Laporan Praktikum Farmakognosi 1 Herba [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRALAP PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI I HERBA Dosen Pengampu : Apt.Rabima, S.Si,. M.Farm,.



Disusun oleh : RAIHAN FADHIL MUHAMMAD (1943050027)



FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA 2020/2021



HERBA



I.



Tujuan : 1. Mampu memahami perbedaan isi dari bubuk symplisia yaitu ; kalsium Oxalat ( kristal ) epidermis atas dan bawah, rambut penutup, sklerenkum, trachea spiral dan jala, jaringan kulit buah, idiobeast, stomata 2. Mampu menjelaskan perbedaan isi dari bubuk symplisia yaitu ; kalsium Oxalat ( kristal ) epidermis atas dan bawah, rambut penutup, sklerenkum, trachea spiral dan jala, jaringan kulit buah, idiobeast, stomata



II.



Pendahuluan 1. Pengertian Herba Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Dengan kata lain, semua jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif yang berguna untuk pengobatan bisa digolongkan sebagai herbal. Herbal kadang-kadang disebut juga sebagai tanaman obat, sehingga dalam perkembangannya dimasukkan sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif. Pengobatan Herbal masih banyak yang harus di teliti lebih lanjut, dikarenankan kebanyakan dari penelitian herbal secara medis belum banyak yang melibatkan percobaan terhadap tubuh manusia. Obat herbal adalah obat yang bersifat organik atau alami, sama seperti tubuh kita. Obat herbal murni diambil dari saripati tumbuhan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan, tanpa ada campuran bahan kimia buatan (sintetis) dan tanpa campuran hewan. Obat Herbal harus berasal dari tumbuhan (nabati) misalnya jahe, temulawak, kunyit, bawang putih, ginseng dan lain-lain. Jika suatu obat telah mengandung unsur hewani maka ia tidak dapat disebut sebagai herbal lagi, melainkan masuk dalam katagori obat tradisional/jamu yang masih dapat bercampur dengan bahan-bahan yang berasal dari hewan seperti telur atau tripang. Pada zaman sekarang, dengan berkembangnya teknologi kedokteran yang semakin pesat dan banyaknya riset penelitian berkaitan dengan obat-obatan, maka



semakin membuka mata kita bahwa ternyata alam secara alami telah menyediakan obat yang berkhasiat untuk berbagai penyakit (sesuai dengan khasiat tanaman obat yang dikenal secara empiris atau secara penelitian). Di Indonesia yang kekayaan hayatinya berlimpah ruah, obat-obatan herbal tidaklah sulit dicari. Walaupun umumnya obat berbahan dasar herbal tidak menimbulkan efek samping negatif, tetapi ada beberapa bahan yang menimbulkan efek samping negatif. Pengobatan herbal lebih dipercaya oleh kebanyakan orang Indonesia karena penggunaan obat kimia sintetis, lambat laun dapat menimbulkan efek samping pada tubuh manusia. Banyak jenis obat herbal, mulai dari herbal untuk perawatan kecantikan, perawatan kesehatan, herbal untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, hingga herbal untuk pengobatan penyakit-penyakit khusus. 2. Macam – macam herba 1. Centella herba



Nama : Di Aceh, tanaman obat ini dinamakan peugaga. Di daerah Sunda, ia dinamakan antanan atau dulang sontak. Sedangkan di Bali dan Makasar dinamakan piduh dan pagaga Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Superdivisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Subkelas: Rosidae Ordo: Apiales Famili: Apiaceae Genus: Centella



Spesies: Centella asiatica (L.) Urb. 2. Thymi herba



Nama : thyme,timi,timus Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Superdivisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Subkelas: Asteridae Ordo: Lamiales Famili: Lamiaceae Genus: Thymus Spesies: Thymus vulgaris L 3. Artemesia herba



Nama : mugwort,common wormwood, elon herb, chrysanthemum weed, wild wormwood, old Uncle Henry, sailor's tobacco, naughty man, old man atau St. John's plant Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Superdivisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida



Subkelas: Asteridae Ordo: Asterales Famili: Asteraceae Genus: Artemisia Spesies: Artemisia ludoviciana Nutt. 4. Cannabis herba



Nama : ganja,cannabis,kanabis Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Superdivisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Subkelas: Hamamelididae Ordo: Urticales Famili: Cannabaceae Genus: Cannabis Spesies: Cannabis sativa L. 5. Andrographidis herba



