Laporan PKL Airindo Sentra Medika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN



PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA (10 JULI 2017 – 31 AGUSTUS 2017)



Disusun oleh: Nama : Reginaldo Caesar Nada NPM : P2.31.38.0.15.031



JURUSAN DIII TEKNIK ELEKTROMEDIK POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II 2017 LEMBAR PENGESAHAN



Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :



Nama



: Reginaldo Caesar Nada



NPM



: P2.31.38.0.15.031



Institusi



: Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik



Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 1 bulan terhitung mulai dari tanggal 10 Juli 2017 sampai dengan 31 Agustus 2017, di PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA dan telah menyelesaikan laporan yang ditugaskan.



Jakarta, 31 Agustus 2017



Menyetujui, Instruktur PKL



Zandi Aswir, AMTE



Raditya Mayudi, AMTE



Megetahui, Kepala Bagian Teknik PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA



THOMAS PERMADI DEWANTO, AMTE 2



LEMBAR PENGESAHAN



Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :



Nama



: REGINALDO CAEASAR NADA



NPM



: P2.31.38.0.15.031



Institusi



: Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik



Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 10 Juli 2017 sampai dengan 31 Agustus 2017, di PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA dan telah menyelesaikan laporan yang ditugaskan.



Menyetujui



Mengetahui



Dosen Pembimbing



Kepala Jurusan Teknik Elektromedik



Hj.Suharyati.ST.M.Si



Hendra Marwazi.ST.MT



NIP.197207171994032001



NIP.196006161985031007 3



ABSTRAK



Reginaldo, Nada. 2017 .Laporan Praktek Kerja Lapangan PT.AIRINDO SENTRA MEDIKA. Laporan Praktek Kerja Lapangan. Jurusan Teknik Elektromedik. Politeknik Kesehatan Jakarta II. Laporan Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan untuk melaporkan berbagai kegiatan yang dilakukan selama menjalani Praktek Kerja Lapangan di PT.Airindo Sentra Medika dalam rangka mengaplikasikan teori yang diperoleh dibangku kuliah sekaligus menambah/memberikan keterampilan kepada mahasiswa selama Praktek Kerja Lapangan. Adapun untuk tujuan dan manfaat dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah: 1) Sebagai salah satu syarat akademik yang ditentukan sekolah sebagai syarat kelengkapan menyelasikan program D III Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Jakarta II. 2) Menambah/memberikan keterampilan kepada mahasiswa selama Praktek Kerja. 3) Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang dunia kerja dan hubungannya dengan dunia Pendidikan/Akademik sehingga nantinya dapat bermanfaat ketika mahasiswa tersebut memasuki dunia kerja. 4) Untuk mengetahui sampai sejauh mana kompetensi saya di dunia kerja nyata. 5) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengetahui dan memahami segala aktivitas di PT.Airindo Sentra Medika khususnya dibagianTeknik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dengan cara pengumpulan data dengan melihat secara langsung dan wawancara dengan cara berkomunikasi langsung kepada instrukturnya. Alat pengumpul data utama dalam penelitian ini adalah penulis sendiri sebagai instrument kunci. Berdasarkan hasil penelitian dan observasi selama Praktek Kerja Lapangan, PT.Airindo Sentra Medika merupakan Perusahaan Alat Kesehatan yang melayani distribusi berbagai peralatan kesehatan mulai dari Peralatan Lifesupport, Peralatan Radiologi, Peralatan Theraphy,dan Peralatan Anastesi. Teknisi berperan dalam penginstalan alat, technical support dan maintanance untuk memastikan kualitas alat yang sudah dipesan oleh user tetap dalam kondisi baik.



4



KATA PENGANTAR



Shalom,. Puji dan syukur penulis panjatkan atas segala berkat yang diberikan oleh Tuhan Yesus sehingga kami diberi kesehatan, kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan dan menyelesaikan praktek kerja lapangan ini dengan penuh suka cita serta dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan kerja praktek lapangan ini di susun berdasarkan apa yang kami lakukan pada saat dilapangan yakni pada ”PT.AIRINDO SENTRA MEDIKA” yang beralamat di jalan Teuku Nyak Arief No. 10,Kebayoran dimulai dari tanggal 10 Juli s/d 31 Agustus 2017. Meskipun demikian, kami sadar atas segala keterbatasan kami dalam menyelesaikan praktek kerja lapangan ini serta dalam penyusunan laporan ini. Didalam PKL ini kami mendapatkan banyak pengalaman yang mungkin tidak akan kami temui ditempat lain. Pada awalnya kami hanya sedikit mengerti tentang alat-alat kesehatan yang ada di rumah sakit dan realita kehidupan didalam dunia kerja. Maka dari PKL ini kami mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan mengenai alatalat kesehatan di rumah sakit serta memperoleh pengalaman langsung tentang realita kehidupan di dunia kerja. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih kepada pihakpihak yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan, pengalaman, dan waktunya dalam membantu kami melaksanakan PKL ini. Dan didalam kesempatan ini kami ingin memohon maaf apabila didalam pelaksanaan PKl ini terdapat prilaku dan perkataan kami yang kurang berkenan dihati para pembimbing kami. Dalam penyusunan laporan hasil praktek kerja lapangan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terimakasih kepada : 1.



Tuhan Yesus atas segala limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini.



2. Roh Kudus yang selalu menyertai. 3. Bapak dan ibu ku yang telah memberikan doa dan dukungannya.



5



4. Bapak Hendra Marwazi,ST,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Jakarta II. 5. Bapak Thomas Permadi Dewanto,AMTE selaku kepala teknisi PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA 6. Seluruh Kepala Divisi Teknisi PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA 7. Seluruh instruktur yang telah berkenan memberi pengalaman baru, terima kasih banyak atas bimbingan, keakraban, keceriaan serta ilmunya selama kami PKL. 8. Seluruh karyawan serta staff PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA, terima kasih atas penyediaan tempat untuk PKL kami. 9. Teman-teman seperjuangan PKL di PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA 10. Teman-teman Poltekkes Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik angkatan 2015 yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu namanya. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan lebih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis sadar dalam menyelesaikan laporan ini, masih banyak kekurangan yang terjadi. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan guna tercapainya kesempurnaan laporan ini dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Shalom



Jakarta, 31 Agustus 2017,



Penulis



6



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1 LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... 2 ABSTRAK .............................................................................................................. 4 KATA PENGANTAR........................................................................................ .... 5 DAFTAR ISI ........................................................................................................... 7 BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 8 A. Latar Belakang ........................................................................................................ 8 B. Tujuan .................................................................................................................... 9 C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan............................................................................ 9 D. Materi Praktek Kerja Lapangan .............................................................................. 9 E. Teknis Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ......................................................... 10 F. Metode Penulisan .................................................................................................... 10 G. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 11 BAB II PROFIL PERUSAHAAN ....................................................................... 12 A. Profil Perusahaan .................................................................................................... 12 B. Visi dan Misi ........................................................................................................... 13 C. Peran Teknisi di Perusahaan Alat Kesehatan .......................................................... 13 BAB III PEMBAHASAN ALAT ......................................................................... 14 A. Alat Radiologi Mobile X-Ray ................................................................................. 14 B. Alat Anastesi Primus ............................................................................................... 29 C. Alat Ventilator Evita V500 ..................................................................................... 37 D. Alat Baby Inkubator Caleo ..................................................................................... 64



BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 79 A. Kesimpulan ............................................................................................................. 79 B. Pesan ....................................................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 80 LAMPIRAN ............................................................................................................ 81 7



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG



Jurusan teknik elektromedik mempunyai tugas dan fungsi menghasilkan tenaga kesehatan khususnya di bidang teknik elektromedik dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memadai, guna menunjang pembangunan nasional. Salah satu penunjang keberhasilan pembangunan nasional khususnya dibidang kesehatan adalah mempersiapkan para peserta didik sebagai calon ahli madya teknik elektromedik yang : 1. Berjiwa pancasila dan berwawasan nusantara. 2. Memiliki kemampuan profesional yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah dalam bidang elektromedik khususnya dan bidang kesehatan umumnya. 3. Mampu bekerja dengan penuh daya guna dan rasa tanggung jawab serta pengabdian kepada masyarakat dengan penuh ikhlas sebagai anggota tim kesehatan. Praktek Kerja Lapangan merupakan program pendidikan yang di lakukan secara rutin oleh jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Jakarta II Kemenkes RI dengan mengirim mahasiswa semester IV (empat) pada beberapa perusahaan yang berada di JABODETABEK. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan implementasi dari seluruh rangkaian kegiatan praktek yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan Teknik Elektromedik semenjak dari semester I sampai III pada keadaan yang sesungguhnya dan merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti, adapun mata kuliah keahlian yang telah dipelajari terlampir.



8



B. TUJUAN



1. Umum Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan secara mandiri dan profesional dalam melakukan setiap tindakan pelayanan pemeliharaan peralatan kesehatan, termasuk pengalaman pengelolaan peralatan kesehatan (manejemen peralatan) pada kondisi sesungguhnya sebagai unit/instansi pelayanan fungsional di rumah sakit khususnya. 2. Khusus a. Dapat melaksanakan tindakan pemeliharaan, perbaikan dan pemasangan secara mandiri dan profesional sesuai dengan pengetahuan yang dimilki, prosedur dan prasarana yang ada. b. Dapat bekerja secara mandiri dalam ruang lingkup tanggung jawabnya dengan mengikuti prosedur yang berlaku di rumah sakit sekaligus sebagai wujud nyata pengabdian masyarakat. c. Dapat beradaptasi pada tempat praktek lapangan maupun lingkungan. d. Mampu membuat laporan kerja terhadap pelaksanaan kegiatan lapangan. e. Mampu membuat evaluasi pelayanan pemeliharaan perbaikan setempat.



C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini antara lain sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukkan mengenai aplikasi dan penerapan alat elektromedis di perusahaan alat kesehatan. 2. Sebagai bahan masukkan kedepan dalam melaksanakan PKL dan pekerjaan. 3. Untuk memperkaya kepustakaan khususnya mengenai alat-alat elektromedis di perusahaan alat kesehatan.



D. Materi Praktek Kerja Lapangan Sesuai dengan divisi yang ada pada tempat kami melakukan Praktek Kerja Lapangan yaitu divisi Teknik (yang berperan dalam Instalasi Alat baru, 9



Perawatan,dan Perbaikan),kami mempelajari materi Life Support, Radiologi, dan lain lain dimana berhubungan dengan produk yang akan di pasarkan ke pelanggan.



E. Teknis Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Praktek Kerja Lapangan merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa dan mahasiswi Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik yang telah memasuki ajaran baru semester V. Adapun teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut :



1. Waktu PKL dilaksanakan pada awal semester V (lima) selama 2 (dua) bulan, setiap hari kerja yaitu dimulai dari tanggal 10 Juli 2017 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2017. 2. Tempat PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA Jalan Teuku Nyak Arif no.10 Kebayoran Lama – Jakarta Telp. (021) 72800673 Fax (021) 72783622 Web : www.airindo.com 3. Peserta Peserta PKL di PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA sebanyak 2 orang dari Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II, yaitu yang bernama : a. Fachrul Rahman



(P2.31.38.0.15.011)



b. Reginaldo Caesar Nada



(P2.31.38.0.15.031)



F. Metode Penulisan Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan penulis menggunakan beberapa metode mengenai cara pembahasannya, antara lain sebagai berikut : 1. Metode Study Pustaka, yaitu dengan melakukan pengumpulan data dengan mencari sumber lain dari buku pedoman dan internet.



