Laporan PKL Sri Wahyu2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PUSBIKAT JLN AMBARAWA-BANDUNGAN KM 3 BARAN,KEC. AMABARAWA “Teknik Budidaya Alpukat Wina’’ Diajukan Kepada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Salatiga Untuk Memenuhi Mata Diklat Praktik Kerja Industri



Disusun Oleh : Sri Wahyu Lestari NIS : 1143618



KOMPETENSI KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 SALATIGA Jl. Ja’far Sodiq, Kalibening, Tingkir, Kota salatiga TAHUN 2018/2019



PENGESAHAN Laporan praktik kerja industri yang berjudul : LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PUSBIKAT ‘‘Teknik budidaya alpukat wina” ini telah di periksa dan disahkan pada: Hari



:



Tanggal



:



Mengetahui, Mengetahui, Ketua Pokja Prakerin



Pembimbing Sekolah



Hasan Habib Nur W, S.Pd.T.



Hery Winamo, S.P.



NUP. 200807 1 002



NUP. 200807 1 005



Waka Humas Hubin



Ketua Jurusan



Djaru Purnomo, S.Pd.



Ayustina



Krisniati,



S.P NIP.19790426 201001 1 012



NIP.19830625



201001 2



Kepala SMK N 3 SALATIGA



Suripan, S.Pd,M.Pd NIP.19650120 199003 1 003



ii



KATA PENGANTAR



Puja dan puji syukur pantas kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah



melimpahkan



rahmat



dan



karunianNya



berupa



kemudahan



serta



petunjukNya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang gambaran perusahaan, gambaran pekerjaan yang dilaksanakan serta kompetensi yang dipelajari selama mengikuti kegiatan praktik kerja industri. Dan penulis mengucap terima kasih kepada Bapak Hery Winarmo, S.P. selaku Pembimbing Sekolah, dan kepada Bapak H. Agus Riyadi, S.Pd.Iselaku Direktur dan



Pembimbing di Industri serta semua pihak yang tidak dapat



disebutkan satu persatu yang tanpa bantuannya laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Saya meminta maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam laporan ini baik disengaja maupun tidak disengaja. Dan serta bersedia menerima semua saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.



Salatiga, 2019 Penulis



Sri Wahyu L



iii



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................



i



HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................



ii



KATA PENGANTAR .................................................................................



iii



DAFTAR ISI ................................................................................................



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Kerja Industri...............................................



1



B. Tujuan Praktik Kerja Industri.............................................................



1



C. Manfaat Praktek Kerja Industri .........................................................



2



BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah berdirinya perusahaan ...........................................................



3



B. Letak Geografis .................................................................................



4



C. Struktur organisasi ............................................................................



5



D. Sarana dan Prasarana .........................................................................



6



E. Mekanisme Pekerjaan .......................................................................



7



BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI A. Deskripsi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ...................................



8



B. Hasil Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ..........................................



14



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................



23



B. Saran ...................................................................................................



23



C. Keterbatasan ......................................................................................



23



DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................



24



LAMPIRAN  Gambar kerja ........................................................................................... 25



Iv



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA INDUSTRI Praktik Kerja Industri merupakan suatu kegiatan yang wajib diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Praktik ini untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dalam rangka link and Match dimana sekolah menengah Kejuruan (SMK) bekerja sama untuk meningkatkan kualitas alumni SMK sebagai sumber daya manusia yang handal dan professional. Secara umum latar belakang Praktek Kerja Industri ini adalah untuk memberikan pemaparan lebih jelas tentang Dunia Usaha dan Dunia Industri. Disamping itu Praktek Kerja Industri sangat diperlukan bagi siswa SMK karena dengan kegiatan ini siswa mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri. Dengan Adanya kegiatan ini siswa dapat lebih mengerti dan memahami segala kegiatan-kegiatan di lapangan kerja baik di lingkungan intern maupun ekstern, selain itu siswa tahu berbagai alat dan kegunaannya yang belum ada di sekolah masing-masing. B. TUJUAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI Adapun tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Industri adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi kewajiban sebagai pelajar sesuai dengan program keahlian. 2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja setelah lulus nanti. 3. Mempunyai gambaran sistem kerja dalam suatu perusahaan.



C. MANFAAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Praktik Kerja Industri ini adalah: 1. Bagi siswa a) Sebagai sarana untuk membandingkan antara teori yang didapat dari sekolah dengan praktik yang sesungguhnya di lapangan kerja. b) Mengetahui proses pembibitan tanaman secara riil di lapangan.