Nama : Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama sambiloto atau pepaitan, ki oray, ki peurat, takilo (Sunda), bidara, sadilata, sambilata, takila (Jawa), sedangkan di China dikenal dengan nama chuan xin lian. Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Superdivisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Subkelas: Asteridae Ordo: Scrophulariales Famili: Acanthaceae Genus: Andrographis Spesies: Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees 6. Rutae herba



Nama : inggu,rue,common rue,herb of grace Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Superdivisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta



Kelas: Magnoliopsida Subkelas: Rosidae Ordo: Sapindales Famili: Rutaceae Genus: Ruta Spesies: Ruta graveolens L. 3. Manfaat herba pada bidang farmasi a. Herba timi dipilih karena mengandung thymol, carvarcrol, terpenoid, flavonoid, dan glikosida, sehingga memiliki efek antibakteri, antivirus, antioksidan, dan immunomodulator. Penelitian Abousouh, et al., (2017), herba timi memiliki efek meningkatkan sitokin IL-12 dan menurunkan hitung kuman pada mencit yang diinfeksi bakteri intraseluler Salmonella thyphi. Penelitian lain yang dilakukan Arshad dkk juga menunjukkan herba timi dapat menurunkan hitung kuman pada mencit yang diinfeksi bakteri MRSA, namun tidak diteliti peningkatan sitokin yang berperan (Arshad, et al., 2017) b. Pegagan mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti asiatikosida berupa glikosida, yang banyak digunakan dalam ramuan obat tradisional atau jamu, baik dalam bentuk ramuan maupun sebagai bahan tunggal. Asiatikosida berkhasiat meningkatkan vitalitas dan daya ingat serta mengatasi pikun yang berkaitan erat dengan asam nukleat. Glikosida dan triterpenoid adalah triterpenoid asiatikosida turunan -amirin (Brotosisworo 1979). c. ekstrak etanol daun Artemisia darcunculus L. memiliki aktivitas antioksidan paling kuat dan ekstrak etanol daun Artemisia vulgaris L. memiliki kadar flavonoid total, fenolat total dan karotenoid total tertinggi. d. Ganja (Cannabis sativa Linn) merupakan tumbuhan yang memiliki sebaran tinggi di daerah Asia Tengah, Tenggara dan Selatan (Ayenigbara, 2010). Provinsi Aceh sering dikonotasikan sebagai lumbung ganja Indonesia. Ganja sangat potensial dijadikan agen anestesi karena mengandung Tetra Hydro Cannabinol (THC) (Kumar et al., 2001; Hirst et al., 1998). THC digunakan dapat mengikat reseptor



spesifik yang ada di dalam otak yang disebut reseptor cannabinoid (Hampson et al., 1998; D'Souza et al., 2004). Dalam dosis rendah, senyawa tersebut dapat mengurangi rasa sakit, mengurangi agresi, merangsang nafsu makan dan membantu mengurangi rasa mual (Pertwee & Thomas, 2007). Pada dosis yang lebih tinggi THC dapat melindungi saraf dari stress oksidatif melalui antioksidan neuroprotektif (Hampson et al., 1998). Pemanfaatan ganja sebagai agen anestesi telah berhasil dilakukan sebelumnya terhadap tikus (Napimoga et al., 2009). e. Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness) digunakan oleh masyarakat untuk mengobati flu, demam, sakit tenggorokan, infeksi saluran pernafasan, malaria, disentri, diare, dan berbagai penyakit infeksi lainnya (Jarukamjorn & Nobuo, 2008; Mishra et al., 2007) f. Tanaman inggu (Ruta angustifolia L.) diketahui banyak memiliki khasiat dalam mengobati berbagai penyakit. Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman inggu antara lain metilnoniketon, keton pinena, I-limonena, ceneol, asam rutinat, kokusaginin, edulinin, rhamno glikosid, kuersetin, xantotoksin, serta sedikit tannin (Agoes, 2010) 4. Cara mengidentifikasi herba di laboratorium 



Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau berupa serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur – unsur anatomi jaringan yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang spesifik bagi masing – masing simplisia.



III.



Alat dan Bahan III.1



Alat :







Kaca objek







Kaca penutup (cover)







Mikroskop







Spatula







Tissue



 III.2



IV.