10



2. Metode Praktikum, yaitu dengan melakukan praktikum langsung di lapangan sesuai dengan pedoman kerja. 3. Metode Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan lapangan untuk dibandingkan dengan sumber data lainnya. 4. Metode Interview, yaitu dengan mencari data langsung dengan melakukan interview dengan pihak-pihak terkait.



G. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penyusunan ini diuraikan sebagai berikut : BAB I



: PENDAHULUAN



BAB II



: PROFIL PERUSAHAAN



BAB III



: PEMBAHASAN ALAT



BAB IV



: PENUTUP



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



11



BAB II PROFIL PERUSAHAAN



A. Profil Perusahaan



Dengan berfokus pada peningkatan kualitas hidup manusia, PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA telah menjadi perusahaan pelayanan kesehatan yang tumbuh pesat di Indonesia. Dimulai Sejak tahun 1999, PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA telah berkomitmen dalam menyediakan pelanggan dengan produk yang berkualitas terbaik dan tahun kedepannya, PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA mencoba untuk meningkatkan layanan untuk mencapai standar tertinggi. PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA didirikan oleh Ir. Hudiono Utomo sebagai direktur utama, Nyonya Wijayanti Kusumawardani sebagai komisaris utama, dan Bapak Marco Dewanto Prasetyo sebagai Komisaris perseroan. Saat ini, perusahaan mempekerjakan 69 karyawan/I yang terdiri dari 17 staff administrasi, 42 sales and marketing dan 10 service engineer. Perusahaan ini bekerja sama dengan PT. Drager Indonesia dan PT. Siemens dan ditunjuk sebagai distributor eksklusif. Kantor utama berada di Jakarta, dan memiliki kantor cabang di Bandung. Perusahaan ini masih terus berkembang dan akan terus bertambah hingga menjadi perusahaan yang terbaik.



12



B. Visi dan Misi Kepuasan pelanggan adalah prioritas nomor satu, yang membuat PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA sebagai "One Stop Service" menyediakan hampir semua peralatan medis yang membantu para pelanggannya untuk mendapatkan yang mereka inginkan dengan mudah.



1.



Visi Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka di industri kesehatan di Indonesia dan dengan menyediakan peralatan kelas dunia dan melalui pelayanan yang efektif, efisien dan baik, yang meningkatkan kualitas kehidupan manusia, PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA memberikan kepada para pelanggan, pemasok dan mitra kepuasan yang sangat tinggi. Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka di industri kesehatan di Indonesia dan dengan menyediakan peralatan kelas dunia dan melalui pelayanan yang efektif, efisien dan baik, yang meningkatkan kualitas kehidupan manusia.



2.



Misi a. Terus meningkatkan kemampuan dan kualitas produk menjadi sangat inovatif. b. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan untuk mencapai kepuasan maksimal. c. Sangat berkomitmen dalam membangun kemitraan yang sangat baik dengan mitra bisnis.



C. Peran Teknisi di Perusahaan Alat Kesehatan Peranan teknisi di PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA sangat besar, yaitu bertugas sebagai bagian yang berperan secara langsung dalam tindakan instalasi alat baru, perawatan, dan perbaikan kepada para pelanggan karena merupakan salah satu bentuk layanan dari PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA. Teknisi dibagi sesuai dengan divisi yang ada yaitu divisi Non-Imaging, X-Ray dan CT-Scan, sehingga setiap pelayanan dari teknisi merupakan penanganan yang sesuai dengan job desk masing-masing divisi yang ahli pada bidangnya. 13



BAB III PEMBAHASAN ALAT A. MOBILE X-RAY



Pengertian MOBILE X-RAY Mobile x-ray unit adalah jenis pesawat rontgen yang mampu bergerak dan mudah dipindahkan kemanapun karena memiliki roda dan tiang tabung yang bisa dilipat sehingga sangat mungkin bisa dimasukkan ke dalam lift untuk dipindahkan. Yang harus diutamakan dalam penggunaan pesawat rontgen mobile adalah pelindung radiasi.



A. Bagian MOBILE X-RAY 



Tabung Sinar-X



14



Tabung sinar-X merupakan bagian pesawat yang menghasilkan sinar-X. Di dalam tabung sinar-X terdapat katoda dan anoda. Katoda adalah tempat elektronelektron dihasilkan. Katoda terbuat dari filamen tungsten. Anoda merupakan sasaran dari elektron-elektron yang dipercepat. Area tempat tumbukan elektron pada anoda disebut bidang fokus (focal spot). Bagian ini adalah tempat terbentuknya sinar-x. 



Kolimator



Kolimator adalah bagian yang membatasi jumlah sinar-x yang keluar sesuai dengan luas dari objek yang dirontgen.







Lengan Penopang



15



Lengan penopang adalah bagian yang dapat diputar sehingga dapat disesuikan dengan posisi dan jarak objek yang akan dirontgen. Lengan penopang memiliki berbagai gerakan.







Panel Operasi



Panel operasi adalah bagian untuk pengaturan tegangan tabung dan arus filamen. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut : Indikator standby, display kV, indikator ready, tombol setting mAs, indikator x-ray, display mAs, indikator call service, tombol lampu, tombol power, kunci kontak, tombol setting kV dan generator tegangan tinggi.



16







Generator Tegangan Tinggi



Generator tegangan tinggi adalah bagian yang mensuplai tegangan tinggi ke tabung sinar-x.



17







Handswitch



Handswitch adalah saklar tangan yang digunakan untuk proses pembangkitan sinarx. 



Pegangan Kemudi



Pegangan kemudi adalah pegangan yang digunakan saat memindahkan pesawat.



18







Box Kaset



Box kaset adalah tempat untuk meletakkan kaset saat pesawat dipindahkan.



B. Efek 



Penetrating Effect Bila sinar-x mengenai suatu bahan, maka sinar tersebut akan diserap oleh bahan yang dikenainya.







Biological Effect: Bila sinar-x mengenai tubuh, maka akan merusak / mematikan sel-sel lain yang hidup. Hal ini bisa menyebabkan kemandulan / metabolisme tidak lancar.







Ionisation Effect : Bila sinar-x dikenakan pada bahan, maka pada bahan tersebut terjadi ionisasi, yaitu peristiwa dimsana ion-ion negative akan terlepas dari ikatan atomnya.







Flourecent Effect: Bila sinar-x mengenai layar yang dilapisi dengan bahan Flourecent, pada layar tersebut akan terjadi kilatan cahaya yang berpendar / cahaya tampak yang berpendar.







Fotography Effect Bila sinar-x mengenai film, maka pada film akan terjadi bayangan laten.



19



C. 



Syarat terjadinya sinar-x



Adanya sumber electron yang diperoleh dari transformator filament sehingga terjadi thermionic emission.







Adanya tegangan tinggi (Kv) yang diperoleh dari HTT, sehingga diperoleh beda potensial antara katoda dan anoda.







Adanya alat yang berfungsi menghentikan jalanya electron dari katoda ke anoda.







Adanya tabung vacuum yang memberikan keleluasaan electron dari anoda ke katoda sehinngga tidak ada hambatan.







Adanya focusing cup yang berfungsi untuk memfokuskan electron agar tertuju ke anoda.



D. SOP penggunaan mobile x – ray 



Hubungkan Kabel Power ke tegangan PLN 220VAC







Posisikan saklar dibelakang mesin pada posisi ON







Tekan tombol Power pada control panel hingga Mobile X-ray ON







Dalam beberapa saat Mobile Unit akan self test yang bertujuan mengecek seluruh system internal yang ada, apakah terjadi Error atau tidak. Bila tidak ada Error maka Indikator lamp READY berwarna hijau pada control panel akan menyala.







Posisikan Mobile X-ray dekat dengan Pasien, kemudian atur posisi lengan berikut Collimator pada posisi yang tepat sesuai dengan posisi Objek yang akan di Expose.







Letakkan Cassete Film tepat dibawah Objek yang akan di expose







Untuk menentukan luas Exposure, terlebih dahulu nyalakan lampu Collimator ataupun tombol pada control panel. Kemudian atur luas expose dengan cara memutar kedua knob collimator.







Pilih Dosis (KV (Image contrass) & mAs( besar kecilnya radiasi dan lamanya) dari Control Panel dengan menekan tombol - / + yang sesuai dengan kebutuhan







Setelah semua pengaturan sesuai dengan kebutuhan, ambil posisi untuk melakukan expose







Untuk melakukan expose menggunakan Hand Switch, ada 2 langkah yang harus dilakukan.







Tekan dan tahan tombol Hand Switch setengahnya hingga terdengar bunyi click dari Hand switch, yang artinya melakukan preparasi hingga Mobile Unit Ready untuk 20



expose . Tekan secara keseluruhan yang artinya Mobile X-ray proses expose, kemudian lepaskan. Proses expose telah selesai dilakukan 



Setelah proses pemakaian Mobile X-ray selesai, matikan dengan mengikuti prosedure







Tekan Tombol Off pada Control Panel







Posisikan saklar di belakang mesin OFF



E. Blok diagram



Penjelasan : Rangkaian power supply memberikan tegangan ke rangkaian timer dan rangkaian pemanas filament. Pada rangkain timer tegangan akan di lanjutkan ke rangkaian HTT apabila rangkaian timer ini normally close. Pada rangkaian pemanas filament tegangan akan masuk ke rangkaian ini sehingga terjadilah thermionic emission. Setelah rangkaian timer normally close maka tegangan akan masuk ke rangkaian 21



HTT dan tegangan dirubah menjadi tegangan tinggi (Kv) sehingga terjadilah beda potensial antara anoda dan katoda. Dan ketika adanya beda potensial yang sangat tinggi pada rangkaian X-Ray Tube ini, terjadilah tabrakan electron dari katoda ke anoda yang disebut beamstrahlung. Tabrakan ini menghasilkan 99% panas dan1% sinar-x.



F. Proteksi Radiasi Adalah suatu aturan atau batasan yang dibuat untuk memberikan keamanan pada pekerja dalam bidang radiasi ataupun penerima radiasi ( pasien ). Mengingat radiasi dapat membahayakan kesehatan, maka pemakaian radiasi perlu diawasi, baik melalui peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemanfaatan radiasi dan bahanbahan radioaktif, maupun adanya badan pengawas yang bertanggungjawab agar peraturan-peraturan tersebut diikuti. Di Indonesia, badan pengawas tersebut adalah Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir). Dalam suatu pernyataan yang mengatur pembatasan dosis radiasi, yang intinya sebagai berikut: 1. Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang positif dibandingkan dengan risiko. 2. Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as low as reasonably achievable, ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan social. 3. Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang direkomendasikan oleh ICRP untuk suatu lingkungan tertentu. Nilai batas dosis dalam satu tahun untuk pekerja radiasi adalah 50 mSv (5 rem), sedang untuk masyarakat umum adalah 5 mSv (500 mrem). Untuk menurunkan dosis serap terhadap pasien dan paparan terhadap personil, prinsip proteksi radiasi meliputi waktu, jarak dan perisai radiasi harus diterapkan dengan benar.Paparan radiasi secara langsung dihubungkan dengan waktu paparan, sedemikian sehingga dengan mengurangi waktu paparan separuhnya maka mengurangi 22



dosis separuhnya. Oleh karena berkas sinar-X berbeda setelah melalui bahan. Maka, jika jarak dari sumber radiasi digandakan maka intensitas radiasi berkurang seperempat kali dari nilai semula, (Gambar 1 . 1). Meskipun hubungan ini diberlakukan secara tegas hanya untuk sumber titik, prinsip jarak tersebut berguna juga dalam pengurangan paparan radiasi klinis apabila pasien tersebut dianggap sebagai poin utama.



intensitas radiasi berkurang yang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber radiasi tersebut:



Oleh karena itu, hanya sedikit bahan perisai radiasi yang dapat mengurangi secara besar intensitas berkas sinar-X Sebagai contoh, 99% pengurangan berkas sinar -X diagnostik diperoleh dengan menggunakan bahan setara 0,5 mm Pb (timah hitam). Contoh pelemahan eksponensial berkas sinar -X radiologi diagnostik ditunjukkan dalam gambar berikut:



23



Paparan harus selalu dipertahankan “as low as reasonably achie vable” (ALARA). Meskipun tangan dan lengan orang yang mengoperasikan pesawat sinar -X tersebut dapat terpapar selama prosedur radiologi intervensional, pada umumnya, paparan mata dan tiroid adalah masalah yang lebih b esar dan oleh karena itu, kedua bagian organ tubuh tersebut harus dipantau dengan lebih teliti. Untuk semua jenis ruangan radiologi dinding harus terbuat dari bata merah 25cm atau beton dengan kerapatan jenis 2,2 g/cm3, atau setara 2mm/pb. Pemegang Izin wajib menerapkan persyaratan Proteksi Radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir, yang meliputi: a. justifikasi; Justifikasi sebagaimana dimaksud harus didasarkan pada asas bahwa manfaat yang akan diperoleh lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan. faktor-faktor yang meliputi: o adanya penerapan teknologi lain dimana risiko yang ditimbulkan lebih kecil daripada jenis Pemanfaatan Tenaga Nuklir yang sudah ada sebelumnya; o ekonomi dan sosial; o kesehatan dan keselamatan; dan d. pengelolaan limbah radioaktif dan dekomisioning.