1



c) Menambah keterampilan yang sudah di peroleh di sekolah dan mengukur kemampuan siswa. d) Mengetahui asam manisnya dalam bekerja. e) Bisa mengetahui kalau mencari uang itu sulit,dan bisa membayangkan bagaimana orang tua mencari uang untuk biaya sekolah kita dan untuk makan kita sehariharinya. 2. Bagi Sekolah a) Melihat kemampuan siswa dapat menerapkan teori yang didapat di bangku sekolah. b) Menjalin kerja sama antara sekolah dengan PUSAT BIBIT DAN BUAH ALPUKAT (PUSBIKAT) AMBARAWA c) Memberikan kesempatan siswa untuk membiasakan diri pada suasana lingkungan kerja yang sesungguhnya. 3. Bagi PUSAT BIBIT DAN BUAH ALPUKAT (PUSBIKAT) AMBARAWA a) Sebagai tahap seleksi untuk mencari tenaga sumber daya manusia yang berkualitas bagi perusahaan terkait. b) Merupakan perwujudan yang nyata di dalam pengabdian dalam bidang pendidikan.



2



BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN



A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Tahun 2002-2003 Dimulai ketika ia selesai dari universitas Gontor, kemudian ia mencoba terjun kedunia berdagang sayur dipasar Ngasem Bandungan . Awalnya ia mengambil tomat dari Banjarnegara kemudian ia jual dipasar tradisional. Setelah itu ia melanjutkan sekolah lagi di Unisula. Tahun 2004 Sambil kuliah ia juga belajar berdagang kecil-kecilan dengan membawa sepeda montor dengan berjualan keliling dengan menggunakan keranjang sayur, tidak hanya sayuran yang ia jual tetapi tahu, tempe, alpukat, salak, dan masih banyak lagi. Tahun 2005 Kemudian ia mencoba berjualan rambutan ketika sedang perjalan pengiriman sayuran ke Jogja . Ketika itu ia hanya sebagai sopir saja. Saat ingin perjalanan pulang ia melihat orang yang sedang berjualan rambutan ditepi jalan pasar Borobudur. Di posisi itu ia hanya mempunyai uang hanya Rp. 80.000 bisa ia gunakan untuk membeli rambutan dengan jumlah 1 keranjang buah rambutan dengan harga per kg Rp. 1.200. Setelah pulang dari pasar Borobudur ia langsung menjual rambutannya dipasar Bandungan dengan harga per kg Rp. 2.500. Setelah itu besoknya ia bisa menjual 2 keranjang buah rambutan, lamakelamaan usahanya berkembang terus banyak. Kemudian ia lulus dari Unisula dan ingin melanjutkan bersekolah lagi tetapi dengan keterbatasan biaya, ia bergerak untuk mencari dana dengan menjual apa saja yang ada didaerah mereka yang bisa dijual ke kota dengan komoditas sayuran dan buah-buahan.



3



Tahun 2009- 2010 Musim durian disaat tertentu itu sangat yang dinantikan, ketika saat ada masa manisnya 2-3 hari mencari keuntungan Rp. 1.000,000 itu bisa ia dapatkan. Selain berjualan ia juga menjadi guru dengan gaji dulunya masih Rp. 200,000- 400,000. Tahun 2010- 2011 Ia mengalai kegagalan saat berdagang durian, ia juga mengalami bangrut bahkan mempunyai hutang ratusan juta. Ibarat untuk makan saja ia kesulitan bahkan ia harus membawa sisa-sisa nasi yang tidak habis, sayuran, lauk dari tempa ia mengajarnya lalu ia membawanya pulang kerumah untuk dimakan bersama istri dan anak-anaknya. Tahun 2011 Ia mulai fokus dengan merintis usaha baru, saat itu ia mendapatkan tawaran program pemerintah dengan membuat bibit alpukat, lalu ia mencobanya dan alhamdulilah bisa sampai sekarang. Awalanya ia melakukannya dengan sendiri lambat tahun ia mengajak orang untuk membantunya untuk memulai usaha alpukat. Tahun 2019 Usahanya mengalami kemajuan dan semakin menambah lahan untuk dilakukannya pembibitan, sehingga sekarang ia melakukan kerjasama didalam kota maupun luar kota. Sekarang jumlah kariyawan tetap 16 tetapi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu dengan bagian kelompok 1 diarea ambarawa dan kelompok 2 diarea salatiga-tengaran, dan 2 orang dibagian Grading/ penyotiran buah alpukat sebelum dikirim keluar kota.



B. LETAK GEOGRAFIS PUSBIKAT ( pusat bibit dan buah alpukat) ambarawa sebagai bagian usaha dari Perbanyakan jenis alpukat dari jetis bandungan Divisi Tanaman tahunan dengan komoditas utama tanaman alpukat wina, pangeran, kendil, hass.



