16 0 2 MB
TEKNIK PENYAMBUNGAN LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Teknik Penyambungan dengan dosen pengampu : 1. Drs. Maman Kusman, ST. MPd. 2. Asep Hadian Sasmita, M.Pd.
Oleh: Saepul Mustopa
1200639
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2015
KATA PENGANTAR Assalamua’laikum Warrahmatullohi wabarraktuh Alhamdulillahirabbilalamin, Rasa Syukur tak akan bosan saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena sampai detik ini, curahan nikmat dan kasih sayangNya tak henti mengalir, hingga atas dasar kuasa-Nya itulah penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga tetap mengalir kepada makhluk paling mulia, pemimpin paling bijaksana, teladan paling sempurna Rasulullah SAW, kepada keluarganya, para shabatnya, para pengikutnya sampai kita selaku umatnya sampai akhir zaman, amin yaa rabbal alamin. Alhamdulillah praktikum penyambungan logam dan pengujian Non Destructive Test (NDT) selama satu semester telah selesai dilaksanakan, dan ini merupakan laporan akhir yang menajdi rangkuman dari kegiatan praktikum selama satu semester kemarin. Isi laporan ini mengulas teori dasar pengelasan yang harus dikuasai, safety prosedur yang harus difahami, hingga peralatan dengan fungsinya masing-masing yang perlu diketahui. Tentu isi utama dari laporan ini adalah prosedur kerja penyambungan dan pengujian hasil sambungan tersebut. Saya ucapkan terimakasih kepada para dosen pembimbing di bengkel yang selama satu semester terakhir telah membimbing para mahasiswa dan mahasiswi sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Bandung, Desember 2014 Penulis
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i DAFTAR ISI......................................................................................................ii BAB 1 : TEORI DASAR...................................................................................1 A.
Pendahuluan............................................................................................1
B.
Metode Penyambungan Logam.............................................................2 1.
Sambungan Keling...............................................................................2
2.
Sambungan Las.....................................................................................3
3.
Sambungan Ulir..................................................................................10
BAB 2 : PRAKTIKUM...................................................................................12 2.1.
Membuat Sambungan Pengelasan untuk Spesimen Uji Tarik.........12 Manfaat Praktikum.....................................................................................12 Alat.............................................................................................................12 Bahan..........................................................................................................12 Gambar Kerja.............................................................................................12 Prosedur Pengerjaan...................................................................................22
2.2.
Non Destructive Test (NDT).................................................................24 Manfaat Praktikum.....................................................................................24 Alat.............................................................................................................24 Bahan Uji....................................................................................................24 Prosedur Pengerjaan...................................................................................24
2.3.
Menyiapkan Spesimen Uji Tarik.........................................................30 Manfaat Praktikum.....................................................................................30 Alat.............................................................................................................30
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Bahan..........................................................................................................30 Gambar Kerja.............................................................................................30 Prosedur Pengerjaan...................................................................................30 BAB 3 PEMBAHASAN..................................................................................32 3.1. Temuan Praktikum Penyambungan.........................................................32 3.2.
Analisis Hasil Praktikum.........................................................................32 1.
Pratikum Penyambungan....................................................................32
2.