24



b. limitasi dosis; Limitasi Dosis sebagaimana dimaksud wajib diberlakukan oleh Pemegang Izin melalui penerapan Nilai Batas Dosis. Nilai Batas Dosis sebagaimana dimaksud berlaku untuk: o Pekerja Radiasi; o pekerja magang untuk pelatihan kerja, pelajar, atau mahasiswa yang berumur 16 (enambelas) tahun sampai dengan 18 (delapanbelas) tahun; dan o anggota masyarakat. Nilai Batas Dosis untuk Pekerja Radiasi sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan ketentuan: o Dosis Efektif rata-rata sebesar 20 mSv (duapuluh milisievert) per tahun dalam periode 5 (lima) tahun, sehingga Dosis yang terakumulasi dalam 5 (lima) tahun tidak boleh melebihi 100 mSv (seratus milisievert); o Dosis Efektif sebesar 50 mSv (limapuluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun tertentu; o Dosis Ekivalen untuk lensa mata rata-rata sebesar 20 mSv (duapuluh milisievert) per tahun dalam periode 5 (lima) tahun dan 50 mSv (limapuluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun tertentu; o Dosis Ekivalen untuk kulit sebesar 500 mSv (limaratus milisievert) per tahun; dan o Dosis Ekivalen untuk tangan atau kaki sebesar 500 mSv (limaratus milisievert) per tahun. Untuk memantau Limitasi Dosis pada pekerja radiasi, maka pekerja radiasi wajib menggunakan control equpment untuk memonitoring dosis paparan yang terpapar pada Pekerja Radiasi. Control equipment yang dimaksud adalah ; Film Badge Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder. Detektor film dapat “menyimpan” dosis radiasi yang telah mengenainya secara akumulasi selama film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya –atau telah mengenai orang yang memakainya– maka tingkat kehitaman film setelah diproses akan semakin pekat.



25



Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga berfungsi sebagai penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa jenis filter pada holder, maka dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis dan energi radiasi yang telah mengenainya. Di pasar terdapat beberapa merk film maupun holder, tetapi BATAN selalu menggunakan film dengan merk Kodak buatan USA dan holder merk Chiyoda buatan Jepang seperti pada Gambar IV.3. Hal ini dilakukan agar mempunyai standar atau kalibrasi pembacaan yang tetap.



Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik daripada dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge dapat membedakan jenis radiasi yang mengenainya dan mempunyai rentang pengukuran energi yang lebih besar daripada dosimeter saku. Kelemahannya, untuk mengetahui dosis yang telah mengenainya harus diproses secara khusus dan membutuhkan peralatan tambahan untuk membaca tingkat kehitaman film, yaitu densitometer.



Dosimeter Termoluminisensi (TLD) Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang digunakan ini adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF. Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses termoluminisensi. Senyawa lain yang sering digunakan untuk TLD adalah CaSO4.



26



Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, baru kemudian diproses untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah diterimanya. Pemrosesan dilakukan dengan memanaskan kristal TLD sampai temperatur tertentu, kemudian mendeteksi percikan-percikan cahaya yang dipancarkannya. Alat yang digunakan untuk memproses dosimeter ini adalah TLD reader. Keunggulan TLD dibandingkan dengan film badge adalah terletak pada ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil dan setelah diproses kristal TLD tersebut dapat digunakan lagi.



Kontaminasi ( cairan ) kedokteran nuklir ( radio isotof) iridium, tc99 Dosimeter Saku



Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang digunakan ini adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF. Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses termoluminisensi. Senyawa lain yang sering digunakan untuk TLD adalah CaSO4.



27



c. optimisasi Proteksi dan Keselamatan Radiasi. Nilai Batas Dosis untuk Pekerja Radiasi sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan ketentuan: o Dosis Efektif rata-rata sebesar 20 mSv (duapuluh milisievert) per tahun dalam periode 5 (lima) tahun, sehingga Dosis yang terakumulasi dalam 5 (lima) tahun tidak boleh melebihi 100 mSv (seratus milisievert); o Dosis Efektif sebesar 50 mSv (limapuluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun tertentu; o Dosis Ekivalen untuk lensa mata rata-rata sebesar 20 mSv (duapuluh milisievert) per tahun dalam periode 5 (lima) tahun dan 50 mSv (limapuluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun tertentu; o Dosis Ekivalen untuk kulit sebesar 500 mSv (limaratus milisievert) per tahun; dan e. Dosis Ekivalen untuk tangan atau kaki sebesar 500 mSv (limaratus milisievert) per tahun.



Peralatan yang harus dipakai pada pekerja radiologi meliputi: 1. Apron



Apron proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi atau fluoroskopi dengan tabung puncak sinar x hingga 150 kVp harus menyediakan sekurang – 28



kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb.Tebal kesetaraan timah hitam harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut.



2. Penahan radiasi gonad



Penahan radiasi gonad jenis kontak yang digunakan untuk radiologi diagnostik rutin harus mempunyai lempengan Pb, tebal sekurang – kurangnya setara 0,25 mm dan hendaknya mempunyai tebal setara lempengan Pb 0,5 mm pada 150 Kvp. Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai untuk mencegah gonad secara keseluruhan dari paparan berkas utama.



3.



Sarung Tangan Proteksi



29



Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk fluoroskopi harus memberikan kesetaraan atenuasi sekurang – kurangnya 0,25 mm Pb pada 150 kVp. Proteksi ini harus dapat melindungi secara keseluruhan, mencakup jari dan pergelangan tangan



4. Penahan Radiasi



- Penahan radiasi yang ditempatkan di antara operator atau panel control dan tabung sinar-X atau pasien harus pada posisi dan rancangan yang tepat sehingga dapat melindungi operator dari radiasi bocor dan hamburan. Penahan radiasi harus mempunyai ketebalan minimum yang setara dengan 1,5 mm Pb.



- Jendela pengamatan yang terpasang di penahan radiasi setidaknya mempunyai ketebalan yang setara dengan 1,5 mm Pb. Ketebalan yang setara dengan Pb tersebut harus tertera pada penahan radiasi dan jendela pengamat atau kaca intip.



5. Pelindung Thyroid



30



Pelindung Thyroid ini berfungsi melindungi kelenjar Thyroid dari paparan radiasi, sehingga tidak terkena efek dari radiasi yang ada.



31



2. ANASTHESI VENTILATOR PRIMUS



A. DEFINISI SECARA UMUM Mesin Anaestesia adalah alat yang digunakan untuk memberikan Anaestesi Kepada pasien selama tmdakan operasi, yang mana mesin tersebut mencampur gas Anaeslesi Seperti isoflurané. enflurane. sevoflurane, halothane dan desflurane dengan oksigen, N20 dan udara tekan. Yang kemudian campuran gas tersebut akan dikirimkan pada sistem Pemafasan pasien untuk proses pembiusan. Mesin Anaestesi digunakan oleh dokter Anastesi atau perawat anasthesi untuk mendukung pémberian Anaestesi kepada pasien. dengan mesin anasthesi dapat mempermudah dokter Anastesi, perawat Anastesi dalam proscs pemberian Anastesi dan mesin ini digunakan diruang bedah / operasi.



B. Beberapa tipe anestesi adalah: 



Pembiusan total -- hilangnya kesadaran total







Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertenm yang diinginkan(pada



sebagian kecil dacrah tubuh). 32







Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada iringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya.



C. PRINSIP KERJA



BLOK DIAGRAM



Penjelasan : oksigen, air pressure dan gas N20 masuk kedalam mesin Anaestesi yang aliranya diatur oleh regulator dan berapa besarya aliran gas (flow gas) dapat dilihat dari flowmeteridisplay. Oksigen dan air, atau O2 dan N2O akan dimixer, kemudian melewati vaporizer, didalam vaporizer ini oksigen akan membawa partikel-partikel obat bius yang berada didalam vaporizer tersebut. Setelah melewati vaporizer gas yang telah tercampur dengan partikel obat bius tadi akan melewati humidifier agar suhu dan kelembabannya sesuai dengan kondisi paru-paru, lalu masuk kedalam saluran pemapasan pasien melalui masker atau endotrachcal tube.



33



Setelah masuk kedalam paru-paru lalu menghembuskan nafas maka gas tadi akan keluar (ekspirasi). Pada proses ini sebagian oksigen akan di filter kandungan karbondioksidanya dan setelah kandungan karbondioksida hilang oksigen tersebut bisa masuk lagi kedalam saluran pemafasan, siklus tersebut akan selalu berulang-ulang sampai pasien terlidur. Setelah pasien terlidur, maka obat bius tadi akan dihentikan. Jadi setelah pasien tertidur gas yang dialirkan hanya gas oksigen dan air. yang berfungsi unuk menjaga system pernafasan pasien.



D. KOMPONEN YANAG ADA DI MESIN ANASTHESI



1.. Sumber gas Biasanya sumber gas ini di dapat dari central gas. Masing-masing gas yang memasuki system dari suatu tabung mengalir akan melewati suatu pengatur yang menurunkan tekanan menjadi 45 psi ( 2.6 - 6 bar).



2. Alat penunjuk aliran gas



Gambar 3.3 flowmeter Berbentuk tabung gelas yang didaiamnya terdapat indicator pengukur yang umumnyal berbentuk bola. Skala yang tertera umumnya L/menit dan ml/menit. 34



35



3.Alat penguap ( Vaporizer)



Gambar 3.4 jenis-jenis Vaporizer Berfungsi untuk menguapkan zat anasthesi cair yang mudah menguap yang biasanya dilengkapi dial untuk mengatur besar kecilnya konsentrasi zat anasthesi yang keluar. 4. Canester dan Absorber



Gambar 3.4 Canester adalah suatu bagian dari mesin anestesi yang berfungsi menampung sodalyme yang berfungsi untuk menyerap CO2, sehingga CO2 ini tidak mengalami pengulangan ventilasi. Sodalyme dapat menyerap sampai 23 liter CO2 / 100gr absorber. Indikasi penggantian Absorber dapat dilakukan apabila mengalami perubahan warna. Misalnya , perubahan warna Absorber warna merah muda menjadi putih, atau Putih menjadi ungu.