4



Kebun tersebut berada di wilayah Kabupaten Semarang yang mencakup Kecamatan ambarawa, bandungan, salatiga, boyolali hingga Kecamatan Bawen yang secara administratif berbatasan dengan Kodya Semarang di sebelah utara, Kabupaten Boyolali di sebelah timur, Kabupaten Magelang di sebelah selatan, dan Kabupaten Temanggung di sebelah barat. Secara astronomis letak geografis kabupaten Semarang berada di antara 110°14’54,7” - 10°39’33,3” Bujur Timur dan 7°3’57” - 7°30’00” Lintang Selatan. Secara umum, Kebun pusbikat berada pada ketinggian antara 300 - 800 meter dpl dengan topografi datar sampai bergelombang dan sedikit berbukit. C. STRUKTUR ORGANISASI Tidak memiliki struktur organisasi dan hanya berjalan begitu saja. Direktur utama : bpk. H. Agus riyadi S.pd Pemegang keungan : ibu eva nuridayah Menejemen keuangan : bpk. Restu Grading buah : 1. Arzad 2. aji Pemegang kebun salatiga : bpk Pekerja lapangan : 1. Prima 2. dwi 3. poniem 4. pariyadi 5. sugi 6. yasin D. SARANA DAN PRASARANA Sarana yang terdapat di PUSAT BIBIT DAN BUAH ALPUKAT (PUSBIKAT) AMBARAWA antara lain : 1. Cangkul 2. Sabit



5



3. pisau okulasi 4. caping 5. Sepatu lahan



Prasarana yang terdapat di PUSAT BIBIT DAN BUAH ALPUKAT (PUSBIKAT) AMBARAWA adalah lahan tanah yang berada diberbagai lokasi dan melakukan kerjasama dengan pihak lain. E. MEKANISME PEKERJAAN Di



PUSAT



BIBIT



DAN



BUAH



ALPUKAT



(PUSBIKAT)



AMBARAWA pekerjaan yang ditangani adalah alpukat yang memiliki alur kerja seperti yang terlihat dibawah ini : Pengolahan dan persiapan lahan Grading / penyotiran buah



Pembibitan



Penanaman



Panen dan paska panen



Perawatan



Pengiriman ke konsumen



6



BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI



A. DESKRIPSI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA Pelaksanaan praktik kerja industry di laksanakan pada tanggal 7 mei 2019- 7 mei 2019 yang dilaksanakan di Pusat Bibit dan Buah Alpukat Ambarawa. Selama di Pusbikat kerja kali ini saya memilih tanaman alpukat wina karena tanaman alpukat mudah dikembangbiakan dengan cara vegetative buatan grafting/ sambung. Indonesia kaya akan beragam jenis buah-buahan. Baik jenis buah asli Indonesia ataupun buah berasal dari luar di kembangbiakan di Indonesia. Alpukat (Persea americana) ialah tumbuhan penghasil buah meja dengan nama sama. Tumbuhan ini berasal



dari Meksiko dan Amerika



Tengah dan



kini



banyak



dibudidayakan



di Amerika Selatan dan Amerika Tengah sebagai tanaman perkebunan monokultur dan sebagai tanaman pekarangan di daerah-daerah tropika lainnya di dunia. Pohon, dengan batang mencapai tinggi 20 m dengan daun sepanjang 12 hingga 25 cm. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan ukuran 5 hingga 10 milimeter. Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20 sentimeter, dengan massa 100 hingga 1000 gram; biji yang besar, 5 hingga 6,4 sentimeter. Buahnya bertipe buni, memiliki kulit lembut tak rata berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan, tergantung pada varietasnya. Daging buah apokat berwarna hijau muda dekat kulit dan kuning muda dekat biji, dengan tekstur lembut.



A. Klasifikasi tanaman alpukat Kingdom : Plantae ( Tumbuhan ) Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh ) Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji ) Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga ) Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )



7



Sub kelas : Magnoliidae Ordo : Laurales Famili : Lauraceae Genus : Persea Spesies : Persea americana. Mill



Morfologi tanaman alpukat 1. Akar Tanaman alpukat memiliki sistem perakaran tunggang, yang memiliki panjang mencapai 5-10 meter bahkan lebih tergantung dengan varietes. Perakaran ini juga menyebar luas di permukaan tanah dengan panjang mencapai 5 – 6 meter bahkan lebih. Perakaran ini berguna untuk menyerap media air yang ada di dalam tanah. 2. Batang Tanaman alpukat memiliki batang berbentuk bulat memanjang dengan panjang mencapai 5-10 meter, berwarna kecoklatan, memiliki perkulitan keras dan batang yang keras. Batang tanaman ini juga memiliki percabangan atau ranting yang banyak yang menyokong daun tanaman alpukat. 3. Daun Daun tanaman ini adalah tunggal dan simetris, yang memiliki tangkai dengan panjang 1-1,5 cm. Biasanya daun ini terletak pada bagian ujung ranting, daun ini berbentuk bulat telur atau oval yang memiliki tebal hampir seperti kertas. Pangkal daun meruncing, dengan bagian tepu merata dan juga menggulung keatas. Permukaan daun halus dengan pertulangan yang menyirip, lebar daun ini 3-10 cm dengan rata – rata panjang 10-20 cm berwarna kemerahan hingga kehijauan.



