Laporan Uji Lengkung Edi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEKPENGUJIAN BAHAN JOB UJI LENGKUNG



Disusun Oleh; Nama



: Edi kuswanto



NIM



: 3202102001



Kelas



: 2A



Prodi



: D3 TME



Kelompok



: 1 ( satu )



Tanggal



: 23 April 2023



LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2022



A. TUJUAN Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum pengujian lengkung pada bahan adalah sebagai berikut : 1) Mahasiswa dapat mempelajari defleksi yang terjadi pada batang. 2) Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh momen inersia. 3) Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh pembebanan dan letak tumpuan. 4) Mahasiswa dapat menghitung modulus elastisitas bahan. 5) Mahasiswa dapat membuat diagram pembebanan dengan defleksi .



B. DASAR TEORI Apabila suatu benda uji dibengkokkan, maka akan terjadi perubahan bentuk pada bagian yang dibengkokkan. Bagian luar akan mendapat tarikan sedangkan bagian dalam akan mendapat tekanan dan bagian tengah netral. Besarnya defleksi yang terjadi tergantung dari jenis bahan, dimensi bahan dan beban yang diberikan. Pada pengujian lengkung ini defleksi atau lenturan yang terjadi dapat diukur dengan dial indikator, kemudian hasilnya dapat digunakan untuk menghitung modulus elastisitas bahan uji tersebut. Menurut ilmu gaya, defleksi atau lenturan dapat dihitung berdasarkan rumus-rumus dibawah ini : 1) Rumus Beban dengan Jarak Tumpuan sama



Gambar 1. Balok tumpuan berbeban di tengah Dimana: a=b



F = Beban (N) L = jarak antara titik tumpuan (mm) I = Momen Inersia (I) E = Modulus Elastisitas (N/mm2) A. Δy = defleksi (mm)



2. Rumus Beban dengan Jarak Tumpuan tidak ditengah a≠b



Gambar 2 Balok tumpuan berbeban tak di tengah 2) Momen inersia dan momen tahanan a) Penampang persegi



Gambar 3 Penampang Persegi sumbu y-y



Gambar 4 Penampang Persegi sumbu



C. PERLENGKAPAN KERJA Perlengkapan yang digunakan dalam praktek ini adalah : 1. Universal Testing Machine 2. Dynamometer 3. Vernier Caliper 4. Micrometer 5. Test Piece 6. Spidol permanen 7. High Gauge 8. Dial Indikator 9. Surface Plate 10.V block dan klem D. KESELAMATAN KERJA 1. Pelajari Job sheet sebelum praktek 2. Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit. 3. Jangan merokok dan makan waktu praktek 4. Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang belum jelas



E. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Pengukuran lenturan dengan penampang persegi Panjang a. Persiapkan peralatan yang digunakan b. Ukur batang benda uji c. Hidupkan mesin hirolik dengan menekan “pump on” sehingga “pump lamp” menyala d. Biarkan beberapa menit ( 15 menit) sebagai pemanasan awal mesin e. Pasang roda penumpu dengan posisi a = b = 125 mm f. Tempatkan batang uji dengan sumbu y - y mendatar g. Gerakkan mesin hingga benda uji menyentuh penekan, catat kenaikan bebannya h. Atur dial indikator pada posisi nol i. Naikkan beban setiap 200 N secara bertahap dan catat defleksinya pada saat itu j. Pemberian beban jangan melebihi 2500 N k. Beban turunkan kembali dan catat defleksiny. 2. Pengukuran lenturan dengan penampang persegi Panjang Langkah-langkahnya sama seperti no.1 tetapi posisi a b (a = 100 mm, b = 150 mm) 3.



Pengukuran lenturan dengan penampang persegi panjang Langkah-langkahnya sama seperti no.1 tetapi disini batang uji pada sumbu x-x tegak



4. Pengukuran lenturan dengan penampang persegi Panjang Langkah-langkahnya sama seperti no.1 tetapi disini batang uji pada sumbu x-x tegak dengan a-b 5. Pengukuran lenturan dengan penampang bulat Langkah-langkahnya sama seperti no.1 dengan a = b 6. Pengukuran lenturan dengan penampang bulat Langkah-langkahnya sama dengan no.1 dengan a b 7. Setelah selesai melakukan percobaan mesin hirolik dimatikan dengan menekan “pump off” sehingga “pump lamp” padam.



