LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI I Materi Folium [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRA-LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI I FOLIUM Dosen Pengampu : Apt. Rabima, S.Si,. M.Farm,.



Disusun oleh : MUHAMAD RAHIM (1943050052)



FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA 2020



FOLIUM I.



Tujuan : Agar mahasiswa Mampu membedakan dan memahami bagian dari simplisia ( bubuk ) yaitu : Jaringan, epidermis atas bawah, stamata, rambut, kalsium oxalat ( kristal ) polisade trachua, sel gabus, kelenjar minyak



II.



Pendahuluan II.1



Tanaman Penghasil Folium



1. Saga



Masyarakat dahulu mengenal dan memanfaatkan tanaman obat untuk tujuan pencegahan, pemeliharaan maupun pengobatan penyakit. Saga (Abrus precatorius L) merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai antibakteri daunnya dipakai untuk mengobati radang tenggorokan (DepKes RI, 2000). Saga merupakan pohon yang memiliki biji kecil berwarna merah dengan batang pohon tinggi dan daun lebih kecil. Kayunya digunakan untuk bahan kayu bakar. Daun saga berkarakter majemuk, berbentuk bulat telur, dan berukuran kecil. Jumlah daunnya bersirip ganjil dan terasa agak manis. Daun saga dapat menyembuhkan sakit sariawan dan sakit gigi. Untuk mengobati sariawan, penderita cukup mengunyah daun saga rambat sebanyak dua kali sehari. Kandungan glycyrrhizin di dalamnya mempunyai kemampuan antiinflamasi atau pencegah radang. Selain itu daun saga rambat juga dapat menjadi obat pencuci mata.



2. Sembung



Sembung (Blumea balsamifera) adalah tanaman perdu yang biasa dipakai untuk mengobati penyakit pilek, reumatik, kembung, diare, sakit tulang dsb, Kegunaan lainnya adalah untuk mengobati luka yang terinfeksi, infeksi pernafasan, dan sakit perut, Salah satu tanaman obat yang ada di Indonesia adalah tanaman sembung ( Blumea balsamifera ), Ciri-ciri tanaman sembung (Blumea balsamifera) ini adalah pohon dengan tinggi 2 meter, batang tegak, memiliki bulu-bulu halus, warna hijau kotor. Daun tunggal tersebar, helai daun lonjong, pangkal dan ujung daun meruncing, tepi bergerigi, dan memiliki bulu-bulu halus. Perbungaan bentuk tandan, tumbuh diketiak daun dan ujung batang, mahkota bunga berwarna putih kekuningan. Buah berbentuk selindris, berambut, dan berwarna putih kecoklatan. Biji berbentuk pipih dan berwarna putih.



3. Daun Jati Belanda



Jati Belanda atau Guazuma ulmifolia merupakan salah satu tanaman suku Sterculiaceae dan dikenal sebagai salah satu tanaman obat. Daun jati belanda sudah umum terdapat dalam jamu pelangsing tubuh dan biasanya dibuat dalam bentuk teh . Jati Belanda (Guazuma ulmifolia lamk,) merupakan salah satu tanaman obat yang ada di Indonesia, tanaman jati Belanda berupa pohon dan merupakan tanaman dikotil yang bercabang ramping, Tanaman ini dapat tumbuh tinggi mencapai 20 m, Akar jati Belanda termasuk jenis akar tunggang berwarna putih kecoklatan, Batang tanaman ini keras, bulat, memiliki permukaan kasar, banyak alur, berkayu bercabang dan berwarna hijau keputihan. Sedangkan pada Daun berupa tunggal yang benbentuk bulat lanset, Panjang helai daun 4 sampai 22,5 cm, dan lebar 2 sampai 19 cm, pangkaldaun menyerong berbentuk jantung, sedangkan pada bagian ujung daun meruncing tajam dan mempunyai permukaan daun bagian atas rambut, Daun jati belanda mempunyai stipula namun biasanya gugur diawal



4. Kecubung gunung



Kecubung gunung berasal dari Meksiko dan termasuk tanaman beracun. Di Indonesia, umumnya tumbuh liar di daerah yang lembab sebagai penutup jurang atau digunakan sebagai pagar hidup maupun perdu hias. Tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m dpl. Perdu kuat atau pohon kecil, tegak, berkayu, bercabang-cabang, tinggi 2-4 m. Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat. Helaian daun besar, bertangkai, bulat telur atau bulat telur memanjang, pangkal tumpul atau runcing, umumnya tidak sama sisi, ujung runcing, tepi berlekuk, pertulangan menyirip, permukaan daun berbulu jarang, permukaan bawah berambut halus, panjang 9-35 cm, lebar 4-17 cm. Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai. Kelopak bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota berbentuk terompet, tabung bersudut lima dan taju meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak pada malam hari. Buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11 cm, tidak membuka. Biji berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu. Kecubung gunung dapat diperbanyak dengan cara setek dan biji.