8



4. Bunga Bunga alpukat termasuk bunga majemuk, yang mempunyai bentuk hampir menyerupai bintang dan memiliki kelamin ganda. Bunga ini tersusun dari beberapa malai yang muncul pada ketiak



daun atau tanting berwarna



kekuningan dan kehijauan. Biasanya dalam penyerbukan bunga ini dibantu dengan angin maupun binatang yang ada disekitarnya. 5. Buah Buah alpukat ini hampir sama dengan buah buni, memiliki bentuk bulat oval dengan panjang 10-20 cm berwarna kehijauan atau kekuningan. Buah alpukat ini juga memiliki bercak atau bintik halus berwarna keunguan, memiliki daging lunak, ketika sudah matang dan biji tunggal berwarna putih berbentuk bulat. 6. Biji Biji buah alpukat ini berbentuk bulat oval atau telur dengan diameter 2,5-5 cm dan berwaran keputihan. Perkembangbiakan biji alpukat ini termasuk keda;am tuipe hipogeasl, yaitu perkecambahan yang tumbuh diberada didalam tanah.



B. Cara Budidaya Alpukat 1. Syarat Tumbuh Alpukat Wina o



Tanaman alpukat wina mampu tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian antara 5 – 1500 m dpl. Namun ketinggian ideal untuk tumbuh optimal dan mendapatkan hasil yang maksimal adalah pada ketinggian 200-1000 m dpl.



o



Jenis tanah yang cocok adalah tanah lempung berpasir, lempung liat, dan lempung endapan. Adapun derajat keasaman tanah untuk pertumbuhan alpukat ( pH) yang sesuai yaitu: pH 5,6 – 6,4.



9



o



Tanaman alpukat wina cocok ditumbuh di daerah tropis. Curah hujan minimum untuk pertumbuhan adalah 750 -1000 mm / tahun. Kebutuhan cahaya untuk pertumbuhan alpukat wina adalah 40 – 80 % dan Suhu udara untuk pertumbuhan adalah 15 – 30 oC



2. Cara Budidayanya 1.PemilihanBibit



Unggul



Hal pertama yang harus dipersiapan dalam bertanam alpukat wina adalah pemilihan bibit unggul. Dalam memilih bibit alpukat wina sebaiknya memilih dari hasil perbanyakan vegetatif melalui okulasi atau sambung pucuk. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan bibit yang memiliki sifat yang sama dengan induknya. Pilihlah bibit alpukat wina dengan tampilan fisik yang sehat, tegak, segar, memiliki perakaran yang kuat dan tidak terserang hama dan penyakit.



2.PengelolahanLahan Lahan untuk budidaya alpukat wina sebaiknya dibersihkan dari gulma, tanaman liar semak semak, dan bebatuan. Jarak tanam yang digunakan dalam budidaya alpukat wina adalah 6 m x 6 m, dengan popolasi 278 bibit per Ha. Bisa juga ditanam dengan jarak tanam 7 m x 7 m dengan populasi 204 bibit per Ha. Buatlah lubang tanam dengan kedalaman 70 cm, lebar 70 x 70 cm. Lubang tersebut dibiarkan terbuka selama lebih kurang 2 minggu. Saat menggali, tanah bagian atas dan bawah dipisahkan. Lubang tanam ditutup kembali dengan posisi seperti semula. Tanah bagian atas dicampur dulu dengan 25 kg pupuk kandang sebelum dimasukkan ke dalam lubang. Lubang tanam yang sudah ditutup tanah diberi tanda berupa ajir agar posisi tanam tidak keliru. Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan saat musim kemarau sehingga penanaman bibit alpukat dapat dilakukan pada awal musim hujan.



10



3. Penanaman Bibit o



Penanaman bibit alpukat wina sebaiknya dilakukan saat awal musim hujan, sehingga bibit bisa langsung tumbuh.



o



Lubang tanam yang telah ditutup digali lagi seukuran dengan ukuran sebesar wadah bibit alpukat wina.



o



Polybag diiris agar bibit alpukat wina bisa dikeluarkan dengan aman tanpa menggoyahkan akar bibit.



o



Bibit alpukat wina beserta tanahnya dimasukkan dalam lubang hingga leher batang. Setelah bditimbun bibit diikat dengan ajir.



o



Setiap bibit alpukat wina sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan. Naungan tersebut dibuat miring dengan bagian yang tinggi di sebelah timur.



o



Peneduh ini berfungsi sampai tumbuh tunas-tunas baru atau lebih kurang 2 – 3 minggu.



4.PemeliharaanTanaman a.Penyiraman. Bibit alpukat wina yang baru ditanam memerlukan banyak air, sehingga penyiraman perlu dilakukan setiap hari. Waktu yg tepat untuk menyiram adalah pagi / sore hari. Namun, saat musim penghujan penyiraman tidak perlu dilakukan lagi. b.Penyiangan. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak dikehendaki. Gulma akan menjadi kompetitor bibit alpukat dalam menyerap nutrisi di dalam tanah. Agar tanaman alpukat wina tumbuh dengan baik maka gulma-gulma tersebut harus disiangi secara rutin. Proses penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma dan rumput liar yang tumbuh disekitar bibit alpukat wina dengan menggunakan cangkul atau dengan manual.