F. DATA PENGUJIAN LENGKUNG I.Data Pengujian Baja dengan Penampang Bulat 1. Beban ditengah-tengah a) Data sebelum di uji Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak tumpuan ( lihat gambar 6 ) adalah sebagai berikut:



125



y



125 F



x



B



C



A



F



250



x



d=25,40



y



Gambar 6. Pengujian beban ditengah pada penampang bulat b) Data waktu di uji Benda uji dan dial indikator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil datanya (1ihat tabel 1) adalah sebagai berikut: Tabel 1. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat. ARA H GAY A



N A I K



GAYA(F DEFLEKS ) I (ΔY) (N) (mm)



ARA H GAY A



(F) (N)



DEFLEKS I (ΔY) (mm)



GAYA



0



0.00



2600



0.51



200



0.04



2400



0.49



400



0.08



2200



0.44



600



0.12



2000



0.41



800 1000 1200 1400 1600



0.17 0.21 0.25 0.29 0.32



1800 1600 1400 1200 1000



0.37 0.32 0.29 0.25 0.21



T U R U



1800



0.37



2000



N



800



0.17



0.41



600



0.12



2200



0.44



400



0.08



2400



0.49



200



0.04



2600



0.51



0



0.00



2. Beban tidak ditengah-tengah a) Data sebelum di uji Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak tumpuan (lihat gambar 7) adalah sebagai berikut : F 150



100



y



F A



x



x



C



B y d=25,4



250



Gambar 7. Pengujian beban tidak ditengah pada penampang b) Data waktu di uji Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil datanya (Iihat tabel 2) adalah sebagai berikut : Tabel 2. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah pada penampang bulat. ARAH



GAYA (F)



DEFLEKSI



ARAH



GAYA



DEFLEKSI



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



GAYA



(F) (N)



(ΔY) (mm)



0



0,00



2600



0,51



200



0,04



2400



0,49



400



0,08



2200



0,46



600



0,12



2000



0,44



800



0,17



1800



0,40



N



1000



0,21



T



1600



0,38



A



1200



0,25



U



1400



0,34



I



1400



0,29



R



1200



0,29



K



1600



0,32



U



1000



0,25



1800



0,37



N



800



0,22



2000



0,41



600



0,18



2200



0,44



400



0,14



2400



0,49



200



0,10



2600



0,51



0



0,00



II. Data Pengujian Kuningan dengan Penampang Bulat 1. Beban ditengah-tengah a) Data sebelum di uji Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak tumpuan (lihat gambar 8) adalah sebagai berikut : 125



y



125 F



x



B



C



A



F



250



x



d=25,30



y



Gambar 8. Pengujian beban ditengah pada penampang bulat b) Data waktu di uji Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil datanya (Iihat tabel 3) adalah sebagai berikut : Tabel 3. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat. DEFLEKS ARAH



GAYA (F)



DEFLEKSI



ARAH



GAYA



I



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



GAYA



(F) (N)



(ΔY) (mm)



0



0,00



2600



0,92



200



0,05



2400



0,90



400



0,12



2200



0,85



600



0,18



2000



0,79



800



0,25



1800



0,72



N



1000



0,35



T



1600



0,65



A



1200



0,42



U



1400



0,58



I



1400



0,50



R



1200



0,50



K



1600



0,57



U



1000



0,42



1800



0,65



N



800



0,35



2000



0,70



600



0,29



2200



0,80



400



0,20



2400



0,89



200



0,12



2600



0,92



0



0,00



2. Beban tidak ditengah-tengah a) Data sebelum di uji Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak tumpuan ( lihat gambar 9 ) adalah sebagai berikut: F 100



y



150 F



A



x



C



x



B y



250



d=25,30



Gambar 9. Pengujian beban tidak ditengah pada penampang b) Data waktu di uji Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil datanya (Iihat tabel 4) adalah sebagai berikut : Tabel 4. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat. ARAH



GAYA (F)



DEFLEKSI



ARAH



GAYA



DEFLEKSI



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



GAYA



(F) (N)



(ΔY) (mm)



0



0,00



2600



0,90



200



0,05



2400



0,88



400



0,13



2200



0,82



600



0,20



2000



0,75



800



0,28



1800



0,69



1000



0,35



1600



0,63



N



T



A



1200



0,43



U



1400



0,55



I



1400



0,49



R



1200



0,48



K



1600



0,57



U



1000



0,41



1800



0,64



N



800



0,35



2000



0,74



600



0,27



2200



0,78



400



0,20



2400



0,85



200



0,12



2600



0,90



0



0,00



 