36



5. Breathing Circuit



Gambar 3.5



Breating circuit adalah suatu komponen dalam ventilator anasthesi yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya gas dari mesin anathesi. Tiap tipe pasien ( Neonatal, Pediatric, Adult ) penggunaan breating circuitnya berbeda. Hal ini berpengaruh pada pembacaan Vt yang disetting. 6. System Scavanging System Scavanging berfungsi untuk menampung dan membuang sisa gas untuk meminimalkan terpaparnya zat anasthesi yang berbahaya pada user yang berada didalam ruang operasi. System Scavanging memindahkan gas menggunakan system vacuum, system pasif atau keduanya. E. MODE – MODE PADA VENTILATOR ANASTHESI PRIMUS



1. Mode Ventilasi Manual Diperlukan untuk menyesuaikan kebutuhan pasien. Pasien dapat diventilasi manual dengan tangan menggunakan manual brething bag. Airway pressure di atur oleh APL (Auto Pressure Limit ) sehingga tekanan ini terbatas sesuai dengan pengaturan yang dilakukan.



2. Mode Ventilasi Spontan Dilakukan ketika pasien sudah bisa bernafas sendiri, mesin hanya mengikuti pasien saat melakukan inspirasi dan ekspirasi. Pada mode ini APL ( Auto Pressure Limit ) di setel pada setelan “0”.



37



3. Mode Volume Mode Volume adalah suatu kondisi yang dibuat sedemikian rupa untuk mendapatkan Volum yang diinginkan. Hal ini dibuat agar sang pasien dapat melakukan pernafasan sesuai kondisi tubuhnya, dengan mempertimbangkan umur, dan berat badan.



4. Mode Pressure Ventilasi Mode Pressure adalah suatu kondisi yang dibuat untuk mendapatkan suatu nilai tekanan yang diinginkan. Sehingga dapat membuat kondisi pasien mengalami ventilasi yang baik.



F. SOP Pengoprasian Primus



a. Hubungkan selang input ke sumber gas b. Hubungkan kabel power ke sumber listrik c. pasang breathing circuit termasuk test lung dan flow sensor d. Hidupkan alat dengan cara menekan tombol bagian belakang, kemudian tekan tombol stand by yang ada disebelah monitor e. Lakukan Self test, dan tunggu sampai selesai f .Lakukan Kalibrasi Flow sensor, dengan cara menekan tombol config kemudian pilih flow sensor. Ulangi jika gagal, atau ganti flow sensor. g. Lakukan Leaking test i. Lakukan kalibrasi o2 sensor ( hanya jika o2 sensor baru diganti atau pembacaan tidak sesuai ) dengan menekan tombol config dan pilih o2. Ulangi jaga kalibrasi gagal atau ganti o2 sensor. j. Pilih mode yang akan dipilih; pilih mode ventilasi yang diinginkan kemudian tekan knob untuk mengkonfirmasi k. lakukan setting parameter. l. Pastikan settingan APL pada posisi IPPV agar fresh gas tidak terbuang ke manual ventilation. m. Biarkan mesin bekerja ( 5-10 menit ). Check eror yang tampil, dan pastikan alat berfungsi dengan baik



38



n. Jika alat siap digunakan tekan tombol stand by untuk mengaktifkan menu stand by pada alat.



39



3. Ventilator



A. Definisi Secara Umum



Ventilator adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas bantuan . Ventilator mekanik merupakan peralatan wajib pada unit perawatan intensif atau ICU. Ventilasi mekanik dapat diberikan dengan cara invasif maupun non invasif. Ventilasi non invasif menjadi alternatif karena dapat menghindari resiko yang ditimbulkan pada penggunaan ventilasi invasif, mengurangi biaya dan lama perawatan di ruang intensif.



B. Fungsi



Ventilator berfungsi untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi , membantu seluruh proses ventilasi yaitu pasien yang tidak bisa melakukan inspirasi dan ekspirasi secara mandiri sehingga prosesnya membutuhkan bantuan pada alat dan yang dimaksud membantu sebagian yaitu pasien bisa melakukan inspirasi dan ekspirasi tetapi belum mencapai Volume Tidal nya (VT) sehingga perlu bantuan alat agar tercapai Volume Tidal (VT)



C. Prinsip Kerja



Terdapat dua gas yang masuk menuju ventilator, yaitu gas Air dan O2. Gas tersebut masuk melalui Non return valves dan Pressure reducer. Sebelum menuju pasien, gas diproses melalui mixer, disini terjadi percampuran antara gas Air dan O2. Setelah itu campuran gas tersebut dilembabkan oleh humidifier agar udara yang masuk ketubuh pasien tidak kering. Campuran gas ini dinamakan gas inspirasi. Terdapat indikator over pressure valve yang menunjukan ketika gas yang masuk berlebih, indikator 40



tersebut memberi sinyal berupa alarm, lalu gas inspirasi masuk ke paru-paru pasien. Setelah terjadi proses inspirasi, maka nafas dikeluarkan lewat selang ekspirasi. Sebelum menuju mesin kembali, hasil udara yang dikeluarkan pasien dalam bentuk uap akan ditampung dalam water trap.



( Blok Diagram Ventilator Secara Umum).



D. Parameter-Parameter Pada Ventilator



1. Tekanan/Pressure (cmH2O) Adalah tekanan yang menyebabkan terjadinya aliran udara di sepanjang saluran napas. Pada orang yang bernapas spontan (normal), ketika udara diluar lebih positif dibandingkan tekanan udara didalam paru-paru maka udara masuk dan paru-paru mengembang dan terjadi inspirasi, dan sebaliknya udara didalam paru-paru lebih positif dibandingkan udara diluar maka paru-paru mengepis dan terjadi ekspirasi. 41



Tekanan ini disebabkan karena perbedaan antara tekanan didalam alveoli (Palv) dan tekanan diudara luar/tekanan atmosfer (Patm). Dan penderita/pasien, tekanan ini dihasilkan oleh Ventilator. Inspirasi



: Tekanan didalam alveoli lebih rendah dari tekanan atmosfer,



sehingga udara udara mengalir masuk ke dalam alveoli (Patm-Palv). Ekspirasi



: Tekanan didalam alveoli lebih tinggi dari tekanan atmosfer sehingga



udara mengalir keluar dari alveoli (Palv-Patm).



2. Volume (ml)



Adalah jumlah udara ketika melakukan inspirasi dan ekspirasi selama siklus pernapasan. Pada orang yang bernapas spontal dan normal, jumlah udara yang keluar masuk ini disebut Volume Tidal (VT).



Rumus mencari Volume Tidal (VT) : Volume Tidal (Kapasitas paru-paru) = Berat badan (Ideal) X Konstanta (6-10) Nilai normal 10-15 ml per kgBB untuk dewasa dan 6-8 ml per kgBB untuk anak.



3. Aliran Udara/Flow (L/menit)



Yaitu kecepatan aliran udara yang masuk ke paru-paru untuk menhasiln Pressure maupun Volume. Hasil dari Flow ini berkaitan dengan T Inspirasi (detik).



V(Flow) = VT : T Inspirasi



42



4. Respiration Rate/RR (bpm)



Menentukan berapa kali pernapasan (Ti + Te ) dalam semenit. Ventilator akan mengirimkan udara ke pasien, Ti + Te disebut Satu Periode.



Normal Respiration Rate : a. Newborn : 40 sampai 70 BPM b. Infant



: 30 sampai 60 BPM



c. Pediatric : 16 sampai 25 BPM d. Adult



: 12 sampai 20 BPM



5. FiO2/kadar O2 dalam darah (%) FiO2 adalah jumlah oksigen yang diberikan oleh ventilator ke pasien. Konsentrasi berkisar 21-100%. Rekomendasi untuk setting FiO2 pada awal pemasangan ventilator adalah 100%. Namun pemberian 100% tidak boleh terlalu lama sebab resiko oxygen toxicity (keracunan oksigen) akan meningkat. Keracunan O2 menyebabkan perubahan struktur membrane alveolar-capillary, edema paru, atelektasis, dan penurunan PaO2 yang refrakter (ARDS). Setelah pasien stabil, FiO2 dapat dihentikan bertahap berdasarkan pulse oksimetri dan Astrup. Menentukan kadar oksigen dalam darah yang kita butuhkan. Nilai 21% digunakan apabila SPO2 pasien tinggi (sekitar 70-90%). Nilai 60-100% digunakan apabila SPO2 pasien rendah (sekitar 60% kebawah). Penentuan FIO2 tersebut apabila bisa kita lihat dari Patient Monitor atau pada monitor di Ventilatornya.



6. I : E Ratio



Yaitu menentukan dari perbandingan antara Inspirasi dan Ekspirasi pasien. Standar I : E ratio yaitu : 43



Adult



:1:2



Pediatric



:1:1



Infant



: 2:1, 1:3, 1:4



7. Airway Resistance/ Tahanan saluran nafas



Yaitu tahanan disepanjang saluran pernapasan yang terjadi pada saat aliran udara melewati saluran napas tersebut.



8. Compliance ( % )



Yaitu kemampuan dari paru-paru untuk mengembang dan mengempis (elastisitas). Tidak semua udara yang kita hirup sesuai dengan VT, dan tidak semua udara yang kita keluarkan sesuai dengan VT.



9. Sensitivity / Trigger



Sensitivity menentukan jumlah upaya nafas pasien yang diperlukan untuk memulai/mentrigger inspirasi dari ventilator. Setting dapat berupa flow atau pressure.



10. PEEP ( Positive End Expiratory Pressure )



Tekanan positif akhir ekspirasi digunakan untuk mempertahankan tekanan paru positif pada akhir ekspirasi untuk mencegah terjadinya kolaps paru-paru dan meningkatkan pertukaran gas dalam alveoli. Nilai antara 5-15 mmHg maksimal 12 mmHg untuk anak.



44



Fungsi PEEP :



1. Redistribusi cairan ekstravaskular paru 2. Meningkatkan volume alveolus 3. Mengembangkan alveoli yang kolaps



11. Minute Volume



Jumlah udara yang keluar masuk ketika kita melakukan inspirasi dan ekspirasi dalam satu menit.



12. Pressure Limit



Jumlah pressure yang diberikan ventilator untuk pemenuhan volume udara ke pasien jika pressure limit telah tercapai maka ventilator akan secara otomatis menghentikan hantaran udara inspirasi.



E. MODE-MODE PADA VENTILATOR Pada penggunaan ventilator terdapat 4 mode umum yang biasanya ada antara lain sebagai berikut : 



Mode Control



Pada mode control mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien ini diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat lemah atau bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada frekuensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk megawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini dapat 45



menimbulkan ansietas tinggi dan ketidak nyamanan dan bila pasien berusaha nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi pneumothorax.







Mode IMV / SIMV : Intermitten Mandatory Ventilation / Sincronized Intermitten Mandatory Ventilation



Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekuensi yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya, oleh karena itu pada ventilator generasi terakhir mode IMV nya disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan mandatory diberikan akan sinkron dengan pacuan pasien. Mode IMV / SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan. 



Mode ASB / PS : (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Support )



Mode ini diberikan pada yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak diberikan. 



CPAP : Continous Positive Air Pressure



Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adeakut. Tujuan pemberian mode ini adalah untuk 46



mencegah atelektasis dan melatih otot-otot pernafasan sebelum dilepas dari ventilator.



