekunder berupa gangguan fisikal pada daerah esophagus oleh
benda asing, stenosis atau tekanan dari perluasan jalan keluar esophagus.
3. Faktor individu a. Ternak dalam keadaan bunting atau dalam kondisi kurang baik cenderung mudah mengalami kembung b. Susunan dan derajat keasaman (Ph) air liur 4. Faktor pakan: a. Pemberian leguminosa, Centrocema dan alfafa secara berlebihan. Pemberian rumput terlalu muda yang banyak mengandung air dan berprotein tinggi secara berlebihan atau karena tidak dilayukan. b. Pemberiaan makanan konsentrat yang terlalu banyak c. Adanya sumbatan pada kerongkongan d.
Merumput pada lahan yang baru dipupuk, memakan racun dan ubi atau
tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas dari perut. e. Terlalu banyak mengkonsumsi rumput basah atau berembun. f.
Pergantian jenis makanan tertentu yang memyebabkan produksi gas
berlebihan
GEJALA KLINIS 1.
Ternak nampak resah dan berusaha menghentakkan kaki atau mengais-ais
perutnya 2. Sisi perut sebelah kiri nampak membesar dan kencang. 3. Apabila bagian perut ditepuk/dipukul dengan jari akan terdengar suara mirip suara drum 4. Ternak mengalami kesulitan bernapas atau sering bernpas melalui mulut. 5. Nafsu makannya menurun drastis, bahkan tidak mau makan sama sekali.
6.
Mata merah, namun segera berubah menjadi kebiruan yang menandakan
adanya kekurangan oksigen dan mendekati kematian 7. Pulsus nadi meningkat, terdengar eruktasi PENCEGAHAN 1. Tidak membiarkan ternak dalam kondisi terlalu lapar 2.
Memberikan tempat bagi ternak untuk leluasa melakukan gerakan seperti
berjalan-jalan, Sebelum diberikan hijauan segar diberikan terlebih dahulu jerami kering atau rumput kering 3. Menghindari pemberian hijauan terutama legum maksimal 50%. 4. Apabila ternak di gembalakan usahakan setelah tidak ada embun PENGOBATAN 1. Pertolongan pertama dengan menempatkan kaki ternak pada tempat yang lebih tinggi, mulut dibuka dan sepotong kayu dimasukkan melintang pada kedua ujungnya dikaitkan tali yang dililitkan disamping kepala sampai ke belakang tanduknya agar tidak lepas dan gas dapat segera keluar. 2. Ternak diberi minyak goreng 100-200 ml atau lebih, minyak kayu putih atau minyak atsiri lainnya diberikan melalui mulut maupun dicampur air hangat. 3. Memberikan obat-obatan seperti Anti Bloat (bahan aktif: Dimethicone), dosis sapi/ kerbau: 100 ml obat diencerkan dengan 500 ml air, sedang untuk kambing/ domba: 25 ml obat diencerkan dengan 250 ml air, kemudian diminumkan. Wonder Athympanicum, dosis: sapi/ kerbau: 20 – 50 gram, sedang untuk kambing/ domba: 5 – 20 gram, dicampur air secukupnya, kemudian diminumkan. 4. Apabila keadaan ternak sudah parah maka upaya pengeluaran gas dengan cara menusuk perut ternak sebelah kiri dengan trocoar dan cannula.
Penyakit Newscastle Disease
Penyakit Newcastle desease atau yang dikenal dengan penyakit ND atau juga disebut dengan penyakit Tetelo atau Sampar merupakan masalah besar yang sering dikhawatiri bagi para peternak ayam, karena penyakit ini dapat menimbulkan angka kematian yang sangat tinggi (mencapai 100%) dan waktu penyebarannya yang sangat cepat, baik pada ayam ras, ayam buras maupun jenis unggas lainnya. Saat ini penyakit telah tersebar secara luas dibeberapa bagian dunia.Kerugian yang ditimbulkan penyakit ini adalah kematian yang tinggi, penurunan produksi serta kualitas telur dan pertumbuhan terhambat. Gejala Penyakit Newscastle Disease Gejala Klinis Gejala penyakit ini dapat diamati melalui : Gejala pernafasan seperti bersin-bersin, batuk , sukar bernafas, megap-megap dan ngorok. Gejala syaraf berupa sayap terkulai, kaki lumpuh (jalan terseret), jalan mundur (sempoyongan) serta kepala dan leher terpuntir (torticoles) yang merupakan gejala khas penyakit ini. Gejala pencernaan meliputi diare berwarna hijau, jaringan sekitar mata dan leher bengkak.