11



c.Penggemburan Tanah. Tanah sebagai media tanam yang berada di sekitar perakaran lama kelamaan akan mengalami kepadatan sehingga rongga udara dan air di dalam tanah akan berkurang. Hal ini akan berdampak terganggunya akar tanaman alpukat wina untuk menyerap nutrisi dengan baik. Oleh karena itu, tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan secara periodik. Proses pengemburan dapat menggunakan bantuan alat cangkul dan sejenisnya. Lakukan secara perlahan dan hati-hati agar tidak memutus akar tanaman alpukat miki. d.Pemangkasan Tanaman. Pemangkasan hanya dilakukan pada cabang-cabang yang tumbuh terlalu rapat atau ranting-ranting yang mati. Pemangkasan dilakukan secara hati-hati agar luka bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit dan luka bekas pemangkasan sebaiknya diberi penutup luka seperti parafin cair. 5.TahapPemupukan Tanaman alpukat wina mempunyai rambut akar yang sangat sedikit dengan sistem pertumbuhan akarnya yang kurang ekstensif. Oleh karena itu, sebaiknya pemberian pupuk diletakkan sedekat mungkin dengan akar. Pemupukan diberikan sedikit namun lebih sering, yaitu 4 kali dalam setahun. Sebelum pemupukan perlu dibuat lubang melingkar tepat di bawah tepi tajuk tanaman sedalam 30 cm. Pupuk ditebar ke dalam lubang kemudian ditimbun tanah lagi. o



tanaman alpukat umur 1-4 tahun (fase pertumbuhan) Pupuk yang diberikan adalah pupuk urea 0,27 kg – 1,1 kg, pupuk TSP 0,5 kg – 1 kg dan Pupuk KCI 0,2kg – 0,83 kg per pohonnya.



o



tanaman alpukat umur 3-4 tahun (fase produksi) Pupuk yang diberikan adalah pupuk urea 2,22 kg-3,55 kg, pupuk TSP 3,2 kg, dan pupuk KCI 4 kg setiap satu pohonnya. Adapun pemberian pupuk kandang dapat dilakukan setiap enam bulan sekali. Pemberian pupuk kandang untuk budidaya dilahan sebanyak 20 kg per pohon. 12



6.TahapPanen Panen buah alpukat wina akan dimulai saat tanaman sudah berumur 4-5 tahun. Tanaman alpukat wina mengalami musim berbunga pada awal musim hujan. Buah alpukat wina biasanya sudah matang setelah berumur 6 hingga 7 bulan dari saat bunga mekar. Biasanya panen buah alpukat miki terjadi pada bulan Desember, Januari, & Februari. Adapun ciri-ciri buah alpukat wina yang sudah matang : o



Warna kulit tua tetapi belum menjadi coklat/ merah dan tidak mengkilap.



o



Bila buah diketuk akan menimbulkan bunyi yang tidak nyaring.



o



Bila buah digoyang-goyang akan terdengar bunyi akibat tumbukan antara biji dan daging buahnya. Proses pemanenan buah alpukat wina dilakukan secara manual, yaitu dipetik menggunakan tangan. Apabila kondisi fisik pohon tidak memungkinkan untuk dipanjat, maka panen dapat dibantu dgn menggunakan alat/galah yg diberi tangguk kain/goni pada ujungnya/tangga. Saat dipanen, buah harus dipetik/dipotong bersama sedikit tangkai buahnya (3-5 cm) untuk mencegah memar, luka/infeksi pada bagian dekat tangkai buah.



B. HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI



1. Penanaman batang bawah Batang bawah untuk tanaman alpukat berasal dari biji yang berasal dari tanaman yang mempunyai perakaran yang kuat. a. Syarat Biji Yang Digunakan 



Biji sudah masak/ sudah tua ditandai dengan warna yang mengkilat agak coklat keungu-unguan dan sudah teksturnya sudah kenyal







Keseragaman biji







Biji sehat tidak terinfeksi jamur/bakteri



13







Biji bernas







Biji bersih dari selaput daging buah



b. Syarat Tempat Pembibitan Biji Alpukat  Dekat dengan sumber air  Mudah transportasi  Tempat teduh sinar matahari 10%-40%  Jauh dari perternakan unggas c. Alat Dan Bahan 1.Cangkul 2.Paranet 3.Biji alpukat 4.Tanah liat 5.Pupuk organic dan kompos 6.Kapur dolomit 7.Sedikit fungisida 8.Polybag kecil Cara Kerja  Sebelum penanaman, cucilah biji alpukat hingga terlihat bersih  Setelah itu pilihlah biji yang benar-benar bernas,sehat,dan tua  Kemudian campurlah media tanam tanah : pupuk organic dan kompos : kapur dolomit : sedikit fungisida  Setelah itu peti diisi dengan campuran media tanam kira-kira 15cm  Biji alpukat yang dipilih lalu ditata didalam media tanam secara lurus mata biji diletakan dibawah  Tutuplah biji alpukat dengan campuran media tanam secara tipis-tipis saja  Setelah itu media tanam dapat disiram menggunakan air sampai media itu lembab  Tutupi menggunakan paranet agar terjaga kelembapannya  Siramilah media stiap 2-3 hari agar media tetap lembab 14