F. Sensor yang terdapat pada ventilator



Pada ventilator terdapat O2 sensor dan Flow sensor untuk membaca kadar oksigen dan membaca aliran udara pada ventilator dan pada breathing circuit. 1. Macam – macam O2 sensor :



a. Galvanik : menggunakan bahan kimia, disposible, ada batas kadaluwarsa kurang lebih satu tahun, biasanya terdapat pada ventilator tipe evita.



b. Elektrik



: tahan lama, tidak mesti diganti setiap tahunnya, biasanya terdapat



pada ventilator tipe savina dan savina 300.



c. Pato / paramagnetik : menggunakan sistem magnet pada sensor oksigen tersebut, posisi sensor tersebut berada didalam alat dan menjadi bagian dalam sparepart, biasanya terdapat pada ventilator tipe evita V300, babylog.



G. Macam- macam Flow Sensor



1. Spirolog : menggunakan sistem perbandingan 2 filamen yang dimana prinsip kerjadinya berdasarkan suhu, disposable.



2. Spirolife : reusable, memiliki prinsip kerja sama seperti spirolog, namun bahan filamen yang terdapat pada spirolife berbeda dengan spirolog.



47



3. Infinity id Flow Sensor : prinsip kerja sensor ini sama seperti spirolog, akan tetapi pada sensor ini terdapat sensor ini terdapat RFID untuk membaca lama penggunaan sensor tersebut maka dari itu pada flow sensor infinity id ini terdapat lifetime (kadarluwarsa) untuk penggunaannya.



4. Flow Sensor Diferensial : sensor ini menggunakan prinsip pressure, dengan membandingkan 2 pressure dari ventilator ke flow sensor dan nilai perbandingan tersebut dibaca oleh strain gauge untuk mendapatkan nilai VT ( ekspirasi dan inspirasi ), ML, dll. Biasanya sensor tersebut diposisikan pada ujung breathing circuit.



 Ventilator Dreager Evita V500 Evita Infinity V500 merupakan unit ventilasi canggih untuk digunakan dalam dukungan pernapasan perawatan akut modern. Ventilasi invasif dan non-invasif performa-tinggi, fungsi pemantauan dan perawatan komprehensif , terapi O2 efektif , evita V500 memberikan perawatan yang terdepan kepada pasien dari segala usia dan tingkat keparahan, termasuk bayi baru dilahirkan. 



Jelajahi dampaknya terhadap kemungkinan perawatan Anda. Anda dapat mencapainya dengan fitur-fitur seperti manuver loop PV aliran rendah, QuickSet , Tekanan dan I:E Link dan penyapihan otomatis berdasarkan pengetahuan dengan SmartCare/PS. APRV AutoRelease dari Dräger secara otomatis mengoptimalkan aliran untuk menghentikan napas pada persentase aliran pernapasan puncak, menjaga volume paru-paru pernapasan-akhir dan pembuangan CO2 secara optimal, bahkan dalam menghadapi mekanika pernapasan pola aliran pernapasan yang berubah-ubah. Opsi Variable PS menghasilkan perubahan acak di tingkat dukungan tekanan, sehingga meminimalkan perubahan di dalam sistem biologis. Dengan mengambil semuanya, V500 memberikan tingkat perawatan yang tiada banding.



48







Berhasil menangani kebocoran, salah satu masalah paling penting dalam NIV, dengan fitur kompensasi otomatis dan dinamis pada V500. V500 mengenali dan mengatasi kebocoran dengan cepat dengan mengatur pemicu pernapasan dan dan titik penghentian, memulihkan sinkronisasi yang optimal dengan cepat.







Mobile



Terapi ventilasi kualitas tinggi selama pemindahan – itu adalah mobilitas dengan V500. Dengan GS500 opsional, Anda dapat melengkapi V500 dengan sumber udara penggerak turbin sendiri sedangkan suplai daya PS500 akan meningkatkan kebebasan Anda dari listrik AC. Unit suplai pemindahan terpisah yang dapat membawa silinder oksigen besar dengan aman dapat dipasang pada V500 dalam beberapa detik. Fungsionalitas Infinity ID “Transfer Pengaturan Ventilasi” mempermudah persiapan pemindahan, yang menyalin pengaturan ventilasi hanya dengan menyambungkan sirkuit ke V500 lainnya. 



Terstandardisasi



Kokpit medis Infinity C500 mendukung standardisasi di seluruh rumah sakit dengan nomenklatur dan konsep pengoperasian ramah lingkungan yang umum untuk semua produk Infinity Acute Care System. Antarmuka terstandar membuat transfer data menjadi mudah, aksesori colokan universal meningkatkan fleksibilitas. Semua V500 dapat distandarkan dengan mudah dalam beberapa menit saja melalui pilihan preset konfigurasi dengan menyalinnya ke dan dari stik memori USB umum. 



Smart



Memadukan penyapihan otomatis, visualisasi fungsi paru-paru dan teknologi berbasis-RFID, V500 merupakan pilihan cerdas. SmartCare/PS memadukan penyapihan otomatis berbasis-pengetahuan dengan fleksibilitas untuk membedakan perawatan melalui parameter penyapihan yang dapat dikonfigurasi. Smart Pulmonary View memberikan visualisasi waktu-nyata terhadap data fungsi paru. Dengan mengubah data menjadi informasi visual, alat ini membantu mengurangi beban kerja kognitif staf ICU. Dilengkapi dengan teknologi Infinity ID berbasis-RFID Dräger, 49



V500 siap menggunakan aksesoris Infinity ID. Fitur anti-gagal yang inovatif ini dikembangkan oleh Dräger untuk menyederhanakan penanganan dan mengoptimalkan alur kerja di tingkat departemen dan departemen silang.







Dapat diubah-ubah



Desain V500 yang dapat diubah-ubah dengan antarmuka yang distandarkan untuk komponen perangkat lunak dan peningkatan perangkat lunak selalu siap untuk menangani perubahan kebutuhan pasien selama pelaksanaan perawatan serta ekspansi sistem lebih lanjut. Komponen Infinity tambahan yang dihubungkan ke sistem akan membantu Anda menemukan sinergi potensial di dalam departemen Anda dan bahkan di tingkat departemen silang. 



Terpadu



Meskipun Dräger Evita Infinity V500 dengan Infinity Medical Cockpit C500 dapat digunakan sebagai ventilator berkualitas tinggi yang berdiri sendiri, dalam praktiknya, V500 was didesain sebagai komponen Dräger Infinity Acute Care System , didesain untuk membawa ICU ke tingkat baru integrasi informasi dan kontrol. Alat ini memberikan jenis tampilan komprehensif pada pasien Anda yang tidak pernah Ada bayangkan sebelumnya, dan membawa alat ini Anda akan membantu Anda melakukan terapi satu langkah lebih maju.



O2



: oksigen



Air pressure



: tekanan udara



Mixer



: media pencapuran



Below / motor



: sebagai pemompa oksigen



Inspirasi valve



: proses settingan udara yang akan diberikan ke pasien



Inspirasi port



: media jalurnya oksigen



Humidefier



: penghangat oksigen



Water trap



: botol penampung butiran air



Ekspirasi port



: media jalur keluarnya oksigen



50



Ekspirasi valve



: proses perhitungan banyaknya oksigen yang dikeluarkan oleh



pasien Exaust



: tubing pembuangan oksigen dari pasien



Cara Kerja Evita V500



Langkah pertama O2 dan Air Pressure masuk ke mixer, agar oksigentercampur, kemudian setting tidal volume berapa banyak yang akan diberikan ke pasien, kemudian respirasi rate ditentukan kecepatan below/motor setelah itu udara yang di proses dan masuk ke below dan dihantarkan ke inspirasi valve untuk ditampung sementara sehingga agar sesuai dengan settingan, setelah itu apabila telah diperintahkan udara akan masuk ke inspirasi port bahwa udara akan dihantarkan. Kemudian udara akan dihangatkan oleh humidifier dan diteruskan ke pasiensehingga Pasien merasa nyaman untuk menghirup udara atau O2, setelah itu udara atau CO2 di keluarkan dari Pasien dan menuju ke Water Trap untuk pemisahan udara dengan kadar air agar supaya tidak masuk ke Expirasi Port dan Expirasi Valve agar tidak terjadi kelembapan di Expirasi,setelah itu dibuang ke tubing Exaust.



Cara Pengoperasian Alat Evita V500 : 1.



Hubungkan ventilator dengan sumber listrik



2.



Hubungkan ventilator dengan sumber O2 dan udara tekan



3.



Isi humidifier dengan air steril (lihat batas air)



4.



Perhatikan ‘’breathing circuit’’ apakah ada kebocoran



5.



Perhatikan konektor yang menghubungkan pasien dengan ‘’breathing circuit’’



6.



Sebelum dihubungkan ke pasien harus disetting terlebih dahulu yaitu : 



M.V = Tidal Volume (T.V) X Respiratory rate (R.R)







Normal T.V = 10-15 cc / kg BB







Normal R.R = 10-12 X/mt (pada orang dewasa)



51







Tentukan FiO (Fresentase Oksigen)







Pada permulaan di berikan 50% selanjutnya lihat analisa gas darah pada pasien dengan pasca ‘’cardiac arrest’’ FiO2 harus diberikan 100.







Tentukan PEEP (Positive End Ekspiratory Pressure)







Setting pengaturan alarm



Prosedur Pemberian Ventilator Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan test paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut: 1. Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100% 2. Volume Tidal : 4-5 ml/kg BB 3. Frekwensi pernafasan : 10-15 kali/menit 4. Aliran inspirasi : 40-60 liter/detik 5. PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas darah (Blood Gas).  Pemeliharaan Alat Ventilator Evita V500



1. Pemeliharaan harian a) Bersihkan badan pesawat dari kotoran yang ada. b) Periksa kondisi O2 dan Air pressure,jangan sampai kosong atauhabis. c) Uji cobakan ventilator sebelum digunakan kepasien



2. Pemeliharaan mingguan a) Ganti selang dari ventilator b) Buang cairan dari water trap



52



3. Pemeliharaan bulanan a) Bersihkan ekspirasi port b) Bersihkan Expirasi valve



4. Pemeliharaan tahunan a) Kalibarsi ventilator teersebut layak atau tidaknya dipakai  Perbaikan Didalam alat ventilator biasanya juga terdapat kerusakan karena tidak adanya pemeliharaan atau pemantauan. Disini teknisi elektromedik sangat berperan penting membuktikan keahlianya dalam memperbaiki alat ventilator. Kerusakan yang sering didapat dalam alat ventilator sebagai berikut: 1. O2 tidak keluar Tindakan : periksa selang O2 apakah terhubung ke ventilator atau tidak 2. Ada penyumbatan di expirasi valve Tindakan : bersihkan expirasi valve dengan menggunakan air bersih atau alkohol. 3. Tidak ada dorongan O2 untuk inspirasi kepasien Tindakan : terlebih dahulu periksa air pressure apakah masuk ke ventilator, kemudian apabila O2 masih tidak keluar periksa di mixer karena O2 dan air pressure itu bercampur 4. Nilai Volume Tidal (VT) tidak sesuai Tindakan : Mengganti flow sensor 5. Ventilator tidak nyala Tindakan : periksa jala-jala sumber tegangan terhubung atau tidak, periksa regulator pada ventilator.



