Laporan Praktikum Lapangan Geologi Struktur - Kelompok 1 A (Ganjil) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM LAPANGAN (Laporan Praktikum Geologi Struktur)



Oleh: Kelompok 1



LABORATORIUM GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



i



Judul Praktikum



: Praktikum Lapangan



Tanggal Praktikum



: 05 Mei 2019



Tempat Praktikum



: Batu Lapis, Kalianda



Nama



: Kelompok 1



Fakultas



: Teknik



Jurusan



: Teknik Geofisika



Kelompok



: 1 A (ganjil)



Bandar lampung, 24 Mei 2019 Mengetahui Asisten



Detri Viki Mandasari NPM. 1615051001



i



ii



DAFTAR ISI



Halaman LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………...……...i DAFTAR ISI…………...……………….………………..……………………...ii DAFTAR GAMBAR ..………………………..……………….…………….....iii DAFTAR TABEL……………………………………………………………...iv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Tujuan Praktikum ...................................................................................... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA III. TEORI DASAR IV. METODELOGI PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan ........................................................................................ 10 B. Prosedur .................................................................................................. 10 C. Diagram Alir ........................................................................................... 11 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Pengamatan ..................................................................................... 12 B. Pembahasa ............................................................................................... 12 VI. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



ii



iii



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 1.Peta Topografi Derah Penelitian……...………………………………3 Gambar 2.Peta Geologi Daerah Penelitian………………………………………3 Gambar 3.Peta Geologi Regional Tanjungkarang……………………………….4



iii



iv



DAFTAR TABEL



Halaman Tabel 1. Data Hasil Pengamatan………………………………………...............12



iv



I.



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Geologi Struktur merupakan studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Geologi struktur sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Umumnya geologi struktur diperlukan untuk eksplorasi bumi dan meneliti lapisan struktur bumi serta bagaimana struktur geologi dalam suatu batuan terbentuk, khususnya struktur dan proses terbentuknya lipatan dan patahan. Selain itu, dengan mempelajari geologi struktur, kita dapat mengetahui proses kejadian jebakan sumber daya geologi seperti air, minyak bumi, gas, dan mineral lainnya. Dengan mengetahui jenis struktur yang ada, seperti lipatan atau sesar, kita dapat mengetahui keadaan bentuk muka bumi dengan lebih baik. Adanya praktikum lapang geologi struktur ini untuk mengetahui bentuk dan struktur geologi khususnya struktur patahan dan lipatan dipermukaan bumi secara nyata, proses terbentuk dan faktor-faktor yang memengaruhinya sehingga mahasiswa tidak hanya membayangkan bagaimana proses terbentuknya patahan dan lipatan dipermukaan bumi, adanya singkapan dan karakteristik suatu batuan, serta proses terjadinya di alam bebas. Tetapi dapat melihat langsung fenomena pembentukan patahan, lipatan, batuan, dan lain sebagainya secara nyata. Faktanya teori yang diperoleh di perkuliahan tidak sama dengan karakteristik bentuk permukaan bumi maupun karakteristik di alam secara nyata, sehingga perlu adanya pemahaman dilapangan mengenai faktor-faktor perbedaan yang terjadi di alam dengan teori yang diajarkan. B. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum lapangan ini adalah sebagi berikut : 1. Memahami konsep geologi struktur mengenai patahan dan lipatan. 2. Mengidentifikasi proses terbentuknya patahan dan lipatan, faktor penyebab adanya patahan dan lipatan serta jenis patahan dan lipatan. 3. Mengaplikasikan teori patahan dan lipatan dengan studi kasus dilapangan secara nyata.