Pemberian pakan dicampur dengan bunga pepaya sangat efektif digunakan selain itu sangat mudah didapatkan. Dari berbagai pengalaman para peternak ayam penggunaan bunga pepaya sudah terbukti ampuh mencegah penyakit ND atau Tetelo Pembuatan Pakan Silase Silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan yang disimpan dalam kantong plastik yang kedap udara atau silo, drum dan sudah terjadi proses fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau anaerob. Proses silase ini melibatkan bakteri-bakteri atau mikroba yang membentuk asam susu, yaitu Lactis Acidi dan streptococcus yang hidup secara anerob dengan derajat keasaman 4 (pH 4). Oleh karena itu mengapa pada saat proses silase pakan hijauan ternak yang tersimpan dalam kantong plastik atau dalam silo harus ditutup rapat, sehingga proses silase berjalan dengan baik dan pakan hijauan tidak cepat dibusukkan oleh bakteri lain dan jamur. Tujuan Membuat Silase Untuk Pakan Ternak Sebagai cadangan dan persediaan pakan ternak pada saaat musim tanpa penghujan (kemarau) yang panjang. Untuk meyimpan dan menampung pakan hijauan yang berlebih pada saat musim hujan, sehingga dapat digunakan sewaktuwaktu pada saat musim kemarau. Memanfaatkan pakan hijauan pada saat kondisi dengan nilai nutrisi terbaik seperti protein yang tinggi. Mendayagunakan sumber pakan dari sisa limbah pertanian ataupun hasil agroindustri pertanian dan perkebunan seperti bekatul, dedak, bungkil sawit, ampasa tahu, tumpi jagung, janggel jagung dll. Proses membuat silase yang dilaksanakan di Agro Cempaka yaitu: Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan: Tetes tebu (molasses) = 3% dari bahan silase, di gapoktan kami karena molasses susah diperoleh kami ganti dengan larutan gula jawa dengan beberapa variasi persentase terhadap pelarut air.
Probion sebagai bahan bakteri pemerkaya dan pemercepat proses fermentasi.
Dedak hulus = 5% dari bahan silase. Menir = 3.5% dari bahan silase (tidak digunakan). Onggok = 3% dari bahan silase (tidak digunakan). Rumput Gajah atau hijauan sebagai bahan silase (menggunakan batang dan daun jagung (boros jagung)). Silo atau kantong plastik, kami menggunakan tong berpengunci dengan volume 150 liter. Cara membuat Silase : 1.Potong boros jagung tersebut dengan menggunakan mesin chopper. Potongan boros jagung yang kecil tujuannya agar boros jagng yang tercacah tersebut yang selanjutnya akan dimasukkan dalam silo dalam keadaan rapat dan padat, sehingga tidak ada ruang untuk oksigen dan air yang masuk. Campurkan bahan pakan tersebut hingga menjadi satu campuran (homogen merata). Di gapoktan kami ada beberapa perbandingan yaitu: (gula (kg): dedak (kg): boros jagung (kg): probion (ml)) 4 x 6 x 100 x 15 3 x 5 x 100 x 15 2 x 4 x 100 x 15 Bahan pakan ternak tersebut dimasukkan dalam silo dan sekaligus dipadatkan sehingga tidak ada rongga udara. Bahan pakan ternak dimasukkan sampai melebihi permukaan silo untuk menjaga kemungkinan terjadinya penyusutan isi dari silo. Dan tidak ada ruang kosong antara tutup silo dan permukaan pakan paling atas.