5. Kayu Putih



Minyak kayu putih adalah minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi), yang banyak tumbuh secara alami di kepulauan Maluku dan Australia bagian utara. Tanaman ini mempunyai daur biologis yang panjang, cepat tumbuh, dapat tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik maupun tidak dengan kadar garam tinggi maupun asam dan toleran ditempat terbuka . Daun kayu putih mengandung 4 senyawa kimia, antara lain: sineol, melaleucin, minyak atsiri yang terdiri dari terpineol, cineol dan lignin Minyak kayu putih memiliki beberapa komponen penyusun yang cukup bervariasi. Dari hasil identifikasi komponen minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan daun kayu putih (M. folium) segar dengan menggunakan GC-MS diperoleh hasil bahwa minyak kayu putih pada daun tersebut mengandung 32 jenis komponen sedangkan dari penyulingan daun M.



6. Daun Jambu biji



Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai (Petiolus) dan helaian (Lamina) saja yang disebut daun bertangkai. Dilihat dari letak bagian terlebarnya pada daunnya bagian terlebar daun jambu biji (P.Guajava L.) berada ditengah - tengah dan memiliki bagian jorong karena perbandingan panjang : lebarnya adalah 1,5 - 2 : 1 (13 - 15:5, 6 - 6 Cm). Daun jambu biji (P.Guajava L.) memiliki tulang daun yang menyirip yang mana daun ini memiliki 1 ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang ke samping, keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita pada susunan sirip ikan. Jambu biji memiliki ujung daun yang tumpul, pada umumnya warna daun bagian atas tampak lebih hijau jika dibandingkan sisi bawah daun. Tangkai daun berbentuk selindris dan tidak menebal pada bagian tangkainya. Daun jambu biji memiliki kandungan flavonoid yang sangat tinggi, terutama quercetin. Senyawa tersebut bermanfaat sebagai antibakteri, kandungan pada daun Jambu biji lainnya seperti saponin, minyak atsiri, tanin, anti mutagenic, flavonoid, dan alkaloid.



7. Sericecalycis Folium = Stobilanthi folium (Keji beling)



-



Nama Tanaman Asal : Strobilanthes crispus



-



Klasifikasi



-



:







Divisi







Sub divisi : Angiospermae







Kelas



: Dicotyledoneae







Bangsa



: Scrophulariales







Suku



: Acanthaceae







Marga



: Strobilanthes







Jenis



: Strobilanthes crispus



: Spermatophyta



Zat berkhasiat : keji beling mengandung sejumlah antioksidan penting seperti polifenol, flavonoid, katekin, alkaloid, dan tanin. Kandungan tersebut sangat penting untuk melawan efek radikal bebas dalam tubuh.



-



Penggunaan : untuk membantu meluruhkan batu saluran kemih dan batu ginjal



-



Bagian yang digunakan : Daun



-



Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat



-



Morfologi



: Habitus tanaman keji beling ini berupa semak, tinggi



tanaman ini sekitar 1-2 m. Batang tanaman ini beruas, bentuk bulat, mempunyai bulu kasar, percabangan monopodial, hijau. tumbuhan keji beling ini yaitu memiliki batang beruas, bentuk batangnya bulat dengan tanaman yang mempunyai diameter antara 0,12 sampai 0,7 cm, berbulu



kasar dan mempunyai percabangan monopodial. Kulit batang tanaman ini berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau pada waktu muda dan akan berubah jadi coklat setelah tua. Bentuk daun tanaman ini tunggal, berhadapan, lanset ataupun lonjong, tepi beringgit, ujung terlihat meruncing. Pangkal tanaman ini runcing, panjang sekitar 9-18 cm dan lebar 3-8 cm Mempunyai tangkai pendek, pertulangannya menyirip, hijau.