2



II. TINJAUAN PUSTAKA



Permukaan bumi yang kita lihat saat ini terjadi karena proses perubahan dari alam. Terdapat dua faktor penyebab perubahan bentuk muka bumi, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen mrupakan peristiwa bergeraknya permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga dalam bumi, sedangkan tenaga eksogen adalah peristiwa pergerakkan permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga luar bumi. Pada praktikum kali ini, kami melakukan penelitian dengan menganalisis strike dan dip suatu lipatan serta mengukur koordinat dan mengidentifikasi batuan yang didapat di tempat penelitian. Lokasi penelitian untuk praktikum ini adalah Pantai Batu Lapis, Pulau Mengkudu dan sekitarnya. Kabupaten Lampung Selatan adalah salah satu kabupaten yang terletak pada Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan berkantor pusat pemerintahan di Kota Kalianda. Pada praktikum ini kami berkesempatan melakukan praktikum di Desa Totoharjo. Secara geografis, Desa Totoharjo terletak pada koordinat 5.828129ºLS, 105.693933 ºBT. Desa Totoharjo berjarak 10 km dari Kota Kalianda edngan curah hujan 3000 mm pertahun dan suhu udara rata-rata 30 ºC. Desa Totoharjo berbatasan dengan wilayah sebelah utara Desa Semanak, sebelah selatan Selat Sunda, sebelah timur Desa Kelawi, dan sebelah barat Gunung Rajabasa. Geologi regional Batu Lapis berdasarkan Peta Geologi Lembar Tanjungkarang, dijelaskan mengenai urutan stratigrafi daerah penelitian. Terdapat batuan tertua berada pada Zaman Pliosen, batuan pada Zaman Plistosen, dan batuan termuda yaitu berada pada Zaman Holosen. Adapun jenis batuannya adalah batuan lava andesit, batulempung, batupasir, batuapung, serta kerikil. Secara umum daerah Lampung dibagi menjadi beberapa satuan morfologi, yaitu bagian timur dataran bergelombang, bagian tengah dari barat daya terdapat pegunungan kasar dan berbukit pada daerah pantai. Pada daerah dataran bergelombang terdiri dari endapan vulkano dan alluvium. Pegunungan buti baisan terdiri atas lebih kurang 25-30% luas lembar, yaitu batuan alas beku, malihan dan batuan gunung api muda. Pada umumya lereng-lerengnya curam dengan ketinggan mencapai 500 sampai 1000 m diatas permukaan laut. Untuk topografi bagian pantai beraneka ragam dan sering terdiri dari perbukitan kasar dan batuan gunung api tersier dan kuarter dengan ketinggian 500 m diatas permukaan laut.



2



3



Gambar 1. Peta Topografi Derah Penelitian.



Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penelitian.



3



4



Gambar 3. Peta Geologi Regional Tanjungkarang.



4



5



III. TEORI DASAR



Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, kedudukannya di alam semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang (Noor, 2014). Dalam struktur geologi, deformasi akibat gaya tektonik dikelompokkan sebagai struktur sekunder dan dibedakan dari struktur yang terbentuk pada saat atau sebelum batuan terbentuk yang dinamakan struktur primer. Termasuk dalam struktur primer adalah struktur-struktur pada batuan sedimen, seperti bidang perlapisan, lapisan bersusun (graded beding), lapisan silang siur (cross beding) dan jejak binatang. Sedangkan pada batuan beku adalah rekahan-rekahan yang terbentuk akibat pendinginan, dinamakan kekar kolom (columnar joints). Arah rekahan-rekahan yang tegak lurus bidang pendinginan, permukaannya segi enam. Struktur sekunder yang terbentuk setelah batuan terbentuk, adalah lipatan (fold), kekar (joint) dan sesar (fault), (Magetsari, dkk, 1989). Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan dinamakan erupsi liner atau fissure eruption. Pada umumnaya magma basaltik yang viskositasnya rendah, sehingga dapat mengalir di sekitar rekahan, menjadi hamparan lava basalt, atau plateau basalt. Sedangkan yang keluar melalui lubang kepundan dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melalui lereng, sebagian aliran lava atau tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik, atau rempah gunung api. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis, tergantung pada komposisi magmanya dan tempat atau lingkungan dimana pembekuannya terjadi. Apabila membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), sesuai dengan namanya, bentuknya mirip dengan bantal (Magetsari, dkk, 1989). Kekar atau joint adalah rekahan-rekahan lurus planar yang membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok. Dan merupakan bentuk rekahan paling sederhana yang dijumpai pada hamper semua batuan. Kekar umumnya tedapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak sejajar bidangnya. Pada lapisanlapisan sedimen sering terdapat kekar-kekar yang bervariasi arahnya. Rekahan ini terbentuk selama penimbunan dan litifikasi yang akan tetap tertutup selama tertimbun di kedalaman. Karena erosi dan tersingkap, sedikit pendinginan dan kompresi relief memungkinkan rekahan agak terbuka (Magetsari, dkk, 1989). 5