Setelah pakan hijauan dimasukkan semua, diberikan lembaran plastik, dipadatkan dan tutup tong dikunci rapat. Cara pengambilan silase : Sesudah enam sampai delapan (6—8) minggu proses ensilase telah selasai, dan silo dapat dibongkar, selanjutnya diambil ensilasenya. Proses silase yang benar dapat bertahan satu sampai dua (1—2) tahun, bahkan lebih. Asalkan wadah/ tong tertutup dengan rapat. Pengambilan silase secukupnya untuk pakan ternak, contonya untuk 3-5 hari. Silase yang baru dibongkar sebaiknya dijemur atau diangin-anginkan terlebih dahulu. Jangan sering-sering membuka silo untuk mengabil silase, ambil seperlunya, dan tutup rapat kembali silasesnya, agar silesa tidak mudah rusak Ciri-ciri silase yang baik. Rasa dan wanginya asam Warna pakan ternak masih hijau Teskstur rumput masih jelas Tidak berjamur, tidak berlendir, dan mengumpal
Cara Pemberian Pakan yang baik dan Benar
Salah satu faktor penting dalam keberhasilan ternak domba adalah cara pemberian pakan pada kambing domba.Karena meskipun domba didapat dari bibit unggul, jika salah dalan teknik pemberian makan juga tidak akan bisa gemuk seperti apa yang diinginkan. Maka dari itu, perhatikan beberapa cara pemberian makanan yang baik dan sesuai pada domba berikut ini. Perlu diketahui, bahwa ada 3 jenis makanan untuk domba. Yaitu rumput hijau, makanan kering serta air dan garam. Di sini akan dibahas satu per satu. 1. Rumput Hijau Sebenarnya, makanan hijau pada domba tidak hanya sebatas rumput hijau saja. Tapi juga daun-daunan yang tidak mengandung racun. Banyaknya makanan hijau yang diberikan pada domba adalah sebanyak 10 persen dari berat badan domba. Atau rata-rata 5 kg per ekor dalam sehari. 5 kg ini tidak diberikan pada sekali makan. Namun dibagi 2 – 3 kali dalam sehari. Pagi, siang dan sore. Hal ini dimaksudkan agar sifat alami domba yang memamah biak bisa terpenuhi.
Makanan Kering
Selain makanan hijau, domba juga perlu makanan pelengkap berupa makanan kering. Cara pemberian pakan pada kambing dombaberupa makanan kering ini bisa didapatkan dari campuran antara ampas tahu, bekatul, ampas singkong, ampas kedelai dan sisa makanan di dapur. Karena sifatnya hanya melengkapi saja, maka pemberian makanan kering ini berguna untuk menambah nutrisi yang tidak didaparkan dari makanan hijau.
Air Dan Garam
Seperti halnya mahluk hidup yang lain, domba juga memerlukan air dan garam. Air untuk memenuhi kebutuhan cairan pada domba. Sedangkan garam berguna untuk memenuhi kebutuhan akan zat NaCl. Idealnya, pemberian garam sekitar 7 g per ekor tiap harinya. Letakkan air dan garam pada tempat tertentu yang mudah
dijangkau oleh domba. Usahakan untuk menyediakannya selama 24 jam sehari. Agar domba bisa mengambilnya kapanpun yang mereka mau. Setelah mengetahui macam-macam makanan bagi domba, langkah selanjutnya adalah bagaimana mengaplikasikan berbagai macam makanan tersebut pada domba. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni: 1. Cacahlah terlebih dahulu makanan hijau sebelum memberikannya pada domba. Untuk mempermudah proses pencernaan pada perutnya. 2. Pakan kering dan hijau bisa dicampur dan diberikan secara bersamaan. 3. Namun untuk konsentrat dan bekatul, sebaiknya diberikan secara terpisah. Ada beberapa pola yang bisa diterapkan, antara lain: Pola 2 Kali Sehari Pola ini menerapkan pemberian makanan berupa makanan tambahan pada pagi dan siang hari. Sedangkan pada sore hari diberikan makanan hijau. Pola 3 Kali Sehari Pola 3 kali sehari ini memberikan makanan tambahan pada pagi hari, makanan hijau pada sore hari sekitar jam 3 dan pada pukul 8 malam kembali diberikan makanan hijau. Pola 4 Kali Sehari Ini adalah pola selang seling. Dimana ketika pagi hari diberikan makanan tambahan, siang hari diberikan makanan hijau, sore diberikan lagi makanan tambahan dan pada malam hari diberikan makanan hijau lagi.
Lampiran 3 Menyusun Media Penyuluhan
1. Dokumentasi
Lampiran 4 Menetapkan Metode Penyuluhan LPM LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH Praktik Kerja Lapangan II (PKL II) Pengenalan, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Tympani pada Domba
Kegiatan
: Penyuluhan
Judul
: Peternak dapat mengetahui tentang pencegahan dan
pengenalan penyakit tympani pada domba Pokok Bahasan
: Penyakit timpany
Penyaji
: Dede Suwandi
Peserta
: Kelompok Tani Harapan Maju
Waktu
: 60 Menit
Tempat
: Desa Pasir Jaya
Metode Penyajian
: Diskusi
Media Penyajian
: Power point dan leaflet
Hari/Tanggal
: Senin, 10 agustus 2020
Alat dan Bahan
: Laptop
Kegiatan
:
No
Waktu
Urutan Materi
Petunjuk Dedaktif
1
15 menit
Pembukaan
1.