 Setelah 15 hari kecambah alpukat siap dipindahkan ketempat yang luas/polybag  Sebelum dipindahkan sirami dahulu tunas kecil dengan air  Setelah itu polybag bisa diisi dengan campuran kira-kira 15cm  Kemudian tunas tadi diletakan dipolybag lalu ditutup dengan tanah secara tipis-tipis  Sirami dan tunggulah sampai tunas itu siap dilakukan perkembangbiakan secara vegetative. d. Keuntungan dan kerugian menggunakan tanah Keuntungan: 1.Kecambah panjang serta seragam 2.Saat dipindahkan tidak terluka 3.Drainasenya baik Kerugian:  Seringkali banyak cacing yang merusak biji  Hamper 20% banyak yang membusuk karena terganggu dengan virus  Apabila tidak disirami secara teratur tanah akan keras 2. Cara Perkembangbiakan Tanaman Alpukat Secara Vegetative Sambung Sambung (grafting) adalah pengembangbiakan tanaman secara vegetative dengan menyatukan batang bawah dan batang atas yang berbeda dari satu keluarga. Sambung ada dua macam yaitu mini grafting sambung biasa yang masih dibagi dua yaitu sambung celah dan sambung sisip. 1) Alat Dan Bahan a. Pisau okulasi/pisau khusus b. Tali sambung c. Plastic cungkup d. Gunting kupir e. Gunting pangkas



15



f. Batu asah halus g. Kain lap h. Batang bawah i. Batang atas j. Tempat entres & bak entres 2) Syarat Batang Bawah 



Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang atasnya, sehingga batang bawah ini mampu menyatu dan menopang proses pertumbuhan batang atasnya.







Tanaman dalam kondisi sehat.







Sistem perakarannya baik dan dalam serta tahan terhadap keadaan tanah yang kurang menguntungkan, termasuk harus tahan teradap hama dan penyakit yang ada dalam tanah.







Tidak mengurangi kualitas dan kuantitas tanaman yang disambungkan/ diokulasi.



3) Syarat Batang Atas 



Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang bawahnya, sehingga batang atas mampu menyatu dan dapat berproduksi dengan optimal.







Cabang dari pohon yang sehat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan penyakit







Cabang berasal dari pohon induk yang sifatnya benar-benar seperti dikehendaki, misalnya berbuah lebat dan berkualitas tinggi.



16



3, Cara Penyambungan 1. Siapkan alat dan bahan 2. Siapkan batang bawah berupa tanaman yang ditumbuhkan dari biji, sheling batang kira-kira berumur 8 minggu



. 3. Pilih dan siapkan entres( batang atas) dari alpukat varietas wina, tunas ujung harus cukup umur dengan daun yang sudah berkembang sempurna dan berada dormon (keadaan istirahat tanpa ada tanda-tanda akan muncul tunas baru). Rompes semua daun dengan cara menggunting 1daun dan menyisakan tangkai daun sepanjang 5 hingga 10 milimeter. Perompesan daun pada tunas ujung dilakukan 2-3 hari sebelum penyambungan dilakukan, bertujuan untuk merangsang pertumbuhan mata tunas menjadi bunting, baik itu mata tunas dibagian ujung maupun mata tunas dibagian ketiak daun yang dirompes daunnya.



17



4. Tentukan titik pada bagian batang bawah yang akan dipotong dan disambung dengan batang atas,dengan mempertimbangkan ukuran diameter batang bawah dan diameter entres agar diperoleh kesesuian yang paling baik,agar proses penyambungan dan penyatuan berlangsung dengan cepat.



5. Potong batang bawah pada titik yang telah ditentukan menggunakan gunting pangkas yang tajam dan bersih, jika tidak terdapat gunting pangkas, gunakan pisau tajam yang bersih dan lakukan dengan tindakan sekali potong. Hindari potongan yang berulang-ulang agar tidak terjadi “memar” pada batang muda yang nantinya akan mengakibatkan kegagalan penyambungan.



18



6. Belah ujung batang bawah pada bagian tengah ( jika ukuran diameter entres sama persis dengan ukuran batang bawah), atau pada bagian agak pinggir (jika ukuran diameter entres lebih kecil dibandingkan dengan ukuran diameter batang bawah). Penyesuian bidang belah ini sangat penting agar cambium pada kedua sisi dapat melekat satu sama lainnya dengan baik.



7. Potong pangkal entres membentuk huruf “V” atau bentuk “beji” cukup dengan sekali iris pada masing-masing sisi. Sekali lagi, hindari pengirisan pangkal entres yang berulang-ulang untuk mencegah pemendekan entres akibat irisan/ dipotong berkali-kali, juga agar lapisan cambium tidak terlalu lama terkontaminasi udara luar yang mengakibatkan lapisan cambium tersebut akhirnya mengering dan menggagalkan proses penyambungan pada tahap berikutnya.



19



8. Masuk dan sisipkan entres pada belahan batang bawah dengan hati-hati. Jika teryata diameter entres lebih kecil pepetkan salah satu sisi batang bawah, ke kanan atau ke kiri saja(bukan pas dibagian tengah). Proses penyambungan akan berhasil jika jaringan kambiumnya entres bertemu dengan jaringan cambium batang bawah meski hanya bertemu pada satu sisi saja. Ini adalah tahap yang menentukan keberhasilan penyambungan dan penyatuan entres dengan batang bawah pada kondisi dimana diameter ukuran entres dan batang bawah yang berbeda. Hal tersebut bisa dihindari jika ukuran diameter keduanya adalah sama. Kemudian jepit erat titik sambungan dengan jari tangan agar entres stabil dan tidak berpindah-pindah posisi.



9. Ikat titik sambungan dengan potongan plastic PE yang tipis dan lentur sambil ditarik memutar kearah atas mengikuti arah putaran jarum jam, meliliti seluruh bidang permukaan di titik sambungan. Jangan menarik ikatan terlalu kuat agar tidak terjadi “memar” batang baawah atau entres pada bagian titik sambungan. Plastic Pe(Polientilen) yang tipis dan lentur atau gunakan “wrapped plastic” yang biasa digunakan untuk sebagai pengemas makanan atau buah di supermarket. Iris dengan ukuran 2 x 6 centimeter menggunakan cutter yang tajam agar bagian plastic tidak halus.



20



Jika bagian pinggir plastic kasar atau bergelombang, maka plastik akan sangat mudah putus saat plastic tersebut ditarik.



10. Kerudungi entres dengan plastic es mambo sebagai alat untuk menyungkup, tanpa perlu diikat bagian bawahnya. Plastic penyungkup ini berguna untuk menjaga kestabilan iklim mikro sekaligus menggurangi evapotranspirasi ( penguapan akibat proses pernafasan entres) sehingga entres dapat mempertahankan kesegaran dan kehidupannya selama proses penyambungan dan penyatuan tersebut berlangsung. Dan jangan lupa sertakan label keterangan varietas yang disambuung seta tanggal penyambungan dilakukan.



21



11. Letakkan bibit ditempat terbuka tanpa naungan sama sekali,namun jika ragu terhadap tingginya insetisitas penyinaran matahari maupun insetisitas curah hujan, bibit dapat diletakkan dibawah naungan paranet dengan naungan maksimum 20% (80% sinar matahari dapat menembus naungan paranet). Jaga kelembapan media tanam,sirami media tanam dengan teratur dan beri pupuk secukupnya dalam bentuk kocoran air disiram.larutkan pupuk NPK 25-7-7- sebanyak 1 sendok the kedalam 2 liter air dan kocorkan sebanyak 100cc larutan pupuk ke media dalam polybag/ pot kecil setiap minggu selama proses penyambungan berlangsung. Jika dalam waktu 2 minggu entres tetap berwarna hijau segar, 50% proses penyambungan dikatakan berhasil. Tunggu hingga sambungan berumur 4 minggu sebelum akhirnya plastic penyungkup ditarik dan dilepaskan seluruhnya. Jika proses penyambungan dilakukan dengan benar dan baik, maka tunas pada entres mulai akan tumbuh pada umur 2 hingga 3 minggu pasca penyambungan yang akan diikuti oleh pertumbuhan tunas menjadi daum yang berlangsung dengan tepat.



12. Tunas yang tumbuh tersebut akan berkembang menjadi daun sempurna 7 hingga 10 hari kemudian. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan mata tunas menjadi daun sempurna ini, bibit harus berada di tempat yang teduh dengan intensitas naungan 70%(maksimum hanya 30% sinar matahari yang lolos mengenai bibit) untuk memastikan jika tidak ada mata tunas, calon daun, atau entres yang mengering setelah plastic sungkup dilepaskan. Jika entres, calon daun kemudian mongering, maka proses penyambungan telah gagal. Hal seperti ini lebih disebabkan karena factor evapotranspirasi yang berlangsung sangat cepat, sementara penyambungan entres dan batang bawah belum sempurna sama sekali.



22



13. Diberapa kasus ditemukan tunas pecah dan menimbulkan calon daun hanya beberapa hari setelah proses penyambungan selesai(antara 7 hingga 14 hari pasca penyambungan). Pada kasus seperti ini, segera lepaskan plastic penyungkup dan letakkan bibit pada tempat dengan naungan 90% (hanya 10% sinar matahari yang dapat mengenai daun secara langsung). Hal ini harus dilakukan agar daun bisa berkembang sempurna pada kondisi intensitas penyinaran matahari yang rendah.