6



Kekar non-tektonik, yaitu kekar, yang terbentuk bukan karena gaya tektonik, misalnya kekar akibat pendinginan (cooling joint) pada batuan beku, misalnya kekar kolom (columnar joints) atau dapat juga terbentuk akibat pembebanan, misalnya “sheeting joints”. Struktur kekar dipelajari dengan cara statistik, mengukur dan mengelompokkan nya dalam bentuk diagram roset (diagram bunga) atau diagram kontur (Ahmad, 2011) Perdefinisi sesar adalah rekahan pada batuan yang mengalami pergerakan sejajar pada bidangnya. Umumnya tidak mungkin untuk mengetahui gerak sebenarnya sepanjang sesar dan bagian mana yang bergerak karena bergeraknya sudah berlangsung pada waktu lampau. Dalam klasifikasi sesar dipergunakan pergeseran relatif, karena tidak tahu blok mana yang bergerak; satu sisi sesar bergerak ke arah tertentu relatif terhadap sisi lainnya. Pergeseran salah satu sisi melalui bidang sesar membuat salah satu blok relatif naik atau turun terhadap lainnya. Blok di atas bidang sesar disebut hangingwall sedangkan yang di bawah disebut footwall (Magetsari, dkk, 1989). Sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui : a) Gawir sesar atau bidang sesar; b). Breksiasi, gouge, milonit, ; c). Deretan mata air; d). Sumber air panas; e). Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan; f) Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb. Berdasarkan pergeserannya, struktur sesar dalam geologi dikenal ada 3 jenis, yaitu: 1). Sesar Mendatar (Strike slip faults) ; 2). Sesar Naik (Thrust faults) ; 3). Sesar Turun (Normal faults) (Noor, 2009). Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta (blindfault). Sesar yang tampak adalah sesar yang mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta adalah sesar yang terjadi di bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen. Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan yang dapat digunakan sebagai penunjuk adanya sesar (Polo, 1993). Zona sesar merupakan zona dengan deformasi yang kompleks yang berasosiasi dengan bidang sesar. Dua sisi dari sesar nonvertikal disebut hangingwall dan footwall, dengan definisi hangingwall terletak diatas bidang sesar sedangkan footwall terletak dibawah bidan sesar, terminologi ini dipakai dalam tambang. Sesar terbagi atas beberapa tipe. Yang pertama Sesar Normal adalah hasil pergeseran kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada posisi hangingwall turun ke bawah dari sisi footwallnya, sesar ini hasil dari gaya ekstensi kerak bumi. Selanjutnya Sesar Naik (thrustfault) adalah hasil pergerakan kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada posisi hangingwall terdorong