Praktikum Non Destruktive Test........................................................33
PENUTUP........................................................................................................35 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................36 Lampiran..........................................................................................................37
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
BAB 1 TEORI DASAR
A. Pendahuluan Makna sambungan yang dipahami dalam bidang pemesinan, tidak jauh berbeda dengan apa yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu menghubungkan antara satu benda dengan lainnya. Sebagaimana yang diketahui, manusia tidak dapat memproduksi sesuatu dalam sekali kerja. Hal ini tidak lain karena keterbatasan manusia dalam menjalani prosesnya. Makanya benda yang dibuat manusia umumnya terdiri dari berbagaikomponen, yang dibuat melalui proses
pengerjaan dan perlakuan yang berbeda. Sehinggauntuk dapat
merangkainya menjadi sebuah benda utuh, dibutuhkanlah elemen penyambung. Menilik fungsinya, elemen
penyambung sudah pasti akan ikut mengalami
pembebanan saat benda yang dirangkainya dikenai beban. Ukurannya yang lebih kecil dari elemen yang disambung mengakibatkan beban terkonsentrasi padanya. Efek konsentrasi beban inilah yang harus diantisipasi saat merancang sambungan, karena sudah tentu akan bersifat merusak. Ada dua jenis sambungan yang dikenal secara umum : 1. Sambungan tetap (permanent joint). Merupakan sambungan yang bersifat tetap, sehingga tidak dapat dilepas selamanya, kecuali dengan merusaknya terlebih dahulu. Contohnya : Sambungan paku keling (rivet joint) dan sambungan las (welded joint). 2. Sambungan tidak tetap (semi permanent). Merupakan sambungan yang bersifat sementara, sehingga masih dapat dibongkarpasang selagi masih dalam kondisi normal. Contohnya : Sambungan mur-baut / ulir ( screwed joint ) dan sambungan pasak (keys joint).
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
B. Metode Penyambungan Logam 1. Sambungan Keling Pengertian Sambungan Keling Paku keling adalah batang silinder pendek dengan sebuah kepala di bagian atas, silinder tengah sebagai badan dan bagian bawahnya yang berbentuk kerucut terpancung sebagai ekor, seperti gambar di bawah. Konsruksi kepala (head) dan ekor (tail) dipatenkan agar permanen dalam menahan kedudukan paku keling pada posisinya. Badan ( body) dirancang untuk kuat mengikat sambungan dan menahan beban kerja yang diterima benda yang disambung saat berfungsi.
Gambar 1.1 : Paku Keling Penggunaan sambungan keling dapat dipakai untuk : 1. Sebagai sambungan kekuatan dalam kontruksi logam ringan (kontruksi bertingkat, kontruksi jembatan dan kontruksi pesawat pengangkat) pada setiap kontruksi mesin pada umumnya. 2. Sebagai sambungan kekuatan kedap dalam kontruksi ketel, tangki dan pipa dengan tekanan tinggi) tetapi sekarang ketel umumnya dilas. 3. Sebagai sambungan kedap untuk tangki, cerobong asap pelat, pipa penurunan dan pipa pelarian yang tidak memiliki tekanan. 4. Sebagai sambungan paku untuk kuliat plat(kontruksi kendaraan dan kontruksi pesawat udara).
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
2. Sambungan Las Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan olehgaya tarik menarik antara atom. Mengelas adalah menyambung dua bagian logam dengan cara memanaskan sampai suhu lebur dengan memakai bahan pengisi atau tanpa bahan pengisi. Sistem sambungan las ini termasuk jenis sambungan tetap dimana pada konstruksi dan alat permesinan, sambungan las ini sangat banyak digunakan. Jenis Pengelasan Untuk menyambung baja bangunan kita mengenal 2 jenis las yaitu : 1. Las Karbid (las Otogen) Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan pembakar dari gas oksigen (zat asam) dan gas acetylene(gas karbid). Dalam konstruksi baja las ini hanya untuk pekerjaan-pekerjaan ringan atau konstruksi sekunder, seperti; pagar besi,teralisdansebagainya 2 Las Listrik (Las Lumer) Yaitu pengelasan yang menggunakan energilistrik. Untuk pengelasannya diperlukan pesawat las yang dilengkapi dengan dua buah kabel, satu kabel dihubungkan dengan penjepit benda kerja dan satu kabel yang lain dihubungkan dengan tang penjepit batang las / elektrode las. Jika elektrode las tersebut didekatkan padbenda kerja maka terjadi kontak yang menimbulkan panas yang dapat melelehkan baja ,dan elektrode (batang las) tersebut juga ikut melebur ujungnya yang sekaligus menjadi pengisi pada celah sambungan las. Karena elektrode / batang las ikut melebur maka lamalama habis dan harus diganti dengan elektrode yang lain. Dalam perdagangan elektrode / batang las terdapat berbagai ukuran diameter yaitu 2½ mm, 3¼ mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm, dan 7 mm.