Pipet tetes Bahan







Herba pegagan







Herba tyhmi







Herba artemesia







Herba cannabis







Herba andrographidis







Herba rutae



Cara kerja 4.1.



Prosedur pemeriksaan farmakognostik simplisia herba a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan b. Diletakkan sampel folium diatas kaca objek c. Ditetesi dengan air kemudian ditutup dengan dengan kaca penutup d. Difiksasi pada lampu bunsen kemudian diamati dibawah mikroskop e. Digambar bentuk fragmen dari hasil pengamatan



V.



Hasil dan gambar 1. Herba pegagan



Epidermis atas



Urat daun dengan kristal kalsium oksalat bentuk roset (10×10)



Mesofil daun



Berkas pengangkut dengan penebalan tipe tangga



Epidermis bawah dengan stomata 2. Herba tyhmi Serbuk herba timi. 1. Rambut penutup 2. Rambut kelenjar lepas, dengan 1 sel kepala dan banyak sel kepala (diperbesar) 3. Fragmen batang 4. Epidermis bawah 5. dengan rambut kelenjar dan stomata 6. Epidermis atas dengan penebalan kecil pada dinding samping 7. Pembuluh kayu 8. Serabut sklerenkim



Penampang melintang daun timi 1. Epidermis atas 2. Rambut penutup 3. Rambut kelenjar 4. Rambut kelenjar 5. Stomata epidermis atas 6. Jaringan pagar 7. jaringan bungakarang 8. Rambut penutup 9. Stomata epidermis bawah 10. berkas pembuluh dengan serabut sklerenkim 11. Seludang parenkim



3. Herba artemesia Serbuk herba artemisia 1. Parenkim tangkai daun 2. Serbuk sari 3. Trakea dengan penebalan tangga 4. Parenkim daun dengan hablur kalsium aksalat bentuk roset dan urat daun. 5. Rambut penutup 6. Fragmen mahkota bunga dengan kelopak 7. Fragmen parenkim perikarp 8. Fragmen palisade dan parenkim daun



Penampang melintang daun artemisia 1. Rambut penutup 2. Kolenkim 3. Epidermis atas 4. Parenkim palisade 5. Jaringan bunga karang 6. Floem 7. Xilem 8. Epidermis bawah



4. Herba cannabis 1. Kelenjar dengan tangkai menonjol yang bersel banyak , kepala kelenjar serih basah 2. Fragmen jaringan dengan rambut bersel kecil (jarang) dan dua rambut berbentuk cakar 3. Fragmen mesofil dengan drus kaisium oksalat, jarang, tidak khas. 4. Fragmen rambut sangat banyak 5. Rambut sistolit (berbentuk labu) pendek, bersel satu, banyak, sangat khas. 6. Butir serbuk polien (sari) 25 mikron, membulat sampai gepeng, jarang tidak khas. 7. Rambut sistolit panjang, bersel satu, banyak; sangat khas. 8. Penampang melintang daun dengan bentuk labu (permukaan atas parenkim palisade) dan tiga rambut sistolit panjang (permukaan bawh mesofil) dibawah kaca pembesar.



5. Herba andrographidis



Epidermis bawah dengan stomata dan



Epidermis atas



rambut kelenjar



Epidermis atas dengan sistolit



Berkas pengangkut dengan penebalan tipe tangga 6. Herba rutae



Rambut penutup



1 = epidermis dengan papil 2 = palisade 3 = kristal kalsium oksalat 4 = kelenjar minyak 5 = sel – sel poligonal



VI.



Pembahasan. 1. Herba pegagan Fragmen pengenal adalah epidermis atas, urat daun dengan kristal kalsium oksalat bentuk roset, mesofil daun, berkas pengangkut dengan penebalan tipe tangga, dan epidermis bawah dengan stomata 2. Herba tyhmi Fragmen pengenal adalah Rambut penutu, Rambut kelenjar lepas dengan 1 sel kepala dan banyak sel kepala (diperbesar), Fragmen batang, Epidermis bawah dengan rambut kelenjar dan stomata, Epidermis atas dengan penebalan kecil pada dinding samping, Pembuluh kayu, Serabut sklerenkim 3. Herba artemisia Fragmen pengenal adalah parenkim tangkai daun, sari serbuk, trakea dengan tangga penebalan, parenkim daun dengan urat daun, rambut penutup. fragmen palisade dan parenkim daun, fragmen mahkota bunga dengan kelopak dan fragmen parenkim perikarp. 4. Herba cannabis Fragmen pengenal adalah Kelenjar dengan tangkai menonjol yang bersel banyak , kepala kelenjar serih basah, Fragmen jaringan dengan rambut bersel kecil (jarang) dan dua rambut berbentuk cakar, Fragmen mesofil dengan drus kaisium oksalat, jarang, tidak khas, Fragmen rambut sangat banyak, Rambut sistolit (berbentuk labu) pendek, bersel satu, banyak, sangat khas, Butir serbuk polien (sari) 25 mikron, membulat sampai gepeng dan jarang tidak khas, Rambut sistolit panjang, bersel satu, banyak dan sangat khas, Penampang melintang daun dengan bentuk labu