6



7



ke atas dari sisi footwallnya, sesar ini hasil dari gaya kompresi kerak bumi. Dan yang terakhir Sesar geser (strike-sliportransform, orwrenchfault) adalah sesar permukaan dimana footwall bergerak ke kiri atau kekanan atau pegerakan lateral dengan sedikit pergerakan vertikal (Reza, 2000). Sering kita jumpai dinding atau bidang rekahan, namun tidak dapat dengan segera mengetahui apakah pernah terjadi gerakan sepanjang bidang tersebut atau tidak. Dengan kata lain kita tidak dapat menentukan apakah kekar atau sesar. Ada beberapa jejal yang ditimbulkan dan terekam oleh gesekan pada batuan. Di antaranya adalah gores-garis (slickenside), gesekan antara batuan yang keras, permukaannya menjadi halus dan licin disertai goresan-goresan dan striasi pada bidang sesar. Tidak semua sesar mempunyainya. Kebanyakan gerak sesar menghancurkan batuan yang bergesekan menjadi berbagai ukuran tidak beraturan, membentuk breksi sesar (faultbreccia). Breksi sesar dapat dengan mudah dibedakan dari breksi sedimenter karena fragmen dan matriksnya terdiri dari material yang sama. Gejala lainnya adalah bergesernya lapisan batuan pada blok-blok yang tersesarkan, yang sering disebut sebagai offset bidang perlapisan. Adanya offset bidang perlapisan mempermudah menentukan jenis sesar. Kemudian, akibat adanya gesekan antar blok, lapisan sekitar sesar terseret dan terlipat, menjadikan lipatan-lipatan seretan. Selain itu masih ada bebrapa gejala lain yang diakibatkan sesar dan sangat membantu dalam menentukan gerak relatif sesar (Magetsari, dkk, 1989). Secara umum, lipatan (fold) adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan pindah dari kedudukannya semula membentuk lengkungan. Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsurgaris atau bidang didalam bahan tersebut. Pada umumnya unsur yang terlibat di dalam lipatan adalah struktur bidang, misalnya bidang perlapisan atau foliasi.Lipatan merupakan gejala yang penting, yang mencerminkan sifat dari deformasi terutama, gambaran geometrinya berhubungan dengan aspek perubahan bentuk (distorsi) dan perputaran (rotasi). Lipatan terbentuk bilamana unsur yang telah ada sebelumnya terubah menjadi bentuk bidang lengkung atau garis lengkungm (Asikin, 1978). Struktur lipatan sendiri adalah merupakan salah satu struktur geologi yang paling umum dijumpai pada batuan sedimen klastik, dan sering pula ditemukan pada batuan vulkanik dan metamorf atau bentuk yang terjadi pada lipatan bidangbidang datar dimana kekakuan dan kekuatannya terletak pada keseluruhan bentuk itu sendiri. Bentuk lipatan ini mempunyai kekakuan yang lebih dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama pula (Ahmad, 2011).



7



8



Lipatan yang berukuran besar dapat mencapai berkilo-kilometer untuk melaluinya, sedangkan yang berukuran kecil hanya beberapa meter sampai sentimeter.Struktur lipatan di samping mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari yag terkecil (mikro fold) hingga berukuran regional (mega fold) juga memiliki bentuk yang bermacam-macam. Adanya variasi ukuran dan bentuk tersebut tergantung pada sifat fisik batuan yang terlipat, sistem tegasan, dan mekanisme pembentukanya serta waktu serta besarnya gaya yang bekerja (Thya, 2013). Untuk mendeskripsi deformasi lapisan batuan, misalnya pada batuan sedimen, diperlukan posisi setelah mengalamai deformasi. Teah kita ketahui bahwa sedimen semula diendapkan dalam posisi horizontal. Setelah mengalami deformasi posisinya berubah, misalnya terlipat maka posisi limb antiklin atau sinklin tidak horizontal. Posisi atau kedudukan bidang-bidang yang membentuk limb ini dinyatakan dalam jurus (strike) dan kemiringan (dip), yang dipergunakan untuk menyatakan kedudukan semua bidang di alam. Jurus adalah arah garis perpotongan bidang di alam dengan bidang horizontal, dinyatakan terhadap arah utara. Kemiringan adalah sudut terbesar antara bidang (miring) di alam dengan bidang horizontal, dinyatakan dalam derajat. Bidang horizontal kemiringannya 0° dan bidang tegak 90°. Jurus dan kemiringan dapat diukur di tempat dengan memepergunakan kompas geologi. Kompas geologi dilengkapi dengan waterpas, untuk membuat bidang horizontal dan klinometer untuk mengukur kemiringan (Magetsari, dkk, 1989). Jurus dan kemiringan batuan mengacu kepada orientasi atau geometri fitur-fitur geologi. Garis strike perlapisan, patahan, atau fitur planar lainnya, adalah garis yang merepresentasikan perpotongan fitur tersebut di bidang horizontal. Dalam peta geologi, strike dan dip digambarkan dengan garis pendek yang dipotong oleh garis yang lebih pendek tegak lurus dengan garis pertama. Jurus dan kemiringan adalah besaran untuk menerangkan kedudukan perlapisan suatu batuan sedimen. Pada suatu singkapan batuan berlapis, jurus dinyatakan sebagai garis arah dan kemiringan dinyatakan sebagai besaran sudut (Dermawan, 2018). Cara penulisan jurus dan kemiringan untuk struktur bidang dengan menggunakan cara penulisan jurus dan kemiringan, pendeskripsian kedudukan struktur bidang dengan angka jurus dan angka kemiringan saja tidak dapat secara unik dan secra langsung mendeskripsikan kedudukan suatu struktur bidang baik dalam konsep dua dimensi maupun tiga dimensi (Selley, 1985). GPS adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah,