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
Untuk konstruksi baja yang bersifat strukturil (memikul beban konstruksi) maka sambungan las tidak diijinkan menggunakan las Otogen, tetapi harus dikerjakan dengan las listrik dan harus dikerjakan olehtenaga kerja ahli yang profesional. Keuntungan dan Kerugian Sambungan Las Keuntungan Sambungan Las Listrik dibanding dengan Paku keling / Baut : a. Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna). b. Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi. c. Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan. d. Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari berat konstruksi, sedangkan dengan paku keling / baut berkisar 2,5 – 4% dariberat konstruksi. e. Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang pk/baut, tak perlu memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan sebagainya ). f. Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga kekuatannya utuh. Kerugian Sambungan Las a. Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan. Jika pengelasannya baik maka kekuatan sambungan akan baik, tetapi jika pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi juga tidak baik bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal. Salah satu sambungan las cacat lambat laun akan merembet rusaknya sambungan yang lain dan akhirnya bangunan dapat runtuh yang menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit bahkan juga korban jiwa. Oleh karena itu untuk konstruksi bangunan berat seperti jembatan jalan raya / kereta api di Indonesia tidak diijinkan menggunakan sambungan las.
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
b. Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang. Tipe sambungan Las Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk menyatukan dua bagian benda logam, seperti dapat dilihat dalam berikut:
Gambar 1.2 : Tipe Sambungan Las Keterangan : a. sambungan tumpu (butt joint); kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan pada bidang datar yangsama dan disambung pada kedua ujungnya. b. sambungan sudut (corner joint); kedua bagian benda yang akan disambung membentuk sudut siku-siku dan disambung pada ujung sudut tersebut. c. sambungan tumpang (lap joint); bagian benda yang akan disambung saling menumpang (overlapping) satu sama lainnya. d. sambungan T (tee joint); satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian yang lain dan membentuk huruf T yang terbalik. e. sambungan tekuk (edge joint); sisi-sisi yang ditekuk dari ke dua bagian yang akan disambung sejajar, dan sambungan dibuat pada kedua ujung bagian tekukan yang sejajar tersebut.
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
Jenis – Jenis Pengelasan Setiap jenis sambungan yang disebutkan di atas dapat dibuat dengan pengelasan. Proses penyambungan yang laindapat juga digunakan, tetapi pengelasan merupakan metode penyambungan yang paling universal. Berdasarkan geometrinya, las-an dapat dikelompokkan sebagai berikut : Las jalur (fillet weld), digunakan untuk mengisi tepi pelat pada sambungan sudut, sambungan tumpang, dan sambungan T dalam gambar berikut, logam pengisi digunakan untuk menyambung
sisi melintang bagian yang
membentuk segitiga siku-siku.
Gambar 1.3 : Beberapa jenis las Jalur Las alur (groove welds), ujung bagian yang akan disambung dibuat alur dalam bentuk persegi, serong (bevel), V, U, dan J pada sisi tunggal atau ganda, seperti dapat dilihat dalam gambar di bawah, pengisi digunakan untuk mengisi sambungan, yang biasanya dilakukan dengan pengelasan busur dan pengelasan gas.
Gambar 1.4 : Beberpa jenis las alur
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
Las sumbat dan las slot
2014
(plug and slot welds), digunakan untuk
menyambung pelat datar seperti dapat dilihat dalam gambar di bawah, dengan membuat satu lubang atau lebih atau slot pada bagian pelat yang diletakkan paling atas, dan kemudian mengisi lubang tersebut dengan logam pengisi sehingga kedua bagian pelat melumer menjadi satu.
Gambar 1.5: (a) Las Sumbat, (b) Las Slot Las titik dan las kampuh (spot and seam welds), digunakan untuk sambungan tumpang seperti dapat dilihat dalam gambar di bawah. Las-an titik adalah manik las yang kecil antara permukaan lembaran atau pelat. Lasan titik diperoleh dari hasil
pengelasan resistansi listrik. Las-an
kampuh hampir sama dengan las-an titik, tetapi las-an kampuh lebih kontinu dibandingkan dengan las-an titik.