 



 



 



 



 



III. Data Pengujian Baja dengan Penampang Persegi empat 1. Beban ditengah-tengah a) Data sebelum di uji Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak tumpuan (lihat gambar 10) adalah sebagai berikut : F 125



125 F



A



C



y x



x B



250



h=25,00



y d=25,00



Gambar 10. Pengujian beban ditengah pada penampang bulat b) Data waktu di uji Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil datanya (Iihat tabel 5) adalah sebagai berikut :



Tabel 5. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat. ARAH



GAYA (F)



DEFLEKSI



ARAH



GAYA



DEFLEKSI



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



GAYA



(F) (N)



(ΔY) (mm)



0



0,00



2600



0,31



200



0,05



2400



0,30



400



0,07



2200



0,29



600



0,09



2000



0,27



800



0,12



1800



0,25



N



1000



0,14



T



1600



0,23



A



1200



0,17



U



1400



0,21



I



1400



0,18



R



1200



0,18



K



1600



0,21



U



1000



0,17



1800



0,23



N



800



0,14



2000



0,26



600



0,12



2200



0,28



400



0,09



2400



0,30



200



0,06



2600



0,31



0



0,00



2. Bahan tidak ditengah-tengah a) Data sebelum di uji Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak tumpuan ( lihat gambar 11 ) adalah sebagai berikut: F 100 F A



C



y



150 x



x



B 250



h=25,00



y d=25,00



Gambar 11. Pengujian beban ditengah pada penampang segi empat.



b) Data waktu di uji Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil datanya (Iihat tabel 6) adalah sebagai berikut : Tabel 6. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah penampang segi empat. ARAH



GAYA (F)



DEFLEKSI



ARAH



GAYA



DEFLEKSI



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



GAYA



(F) (N)



(ΔY) (mm)



0



0,00



2600



0,31



200



0,04



2400



0,29



400



0,06



2200



0,28



600



0,09



2000



0,27



800



0,12



1800



0,24



N



1000



0,14



T



1600



0,23



A



1200



0,17



U



1400



0,21



I



1400



0,19



R



1200



0,19



K



1600



0,21



U



1000



0,17



1800



0,23



N



800



0,15



2000



0,25



600



0,12



2200



0,26



400



0,10



2400



0,29



200



0,07



2600



0,31



0



0,00



IV. Data Pengujian Kuningan dengan Penampang Persegi Empat 1. Beban ditengah-tengah a) Data sebelum di uji Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak tumpuan (lihat gambar 12) adalah sebagai berikut :



125



y



125 F



A



C



x B



x



h=25,3



y



250



d=25,3



Gambar 12. Pengujian beban ditengah pada penampang segi empat b) Data waktu diuji benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil datanya (lihat table 7) adalah sebagai berikut :



Tabel 7. Data pengujian lengkung beban di tengah penampang segi empat



 



ARAH



GAYA (F)



DEFLEKSI



ARAH



GAYA



DEFLEKSI



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



GAYA



(F) (N)



(ΔY) (mm)



0



0,00



2600



0,53



200



0,04



2400



0,51



400



0,07



2200



0,46



600



0,12



2000



0,43



800



0,16



1800



0,38



N



1000



0,20



T



1600



0,33



A



1200



0,25



U



1400



0,30



I



1400



0,30



R



1200



0,25



K



1600



0,33



U



1000



0,20



1800



0,38



N



800



0,16



2000



0,43



600



0,12



2200



0,46



400



0,07



2400



0,51



200



0,04



2600



0,53



0



0,00



 



 



2. Beban tidak ditengah-tengah a) Data sebelum diuji



 



 



 



sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak tumpuan (lihat gambar 13) adalah sebagai berikut F 100



y



150 F



A



x



x



B



C



h=25,3



y



250



d=25,3



Gambar 13. Pengujian beban tidak ditengah pada penampang segi empat



b) Data waktu di uji benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil datanya (lihat table 8) adalah sebagai berikut : Tabel 8. Data pengujian lengkung beban di tengah penampang segi empat. ARAH



GAYA (F)



DEFLEKSI



ARAH



GAYA



DEFLEKSI



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



GAYA



(F) (N)



(ΔY) (mm)