8



9



dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India (Winardi, 2006). Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberinama GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi di ubah menjadi titik yang dikenal dengan nama Way-point nantinya akan berupa titik-titik koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian di layar pada peta elektronik. Sejak tahun 1980, layanan GPS yang dulunya hanya untuk leperluan militer mulai terbuka untuk publik. Uniknya, walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan juta dolar, namun setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis (Andy, 2009).



9



10



IV. METODOLOGI PRAKTIKUM



A. Alat dan Bahan Adapunalat dan bahan yang digunakandalampraktikum kali iniadalahsebagaiberikut: 1. Palu Batuan Beku 2. Palu Batuan Sedimen 3. Kompas Geologi 4. GPS 5. Lup 6. HCl 7. Papan jalan 8. Plastik sampel 9. Kamera 10. Kertas HVS 11. Alat tulis



B. Prosedur Prosedur dari praktikum yang telah dilakukan adalah 1. Mendatangi lokasi penelitian 2. Mencari titik penelitian. 3. Plot titik pengambilan data. 4. Menggambar sketsa singkapan. 5. Mengukur strike dan dip. 6. Menentukan jenis struktur singkapan. 7. Menentukan jenis mineral. 8. Mengambil sampel batuan. 9. Catat hasil pengamatan.



10



11



C. Diagram Alir Adapun diagram alir praktikum ini adalah sebagai berikut : Mulai



Mencari singkapan Gambar sketsa singkapan Plot titik pengambilan data menggunakan GPS Mencari strike dan dip menggunakan kompas geologi Menentukan jenis struktur singkapan Melihat bentuk dan jenis mineral batuan menggunakan lup Mengambil sampel batuan menggunakan palu geologi Catat hasil pengamatan



Mengambil kesimpulan hasil pengamatan



Selesai



Gambar 1. Diagram alir Praktikum Lapangan



11



12



V. HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Data Hasil Pengamatan



No. 1 2 3 4 5 6



Lokasi Tebing 1 Tebing 2 Batu Lapis 1 Batu Lapis 2 Batu Lapis 3 Lava Bantal



Koordinat X Y 0575369 9353942 0575397 9353936 0575320 9353833 0575322 9353829 0575317 9353835 0575579 9353128



Elevasi 56 m 60 m 12 m 16 m 16 m 14 m



Strike N65°W N65°W N68°W N48°W N103°W S25°E



Dip 83° 70° 81° 85° 87° 70°



Tabel 1. Data Hasil Pengamatan B. Pembahasan Pada praktikum lapangan kali ini kami mengambil tempat pengamatan di daerah Kalianda tepatnya di Batu Lapis. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 05 Mei 2019. Pada praktikum lapangan ini praktikan harus naik turun bukit untuk dapat mengidentifikasi batuan yang terdapat di Batu Lapis. Pada praktikum ini praktikan diharuskan untuk mengukur strike dan dip menggunakan kompas geologi, menge-plot dengan menggunakan GPS, melihat mineral yang terdapat di dalam batuan dengan menggunakan lup, mengambil sampel batuan dengan kompas geologi, dan juga praktikan harus menggambar sketsa singkapan batuan yang akan diidentifikasi. Tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui geologi struktur di daerah Batu Lapis Kalianda dan praktikan dapat menganalisisstruktur-struktur yang ada di Batu Lapis Kalianda. Selanjutnya, di lokasi praktikum praktikan mengambil data. Yang pertama mengambil data strike dan dip menggunakan kompas geologi. Cara mengukur strike adalah dengan cara menempelkan salah satu bagian sisi kompas, yaitu sisi timur pada bidang yang akan diukur. Pada waktu keadaan kompas horizontal dengan mengatur kedudukan gelembung atau bubble tepat berada ditengah. Lalu baca kedudukan ujung utara jarum kompas, lalu dicatat dengan sistem penulisan azimut N...°E. Sebelum kompas diangkat, garis dahulu tempat mengukur strike tadi. Selanjutnya cara mengukur dip adalah dengan cara menempelkan sisi barat kompas dengan posisi tegak lurus terhadap garis jurus, yaitu garis yang telah dibuat tadi saat setelah mengukur



