LAPORAN PRAKTIKUM Suara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM SUARA JANTUNG DAN SUARA PERNAFASAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar Dosen pembimbing : Dr. H. Iwan Somantri, M.Kep



Oleh, Ferdy Ilham P2.06.20.19.1.014 / 1A DIII KEPERAWATAN



POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Jl. Cilolohan no.35 Kel.Kahuripan, Kec.Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat 46115 Tlp. 0265 – 340186 – 7035678 Fax. 0265 – 338939 Email : direktorat@poltekkestasikmalaya



2019/2020



Suara jantung dan suara pernafasan A. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa sebagai berikut. (1) Mendefinisikan sistol, diastol, dan siklus jantung (2) Menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara jantung dan menghubungkan suara jantung dengan siklus jantung (3) Menentukan panjang normal siklus jantung, perubahan tekanan relatif yang terjadi di dalam atria dan ventrikel selama siklus, dan waktu ketika katup menutup (4) Menentukan tempat pada toraks dimana suara jantung pertama dan kedua secara jelas dapat didengarkan (5) Mengetahui macam-macam suara nafas normal dan abnormal



B. Dasar Teori Denyut jantung (denyut Diastol) adalah bunyi yang terdengar melalui stetoskop selama kontraksi jantung. Ada dua suara jantung yang jelas dapat di dengar pada setiap siklus jantung. Suara jantung biasanya digambarkan dengan lub dan dup, dan urutannya adalah: lubdup, istirahat, lub-dup, istirahat, dan seterusnya. Lub (S1) adalah bunyi akibat tertutupnya katup trikuspidalis dan mitral (katup atrio iastole m) pada permukaan iastol. Sedangkan Dup (S2) adalah bunyi akibat tertutupnya katup semilunar yang bertepatan dengan akhir iastol (Tim pengajar fisiologi hewan, 2014). Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri-arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kanan dan kiri turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian, bunyi jantung kedua menandakan permulaan diastole ventrikel (Lauralee, 2001). Secara normal, katup mitral terbuka sedikit lebih cepat sebelum katup trikuspidalis. Katup mitral dapat di dengar lebih jelas bila stetoskop ditempatkan di ruang inter kostal V sebelah kiri sternum di atas apeks jantung. Sedangkan suara katup trikuspidalis paling jelas dapat di dengar bila stetoskop digeser ke daerah agak tengah di sebelah kiri sternum. Demikian juga pada katup semilunar terdapat desinkronisasi penutupan katup. Katup



iastole



iasto secara normal mengatup dengan bunyi keras lebih dulu daripada katup



semilunar iastole (Tim pengajar fisiologi hewan, 2014) Suara jantung pertama, S1 terjadi saat katup atrio ventrikula rmenutup. S1 bernada rendah dan redup yang disebut dengan lub. Setelah itu katup semilunaris menutup menghasilkan suara jantung kedua, S2, disebut sebagai dup yang bernada lebih tinggi dan lebih pendek dari S1. S1 dan S2 (lub-dup) terjadi dalam 1 detik atau kurang, bergantung pada frekuensi jantung. S1 dan S2 dinamakan bunyi systole dan diastole. Sistole adalah periode kontraksi ventrikel. Diawali saat bunyi jantung pertama dan diakhiri saat bunyi jantung kedual. Sistole normalnya lebih pendek daripada diastole. Diastole adalah periode relaksasi ventrikel. Dimulai saat bunyi jantung kedua dan diakhiri saat bunyi jantung pertama berikutnya (Berman et al, 2009). BUNYI JANTUNG UTAMA (J) Bunyi jantung I Bunyi jantung I ditimbulkan karena getaran akibat menutupnya katup



iastole m lar



terutama katup mitral. Pada keadaan normal terdengar tunggal. Faktor-faktor yang memengaruhi intensitas BJ I adalah:  Kekuatan dan kecepatan kontraksi otot ventrikel, makin Kuta dan cepat, makin keras bunyinya.  Posisi daun katup atrio-ventrikular pada saat sebelum kontraksi ventrikel. Makin dekat terhadap posisi tertutup, makin kecil kesempatan akselerasi darah yang keluar dari ventrikel, dan makin pelan terdengarnya BJ I. Sebaliknya, makin lebar terbukanya katup iastole m lar sebelum kontraksi, makin keras BJ I, karena akselerasi darah dan gerakan katup lebih cepat.  Jarak jantung terhadap dinding dada. Pada pasien dengan dada kurus, BJ akan terdengar lebih keras dibandingkan dengan pasien gemuk. Demikian juga pada pasien denganemfisema pulmonum, BJ akan terdengar lebih lemah. Untuk membedakan BJ I dengan BJ II, pemeriksaan auskultasi dapat disertai dengan pemeriksaan nadi. BJ I akan terdengar bersamaan dengan denyutan nadi.