8. Daun sirih



Morfologi daun sirih berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselangseling, bertangkai, teksturnya agak kasar jika diraba, dan mengeluarkan bau khas aromatis jika diremas. Panjang daun 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm. Sirih memiliki bunga majemuk yang berbentuk bulir dan merunduk. Bunga sirih dilindungi oleh daun pelindung yang berbentuk bulat panjang dengan diameter 1 mm. Buah terletak tersembunyi atau buni, berbentuk bulat, berdaging dan berwarna kuning kehijauan hingga hijau keabu-abuan. Tanaman sirih memiliki akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna cokelat kekuningan. Daun berwarna hijau, permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak tenggelam permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, bau aromatiknya khas dan rasanya pedas. Batang tanaman berbentuk bulat dan lunak berwarna hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerutkerut Tanaman sirih merupakan tanaman yang perdu, merambat, batang berkayu, berbuku buku dan bersalur. Daun sirih mempunyai bau aromatik khas dan rasa pedas. Daun sirih 7 merupakan daun tunggal. Tangkai daun bulat, warna coklat kehijauan Panjang.



9. Daun kumis Kucing



Tanaman kumis kucing adalah tanaman obat yang banyak digunakan untuk menyembuhkan dan mengatasi beberapa penyakit dengan baik. Tanaman ini termasuk dalam famili Lamiaceae dengan ordo Lamiales yang memiliki bentuk hampir menyerupai kumis kucing. Daun kumis kucing, merupakan salah satu bagian tanaman yang juga sering dimanfaatkan oleh orang banyak. Bentuk dari daun tanaman ini bisa dibilang ke dalam kategori tunggal. Mereka memiliki bermacam bentuk, mulai dari oval, lonjong, sampai dengan belah ketupat. Baik permukaan ataupun bagian bawah dari tanaman kumis kucing, kedua sisi tersebut memiliki permukaan yang  halus dengan bulu-bulu yang halus juga. Daun tanaman kumis kucing, entah bagian atas maupun bawah, terdapat bintik-bintik atsiri yang sangat banyak.



10. Tanaman Teh



Tanaman teh dalam morfologi daun . Sesuai dengan pembahasan sebelumnya daun teh memiliki ciri khas yang unik. Tanaman teh memiliki helaian berbentuk langset dengan tulang daun yang menyirip dan juga runcing di bagian ujungnya. Selain itu daun teh masuk kedalamtipe daun tunggal yang tumbuh berselangseling di bagian cabang dan muncul, dibagian ketika daun tepat di bawah tajuk. Jika dilihat secara fisik daun teh ini memiliki sisi yang lancip bergerigi dan juga memiliki warna daun yang cukup muda. Di mana daun ini berukuran kurang lebih 2.5 hingga 25 cm yang paling besar. Serta luasnya memiliki lebih banyak rambut. Sedangkan untuk bagian daun tua mereka memiliki warna yang lebihjauh keluhan dengan permukaan yang lebih licin, dibandingkan dengan beberapaciri daun muda. Jika dilihat dari pertumbuhanya daun teh mengalami dua fase, yaitu fase aktif dan fase inaktif. Yang disebut dengan fase aktif adalah fase pertumbuhan normal atau disebut juga dengan fase peko. Sedangkan fase inaktif adalah fase istirahat pertumbuhan tuna



11. Stramonii Folium (Daun Kecubung)



-



Nama Tanaman Asal : Datura stramonium L. Klasifikasi: 



Kingdom : Plantae







Order



: Solanales







Family



: Solanaceae







Genus



: Datura







Species



: Datura Stramonium L.



-



Zat Berkhasiat Utama/Isi : Spasmolitik, antitusif, analgesik



-



Pengunaan : Mengobati Asma, reumatik, sakit pinggang, pegel linu,



-



Bagian yang digunakan : Daun



-



Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat



-



Morfologi : Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan dan ke kiri sehingga membentuk ruang yang lebar. Tinggi dari tumbuhan kecubung 0,5-2 m. Daun Berbentuk bulat telur, tunggal, tipis, dan pada bagian tepinya berlekuk lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Serta ujung dan pangkal meruncing dan pertulangannya menyirip. Daun Kecubung berwarna hijau.



