Laporan Praktikum Tes Kepribadian Fix Alhamdulillah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TES KEPRIBADIAN



Nama: Jannatul Firdaus Ahla Nim: 201510230311158



Dosen Pengampu: Zainul Anwar S.Psi Asisten: Rekyaning Adawiyah



Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 2017



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Tes Psikologi kepribadian yaitu membuat laporan individu hasil tes psikologi kepribadian kepada orang Banjar. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Tes Psikologi dan diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai tes psikologi kepribadian. Penulis meyakini dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dan menyempurnakan laporan ini. Terimakasih terucapkan oleh penulis kepada seluruh pihak yang menyediakan fasilitas dalam penyelesaian laporan ini. Terutama kepada bapak Zainul Anwar S.Psi selaku dosen mata kuliah Tes Psikologi kepribadian atas segala bimbingan, nasihat, dan kesabaran yang telah diberikan selama ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca umumnya. Namun penulis menyadari bahwa banyak kesalahan dalam laporan ini, maka penulis menerima kritik dan sarannya.



Malang,



23



Maret



2017



Jannatul Firdaus Ahla



2



Daftar Isi Kata Pengantar



ii



Daftar Isi



iii



A. Identitas diri testee



1



B. Hasil asesmen



1



i. Hasil observasi dan wawancara



1



ii. Interpretasi observasi dan wawancara



1



iii. Hasil tes



2



iv. Interpretasi hasil tes



4



C. Dinamika Kepribadian



4



D. Kesimpulan



8



E. Evaluasi kegiatan praktikum



8



Daftar Pustaka



9



Lampiran A. Data kasar dan lembar jawaban tes B. Riwayat hidup testee C. Inform Consent



3



A. Identitas Diri Testee Nama : FA Tempat, Tanggal Lahir : Banjarmasin, 4 Juni 1997 Suku Bangsa, Agama: Indonesia, Islam Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 19 tahun Alamat : Jl. M. Mahat Kasan RT. 35 No 1 kec. Banjarmasin Timur Kelurahan Kuripan Banjarmasin Pendidikan : Mahasiswa semester 4 Jurusan Akuntansi Tujuan Asesmen : Identifikasi kepribadian Tgl. Pengetesan : 21 Maret 2017 B. Hasil Asesmen i. Hasil observasi dan wawancara Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan hasil bahwa testee mengatakan berasal dari Banjarmasin dengan suara yang lantang. Testee juga bercerita bahwa ia tinggal di banjar sejak lahir, hanya saja saat ini ia merantau untuk sekolah SMA dan kuliah di Malang. Di Banjarmasin, testee tinggal bersama keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, dan adiknya. Saat ini ia kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang dengan mengambil jurusan Akuntansi. Sebelum kuliah di Malang, subjek mengatakan bahwasannya ia menempuh sekolah menengah akhir di SMA Boarding Al- IZZA Batu- Malang. Testee sudah akrab dengan tester sehingga testee merasa nyaman dan santai saat mengerjakan soal maupun saat wawancara. Testee juga menjawab dengan jelas semua pertanyaan yang diberikan tester. Testee menceritakan kegiatannya selain kuliah dan berorganisasi yaitu berjualan online. Saat mengerjakan soal, testee sempat meminta tester membacakan soal karena seringkali tertidur dan mengantuk. ii. Interpretasi observasi dan wawancara Interpretasi dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan yaitu testee adalah penduduk asli Banjarmasin yang tinggal sejak lahir disana bersama keluarganya tetapi hanya menempuh sekolah menengah pertama di Banjarmasin. Dalam pengerjaan soal subjek mengerjakan dengan santai dan seringkali mengantuk lalu tertidur saat mengerjakan soal. Namun, beberapa kali juga testee mengerjakan soal dengan fokus. Testee sempat meminta bantuan tester untuk di bacakan soal karena mengantuk, itu karena testee kelelahan seharian beraktifitas dan harus mengerjakan beberapa alat tes yang telah di sediakan.



1



iii.