(2) Bunyi jantung II Bunyi jantung II (BJ II) timbul karena getaran menutupnya katup semilunar Aorta maupun Pulmonal. Pada keadaan normal, terdengar pemisahan (splitting) dari kedua komponen yang bervariasi dengan pernapasan pada anak-anak atau orang muda. Bunyi jantung II terdiri dari komponen aorta dan pulmonal (BJ II = A2 + P2). Komponen A2 lebih keras terdengar



pada area aorta di sekitar ruang intercostal II kanan. Komponen P2 hanya dapat terdengar keras di sekitar area pulmonal.



(3) Bunyi jantung III Bunyi jantung III (BJ III) disebabkan oleh getaran cepat dari aliran darah saat pengisian cepat (rapid filling phase) dari ventrikel. Hanya terdengar pada anak-anak atau dewasa muda atau keadaan dimana compliance otot ventrikel menurun (hipertrofi atau dilatasi).



(4) Bunyi jantung IV Bunyi jantung IV (BJ IV) disebabkan oleh kontraksi atrium yang mengalirkan darah ke ventrikel yang compliance menurun. Jika atrium tidak berkontraksi dengan efisien, misalnya pada atrial fibrilasi, maka bunyi jantung IV tidak terdengar. Bunyi jantung sering dinamakan berdasarkan daerah katup dimana bunyi tersebut didengar. M1 berarti bunyi jantung I di daerah mitral. P2 berarti bunyi jantung II di daerah pulmonal. Bunyi jantung I akan terdengar jelas di daerah apeks, sedangkan bunyi jantung II dikatakan mengeras jika intensitasnya terdengar sama keras dengan bunyi jantung I di apeks.



BUNYI JANTUNG TAMBAHAN



Bunyi jantung tambahan merupakan bunyi yang terdengar akibat adanya kelainan anatomis atau aliran darah yang dalam keadaan normal tidak akan menimbulkan bunyi atau getaran. Bunyi jantung tambahan terdiri dari:  Klik ejeksi(ejection click): adalah bunyi yang disebabkan karena pembukaan katup semilunar pada stenosis/penyempitan.  Ketukan iastole m: bunyi ekstrakardial yang terdengar akibat getaran/gerakan iastole m pada iastole m /efusi iastole m.



BISING JANTUNG (MURMUR) Bising jantung (murmur) merupakan bunyi yang ditimbulkan akibat getaran yang timbul dalam intensitas waktu yang lebih lama. Jadi, perbedaan antara bunyi dan bising terutama berkaitan dengan lamanya bunyi/getaran berlangsung. Bising jantung terdiri dari:







Bising holosistolik: mengisi seluruh fase siklus jantung. Ditemukan pada mitra insuffisiensi atau ventricular sepal defect (VSD).  Bising sistolik-diastolik: mengisi baik fase sistolik maupun iastole siklus jantung.  Bising sistolik: terdengar pada fase sistolik, ditemukan pada Atrial Stenosis (AS), Pulmonal Stenosis (PS), Ventrikular Septal Defect (VSD), Mitral Insuffisiensi (MI).  Bising iastole :terdengar pada fase iastole , misalnya pada Insuffisiensi Aorta (AI).  Continous Murmur: terdengar terus-menerus, misalnya pada Patent Ductus Arteriosus (PDA). Bising yang terdengar pada sebagian dari satu fase siklus jantung: (1)Late systolic murmur, misalnya pada iastole katup mitral, (2)Early diastolic murmur, misalnya padaaorta insuffiency(AI) ataupulmonal inssufisiency(PI) (3)Late diastolic murmur, misalnya pada mitral stenosis.



Suara napas adalah suara yg di hasilkan aliran udara yang masuk ke paru-paru pada waktu bernafas.pada pernapasan terjadi pusaran addies dan benturan turbulensi pada bronkus terjadi pusaran addies dan benturan terbulensi pada bronkus dan pusaran addies dan benturan turbulensi pada bronkus dan percabangan nya,getaran di hantarkan melalui lumen dan dinding bronkus. 