0



0,00



2600



0,49



200



0,03



2400



0,47



400



0,06



2200



0,44



600



0,10



2000



0,41



800



0,15



1800



0,37



N



1000



0,19



T



1600



0,33



A



1200



0,23



U



1400



0,29



I



1400



0,27



R



1200



0,25



K



1600



0,31



U



1000



0,21



1800



0,35



N



800



0,17



2000



0,39



600



0,13



2200



0,43



400



0,09



 



2400



0,47



200



0,04



2600



0,49



0



0,00



 



 



 



 



 



G. PENGOLAHAN DATA Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dengan data-data di atas, maka dapatlah diolah seperti contoh perhitungan dibawah ini : 1. Pengolahan Bahan Baja dengan Penampang Bulat. a) Beban ditengah-tengah. Pada tabel 1 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = 800 N dan defleksi (ΔY) = 0,17 mm. Maka dapatlah dihitung: 1) Menghitung beban yang diterima tumpuan RA=RB=



¿



F 2 800 2



= 400 N 2) Menghitung momen inersia π



Ix-x = IY-Y = 64 x d4 = 20.421 mm4



3) Menghitung momen tahanan Wy-y = Wy-y =



π xd3 32



= 1.608 mm3 4) Menghitung modulos elastisitas E=



3



FXL 48 X ∆ Y X I



= 42507,98



N mm2



Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data Yang lainnya dapat dipilih pada tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban ditengah. GAYA(F ARAH



)



DEFLEKSI



Modulus



ARAH



GAYA(F)



DEFLEKSI



Modulus



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



Elastisitas(E)



GAYA



(N)



(ΔY)(mm)



Elastisitas(E)



 



 



 



(N/mm²)



 



 



 



(N/mm²)



N



200



0,05



63762



T



2400



0,69



57100



A



400



0,12



53135



U



2200



0,67



53952,4



I



600



0,24



39851,2



R



2000



0,65



51420,94



K



800



0,30



42507,98



U



1800



0,62



49470,50



 



1000



0,34



46883,80



N



1600



0,58



47231,09







Grafik



Gambar 14. Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi (ΔY) b) Beban tidak ditengah. Pada tabel 2 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat,dimana jarak tumpuan a = 100 mm,b = 150mm,beban naik (F) = 800 N dan defeksi (ΔY) = 0,17 mm. Maka dapatlah dihitung : 1) Menghitung beban yang diterima tumpuan RA =



F xb L



= 480 N RB =



f xa L



=320 N 2) Menghitung momen inersia Ix-x = Iy-y =



π x d4 64



= 20.421,35 mm4 3) Menghitung momen tahanan Wx-x = Wy-y =



π 3 xd 32



= 1.607,98 mm3 4) Menghitung modulus elastisitas



2



F x a xb² E= 3 x ΔY x L x I



= 70.231,28



N mm ²



Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data lainnya dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut : Tabel 10. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban tidak ditengah. GAYA(F GAYA



)



DEFLEKSI



Modulus



ARAH



GAYA(F)



DEFLEKSI



Modulus



(N)



(ΔY) (mm)



Elastisitas(E)



GAYA



(N)



(ΔY)(mm)



Elastisitas(E)



(N/mm²) 200



0,04



(N/mm²)



74.620,74



2400



0,49



40702,22



74.620.740,0 400



0,08



9



T



2200



0,46



40040,38



N



600



0,12



74.620,74



U



2000



0,44



39797,72



A



800



0,17



70.231,28



R



1800



0,40



38932,56



I



1000



0,21



71.067,37



U



1600



0,38



37902,59



K



1200



0,25



71.635,91



N



1400



0,34



37988,74



1400



0,29



64.367,81



1200



0,29



37310,37



1600



0,32



74.620,74



1000



0,25



36400,36







Grafik



Gambar 15. Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi (ΔY) II. Pengolahan Bahan Kuningan dengan penampang bulat a) Beban ditengah-tengah. Pada tabel 3 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = 800 N dan defleksi (ΔY) = 0,17 mm. Maka dapatlah dihitung: 1). Menghitung beban yang diterima tumpuan F



RA=RB = 2



= 400 N 2). Menghitung momen inersia Ix-x = IY-Y =



π x d4 64



= 20.421 mm4 3). Menghitung momen tahanan



Wy-y = Wy-y =



π xd3 32



= 1.608 mm3 4). Menghitung modulos elastisitas E=



3



FXL 48 X ∆ Y X I



= 42507,98



N mm2



Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data Yang lainnya dapat dipilih pada tabel 11 sebagai berikut: Tabel 11. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban ditengah.