Pengenalan dan perkenalan
Salam perkenalan dan perkenalan
2. Memberi sekilas
Menyampaikan tujuan
gambaran materi yang akan disampaikan
2
20 menit
Menyampaikan hasil
1. Menggunakan PPT
pengkajian Penjelasan materi
sebagai media tampilan materi 2. Menggunakan
Diskusi 3
20 menit
Tanya jawab
metode ceramah 1.
Menyelesaikan hal hal yang belum dimengerti oleh sasaran
4
5 menit
Penutup
1. Mengucapkan terimakasih
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH Praktik Kerja Lapangan II (PKL II) Tips pemberian pakan yang baik dan benar
Kegiatan
: Penyuluhan
Judul
: Tips pemberian pakan yang baik dan benar
Pokok Bahasan
: Pakan
Penyaji
: Dede Suwandi
Peserta
: Kelompok Tani Harapan Maju
Waktu
: 60 Menit
Tempat
: Desa Pasir Jaya
Metode Penyajian
: Diskusi
Media Penyajian
: Powerpoint dan leaflet
Hari/Tanggal
: Senin, 10 agustus 2020
Alat dan Bahan
: Laptop
Kegiatan
:
No
Waktu
Urutan Materi
Petunjuk Dedaktif
1
15 menit
Pembukaan
3.
Pengenalan dan perkenalan Menyampaikan tujuan
Salam perkenalan dan perkenalan
4. Memberi sekilas gambaran materi yang akan
disampaikan 2
20 menit
Menyampaikan hasil pengkajian Penjelasan materi Diskusi
3
20 menit
Tanya jawab
3. Menggunakan PPT sebagai media tampilan materi 4. Menggunakan metode ceramah 2. Menyelesaikan hal hal yang belum dimengerti oleh sasaran
4
5 menit
Penutup
2. Mengucapkan terimakasih
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH
Praktik Kerja Lapangan II (PKL II) Pembuatan Silase
Kegiatan
: Penyuluhan
Judul
: Pembuatan silase
Pokok Bahasan
: Pakan
Penyaji
: Dede Suwandi
Peserta
: Kelompok Neglasari
Waktu
: 60 Menit
Tempat
: Desa Tugu Jaya
Metode Penyajian
: Demonstrasi cara
Media Penyajian
: Power Point
Hari/Tanggal
: Kamis, 6 Agustus 2020
Alat dan Bahan
: Laptop
Kegiatan
: penyuluhan
No
Waktu
Urutan Materi
Petunjuk Dedaktif
1
15 menit
Pembukaan
1. Salam perkenalan
Pengenalan dan perkenalan Menyampaikan tujuan
dan perkenalan 2. Memberi sekilas gambaran materi yang akan
disampaikan 2
20 menit
Menyampaikan hasil pengkajian Penjelasan materi Diskusi
1. Menggunakan leaflet sebagai media tampilan materi 2. Menggunakan metode Demonstrasi cara
3
20 menit
Tanya jawab
1. Menyelesaikan hal hal yang belum dimengerti oleh sasaran
4
5 menit
Penutup
1. Mengucapkan terimakasih
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH Praktik Kerja Lapangan II (PKL II) Pengenalan, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Newcastle desease pada ayam
Kegiatan
: Penyuluhan
Judul
: Peternak dapat mengetahui tentang pencegahan dan pengenalan penyakit Newcastle desease pada ayam
Pokok Bahasan
: Penyakit
Penyaji
: Dede Suwandi
Peserta
: Anggota Kelompok Wanita Tani Gemes
Waktu
: 60 Menit
Tempat
: Desa Wates Jaya
Metode Penyajian
: Diskusi
Media Penyajian
: Peta singkap
Hari/Tanggal
: Senin, 10 Agustus 2020
Alat dan Bahan
: Laptop
Kegiatan
:
No
Waktu
Urutan Materi
Petunjuk Dedaktif
1
15 menit
Pembukaan
5.