SUARA NAFAS NORMAL : a) Bronchial : sering juga disebut dengan “Tubular sound” karena suara ini dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring, dengan hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara kedua fase tersebut. Normal terdengar di atas trachea atau daerah suprasternal notch. b) Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular. Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi tertutup oleh dinding dada. c) Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.



 SUARA NAPAS TAMBAHAN/ABNORMAL : 1.Crackles Adalah bunyi yang berlainan, non kontinu akibat penundaan pembukaan kembali jalan napas yang menutup. Terdengar selama : inspirasi. Fine crackles / krekels halus Terdengar selama : akhir inspirasi. Karakter suara : meletup, terpatah-patah. Penyebab : udara melewati daerah yang lembab di alveoli atau bronchioles / penutupan jalan napas kecil. Suara seperti rambut yang digesekkan. Krekels kasar



Terdengar selama : ekspirasi. Karakter suara : parau, basah, lemah, kasar, suara gesekan terpotong. Penyebab : terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar. Mungkin akan berubah ketika klien batuk. 2. Wheezing (mengi) Adalah bunyi seperti bersiul, kontinu, yang durasinya lebih lama dari krekels. Terdengar selama : inspirasi dan ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat ekspirasi. Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yang menyempit/tersumbat sebagian. Dapat dihilangkan dengan batuk. Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara melalui jalan nafas yang menyempit (seperti pada asma dan bronchitis kronik). Wheezing dapat terjadi oleh karena perubahan temperature, allergen, latihan jasmani, dan bahan iritan terhadap bronkus. 3. Ronchi Adalah bunyi gaduh yang dalam. Terdengar selama : ekspirasi. Penyebab : gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas. Obstruksi : sumbatan akibat sekresi, odema, atau tumor. Contoh : suara ngorok. Ronchi kering : suatu bunyi tambahan yang terdengar kontinyu terutama waktu ekspirasi disertai adanya mucus/secret pada bronkus. Ada yang high pitch (menciut) misalnya pada asma dan low pitch oleh karena secret yang meningkat pada bronkus yang besar yang dapat juga terdengar waktu inspirasi. Ronchi basah (krepitasi) : bunyi tambahan yang terdengar tidak kontinyu pada waktu inspirasi seperti bunyi ranting kering yang terbakar, disebabkan oleh secret di dalam alveoli atau bronkiolus. Ronki basah dapat halus, sedang, dan kasar. Ronki halus dan sedang dapat disebabkan cairan di alveoli misalnya pada pneumonia dan edema paru, sedangkan ronki kasar misalnya pada bronkiekstatis. Perbedaan ronchi dan mengi. Mengi berasal dari bronki dan bronkiolus yang lebih kecil salurannya, terdengar bersuara tinggi dan bersiul. Biasanya terdengar jelas pada pasien asma. Ronchi berasal dari bronki dan bronkiolus yang lebih besar salurannya, mempunyai suara yang rendah, sonor. Biasanya terdengar jelas pada orang ngorok. 4. Pleural friction rub Adalah suara tambahan yang timbul akibat terjadinya peradangan pada pleura sehingga permukaan pleura menjadi kasar.



Karakter suara : kasar, berciut, disertai keluhan nyeri pleura. Terdengar selama : akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi. Tidak dapat dihilangkan dengan dibatukkan. Terdengar sangat baik pada permukaan anterior lateral bawah toraks. Terdengar seperti bunyi gesekan jari tangan dengan kuat di dekat telinga, jelas terdengar pada akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi, dan biasanya disertai juga dengan keluhan nyeri pleura. Bunyi ini dapat menghilang ketika nafas ditahan. Sering didapatkan pada pneumonia, infark paru, dan tuberculosis.