Gambar 1.6 : (a) Las Titik, (b) Las Kampuh
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
Las lekuk dan las-an rata (flange and surfacing welds), Las-an lekuk dibuat pada ujung dua atau lebih bagian yang akan disambung, biasanya merupakan lembaran logam atau pelat tipis, paling sedikit satu bagian ditekuk. Las-an datar tidak digunakan untuk menyambung bagian benda, tetapi merupakan lapisan penyakang (ganjal) logam pada permukaan bagian dasar.
Gambar 1.7: (a) Las Lekuk, (b) Las Rata Ciri-ciri Penyambungan Pengelasan Lebur Pada umumnya sambungan las diawali dengan meleburnya di daerah sekitar pengelasan. Seperti ditunjukkan dalam gambar, sambungan las yang di dalamnya telah ditambahkan logam pengisi terdiri dari beberapa daerah (zone) : 1. Daerah lebur (fusion zone), 2. Daerah antarmuka las (weld interface zone), 3. Daerah pengaruh panas (heat effective zone, HAZ), 4. Daerah logam dasar tanpa pengaruh panas (uneffective base metal zone).
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
Gambar 1.8: Penampang melintang penyambungan pengelasan lebur Keterangan : 1. Daerah lebur, terdiri dari campuran antaralogam pengisi dengan logam dasar yang telah melebur secara keseluruhan. Daerah ini memiliki derajat homogenitas yang paling tinggi diantara daerah-daerah lainnya. Struktur yang dihasilkan pada daerah ini berbentuk butir kolumnar yang kasar seperti ditunjukkan dalam gambar. 2. Daerah antarmuka las, merupakan daerah sempit berbentuk pita (band) yang memisahkan antara daerah lebur dengan Haz. Daerah ini terdiri dari logam dasar yang melebur secara keseluruhan atau sebagian, yang segera menjadi padat kembali sebelumterjadi proses pencampuran. 3. HAZ (Heat Affected Zone), logam pada daerah ini mendapat pengaruh panas dengan suhu di bawah titik lebur,tetapi cukup tinggi untuk merubah mikrostruktur logam padat. Komposisi kimia pada HAZsama dengan logam dasar, tetapi akibat panas yang dialami telah merubah mikrostrukturnya, sehingga sifat mekaniknya mengalami perubahan pula dan pada umumnya merupakan pengaruh yang negatif karenapada daerah ini sering terjadi kerusakan (mudah patah/retak). 4. Daerah logam dasar tanpa pengaruh panas, daerah ini tidak menagalami perubahan metalurgi, tetapi karena dikelilingi oleh Hazmaka daerah ini memiliki tegangan sisa yang besar akibat adanya penyusutan dalam
daerah
lebur,
sehingga
mengurangi
kekuatannya.
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Untuk
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
menghilangkan tegangan sisa tersebut biasa dilakukan perlakuan panas (heat treatment) yaitu memanaskan kembali daerah las-an tersebut hingga temperatur tertentu, kemudian temperatur dipertahankan dalam beberapa waktu tertentu, selanjutnya didinginkan secara perlahan.
3. Sambungan Ulir Pengertian Sambungan Ulir Sambungan ulir adalah sambungan yang menggunakan kontruksi ulir untuk mengikat dua atau lebih komponen permesinan. Sambungan Ulir merupakan jenis dari sambungan semi permanent (dapat dibongkar pasang). Sambungan ulir terdiri dari 2 (dua) bagian, yakni Baut (Inggris=Bolt, yakni yang memiliki ulir di bagian luar) dan Mur (Inggris = Nut , yakni yang memiliki ulir di bagian dalam). Fungsi Sambungan Ulir Dilihat dari kontruksi yang memilikiulir (yang dapat di bongkar pasang) sambungan ulir memiliki fungsi teknis utama, yaitu : ¾ Digunakanu untuk bagian mesin yang memerlukan sambungan dan pelepasan tanpa merusak bagian mesin perawatan.¾ Untuk memegang dan penyesuaiandalam perakitan atau Keuntungan dan Kerugaian Sambungan Ulir Ditinjau dari sisi teknik sambungan ulir memilikikeuntungan dan kerugian sebagai berikut : Keuntungan Sambungan Ulir 1. Mempunyai reliabilitas (kehandalan) tinggi dalam operasi. 2. Sesuai untuk perakitan dan pelepasan komponen. 3. Suatu lingkup yang luas dari sambungan baut diperlukan untuk beberapa kondisi operasi. 4. Lebih murah untuk diproduksi dan lebih efisien.