Hasil tes a. Tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS) Need Dalam Kolom Kolom Kolom Angka Kategori EPPS (r) (c) (s) Skala Achievement 6 9 15 72 Rata-rata (ach) Deference (def) 3 3 6 6 Rendah Order (ord) 4 2 6 20 Rendah Exhibition (exh) 11 9 20 96 Tinggi Autonomy ( aut) 6 11 17 87 Tinggi Affiliation (aff) 14 8 22 90 Tinggi Intraception (int) 8 9 17 49 Rata-rata Succorance 6 6 12 51 Rata-rata (suc) Dominance 9 9 18 83 Tinggi (dom) Abasement 5 7 12 31 Rata-rata (aba) Nurturance (nur) 13 10 23 95 Tinggi Change (chg) 9 8 17 52 Rata-rata Endurance (end) 5 2 7 18 Rendah Heterosexuality 7 6 13 45 Rata-rata (het) Aggression (agg) 3 2 5 14 Rendah JUMLAH 109 101 210 KONSISTENSI 10 24 b. Tes DISC X Y Z R ± Total



+ 3 10 6 0 5 24 / 24



+



3 1 3 10 7 24 / 24



Balance 0 9 3 -10 12



2



c. Grafik d. Grafik GRAFIK



3



Graph I



Graph 2



Graph 3



4



S



D C



I S



Current Style : I



C



D



I



Pressure Style : I



S



C



D



I



I



Self Style :



5



iv.



Interpretasi hasil tes A. EPPS Pada aspek kali ini,subjek memiliki aspek kepribadian yang tinggi pada aspek Dominance (dom),Nurturance (nur), Affiliation (aff), Autonomy (aut), Exhibition (exh) 1. Need of Nurturance, yaitu kebutuhan untuk merawat orang lain, bersedia memberikan pertolongan kepada siapa yang pantas dan layak menerimanya. 2. Need of Exhibition, yaitu kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian atau menonjolkan diri. 3. Need of Dominance, yaitu kebutuhan untuk mengatasi / mempengaruhi orang lain, memerintah/ mengatur orang lain berlaku sebagai seorang pemimpin 4. Need of Affiliation, yaitu kebutuhan berinteraksi dengan orang lain, memberikan perhatian terhadap sesama. 5. Need of Autonomy, yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri dalam mengambil keputusan dan menghindari campur tangan orang lain. Dan subjek memiliki kepribadian rendah dalam aspek Deference (def), Order (ord), Endurance (end), Aggression (agg) 1. Need of Order yaitu kebutuhan untuk berbuat secara teratur dan rapi dengan suatu perencanaan sebelumnya 2. Need of Aggression, yaitu kebutuhan untuk menyerang pendapat orang lain yang berbeda/untuk suka mempermainkan orang lain. 3. Need of Deference, yaitu kebutuhan untuk menyuruh orang lain memutuskan sesuatu pendapat bagi dirinya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri, mengikuti tata cara atau norma. 4. Need of Endurance, yaitu kebutuhan akan keuletan, kegigihan, ketekunan dalam menyelesaikan pekerjaan/mengatasi rintangan-rintangan yang dihadapi. B. DISC Ketiga grafik subjek menunjukan aspek yang muncul adalah I yaitu Interpersonal. Dimana orang yang memiliki tipe kepribadian ini adalah orang yang senang berteman, suka menghibur orang lain dan bersifat sosial. Ketika dalam penyelesaian masalah atau mengerjakan sesuatu, subjek banyak mengandalkan keterampilan sosial. Orang dengan tipe kepribadian ini juga senang berpartisipasi dalam kelompok dan suka bekerja sama. Keterbukaan sikapnya membuat orang lain memandang dirinya sebagai pribadi yg gampang bergaul dan ramah.



C. Dinamika Kepribadian Bagi Murray yang paling penting dalam memahami orang adalah keseluruhan direksionalitas (directionally) atau orientasi tujuan dari aktivitas seseorang, apakah aktivitas itu bersifat internal (dalam pikiran), atau eksternal (dalam ucapan dan tindakan fisik). Perhatiannya kepada maksud dan tujuan orang membuat teori motivasi dari Murray menjadi sitem yang kompleks. Walaupun pada masa itu 6



ada kecenderungan memakai konsep yang jumlahnya kecil dalam menjelaskan motivasi (misalnya Adler hanya memakai perjuangan mencapai superioritas sebagai sumber motivasi), Murray justru menganggap perlu memakai konsep yang jumlahnya besar karena motivasi manusia sangat kompleks. Usahanya untuk memperoleh definisi empirik dari variabel-variabel motivasinya, menjadi pelopor dalam ranah motivasinya. Dari tiga konsep yang berhubungan dengan motivasi-konsep peredaan tegangan konsep kebutuhan, dan konsep tekanan-elaborasi Murray terpusat pada konsep kedua, yakni konsep kebutuhan (Alwisol, 2009). 



Peredaan Tegangan (Tension Reduction) Seperti Freud, secara umum Murray berpendapat bahwa manakala bangkit need, orang berada pada tension, dan kepuasan yang mereduksi tension. Secara bertahap bersama perkembangan anak, anak belajar memperhatikan objek dan melakuakan aksi yang di masa lalu dapat mereduksi tension. Murray menambahkan dua hal. Pertama, orang sering secara aktif berusaha mengembangkan atau meningkatkan tension dalam rangka meningkatkan kenikmatan yang mengikuti tension reduction. Kedua, pada jenis need tertentu, seperti hal yang terlibat dengan permainan drama atau aktivitas artistik, kesenangan yang membarengi kegiatan itu termasuk dalam pemuasan need: jadi kepuasan tidak hanya diperoleh dari tercapainya tujuan, tapi terlibat dalam suatu aktivitas, tidak peduli tension menjadi turun atau malahan naik, dapat memberi kepuasan.







Kebutuhan (Needs) Need adalah konstruk mengenai kekuatan di bagian otak yang mengorganisir berbagai proses seperti persepsi, berfikir dan berbuat untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. Need bisa dibangkitkan oleh proses internal, tetapi lebih dirangsang oleh faktor lingkungan. Biasanya need dibarengi dengan perasaan atau emosi khusus dan memiilki cara khusus untuk mengekspresikannya dalam mencari pemecahannya. Ada enam kriteria untuk dapat menyimpulkan adanya kebutuhan. Lima kriteria merupakan hasil pengamatan yang dilakuakan peneliti, sedang kriteria ke-enam membutuhkan partisipasi orang yang diamati: 1. Hasil akhir dari tingkah laku. 2. Pola-pola khusus dari tingkah laku. 3. Perhatian dan respon yang terjadi terhadap kelompok stimuli tertentu. 4. Ekspresi terhadap suasana emosi tertentu. 5. Ekspresi kepuasan atau ketidakpuasan pada hasil akhir. 6. Ungkapan atau laporan subyektif mengenai perasaan, maksud dan tujuan. Dengan memakai kriteria itu untuk meneliti sekelompok kecil subjek secara intensif, Murray menyimpulkan ada 20 kebutuhan yang penting. Dari 20 kebutuhan itu, 19 bersifat psychogenic, yakni kebutuhan yang kepuasannya tidak berhubungan dengan proses organik tertentu, sehingga dipandang sebagai kebutuhan murni 7



psikologikal. Satu kebutuhan, yakni kebutuhan seks bersifat fisiologik karena kepuasannya berhubungan dengan proses biologis seksual. Semua kebutuhan itu saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam berbagai cara. Ada kebutuhan tertentu yang membutuhkan kepuasan sebelum kebutuhan lainnya, misalnya orang harus terbebas dari sakit, lapar dan haus sebelum berusaha memuaskan kebutuhan memahami atau bermain. Ada kebutuhan yang berlawanan/konflik dengan kebutuhan lainnya, misalnya kebutuhan otonomi konflik dengan kebutuhan afiliasi. Ada kebutuhan yang cenderung bergabung dengan kebutuhan lain, misalnya agresi mungkin bergabung dengan dominan. Akhirnya kebutuhan juga mungkin menjadi bagian dari kebutuhan lain-beroperasi hanya untuk memudahkan lainnya, misalnya kebutuhan merendah mungkin melayani kebutuhan afiliasi. 