C. Alat dan Bahan -



Alat 1. Stetoskop



-



Bahan 1. Alkohol 70 % 2. Phantom suara dalam 3. 1 probandus



D. Cara Kerja I.



Mendengarkan Suara Jantung 1) Dibersihkan bagian stetoskop yang akan dipasang di telinga dengan alkohol 70%, dibiarkan kering dulu, kemudian dipasang dengan cara pemasangan yang benar 2) Ditempelkan bel stetoskop pada dada subyek, pada ruang sela iga 5 di sebelah kiri sternum dekat puting susu kiri. Daerah ini merupakan daerah untuk mendengarkan katup mitral dengan baik. Didengarkan baik-baik suara jantung, dimana suara pertama lebih panjang, lebih keras daripada suara kedua yang lebih pendek namun lebih nyaring. 3) Setelah mendengarkan beberapa menit, coba dihitung waktu istirahat antara suara kedua dari satu denyut jantung dan suara pertama dari denyut jantung berikutnya. Dicatat hasilnya dalam detik. Bagaimana interval waktu ini bila dibandingkan dengan interval waktu antara suara pertama dan kedua dari suatu denyut jantung tunggal. 4) Sekarang dilakukan pengamatan pada katup semilunar. Untuk mendengarkan katup semilunar aortik lebih jelas, ditempelkan bel stetoskop pada ruang sela iga ke 2, tepat di kanan sternum. Bila sudah didengarkan oleh Anda, subyek diminta menarik nafas dalam-dalam dengan pelan. Kemudian dipindahkan stetoskop secara horizontal ke kiri sternum untuk mendengarkan katup pulmonari. Untuk mendengar suara dalam abnormal lebih jelas digunakan phantom suara dalam.



II.



Mendengar suara pernafasan 1) Probandus di suruh tidur terlentang dengan tenangmdan kancing baju / pakaiaan atas di buka. 2) Dengan stetoskop kita dengarkan suara-suara pernapasan normal pada lokasi seperti di bawah ini : a. suara penapasan vesiculair suara pernapasan yang terdengar sebagian besar di atas jaringan paruparu b. suara pernapasan broncial suara pernapasan normal terdapat pada daerah trachae bronchi yang besar dekat hilus pulmonalis c. suara pernapasan bronchial vesiculair suara campumpuran antara bronchi dan suati vesiculair kombinasi. Untuk mendengar suara nafas tambahan abnormal digunakan phantom suara dalam.



E. Data Pengamatan 1. Mendengarkan Suara Jantung Tempat: laboratorium terpadu poltekkes (26/09/2019)



2.



Model (orang percobaan)



Perlakuan Lup-dup



Waktu (detik) 00: 41



M. Devid



Dup-lup



00: 63



Laki-laki



Lup-lup



00 : 98



19 tahun



Dup-dup



01 : 17



Mendengarkan Suara Nafas



Tempat pelaksanaan : laboratorium terpadu (26/09/2019) Orang percobaan



M.Devid Usia 19 th 65 kg, 165 cm



Suara pernafasan normal



Inspirasi



Ekspirasi



Bronchial



Lebih besar



Lebih kecil



Bronchovesikular



Lebih besar



Lebih kecil



Vesikuler



Lebih besar



Lebih kecil



Untuk suara tambahan abnormal dapat didengarkan pada phantom suara dalam untuk hasil yang lebih jelas. Suara yang terdengar crackel, wheezing, ronchi, dan pleural friction rub. F. Analisis Data 1. Mendengarkan Suara Jantung Praktikum kali praktikan mengamati suara jantung dengan cara mendengarkan suara detak yang berbunyi lup dan dup, serta mengukur waktu antara lup ke dup, dup ke lup, lup ke lup, dan dup ke dup. Subjek yang diamati berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh waktu lup ke dup adalah 0,41 detik. Waktu dup ke lup adalah 0,63 detik. Waktu lup ke lup adalah 0,98 detik. Sedangkan waktu untuk jarak dup ke dup adalah 1,17. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa waktu lup ke dup, dup ke lup, lup ke lup, dan dup ke dup berbeda pada waktu. Dari phantom suara dalam suara yang terdengar murmur dll 2. Menderngarkan suara nafas Langkah awal yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah menyiapkan stetoskop,lalu probandus disuruh tidur terlentang buka kancing baju atas lalu tempelkan stetoskop pada dada untuk mengetaui suara napas vesiculair lalu dengarkan pada saat inspirasi jadi probandus disuruh untuk menarik napas untuk mendengarkan suara napas ini. lalu suara napas bronchial lalu tempelkan stetoskop diletakkan pada bagian dada bawah.pada saat mendengarkan suara napas bronchial ini sebaiknya probandus pd saat ekspirasi( mengeluarkan napas) karena suara napas bronchial akan terdengar lebih keras pd saat ekspirasi,kemudiaan yg terakhir adalah suara pernapasan broncho vesiculair suara ini terdengar lembut pada pulmo apek sebelah kanan. Pemeriksaan diawali dengan mengecek suara pernapasan vesiculair .merupakan suara pernapasan normal yg paling umum dan teerdengar hampir semua permukaan paruparu,suaranya lembut dan peteh rendah,suara inspirasi lebih panjang /besar di banding suara ekspirasi yg lebih kecil,suara vesiculair bisa terdengar lebih besar apabila ada vensilasi yg cpt dan dalam (misalnya setelah berolahraga)atau pada anak-anak yang memiliki dinding dada yang lebih tipis suara vesiculair jg bisa lebih lembut jika probandus gemuk. Kemudiaan di anjutkan dengan memeriksa suara pernapasan bronchial suara bronchial sangat nyaring,piteh tinggi dan suara terdengar lebih dekat dgn stetoskop terdapat gabungan antara fase inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan dan suara ekspirasi terdengar lebih lama di bandingkan suara inspirasi. Setelah itu yang teakhir kita pemeriksa suara pernapasan bronchovesicular,merupakan suara pernapasan yg tingkat intensita dan pitehnya sedang,inspirasi dan ekspirasinya sma panjang tetapi suara inspirasi lebih besar di bandingkan saat ekspirasi (lebih kecil ),pada saat inspirasi dan ekspirasi pada percobaan ini merupakan respirasi dada karena mengukur perubahan ukuran dada ketika melakukan proses inspirasi dan ekspirasi proses inspirasi dan ekspirasi,pd percobaan ini dilakukan pengukuran pada dada tepat didaerah axila dan xipholid (daerah lurus dgn ketiak)mata hsl yang dapat pada ukuran dada ketika melakukan inspirasi lebih besar dari pada ekspirasi,hal ini di sebabkan oleh proses inspirasi dan ekspirasi itu