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
Kerugian Sambungan Ulir Konsentrasi tegangan yang pada bagian ulir yg tidak mampu menahan berbagai kondisi beban. Nomenklatur Ulir
Gambar 1.9: Nomenklatur Ulir Keterangan : • Major diameter Diameter terbesar pada bagian ulir luar atau bagian ulir dalam dari sebuah sekrup. Sekrup dispesifikasikan oleh diameterini, juga disebut diameter luar atau diameter nominal. • Minor diameter Bagian terkecil dari bagian ulir dalam atau bagian ulir luar, disebut juga sebagai core atau diameter root • Pitch diameter Disebut juga diameter efektif, merupakan bagian yang berhubungan antara baut dan mur. • Pitch Jarak dari satu ujung ulir ke ujung ulir berikutnya. Jugadapat diartikan jarak yang ditempuh ulir dalam satu kali putaran.
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
BAB 2 PRAKTIKUM 2.1.
Membuat Sambungan Pengelasan untuk Spesimen Uji Tarik
Manfaat Praktikum Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa:
Memahami prinsif dasar penyambungan pengelasan
Mampu melakukan setting mesin dan peralatan pengelasan listrik
Mampu mengoperasikan mesin las listrik
Mampu mebuat sambungan pengelasan rapi dan lurus
Alat Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pengelasan ini adalah sebgai berikut:
Perkakas
Kikir
Alat Keselematan Kerja
Gergaji
Baju kulit
Tang
Sarung tangan kulit
Penggores
Safety shoes
Mistar
Helm autodark
Penjepit
Bahan Bahan & Ukuran
: Pelat St-37 (190 x 40 x 3) mm sebanyak 5 potong
Gambar Kerja. (Terlampir)
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
Prosedur Pengerjaan Prosedur pengerjaan secara lengkap saya sajikan dalam tabel dibawah ini: No
Kegiatan
Unjuk Kerja
Alat
Kontrol
Peroses pengerjaan pada mesin bubut Siapkan: Gunakan peralatan keselamatan kerja seperti baju praktikum yang telah terkancing rapih dan tidak ada bagian yang terurai, kedok las, 1
Persiapan
sarung tangan dan pelindung kepala. Bahan yaitu Pelat baja ( 190 x 40 x 3 ) dipotong menjadi 2 bagian Peralatan las seperti yang tertera di atas. Gambar Kerja dan alat – alat bantu seperti tang jepit dll.. Hubungkan arde atau kabel positif dari mesin las ke meja las. (pengkutuban
Menyalakan Mesin Las
langsung/ DCSP) -Hubungkan steker 3 phasa mesin las listrik
dengan
terminal
3
Visual
phasa.
Nyalakan tuas mesin las listrik dalam keadaan “On”. Mengatur Arus Membuat Sambungan Titik
Berdasarkan hasil percobaan berulang, hasil yang cocok berada pada kisaran -
Visual
arus 80-100 A Siapkan pelat yang sudah potong dan Mesin las sudah dibersihkan dari karat, cat dan Sikat kawat bahan pelapis lainnya.
Tang jepit
Posisikan kedua potong benda kerja penjepit
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Visual
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
pada meja las senyaman mungkin Lakukan pengelasan titik pada kedua ujung
Setelah
kedua
potong
pelat
tersambung dengan sambungan titik, Membuat Sambungan lurus
selanjutnya lakukan pengelasan rigi Mesin las lurus sehingga benda kerja itu Sikat kawat tersambung. Pastikan penetrasi yang Tang jepit cukup baik. Jika belum ada penjepit penetrasi,
lakukan
percobaan
berulang Gambar Hasil Pengelasan
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2.2.