Pengenalan dan perkenalan
Salam perkenalan dan perkenalan
6. Memberi sekilas gambaran materi
Menyampaikan tujuan
yang akan disampaikan
2
20 menit
Menyampaikan hasil pengkajian Penjelasan materi Diskusi
5. Menggunakan Peta singkap sebagai media tampilan materi 6. Menggunakan metode ceramah
3
20 menit
Tanya jawab
3. Menyelesaikan hal hal yang belum dimengerti oleh sasaran
4
5 menit
Penutup
3. Mengucapkan terimakasih
1. Dokumentasi (menyuluh)
Lampiran 5 Daftar Hadir Kegiatan : Penyuluhan tentang pengenalan, pencegahan dan pengobatan penyakit timpany pada domba Hari/Tanggal : Senin, 10 agustus 2020 Tempat : Desa Pasir Jaya
Daftar Hadir Kegiatan : Tips memberikan pakan yang baik dan benar Hari/Tanggal : Senin, 10 agustus 2020 Tempat : Desa Pasir Jaya
Daftar Hadir Kegiatan : Membuat pakan silase Hari/Tanggal :Kamis, 6 Agustus 2020 Tempat : Desa Tugu jaya
Daftar Hadir Kegiatan : Penyuluhan tentang pengenalan, pencegahan dan pengobatan penyakit ND pada ayam Hari/Tanggal : Senin, 10 Agustus 2020 Tempat : Desa Wates Jaya
Lampiran 6
DOKUMENTASI KEGIATAN
JURNAL HARIAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) II JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR Nama
: Dede Suwandi
NIRM
: 042170772
Lokasi PKL
No 1.
2.
: Desa Pasir Jaya Wilayah binaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Caringin
Hari/Tanggal
Kegiatan
Senin, 13 Juli 2020
Rabu, 15 Juli 2020
3.
Kamis, 17 Juli 2020
4.
Senin, 20 Juli 2020
5.
Rabu, 22 Juli 2020
6.
Jumat, 24 Juli 2020
7.
Senin, 27 Juli 2020
Perijinan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II selama satu bulan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Caringin Pembagian lokasi PKL Pembagian pembimbing eksternal Kunjungan ke rumah ketua kelompok tani Harapan Maju Identifikasi wilayah pasir jaya Kunjungan ke Balai Desa Tugujaya Kunjungan ke kelompok tani di Desa Pasir Muncang Identifikasi potensi wilayah Desa Pasir Muncang Demonstrasi plot di area persawahan di Desa Pasir Buncir Kunjungan dan Identifikasi ke Desa Tangkil Kunjungan sekaligus perijinan untuk PKL II di KWT Manunggal Pasir Buncir Penyemaian tanaman cabai dan tanaman hortikultura di KWT Manunggal Pasir Buncir Diskusi dan indentifikasi kegiatan KWT Manunggal Pasir Buncir Merapel daun tanaman cabai yang mulai tumbuh di KWT Manuggal
No
Hari/Tanggal
8.
Selasa, 28 Juli 2020
9.
Rabu, 29 Juli 2020
10. Senin, 3 Agustus 2020
Kegiatan Mengawal kegiatan kunjungan dari BEJO ke KWT Manunggal dalam rangka program kampung jahe Packing olahan hasil pertanian di KWT Manunggal Identifikasi Masalah peternakan di Desa Pasir Buncir melalui KWT Manunggal. Identifikasi potensi wilayah Desa Tangkil Kunjungan ke pengusaha hidroponik di Desa Tangkil Kunjungan ke Perusahaan ayam petelur di Desa Tangkil Penyuluhan manajemen pemeliharaan kambing dan domba di KWT Manunggal
11. Kamis, 6 Agustus 2020
Penyuluhan di Kampung Neglasari
12. Sabtu, 8 Agustus 20202
14. Rabu, 12 Agustus 2020
Penyuluhan di Desa Tangkil di Kelompok Tani Maju 3 Penyuluhan di KWT Manunggal Desa Pasir Buncir mengenai fermentasi pakan dan demonstrasi caranya. Penyuluhan di KWT Gemes di Kampung Lengkong Penyuluhan di Desa Pasir Jaya Penyuluhan di Desa Cinagara
15. Jumat, 14 Agustus 2020
13. Senin, 10 Agustus 2020
16. Senin, 24 Agustus 2020
Penyuluhan manajemen pemeliharaan kambing dan domba di Kelompok Tani Maju 3 Desa Tangkil Kunjungan ke Pengusaha Hidroponik di Desa Tangkil Perpisahan dengan pihak Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) II Koordinator Penyuluh