(permukaan atas parenkim palisade) dan tiga rambut sistolit panjang (permukaan bawh mesofil) dibawah kaca pembesar. 5. Herba andrographidis Fragmen pengenal adalah epidermis bawah dengan stomata dan rambut kelenjar, epidermis atas, epidermis atas dengan sistolit, rambut penutup, dan berkas pengangkut dengan penebalan tipe tangga 6. Herba rutae Fragmen pengenal adalah epidermis dengan papil, palisade, kristal kalsium oksalat, kelenjar minyak, sel – sel poligonal VII.



Kesimpulan. 



Tumbuhan herba adalah tumbuhan yang batangnya tersusun atas jaringan lunak, tidak berkayu dan ukurannya lebih kecil dari pada pohon dan semak.







Herba dibawah mikroskop memiliki bentuk yang berbeda beda







Hampir semua herba memiliki susunan yang sama hanya bentuk yang berbeda







Herba memiliki banyak khasiat yang sangat berguna di bidang farmasi



DAFTAR PUSTAKA Abousouh, S., Widjajanto, E., Sujuti, H. 2017. Effect of Thymus vulgaris extract on level of serum , Il12 and bacterial colonies in liver in mice infected by Salmonella typhimurium. International Journal of ChemTech Research 10(9): 881-86. Arshad, N., Mehreen, A., Liaqat, I., Arshad, M., Afrasiab, H. 2017. In vivo screening and evaluation of four herbs against MRSA infections. BMC Complementary and Alternative Medicine 17: 1-7 Ayenigbara GO. 2012. Medical Utility of Cannabis Sativa. IOSR Journal of Pharmacy, 2(3): 460-463 Budiana, W., Aris, S., Asep, R., Isnugraheni, S., Theodorik., E. Aktivitas antioksidan ekstrak daun tiga genus Artemisia sp dengan metode DPPH serta penetapan kadar total flavonoid, fenol dan karotenoid. Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. Brotosisworo, S. 1979. Obat Hayati Golongan Glikosida. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. hlm. 4445 Cambridge Advanced Learners' Dictionary & Thesaurus, Cambridge University Press: headword "Herb" Online version Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. p.43, 76, 80 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Materia Medika Indonesia Jilid III. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. p.29, 180 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. p.77, 185 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. p.116



Hampson AJ, Grimaldi M, Axelrod J, Wink D. 1998. Cannabidiol and (−)Δ9 tetrahydrocannabinol are neuroprotective antioxidants. Proceedings of the National Academy of Sciences, 95(14): 8268-8273 Jarukamjorn, K. & Nobuo, N. (2008). Pharmacological aspects of Andrographis paniculata on health and its major diterpenoid constituen andrographolide. Journal of Health Science, 54, (4), 370-381. Kumar RN, Chambers WA, Pertwee RG. 2001. Pharmacological actions and therapeutic uses of cannabis and cannabinoids. Anaesthesia, 56(11): 1059-1068. Napimoga MH, Benatti BB, Lima FO, Alves PM, Campos AC, Pena-dosSantos DR, Guimarães FS. 2009. Cannabidiol decreases bone resorption by inhibiting RANK/RANKL expression and proinflammatory cytokines during experimental periodontitis in rats. International immunopharmacology, 9(2): 216-222 Pertwee RG, Thomas A. 2007. Therapeutic applications for agents that act at CB1 and CB2 receptors. In: Reggio PH (ed). The Cannabinoid Receptors. The Humana Press: Totowa, NJ: 361 – 392. Wells, Professor John, Longman Pronunciation Dictionary, Longman Education, March 2000, ISBN 0-582-36467-1