2014
Non Destructive Test (NDT) Manfaat Praktikum Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa:
Memahami prinsif dasar Non Destructive Test
Mampu melakukan Pengujian NDT
Mampu Menganalisa cacat pengelasan dengan metode NDT
Alat Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pengelasan ini adalah sebgai berikut:
Sikat Kawat
Kapas
Satu unit NDT: Cleaner Penetrant Developer
Bahan Uji Hasil pengelasan Prosedur Pengerjaan Prosedur pengerjaan secara lengkap saya sajikan dalam tabel dibawah ini: No
Kegiatan
Unjuk Kerja
Alat
Kontrol
Peroses pengerjaan pada mesin bubut Bersihkan benda kerja yang telah 1
Persiapan
2
Cleaner
disambung
dengan
sikat
kawat. Sikat kawat Pastikan tidak ada kerak atau kotoran lainnya Simpan benda kerja pada tempat yang Cairan aman.
cleaner
Semprotkan cairan cleaner NDT pada Kapas daerah sambungan dan sekitarnya. Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Visual
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
Lalu bersikan dengan kapas Semprotkan cairan penetran NDT pada daerah sambungan. Penetran
Cairan Tunggu sekitar 10 menit supaya penetran cairan tersebut meresap kepada benda kerja
Pembersihan cairan penetran
Setelah 10 menit berlalu, bersihkan cairan
penetran
pada
permukaan kapas
benda kerja sebersih mungkin Seprotkan cairan developer NDT
Developer
pada derah sambungan, tunggu Cairan beberapa saat, lalu amati perubahan Developer warna yang terjadi
Beberapa gambar saat pengujian NDT:
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Visual
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2.3.
2014
Menyiapkan Spesimen Uji Tarik
Manfaat Praktikum Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa: Bisa menyiapkan spesimen uji tarik hasil pengelasan sesuai strandar ISO Alat Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pengelasan ini adalah sebgai berikut:
Perkakas Kikir
Penggores
Gergaji
Mistar
Gerinda
Ragum
Bahan Hasil Pengelasan praktikum 2.1 Gambar Kerja. (Terlampir)
Prosedur Pengerjaan Prosedur pengerjaan secara lengkap saya sajikan dalam tabel dibawah ini: No
Kegiatan
Unjuk Kerja
Alat
Peroses pengerjaan pada mesin bubut 1
Persiapan
Sipakan
alat-alat
yang
sudah
disebutkan diatas. Meratakan 2
daerah sambungan
Ratakan
daerah
sambungan
menggunakan kikir, baik bagian atas maupun bagian bawah sambungan
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Kontrol
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
Melukis 3
Spesimen uji tarik
Lukislah
dengan
penggaris
2014
dan
penggores daerah yang akan dijadikan spesiment uji tarik sesuai dengan gambar kerja Buanglah bagian-bagian benda kerja Gerinda
Membuat
yang tidak dibutuhkan sehingga hasil
Spesimen
akhirnya sesuai dengan gambar kerja
Kikir Gergaji
Ukuran yang diharuskan:
Sketsa Hasil pembentukan spesimen benda uji
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1.
Temuan Praktikum Penyambungan
Diluar dugaan, praktikum penyambungan 2 potong pelat ini memakan waktu cukup banyak. Padahal job yang harus dikerjakan cukup sederhana, yaitu menyambung 2 pelat denan metode sambungan I. setelah saya amati, ada beberpa faktor mengapa praktikum ini molor begitu parah, diantaranya sebagai berikut: 1. Keterbatasan mesin las, Jumlah mesin las yang bisa digunakan sangat kurang dibanding peseta yang menggunakannya. Dilab hanya ada 2 mesin las, sedangkah mahasiswanya ada 22 orang, rasio ini tidak berimbang 2. Kemampuan mengelas penulis yang kurang, penulis menyadari bahwa jam terbang penulis dalam hal mengelas kurang, sehingga membuat praktikum ini lama karena harus mengulang beberapa kali penyambungan yang gagal atau tidak sesuai kriteria. 3. Kurang jelas petunjuk / instruksi yang diberikan pembimbing, dalam praktikum penyambungan ini kami diberi kebebaan untuk melakukannya sendiri tanpa pengawasan yang ketat dari pembimbing. Memang disatu sisi metode ini sangat baik untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa, namun disisi lain, pengawasan yang terlalu longgar membuat kami tidak disiplin dalam masalah waktu dan targetan yang harus dicapai. Mungkin metode ini perlu dievaluasi kembali oleh pembimbing.