sendiri.pd proses inspirasi dan ekspirasi komponen organ yg terlihat sama tetapi berbeda pd komponen organ yg berbeda. Proses inspirasi merupakan proses memasukkan udara kedalam tubuh fase ini berupa berkontraksinya otot antara tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi lebih kecil dari pada tekanan di luar yang kaya oksigen masuk kedalam tubuh ketika memasukkan udara dalam tubuh rongga dada membesar tulang rusuk tertarik keatas dan otot diafragma lurus.sedangkan pad proses eksirasi merupakan proses mengeluarkan udara dr dalam tubuh.



G. Pembahasan 1. Mendengarkan Suara Jantung Mendengarkan suara dalam tubuh dengan menggunakan stetoskop disebut juga auskultasi (Guyton, 2006). Suara denyut jantung yang dating terutama dari bergejolaknya darah yang disebabkan oleh menutupnya katub-katub jantung. Selama setiap siklus jantung suara jantung yang dapat didengarkan dengan jelas adalah suara pertama yaitu “lup”, lebih keras dan sedikit lebih panjang dari suara kedua. Suara “lup” dihasilkan oleh gerak balik darah atau menutupnya katub atrio vascular segera setelah sistol ventrikel mulai. Suara kedua lebih pendek dan tidak sekeras suara pertama tetapi lebih jelas, terdengar “dub”. Suara “dub” ini akibat gerak balik darah yang menutup katub semilunar pada awal iastole semilunar (Guyton, 2006). Pada seseorang yang sedang istirahat, waktu antara suara jantung kedua dengan suara jantung yang pertama berikutnya kira-kira dua kali lebih lama dari pada waktu antara suara jantung pertama dan suara jantung kedua dalam satu siklus (Soewolo, 2005) Pada kegiatan praktikum yang dilakukan, suara pertama yang lebih panjang dan lebih keras adalah suara yang terdengar “lup”, dan suara kedua yang terdengar lebih jelas yaitu “dub”. Pada kegiatan penghitungan suara denyut jantung yang pertama dilakukan adalah menghitung jeda antara suara lup ke dup, dup ke lup lup ke lup dan dup ke dup dari jantung. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh waktu Lup ke Dup adalah 0,41 detik. Waktu Dup ke Lup adalah 0,63 detik. Waktu Lup ke Lup adalah 0,98 detik. Sedangkan waktu untuk jarak Dup ke Dup adalah 1,17 detik. Suara pertama (lup) menandakan katup atrio ventricular menutup sedangkan suara kedua (dup) mengasosiasikan katup semilunar tertutup. Berdasarkan siklus jantung, selama 0.1 detik atrium mengalami sistol, ini adalah saat semua darah yang tersisa dalam atrium dipaksa masuk ke dalam ventrikel. Kemudian 0.3 detik kemudian ventrikel yang mengalami sistol, ini adalah saat ventrikel memompa darah menuju arteri besar dan sisanya 0.4 detik atrium dan ventrikel mengalami iastole, disebut juga fase relaksasi, darah yang kembali dari vena besar mengalir ke atrium dan ventrikel (Soewolo, 2005).