ARAH



GAYA(F



DEFLEKS



)



I



DEFLEKS Modulus



ARAH



GAYA(F)



I



Elastisitas(E



Modulus Elastisitas(E



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



)



GAYA



(N)



(ΔY)(mm)



)



 



 



 



(N/mm²)



 



 



 



(N/mm²)



N



200



0,05



63762



T



2400



0,69



57100



A



400



0,12



53135



U



2200



0,67



53952,4



I



600



0,24



39851,2



R



2000



0,65



51420,94



K



800



0,30



42507,98



U



1800



0,62



49470,50



 



1000



0,34



46883,80



N



1600



0,58



47231,09







Grafik



Gambar 16. Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi (ΔY) b. Beban tidak ditengah. Pada tabel 4 data pengujian lengkung beban tidak ditengah pada penampang bulat,dimana jarak tumpuan a = 100 mm,b = 150mm,beban naik (F) = 800 N dan defeksi (ΔY) = 0,17 mm. Maka dapatlah dihitung : 1) Menghitung beban yang diterima tumpuan RA =



F xb L



= 480 N RB =



f xa L



= 320 N 2) Menghitung momen inersia Ix-x = Iy-y =



π 4 xd 64



= 20.101,65 mm4 3) Menghitung momen tahanan Wx-x = Wy-y =



π 3 xd 32



= 1.589,06 mm3 4) Menghitung modulus elastisitas E=



2



F x a xb² 3 x ΔY x L x I



= 70.231,28



N mm ²



Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data lainnya dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut : Tabel 12. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban tidak ditengah. GAYA(F )



DEFLEKSI



Modulus



ARAH



GAYA(F)



DEFLEKSI



Modulus



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



Elastisitas(E)



GAYA



(N)



(ΔY)(mm)



Elastisitas(E)



 



 



 



(N/mm²)



 



 



 



(N/mm²)



 



200



0,04



74.620,74



 



2400



0,49



40702,22



74.620.740,0  



400



0,08



9



T



2200



0,46



40040,38



N



600



0,12



74.620,74



U



2000



0,44



39797,72



A



800



0,17



70.231,28



R



1800



0,40



38932,56



I



1000



0,21



71.067,37



U



1600



0,38



37902,59



K



1200



0,25



71.635,91



N



1400



0,34



37988,74



 



1400



0,29



64.367,81



 



1200



0,29



37310,37



 



1600



0,32



74.620,74



 



1000



0,25



36400,36







Grafik



Gambar 17. Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi (ΔY) III. Pengolahan Bahan Baja dengan Penampang Persegi empat. a) Beban ditengah-tengah. Pada tabel 5 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = 800 N dan defleksi (ΔY) =0,17 mm. Maka dapatlah dihitung: 1) Menghitung beban yang diterima tumpuan F



RA=RB= 2



= 400 N 2) Menghitung momen inersia Ix-x = IY-Y =



π x d4 64



= 20.421 mm4 3) Menghitung momen tahanan



Wy-y = Wy-y =



π xd3 32



= 1.608 mm3 4) Menghitung modulos elastisitas



E=



F X L3 48 X ∆ Y X I



= 42507,98



N 2 mm



Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data Yang lainnya dapat dipilih pada tabel 13 sebagai berikut: Tabel 13. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban ditengah. GAYA(F ARAH



)



DEFLEKSI



Modulus



ARAH



GAYA(F)



DEFLEKSI



Modulus



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



Elastisitas(E)



GAYA



(N)



(ΔY)(mm)



Elastisitas(E)



 



 



 



(N/mm²)



 



 



 



(N/mm²)



N



200



0,05



63762



T



2400



0,69



57100



A



400



0,12



53135



U



2200



0,67



53952,4



I



600



0,24



39851,2



R



2000



0,65



51420,94



K



800



0,30



42507,98



U



1800



0,62



49470,50



 



1000



0,34



46883,80



N



1600



0,58



47231,09







Grafik



Gambar 18. Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi(ΔY)



b) Beban tidak ditengah. Pada tabel 2 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat,dimana jarak tumpuan a = 100 mm,b = 150mm,beban naik (F) = 800 N dan defeksi (ΔY) = 0,17 mm. Maka dapatlah dihitung : 1) Menghitung beban yang diterima tumpuan RA =