12



13



strike. Putar klinometer hingga gelembung atau bubble tepat berada ditengah. Klinometer dihorizontalkan dan dibaca besar pada busur setengah lingkaran kemiringan perlapisan diperoleh dengan penulisan N...°E/...°. Selanjutnya cara mengeplot dengan menggunakan GPS, data diambil dengan cara membuat waypoint pada lokasi atau tempat yang diinginkan. Kemudian tentukan titik yang akan di plot dan plot titik koordinat dengan GPS dengan cara menekan tombol enter beberapa saat sehingga menghasilkan koordinat X, Y dan elevasinya, dan praktikan memberi nama sesuai dengan kelompoknya. Lalu lup digunakan untuk melihat komposisi mineral batuan. Selanjutnya adalah cara menggunakan palu geologi, alat ini juga berperan penting untuk praktikum lapangan yaitu untuk mengambil sampel data, dengan mengambil batuan tertsebut, praktikan juga bisa melihat tekstur dan struktur mineral di dalamnya dapat dilihat dan diidentifikasi dengan baik. Dan tak lupa juga plastik sampel yang digunakan untuk menyimpan sampel batuan yang telah diambil di lokasi tersebut. Di dalam praktikum ini juga diperlukan kamera untuk mendokumentasikan singkapan, bentang morfologi dan juga kondisi geologinya yang berguna untuk penelitian ini. Serta HCL yang digunakan untuk menguji batuan karbonat dilapangan. Dan terakhir semua data yang diambil tadi harus dicatat di kertas HVS yang telah dibawa sebelumnya, dan diperlukan juga alat tulis dan papan jalan untuk memudahkan praktikan dalam menuliskan data lapangan yang diperoleh. Pada praktikum kali ini praktikan mendapatkan data yang bisa dilihat pada tabel diatas. Kami mengidentifikasi 6 singkapan. Singkapan pertama yang praktikan indentifikasi adalah di tebing 1, pada lokasi tersebut kami menggunakan GPS untuk menge-plot lokasi tersebut dan mendapatkan hasil yaitu untuk koordinat X sebesar 0575369, koordinat Y sebesar 9353942 serta elevasi yang didapatkan adalah sebesar 56m. Lalu kami juga mendapatkan hasil strike sebesar N65°W serta dip 83° yang diukur menggunakan kompas geologi. Selanjutnya lokasi kedua yang praktikan identifikasi ialah tebing 2, hasil yang praktikan dapatkan ialah mendapatkan koordinat X sebesar 0575397 koordinat Y sebesar 9353936 serta elevesi pada lokasi tersebut ialah 60 m yang didapatkan dengan bantuan GPS. Dan praktikan mendapatkan hasil strike sebesar N65°W dan dip 70° menggunakan kompas geologi. Lalu singkapan ketiga yang kami amati adalah pada lokasi batu lapis 1, hasil yang kami dapatkan dari pengamatan kami dengan menggunakan GPS ialah koordinat X sebesar 0575320 koordinat Y sebesar 9353833 serta elevasi dari singakapan tersebut ialah 12 m. Lalu pratikan juga mendapatkan hasil strike sebesar N68°W serta dip 81° dengan menggunakan kompas geologi. Selanjutnya singkapan keempat yang praktikan amati ialah batu lapis 2. Pada lokasi ini praktikan mendapatkan hasil dengan bantuan GPS yaitu



13



14



koordinat X sebesar 0575322 koordinat Y sebesar 9353829 serta elevasi dari singakapan tersebut ialah 16 m. Lalu praktikan juga mendapatkan hasil strike sebesar N48°W serta dip 85° dengan menggunakan kompas geologi. Selanjutnya singkapan kelima yang praktikan amati ialah pada lokasi batu lapis 3. Pada lokasi ini praktikan mendapatkan hasil dengan bantuan GPS yaitu koordinat X sebesar 0575317 koordinat Y sebesar 9353835 serta elevasi dari singakapan tersebut ialah 16 m. Lalu pratikan juga mendapatkan hasil strike sebesar N103°W serta dip 87° dengan menggunakan kompas geologi. Dan lokasi terakhir yang praktikan amati ialah di lokasi lava bantal. Lava bantal tidak hanya terbentuk di air lauttapi di rekahan bumi tergantung pada pendinginannya. Pada lokasi ini praktikan juga mendapatkan hasil dari pengamatan menggunakan GPS yaitu koordinat X sebesar 0575579 koordinat Y sebesar 9353128 serta elevasi dari singkapan tersebut ialah 14 m. Dan praktikan juga mendapatkan hasil strike sebesar S25°E serta dip 70° dengan bantuan kompas geologi.



14



15



VI. PENUTUP



A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum lapangan ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui geologi struktur di daerah Batu Lapis Kalianda dan praktikan dapat menganalisisstrukturstruktur yang ada di Batu Lapis Kalianda. 2. Cara mengukur strike adalah dengan cara menempelkan salah satu bagian sisi kompas, yaitu sisi timur pada bidang yang akan diukur “E”. 3. Cara mengukur dip adalah dengan cara menempelkan sisi barat kompas dengan posisi tegak lurus terhadap garis jurus, yaitu garis yang telah dibuat tadi saat setelah mengukur strike. 4. Cara mengeplot dengan menggunakan GPS, data diambil dengan cara membuat waypoint pada lokasi atau tempat yang diinginkan. Kemudian tentukan titik yang akan di plot dan plot titik koordinat dengan GPS dengan cara menekan tombol enter beberapa saat sehingga menghasilkan koordinat X, Y dan elevasinya, dan praktikan memberi nama sesuai dengan kelompoknya, hasil dapat dilihat pada tabel data pengamatan. 5. Untuk meneliti lebih lanjut menegnai batuan yang ada digunakan lup dan palu geologi untuk mengambil sampel. B. Saran Saran untuk praktikum lapangan Geologi Struktur kedepannya adalah dengan mempersipakan baik kondisi fisik praktikan sendiri yang fit maupun peralatan yang lengkap. Sediakan pula obat-obatan untuk di lapangan dna sealu menjaga keselamatan praktikand dan alat.



15



16



DAFTAR PUSTAKA



Ahmad. 2011. Kaidah Ilmu Struktur Geologi. Bandung: AMPI. Andi. 2009. Global Positioning System. Yogyakarta: Penerbit Andi. Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-Dasar Geologi Struktur. Bandung : Departemen Teknik Geologi ITB. Dermaan, Herman, dkk. 2018. Pemetaan Geologi. Jakarta : Kemendikbud dan Kemenristekdikti. Magetsari, Noer Aziz; Chalid Idham Abdullah dan Budi Brahmantyo. 1989. GL211 Geologi Fisik. Bandung : ITB. Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor : Pakuan University Press. Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Yogyakarta : Deepublish. Polo,l.dkk. 1993. Analisis pola & kararkter kekar untuk menentukan struktur geologi sesar dan kondisi fisik batuan. Bandung : UNPAD. Reza, F. 2000. Struktur bidang permukaan pada patahan. Yogyakarta : Az-Zikra. Selley. 1985. Ancient Sedimentary Environments, Third Edition: Cornell University Press New York. Thya. 2013. Metode Statistik . Jakarta: Aneka Pustaka. Winardi. 2006. Penentuan Posisi dengan GPS untuk Survey Terumbu Karang. Pusat Penelitian Oseanografi LIPI.



16



17



LAMPIRAN



17



18



18