Tekanan (Press) Kalau kebutuhan merupakan penentu tingkah laku yang berasal dari dalam diri individu, tekanan adalah bentuk penentu tingkah laku yang berasal dari lingkungan. Suatu sifat atau ciri dari orang lain, objek, atau kondisi lingkungan yang membantu atau menghalangi orang menuju ke tujuan. Tekanan dari suatu objek (bisa berupa manusia, benda, atau situasi) adalah apa yang dapat dilakukan objek itu kepada subjek (penerima tekanan), suatu kekuatan yang dimiliki oleh objek untuk mempengaruhi subjek dengan cara tertentu. Variasi tekanan yang mengenai diri seseorang tak terhingga banyaknya, atau sama dengan jumlah peristiwa yang ditemui orang setiap saat. Murray menyebut berbagai tekanan terpenting yang biasanya dialami anak-anak. Ragam tekanan pada anak-anak mudah dikenali dan diklasifikasi karena variasi pengalaman anak yang masih sempit. Ada dua jenis tekanan; tekanan alfa (alfa press) yaitu kualitas lingkungan yang muncul dalam kenyataan dan tekanan beta (Beta Press) yaitu kualitas lingkungan sebagaimana teramati oleh individu. Misalnya sepasang suami istri sepulang kerja, suaminya menceritakan rapat yang sangat menekan dengan pimpinannya. Dia melihat isterinya tidak memperhatikannya dan menyimpulkan isterinya tidak mendukung masalahnya, itulah tekanan beta. Kenyataannya, Isteri yang memang hanya mendengar sepintas, bukan karena dia tidak memperhatikan suaminya tetapi karena terfikir dengan pengumuman di pagi hari oleh prseiden perusahaannya bahwa dirinya dan sejawat eksekutif lainnya akan kena potongan gaji. Pasangan itu sebelumnya sudah pernah menjumlah pendapatan berdua mereka untuk memungkinkan suami mendirikan perusahaan sendiri, dan isteri itu takut memberi berita baru yang buruk kepada suaminya. Isteri perhatiannya terpecah, itulah tekanan alfa dalam suasana itu, yang ditangkap suami menjadi tekanan beta: tidak mendukung.







Disposisi Tematis: Integrasi Kebutuhan Pada dasarnya kebutuhan-kebutuhan tidak mempunyai hubungan langsung dengan objek-objek tertentu di lingkungan, 8



namun melalui pengalaman individu kemudian menghubungkan kebutuhan-kebutuhan dari dalam itu dengan objek tertentu. Hubungan yang dipelajari melalui pengalaman itu mencakup pilihan objek, respon terhadap objek, dan sarana atau proses untuk mendekati atau menjauhi suatu objek. Keadaan inilah yang oleh Murray disebut Integrasi kebutuhan (need integrate) yakni kesatuan antara kebutuhan dengan gambaran atau pikiran tentang objek yang ada di lingkungan, beserta tindakan-tindakan instrumentalnya. Integrasi tematis adalah disposisi tematis-kebutuhan untuk mengadakan bentuk interaksi tertentu dengan objek atau orang tertentu. Konsep ini mungkin menggabungkan minat-sikap-asosiasi menjadi satu kesatuan disposisi. Secara bersama-sama, ketiganya berpengaruh luas dan mendalam terhadap tingkah laku, mencakup pilihan prioritas kebutuhan, perasaan, pola pikiran dan imajinasi, sehingga tingkah laku yang timbul menjadi sangat khusus. 



Kunci ke Keunikan: Kesatuan Tema Kesatuan tema adalah tema yang sering muncul, sehingga dapat menjadi kunci untuk memahami keunikan pribadi. Uniti tema merupakan campuran (yang berlangsung tak sadar) antara beberapa kebutuhan kuat yang berhubungan dengan tekanan yang muncul pada peristiwa khusus pada masa awal anak-anak. Kebutuhankebutuhan yang bercampur mungkin saling bertentangan, dan peristiwa di masa anak-anak itu mungkin menyenangkan atau sebaliknya, traumatik. Apapun tema campuran yang terjadi, akan cenderung sering muncul sepanjang hidup orang itu. Kesatuan tema beroperasi secara tidak sadar, akan mempengaruhi seluruh tingkah laku individu, sehingga individu itu menjadi pribadi yang unik. Kalau disposisi tematis hanya memberi arahan perasaan, pikiran, dan tingkah laku orang, tidak peduli latar belakang kebutuhan dan tekanan yang dirasakannya. Misalnya seorang remaja memiliki kesatuan tema “kekurangan yang membuatnya menjadi agresif mencari kepuasan”. Ibu remaja itu ternyata invalid dan meninggal ketika dia masih kecil. Remaja itu takut dan membenci ayahnya yang tidak berhasil, tidak menunjukkan kasih sayang kepada anaknya, dan selalu meremehkan pendidikan sekolahnya. Remaja itu memutuskan untuk kuliah dan menjadi insinyur. Penelitian mendalam (termasuk memakai TAT) menunjukkan remaja itu dalam perasaan tak sadarnya merasa sangat kekurangan dan sangat membutuhkan bantuan, serta kebutuhan yang kuat untuk memperoleh apa yang diingkarinya. Perasaan yang tidak disadari itu mempengaruhi seluruh tingkah lakunya.