Berdasarkan analisa data, telah diketahui bahwa pada praktikum mendengarkan suara jantung ini terdapat ketidak sesuaian dengan teori. Akan sesuai bila interval antara lup dan dup adalah kurang lebih 0.25-0.3 detik, sedangkan interval antara dup ke lup adalah 0.450.5 detik dan interval antara lup ke lup adalah penambahan dari interval lup ke dup dan dup ke lup sebesar 0,8 detik (Pococket al , 2006). Ketidak sesuaian ini dikarenakan praktikan kurang teliti dalam mendengarkan suara jantung, dan kurang cepatnya praktikan dalam menekan stopwatch menyebabkan ketidak tepatan dalam mengambil data. 2.



Mendengarkan suara nafas



Pernapasan normal adalah suara yang dihasilkan aliran udara yang masuk keluar paru-paru pada waktu pernapasan. suara napas ada 3 macam yaitu : 1) Suara pernapasan vasicular 2) Suara pernapasan bronchial 3) Suara pernapasan broncho vesiculair Pernafasan tambahan/abnormal adalah suara yang ada karena gangguan atau suatu patologis Suara nafas abnormal diantaranya : 1. 2. 3. 4.



Crackel Wheezing Ronchi Pleural friction rub



H. Simpulan 1. Mendengarkan suara jantung 1. Sistole adalah periode kontraksi ventrikel. Diastole adalah periode relaksasi ventrikel. Siklus jantung adalah terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastole (relaksasi dan pengisian jantung). 2. Suara pertama yaitu“ lup”, lebih keras dan sedikit lebih panjang dari suara kedua. Suara “lup” dihasilkan oleh gerak balik darah atau menutupnya katub atriovaskular segera setelah sistol ventrikel mulai. Suara kedua lebih pendek dan tidak sekeras suara pertama tetapi lebih jelas, terdengar “dub”. Suara “dub” ini akibat gerak balik darah yang menutup katub semilunar pada awal diastol semilunar. 3. Interval antara lup dan dup adalah kurang lebih 0.25- 0.3 detik, sedangkan interval antara dup ke lup adalah 0.45- 0.5 detik dan interval antara lup ke lup adalah penambahan dari interval lup ke dup dan dup ke lup sebesar 0,8 detik. 4. Suara jantung pertama (S1) dapat didengarkan pada ruang interkostal V sebelah kiri sternum di atas apeks jantung. Suara jantung ke dua (S2) dapat didengarkan pada ruang interkostal II sebelah kanan sternum. 5. Suara jantung tambahan/abnormal terdengar suara murmur diakibatkan karena adanya kelainan anatomis atau aliran darah 2. Mendengar suara nafas Bahwa suara Pernapasan normal adalah suara yang dihasilkan aliran udara yang masuk keluar paru-paru pada waktu pernapasan. suara napas ada 3 macam yaitu : 1.Suara pernapasan vasicular 2.Suara pernapasan bronchial 3.Suara pernapasan broncho vesiculair Dimana suara pernapasan bronchial lebih kuat dari pada pernapasan vesiculair,dan pernapasan vasiculair lebih kuat dr pd broncho vesiculair



I. Referensi ganong, William. 2001. Review of Medical Pghysiology. New York: Lange Medical Books Guyton, Arthur C. 2006. Textbook of medical physiology / Arthur C. Guyton, John E. Hall.— 11th ed. Guyton and Hall. 2007. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC. Kumboyono. 2012. Tekanan Darah Arteri. Available from: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/download/702/pdf (Online) diakses pada 28 September 2019



https://www.softilmu.com/2015/11/bunyi-jantung-utama-bunyi-tambahan-bisingjantung.html diakses pada 28 September 2019 Alvyanto.



2009.



Sistem



pernapasan



manusia,



[online].



http:



//alvyanto.



blogspot.com/2010/01/sistem-pernafasan-manusia.html. Diakses pada tanggal 29 september 2019 Mrwaldi. 2009. Sistem Respirasi Pada Manusia. [online]. http://doc/ 23376022/SistemPernafasan-Inspirasi-Dan-Ekspirasi. Diakses pada tanggal 29 september 2019 Buku petunjuk praktikum anatomi fisiologi manusia https://nishapramawaty.wordpress.com/2010/10/14/suara-napas-normal-danabnormal/ diakses pada 28 september 2019 https://www.academia.edu/6509603/Suara_nafas_normal diakses pada 28 september 2019



J. Lampiran