53



Ventilation in intensive care for adults 







Volume-controlled ventilation modes Previous nomenclature



: IPPV/CMV, IPPV assist/CMV assist



New nomenclature



: VC-CMV, VC-AC, VC-SIMV, VC-MMV



Pressure-controlled ventilation modes Previous nomenclature New nomenclature



: CPAP/ASB/, CPAP/PS, PPS



: PC-CMV, PC-AC, PC-SIMV, PC-BIPAP, PC-APRV, PC-PSV,







Supported spontaneous breathing modes Previous nomenclature



: CPAP/ASB, CPAP/PS, PPS



New nomenclature



: SPN-CPAP/PS, SPN-CPAP/VS, SPN-PPS



Ventilation in intensive care for neonates 



Pressure-controlled ventilation modes Previous nomenclature : IPPV,SIPPV, SIMV, PSV, CPAP-HF New nomenclature



: PC-CMV, PC-AC, PC-SIMV, PC-APRV, PC-PSV,



PC-HFO, PC-MMV 



Supported spontaneous breathing modes Previous nomenclature New nomenclature



: CPAP



: SPN-CPAP/PS, SPN-CPAP/VS, SPN-PPS, SPN-



CPAP



54



Volume-controlled,



Pressure-controlled, Spontaneous/assisted



VC-CMV



PC-CMV



SPN-CPAP/PS



VC-AC



PC-AC



SPN-CPAP/VS



VC-SIMV



PC-SIMV



SPN-PPS



VC-MMV



PC-BIPAP



SPN-CPAP



PC-APRV PC-PSV  Volume Controlled Ventilation Selama ventilasi dikendalikan volume, mengatur volume tidal disediakan oleh ventilator di aliran konstan. Tekanan inspirasi adalah variabel dihasilkan dan perubahan tergantung pada perubahan mekanisme paruparu. Nilai dikontrol dan dipelihara di nilai target peralatan adalah volume tidal (VT). Pasang surut volume dan jumlah wajib napas semenit (f) dapat disesuaikan. Hal ini menghasilkan volume menit (MV). Kecepatan yang yang volume pernapasan (VT) diterapkan disesuaikan dengan aliran, arus inspirasi yang konstan. Napas dapat dibagi menjadi fase inspirasi dan expiratory. Durasi fase inspirasi didefinisikan oleh waktu inspirasi (Ti). Jika arus inspirasi yang begitu tinggi bahwa set pernapasan volume tercapai sebelum waktu inspirasi (Ti) telah berlalu, akan ada jeda dalam inspirasi. Karena tekanan di paru-paru dapat bervariasi dalam ventilasi dikendalikan volume dengan perubahan dalam sifat paru-paru dan dengan demikian Resistance (R) dan Compliance (C), penting untuk menetapkan batas alarm Phigh didasarkan pada pasien. Untuk memastikan kemampuan gratis bernapas selama siklus pernapasan yang lengkap, dan dengan demikian meningkatkan kenyamanan pasien, AutoFlow dapat diaktifkan selama ventilasi dikendalikan volume. Mode kontrol volume ventilasi tidak tersedia untuk kategori pasien neonatal.



55



VC-CMV (VOLUME CONTROL - CONTINUOUS MANDATORY VENTILATION) – volume-controlled – time cycled – machine-triggered – constant inspiratory flow



Dalam mode ini dikendalikan volume ventilasi, pasien menerima volume tidal set (VT) dengan setiap napas yang wajib. Volume Terapan bernapas independen perubahan dalam organ paru-paru. Jumlah napas wajib didefinisikan oleh frekuensi (RR). Ini berarti bahwa menit volume (MV) tetap konstan dari waktu ke waktu.



VC-AC (VOLUME CONTROL - ASSIST CONTROL) – volume controlled – timed cycled – machine- or patient-triggered – fixed inspiratory flow – backup frequency Dalam mode ventilasi VC-AC, pasien selalu menerima setidaknya tidal set volume (VT). Di VC-AC, setiap upaya terdeteksi inspirasi pasien pada tingkat PEEP memicu napas wajib tambahan. Pasien menentukan jumlah tambahan wajib napas. Untuk memberikan waktu yang cukup pasien untuk kedaluwarsa, hal ini tidak mungkin untuk memicu napas wajib lagi 56



segera setelah selesai napas. Jika setelah selesainya expiratory waktu nafas tidak wajib telah dipicu, napas wajib adalah secara otomatis diterapkan (frekuensi cadangan). Tombol kontrol untuk tingkat pernapasan (RR) karena itu mendefinisikan frekuensi minimal ventilasi. Karena jumlah napas yang wajib tergantung pada pasien dan mengatur frekuensi (RR), menit volume (MV) dapat bervariasi.



VC-SIMV (VOLUME CONTROL - SYNCHRONIZED INTERMITTENT MANDATORY VENTILATION) – volume controlled – timed cycled – machine- or patient-triggered – fixed inspiratory flow – permitted spontaneous breathing during the expiration phase on PEEP level Di VC-SIMV, pasien disediakan dengan set Volume Tidal VT selama napas wajib. Napas wajib disinkronisasi dengan usaha-usaha pasien sendiri pernapasan. Untuk mencegah napas wajib diterapkan selama spontan kadaluarsa, napas wajib pasien-dipicu hanya dapat dipicu dalam memicu jendela. Jika tahap masa dan dengan itu spontan pernapasan waktu yang singkat karena sinkronisasi, tahap kadaluarsa berikutnya akan diperpanjang. Adaptasi ini mencegah perubahan dalam jumlah napas yang wajib. Jika tidak ada upaya independen pernapasan terdeteksi selama jendela memicu, Mesin-dipicu napas wajib diterapkan. Dengan demikian volume menit MV tetap konstan dari waktu ke waktu. Jika upaya pernapasan pasien tidak mencukupi untuk memicu wajib napas, napas mesin-dipicu wajib diterapkan. Pasien dapat bernapas secara spontan tingkat PEEP selama fase kadaluarsa. Selama spontan pernapasan di tingkat PEEP, pasien dapat pressure-supported menggunakan PS.



57



VC-MMV (VOLUME CONTROL - MANDATORY MINUTE VOLUME) – volume-controlled – time cycled – machine- or patient-triggered – safeguarding the mandatory minute volume with permitted spontaneous breathing on PEEP level VC-MMV guarantees that the patient always receives at least the set minute volume MV (MV=VTxRR). Terapan time-cycled, dipicu mesin napas wajib disinkronisasi dengan usaha pernapasan pasien. Pasien dapat selalu bernapas secara spontan tingkat PEEP. Jika tidak dapat bernapas spontan pasien tidak mencukupi untuk mencapai set (MV), memicu mesin time cycled napas wajib diterapkan. Napas wajib ini disinkronisasi dengan usaha-usaha pasien sendiri pernapasan. Set pernapasan frekuensi (RR) adalah jumlah maksimum wajib napas. Selama spontan pernapasan di tingkat PEEP, pasien dapat pressure-supported menggunakan PS.  Pressure-controlled ventilation



Selama ventilasi tekanan-dikendalikan, dua tingkat tekanan tetap konstan: tingkat tekanan yang lebih rendah mengintip dan atas tekanan tingkat Pinsp. Volume dan aliran decelerating variabel yang dihasilkan dan dapat bervariasi tergantung pada perubahan dalam organ paru-paru (16 angka). Nilai dikontrol dan dipelihara di nilai target peralatan adalah tekanan Pinsp. Tekanan PEEP, Pinsp dan jumlah wajib napas semenit (RR) dapat disesuaikan. Perbedaan antara dua tekanan tingkat PEEP dan Pinsp, upaya pernapasan pasien, dan paru-paru mekanik menentukan volume tidal (VT) disediakan. Volume menit (MV) dapat bervariasi. Dengan penyesuaiannya , peningkatan tekanan dapat diatur ke tingkat atas tekanan tergantung pada pasien. Selama ventilasi neonatal penyesuaian arus sering digunakan untuk menentukan peningkatan tekanan ini. 58



Penyesuaian kedua menentukan durasi kenaikan tekanan dari rendah tingkat tekanan yang lebih tinggi. Napas dapat dibagi menjadi fase inspirasi dan expiratory. Durasi fase inspirasi didefinisikan oleh waktu inspirasi (Ti). Selama ventilasi tekanan-dikendalikan, tingkat atas tekanan Pinsp dipertahankan selama Ti. Waktu untuk napas wajib berikutnya hasil dari jumlah napas yang wajib per menit (RR) dan waktu inspirasi (Ti). Kontrol waktu ini tidak digunakan dalam PC-PSV. Jika paru-paru mekanika pasien dan dengan itu Resistance (R) dan Compliance (C) bervariasi selama perawatan ventilasi, ini hanya mempengaruhi volume tidal terapan. Tekanan tetap konstan. Tekanan juga dipertahankan jika terjadi kebocoran.



PC-CMV (PRESSURE CONTROL - CONTINUOUS MANDATORY VENTILATION) – pressure-controlled – machine-triggered – time cycled – permitted spontaneous breathing during the whole breathing cycle Volume tidal dipasok ke pasien tergantung pada perbedaan tekanan PEEP dan Pinsp, mekanika paru-paru dan pernapasan upaya pasien. Jumlah napas yang wajib didefinisikan oleh frekuensi pernapasan (RR). Napas wajib machine-triggered dan tidak dipicu oleh pasien.



PC-AC (PRESSURE CONTROL - ASSIST CONTROL) 59



– pressure-controlled – time cycled – machine- or patient-triggered – backup frequency – permitted spontaneous breathing during the whole breathing cycle Di PC-AC, setiap usaha terdeteksi pernapasan di tingkat PEEP memicu napas wajib. Pasien menentukan jumlah tambahan wajib napas. Untuk memberikan waktu yang cukup pasien untuk kedaluwarsa, hal ini tidak mungkin untuk memicu napas wajib lagi segera setelah selesai napas. Jika setelah selesainya expiratory waktu nafas tidak wajib telah dipicu, napas wajib adalah secara otomatis diterapkan (frekuensi cadangan). Adjuster untuk tingkat pernapasan (RR) karena itu mendefinisikan frekuensi minimal ventilasi. Pasang surut volume (VT) hasil dari perbedaan tekanan mengintip dan Pinsp, mekanika paru-paru dan pernapasan upaya pasien. Jika perlawanan (R) atau kepatuhan (C) paru-paru perubahan selama perawatan ventilasi, volume tidal disediakan (VT) juga bervariasi. Karena jumlah napas yang wajib juga tergantung pada pasien dan mengatur frekuensi (RR), volume menit (MV) dapat bervariasi.



PC-SIMV (PRESSURE CONTROL - SYNCHRONIZED INTERMITTENT MANDATORY VENTILATION) – pressure-controlled – – time cycled – machine- or patient-triggered – permitting spontaneous breathing during the whole breathing cycle Di PC-SIMV pasien bisa bernapas secara spontan setiap saat, tetapi jumlah napas yang wajib ditetapkan. Napas wajib disinkronisasi dengan usaha-usaha pasien sendiri pernapasan. Napas wajib pasien-dipicu hanya dapat dipicu dalam memicu jendela. Jika tahap masa dan dengan itu spontan pernapasan waktu yang singkat karena sinkronisasi, tahap kadaluarsa berikutnya akan diperpanjang. Adaptasi ini mencegah perubahan dalam jumlah napas yang wajib (RR). Jika tidak ada upaya independen pernapasan terdeteksi selama jendela memicu, Mesin-dipicu nafas wajib diterapkan. Volume tidal wajib (VT) hasil dari perbedaan tekanan mengintip dan Pinsp, mekanika paru-paru 60



dan pernapasan upaya pasien. Jika perlawanan (R) atau kepatuhan (C) paruparu perubahan selama perawatan ventilasi, volume tidal disediakan (VT) dan dengan demikian volume menit (MV) juga bervariasi. Dalam mode ini ventilasi, pasien dapat bernapas secara spontan selama siklus pernapasan lengkap. Selama spontan pernapasan di tingkat PEEP, pasien dapat didukung menggunakan PS.