12. Digitalis Folium (Daun Jari)



-



Nama Tanaman Asal : Digitalis purpurea (L)



-



Klasifikasi:



         



Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies Keluarga



-



Zat Berkhasiat Utama/Isi : Glukosida dan terurai menjadi Glukosa dan



: Plantae : Tracheophytes : Angiospermae : Eudicots : Asterid : Lamiales : Plantaginaceae : Digitalis : D . lanata : Scrophulariaceae



Aglukon -



Pengunaan : Kardiatonika



-



Bagian yang digunakan : Daun



-



Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat



-



Morfologi : Herba semusim percabangan simpodial, tinggi 30-50 cm. Batang lunak, bulat hijau kekuningan, dan licin. Daun tunggal, bulat telur memanjang, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng tubuler/terompet, berwarna merah muda, putih, ungu.



13. Menthae Piperitae Folium (Daun Mint)



-



Nama Tanaman Asal : Mentha piperita L



-



Klasifikasi :



-







Kingdom







Subkingdom : Tracheobionta







Superdivisi : Spermatophyta







Divisi



: Magnoliophyta







Kelas



: Magnoliopsida







Subkelas



: Asteridae







Ordo



: Lamiales







Family



: Lamiaceae







Genus



: Mentha







Spesies



: Mentha piperita Linn.



: Plantae



Zat Berkhasiat Utama / Isi : Daun mint juga mengandung kalium, magnesium, vitamin C, vitamin A, kalsium, fosfor, dan zat besi.



-



Penggunaan : Meredakan pilek dan flu. Menyegarkan bau mulut. Meningkatkan fungsi otak. Meredakan gejala IBS (Irritable Bowel Syndrome), gangguan pencernaan.



-



Bagian Yang Digunakan : Daun



-



Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik



-



Morfologi : Tanaman daun mint termasuk pada tanaman yang tahunan rizhomatosa herba dengan pertumbuhan yang bisa mencapai ketinggian sekitar 30 hingga sampai dengan 90 cm. Batang yang dimiliki oleh tanaman



daun mint ini memiliki ukuran yang tidak sebesar dengan tanaman pada umumnya. Ini dikarenakan batangnya memiliki ukuran yang halus dan berbentuk seperti bujur sangkar. Batang dari tanaman daun mint ini termasuk pada batang yang dapat menyebar dengan cara yang cepat. Seperti apa yang sudah dibahas tadi tanaman ini termasuk pada tanaman yang dapat bertumbuh dengan cepat. Untuk pertumbuhan dari batang yang dimiliki oleh tanaman mint bisa bertumbuh dengan cara yang tegak atau lurus keatas. Namun, batang ini bisa bertumbuh dengan liar apabila tanaman daun mint ini ditanam pada area yang teduh dan juga lembab.



14. Rosnarini Folium (Ujung atap)



-



Nama Tanaman Asal : Baeckea Frutescens L Klasifikasi  Kingdom : Plantae  Super divisi : Tracheophytes  Divisi : Angiosperms  Kelas : Eudicots  Sub kelas : Asterids  Famili : Lamiales  Genus : Lamiaceae  Spesies : Mentheae  Keluarga : Salvia



-



-



Zat Berkhasiat Utama / Isi : Glukosida dan terurai menjadi Glukosa dan Aglukon Penggunaan : dipakai untuk membuat pagar dan serbuk untuk obat gosok pada perut yang sakit. Bagian Yang Digunakan : Daun Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik



-



Morfologi : Tumbuhan Ujung Atap dapat tumbuh dengan tinggi 6 meter.



-



Daunnya harum, tumbuh bergerombol di setiap ruas, dan bentuknya meruncing. sering digunakan oleh masyarakat sekitar tidak hanya untuk obat nyamuk, tapi juga untuk mengurangi sakit perut ketika menstruasi dan pada saat melahirkan.



Tanaman ini



menghilangkan pegal-pegal.



juga seringkali dibuat



jamu untuk



15. Eucalipty Folium (Daun urang – aring)



-



Nama Tanaman Asal : Eclipta protrata



-



Klasifikasi : 



Kingdom







Super divisi : Spermatophyta







Divisi



: Magnoliophyta







Kelas



: Magniliopsida







Sub kelas



: Asteridae







Ordo



: Asterales







Famili



: Asteraceae







Genus



: Eclipta







Spesies



: Eclipta alba Hassk







Keluarga



: Asteraceae



: Plantae



-



Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloida nikotin, ekliptin



-



Penggunaan : Adstringen, perawatan rambut



-



Bagian Yang Digunakan : Daun



-



Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik



-



Morfologi : Akar Ciri morfologi pertama yang dapat dipahami dari tanaman urang aring yaitu dari struktur akarnya. Tanaman urang aring memiliki arti akar tunggang, dimana akar ini terus tumbuh dibawah permukaan tanah dan memanjang. Tanaman urang aring memiliki akar berwarna putih dan terdapat serabut kecil diantara akar tunggangnya.



Akar tunggang ini menghasilkan



kekuatan yang mampu menopang tanaman lebih kokoh dan tidak mudah jatuh atau rubuh apabila terkena angin yang kencang. Batang Morfologi struktur batang pada tanaman urang air ini, batangnya berbentuk bulat, memiliki cabang, berambut putih, dan memiliki warna batang keunguan. Definisi batang pada tanaman urang aring dapat tumbuh dengan tegak maupun berbaring tergantung dari jenis tanaman yang ditanamnya. Daun pada tanaman urang aring memiliki bentuk yang cukup unik, yaitu bulat loncong dan panjang serta ujung daunnya runcing atau lancip. Daun tanaman ini tidak terlalu panjang yaitu sekitar 2 sampai 3 cm. Bagian tepi daun bergerigi dan pada permukaan daun in berambut halus tipis-tipis.Warna daun tanaman urang aring ini putih hingga keunguan dan memiliki pertulangan daun yang halus serta bentuk menyirip.



16. Sennae Folium (Daun Sena)



-



Nama Tanaman Asal : Senna alexandrina Mill



-



Klasifikasi



-







Kerajaan : Plantae







Ordo



: Fabales







Famili



: Fabaceae







Subfamili : Caesalpinioideae







Bangsa







Subbangsa : Cassiinae







Genus



: Senna Mill.







Spesies



: Senna alexandrina Mill.



: Cassieae



Zat Berkhasiat/Isi: Amilopektin (polimerisasi dari triamilosa), amilosa (polimerisasin dari diamilosa), air maksimum 16%, abu maksimum 0,5%, persenyawaan zat lemas 1% dan asam fosfat.



-



Penggunaan : pencahar



-



Bagian Yang Digunakan : Anak daun



-



Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik



-



Morfologi: Daun Senna merupakan semak yang memiliki tinggi hingga 1,5 meter. Daunnya majemuk bersirip genap yang terdiri dari 6-7 helai dengan bentuk bulat dan menyempit tanpa anak ujung di bagian ujung daun. Warna daun serna hijau terang hingga kekuningan.Mahkotanya terdiri dari 5 daun berwarna kuning yang tersusun sirip.



17. Uvae Usri Folium ( Daun bearberry)



-



Nama Tanaman Asal : Arctostaphylos uva-ursi



-



Klasifikasi : 



Kingdom : Plantae







Order



: Ericales







Family



: Ericaceae







Genus



: Arctostaphylos







Species



: Arctostaphylos uva-ursi



-



Zat Berkhasiat/Isi : flavonoid, katekin, alkaloid, dan tanin.



-



Penggunaan : pencahar



-



Bagian Yang Digunakan : Anak daun



-



Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik



-



Morfologi: Arctostaphylos uva-ursi adalah semak belukar kayu kecil yang subur dengan tinggi 5–30 cm. Daunnya mengkilat, kecil, dan terasa tebal dan kaku. Mereka disusun secara bergantian pada batangnya. Sisi bawah daun berwarna hijau muda dari pada pucuk. Batang baru bisa berwarna merah jika tanaman terkena sinar matahari penuh, tetapi berwarna hijau di area yang lebih teduh. Batang yang lebih tua berwarna coklat. Di musim semi, mereka memiliki bunga berwarna putih atau merah muda.



18. Nerii folium (daun oleander)



-



Nama Tanaman Asal : Narium Oleander L



-



Klasifikasi



:







Kingdom : Plantae







Division : Magnoliophyta







Class



: Magnoliopsida







Order



: Gentianales







Family



: Apocynaceae







Genus



: Nerium L.







Species



: Nerium oleander



-



Zat berkhasiat : Saponin Flavonoida, dan polifenol



-



Penggunaan : membantu pengobatan borok



-



Bagian yang digunakan : Daun



-



Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat



-



Morfologi : Daun : Daun keras dan tajam selebar 2 cm. Daun pokok ini tersusun dalam pusaran tiga, apabila termakan dapat menyebabkan kematian. Daunnya berpasangan, berwarna hijau gelap, dengan panjang 5-21 cm dan lebar 1-3,5 cm dengan suatu keseluruhan garis tepi. Bentuk daun ini panjangnya berkisar antara 4-10 (10,2-25,4 cm), tergantung pada variasi dan berwarna hijau terang. Bunga : Bunga berwarna putih atau kelabu, merah ke unggu atau kuning kemerahan. Mempunyai diameter 2,5-5 cm. Bunga berkembang dalam seikat ujung cabang masing-masing yang mengelilingi



suatu mahkota pusat. Buah : Buah berbentuk kapsul sempit dengan panjang 523 cm yang merobek pada saat dewasa untuk melepaskan banyak benih halus. Batang dan Cabang : secara rutin tumbuh dengan tegak lurus dan tidak akan layu; tidak terlalu terlihat pohon tumbuh dengan beberapa cabang tetapi dapat tumbuh dengan batang tunggal; tidak berduri. Warna ranting: hijau. Ketebalan ranting: tebal



19.



II.2



Pengertian Folium



Definisi folium adalah merupakan salah satu bagian dari tumbuhan yang tumbuh pada bagian paling atas dari tumbuhan. Pada umumnya daun berwarna hijau. Zat warna hijau pada daun disebut klorofil. Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau. Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting untuk fotosinteis. Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan Daun memilki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini helaian daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi mengolah makanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga berfungsi sebagai alat transportasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. Dan yang tak kalah penting daun berfungsi sebagai alat transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan dan pertukaran gas) Dengan kemampuan membedakan setiap komponen penyusun struktur daun, dapat dijadikan sebagai dasar ilmu taksonomi, dengan cara mengelompokkan tumbuhan berdasarkan karakteristiknya tersebut. Dengan mengenal stuktur daun, dapat ditelaah komponen-komponen setiap struktur secara lebih terperinci, mulai dari bangunnya, ujung, pangkal, tepi, daging, sistem pertulangan, warna, dan permukaannya, dan dapat membedakan struktur daun antara satu jenis tumbuhan dengan tumbuhan lainnya yang ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi yang kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti yang terdapat pada batang. Perbedaannya, batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas, sedangkan daun mempunyai pertumbuhan terbatas, yang segera berhenti tumbuh, berfungsi untuk beberapa musim lalu gugur.



Daun umumnya berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau, tetapi beberapa daun ada yang berbentuk jarum seperti pada pinus dan berbentuk sisik atau duri seperti pada kaktus. Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada tidaknya torehan pada tepi daun. Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya dugunakan kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda. Selain bentuk helaian daun, apeks dan pangkal daun juga memperlihatkan bentuk yang beraneka ragam



III.



Alat dan Bahan III.1



Alat



-



Mikroskop



-



Pipet tetes



-



Gelas kimia



-



Kaca objek



-



Kaca penutup



-



Jarum preparat



III.2



Bahan -



Abri folium



-



Blumeae balsamiferae folium



-



Guazumae ulmifoliae folium



-



Orthosiphonis staminei folium



-



Psidii guajavae folium



-



Piperis betle folium



-



Theae Folium



-



Cajuputi folium



-



Brugmansia Folium



-



Sericecalycis Folium



-



Stramonii Folium



-



Digitalis Folium



-



Menthae Piperitae Folium



-



Rosnarini Folium



-



Eucalipty Folium



-



Sennae Folium



-



Uvae Usri Folium



IV.



Nerii folium



Cara kerja IV.1



Pemeriksaan Folium secara Makroskopis (Bentuk, Warna, Rasa, Aroma)



Pemeriksaan organolpetik dan makroskopik dilakukan dengan mengguankan indra manusia. 4.2 Pemeriksaan Folium secara Mikroskopi -



Diambil sedikit folium (secukupnya), diletakkan di atas gelas obyek, ditetesi dengan sedikit air dan ditutup dengan gelas penutup.



-



Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.



-



Dianalisis bentuk Folium dari masing-masing spesies tanaman



Pada uji mikroskopik ini kita melakukan pengamatan dengan menggunakan reagen kloral hidrat.. 1. Siapkan kaca objek yang digunakan 2. Kemudian bersihkan dan keringkan dengan tissue 3. Setelah itu, teteskan reagen kloral sebanyak 2 tetes, lalu diambil sedikit preparat folium dengan menggunakan jarum. 4. Campurkan folium dan juga reagen dengan menggunakan jarum hingga merata, lalu tutup preparat dengan kaca penutup. 5. Kemudian letakkan diatas meja mikroskop dan dijepit dengan penjepit mikroskop setelah itu amati apakah preparat tersebut ditemukan fragmen – fragmen yang penyusunnya.