14. Secara perlahan daun akan tumbuh dan berkembang sempurna karena tidak dibatasi oleh ruang tumbuh yang sempit dan terbatas dalam sungkup plastic, sekaligus menghindari daun yang mongering sebagai akibat proses evaportransiprasi yang terlalu tinggi. Daun akan menggering dan biasanya akan diikuti oleh jaringan entres yang juga menggering apabila plastic sungkup dibuka namun bibit tetap dibiarkan berada di bawah penyinaran sinar matahari penuh, ini terjadi karena proses evaportansiprasi yang berlangsung sangat tinggi sementara penyatuan sambungan entres dan batang bawah belum berlangsung secara sempurna.



23



15. Dua minggu pasca mata tunas tmbuh, akan berkembang menjadi daun sempurna dan menjadi bibit baru hasil sambung dini dengan metode sambung pucuk. Seminggu kemudian setelah daun berbentuk sempurna, jemur bibit baru tersebut di bawah sinar matahari penuh. Jangan lupa untuk memberi air siraman dan pemupukan secara teratur dalam bentuk kocoran air siraman, tetap dengan pupuk NPK 25-7-7 serta dosis pupuk yang sama namun frequensi yang lebih jarang, yakni diulang setiap 2 minggu sekali.



16. Daun yang telah tumbuh sempurna 5 minggu pasca penyambungan dapat segera diletakkan di bawah sinar matahari agar tumbuh dan berkembang dengan lebih cepat.



17. Ikatan plastic pada titik sambungan yang telah dibuka dan dilepas, akan memacu pertumbuhan jaringan kalus di titik penyambungan antara entres dan batang bawah.



24



18. Penyatuan yang sempurna antara entres dengan batang bawah, 3 bulan pasca penyambungan, dan pada kondisi seperti ini, bibit telah siap untuk ditanam di lahan maupun dibesarkan terlebih dahulu sebagai bahan tana untuj tabulampot(tanaman buah dalam pot).



19. 6 minggu pasca penyambungan akan terbentuk jaringan “kalus” persis dipertemuan antara jaringan cambium entres dengan jaringan cambium batang bawah. Biarkan plastic pengingkat hingga proses penyambungan berlangsung selama 8 sampai 10 minggu sebelum akhirnya ikatan plastic harus dipotong dan dibuka. Jangan membiarkan ikatan plastic terlalu lama, melebihi 10 minggu karena ikatan plastic tersebut akan mencekik batang dan menghambat pertuumbuhan bibit selanjutnya.



25



20. Daun akan terus tumbuh dan berkembang dengan sempurna( dalam kondisi ternaungi).



21. Pemasaran Biasanya bibit dijual ketika proses penyambungan telah berhasil, harga pervarietas alpukat berbeda. Harganya berkisaran Rp. 100.000,00 hingga Rp.800.000,00 tergantung besar kecilnya polybag dan ukuran diameter batang.



27



BAB V PENUTUP



A. KESIMPULAN  Pembiakan tanaman secara sambung pucuk merupakan salah satu cara perbanyakan secera vegetative buatan  Sambung pucuk dapat dilakukan pada tanaman pohon induk tanaman buah yang telah diketahui mempunyai sifat-sifat unggul: berumur genjeh, produktivitas tinggi dengan kualitas buah prima, tahan atau teloren terhadap serangan hama dan penyakit tanaman,tahan kekeringan, bibit turunan dari kolonalnya mempunyai daya adaptasi tinggi diberbagai lokasi tanam dan lainnya.  Dalam melakukan sambung pucuk dibutuhkan ketrampilan khusus dan ketelitian dalam memilih mata entres. B. SARAN  Untuk meningkatkan keberhasilan sambung pucuk lebih baik menggunakan zat pengatur rumbuh auksin  Musim penghujan lebih baik dalam melakukan sambung pucuk C. KETERBATASAAN Masih minimnya pengetahuan tentang proses khususnya pada tanaman Waktu praktik sangat terbatas sehingga belum bisa menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan dalam melakukan pada tanaman



28



DAFTAR PUSTAKA 



https://id.wikipedia.org/wiki/Avokad







https://www.jualbenihmurah.com/blog/inilah-6-cara-tepat-budidaya-alpukat-winaagar-mampu-tumbuh-dengan-optimal-dan-mampu-berbuah-dengan-lebat







Jurnalprakerinsmk3salatiga







Contohlaporanprakerin2016



29



LAMPIRAN



Proses penyungkupan sambungan



Gambar 3.1



Gambar 3.2



Sanitasi lahan



Gambar 3.3



30



Pengelepasan plastic sambung



Gambar 3.4



Pemilik usaha Pusbikat



Gambar 3.5



penyiraman



Gambar 3.6



31