LAPORAN STASE QA Tami Bab 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes No. 1197 Tahun 2004, Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Agar tercapainya pelayanan yang paripurna di dalam setiap melakukan pelayanan di rumah sakit, maka diharapkan semua pelayanan mampu memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Undang-undang No 129 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu pelayanan di rumah sakit yang diharapkan memenuhi standar pelayanan minimal adalah pelayanan farmasi. Salah satu yang termasuk dalam pelayanan farmasi adalah pelayanan resep. Pelayanan resep menjadi salah satu aspek pelayanan kefarmasian klinik yang meliputi penerimaan



resep,



pengkajian



administratif



resep,



kesesuaian



farmasetik,



pertimbangan klinis, peracikan dan pengemasan obat serta penyerahan obat kepada pasien. Proses dalam pelayanan resep harus memperhatikan kualitas pelayanan yang baik. Salah satu standar minimal kualitas pelayanan farmasi di rumah sakit adalah waktu tunggu. Waktu tunggu pelayanan obat di RSUD Margono Soekarjo dibagi menjadi 2, yaitu waktu tunggu pelayanan obat jadi dan waktu tunggu pelayanan obat racikan.



Waktu tunggu obat jadi adalah tenggang waktu dari mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan pasien menerima obat jadi dengan standar minimal yang ditetapkan kementerian kesehatan adalah ≤ 30 menit, sedangkan waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan pasien menerima obat racikan yaitu ≤ 60 menit (Kepmenkes 2008). Waktu tunggu dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan di rumah sakit khususnya pelayanan farmasi. Waktu tunggu yang lama merupakan salah satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan pasien. Pengukuran waktu tunggu merupakan hal yang harus di lakukan secara berkala karena hal tersebut menyangkut pada pelayanan lebih mengutamakan pasien, kebutuhan dan tuntutan pasien dan standar pelayanan minimal yang harus terpenuhi. RSUD Margono Soekarjo merupakan salah satu pusat layanan kesehatan rujukan di kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Meningkatnya jumlah pasien yang berkunjung untuk berobat setiap harinnya dapat berpengaruh pada waktu tunggu pelayanan resep yang menjadi lebih lama. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu penelitian untuk mengevaluasi waktu tunggu pelayanan resep obat non racikan maupun obat racikan yang diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi lama waktu pelayanan resep sehingga dapat segera dilakukan perbaikan dalam rangka meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan resep.



B. Rumusan Masalah Bagaimanakah waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dan obat racikan di apotek rawat jalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Margono Soekarjo bulan Maret 2019 ? C. Tujuan Mengetahui waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dan obat racikan di apotek rawat jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Margono Soekarjo bulan Maret 2019.