F xb L



= 480 N RB =



f xa L



= 320 N 2) Menghitung momen inersia Ix-x = Iy-y =



π 4 xd 64



= 20.421,35 mm4 3) Menghitung momen tahanan Wx-x = Wy-y =



π 3 xd 32



= 1.607,98 mm3 4) Menghitung modulus elastisitas E=



2



F x a xb² 3 x ΔY x L x I N mm ²



=70.231,28



Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data lainnya dapat dilihat pada tabel 14 sebagai berikut : Tabel 14. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban tidak ditengah. GAYA(F)



DEFLEKSI



Modulus



ARAH



GAYA(F)



DEFLEKSI



Modulus



(N)



(ΔY) (mm)



Elastisitas(E)



GAYA



(N)



(ΔY)(mm)



Elastisitas(E)



GAYA



(N/mm²) 200



0,04



74.620,74



400



0,08



74.620.740,09



N



600



0,12



A



800



I K



(N/mm²) 2400



0,49



40702,22



T



2200



0,46



40040,38



74.620,74



U



2000



0,44



39797,72



0,17



70.231,28



R



1800



0,40



38932,56



1000



0,21



71.067,37



U



1600



0,38



37902,59



1200



0,25



71.635,91



N



1400



0,34



37988,74



1400



0,29



64.367,81



1200



0,29



37310,37



IV. Pengolahan Bahan kuningan dengan Penampang persegi empat. a) Beban ditengah-tengah. Pada table 7 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = 800 N dan defleksi (ΔY) = 0,17 mm. Maka dapatlah dihitung: 1) Menghitung beban yang diterima tumpuan RA=RB=



F 2



= 400 N 2) Menghitung momen inersia Ix-x = IY-Y =



π x d4 64



= 20.421 mm4 3) Menghitung momen tahanan Wy-y = Wy-y =



π xd3 32



= 1.608 mm3 4) Menghitung modulos elastisitas E=



3



FXL 48 X ∆ Y X I N mm2



= 42507,98



Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data Yang lainnya dapat dipilih pada tabel 15 sebagai berikut: Tabel 15. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban ditengah. GAYA(F ARAH



)



DEFLEKSI



Modulus



ARAH



GAYA(F)



DEFLEKSI



Modulus



GAYA



(N)



(ΔY) (mm)



Elastisitas(E)



GAYA



(N)



(ΔY)(mm)



Elastisitas(E)



(N/mm²)



(N/mm²)



N



200



0,05



63762



T



2400



0,69



57100



A



400



0,12



53135



U



2200



0,67



53952,4



I



600



0,24



39851,2



R



2000



0,65



51420,94



K



800



0,30



42507,98



U



1800



0,62



49470,50



1000



0,34



46883,80



N



1600



0,58



47231,09







Grafik



Gambar 19. Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi(ΔY) b) Beban tidak ditengah. Pada tabel 2 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat,dimana jarak tumpuan a = 100 mm,b = 150mm,beban naik (F) = 800 N dan defeksi (ΔY) = 0,17 mm. Maka dapatlah dihitung : 1) Menghitung beban yang diterima tumpuan RA =



F xb L



= 480 N



RB =



f xa L



= 320 N 2) Menghitung momen inersia Ix-x = Iy-y =



π x d4 64



= 20.421,35 mm4 3) Menghitung momen tahanan Wx-x = Wy-y =



π 3 xd 32



= 1.607,98 mm3 4) Menghitung modulus elastisitas E=



2



F x a xb² 3 x ΔY x L x I



= 70.231,28



N mm ²



Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data lainnya dapat dilihat pada tabel 16 sebagai berikut : Tabel 16. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban tidak ditengah. GAYA(F GAYA



)



DEFLEKSI



Modulus



ARAH



GAYA(F)



DEFLEKSI



Modulus



(N)



(ΔY) (mm)



Elastisitas(E)



GAYA



(N)



(ΔY)(mm)



Elastisitas(E)



(N/mm²) 200



0,04



(N/mm²)



74.620,74



2400



0,49



40702,22



74.620.740,0 400



0,08



9



T



2200



0,46



40040,38



N



600



0,12



74.620,74



U



2000



0,44



39797,72



A



800



0,17



70.231,28



R



1800



0,40



38932,56



I



1000



0,21



71.067,37



U



1600



0,38



37902,59



K



1200



0,25



71.635,91



N



1400



0,34



37988,74



1400



0,29



64.367,81



1200



0,29



37310,37



1600



0,32



74.620,74



1000



0,25



36400,36







Grafik



Gambar 20 Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi(ΔY)