Arah tingkah laku: Nilai dan Vektor Skema nilai dan vektor merupakan gambaran akhir dari tingkah laku bertujuan dalam teori Murray. Menurutnya, apapun yang dilakukan orang, itu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan akhir yang dikehendaki (dikendeaki untuk diperoleh atau dihindari). Nilai 9



suatu tingkah laku adalah muatan tujuan akhir yang ada pada tingkah laku itu. Tujuan hidup manusia yang tidak terhingga banyaknya, oleh murray diklasifikasikan menjadi 7 nilai (menurutnya masih belum lengkap, masih mungkin ditambah), yakni: body (kenyamanan fisik), property (kekayaan), otoritas (kekuasaan), afiliasi (afeksi interpersonal), ilmiah (ilmu pengetahuan), estetik (keindahan), dan idiolologi (sistem nilai, filsafat, agama). Vektor merupakan kecenderungan bertindak, taraf umum pilihan jenis tingkah laku dari berbagai prosiding: tingkah laku yang terus menerus dipakai, tidak peduli apa prosidingnya. Organism merupakan repertoire tingkah laku yang jumlahnya tidak terbatas, yang oleh Murray dikelompokkan menjadi 11 vektor. Seperti pada nilai, alisis mengenai vector-vektor ini adalah: rejeksi (menolak), resepsi (menyerap), akuisisi (berusaha memperoleh), konstruksi (membangun), konservaso (memelihara), ekspresi (menyatakan diri), transmisi (menyampaikan), ekspulasi (menyaring), destruksi (menyerang), dependansi (bertahan), dan avoidan (menghindar). 



Regnan (Regnancy): Dasar Fisiologik Tingkah Laku Regnan adalah variabel fisiologik yang menyokong semua fenomena psikologis, berujud proses yang saling tergantung yang merupakan konfigurasi-konfigurasi dominan dalam otak yang mengatur dan mengorganisir tingkah laku (regnancy berasal dari regnare, yang arti dari bahasa latinnya adalah memerintah). Dalam mendefinisi kepribadian, Murray menekankan pentingnya prosen fisiologis atau neurologis dalam pengaturan tingkah laku. Proses itulah yang dinamakan regran. Proses fisik dalam otak itu masih belum ditemukan rumusnya, dan tidak diharapkan bakal ditemukan dalam waktu dekat. Murray mengatakan, bahwa semua proses sadar bersifat regnan, tetapi tidak semua regnan merupakan proses sadar. Artinya, semua event psikologik atau proses yang disadari seseorang merupakan bagaian dari proses fisiologik, tetapi tidak semua proses fisiologik muncul dalam kesadaran. Banyak regnan yang prosesnya tanpa disadari. D. Kesimpulan Dari hasil tes di atas dapat di simpulkan bahwa subjek termasuk orang yang senang berteman, suka menghibur orang lain, bersifat sosial dan mudah berteman dengan siapa saja. Subjek memiliki kepercayaan diri yang tinggi, mampu mengajak orang lain atau pandai promosi, mandiri dalam memutuskan pilihannya, tetapi subjek di harapkan semakin rajin lagi dalam menjalani tugas-tugasnya, melaksanakan segala sesuatunya dengan teratur sesuai dengan perencanaan sebelumnya. E. Evaluasi Kegiatan Praktikum  Selama kegiatan tes, subjek seringkali tertidur sehingga waktu pengerjaan habis. Dan juga saat pengerjaan subjek seringkali mengantuk sehingga hasil tes bisa jadi bias karena subjek kurang fokus akibat mengantuk.



10







Subjek sempat meminta bantuan tester untuk membacakan buku soal karena sudah tidak tahan dengan ngantuk dan takutnya nanti subjek malah tertidur lagi.



DAFTAR PUSTAKA



Alwisol, 2009, Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press. Anastasi, A., & Susana, U. 2007. Tes Psikologi. Jakarta: Indeks. Feist, J., & Feist, G. J. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika. Kuntjojo. 2009. Psikologi Kepribadian. Pendidikan Bimbingan dan Konseling : Universitas Nusantara PGRI Kediri. Prasetyono, Dwi Sunar. 2013. Ragam Tes Psikologi. Yogyakarta: DIVA Press. Suryabrata, S. 2005. Psikologi Kepribadian. Jakarta: CV Rajawali.



11