PC-BIPAP (PRESSURE CONTROL - BIPHASIC POSITIVE AIRWAY PRESSURE) – pressure-controlled – time cycled – machine- or patient-triggered – inspiration and expiration synchronized – permitted spontaneous breathing during the whole breathing cycle Dalam mode PC-BIPAP, pasien dapat bernapas secara spontan setiap saat, tetapi jumlah napas yang wajib ditetapkan. Dalam mode ini, napas wajib disinkronisasi dengan upaya pernapasan pasien baik untuk inspirasi dan kadaluarsa. Jika wajib nafas adalah dipersingkat karena sinkronisasi dengan kadaluarsa, wajib napas berikutnya diperpanjang. Sinkronisasi dengan inspirasi yang lebih pendek tahap kadaluarsa. Di sini, expiratory waktu berikutnya diperpanjang oleh periode waktu yang hilang. Hal ini mencegah peningkatan frekuensi pernapasan wajib ditetapkan (RR). Jika tidak ada upaya spontan pernapasan terdeteksi selama jendela memicu inspirasi, Mesindipicu nafas wajib diterapkan. Volume tidal wajib (VT) hasil dari perbedaan tekanan mengintip dan Pinsp, mekanika paru-paru dan pernapasan upaya pasien. Jika Resistance (R) atau Compliance (C) paru-paru perubahan selama perawatan ventilasi, volume tidal disediakan (VT) dan dengan demikian volume menit (MV) juga bervariasi. Dalam mode ini ventilasi, pasien dapat bernapas secara spontan selama siklus pernapasan lengkap. Selama spontan pernapasan di tingkat PEEP, pasien dapat didukung menggunakan PS.



PC-APRV (PRESSURE CONTROL-AIRWAY PRESSURE RELEASE VENTILATION) 61



– pressure-controlled – time cycled – machine-triggered – spontaneous breathing under continuous positive breathing pressure with brief pressure relief times. Di PC-APRV, pasien spontan pernapasan berlangsung di tingkat atas tekanan Phigh. Tingkat tekanan ini Phigh dipertahankan selama paha. Untuk mengeksekusi kadaluarsa aktif, tekanan berkurang untuk periode singkat Tlow untuk bajak. Untuk mendukung eliminasi CO2, tekanan berkurang untuk bajak untuk periode singkat Tlow. Silih bergantinya antara tingkat tekanan dua mesin-dipicu dan waktu Bersepeda. Volume pernapasan (VT) berakhir selama masa bantuan, hasil dari perbedaan tekanan bajak dan Phigh dan mekanisme paru-paru. Jika resistensi atau kepatuhan paru-paru perubahan selama perawatan ventilasi, volume tidal disediakan (VT) dan dengan demikian volume menit MV juga bervarias.



PC-PSV (PRESSURE CONTROL - PRESSURE SUPPORT VENTILATION) – pressure-controlled – machine- or patient-triggered – flow-cycled – pressure-supported – with guaranteed minimum frequency (backup frequency) Di PC-PSV, pasien dapat bernapas secara spontan tingkat PEEP. Setiap upaya terdeteksi inspirasi dapat didukung tekanan. Tingkat mutlak tekanan dukungan didefinisikan oleh Pinsp. Durasi inspirasi aliran-Bersepeda dan dengan demikian tergantung pada mekanisme paru-paru pasien. Pasien menentukan nomor, titik waktu dan durasi didukung tekanan wajib napas. Jika frekuensi pernapasan pasien lebih rendah daripada cadangan mengatur frekuensi (RR) atau ada tidak spontan bernapas, Mesin-dipicu Bersepeda aliran wajib napas dengan tekanan set Pinsp diterapkan. Pasang surut volume (VT) hasil dari perbedaan tekanan mengintip dan Pinsp, mekanika paru-paru 62



dan pernapasan upaya pasien. Jika Resistance (R) atau Compliance (C) paruparu perubahan selama perawatan ventilasi, volume tidal disediakan (VT) dan dengan demikian volume menit (MV) juga bervariasi.



 Spontaneous/assisted ventilation SPN Ventilation Selama modus spontan ventilasi, pasien melaksanakan sebagian besar upaya pernapasan. Tekanan tingkat PEEP (CPAP) di mana spontan pernapasan terjadi, dapat disesuaikan. Dalam semua spontan ventilasi mode napas spontan dapat didukung secara mekanis. Sesuai dengan masing-masing paru mekanik, kecepatan peningkatan tekanan untuk PS (tekanan Support) dan VS (Volume Support) dapat didefinisikan dengan menggunakan penyesuaian lereng atau aliran. Penyesuaian, lereng dan aliran, dengan demikian menentukan durasi kenaikan tekanan dari rendah tingkat tekanan yang lebih tinggi. Dengan kemiringan penyesuaian waktu diatur dalam detik, dengan penyesuaian aliran aliran gas terletak di liter per menit. Pengaturan ini secara langsung mempengaruhi aliran dan dengan demikian volume tidal disediakan (VT).



SPN-CPAP/PS (SPONTANEOUS - CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE/PRESSURE SUPPORT) – spontaneous breathing – continuous positive pressure level with or without pressure support Di SPN-CPAP/PS, pasien bernafas di tingkat PEEP. Dibandingkan dengan tekanan atmosfer, tekanan saluran napas meningkat selama siklus pernapasan lengkap, yaitu selama inspirasi dan kadaluarsa. Jika pasien terlalu lemah untuk mengelola usaha lengkap bernapas secara mandiri, ada opsi dukungan 63



tekanan (PS). Setiap usaha inspirasi terdeteksi pada tingkat PEEP memicu memicu pasien, Bersepeda aliran, tekanan-didukung napas wajib. Titik waktu, jumlah dan durasi napas didukung tekanan ditentukan oleh pasien. Jika mengubah mekanisme paru-paru pasien, volume Terapan bervariasi dengan tetap (PS).



VARIABLE PS VARIABLE PRESSURE SUPPORT – automatic variation of the pressure support (PS) in SPN-CPAP/PS PS variabel adalah bentuk dukungan tekanan dalam SPN-CPAP/Mz. Prinsip dasar untuk tekanan didukung spontan pernapasan tetap sepenuhnya utuh dan tidak diubah. Sewaktu mengaktifkan variabel PS berbeda tingkat dukungan tekanan diterapkan untuk setiap napas. Pertama tekanan dukungan ΔPsupp terletak. Variasi tekanan dukungan ini di sekitar tekanan didefinisikan berarti dukungan Psupp (Psupp = PEEP ΔPsupp). Tekanan bervariasi dalam berbagai Psupp ± ΔPsupp. Tingkat variasi didefinisikan oleh adjuster Press. var.. Penyesuaian dibuat di persen dukungan mengatur tekanan Psupp. Variasi Press. var. dapat dimodifikasi dalam kisaran 0-100%. Karena variasi dari tekanan dukungan tekanan ventilasi yang berbeda dan karenanya pernapasan volume hasil untuk setiap napas. Tingkat tekanan ventilasi independen pasien pernapasan usaha.



SPN-CPAP/VS (SPONTANEOUS - CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE/VOLUME SUPPORT) – spontaneous breathing – continuous positive pressure level – with or without volume support Dalam SPN-CPAP/VS, pasien bernafas di tingkat PEEP. Dibandingkan dengan tekanan atmosfer, tekanan saluran napas meningkat selama siklus pernapasan lengkap, yaitu selama inspirasi dan kadaluarsa. Jika pasien masih terlalu lemah untuk mengelola usaha lengkap bernapas secara mandiri, dukungan volume yang dapat ditambahkan. Di sini target pernapasan volume (VT) adalah set dan tekanan yang diperlukan untuk diterapkan. Setiap usaha 64



inspirasi terdeteksi pada tingkat PEEP memicu napas didukung tekanan, Bersepeda aliran ventilasi. Jika mengubah mekanisme paru-paru, tekanan diterapkan bervariasi untuk menyimpan set (VT) konstan. Untuk mencegah terlalu tinggi tekanan benar-benar diperlukan untuk mengatur alarm batas Phigh.



SPN-PPS (SPONTANEOUS - PROPORTIONAL PRESSURE SUPPORT) – spontaneous breathing – flow- and volume- proportional pressure support Dalam SPN-PPS, dukungan dipicu pasien flow-cycled, pressure support diterapkan secara proporsional upaya inspirasi pasien, yaitu upaya rendah pernapasan yang hanya didukung, sedangkan pernapasan upaya yang kuat memicu dukungan yang lebih besar. Tingkat mutlak dukungan tergantung pada konfigurasi parameter Flow Assist dan Volume Assist dan pasien. Dua jenis pressure support, volume-proportional pressure support (volume assist) and flow-proportional pressure support (flow assist) dapat digunakan dalam kombinasi. Dengan volume assist, elastis resistance (C) dapat diberikan kompensasi, sedangkan aliran membantu membantu mengatasi airway resistance (R). Hubungan antara inspirasi usaha dan tekanan dukungan tetap konstan dengan pengaturan konstan, sedangkan dukungan tekanan bervariasi dalam siklus pernapasan.



65



4.BABY INCUBATOR



a. DEFINSI SECARA UMUM Baby incubator merupakan peralatan medis yang digunakan untuk memberikan perawatan secara intensif atau perlindungan bagi bayi yang mengalami kelahiran premature dan berat lahir rendah, telah kita ketahui bahwa bayi yang baru lahir biasanya tidak langsung mampu menyesuaikan dengan suhu lingkungannya hal ini disebabkan bayi yang baru lahir mengalami suatu periode atau masa peralihan dari kehidupan Intra Uterine (dalam rahim) ke kehidupan Extra Uterine (luar rahim), maka dengan memberikan pemanasan suhu yang sesuai dengan suhu pada saat bayi berada dalam kandungan ibunya dan memberikan perlindungan terhadap kuman penyakit seperti virus dan bakteri dari lingkungan luar terhadap bayi. Baby Incubator memiliki memiliki dua mode yaitu pengatur suhu udara dan pengatur suhu kulit (skin), perubahan suhu tubuh bayi dapat diukur secara periodic melalui sebuah thermometer. Pengaturan suhu dapat dilakukan pada control setting dengan range temperature dari 28oC sampai dengan 37oC, sedangkan range untuk skin temperature adalah dari 34oC sampai dengan 37oC.



b. FUNGSI Baby incubator merupakan peralatan medis yang digunakan untuk memberikan perawatan secara intensif atau perlindungan bagi bayi yang mengalami kelahiran premature dan berat lahir rendah, yaitu dengan memberikan pemanasan suhu yang sesuai dengan suhu pada saat bayi berada dalam kandungan ibunya dan memberikan perlindungan terhadap kuman penyakit seperti virus dan bakteri dari lingkungan luar terhadap bayi. Selain berfungsi sebagai penghangat, incubator juga berfungsi melindungi bayi dari bahaya infeksi. Di tempat ini tersedia juga alat penyinaran sinar biru bagi bayi premature yang mengalami peningkatan kadar bilirubin dalam darahnya seagai akibat hati bayi yang belum bekerja sempurna. Bayi premature juga mendapat bantuan pernafasan dalam bentuk bantuan oksigen dalam jumlah tertentu. Hal ini pun harus lakukan dengan hati-hati, sebab keseimbangan jumlah oksigen 66



pada bayi premature harus diperhatikan benar. Bila jumlah oksigen pada bayi premature terlalu sedikit, jumlah karbondioksidanya akan meningkat. c. JENIS – JENIS BABY INCUBATOR Baby incubator terdapat 2 (dua) macam, yaitu : 1. Baby incubator statis yaitu baby incubator yang digunakan diruang perawatan bayi, pada umumnya menggunakan catu daya listrik diruangan dan dilengkapi dengan tabung oksigen.



(contoh gambar incubator statis)



2. Baby incubator transport yaitu baby incubator yang digunakan untuk memindahkan bayi dari satu ruangan keruangan lainnya, dapat dimasukkan kedalam ambulan dan dilengkapi dengan catu daya baterai dan tabung oksigen.



67



(contoh incubator transport)



Sedangkan berdasarkan jumlah dinding yang dimiliki oleh sebuah pesawat baby incubator dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Baby Incubator Single Wall, baby incubator dengan dinding tunggal (satu dinding).



2. Baby Incubator Double Wall, yaitu baby incubator dengan dinding ganda (dua dinding) Pada prinsipnya baby incubator single wall dan baby incubator double wall mempunyai spesifikasi yang sama, namun hanya berada pada jumlah dindingnya saja. Pada beberapa produk dengan merk yang sama mempunyai kedua jenis baby incubator ini. Pada umumnya dinding ganda pada baby incubator bersifat optional (dijual secara terpisah). Jadi baby incubator single wall bisa menjadi baby incubator double wall jika ditambahkan inner wall pada bagian dalam top wall baby incubator tersebut.



68



d. PRINSIP KERJA



Blower



Display



Catu Daya



Alarm



Control



Relay



Sensor



Setting



(Blok Diagram Baby Incubator)



Adapun cara kerja keseluruhan dari blok diagram baby incubator secara teknis adalah sebagai berikut : Pada saat pesawat dihidupkan dengan menekan tombol ON maka blok rangkaian power supply bekerja dan memberikan supply tegangan ke rangkaian kontrol, alarm, display, sensor suhu, sensor basah, dsb. Dari keluaran kontrol ini terdapat relay merupakan kontak untuk mengatur dan memberikan supply tegangan yang menuju ke heater. Besarnya pemanas yang dihasilkan oleh heater dikontrol oleh relay dan rangkaian sensor suhu melalui rangkaian kontrol. Udara panas yang dihasilkan dari heater selanjutnya diratakan keseluruh ruangan oleh blower sehingga ruangan mendapatkan panas yang rata. Jika suhu settingan inkubator kurang dari 29oC maupun lebih besar dari 37oC, maka sensor suhu akan bekerja memberikan sinyal kerangkaian kontrol dan akan membuat relay tidak bekerja, sehingga sumber daya ke heater terputus dan buzzer berbunyi.



69



Heater



AC



e. BABY INCUBATOR DREAGER



1. Baby Incubator tipe Caleo 



Spesifikasi Baby Incubator Cal







Keunggulan Baby Incubator Type Caleo



1) Ukuran hood lebih besar, bisa untuk 2 bayi. Misalnya bayi kembar



2) Aksesoris skin sensor ada 2, berwarna putih dan kuning pemasangannya sesuai kode warna. Untuk 2 letak yang akan di monitoring, bisa dipasang keduanya atau sati saja, tergantung kebutuhan. Jika memakai 2 buah skin sensor 1 sebagai monitoring, 1 sebagai referensi.



3) Dilengkapi oksigen sensor (Oxy Trance), prinsip kerjanya menggunakan system elektrik.



4) Terdapat air mode, skin mode, dan mode kangoroo.



5) Akses pintu lebih banyak, bisa diakses dari berbagai sudut.



6) Semuanya sudah elektrik.



7) Terdapat timbangan elektrik.



8) Posisioning bisa dinaik turunkan menggunakan tuas elektrik.



9) Bisa menggunakan X-ray dengan mudah tanpa mengganggu bayi. 70



10) Active humidity system, dimana tingkat kelembapan bisa diatur sesuai kebutuhan dan dimonitoring pada display



11) Cleaning mode mensterilisasi sampai suhu 110=C dan memanaskan sampai air yang ada dihumidifier habis.



12) Termoregulasi Canggih Caleo bekerja untuk menyediakan mikro-lingkungan yang ideal bagi neonatal dengan menyediakan suhu, kelembapan, dan tingkat oksigen yang sesuai. Perangkat ini didesain untuk membuat iklim mikro yang memperkecil efek gangguan dan waktu istirahat Zona Suhu-Netral. Tirai udara ganda kami berfungsi sebagai selimut pengaman untuk neonatal, yang memberi mereka iklim yang seimbang bahkan disaat pintu terbuka. Melalui Thermo Monitoring yang inovatif dari Dreager.



13) Mudah untuk digunakan



Anda pastinya akan menyukai kemudahan mengoperasikan Caleo. Karena banyak perawat ingin memprioritaskan pola tidur alami bayi dari pada protokol, maka akan mengurangi dan menghilangkan gangguan merupakan tindakan yang penting. Dengan satu sentuhan, kasur dapat dimiringkan dari luar dan ketinggian kasur dapat disesuaikan dari kedua sisinya, antara lain agar dapat merawat dalam kondisi duduk. Panel kontol intuatif menjadikan fungsi yang rumit menjadi mudah digunakan. Dengan pesan tulisan untuk memandu, layar yang mudah dibaca memberikan informasi yang berharga. Parameter kecenderungan Caleo (udara, kulit, kelembapan, oksigen, dan berat) dapat disetel dari tiga jam hingga tujuh hari serta layar



71



termo-monitoring menunjukkan kecenderungan suhu tubuh pusat dan sekeliling.



14) Sinergi Sistem



Bersama dengan desain sistem arsitektur yang cerdas, pemantauan disebelah kasur, dan ventilasi neonatal yang lembut, anda menikamati lingkungan kerja terpadu yang cerdas secara ergonomis, sederhana dan intuatif, serta mudah diakses untuk pembuatan keputusan yang lebih baik, komunikasi, hemat waktu, dan mengurangi risiko kesalahan disemua NICU dan lebih jauh.



15) Aksesibilitas Yang Cerdas



Caleo menawarkan akses yang lebih mudah dan dekat dengan bayi prematur bagi perawat dan orang tau, dan sekaligus menyeimbangkan kebutuhan bayi untuk mikro-iklim yang stabil dan terkontrol, terutama dalam keadaan darurat. Desain JombloPort yang indah dari Caleo memberi anda akses terkontrol iklim sepenuhnya kebagian nama pun dikasur sehingga intubasi endrotrakeal dan prosedur operasi kecil dapat dilakukan didalam inkubator.



16) Perawatan Perkembangan Lanjut



Perawatan perkembangan bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang tidak berisik, tidak banyak gangguan dan prosedur yang lebih ringan untuk bayi prematur. Konsep perawatan perkembangan Caleo mendekati kondisi ideal tersebut dengan mengurangi rangsangan dengan menyediakan pintu dan rak yang tidak berisik, memiringkan kasur dengan listrik yang membantu mengurangi tingkat keberisikan didalam inkubator. Caleo merupakan inkubator pertama yang 72



memiliki fitur kanguru dan pemantauan suhu bayi berkelanjutan dan sekaligus menjaga lingkungan yang ideal didalam inkubator hingga bayi dikembalikan kedalamnya. Fitur praktis lainnya seperti penyesuaian tinggi supaya dapat merawat bayi sambil duduk dan ruang lutut yang longgar dibawah inkubator. Dengan cara inilah Caleo menggabungkan kelebihan ikatan alami dan hubungan fisik yang lebih dekat tanpa membuat stres anda dan bayinya.



2. MODE – MODE PADA BABY INCUBATOR



 Skin Mode



Pada mode ini suhu yang diatur harus sesuai dengan suhu yang terdapat kulit bayi, untuk memonitoring suhu yang terdapat pada kulit bayi dengan menggunakan sensor skin yang ditempelkan pada kulit bayi. Jika suhu pada kulit bayi sudah tercapai sesuai dengan yang disetting maka heater akan mati.



73



 Air Mode



Pada mode ini suhu yang diatur harus sesuai dengan suhu yang terdapat didalam hood, jika suhu dalam hood sudah tercapai maka heater akan mati.



 Kangoroo Mode (optional)



Pada mode Kangoroo yang diaktifkan adalah air mode. Dimana pada mode kangoroo bayi ada pada dekapan ibu. Saat mode ini diaktifkan, bayi berada pada dekapan ibu. Namun, hood tetap terbuka tetapi alarm tidak akan menyala dikarenakan alarm secara otomatis di nonaktifkan namun suhu pada hood tidak akan turun. Lalu timer akan menghitung mundur.  Cleaning Mode (optional)



Berfungsi untuk membersihkan atau steralisasi pada baby incubator secara otomatis dengan menggunakan system kalor (pemanasan) untuk sterilisasinya, suhu dipanaskan untuk membunuh.



74



3. BAGIAN – BAGIAN BABY INCUBATOR TYPE CALEO



75



76



H. AKSESORIS BABY INCUBATOR



I. STANDARD OPERASIONAL PROCEDURE BABY INCUBATOR CALEO



Prosedur ini adalah petunjuk singkat penggunaan CALEO. Untuk petunjuk lebih jelas ada pada buku manual operasional.



1) Perhatikan sumber kelistrikann dan sumber gas oksigen telah terhubung dengan baik. 2) Tekan tombol ON/OFF pada alat 3) Pasang aksesoris (skin sensor) sesuai yang diinginkan untuk dimonitoring 4) Pilih mode yang akan dipilih, mode air atau mode skin 77



5) Jika mode air, atur suhu yang diinginkan untuk menghangatkan udara didalam hood, dan suhu yang akan dimonitoring yaitu suhu udara dalam hood 6) Jika mode skin, maka atur suhu yang diinginkan untuk menghangatkan udara didalam hood, namun suhu yang akan dimonitoring adalah suhu pada kulit bayi 7) Atur humidity untuk melembabkan udara 8) Jika memakai gas oksigen, atur kadar oksigen sesuai dengan kebutuhan 9) Setelah selesai pemaikan, lalu lepaskan aksesoris yang terpasang pada pasien, bersihkan alat dan kembalikan ketempat semula



78



BAB IV PENUTUP Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala karena telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya dan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL di PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA yang disusun berdasarkan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Penulis berharap agar laporan ini dapat berguna bagi rekan– rekan mahasiswa di Politeknik Kesehatan Jakarta II umumnya dan Jurusan Teknik Elektromedik khususnya serta pihak PT. Airindo Sentra Medika sebagai bahan referensi tertulis. Pada bab ini penulis ingin mengulas isi dari laporan PKL ini. Adapun ulasannya akan diisi dengan kesimpulan yang sudah penulis siapkan, serta beberapa saran yang membangun untuk berbagai pihak, seperti saran untuk PT. Airindo Sentra Medika, mahasiswa dan untuk umum. Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih atas atensinya pada laporan PKL ini dan mohon maaf apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dihati pembaca. A. Kesimpulan Dari keseluruhan laporan penulis memiliki beberapa kesimpulan sesuai yang penulis ketahui. PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA merupakan Perusahaan alat kesehatan swasta yang terkedepan dan terpercaya produk dan keahliannya.



B. Pesan Kami sebagai penulis meminta maaf bila terdapat kekurangan dan kesalahan selama PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA. Kami berharap perusahaan PT. AIRINDO SENTRA MEDIKA tersebut dapat lebih maju lagi bagi dari penyaluran dan pelayanan alat kesehatan sehingga dapat menjangkau ke jaringan yang lebih luas lagi di Indonesia .



79



DAFTAR PUSTAKA



http://ilmuradiologi.blogspot.co.id/2012/01/alat-pelindung-diri-apd.html www.dreager.co



80



LAMPIRAN Gambar



81