3.2.
Analisis Hasil Praktikum 1. Pratikum Penyambungan Berikum ini analisis saya terhadap hasil penyambungan pengelasan yang saya lakukan, photo yang saya tampilkan dibawah ini, hanya sebagian kecil dari percobaan-percobaan yang telah dilakukan. Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
Hasil pengelasan untuk spesimen uji tarik yang saya anggap paling baik dari beberapa percobaan penyambungan yang telah dilakukan, tampak pada gambar diatas. Meskipun tidak sebaik yang diharapkan, hasil diatas cukup memenuhi syarat untuk dijadikan spesimen uji tarik. Karena pada bagian tengah ada jarak sekitar 2 cm yang tersambung dengan baik. Penetrasi pada bagian bawah cukup memuaskan. Karena sa;ahsatu syarat untuk uji tarik adalah pentrasi yang baik (tidak ada yang kosong ditengah). Kekurangannya adalah penyambungan diatas bukan percobaan sekali langsung berhasil, melainkan beberapa kali penyambungan trial and error. Diatas tampak ada goresan kikir bekas pembersihan pengelasan sebelumnya yang gagal. Diulangnya proses penyambungan pada daerah yang sama sudah pasti akan merubah sifat fisik dan mekanik benda uji pada daerah penyambungan. Ini merupakan kerugian, mengingat bahwa kita akan menguji kekuatas tari dari logam tersebut. Ada kemungkinan hasil uji tariknya meleset atau tidak mewakili sifat mekanik dari logam yang sedang kita uji. Namun sayang praktikum uji tariknya belum bia dilaksanakan.
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
2. Praktikum Non Destruktive Test Sebelum benda kerja yang berhasil disambung itu dijadikan spesimen uji tarik, terlebih dahulu dilakukan uji NDT dengan 3 jenis cairan, yaitu cleaner sebagai cairan pembersih, Penetrant sebagai cairan penembus dan developer sebagai cairan yang menunjukan ada atau tidak adanya porositas pada bagian logam yang disambung. Hasil pengujian NDT dari benda kerja saya tampak pada gambargambar berikut ini:
Terjadi porositas
Warna merah dan putih pada gambar diatas, memiliki arti yang sangat penting. Jika timbul warna merah pada daerah sambungan seperti contoh yang dilingkari kuning diatas, artinya pada daerah tersebut ada lubang atau terjadi porositas. Walaupun tak kasak mata, namun dengan metode ini, keropos sekecil apapun bisa terdeteksi. Warna putih artinya tidak ada lubang atau daerah keropos ditempat tersebut. Alhamdulillah sebagaimana tampak pada gambar diatasm
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
bagian tengah sambungan tidak muncul warna merah, artinya sambungannya baik dan bisa dipakai untuk dijadikan spesimen benda uji.
PENUTUP Alhamdulillah dari perkuliahan ini saya benyak belajar tentang pengelasan serta pengujian hasil lasan, saya jadi tau bagaimana cara mengetahui ada atau tidak adanya porositas pada sambungan las yang kita buat dengan metode NDT. Akhirnya sampai pada bagian akhir dari laporan ini, yaitu penutup. Pada bagian ini saya kembali menyampaikan terimakasih kepada dosen-dosen yang telah membimbing kami, khususnya saya. Terimakasih kepada pak Asep, Pak Doni dan yang lainnya yang tidak bosan-bosannya membimbing dan mengarahkan kami. Wassalam
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
DAFTAR PUSTAKA
ASM Handbook Vol 6 : Welding, Brazing and Soldering Groover P. Mikell, (2010). Fundamentals of Modern Manufacturing John Willey and Sons INC. Modul Praktikum Pengelasan
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Laporan Praktikum Teknik Penyambungan
2014
Lampiran
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia