Laporan Puskesmas Padang Bulan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar bagi setiap manusia, seperti yang tercantum dalam UU kesehatan No. 36 2009 bahwa kesehatan merupaka hak azasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam rangka mewujudkan Milenium Development Gold’s 2015, di harapkan masyarakat Indonesia ikut berperan aktif dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan yang optiamal. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan dukungan masyarakat dan mendorong ke arah kemandirian dalam memecahkan masalah bagian integral dari pembangunan nasiaonal. Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan suatu organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan yang optimal dalam suatu wilayah kerja tertentu yang berupa tugas-tugas pokok. Seiring dengan semangat otonomi daerah, daerah juga diberi kewenangan untuk menyelenggarakan kegiatan birokrasi, adminitrasi dan ekonomi serta juga termasuk program kesehatan didalamnya, seperti program pemerintah kota Medan dengan pemberian obat-obatan gratis di Puskesmas (Depkes RI). Demi tercapainya program praktek belajar lapangan state puskesmas ini maka mahasiswa ners stikes flora melakasanakan praktek belajar di Puskesmas Padang Bulan mulai tanggal 14 januari s/d 3 february 2019 untuk mengidentifikasi dan menilai ke efektifan program Puskesmas. Melakukan pengamatan langsung dilapangan dan ikut serta dalam pelayanan kesehatan. 2. Tujuan praktek lapangan 1. Tujuan Umum A. Untuk mengetahui program kerja Puskesmas di masyarakat. B. Untuk mengetahui struktur organisasi Puskesmas serta program dari masingmasing unit yang ada. 2. Tujuan Khusus A. Untuk mengetahui program wajib dan perkembangan Puskesmas ( khususnya Puskesmas Padang Bulan ). B. Untuk mengetahui sejauh mana program-program tersebut telah berjalan melalui data-data yang tersedia di Puskesmas tersebut.



1



C. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang sering di jumpai dalam melaksanakan program yang ada di Puskesmas tersebut D. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang dijumpai diwilayah kerja Puskesmas Padang Bulan 3. Manfaat 3.1.Bagi Pihak Mahasiswa a. Mahasiswa dapat mengenal dunia lapangan kerja yang sebenarnya b. Sebagai tambahan wawasan dan pengalaman kepada mahasiswa dalam memasuki lapangan kerja c. Meningkatkan keterampilan dengan membentuk kemampuan mahasiswa untuk bekal memasuki lapangan kerja d. Menumbuhkan sikap profesioanal yang diperlukan bagi seorang mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja 3.2.Bagi Pihak Institusi Dalam melaksanakannya PKL ini pihak kampus akan memperoleh masukan dari mahasiswa guna memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. 3.3.Bagi Pihak Puskesmas Dengan adanya PKL, pihak Puskesmas dapat membentuk calon Ahli Perawat Profesional yang berpotensi dan lebih berkualitas. 4. Ruang Lingkup Waktu dan tempat untuk praktek belajar lapangan berlokasi di Puskesmas Padang Bulan Medan sejak tanggal 14 januari s/d 3 february 2019



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Puskesmas 2.1.1 Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk usahausaha kegiatan pokok. Puskesmas unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.Yang dimaksud dengan Unit Pelayanan Teknis Dinas yang selanjutnya disebut UPTD, yakni unit organisasi di lingkungan dinas kota yang melakukan tugas teknis operasional.Yang dimaksud dengan pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pengertian pembangunan kesehatan juga meliputi pembangunan yang berwawasan kesehatan,pemberdayaan Kecamatan adalah batas wilayah kerja Puskesmas dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan. Dari uraian singkat diatas, jelas bahwa Puskesmas adalah satu satuan organisasi yang diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan tugas-tugas Operasional pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan. 2.1.2 Tujuan Puskesmas Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang : 1. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; 2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu 3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan 4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2.1.3 Fungsi Puskesmas Fungsi puskesmas ada 3, yaitu: pusat penggerak Pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan 3



lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta menduku ng pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari, Penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi : Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (privat goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya. Beberapa proses dalam melaksanakan fungsi tersebut yaitu merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya 4



yang ada secara efektif dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat, bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas. 2.2



Visi dan Misi Puskesmas UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Nasional Bangsa Indonesia adalah untuk menwujudkan kesejahteraan bangsa, dimana kesehatan merupakan aspek penting dalam menwujudkan kesejahteraan tersebut. Menurut Undang-undang No. 23 tahun 1992, SEHAT diartikan sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan visi yang ingin dicapai dari pembangunan kesehatan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang yaitu Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan Salah satu cara perwujudannya yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai dan menyeluruh bagi masyarakat. 2.2.1 Visi Puskesmas Pembangunan kesehatan yang diselengarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya.Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 Indikator yaitu: 1. Indikator Lingkungan sehat 2. Indikator Prilaku sehat 3. Indikator Pelayanan Kesehatan yang Bermutu 4. Indikator Derajat Kesehatan yang Optimal 2.2.2 Misi Puskesmas Misi Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah : 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani 5



2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin upaya kesehatan yang paripurna,merata,,bermutu dan berkeadilan 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik 2.3



Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas 2.3.1 Azas Penyelenggaraan Puskesmas Azas penyelengaraan Puskesmas yang dimaksud adalah : 1. Azas pertanggung jawaban wilayah Puskesmas harus bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, dengan kegiatan antara lain: a. menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat Kecamatan sehingga berwawasan kesehatan b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya. d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya. 2. Azas Pemberdayaan Masyarakat Puskesmas wajib memperdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas dengan kegiatan antara lain: a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Bahagia (BKB). b. Upaya Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD). c. Upaya Perbaikan Gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi. d. Upaya Kesehatan Sekolah : Dokter Kecil, Penyertaan guru dan orang tua / wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). e. Upaya Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai air (Pokmair), Desa Percontohan Keehatan Lingkungan (DPKL). f. Upaya Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, Panti Wreda. g. Upaya Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK). h. Upaya Kesehatan Jiwa : Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat



6



i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional : Taman Obat Keluarga (TOGA). j. Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (inovatif) : Dana Sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Mobilitas Dana Keagamaan. 3. Azas Keterpaduan Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya harus melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, bermitra dengan BPKM / BPP dan organisasi masyarakat lainnya, berkoordinasi dengan lintas sektoral dan lintas program, agar terjadi perpaduan kegiatan di lapangan sehingga lebih berhasil guna dan berdaya guna. 4. AzasRujukan Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama, yang bila tidak mampu mengatasi masalah karena berbagai keterbatasan, bisa melakukan rujukan baik secara vertikal ke tingkat yang lebih tinggi, atau secara horizontal ke Puskesmas lainnya. Ada 2 macam rujukan di Puskesmas : 1) Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan. 2) Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat. 2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas Dalam mencapai Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan tersebut di kelompokkan menjadi 2 yaitu : 1. Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap Puskesmas.Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: A. Upaya Promosi Kesehatan B. Upaya Kesehatan Lingkungan C. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana D. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat E. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular F. Upaya Pengobatan G. Upaya Pencatatan dan Pelaporan



7



2. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni : A. Upaya Kesehatan Sekolah B. Upaya Kesehatan Olahraga C. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat D. Upaya Kesehatan Kerja E. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut F. Upaya Kesehatan Jiwa G. Upaya Kesehatan Mata H. Upaya Kesehatan Usia Lanjut I. Upaya pembinaan Pengobatan Tradisional 2.4



Program Kerja Puskesmas Pada Puskesmas yang sempurna usaha-usaha pokok atau Basic Health Service yang dilakukan ada 18 program seperti tercantum dalam Program Kesehatan Nasional, yaitu : 1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2. Keluarga Berencana (KB) 3. Usaha Peningkatan Gizi 4. Kesehatan Lingkungan 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan 7. Perawatan Kesehatan Masyarakat 8. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 9. Kesehatan Olah Raga 10. Kesehatan Kerja 11. Kesehatan Gigi dan Mulut 12. Kesehatan Jiwa 13. Kesehatan Mata 14. Laboratorium Sederhana 15. Kesehatan Masyarakat 16. Perawatan Lanjut Usia 17. Pengobatan Tradisional (BATRA) 18. Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan



8



BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN 3.1



Sejarah Singkat Puskesmas Padang Bulan



UPT Puskesmas Padang Bulan mulai dibangun pada tahun 1968 dengan Peletakan Batu Pertama dilakukan oleh Pangdam I / Bukit Barisan yaitu Bapak Sarwo Edhi Wibowo (Brigjen TNI). Puskesmas Padang Bulan kemudian selesai dibangun pada tanggal 20 Juli 1968. 3.2 Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan UPT Puskesmas Padang Bulan terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru dengan Luas Wilayah 540 Ha. Wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan meliputi 6 Kelurahan dengan 64 Lingkungan, yaitu : 1. Petisah Hulu, dengan luas 62 Ha (12 Lingkungan) 2. Babura, dengan luas 79 Ha (13 Lingkungan) 3. Merdeka, dengan luas 98 Ha (13 Lingkungan) 4. Darat, dengan luas 28 Ha (4 Lingkungan) 5. Padang Bulan, dengan luas 168 Ha (12 Lingkungan) 6. Titi Rantai, dengan luas 106 Ha (10 Lingkungan 3.3 Data Wilayah / Geografis Puskesmas Padang Bulan Wilayah UPT Puskesmas Padang Bulan memiliki batas wilayah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.



Utara Selatan Timur Barat



: Kecamatan Medan Petisah : Kecamatan Medan Selayang : Kecamatan Medan Polonia : Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Selayang



9



Secara demografis, penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan adalah 44.432 jiwa yang terdiri dari laki-laki 20.756 jiwa dan perempuan 23.676 jiwa.



10



3.4



Data Kependudukan / Demografi Puskesmas Padang Bulan Tabel 2.1 Distribusi Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Baru Tahun 2017 Jumlah Penduduk (Jiwa)



Jumlah



Jumlah



Kelurahan



Kepadatan Penduduk



Lk



Pr



Jumlah



Lingkungan



KK



Petisah Hulu



2.419



2.415



4.834



12



1.202



7.797



Babura



3.697



3.405



7.102



13



1.814



8.990



Merdeka



4.078



4.023



8.101



13



2.189



8.266



Darat



1.014



953



1.967



4



534



7.025



Padang Bulan



4.452



4.868



9.320



12



2.980



5.548



Titi Rantai



4.375



4.861



9.236



10



2.352



8.713



Jumlah



20.035



20.525



40.560



64



11.071



7.497



(per km2)



Tabel 2.2 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017



NO



KELOMPOK UMUR (TAHUN)



JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI



PEREMPUAN



JUMLAH



1



0-4



1.847



1.777



3.624



2



5-9



1.843



1.761



3.604



3



10 - 14



1.722



1.638



3.360



4



15 - 19



1.935



2.000



3.935



5



20- 24



2.236



2.355



4.591



11



6



25 - 29



1.782



1.808



3.590



7



30 - 34



1.584



1.647



3.231



8



35 - 39



1.472



1.548



3.020



9



40 - 44



1.352



1.396



2.748



10



45 - 49



1.168



1.214



2.382



11



50 - 54



990



1.052



2.042



12



55 - 59



822



857



1.679



13



60 - 64



595



607



1.202



14



65 - 69



345



385



730



15



70 - 74



202



251



453



16



75+



140



229



369



20.035



20.525



40.560



JUMLAH



Bangunan Puskesmas Padang Bulan belum seluruhnya memenuhi standar Permenkes No. 75 Tahun 2014, dimana tidak terdapat lahan parkir, dan ruangan yang kurang luas sehingga menyulitkan untuk membuat arena bermain bagi anak, sehingga hal ini sangat menghambat proses pelayanan kesehatan, namun karena Letak Puskesmas Padang Bulan yang strategis yang berada di perkotaan kota medan sehingga mudah dijangkau dengan alat transportasi. Berikut ini gambar bangunan Puskesmas Padang Bulan dilihat dari tampilan depan, samping dan belakang.



12



Gambar 1. Tampak Depan UPT Puskesmas Padang Bu



Gambar 2. Tampak Samping UPT Puskesmas Padang Bulan.



13



3.5



Sarana Fisik Puskesmas Padang Bulan UPT Puskesmas Padang Bulan adalah bangunan yang memiliki 2 lantai, dimana lantai 1 difokuskan untuk pengobatan dasar dan rujukan. Sedangkan lantai 2 unit administrasi, aula dan konseling. Tabel 5.1 Fasilitas Gedung UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 No



Fasilitas Gedung



Jumlah



1



Ruang Kepala Puskesmas



1



2



Ruang Adminstrasi



1



3



Loket Pendaftaran



1



4



Ruang Tunggu Pasien



3



5



Ruang Pemeriksaan Umum



3



6



Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut



1



7



Ruang Periksa KIA/KB



1



8



Ruang Fisioterapi



1



9



Ruang Rujukan



1



10



Ruang Emergensi



1



11



Ruang Imunisasi



1



12



Klinik IMS / HIV



1



13



Ruang Konsultasi



1



14



Ruang Gizi



1



15



Laboratorium



2



16



Apotek



1



17



Gudang Obat



1



18



Gudang



2



14



19



Kamar Mandi



6



20



Ruang Shalat



1



21



Aula (Ruang Pertemuan)



1



1. Fasilitas Alat-alat Adapun peralatan yang dimiliki Puskesmas Rantang adalah : a. Alat-alat pemeriksaan pasien b. Alat-alat pertolongan persalinan c. Alat-alat suntik dan pertolongan P3K d. Timbangan bayi dan dewasa e. Satu set dental unit f. Lemari pendingin (pendingin vaksin) g. Alat-alat laboratorium 2. Fasilitas Administrasi a. Kartu berobat pasien/status b. Buku catatan pasien c. Kartu laporan d. Lemari/rak kartu e. Meja dan kursi f. Stempel g. Arsip komputer 3. Fasilitas Imunisasi a. Lemari pendingin b. Alat-alat imunisasi c. Vaksin (BCG, DPT-HB, Campak, DT, TT, Hepatitis



15



3.6



Tenaga Kesehatan Puskesmas Rantang UPT Puskesmas Padang Bulan memiliki 47 orang tenaga kesehatan baik medis, paramedis maupun non medis yang memadai, yang dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut Tabel 5.6 Tenaga Kesehatan UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 No



Tenaga Kesehatan



Jumlah



1



Jumlah Dokter Spesialis



1



2



Jumlah Dokter Umum



8



3



Jumlah Dokter Gigi



4



4



Jumlah Perawat



10



5



Jumlah Bidan



10



6



Jumlah Sarjana Non Medis (SKM)



3



7



Jumlah Petugas Sanitasi / Kesling



1



8



Jumlah Analis



3



9



Jumlah Nutrisionis



2



10



Jumlah Petugas Farmasi



3



11



Jumlah Petugas Fisioterapi



2



Jumlah



16



47



BAB IV UPAYA POKOK PUSKESMAS PADANG BULAN



4.1. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas di Kota Medan 4.1.1. Upaya Kesehatan Wajib Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap Puskesmas.Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan upaya penyelenggaraan kesehatan wajib Puskesmas ada 7 program wajib (basic seven) yaitu 1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan 7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan 4.1.2. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada, yaitu : 1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) 2. Upaya Kesehatan Olahraga 3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN) 4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK) 5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM) 6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ) 7. Upaya Kesehatan Mata (UKM) 8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut(USILA) 9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional(BATRA) 10. Laboratorium Sederhana 4.2. Program Pokok Puskesmas 4.2.1. Upaya Promosi Kesehatan Tujuan  Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan perilaku hidup sehat



17



 Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya-upaya kesehatan, serta ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan Posyandu. Kegiatan  Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di lingkungan wilayah kerja Puskesmas Amplas di dalam maupun di luar gedung berbentuk kegiatan: Posyandu, Posyandu lansia, Gizi, KB, Imunisasi dan lain-lain.  Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan membagikan brosur/leaflet info kesehatan 4.2.1.1.Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) Pengertian  Posyandu merupakan suatu wadah pusat kegiatan pemberian pelayanankesehatan dan KB yang terpadu tingkat desa. Sasaran  Bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS (Pasangan Usia subur). Tujuan  Mempercepat penurunan angka kematian bayi, Balita dan angka kelahiran  Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR  Mempercepat diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)  Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat  Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.  Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografi. Menurut tingkatnya Posyandu dibagi 4 strata: 1. Pratama, kegiatan Posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya, juga terbatas jumlah kader. 2. Madya, kegiatan Posyandu strata ini 8 (delapan) kali dalam setahun, mempunyai kader sebanyak 5 orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya dana sehat. 3. Purnama, kegiatan Posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan kader lebih dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat. 4. Mandiri, kegiatan Posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun jumlah kader lebih dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia untuk lebih dari 50% KK. 18



Pelayanan Posyandu dilakukan dengan pola 5 meja, yaitu : Meja I : Pendaftaran Meja II : Penimbangan Bayi dan Balita Meja III : Pengisian KMS Meja IV : Penyuluhan perorangan 1. Mengenai Balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang diikuti pemberian makanan, oralit dan vitamin A dosis tinggi. 2. Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI ekslusif dan P2P terhadap ibu hamil dan menyusui 3. Menjadi peserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.  Meja V : Pelayanan tenaga kerja profesional meliputi KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan setempat. 1.2.2. Upaya Kesehatan Lingkungan Sasaran  Daerah yang rawan air bersih  Daerah yang rawan penyakit menular  Daerah percontohan dan pemukiman baru  Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah, sekolah dan lain lain  Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan kotor. Kegiatan  Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat kesehatan  Higiene dan sanitasi tempat tinggal mencakup : 1. Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga 2. Mendata sarana air minum 3. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan 4. Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk kesehatan  Higiene dan sanitasi lingkungan, berupa pengawasan kesehatan tempat-tempat umum serta tempat pengolahan dan penyajiannya.  Melaksananakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)



19



4.2.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB 4.2.3.1.Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Pengertian KIA adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan Balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas, dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya. Sasaran  Ibu hamil, ibu bersalin, bayi, Balita, ibu nifasserta anak usia pra sekolah. Tujuan  Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu: timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet tambah darah, serta vitamin A.  Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan payudara, ASI ekslusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.  Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB  Membina Posyandu.  Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di Puskesmas.  Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok Pembina Kesehatan Ibu dan Anak).  Pemberian Imunisasi pada bayi, Balita, ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin. Kegiatan  Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui dan KB  Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit.  Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.  Imunisasi dasar dan revaksinasi.  Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare dengan pemberian cairan per oral.  Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak.  Bimbingan kesehatan jiwa anak.  Menjalankan kunjungan rumah.  Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.  Pelayanan Keluarga Berencana



20



4.2.3.2. Keluarga Berencana Pengertian  Keluarga berencana adalah penggunaan cara-cara mengatur kesuburan agar menjarangkan kelahiran selanjutnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sasaran  Pasangan usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui. Tujuan  Menaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam kelembagaan NKKBS. Kegiatan  Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha terpadu.  Memberikan layanan kotrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk Intra Uterine Device (IUD), pil, kondom, suntikan, kontrasepsi mantap (KONTAP), dan susuk.  Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos KB dan Posyandu.  Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivator KB.  Melayani konsultasi kemandulan dan konsultasi KONTAP.  Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan, dan tahunan.  Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha terpadu 4.2.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan komplit. Pada hakekatnya disebabkan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada. Penyakit – penyakit karena kurangnya gizi di Indonesia adalah defisiensi protein kalori, defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium. Beberapa Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat adalah : 1. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskemas 2. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita. 3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi vitamin A pada balita, juga diberikan pada ibu nifas. Vitamin A yang diberikan pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya yaitu :  Pada bayi umur 6 bulan s/d 11 bulan diberikan vitamin A dengan dosis 100.000 IU (kapsul biru).  Pada bayi umur 12 bulan s/d 5 tahun diberikan vitamin A dengan dosis 200.000 IU (kapsul merah). 4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui.



21



5.



Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayuran dan buah-buahan serta memelihara ternak terutama unggas.



4.2.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Dalam pencegahan penyakit menular, diberikan imunisasi dimana imunisasi adalah merupakan suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap penyakit tertentu. Sasaran Imunisasi  Yang menjadi sasaran imunisasi adalah bayi, balita, dan anak sekolah. Tujuan Imunisasi:  Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian  Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan pencegahan penyakit. Jenis-jenis Imunisasi:  BCG a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC pada anak. b. Cara pemberian, diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan sekali. c. Lokasi pemberian, pada lengan kanan atas dengan injeksi intrakutan, dosis 0,05 ml.  DPT a. Yang berguna untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus b. Cara pemberian, diberikan pada umur 2-11 bulan, diberikan 3 kali interval 4 minggu. c. Lokasi pemberian, pada paha bagian luar dengan injeksi intramuskular, dosis 0,5 ml.  Polio a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Polio. b. Cara pemberian, diberikan pada umur 0-11 bulan, diberikan 4 kali. c. Diberikan dengan dosis 2 tetes per oral.  Campak a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Campak. b. Cara emberian, diberikan pada umur 9-11 bulan, diberikan 1 kali. c. Lokasi pemberian pada lengan kiri dengan injeksi subkutan, dosis 0,5 ml.  Toxoid Tetanus a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. b. Cara pemberian, diberikan pada murid V SD, diberikan 2 kali dengan interval 4 minggu, dengan injeksi subkutan.  Hepatitis B



22



a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B. d. Cara pemberian, diberikan pada umur 2-11 bulan, diberikan 3 kali interval 4 minggu. e. Lokasi pemberian, pada paha bagian luar dengan injeksi intramuskular, dosis 0,5 ml. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Pengertian  Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan yang sakit, dari reservoir ataupun benda - benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke manusia yang sehat. Sasaran  Seluruh lapisan masyarakat. Tujuan  Mencegah terjangkitnya penyakit.  Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.  Menurunkan angka kematian dan kesakitan. Pemberantasan Penyakit Menular atau P2M dilaksanakan karena :  Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya: penyakit Campak,TB Paru.  Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan dengan higiene dan sanitasi, misalnya: Diare, Infeksi mata, Infeksi telinga dan Mastoid.  Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang penularannya melalui vektor, misalnya: Demam Berdarah.  Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang ditulari secara langsung, TB Paru, ISPA, Campak, Cacar air.  Kegiatan-kegiatan P2M berupa:  Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan.  Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di Puskesmas.  Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, Campak, Polio, DT dan TT.  Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan pemberantasan penyakit  Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.  Melaporkan penyakit menular.  Menemukan kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularannya.  Tindakan permulaan untuk menahan penjalarannya.  Menyembuhkan penderita hingga sehat.  Pemberian imunisasi.  Pemberantasan vektor nyamuk. 23



4.2.6. Upaya Pengobatan Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara kuratif melainkan juga memberikan pengertian tentang preventif terhadap penyakit. Di Puskesmas Amplas dilaksanakan pengobatan gratis untuk pengobatan dasar bagi pasien rawat jalan dan menolong penderita gawat darurat baik tindakan operasi terbatas maupun rawat inap sementara seperti kecelakaan lalu lintas, persalinan, dan lainlain.Pemeriksaan kesehatan masyarakat Puskesmas, kegiatan yang dilakukan meliputi:  Pemeriksaan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui apotik yang ada di Puskesmas.  Penyuluhan kepada pasien pada saat dilakukan pemeriksaan.  Mengirim penderita yang tidak mampu dan melanjutkan pengobatan setelah penderita dikembalikan. 4.2.7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan Tujuan  Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan  Untuk dipergunakan sebagai bahan dalam menyusun rencana kerja Pembagian 1. Pencatatan  Kegiatan Administrasi  Registrasi family folder  Registrasi kegiatan lain 2. Pelaporan  Laporan kejadian luar biasa  Laporan pencatatan jumlah penyakit dan pengunjung Puskesmas  Laporan kasus penyakit menular  Laporan kegiatan Puskesmas dan Posyandu  Laporan triwulan yaitu mencatat semua kegiatan Puskesmas dan rencana kerja selama triwulan  Laporan tahunan yaitu mencatat semua laporan dalam satu tahun yang diambil dari laporan bulanan  Laporan khusus berupa laporan kematian, penyakit dan obat



24



4.3. Program Kesehatan Pengembangan Puskesmas Padang bulan 4.3.1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah wadah belajar untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah maupun perguruan agama Tujuan Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya. Kegiatan UKS di Puskesmas Amplas antara lain :  Mendata jumlah sekolah dan murid sekolah  Melakukan pemeriksaan berkala ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas.  Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra atau ekstra kurikuler misalnya pelatihan dokter kecil dan dokter remaja.  Memberikan pelatihan Guru UKS serta pembinaan  Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi, kesehatan lingkungan, P2M, imunisasi, P3K, dll  Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja bulanan, triwulan dan tahunan. Kegiatan UKS di tingkat sekolah Dasar : 1. Penyuluhan mengenai: a. Cuci tangan yang benar b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat c. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan d. Pemberantasan Penyakit menular 2. Pembentukan dokter kecil Kegiatan UKS di tingkat SMP dan SMA : 1. Penyuluhan mengenai: a. HIV-AIDS b. Kesehatan Reproduksi c. Merokok dan Narkoba 2. Pembentukan dokter remaja



25



Sampai saat ini jumlah dokter remaja belum ada dikarenakan belum dilakukan pemilihan kepengurusan yang baru. 4.3.2. Upaya Kesehatan Olahraga Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada penunjang Puskesmas agar menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga juga dilakukan pendataan dan pembinaan kepada klub-klub olahraga yang ada di wilayah Puskesmas. Hasil upaya kesehatan olahraga belum ada dikarenakan pengumpulan data belum selesai dilakukan. 4.3.3 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat Tujuan 1.



Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien atau keluarganya di rumah pasien dengan mengikutsertakan masyarakat dan kelompok masyarakat disekitarnya. 2. Membantu keluarga dan masyarakat mengenal kebutuhan kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan mereka. 3. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya. Cara-cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan perorangan, perkelompok dan massal. Metode yang dilaksanakan yaitu bimbingan dan konseling, ceramah, diskusi kelompok, demostrasi, dll. Hasil upaya perawatan kesehatan masyarakat belum ada dikarenakan pengumpulan data belum selesai dilakukan. 4.3.4. Upaya Kesehatan Kerja Pengertian kesehatan kerja adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan kerja masyarakat baik dalam waktu sakit maupun sehat guna meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dan keluarannya. Sasaran Para pekerja dan keluarganya Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan tiap pekerja agar dapat menjalankan fungsinya seoptimal 4.3.5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut adalah bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan serta dapat diartikan pula kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat awam.Kegiatan-kegiatan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut yang dapat dilaksanakan: 26



 Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan pencabutan gigi.  Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan. Kegiatan yang dilakukan meliputi :  Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta rujukan penyuluhan kebersihan gigi pada pasien yang berobat di Puskesmas.  Usaha kesehatan gigi anak sekolah (UKGS).  Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) 4.3.6. Upaya Kesehatan Lanjut Usia Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan lanjut usia di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan lanjut usia yang dibagi dalam 8 kelompok utama di tiap lingkungan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya kesehatan lansia ini dilakukan pada posyandu lansia yang kegiatannya antara lain berupa : 1. Kegiatan Penyuluhan dan konseling 2. Pengukuran Antropometri 3. Pengukuran Tekanan Darah 4. Pengobatan dan rujukan 4.3.7. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Kegiatan  Pembinaan kepada masyarakat pengobat tradisional antara lain dukun beranak, dukun patah, dukun pijat, tukang jamu, dan lain-lain.  Memberikan penyuluhan tentang manfaat pekarangan untuk penanaman tanaman obat keluarga (TOGA) 4.3.8. Laboratorium Pelayanan laboratorium di Puskesmas Medan Padang Bulan belum terlaksana dengan baik.



27



BAB V SITUASI DERAJAT KESEHATAN



5.1.Angka Mortalitas Angka kematian masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dan dapat juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang dapat menjadi indikator pelayanan kesehatan adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Neonatal (AKN). 5.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB) Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk menentukan kesejahteraan masyarakat pada bidang kesehatan. Selain itu, program pembangunan kesehatan di Indonesia banyak menitikberatkan pada upaya penurunan AKB. Angka Kematian Bayi adalah jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Pada tahun 2017, Jumlah kematian Neonatal, bayi, balita tidak ada yang dilaporkan meninggal di UPT Puskesmas Padang Bulan. Namun pada tahun 2017, Diketahui jumlah Kelahiran di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan adalah 1.156 kelahiran hidup, dan dari 1.156 kelahiran hidup tidak ada (0) didapatkan kelahiran mati. Seperti dijelaskan dalam tabel 3.1 di bawah ini Tabel 3.1 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017 JUMLAH KELAHIRAN LAKI-LAKI



PEREMPUAN



Jumlah



NO KELURAHAN Hidup Mati 1



Petisah Hulu



44



0



Jlh 44



28



Hidup Mati 42



0



Jlh 42



Hidup Mati 86



0



Jlh 86



2



Babura



65



0



65



62



0



62



127



0



127



3



Merdeka



74



0



74



71



0



71



145



0



145



4



Darat



33



0



33



31



0



31



64



0



64



5



Padang Bulan



85



0



85



82



0



82



167



0



167



6



Titi Rantai



84



0



84



81



0



81



165



0



165



385



0



385



369



0



369



754



0



754



JUMLAH



5.1.2. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu termasuk salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat dan dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. AKI mengacu pada jumlah ibu yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganan (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidental) mulai dari masa kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Untuk tahun 2017, di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan tidak ditemukan kasus kematian ibu. 5.1.3. Angka Kematian Balita (AKABA) Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak –anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. Angka ini kerap dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk. Untuk tahun 2017, di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan tidak ditemukan kasus kematian balita. 5.2. Angka Morbilitas 5.2.1. Tuberkulosis Penemuan kasus Baru Tuberkulosis selama tahun 2017 di UPT Puskesmas Padang Bulan adalah sebesar 27 kasus baru, yang berasal dari kecamatan medan baru 16 kasus dan luar daerah sebanyak 11 kasus. Sedangkan jumlah keseluruhan kasus TB (baru dan lama) untuk tahun 2017 di UPT Puskesmas Padang Bulan adalah 63 orang. Untuk kasus TB anak usia 0-14 tahun ditemukan sebanyak 3 kasus.



c 29



No



Tabel 3.2 Penemuan Kasus BTA+ di UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 Jumlah Kasus Jumlah Seluruh Kasus TB Anak 0Baru BTA+ Kasus BTA+ 14 Tahun Kelurahan L P Jumlah L P Jumlah Jumlah



1



Petisah Hulu



0



1



1



2



3



5



0



2



Babura



1



0



1



3



3



6



0



3



Merdeka



0



0



0



7



1



8



0



4



Darat



1



0



1



2



1



3



0



5



Padang Bulan



6



3



9



15



16



31



0



6



Titi Rantai



1



3



4



6



6



12



0



7



Luar Wilayah



6



5



11



43



20



63



3



Jumlah



15



12



27



78



50



128



3



Dari Seluruh kasus BTA+ yang diobati, total angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap yang tercapai adalah 14,06 % dan 24,22 %. Seperti yang dijelaskan dalam tabel 3.3 di bawah ini : Tabel 3.3 Angka Kesembuhan dan Pengobatan TB Paru di UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017



N O



KELURA HAN



ANGKA KESEMBUHAN



BTA (+) DIOBAT I



L



P



ANGKA PENGOBATAN LENGKAP



L+P



L



P



L+P



L P











%







%







%







%







%







%



1



Petisah Hulu



2



3



5



0



0



1



33



1



20



1



50



1



33, 33



2



40



2



Babura



3



3



6



1



33



0



0



1



17



2



66, 67



2



66, 67



4



66, 67



30



3



Merdeka



7



1



8



0



0



0



0



0



0



4



57, 14



1 100



5



62, 50



4



Darat



2



1



3



1



50



0



0



1



33



1



50



1 100



2



66, 67



5



Padang Bulan



1 5



1 31 3 6



20



2



12, 50



5



16, 13



2



13, 33



1



6,2 5



3



9,6 8



6



Titi Rantai



6



6 12 1



17



3



50



4



33



2



33, 33



3



50



5



41, 67



7



Luar Wilayah



4 3



2 63 3 0



7



3



15



6



9,5 2



8



18, 60



2



10



1 0



15, 87



JUMLAH



7 8



5 12 9 0 8



11, 54



9



18



1 8



14, 06



2 0



25, 64



1 1



22



3 1



24, 22



5.2.2. Pneumonia Kasus pneumonia balita yang ditemukan di UPT Puskesmas Padang Bulan adalah 0 (nol) kasus, dari perkiraan penderita sebanyak 151 jiwa. Jumlah ini mengacu pada jumlah kasus di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan dan RS di wilayah kerja Puskesmas. Tabel 3.4 Penemuan Pneumonia Balita di UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 PNEUMONIA PADA BALITA



NO



JUMLAH BALITA



KELURAHAN



JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA



PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI



L



P



L+P



L



P



L+P



L



P



L+P



1



Petisah Hulu



44



42



86



4



4



9



0



0



0



2



Babura



65



62



127



7



6



13



0



0



0



3



Merdeka



74



71



145



7



7



15



0



0



0



31



4



Darat



33



31



64



3



3



6



0



0



0



5



Padang Bulan



85



82



167



9



8



17



0



0



0



6



Titi Rantai



84



81



165



8



8



17



0



0



0



7



RS/ SUMBER LAIN 385



369



754



39



37



75



0



0



0



738



1508



77



74



151



0



0



0



JUMLAH



770



5.2.3. IMS, HIV, dan AIDS Pada tahun 2017, jumlah pasien yang positif HIV, AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah 59 orang HIV, 4 orang AIDS dan 135 orang terjangkit sifilis. Tahun 2017 tidak ada kematian akibat AIDS. Seperti dijelaskan dalam tabel 3.5 di bawah ini



Tabel 3.5 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Sifilis di UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017



HIV NO



KEMATIAN AKIBAT AIDS



AIDS



KEL. UMUR



SYPHILIS



L



P L+P L P L+P



L



P



L+P



L



P



L+P



1



< 4 TAHUN



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



3



5 - 14 TAHUN



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



3



15 - 19 TAHUN



1



0



1



0



0



0



0



0



0



3



1



4



4



20 - 24 TAHUN



13 0



13



1



0



1



0



0



0



19



1



20



5



25 - 49 TAHUN



41 4



45



1



1



2



0



0



0



72



20



92



6



≥ 50 TAHUN



0



0



0



1



0



1



0



0



0



13



6



19



JUMLAH (KAB/KOTA) 55 4



59



3



1



4



0



0



0



107 28



135



32



5.2.4. Diare dan Kusta Kasus diare yang ditangani di UPT Puskesmas Padang Bulan selama tahun 2017 adalah sebanyak 493 kasus. Kasus kusta tidak dijumpai di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan. Seperti dijelaskan dalam tabel 3.6 dan tabel 3.7 di bawah ini Tabel 3.6 Jumlah Kasus Diare yang Ditangani di UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 DIARE DITANGANI NO



KELURAHAN



L



P



L+P



JUMLAH



%



JUMLAH



%



JUMLAH



%



1



Petisah Hulu



20



15,31



32



24,54



52



19,9



2



Babura



19



9,52



22



11,96



41



10,7



3



Merdeka



32



14,53



26



11,97



58



13,3



4



Darat



12



21,92



21



40,81



33



31,1



5



Padang Bulan



66



27,45



106



40,32



172



34,2



6



Titi Rantai



53



22,43



84



32,00



137



27,5



JUMLAH



202



18,7



291



26,3



493



22,5



Tabel 3.7 Jumlah Kasus Baru Kusta di UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 KASUS BARU NO KELURAHAN



Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering



Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah



L



P



L+P



L



P



L+P



PB + MB L P L+P



1



Petisah Hulu



0



0



0



0



0



0



0



0



0



2



Babura



0



0



0



0



0



0



0



0



0



33



3



Merdeka



0



0



0



0



0



0



0



0



0



4



Darat



0



0



0



0



0



0



0



0



0



5



Padang Bulan



0



0



0



0



0



0



0



0



0



6



Titi Rantai



0



0



0



0



0



0



0



0



0



JUMLAH



0



0



0



0



0



0



0



0



0



5.2.5. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I), meliputi : difteri, pertusis, tetanus, campak, polio, dan hepatitis B pada anak, adalah 0 (nol) kasus untuk semua jenis penyakit. Dan jumlah pasien yang meninggal sebanyak (0) orang. 5.2.6. DBD Jumlah kasus DBD yang ditemukan selama tahun 2017 di UPT Puskesmas Padang Bulan adalah 53 kasus dan 0 (nol) kasus yang meninggal dunia. 5.2.7. Malaria dan Filariasis Di UPT Puskesmas Padang Bulan tidak ditemukan kasus malaria dan kasus filariasis selama tahun 2017 5.2.8. Penyakit Tidak Menular (PTM) Penderita Hipertensi di UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 sebanyak 254 orang, yaitu 119 orang laki-laki dan 135 orang perempuan. Tabel 3.8 Jumlah Penderita Hipertensi di UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017



NO



KELURAHA N



HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI



JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN



L



P



L+P



L



P



Jumlah







%







%







%



1



Petisah Hulu



4,534



4,992



9,526



22



0.93



26



1.04



48



0.9 9



2



Babura



4,957



5,871



10,828



26



1.01



25



0.85



51



0.9 3



3



Merdeka



1,817



2,117



3,934



17



1.80



19



1.79



36



1.8



34



0 4



Darat



1,103



2,417



3,520



13



2.27



16



1.32



29



1.6 3



5



Padang Bulan



5,403



5,056



10,459



22



0.78



23



0.91



45



0.8 4



6



Titi Rantai



2,942



3,223



6,165



19



1.24



26



1.61



45



1.4 3



20,756



23,676



44,432



119 1.10 135 1.14 254



1.1 2



JUMLAH



Penderita Obesitas di UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 sebanyak 2.855 orang, yaitu 843 laki-laki dan 2.011 perempuan dari semua yang dilakukan pemeriksaan obesitas. Tabel 3.9 Cakupan Pemeriksaan Obesitas di UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS N O



KELUR AHAN



LAKILAKI



PEREMP UAN



OBESITAS LAKILAKI







PEREMP UAN











%







%







%







%







%







%



1



Petisah Hulu



1.7 02



52, 00



1.8 64



50, 00



3.56 5



50, 94



20 4



12, 00



391



21, 00



59 6



16, 70



2



Babura



1.8 04



52, 00



2.1 34



50, 00



3.93 8



50, 90



18 6



10, 30



476



22, 30



66 2



16, 80



3



Merdeka



70 4



52, 00



728



50, 00



1.43 2



50, 96



80



11, 30



157



21, 60



23 7



16, 53



4



Darat



45 3



52, 00



884



50, 00



1.33 7



50, 66



48



10, 62



180



20, 40



22 8



17, 08



5



Padang



2.0



52,



2.1



50,



4.20



50,



20



10,



468



21,



67



16,



35



Bulan



69



00



36



00



4



96



7



00



Titi Rantai



1.1 75



52, 00



1.4 87



50, 00



2.66 2



50, 86



11 9



10, 10



JUMLAH



7.9 07



52, 00



9.2 31



50, 00



17.1 38



50, 90



84 3



10, 67



6



90



5



04



339



22, 80



45 8



17, 20



2.0 11



21, 79



2.8 55



16, 66



5.3. Pola Penyakit Berdasarkan kunjungan selama 1 tahun di UPT Puskesmas Padang Bulan, didapatkan data 10 besar penyakit yang ada di UPT Puskesmas Padang Bulan yaitu ISPA, Penyakit Tekanan Darah Tinggi, Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan, Penyakit Pada Pulpa dan Jaringan Periapikal, Penyakit Kulit Alergi, Diare, Penyakit Kelamin Lainnya, Penyakit Kulit Karena Jamur, Penyakit Mata, Gangguan Gigi dan Jaringan Penyangga Lainnya. Seperti terlihat pada tabel 3.10 di bawah ini : Tabel 3.10 Data 10 Besar Penyakit di UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 No



Jenis Penyakit



Jumlah



1



ISPA



3907



2



Peny. Tekanan Darah Tinggi



2876



3



Peny. Pada Sistem Otot dan Jaringan



1705



4



Peny. Pada Pulpa dan Jaringan Periapikal



832



5



Peny. Kulit Alergi



552



6



Diare



505



7



Peny. Kelamin lainnya



441



8



Peny. Kulit Karena Jamur



311



9



Peny. Mata



287



10



Gangguan Gigi dan Jaringan Penyangga Lainnya



268



36



5.4. Status Gizi Salah satu indikator derajat kesehatan adalah status gizi. Status gizi merupakan salah satu faktor yang penting untuk membentuk sumber daya manusia yang bermutu. Provinsi Sumatera Utara memiliki empat masalah gizi utama, yaitu masalah gizi makro khusunya Balita dengan Kurang Energi Protein (KEP), masalah gizi mikro terutama Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY). 1. Balita dengan Kurang Energi Protein (KEP) Balita yang mengalami KEP dapat diukur berdasarkan tiga pengukuran, yaitu : Tinggi Badan/Umur disebut juga balita pendek (stunting), BB/TB disebut juga balita kurus (wasting) dan BB/Umur disebut juga kurang berat badan (underweight). Tahun 2017 ditemukan 9 kasus gizi kurang dan 1 kasus gizi buruk pada balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan Seluruh penderita telah mendapat penanganan yang semestinya dan diharapkan jumlah ini akan berkurang di tahun yang akan datang. 2. Kurang Vitamin A (KVA) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan agar semua anak yang berusia di bawah lima tahun diberi vitamin A dosis tinggi untuk mencegah kekurangan vitamin yang bisa menimbulkan Xeropthalmia. Kapsul vitamin A dosis tinggi yang berwarna biru (dosis 100.000 IU) diberikan sekali kepada bayi berusia 6 – 11 bulan, sedangkan yang berwarna merah (dosis 200.000 IU) diberikan dua kali setiap tahunnya kepada anak berusia 12 – 59 bulan. Kapsul vitamin A diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Tahun 2017 dari data yang dilaporkan, bayi yang mendapat vitamin A sebesar 87,2% dari jumlah bayi (6-11 bulan), sedangkan anak balita (usia 1259 bulan) yang mendapat vitamin A sebesar 87,3% dari jumlah anak balita. Total balita (usia 6-59 bulan) yang mendapat vitamin A sebesar 87,3% dari seluruh jumlah balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan 3. Anemia Gizi Besi (AGB) Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi anemia adalah dengan pemberian tablet besi (Fe) sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan. 4. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) Tidak ditemukan kasus GAKY di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017. 37



5.4.1. Status Gizi Bayi Status gizi bayi dapat dilihat dari berat bayi waktu lahir, status gizi bayi lahir dengan berat badan rendah (< 2.500 gr) atau disebut BBLR. Tidak dijumpai kasus BBLR di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017. 5.4.2. Kunjungan Neonatus Cakupan kunjungan neonatus pertama (KN1) adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar, kunjungan ke-1 pada 6-24 jam setelah lahir. Hal ini penting karena bayi usia kurang dari 1 (satu) bulan mempunyai resiko gangguan kesehatan yang paling tinggi. Kunjungan neonatus lengkap (KN3) adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K injeksi dan imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya tiga kali, yaitu 6-24 jam, 3-7 hari dan kurang dari 28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan maupun kunjungan rumah.



5.4.3. Status Gizi Balita Balita adalah anak yang usianya 0 sampai 59 bulan, dimana pada periode umur ini anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan melihat perkembangan status gizi balita, dapat diketahui perkembangan dan pertumbuhan anak, sehingga dapat diketahui bila ada kelainan pada balita. Kegiatan pemantauan perkembangan status gizi balita dilaksanakan melalui penimbangan setiap bulan pada balita di posyandu. Berdasarkan penimbangan tersebut didapatkan data jumlah balita ditimbang, balita dengan berat badan naik (dibandingkan dengan bulan sebelumnya), dan balita yang dikategorikan Berat Badan di bawah Garis Merah (BGM). Data yang didapat di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan dari 3.112 balita yang ditimbang terdapat 0,26% (8 orang) balita BGM dan 0,1% (1 orang) balita dengan gizi buruk.



38



BAB VI PENGKAJIAN KASUS KASUS I 6.1 Definisi dan Klasifikasi Hipertensi 6.1.1. Definisi Hipertensi  Menurut Lanny Sustrani, dkk dalam Nurhaedar Jafar (2010), Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap(Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.  Hipertensi adalah peningkatan tekanan pada sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas – batas tertentu, tergantung pada posisi tubuh, umur dan tingkat stress. Hipertensi juga dapat digolongkan sebagai ringan, sedang atau berat, berdasarkan diastole. Hipertensi ringan apabila tekanan diastole 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang apabila tekanan diastole 105 – 114 mmHg, hipertensi berat apabila tekanan diastole > 115 mmHg.  Menurut WHO (1978) batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekana darah di atas normal yaitu bila tekanan sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic (bawah) 90 mmHg atau lebih. 6.1.2. Klasifikasi Hipertensi 1. Menurut Kausanya :  Hipertensi esensial (Hipertensi Primer) Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak/belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi). Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembulu darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.  Hipertensi sekunder : Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh adanya penyakit lain. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Sekitar 5-10% penderita hipertensi disebabkan oleh penyakit ginjal. 39



2. Menurut Gangguan tekanan darah  Hipertensi Sistolik: Peninggian tekanan darah sistolik saja  Hipertensi Diastolik : Peninggian tekanan darah diastolik. 3. Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah  Hipertensi Ringan  Hipertensi Sedang  Hipertensi Berat KLASIFIKASI HIPERTENSI MENURUT WHO Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg) Optimal < 120 < 80 Normal < 130 < 85 Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99 Sub grup : perbatasan 140-149 90-94 Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109 Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110 Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90 KLASIFIKASI HIPERTENSI MENURUT JOINT NATIONAL COMMITTEE 7 Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg) Normal